meletakkan lekat sanggul rapi lembut ikal rambut di dahi pertarungan dapat dimulai berlumba dengan waktu dengan kebosanan, apabila pertarungan ilusi seutas benang dalam taufan amuk badai antara insan
taufan? ah, siapa
yang masih peduli tertawa kecil, mengigit jari adalah perasaan yang dikebiri kedahsyatan hanya untuk dewa-dewa tapi deru api unggun atas tanah tandus kering angin liar, cemburukan halilintar mengiringi
perempuan seram yang kuhadapi, dengan garis alis dan cemuh
kejam tertawa lantang - aju tercebak, gelas anggur di tangan tersenyum sabar pengecut menyamar - ruang menggema dengan gumam hormat, sapa menyapa dengan mengibas pelangi perempuan itu pergi, hadirin mengagumi
mengapa tergoncang oleh cemas
dalam-dalam menghela nafas, kemas hadapi saingan dalam arena? kata orang hanya maut pisahkan cinta tapi hidup merenggut, malahan maut harapan semu tempat bertemu itu pun hanya kalau kau setuju keasingan yang mempesona, segala tersayang yang telah hilang - penenggelaman dalam akrab dan lelap kepanjangan mimpi tanpa derita dan amuk badai antara insan? gumam, senyum dan berjabatan tangan