Anda di halaman 1dari 29

KEGIATAN BELAJAR 4:

IMPLEMENTASI PAI DALAM KURIKULUM

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Mampu menganalisis implementasi PAI dalam kurikulum
Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Setelah membaca dan memhami materi kegiatan belajar 4 ini diharapkan sudara
dapat:
1. Menganalisis rasional pengembangan PAI
2. Menganalisis aspek-aspek mata pelajaran PAI
3. Menganalisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI) PAI
Pokok-pokok Materi
1. Rasional pengembangan PAI

2. Aspek-aspek mata pelajaran PAI

3. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI) PAI

URAIAN MATERI

Saudara-saudara sekalian, pada bahan kegiatan belajar bab ini dibahas tiga
materi pokok tentang rasional pengembangan PAI. Pada bagian pertama akan
dibahas tentang rasional pengembangan PAI. Pada bagian kedua akan dibahas
tentang aspek-aspek mata pelajaran PAI. Pada bagian ketiga akan dibahas
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI) PAI. Kepada
saudara, diharapkan untuk dapat membaca dan memahami materi kegiatan
belajar dengan sebaik-baiknya baik agar tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat dicapai secara optimal.

1
1. RASIONAL PENGEMBANGAN PAI

1. Tantangan Pengembangan
Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar dapat
memahami secara benar ajaran Islam sebagai agama yang sempurna (kamil),
kesempurnaan ajaran Islam yang dipelajari secara integral (kaffah) diharapkan
dapat meningkatkan kualitas umat Islam dalam keseluruhan aspek kehidupanya.
Agar ajaran Islam dapat dipelajari secara efektif dan efisien, maka perlu
dikembangkan kurikulum pendidikan agama Islam sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan zaman.
Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan adanya
perubahan dan penyempurnaan kurikulum, masyarakat Indonesia dan
masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dan dalam dimensi
yang beragam terkait dengan kehidupan individual, masyarakat, bangsa, dan uma
tmanusia. Fenomena globalisasi yang membuka batas-batas fisik (teritorial)
Negara dan bangsa dipertajam dan dipercepat oleh kemajuan teknologi, terutama
teknologi informasi dan komunikasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan
kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa
terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang terjadi dalam
kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah
menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global, nasional, dan regional serta
dari kehidupan sebagai umat manusia, warga negara, anggota masyarakat dan
pribadi. Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring dengan
kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan perkembangan
masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya pada tataran lokal,
nasional, regional, dan global dimasa depan.
Jenlink (1995) mengungkapkan bahwa “the future will be dramatically
different from the present, and it is already calling us into preparation for major

2
changes being brought to life by foces of change that will requireus to transcend
current mindsets of the world wek now….” masa depan akan berbeda secara
dramatis dari masa sekarang, dan itu akan menuntut untuk dipersiapkan
antisipasi terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan terjadinya
perubahan tersebut diperlukan usaha untuk mengalihkan pola piker dalam
menatap tentang dunia yang begitu cepat mengalami perubahan hingga saat ini
dan yang akan datang. Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum sebagai the heart
of education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu
hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan internasional yang
mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh
Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan perubahan yang terjadi di
masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan, dan politik. Perubahan yang
dikemukakan di atas memberikan landasan kuat bagi perubahan suatu kurikulum
PAI di lingkungan sekolah.
Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan manusia yang berubah
cepat yang menyebabkan perubahan dan penyempurnaan kurikulum sekolah
merupakan suatu keniscayaan yang tak dapat dihindari. Atas dasar itu, rancangan
konseptual dan kontekstual penyempurnaan kurikulum menjadi suatu
keniscayaan yang harus disiapkan secara matang.
Dengan adanya dokumen kurikulum Pendidikan Agama Islam ini,
Kementerian Agama telah berupaya untuk mentransformasikan pemikiran yang
menjembatani segala sesuatu yang telah ada saat ini (what itis) dengan segala
sesuatu yang seharusnya ada di (what should be next) dalam suatu rancangan
kurikulum yang fungsional dan aktual dalam kehidupan.
Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus, selanjutnya
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang berkenaan dengan
pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan kurikulum satuan
pendidikan dengan melakukan rekonseptualisasi ide kurikulum, desain kurikulum,
implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum.

3
Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran
teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan
kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa konten
kurikulum adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan
melakukan sesuatu (ability to perform) berdasarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam KompetensiInti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD).
Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Agama
memperlihatkan arah yang jelas bahwa kurikulum baru yang dikembangkan perlu
mempedulikan aspek-aspek potensi manusia yang terkait dengan domain sikap
untuk pengembangan soft-skills yang seimbang dengan hard-skills, seiring dengan
ruh Pendidikan Agama Islam itu sendiri.
Desain pengembangan kurikulum baru harus didasarkan pada pengertian
bahwa kurikulum adalah suatu pola pendidikan yang utuh untuk jenjang
pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata pelajaran PAI sebagai
organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling mempengaruhi. Desain
kurikulum yang akan digunakan untuk mengembangkan kurikulum baru harus
mampu mengaitkan antar konten kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun
vertikal.
Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi
kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi kurikulum, direncanakan
dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang menjadi inti dari pengembangan
kurikulum (curriculum development).
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Di
samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, perlu adanya
penyempurnaan polapikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman
dan perluasan materi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya

4
penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat
menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

2. Kerangka Dasar

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta


didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum PAI 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum PAI 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum PAI 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum PAI 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu

5
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan
bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta
didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari
warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan
sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta
didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang
dalam akademik, Kurikulum PAI 2013 memposisikan keunggulan budaya
tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum PAI 2013 bermaksud untuk

6
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk
membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum PAI 2013 menggunakan filosofi sebagaimana
di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama,
seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat
manusia.

2. Landasan Teoritis

Kurikulum PAI 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan


standar” (standard based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum PAI 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum PAI 2013 adalah:

7
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

8
2. ASPEK-ASPEK MATA PELAJARAN PAI

Struktur kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam


kurikulum meliputi aspek: Al-Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI). Masing-masing aspek tersebut pada dasarnya saling
terkait dan melengkapi.
1. Al-Qur’an-Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti
keduanya merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah,
muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah
merupakan akar atau pokok agama. Syari’ah/fikih (ibadah, muamalah)
dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan
konsekuensi dari keimanan dan keyakinan hidup. Akhlak merupakan
aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah Swt. dan hubungan manusia dengan
manusia lainnya. Hal itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup
manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi,
sosial, pendidikan, kekeluargaan, Kebudayaan/seni, ilmu pengetahuan dan
teknologi olahraga/kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh akidah
yang kokoh.
2. Fikih (syari’ah) merupakan system atau seperangkat aturan yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt. (hablum-Minallāh),
sesama manusia (hablum-Minan-nās)
3. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan perkembangan
perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribada,
bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem
kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah.

Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki karakteristik sebagai berikut:


1. Al-Qur’an Hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik

9
dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Akidah Akhlak menekankan pada kemampuan memahami keimanan dan
keyakinan Islam sehingga memiliki keyakinan yang kokoh dan mampu
mempertahankan keyakinan/ keimanannya. Akhlak menekankan pada
pembiasaan untuk menerapkan dan menghiasi diri akhlak terpuji
(mahmudah) dan menjauhi serta menghindari diri dari akhlak tercela
(mazmumah) dalam kehidupan sehari-hari.
3. Fikih menekankan pada pemahaman yang benar mengenai ketentuan
hukum dalam Islam serta kemampuan cara melaksanakan ibadah dan
muamalah yang benar dan baik dalam kehidupan sehari-hari.
4. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menekankan pada kemampuan mengambil
ibrah / hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain, untuk mengembangkan Kebudayaan
dan peradaban Islam pada masa kini dan masa yang akan datang.

Aspek-aspek PAI tersebut memiliki kerangka dasar, struktur materi, dan pola
pikir keilmuannya tersediri. Acuan utama materi-materi PAI yang meliputi Al-
Quran, Hadits, Aqidah, Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam bisa merujuk
kepada dua hal:, yaitu 1) islam, iman, dan ihsan sebagai kerangka agama dan
2) Cakupan isi Al-Quran
Islam, iman, ihsan sebagai kerangka agama dapat dilihat dari hadits
yang diriwayatkan Umar bin Al-Khattab, yang dikenal sebagai hadits Jibril
sebagai berikut:

َ َ َ‫تاَ يَ ْوٍ ِ ْذ ََل‬ ِ ِ ِ ِ ‫ ب ي نَما ََْنن جلُو‬:‫ال‬ ِ


َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَْيه َو َسلَّم ذ‬ َ ‫س عْن َد َر ُس ْول هللا‬ ٌ ْ ُ ُ َ َْ َ َ‫ضا ق‬ ً ْ‫َع ْن ُع َمَر َرض َي هللاُ َعنْهُ أَي‬
ِ َّ ‫ الَ يَُرى َعلَْي ِه أَثَُر‬,‫َّع ِر‬ ِ ِ ِ ‫اض تالثِي‬ ِ
َ
َ َ‫ ََ ََّّ َجل‬,‫ََ ٌد‬ َ ‫تالس َف ِر َوالَ يَ ْع ِرُهُ ِنَّا أ‬ ْ ‫اب َشديْ ُد َس َوتاد تالش‬ َ ِ َ‫َعلَْي نَا َر ُج ٌل َشديْ ُد بَي‬
ِ ِ ِ ْ ‫ ََ َُُ َّم ُد أ‬:‫ال‬
ْ ِْ َْ َ َ‫ َو ق‬,‫ض َ َ َكفَّْي ِه َعلَى َُ ِخ َذيْ ِه‬ ِ ِ
َ ‫ َوَو‬,‫َسنَ َد ُرْكبَتَ ْيه ِ ََل ُرْكبَ تَ ْيه‬
ِ
ْ ‫ ُأ‬,‫صلَّى هللاُ َعلَْيه َو َسلَّم‬ َ ‫َّب‬ِ ِ‫ِ ََل تالن‬
َّ ‫ تاَ ِإل ْسالَ ٍُ أَ ْن تَ ْش َه َد أَ ْن الَِ لَهَ ِالَّ هللاُ َو أ‬:‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّم‬
‫َن َُُ َّم ًدتا َر ُس ْو ُل‬ ِ َ ‫ َُ َق‬,ٍَِ‫َع ِن تا ِإل ْسال‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل هللا‬

10
‫ت َُ َع ِجْب نَا‬ ُ ْ‫ص َدق‬َ :‫ال‬ َ َ‫ت ِلَْي ِه َسبِْيالً ق‬ َ ‫تاستَطَ ْع‬
ِ ‫ وََت َّج تالْب ي‬,‫ضا َن‬
ْ ‫ت ِن‬ َ ْ َ ُ َ َ َِ‫ص ْوٍَ َر‬ ُ َ‫ َوت‬,‫تالزَكا َة‬ َ َّ ‫ َوتُِقْي ُم‬,ِ‫هللا‬
َّ ‫ َوتُ ْؤِِت‬,َ‫تالصالَة‬
‫ َو تُ ْؤِِ َن‬,‫تاخآْ ِر‬ ِ ٍِ‫ وتالْي و‬,‫ ورسلِ ِه‬,‫ وُكتبِ ِه‬,‫ وِالَئِ َكتِ ِه‬,ِ‫ أَ ْن ِِبهلل‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬,‫ان‬ ِ َ‫ َُأَِِِِْ ع ِن تا ِإل ْْي‬:‫ال‬ ِ ‫لَه يسئ لُه وي‬
ْ َ َ ُ َُ ُ َ ََ َ ْ ْ ْ َ َ‫صدقُهُ ق‬ َ َُ ُ َْ َ ُ
‫َّت تَ َرتاهُ َُِْ ْن َ ْْ تَ ُك ْن‬
َ ‫ أَ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ َكأَك‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬,‫ان‬ ِ ‫ َُأَِِِِْ ع ِن تا ِإلَس‬:‫ال‬
َْ َ ْ ْ ْ َ َ‫ت ق‬ َ ْ‫ص َدق‬
َ : ‫ال‬ َ َ‫ِِبلْ َق ْد ِر َْ ِْْيهِ َو َش ِرهِ ق‬
,‫ِ َع ْن أ ََِ َار ِتاَِا‬ ِ ِ ْ ‫ َُأ‬:‫ال‬
ْ ِْ َْ َ َ‫تالسائِ ِل ق‬َّ ‫ َِا تالْ َم ْس ُؤْو ُل َعْن َها ِِب َْعلَ َم ِِ َن‬:‫ال‬ َ َ‫اع ِة ق‬ َّ ‫ِ َع ِن‬
َ ‫تالس‬ ِ ِ ْ ‫ َُأ‬:‫ال‬
ْ ِْ َْ َ َ‫تَ َرتاهُ َُِْكَّهُ يََر َتاك ق‬
,‫ت َِلِياا‬ ِ ِ ْ ‫ َوأَ ْن تَ َرى‬,‫ أَ ْن تَلِ َد تاأل ََِةُ َربَّتَ َها‬:‫ال‬
ُ ْ‫ َُلَبِث‬,ََ َ‫ م تاَكْطَل‬,‫تاْلَُفا َة تالْعَُرتا َة تالْ َعالَةَ ِر َعاءَ تالشَّاء يَتَطَ َاولُْو َن ِ ِْف تالْبُ ْن يَان‬ َ َ‫ق‬
ِ ِ ِ ِ َّ ‫ أَتَ ْد ِري ِ ِن‬,‫ َ عمر‬:‫ال‬
ُ‫ َُِْكَّهُ ج ِِْيْ ُل أ َََ ُك ْم يُ َعل ُم ُك ْم ديْنَ ُك ْم َرَوتاه‬:‫ال‬ َ َ‫ هللاُ َو َر ُس ْولُهُ أَ ْعلَ ُم ق‬:‫ت‬ ُ ‫تالسائل؟ قُ ْل‬ َْ ُ َ ُ َ َ َ‫ُ مَّ ق‬
‫ُِ ْسلِ ٌم‬

Hadits dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata: pada suatu hari ketika
kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba
datang kepada kami seorang lelaki berpakaian yang sangat putih dan rambutnya
yang sangat hitam, tidak nampak padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tidak
ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi,
lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas
kedua paha Nabi, kemudian ia berkata: Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku
tentang Islam. Rasulullah SAW menjawab, Islam adalah engkau bersaksi tidak ada
tuhan melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah;
menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau
menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya. Lelaki itu
berkata, “engkau benar,” maka kami (para sahabat) heran, ia yang bertanya ia pula
yang membenarkannya. Kemudian ia bertanya lagi: beritahukan kepadaku tentang
Iman. Nabi menjawab: Iman adalah engkau beriman kepada Allah; malaikatNya;
kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan engkau beriman kepada qadar Allah
yang baik dan yang buruk. Ia berkata: engkau benar. Dia bertanya lagi: beritahukan
kepadaku tentang ihsan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: hendaklah
engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau
tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu. Lelaki itu berkata lagi: beritahukan
kepadaku kapan terjadi Kiamat?” Nabi menjawab: Orang yang ditanya tidaklah lebih
tahu daripada yang bertanya. Dia pun bertanya lagi: beritahukan kepadaku tentang
tanda-tandanya! Nabi menjawab: jika seorang budak wanita telah melahirkan
tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju
(miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan
bangunan megah yang menjulang tinggi. Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku
pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku: wahai Umar, tahukah engkau, siapa
yang bertanya tadi? Aku menjawab: Allah dan RasulNya lebih mengetahui. Beliau
bersabda: Dia adalah Jibril yang mengajarkan kepada kalian tentang agama
kalian (HR Muslim, no.8)

Dengan memperhatikan pernyataan “Dia adalah Jibril yang mengajarkan


kepada kalian tentang agama kalian” di akhir hadits tersebut, maka ada tiga fondasi
agama, yaitu: islam, iman dan ihsan. Berdasarkan tiga fondasi tersebut dapat dengan
mudah dikembangkan tujuan dan ruang lingkup pendidikan agama Islam.

11
Secara umum tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk menjadikan
manusia beragama, yang memiliki predikat muslim, mukmin, dan muhsin. Dalam
upaya mencapai tujuan tersebut dipelajari materi-materi pada disiplin ilmu, yaitu:
syari’ah (fiqih), ‘aqidah, dan akhlak, dengan Al-Quran dan Hadits sebagai dasarnya.
Pada tataran realitas empirik, pelaksanaan islam, iman dan ihsan dapat dipelajari
dalam disiplin ilmu sejarah peradaban Islam.
Demikian pula pengembangan disiplin ilmu-ilmu dan praktik keberagamaan
dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam berbagai konteks, seperti wawasan
kebangsaan, multikultural, moderasi beragama, kearifan lokal dan lain-lain.
Struktur materi untuk setiap disiplin ilmu pada aspek PAI adalah
lingkup materi (maudhu’) pada setiap disipilin ilmu aspek PAI. Ilmu al-Quran,
Ilmu hadits, ilmu aqidah, ilmu fiqih, ilmu akhlak dan ilmu sejarah kebudayaan
dan peradaban Islam memiliki struktur materi yang berbeda-beda. Sebagai
guru PAI profesional tentu harus menguasai struktur materi setip disiplin
tersebut.
Demikian pula setiap disiplin ilmu tersebut memiliki pola pikir yang
berbada-beda. Pola pikir keilmuan marupakan metodologi pengembangan
suatu disiplin ilmu (epistemologi).

12
3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI INTI (KI)

A. Gagasan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang. Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan
Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan nasional tersebut diperlukan profil
kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi
lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.

13
B. Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

C. Kompetensi lulusan
5. Kompetensi lulusan SD/MI/SDLB/Paket A

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan


sebagai berikut.

SD/MI/SDLB/PaketA
Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


Sikap
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain.

Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan


Pengetahuan
rasaingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain.

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan


Keterampilan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan
yang ditugaskan kepadanya.

14
5. Kompetensi lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B

Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan

SMP/MTs/SMPLB/Paket B

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang


beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
sebagai berikut.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan


prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif


dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai
dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain
sejenis.

15
5. Kompetensi lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak


mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari
di sekolah secara mandiri.

D. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik
pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah /Madrasah dapat
dilihat pada Tabel berikut.

16
1. Kompetensi inti Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti SD/MI
a. KELAS: I
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
SPIRITUAL)
1. Menerima dan menjalankan 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
ajaran agama yang dianutnya tanggungjawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan guru
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
(PENGETAHUAN)

3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual


dengan cara mengamati dalam Bahasa yang jelas dan logis,
[mendengar, melihat, membaca] dalam karya yang estetis, dalam
dan menanya berdasarkan rasa gerakan yang mencerminkan anak
ingin tahu tentang dirinya, sehat, dan dalam tindakan yang
makhluk ciptaan Tuhan dan mencerminkan perilaku anak beriman
kegiatannya, dan benda-benda dan berakhlak mulia
yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah

17
b. KELAS: II
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan
sebagai berikut, yaitu siswa mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2(SIKAP SOSIAL)
1. Menerima dan menjalankan ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
agama yang dianutnya tanggungjawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman,dan guru
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati [mendengar, dalam bahasa yang jelas dan logis,
melihat, membaca] dan menanya dalam karya yang estetis, dalam
berdasarkan rasa ingin tahu tentang gerakan yang mencerminkan anak
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan sehat, dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda yang mencerminkan perilaku anak beriman
dijumpainya di rumah dan di sekolah dan berakhlak mulia

c. KELAS: III
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan
sebagaiberikut, yaitu siswa mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
1. Menerima, menjalankan, dan 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
menghargai ajaran agama yang tanggungjawab, santun, peduli, dan
dianutnya percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) tetangganya
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

18
3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam Bahasa yang jelas, sistematis
[mendengar, melihat, membaca] dan logis, dalam karya yang estetis,
dan menanya berdasarkan rasa ingin dalam gerakan yang mencerminkan
tahu tentang dirinya, makhluk anak sehat, dan dalam tindakan
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan yang mencerminkan perilaku anak
benda-benda yang dijumpainya di beriman dan berakhlak mulia
rumah, di sekolah dan tempat
bermain
d. KELAS: IV
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,
dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhand irumuskan sebagai berikut,
yaitu siswa mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
1. Menerima, menjalankan, dan 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
menghargai ajaran agama yang tanggungjawab, santun, peduli, dan
dianutnya percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) tetangganyaINTI 4 (KETERAMPILAN)
KOMPETENSI
3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
dengan cara mengamati dan menanya Bahasa yang jelas, sistematis danlogis,
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dalam karya yang estetis, dalam
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan gerakan yang mencerminkan anak
kegiatannya, Dan benda-benda yang sehat, dan dalam tindakan yang
dijumpainya di rumah, di sekolah dan mencerminkan perilaku anak beriman
tempat bermain dan berakhlak mulia

e. KELAS: V
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,
dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut,
yaitu siswa mampu:

19
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
1. Menerima, menjalankan, dan 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
menghargai ajaran agama yang tanggung jawab, santun, peduli, dan
dianutnya percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual dan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptual dengan cara mengamati, konseptual dalam Bahasa yang jelas,
menanya, dan mencoba berdasarkan sistematis dan logis, dalam karya yang
rasa ingin tahu tentang dirinya, estetis, dalam gerakan yang
makhluk ciptaan Tuhan dan mencerminkan anak sehat, dan dalam
kegiatannya, dan benda-benda yang tindakan yang mencerminkan perilaku
dijumpainya di rumah, di sekolah dan anak beriman dan berakhlak mulia
tempat bermain

f. KELAS: VI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,
dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut,
yaitu siswa mampu:

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)


1. Menerima, menjalankan, dan 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
menghargai ajaran agama yang tanggungjawab, santun, peduli, dan
dianutnya percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


3. Memahami pengetahuan faktual dan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptual dengan cara mengamati, konseptual dalam Bahasa yang jelas,
menanya dan mencoba berdasarkan sistematis dan logis, dalam karya yang
rasa ingin tahu tentang dirinya, estetis, dalam gerakan yang
makhluk ciptaan Tuhan dan mencerminkan anak sehat, dan dalam
kegiatannya, dan benda-benda yang tindakan yang mencerminkan
dijumpainya di rumah, di sekolah dan perilaku anak beriman dan berakhlak
tempat bermain mulia

20
2. Kompetensi inti Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti SMP/MTs
a. KELAS: VII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,
dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut,
yaitu siswa mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
1. Menghargai dan menghayati ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
agama yang dianutnya tanggungjawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
konseptual, dan prosedural) dalam ranah konkret (menggunakan,
berdasarkan rasa ingin tahunya mengurai, merangkai, memodifikasi,
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan membuat) dan ranah abstrak
seni, budaya terkait fenomena dan (menulis, membaca, menghitung,
kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

b. KELAS: VIII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan,dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan
sebagai berikut, yaitu siswa mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

21
1. Menghargai dan menghayati ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

c. KELAS: IX
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi
Pengetahuan,dan KompetensiKeterampilansecarakeseluruhandirumuskan
sebagai berikut, yaitu siswa mampu:

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)


1. Menghargai dan menghayati ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
agama yang dianutnya tanggungjawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

22
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

3. Kompetensi inti Pendidikan Agama Islam dan bud ipekerti SMA/MA/


SMK/MAK
a. KELAS:X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,
dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut,
yaitu siswa mampu:

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP


SOSIAL)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur,
agama yang dianutnya disiplin, bertanggungjawab,
peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro- aktif
sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan
alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4


(KETERAMPILAN)

23
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, menyaji dalam ranah konkret
dan meta kognitif berdasarkan rasa ingin dan ranah abstrak terkait dengan
tahunya tentang ilmu pengetahuan, pengembangan dari yang
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dipelajarinya di sekolah secara
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, mandiri, dan
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab mampumenggunakan metoda
fenomena dan kejadian, serta menerapkan sesuai kaidah keilmuan
pengetahuan, procedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

b. KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan
,dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagaiberikut,
yaitu siswa mampu:

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)


1. Menghayati dan mengamalkan 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
ajaran agama yang dianutnya bertanggungjawab, peduli
(gotongroyong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif, dan pro aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan social
dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

24
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
menganalisis pengetahuan faktual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
konseptual, prosedural berdasarkan dengan pengembangan dari yang
rasa ingin tahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan mampu menggunakan metoda
dan humaniora dengan wawasan sesuai kaidah keilmuan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah

c. KELAS: XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,
dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut,
yaitu siswa mampu:

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
agama yang dianutnya bertanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro aktif
sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

25
3. memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret dan
pengetahuan faktual, konseptual, ranah abstrak terkait dengan
prosedural, dan meta kognitif pengembangan dari yang dipelajarinya
berdasarkan rasa ingin tahunya di sekolah secara mandiri serta
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, bertindak secara efektif dan kreatif,
seni, budaya, dan humaniora dengan dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, sesuai dengan kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah

E. Mata pelajaran PAI


Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan
alokasi waktu untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel
berikut.

26
Tabel 3: Mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

ALOKASI WAKTU PER


MATAPELAJARAN MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran 5 5 6 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan 4 4 4 4 4 4

JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 30 32 34 36 36 36

Keterangan:
Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Ibtidaiyah dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian
Agama.

Tabel 2: Matapelajaran Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah

ALOKASIWAKTU PER
MATA PELAJARAN MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4

27
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan 3 3 3
Kesehatan
3. Prakarya 2 2 2
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 38 38 38

Keterangan:
Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Tsanawiyah dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian
Agama.

Tabel 2: Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA

ALOKASI WAKTU PERMINGGU


MATA PELAJARAN X XI XII

KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B
perminggu 24 24 24
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Mata pelajaran peminatan akademik 9 atau 12 12 atau 16 12 atau 16
Mata pelajaran pilihan 6 atau 9 4 atau 8 4 atau 8
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, dan
42 44 44
C
perminggu
Keterangan:

28
Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Aliyah dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian
Agama.

Referensi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

29

Anda mungkin juga menyukai