Anda di halaman 1dari 3

Saham gorengan merupakan jenis saham yang pada saat dibeli akan memberikan kerugian dalam

jangka pendek, namun tidak lama kemudian jenis saham ini bisa berbalik naik dan memberikan
keuntungan bagi investor dengan nilai imbal balik yang cukup bagus. Bahkan mungkin
keuntungan yang didapatkan bisa diatas rata-rata saham yang diperdagangkan di lantai bursa dan
jauh dari instrumen investasi lain, seperti misalnya deposito.
Saham gorengan memiliki pergerakan yang tidak likuid dan sangat mudah dipermainkan oleh
bandar saham karena harganya yang murah, sehingga pergerakannya mudah naik dan turun.
Tentunya hal ini akan menyulitkan bagi investor pemula yang baru terjun ke dunia investasi
pasar saham. Berbekal ilmu yang belum mumpuni, bisa jadi bermain di jenis saham gorengan
bisa-bisa lebih banyak menimbulkan kerugian daripada mendapatkan keuntungan.
Ciri-ciri Jenis Saham Gorengan
1. Saham Gorengan Tidak Likuid
Saham gorengan dikatakan tidak likuid karena nilai kapitalisasi pasarnya yang kecil, sehingga
tidak banyak aktivitas jual beli pada saham tersebut atau bisa juga dikatakan bahwa antrean bid
offer yang ditawarkan sedikit.
Ini karena nilai kapitalisasinya kecil, maka saham gorengan lebih mudah dipermainkan oleh
bandar, daripada saham-saham likuid dengan kapitalisasi pasar yang besar dan jumlah bid offer
yang sangat banyak. Kapitalisasi pasar adalah jumlah saham yang beredar dikalikan dengan
harga saham perusahaan.
2. Pola Grafiknya Sangat Tidak Beraturan
Ciri kedua yang bisa dicermati dari sebuah saham gorengan adalah biasanya memiliki pola grafis
yang sangat tidak beraturan. Volumenya tidak stabil sehingga seringkali grafik terbentuk dengan
volume kecil, kemudian tiba-tiba volumenya menjadi sangat besar tanpa penyebab yang jelas.
Pada satu momen, harga saham tidak bergerak, kemudian pada saat-saat tertentu saham naik
dengan drastis, kemudian turun dengan sangat cepat pula. Seringkali saham tidak ditradingkan
dan jenis saham-saham dengan grafik seperti ini tidak bisa dianalisis dengan analisis teknikal.
3. Harga Saham Cenderung Relatif Rendah
Ciri ketiga dari sebuah saham gorengan adalah harganya yang relatif rendah. Biasanya ada di
angka di bawah 1000. Hal ini disebabkan karena semakin kecil harga saham, maka semakin kecil
pula dana yang Anda butuhkan untuk membeli saham. Harga saham yang rendah seringkali
menjadi incaran para bandar besar untuk digoreng, sehingga mudah untuk dimainkan nilainya di
pasar saham.
Meskipun begitu, harga saham yang cenderung rendah tidak selalu identik dengan saham
gorengan. Harga saham yang agak tinggi juga terkadang masuk dalam saham gorengan. Namun
umumnya, saham gorengan adalah jenis saham yang harganya relatif rendah atau murah.
Salah satu alasan kenapa saham-saham dengan harga murah lebih banyak menjadi incaran
bandar untuk digoreng adalah dari sisi psikologis, orang akan lebih mudah mengeluarkan uang
untuk membeli saham berharga murah daripada harus menguras kantong dengan membeli saham
mahal.
Investor ritel di pasar modal dengan modal yang terbatas jumlahnya sangat banyak, sehingga
dengan harga saham yang relatif murah, maka akan lebih mudah bagi bandar untuk mengajak
investor ritel dengan dana kecil untuk ikut masuk ke saham yang sudah direncanakan bandar
sebelumnya.
4. Banyak Emiten Bermasalah
Emiten atau perusahaan publik yang memiliki saham banyak mengalami masalah, bisa
disebabkan karena adanya masalah hutang, jajaran direksi yang memiliki track record buruk,
kemudian terjadi masalah di pabrik dan lain-lain. Perusahaan publik yang bermasalah secara
internal biasanya harga sahamnya juga akan cenderung turun.
Saat terjadi penurunan harga saham inilah, biasanya bandar bisa menaikkan harga saha secara
tidak wajar sewaktu-waktu. Meskipun begitu, tidak semua saham gorengan adalah emiten yang
memiliki masalah internal.
5. Naik-turunnya harga saham tidak pasti
Grafik harga saham yang cenderung tidak pasti dan naik-turun tidak menentu bisa menjadi salah
satu ciri saham gorengan, sehingga menjadi sulit untuk terdeteksi oleh analisis teknikal.
Itulah beberapa ciri yang bisa dikenali menyangkut sebuah saham termasuk kategori saham
gorengan atau bukan. Namun terlepas dari ciri-ciri tersebut, sebagian pemain saham juga
mengatakan bahwa penentuan sebuah saham dikatakan sebagai saham gorengan atau tidak,
biasanya tergantung dari subjektifitas masing-masing orang. Misalnya adalah saham Sri Isman
Rejeki (SRIL).
Saat melihat saham dari SRIL yang menjadi saham LQ45 dalam beberapa waktu, maka sulit
untuk mengatakan bahwa saham ini merupakan sahan gorengan. Namun sebagian trader
menyebutkan bahwa SRIL merupakan saham gorengan, karena harganya yang selalu sideways,
atau naik dan turun drastis. Satu saat volumenya naik kencang untuk 1 hingga 2 hari, kemudian
turun lagi dengan cepat pula.
Merujuk pada harganya yang sideways dan grafiknya yang naik turun, maka SRIL bisa dikatakan
sebagai saham gorengan, tetapi kenapa masih masuk ke LQ45? Inilah yang membuat penentuan
sebuah saham merupakan saham gorengan atau bukan, yakni berdasarkan subjektifitas penilaian
masing-masing orang, bisa sama memiliki penilaian yang sama, bisa juga berbeda.
Tips Berhadapan dengan Saham Gorengan
1. Volume adalah Segalanya
Perhatikan sisi volume dari sebuah saham yang terindikasi merupakan saham gorengan. Pada
satu waktu, saham gorengan terlihat tidak ada aktivitas sama sekali alias beku, lalu tiba-tiba
saham tersebut meledak di satu hari yang lain seolah-olah sedang digoreng. Saham tersebut
dikatakan beku karena tidak ada transaksi sama sekali yang melibatkan saham tersebut. jadi jika
volumenya mendadak menjadi besar, maka Anda perlu waspada bahwa saham tersebut adalah
saham yang sedang digoreng.
2. Erat dengan Kegiatan Bandar
Kenaikan volume yang tiba-tiba adalah disebabkan karena bandar yang membeli dalam jumlah
besar atau massive buy. Ciri-ciri bandar adalah mereka suka membeli saham dalam jumlah besar
dan menjualnya dalam jumlah besar pula. Bandar biasanya membeli tanpa harus mengantri,
mereka langsung membeli di harga offer dan menjualnya langsung pada harga bid.
3. Lot
Salah satu tips mengetahui pergerakan bandar saham adalah dengan memperhatikan lot saham.
Jika kita melihat adanya perubahan dan penambahan jumlah lot yang banyak, maka tandanya
bandar masih mau menggoreng saham tersebut.
4. Mengungguli Analisa Teknikal
Alasan kenapa jarang sekali analis saham melakukan pembahasan mengenai saham gorengan
adalah karena memang saham gorengan sangat sulit atau bahkan tidak bisa dianalisa. Mungkin
pergerakan grafiknya flat, lalu fundamental juga terlihat bagus, tapi sahamnya tidak mengalami
pergerakan.
5. Tidak Dipengaruhi oleh Berita tentang Perusahaan
Apabila perusahaan-perusahaan yang termasuk saham blue chips bisa menganalisa secara
teknikal berdasarkan berita dari perusahaan tersebut, maka berbeda dengan saham gorengan di
mana berita tentang perusahaan tidak bisa digunakan untuk menjadi sentimen bagi saham. Baik
berita bagus ataupun berita buruk tidak akan memberikan pengaruh. Kadangkala malah, saat ada
berita buruk, harga saham perusahaan tersebut justru naik.
6.Permainan Emosi
Waspadalah apabila melihat grafik yang menunjukkan saham gorengan, biasanya harga saham
yang tiba-tiba naik akan membuat investor “gatal” untuk ikut main di dalamnya, padahal saham
tersebut tengah digoreng, sehingga bisa mempermainkan emosi kita dan membuat kita lupa pada
rencana trading yang sudah kita tetapkan sebelumnya.
Bisa disimpulkan bahwa saham gorengan merupakan jenis saham yang sangat mudah dimainkan
harganya di pasar saham, sehingga rentan bagi investor pemula yang terjebak untuk membeli
jenis saham gorengan yang mungkin justru bisa merugikan kantong investor itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai