TINJAUAN PUSTAKA
perusahaan apapun dan dalam kondisi lingkungan dimana saja (Susmitha, 2012).
sama pada setiap kondisi atau tidak terhadap variabel dependennya. Berdasarkan
teori kontijensi maka ada dugaan bahwa terdapat faktor situasional lainnya yang
laku dan premis (Davis, Schoorman, & Donaldson, 1997). Teori stewardship
didefinisikan sebagai situasi di mana para manajer tidak termotivasi oleh tujuan-
tujuan individu, namun lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk
yang telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward didorong untuk
bertindak sesuai keinginan terbaik prinsipal mereka, selain itu perilaku steward
tidak akan terlepas dari kepentingan organisasinya. Oleh karena itu, steward akan
dibangun atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada
memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam
stakeholder.
Konsep inti dari teori stewardship adalah kepercayaan. Dalam teori
pemilik tidak sama, steward akan berusaha bekerja sama daripada menentangnya
eksistensi Pemerintah Daerah sebagai suatu lembaga yang dapat dipercaya untuk
2.3 Kinerja
hasil kerja seorang karyawan baik secara kualitas maupun kuantitas yang berhasil
dicapainya dalam melaksanakan tugas sesuai dengan peran dan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Terdapat hubungan yang erat antara kinerja
kemungkinan kinerja organisasi juga baik. Kinerja merupakan hasil kerja baik
kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan karyawan atau perilaku nyata yang
kerja karyawan. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau
yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-
target tertentu yang hendak dicapai. Ruky (2001) mengemukakan bahwa terdapat
ciri kepribadian pegawai dari pada hasil atau prestasi kerjanya. Ciri-ciri
diperlukan.
2) Teori kinerja berorientasi pada proses
Dalam teori ini prestasi pegawai diukur dengan cara menilai sikap dan
diperlihatkan dengan standar yang telah ditetapkan untuk setiap tugas yang
dilaksanakan.
Teori ini berfokus pada output atau hasil yang diperoleh atau dicapai oleh
berorientasi pada output sering kali dibahas, dan sikap dalam manajemen
dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun non fisik.
4) Indikator manfaat (benefit), yaitu sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir
telah ditetapkan.
Hak Asasi Manusia, 2005) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun
2005).
Menurut Mardiasmo (2002:20), pengelolaan anggaran membutuhkan suatu
1) Akuntabilitas
tertentu pada harga yang terendah. Efisiensi berarti pencapaian output yang
publik yang mendasarkan pada konsep value for money, maka diperlukan
4) Transparansi
keuangan daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan
masyarakat.
5) Pengendalian
2.5 Kompensasi
organisasi. Sistem kompensasi yang adil dan mensejahterakan akan dapat memacu
pegawai. Hal tersebut akan berdampak pada rendahnya kinerja individual yang
kemudian akan menyebabkan rendahnya kinerja organisasi secara keseluruhan.
Kompensasi mencakup finansial yang berupa uang dan nonfinansial yang dapat
a. Upah/Gaji pokok
b. Tunjangan tunai sebagai suplemen upah/ gaji yang diterima setiap bulan
atau minggu.
d. Bonus yang dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan prestasi kerja atau
kinerja perusahaan.
tenaga penjualan.
f. Segala jenis pembagian catu (in natura/in kind) yang diterima rutin.
biaya pemeliharaan kesehatan, gaji yang diterima karyawan selama cuti dan
lain.
sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan
persepsi yang sama dari para anggota organisasi. Oleh karena itu, diharapkan
bahwa individu-individu yang memiliki latar belakang berbeda atau berada pada
tingkatan yang tidak sama dalam organisasi dapat memahami budaya organisasi
individu yang bekerja dalam suatu organisasi, dan diterima sebagai nilai-nilai
tersebut. Secara sadar atau tidak sadar tiap-tiap orang yang ada dalam organisasi
harus mempelajari budaya sesuai dengan organisasinya. Hal inilah yang menjadi
satu ciri khas dari suatu organisasi yang dapat membedakan organisasi tersebut
1) Innovation and risk taking yaitu sejauh mana karyawan didorong bersikap
daripada teknik atau proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
organisasi.
5) Team orientation yaitu sejauh mana aktivitas kerja diatur oleh tim bukan
individu.
bukan santai.
organisasi lain.
memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan
ada di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas-
maka diperlukan pengaturan lingkungan kerja seperti udara, cahaya dan warna.
1) Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat
langsung maupun secara tidak langsung. Beberapa faktor yang yang dapat
2) Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi, yang
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, aman, dan nyaman. Oleh
karena itu, penentuan dan penciptaan lingkungan kerja yang baik akan sangat
lingkungan kerja yang tidak baik akan dapat menurunkan motivasi serta semangat
komitmen karyawan sangat penting untuk efektivitas dari sebuah organisasi, dan
organisasi adalah:
yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi bila dibandingkan dengan
Allen & Meyer (1990) juga menyatakan bahwa karyawan yang memiliki
karyawan yang memiliki komitmen tinggi menganggap bahwa hal yang penting
harus dicapai adalah pencapaian tugas dalam organisasi. Karyawan yang memiliki
komitmen tinggi pada organisasi juga memiliki pandangan positif dan akan
Ali, Rehman, Ali, Yousaf, & Zia (2010) meneliti pengaruh corporate
(SEM). Hasil penelitian ini menemukan pengaruh positif yang sangat signifikan
antara CSR pada komitmen karyawan, CSR terhadap kinerja organisasi, dan
komitmen organisasi afektif di Universitas ilmu medis Iran. Sampel penelitian ini
sebanyak 301 orang staf non akademis di Universitas ilmu medis Iran
menggunakan simple random sampling. Data diambil menggunakan metode
karyawan.
menyelesaikan masalah. Penelitian ini merupakan kajian teoritis dan didasari oleh
GCG pada perusahaan akan mampu meminimalkan sifat oportunis dari para
organisasi ke arah good corporate culture (GCC) karena akan berdampak baik
dan teamwork terhadap kinerja manajerial serta implikasinya pada kinerja pada
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Kalimantan Timur dengan sampel 15
(KSP) wilayah Tuban dengan sampel 159 orang karyawan dan analisisnya
menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan ada
parsial, ada pengaruh yang signifikan antara kompensasi dan komitmen organisasi
terhadap kinerja karyawan, tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi
SDM terhadap kinerja karyawan, dan ada pengaruh namun tidak signifikan antara
motivasi terhadap kepuasan kerja dan implikasinya terhadap kinerja pada PT. PLN
menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian ini adalah lingkungan
kerja, kompensasi, dan motivasi kerja baik secara simultan dan parsial secara
(Persero) Wilayah Aceh. Lingkungan kerja, kompensasi dan motivasi kerja baik
secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
Wilayah Aceh. Lingkungan kerja, kompensasi dan motivasi kerja baik secara
model (SEM). Hasil penelitian ini adalah budaya organisasi dan gaya
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja
karyawan.
intervening pada PT. Sinar Sosro Pabrik Bali dan analisisnya menggunakan
analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian ini adalah kompensasi dan motivasi