Dan kini
Waktu juga yang pisahkan kita
Sungguh hidup dikuasai oleh waktu
Tapi ku ikhlaskan semua susut ditelan sang waktu
Berharap kelak, waktu juga yang akan pertemukan kita kembali
di dalam kebaikan yang abadi
Bersamamu
Tangisku kan terurai menjadi tawa
Dukaku kan terpecah menjadi bahagia
Dan air mata yang terlanjur jatuh
Takan berubah menjadi nestapa
Denganmu
Kepenatanku tergilas sirna
Menangislah Sobat
Tak bisa ungkap dengan kata apapun
Ini memang sangat membosankan
Ini begitu melelahkan
Bahkan, ini sangat menjengkelkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Membeku tidak tahu kapan akan mencair
Mutiara Persahabatan
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu
Bukan mengisi kekosonganmu
Rangkaian Persahabatan
"Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan." Sahabat adalah
kebutuhan jiwa, yang pasti terpenuhi. Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau
panen dengan penuh rasa terima kasih. Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian. Bila dia
bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu
sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena
tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan
terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita. Karena yang paling kau kasihi dalam
dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang
pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan, kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih
yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala
yang ditebarkan, hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu. Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah
dia mengenal pula musim pasangmu. Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa
mencarinya untuk sekadar
bersama dalam membunuh waktu?
Bahasa Langit
Gumpalan awan di langit biru
Bercerita kisah kita
Saat deras hujan bagai air mata
Dan cerah mentari jadi wajah kita
Oh Sahabat…
Langit pun berbahasa
Tanda bersuka cita
Sambut esok dimana kita kan slalu bersama
Selamanya