5. 1
Yusuf Jabung 01.59 No comments
PERCOBAAN 1: TITIK LEBUR ES
Sebagaimana pada diagram /grafik proses mencairnya es -25 °C menjadi air, terdapat proses di mana suhu es tidak mengalami kenaikan
walaupun pemanasan masih berlangsung. Pada garis 0°C ↔0°C terjadi proses peleburan dengan energi laten (tersembunyi).
Tujuan
1. menguji bahwa titik lebur es adalah 0°C
2. menguji bahwa titik didih air adalah 100°C
Alat dan bahan
1. Es batu 1 kg 2-3 buah.
2. Thermometer 2 buah.
3. Bejana kaca 2 buah.
4. Pengaduk/sendok kecil 2 buah.
5. Bunsen/lampu spiritus 2 buah.
6. Kasa 2 buah.
7. Tripot 2 buah.
8. Static 2 buah.
Tahapan Kegiatan
Perhatikan rangkaian gambar dan petunjuk kegiatan di bawah ini:
1. Isilah bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan.
2. Panaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan aduklah pelan-pelan secara terus menerus sampai mencapai suhu 100°C.
3. Perhatikan perubahan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan juga perubahan suhu yang tertera pada termometer.
4. Catat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada kertas kerja.
Hasil pengamatan:
1. Suhu es sebelum dipanaskan adalah -7
2. Kenaikan suhu es
Tabel 5.1
Data kenaikan suhu es
No 2 menit ke 1 Kenaikan suhu Suhu pada Keterangan
termometer
1 1 o o Es melebur (dari padat ke cair)
0 C 0 C
2 2 o o Proses pencairan kemudian mulai
33 C 40 C
memanas
3 3 43 O C 83 O C Suhu air meningkat, keluar gelombang
air
4 4 o o Timbul suara air mendidih
14 C 97 C
5 5 o o Titik didih air maksimum
3 C 100 C
. Pembahasan
Kami mengisi bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan kemudian bejana tersebut dipanaskan dengan nyala api dari
Bunsen. Setelah itu diamati setiap perubahan suhu pada bongkahan es dalam bejana kaca tersebut tiap 2 menit sekali. Dan hasil pengamatan
tertuang pada tabel 5.1.
Kesimpulan
a. Titik lebur es pada suhu 0o C
o
b. Titik didih air maksimum 100 o C, namun kadang sebelum 100 C sudah mendidih.Hal ini karena pengaruh suhu udara lingkungan. Bila
semalin tinggi/panas cuacanya maka akan lebib cepat mendidih.
Jawaban Pertanyaan
1. Memang benar perubahan wujud es menjadi cair disebabkan karena pemanasan. Hal ini terjadi es menyerap panas maka suhunya naik hingga
terjadi proses peleburan dari padat ke cair.
2. Pada saat thermometer menunjukkan skala 0 o C, pemanasan masih terus berlangsung, pada saat inilah terjadi proses peleburan dengan energi
laten (tersembunyi)
o
3. Bongkahan es dan air suhunya tetap 0 C walau terjadi pemanasan terus menerus. Hal ini terjadi karena masih ada bongkahan es yang belum
mencair.
o
4. Suhu air dapat berubah mencapai suhu 100 C terjadi pada 2 menit ke -11 atau 8 menit setelah pemanasan.
Laporan Praktikum IPA Modul 5. 2
COBAAN 2: PERUBAHAN WUJUD PADAT MENJADI GAS DAN SEBALIKNYA
Benda (zat) wujud padat bisa langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu. Sebaliknya, gas
(uap) dapat Iangsung didinginkan menjadi padat tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu.
Tujuan:
1. menguji bahwa benda padat dapat Iangsung menjadi gas;
2. menguji bahwa benda gas dapat Iangsung menjadi cair.
Alat dan Bahan
1. Yodium kristal secukupnya.
2. Kapur barus secukupnya.
3. Parafin secukupnya.
4. Tabung reaksi 3 buah.
5. Penjepit tabung 3 buah.
6. Bunsen/lampu spiritus 2 buah.
Tahapan Kegiatan
Rangkailah alat dan bahan yang telah disediakan seperti tampak pada gambar di bawah ini.
1. Masukkan beberapa butir salah sate kristal ke dalam sebuah tabung reaksi.
2. Panasi tabung reaksi tersebut dengan Bunsen atau lampu spiritus.
3. Amati apa yang terjadi dengan kristal yang ada di dasar tabung.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.
Hasil pengamatan
Tabel 5.2
No Kristal Mencair dulu Ya Langsung menguap Ya Keterangan
atau tidak atau tidak
1. Yodium Tidak Tidak Menguap – mencair
2. Kapur barus Ya Tidak Mencair – menguap
3. Parafin Tidak Ya Mengkristal - menguap
Pembahasan
Bahan – bahan berupa kristal seperti yodium, kapur barus, paraffin di masukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda – beda. Lalu msing –
masing tabung reaksi dipanaskan diatas Bunsen. Hasilnya ditulis pada tabel 5.2.
Kesimpulan
· Yodium, kapur barus, dan paraffin termasuk benda padat.
· Yodium bila dipanasi akan mengkristal lalu menguap.
· Kapur barus bila dipanasi akan mencair dulu baru kemudian menguap.
· Parafin jika dipanasi akan mengkristal timbul bau menyengat lalu menguap.
· Benda dapat langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa melalui proses mencair dulu.
Jawaban Pertanyaan
1. Jika uap atau gas tersebut didinginkan maka akan membeku.
2. Salju yang ada di atmosfer wujudnya tetap salju (kumpulan gas atau awan yang mencapai titik jenuh dan mengkristal.Bila turun ke bumi akan
berupa butiran – butiran es / bunga salju).
Laporan Praktikum IPA Modul 5. 3
PERCOBAAN 3: PERUBAHAN WUJUD CAIR MENJADI GAS
Benda cair akan menjadi gas bila dipanaskan sampai mencapai lebih dam titik didih. Sebaliknya, gas akan menjadi cair apabila didinginkan.
Untuk memahami perubahan wujud cair menjadi gas dan sebaliknya daps dilakukan percobaan penguapan dan pendinginan.
Tujuan
1. Menguji perubahan zat cair menjadi wujud gas.
2. Menguji perubahan zat gas menjadi wujud cair.
Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi 2 buah.
2. Gabus penutup 2 buah.
3. Pipa plastik kecil (1/2 inci) 1 meter.
4. Termometer 1 buah.
5. Bunsen/lampu spiritus 1 buah.
6. Bejana 1 buah.
7. Ketel uap 1 buah.
8. Tripot 1 buah.
Tahapan Kegiatan
1. Ambil air secukupnya ke dalam ketel uap atau teko, kemudian tutup rapat dengan gabus yang telah dilengkapi pipa plastik dan termometer.
2. Hubungkan pipa plastik dengan tabung reaksi sebagai penampung uap air.
3. Masukkan tabung reaksi ke dalam bejana yang telah diisi dengan air dingin.
4. Panasi air dalam ketel uap sampai mendidih.
5. Amati pergerakan uap air melalui pipa yang mengalir ke tabung reaksi.
6. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini.
Pembahasan
Bahan dan alat distel sedemikian rupa, lalu air dingin dimasukkan dalam ketel, ditutup rapat dengan gabus yang telah diberi lubang
pipa plastic kemudian diberi plastisin agar tidak ada udara yang masuk dalam ketel. Pipa plastic dihubungkan ke tabung reaksi dalam bejana kaca
yang berisi air dingin. Nyalakan Bunsen untuk memanaskan ketel kemudian diamati pergerakan uap air melalui pipa plastic yang mengalir
ketabung reaksi serta perubahan suhunya dicatat seperti pada hasil pengamatan diatas.
Kesimpulan
Benda cir yang dipanaskan akan berubah menjadi gas sampai lebih dari titik didih. Dan benda akan berubah menjadi cair jika didinginkan.
Jawaban Pertanyaan
1. Pada suhu lebih kurang 90 ketel mulai mengeluarkan uap air.
2. Uap / gas yang mengalir melalui pipa dan masuk ke tabung reaksi berubah menjadi air karena terjadi perubahan
suhu. Suhu diketel lebih panas disbanding suhu pipa plastik (terjadi proses pengembunan ).
Laporan Praktikum IPA Modul 5. Konduksi
PERCOBAAN I: KONDUKSI
Sepotong besi dipanaskan pada salah satu ujungnya, dan ujung yang lainnya kita pegang. Tidak lama kemudian tangan akan merasakan
panas. Hal ini disebabkan kalor atau panas dari api berpindah dari ujung besi yang dipanasi ke ujung besi yang dipegang. Pada perpindahan kalor
ini tidak ada bagian besi yang ikut berpindah.
Tujuan
1. Membuktikan bahwa kalor/panas dapat berpindah melalui cara konduksi.
2. Mengetahui beberapa bahan sebagai konduktor panas yang baik.
Alat dan Bahan .;
1. Tripot 1 buah.
2. Bunsen/lampu spiritus 1 buah.
3. Cakram konduksi 1 buah.
4. Lilin warna/malam secukupnya.
Tahapan Kegiatan
1. Ambil empat bagian Jilin /malam dan letakkan masing-masing di ujuag logam pada cakram konduksi.
2. Letakkan cakram konduksi di atas tripot.
3. Panasi cakram konduksi tepat di antara sambungan keempat logam.
4. Perhatikan susunan alat dan bahan pada Gambar 5.9.
Hasil Pengamatan
Tabel 5.3
Pengamatan terhadap lilin
No Jenis bahan Lilin mencair pertama Lilin mencair kedua Lilin mencair ketiga Lilin mencair keempat
1 Besi √
2 Tembaga √
3 Kuningan √
4 Aluminium √
Pembahasan
Dari hasil percobaan, teryata tembaga lebih cepat menghantarkan panas, sehingga lilin cepat meleleh. Disusul kemudian kuningan,
aluminium dan terakhir besi.Lilin mudah meleleh karena terkena panas yang dihantarkan oleh logam – logam tersebut. Peristiwa ini disebut
konduksi yaitu perpindahan panas melalui zat perantara (konduktor)
Jawaban pertanyaan
1. Dari keempat bahan logam (konduktor) yang paling baik menghantarkan panas adalah tembaga, sebab tembaga yang paling cepat
melelehkan lilin tersebut, dan sifat tembaga yang mudah terurai bila dipanaskan.
2. Antara tembaga dan kayu yang paling baik sebagai konduktor adalah tembaga, sebab tembaga lebih cepat terurai bila dipanaskan
sehingga lebih cepat pula menghantarkanpanas, sedangkan kayu sangat lambat terurainya dan lebih bersifat isolator daripada konduktor.
3. Logam-logam dalam percobaan ini dapat menghantarkan panas karena sifatnya yabg mudah terurai bila terkena panas dan
menyerap panas yang mengenainya, sehingga logam lebih mudah menghantarkan kalor/panas.
Laporan Praktikum IPA Modul 5. Konveksi
PERCOBAAN 2: KONVEKSI
Kalor atau panas dapat berpindah melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel zat tersebut. Perpindahan kalor atau panas yang
demikian ini dinamakan konveksi. Konveksi ini terjadi karena pemanasan yang mengakibatkan perbedaan massa jenis antara bagian zat yang
panas dan bagian zat yang dingin.
Tujuan
1. Menguji bahwa udara dapat mengalirkan panas.
2. Menguji peristiwa aliran panas dalam zat cair.
Alat dan bahan Jumlah
1. Kotak konveksi 1 buah.
2. Lilin 2 buah.
3. Kertas karton 2 lembar.
Tahapan Kegiatan
1. Siapkan sebuah kotak karton persegi panjang dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 6 cm, tinggi 15 cm.
2. Buatlah cerobong dari karton dengan diameter 3 cm 2 buah.
3. Usahakan salah satu sisi kotak dibuat dari kaca atau plastik tebal.
4. Perhatikan bentuk kotak konduksi di bawah ini.
5. Buatlah asap dari kertas atau kayu yang dibakar kemudian dimatikan sehingga ke luar asap.
6. Dekatkan asap tersebut pada lubang tabung 1.
7. Perhatikan gambar di bawah ini.
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Saat lilin belum dinyalakan yang terjadi adalah asap masuk ke kotak konveksi tetapi tidak mengalir ke cerobomg 2, bahkan
memgalir balik keluar lewat cerobong 1.
2. Saat lilin dinyalakan maka asap keluar mengalir melalui cerobong 2. Hal ini terjadi karena nyala lilin menyebbkan suhu didalam
kotak konveksi panas sehingga tekanan udara meningkat yang mendorong asap mengalir melalui cerobong 2.
Kesimpulan
Konveksi adalah perpindahan panas tanpa melalui zat perantara namun hanya karena perbedaan massa jenis antara zat yang panas dan
zat yang dingin yang diikuti perpindahan molekul/partikel zat tersebut.
Jawaban Pertanyaan
1. Pada cerobong pabrik dan cerobong tungku, terjadi peristiwa konveksi karena proses pembakaran yang terjadi didalam ruangan
menyebabkan udara bertekanan tinggi sehingga mendorong asap keluar melalui cerobong. Hal ini prosesnya sama seperti percobaan yang yang
telah dilakukan yakni ketika asap dimasukkan melalui cerobong 1, kemudian suhu dalam kotak konveksi menjadi panas karena nyala lilin
sehingga udaranya bertekanan tinggi, maka akan mendorong /mengalirkan asap keluar melalui cerobong 2.
2. Fungsi lilin dalam kotak konveksi adalah sebagai sumber kalor/panas yang berguna untuk meningkatkan suhu udara sehingga udara
nenjadi bertekanan tinggi yang mampu mendorong keluar udara yang bertekanan rendah.
Laporan Praktikum IPA Modul 5. Konveksi dalam Air
PERCOBAAN 3: KONVEKSI DALAM AIR
Peristiwa koneksi dapat ditunjukkan juga pada kegiatan arus konveksi dalam air. Pemanasan air dalam bejana yang telah dicampur dengan serbuk
gergaji akan menunjukkan bagaimana pergerakan konveksi dalam air terjadi.
Tujuan
Membuktikan bahwa konveksi dapat terjadi di dalam zat cair (air).
Alat dan Bahan
1. Bejana kaca 1 buah.
2. Serbuk gergaji secukupnya.
Alat dan Bahan
1. Tripot 1 buah.
2. Busen/lampu spiritus 1 buah.
3. Kasa 1 buah.
Tahapan Kegiatan
1. Isilah bejana dengan air sampai hampir penuh.
2. Campurkan sedikit serbuk gergaji ke dalam bejana air dan aduklah sampai merata.
3. Panaskan bejana dan selanjutnya amati serbuk gergaji yang ada dalam air.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.
Hasil Pangamatan dan Pembahasan
Bejana kaca diisi air sampai hamper penuh, kemudian dicampur dangan sedikit serbuk gergaji, diaduk sampai merata. Bejana
dipanaskan dan diamati pergerakan serbuk gergajinya:
1. Saat bejana belum panas serbuk gergaji yang ada didasar ada pula yang berada dipermukaan air.
2. saat bejana mulai memnas hingga air didalamnya mendidih, serbuk-serbuk gergaji tersebut bergerak berputar-putar mengitari
aliran air, yang semula berada diatas berputar kebawah, begitupun sebaliknya secara acak.
Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada air yang mendidih terjadi peristiwa konveksi yaitu perpindahan panas karena
perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panas bagian zat yang dingin. Hal ini diperlihatkan oleh serbuk gergaji dari bawah keatas begitupun
sebaliknya mengikuti aliran air secara acak.
Jawaban Pertanyaan
1. Tak lama setelah bejana dipanasi dan air menjadi panas maka serbuk-serbuk gergaji didalamnya akan bergerak naik turun
mengikuti aliran air yaitu dari bawah ke atas berputar terus.
2. Serbuk gergaji bergerak karena pengaruh perubahan suhu dan massa jenis.Dapat digunakan hubungan antara volume, massa, massa
jenis dan suhu, yaitu:
Φ = hxAx t
t
Keterangan :
h = Koefisien konveksi
t = Perbedaan suhu
Φ = Massa
Laporan Praktikum IPA Modul 5. Radiasi
PERCOBAAN 4: RADIASI
Sebagaimana ringkasan teori di atas radiasi panas terjadi sama sekal tidak memerlukan zat perantara. Radiasi dapat terjadi dalam gas
maupua ruang hampa udara. Bila radiasi datang pada suatu benda, maka benda akan meneruskan, memantulkan, atau menyerap kalor/panas yang
mengenainya.
Tujuan
Membuktikan bahwa pancaran radiasi terjadi tanpa memerlukan perantara dengan melakukan percobaan termoskop.
Alat dan Bahan Jumlah
1. Bola lampu pijar yang sudah mati 2 buah.
2. Papan triplek ukuran (15 x 30) cm 1 buah.
3. Skala dari penggaris 30 cm atau kertas skala 1 buah.
4. Cat warna hitam dan cat putih secukupnya.
5. Selang plastik kecil diameter ± 1/2 cm 20-25 cm.
6. Zat pewarna merah/biru secukupnya.
7. Statis/dudukan 1 buah.
Tahapan Kerja
1. Catlah dua buah bola lampu dengan warna hitam dan putih. Namun terlebih dulu lubangi bagian bawah lampu untuk memasukkan sekat plastik.
2. Masukkan cairan berwarna ke dalam selang plastik sedemikian rupa.
3. Susunlah pada papan triplek untuk membuat sebuah termoskop.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.
Catatan
Pemberian beban pada kawat jangan sampai merubah panjang. Artinya beban hanya berfungsi sebagi pelurus Baja. Namun kalau ada karet dapat
digunakan sebagai pengganti beban dengan cara mengikatkan salah sate ujung kawat. Sehingga pada saat kawat dibakar karet akan menarik ke
bawah dan pertambahan panjang dapat diukur dari batas.
Panjang mula-mula kawat sebelum dipanasi diberi lambang/notasi dan pertambahan panjang saat dibakar/dipanasi adalah ∆L dengan
memasukkan suatu tetapan α, maka hubungan pertambahan panjang ∆L adalah:
∆L = α L0 AT
∆T = pertambahan suhu dalam °C
Tabel 5.4
Pengamatan Pertambahan Panjang
No. Jenis Logam Pertambahan Panjang Keterangan
1. Tembaga 0,2 cm Beban 100 gram
2. Nikelin 0,4 cm Beban 100 gram
3. Kawat 0,1 cm Beban 100 gram
Ø Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan, dapat disimpulkan bahwa makin elastis jenis logam, makin panjang pertambahannya ( pemuaiannya )
adalah nikelin.
Ø Jawaban Pertanyaan
1.
Dari logam-logam tersebut yang mengalami pertambahan panjang paling besar adalah nikelin, karena nikelin terbuat dari bahan
yang paling elastis diantaranya tembaga dan kawat.
2.
Kawat nikelin mengalami pertambahan panjang lebih besar dibanding tembaga karena bahan nikelin lebih elastis daripada tembaga
sehingga lebih cepat memuai.