Anda di halaman 1dari 8

TELEGRAM CHANNEL : @INFOSAHAM

PSIKOLOGI TRADING DAN TIPS

Untuk temen-temen yang sudah lama (tahunan) trading pasti pernah mengalami IHSG merosot tajam seiring
dengan harga-harga saham yang merosot cukup tajam.

Begitu juga ketika IHSG masih melaju hingga menuju titik tertinggi. Dan tidak ada seorang pun yang
percaya bahwa harga saham / market berpotensi turun dalam. Mengapa? Karena waktu itu terjadi suatu
euphoria / rasa percaya diri yang sangat luar biasa dari para traders. Ketika secara teknikal IHSG sudah
menyentuh level tertinggi, harus sudah waspada. Mengapa demikian? Sederhana saja, area tertinggi
sepanjang masa (all time high) adalah atap/ resisten yang cukup kuat. Ibarat bola yang sentuh atap maka
potensi mantul ke bawah, demikian pula harga saham yang sentuh angka resisten, berpotensi turun. Memang
ada kemungkinan terjadi break out/ jebol atap resisten, namun ketika dekat resisten sebaiknya waspada.

Ketika IHSG naik ke level tertinggi mungkin butuh waktu 6 bulan. Namun hanya butuh sebulan untuk
menghapus kenaikan selama 6 bulan tersebut. Hal itu merupakan peristiwa buruk bagi trader yang tidak siap
dan terjebak dalam euphoria.

Ketika harga saham turun tajam, banyak trader yang portofolio nya rugi dalam, apakah harus cut loss saat itu
dengan kerugian belasan atau puluhan persen? (Cut loss itu artinya menjual saham dalam posisi rugi untuk
menghentikan / membatasi kerugian). Ketika harga sudah menyentuh bottom secara tehnikal, tidak
disarankan untuk cut loss, namun tunggu terjadi teknikal rebound. Teknikal rebound yang dimaksud bisa
berupa Dead Cat Bounce atau bisa juga pola pembalikan arah.

Apa yang seharusnya dilakukan oleh para nyangkuters? Setelah terjadi tehnikal rebound, harga kembali naik
untuk melanjutkan penurunannya, sebaiknya mulai kurangi posisi saham nyangkut yang kita miliki, karena
kita masih diberi kesempatan kedua! Setelah kita mengurangi posisi saham-saham nyangkut dengan harga
yang lebih baik, silakan mulai berpikir untuk memilih saham-saham lain yang lebih bagus secara tehnikal/
fundamental yang berpotensi naik cepat dan bisa memberikan profit besar.

Kenapa saham2 anda jadi nyangkut kembali? Ketika harga naik, maka rasa percaya diri si trader mulai
tumbuh. Ketika itu, ia merasa bahwa ia bisa menjual sahamnya lebih mahal lagi, baik nyangkut/tidak. Apa
yang terjadi kemudian? Banyak orang yang tadinya putus asa karena sahamnya nyangkut, kini menjadi
mulai pede, dan tidak mau menjual saham nyangkutnya yang notabene mulai balik modal atau untung,
sampai akhirnya sahamnya tiba-tiba turun kembali. Trader seringkali dipermainkan oleh emosi dan
mengambil keputusan berdasar emosi. Waspadalah!

Supaya tidak mudah terpengaruh oleh emosi, inilah tipsnya :

Buatlah trading plan Kita sendiri! Buat trading plan sendiri, bukan trading plan orang lain.Tutup mata deh
kalo ada yang pamer profit (tapi ga pernah cerita ruginya). Nah supaya bisa buat trading plan sendiri, harus
bisa analisa sendiri. Paling tidak bisa analisa grafik sendiri. Analisa grafik / teknikal, dan fundamental itu
mudah, asalkan ada kemauan untuk belajar. Dengan bisa menganalisa sendiri, Kita tidak akan galau lagi
dengan apa kata orang/ trading plan orang. Kalaupun harus cut loss, Kita akan cut loss dengan lebih tenang,
tidak galau karena Kita tahu mengapa harus melakukannya.

Market tidak selamanya naik, jadi, waspada ketika naik, manfaatkan untuk profit taking, jangan greedy.
Selagi market naik, siapkan untuk berjualan dan menyiapkan dana kembali untuk persiapan jika terjadi
koreksi.

Begitu juga, market tidak selamanya turun. Ketika turun, manfaatkan untuk beli saham-saham terdiskon/buy
on weakness, jangan panik. Kalau kita sudah mempersiapkan dari awal, kita akan lebih tenang dan trading
lebih berkualitas. Maka, slogan “Be greedy when others are fearful, and be fearful when others greedy”
(Menjadi rakus ketika orang lain takut, dan menjadi takut ketika orang lain rakus) tidak hanya slogan.

Harus mau belajar, berlatih, action dan berdoa supaya keajaiban terjadi, yaitu keajaiban menjadi orang
sukses trading !

TELEGRAM : @INFOSAHAM
http://tlgrm.me/infosaham

------

PSIKOLOGI TRADING

By : Gallery Saham

Di market itu ada dua tipe kebohongan. Orang yang (secara sadar ataupun tidak sadar) membohongi orang
lain dan yang membohongi diri sendiri.

Membohongi orang lain itu mudah ditemukan. Bilang saham A akan naik ke harga sekian, tahu – tahunya
turun. Bilang saham B akan turun dalam, malahan naik. Bilang saham C sedang dikumpulin bandar, tahu –
tahunya hilang likuiditas nya dan turun terus. Biasanya penyampaian hal di atas tidak dibarengi oleh teori.
Pernahkah anda mendapati informasi seperti ini? Sering bukan?

Jadi, darimana kita bisa mencari kejujuran di pasar? Jawabannya ada di harga. Sebagus apapun berita tetapi
jika harganya turun, maka saham tersebut jelek. Sejelek apapun berita tetapi harga sahamnya naik, maka
saham itu bagus. Membingungkan? Jadi apa yang salah? Yang salah adalah kita mendengarkan pembohong
tersebut:)

Sangatlah penting bagi kita semua untuk mendalami konsep – konsep pergerakan harga di pasar. Jangan
hanya sekedar trading karena punya uang dan ingin untung cepat. Sudah banyak korbannya!
Nah, tipe yang kedua adalah orang yang membohongi diri sendiri. Apa maksudnya?

Ini beberapa ciri-nya:

1. Hold saham yang turun (jelek) padahal ketika beli rencana untuk short term trading (mencari untung).

2. Jual saham yang naik (bagus) padahal ketika beli rencana untuk long term (Mencari untung yang
konsisten)

3. Saham turun (jelek) tidak mau dijual karena berharap suatu saat akan naik

4. Saham turun (jelek) tidak mau dijual karena yakin fundamentalnya masih sangat bagus.

5. Saham turun (jelek) belumlah rugi kalau tidak dijual

6. Mencari berita / fakta sebagai pembenaran terhadap saham turun (jelek) yang dimiliki

Dari 6 poin di atas, bisa disimpulkan satu hal yakni: Kita cenderung terlalu cepat menjual saham yang naik
dan tidak rela menjual saham yang turun. Ketika posisi yang diambil adalah salah, kita cenderung akan
mencari informasi yang pada akhirnya memberikan pembenaran atas posisi yang salah tersebut. Bukankah
ini membohongi dan membodohi diri sendiri?

Pernah anda mengalami ini?

Setelah menjual seluruh saham dalam portfolio, kita mencari – cari informasi negatif yang mendukung
bahwa pasar akan bergerak turun (biar bisa buyback di harga murah)Ketika portfolio penuh, kita cenderung
mencari berita yang positif untuk mendukung pemikiran bahwa semua akan bergerak sesuai harapan.

Jadi, berita yang kita cari pada umumnya yang (ingin) kita sukai bukan? Ini adalah sifat natural manusia dan
dimanfaatkan oleh segelintir pihak untuk mengambil keuntungan.

Jadi, bagaimana cara mengantisipasi kebiasaan – kebiasaan di atas? Dengan mempelajari analisa teknikal.
Analisa Fundamental bermanfaat untuk mencari perusahaan bagus. Analisa teknikal digunakan untuk
TIMING. Dengan timing yang lebih baik, anda akan dapat bertindak dengan lebih akurat dan tentunya
sangat objektif. Analisa teknikal membantu anda untuk tahu kapan anda harus membeli, menambah saham,
take profit, cutloss, dan sebagainya. Dengan memiliki objektivitas, maka kita bisa menyingkirkan aspek
psikologis kita yang relatif mudah dipengaruhi oleh dinamika pasar.

Pada umumnya trader itu rugi karena tidak mampu mengendalikan psikologisnya (perasaan, opini,
keyakinan, keras kepala, dll). Dengan analisa teknikal dan percaya kepada pola pergerakan harga, kita bisa
menyampingkan faktor negatif dari pikiran kita dan memaksimalkan Timing dari pergerakan harga saham.
Tips untuk tidak membohongi diri sendiri:

- Analisa dengan baik apa yang akan anda beli.

- Baca berita itu perlu, tapi biasanya sudah terlambat. Ketika berita baik muncul, harga sudah naik jauh hari
sebelumnya. Demikian pula sebaliknya

- Berita itu bukan untuk di analisa, tetapi untuk di dengar. Yang perlu di analisa adalah efek pemberitaan
bagi kinerja perusahaan.

- Carilah alasan masuk akal dari riset sebuah saham. Jangan dipercaya mentah – mentah kesimpulannya.
Analis juga manusia.

- Buat sebuah rencana, apa yang akan anda beli, di level berapa anda ingin membeli, kriteria apa yang
membuah anda harus membatalkan pembelian.

- Buat rencana, harga berapa akan anda jual, apa kriteria untuk menunda profit taking anda. Kapan anda
harus cutloss. Cutloss itu tidaklah buruk. Cutloss itu menyelamatkan anda dari potensi penurunan yang lebih
dalam! Beli saham perusahaan bagus (Secara fundamental) dengan timing yang tepat (secara teknikal)

Dengan melakukan hal–hal di atas, anda akan jauh lebih objektif dan tentunya tidak mencari pembenaran
yang tidak–tidak untuk membohongi diri sendiri. Ingat, pasar itu seperti Tuhan yang baik terhadap orang
yang melakukan tugasnya dengan baik. Tetapi tidak seperti Tuhan yang akan sangat kejam bagi orang yang
lalai melakukan tugasnya. Pastikan anda sudah melakukan tugas anda dengan baik.

TELEGRAM : @INFOSAHAM
http://tlgrm.me/infosaham

------

FAKTA-FAKTA PSIKOLOGI DI PASAR SAHAM

By : El Heze

Saya punya quote: "Pasar saham tidak melulu soal analisis teknikal". Pasar saham memang selalu identik
dengan grafik, indikator, candlestick (analisis teknikal), karena untuk merekomendasikan trading saham dan
memprediksi IHSG pasti butuh analisis teknikal. Kalau bukan analisis teknikal, lalu mau pakai analisis apa?

Tetapi kalau Anda sadari, pasar modal sebenarnya sangat menyangkut psikologi pasar. Kalau Anda
perhatikan grafik harga saham, maka pergerakan harga saham yang tercermin dari grafik tren itu adalah
hasil dari psikologi pasar.

Fine2 saja Anda mulai belajar dari analisis teknikal, karena kalau mau trading harus bisa analisis teknikal.
Tapi analisis teknikal saja nggak cukup. Dibalik analisis teknikal ada yang namanya PSIKOLOGI. Saya
ulangi sekali lagi: PSIKOLOGI.

Banyak para trader yang tahu analisis teknikal, tanpa menyadari betapa pentingnya psikologi trading yang
benar, yang harus mereka terapkan ke dalam sistem tradingnya. Mari kita simak beberapa fakta tentang
psikologi di pasar saham, yang saya rangkum dari banyak pemikiran trader2 di pasar saham.

1. Pemikiran: Cut loss bukanlah hal penting, karena saya yakin harga saham bisa berbalik dari harga yang
saya dapatkan. Fakta: Cut loss adalah bagian penting dari trading.

Perlu Anda ketahui, tidak melakukan batasan cut loss, menyebabkan kerugian Anda semakin membengkak,
dan akhirnya menyebabkan saham2 Anda nyantol (nyangkut).

2. Pemikiran: Mengejar profit sebanyak-banyaknya dari trading. Fakta: Mengejar profit semata hanya akan
membuat rasionalitas Anda hilang, dan melupakan kualitas analisis.

Trading memang bertujuan untuk menghasilkan profit yang berupa uang. Tapi, salah jika Anda hanya
mengejar profit. Banyak trader yang hanya profit oriented, sehingga mengabaikan pentingnya analisis
teknikal. Jika Anda hanya mencari profitnya saja, maka ketika Anda mengalami kerugian, Anda akan
berusaha untuk membalas kerugian di transaksi berikutnya yang justru dapat menghilangkan objektifitas
analisis Anda. Baca postingan:Kesalahan: Motif Trading Hanya untuk Mencari Uang.

3. Pemikiran: Pasar saham itu gampang ditebak arahnya. Fakta: Pasar saham tidak mudah ditebak, Anda
harus "ikut arus, bukan melawan pasar.

Pemikiran ini membuat Anda jadi suka tebak2-an. Ketika Anda meyakini bahwa pasar saham mudah
ditebak, maka bisa dipastikan Anda akan melakukan aktivitas trading dalam kondisi pasar bullish maupun
bearish. Padahal, seharusnya Anda harus paham kapan saatnya masuk - keluar pasar - atau wait and see.
Terutama, jika Anda adalah trader yang hanya trading dalam rentang kurang dari 1 minggu, maka ketika
kondisi pasar lagi strong bearish, itu bukanlah saat yang pas untuk masuk pasar.

4. Pemikiran: Bingung kalau tidak trading. Fakta: trading tidak perlu setiap hari.

Trading harus didasarkan atas analisis, yaitu menggunakan momen yang tepat. Trading tidak perlu melulu
harus dilakukan setiap hari. Jika Anda punya prinsip trading harus setiap hari, tangan gatal karena ingin beli
saham setiap saat, maka dapat dipastikan saham Anda banyak yang 'nyantol' kalau kondisi pasar saat itu
sedang dilanda sentimen negatif.

Kesempatan untuk memperoleh profit di pasar saham itu sangat luas, sangat terbuka. Tinggal bagaimana
Anda harus mampu menempatkan momen yang pas. Momen yang pas bukan berarti harus trading setiap
hari.

5. Pemikiran: Selalu berusaha meniru sistem trading para pakar ternama yang sudah menghasilkan banyak
profit. Fakta: Sebagus apapun sistem pakar ternama, sistem tersebut BELUM TENTU COCOK untuk Anda,
karena karakteristik setiap orang berbeda-beda.

Menurut saya, sistem trading saya (analisis yang saya pakai untuk prediksi harga saham) sangat simpel.
Anda bisa lihat analisis saya di halaman: Rekomendasi Saham Harian. Saya yakin bahwa sistem trading
saya tidak ada yang wahh, tidak ada yang istimewa.. Saya tidak menggunakan sistem trading yang rumit.
Bukannya tidak bisa, tapi saya merasa lebih terlatih dengan sistem yang lebih simpel dan saya nyaman
dengan sistem yang sudah saya ciptakan sendiri. Saya tidak meniru sistem dari pakar manapun.

Sebagus apapun sistem pakar, kalau memang tidak cocok untuk Anda, percayalah Anda tidak akan bisa
memetik profit maksimal. Jadi, saya menyarankan agar Anda jangan meniru, kecuali memang sistem pakar
tersebut benar2 cocok untuk Anda. Ada baiknya pula kalau Anda mengadopsi sistem trading dari pakar yang
Anda segani. Tapi intinya, Anda harus bisa menciptakan sistem yang memang benar2 mencerminkan
karakter Anda sendiri, bukan orang lain.

6. Pemikiran: Beli portofolio sebanyak-banyaknya karena harganya pada naik semua. Fakta: Semakin
banyak portofolio yang Anda miliki, semakin susah Anda untuk memonitornya dan semakin kecil return
yang Anda dapatkan.. Semakin Anda memiliki terlalu banyak portofolio, artinya mental trading Anda masih
belum kuat.

Sebenarnya, apa tujuan dari tulisan saya ini? Tujuannya tidak lain adalah untuk membentuk sikap mental
trading yang benar. Sebelum melangkah pada analisis teknikal, eskekusi beli dan jual saham, pertama yang
harus Anda pahami adalah: PSIKOLOGI TRADING YANG BENAR. Bukan menghasilkan profit
sebanyak-banyaknya dalam waktu cepat.

TELEGRAM : @INFOSAHAM
http://tlgrm.me/infosaham

-------

8 PENYAKIT TRADER

By : Desmond Wira

Anda tentu pernah jatuh sakit, setidaknya yang ringan seperti flu. Saat jatuh sakit, badan tidak enak, dan
tidak bisa bekerja dengan baik. Khusus untuk trader, ada 8 "penyakit" yang bisa mejangkiti trader. Bila
terkena penyakit ini, akibatnya bisa gawat. Mau tahu penyakit-penyakit apa yang bisa menghinggapi trader?
Simak artikel ini
Delapan penyakit berbahaya yang bisa menghinggapi trader adalah KURAP, KUDIS, KADAS, KUSTA,
EKSIM, PANU, KORENG dan CAMPAK.

Jika Anda pikir trader bisa terkena penyakit ini karena jarang mandi, hehehe Anda salah menebak. Penyakit-
penyakit di atas bukan sembarang penyakit.

1. KURAP = KURAng Perencanaan

Jika trader tidak memiliki perencanaan atau trading plan, maka hal tersebut sama artinya dengan naik mobil
tanpa rambu-rambu. Trader harus memiliki metode atau sistem trading. Dengan begitu ia bisa memiliki
panduan untuk membeli atau menjual.

2. KUDIS = KUrang DISiplin

Jika sudah memiliki sistem trading, tetapi jika tidak menjalankannya dengan baik, maka sistem trading
tersebut tidak akan berguna. Kedisiplinan sangat penting untuk menjaga agar semua aturan di dalam sistem
trading bisa dijalankan dengan baik.

3. KADAS = KADang lupA Stoploss

Dengan sistem trading terbaik pun, selalu saja ada satu waktu di mana pasar bergerak tidak sesuai dengan
keinginan kita. Itulah gunanya Stoploss. Menggunakan stoploss akan menjaga kerugian yang kita alami
tidak terlalu besar. Trader yang baik tidak boleh lupa menetapkan stoploss saat membuka posisi.

4. KUSTA = KUrang Sabar Tunggu Aba-aba

Kesabaran sangat penting dalam trading. Kadang trader tidak sabar menunggu sinyal beli dan jual muncul
dari sistem tradingnya. Trader yang kurang sabar cenderung terlalu cepat menjual atau membeli. Tunggu
konfirmasi sebelum membuka atau menutup posisi.

5. EKSIM = Emosi eKSIs Melulu

Psikologi trading amat menentukan keberhasilan trading. Trader harus menjaga emosi seperti ketakutan dan
keserakahan agar tidak berlebihan. Jika emosi berlebihan justru bisa merusak, karena bisa mendorong trader
berbuat diluar aturan sistem trading.

6. PANU = Pingin Amat Nyari Untung

Kebanyakan trader memiliki mindset yang salah tentang trading baik itu di forex, emas, atau saham.
Menurut mereka, trading itu jalan pintas mendapatkan keuntungan besar dengan mudah. Trader yang
memiliki mindset seperti itu akan cenderung bertindak sembrono, misalnya menggunakan margin berlebihan
untuk mencari untung singkat. Akibatnya bukan untung malah bisa rugi besar.

7. KORENG = KOleksi goRENGan

Penyakit ini khusus menghinggapi trader saham. Berkenaan dengan penyakit no 7, trader cenderung terpikat
untuk trading di saham berfundamental tidak jelas atau saham gorengan. Bukannya untung besar, malah
trader tersebut nyangkut berat di saham gorengan tersebut.

8. CAMPAK = Cinta sAMa PAKar

Penyakit terakhir yang suka menghinggapi trader, terutama trader pemula, adalah kecenderungan trader
untuk mencari petunjuk kemana arah pasar dari orang yang dianggapnya "ahli" atau "pakar". Padahal tidak
ada seorang pun yang tahu persis masa depan seperti apa. Problemnya adalah trader akan mengalami bias
secara psikologis saat melakukan keputusan trading. Trader bisa mengalami anchoring bias, terpaku pada
ramalan si "pakar". Saat pasar berbalik arah berlawanan dengan ramalan "pakar", trader malah ngotot pada
posisinya karena menganggap ramalan tersebut benar.

Jaga diri Anda baik-baik, supaya tidak terjangkiti penyakit-penyakit berbahaya di atas. Sekali kena, susah
sembuhnya hehehe.

TELEGRAM : @INFOSAHAM
http://tlgrm.me/infosaham

-----

Anda mungkin juga menyukai