Anda di halaman 1dari 82

Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi Dampak Galian

Tambang Type C (Studi Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro


Jambi)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat - Syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.I)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syariah

YOGA FRATAMA
NIM.SIP.162513

PEMBIMBING:
Alhusni, S.Ag., M.H.I
Elvi Alfian A, S.H., M.H

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020/1441 H
MOTTO

‫ض الَّذِي‬ ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬


َ ‫اس ِليُذِيقَ ُهن بَ ْع‬ َ ‫سادُ فِي ْالبَ ِ ّر َو ْالبَ ْح ِر ِب َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ
(٤۱: ‫َع ِملُىا لَ َعلَّ ُه ْن يَ ْر ِجعُىنَ )الروم‬

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian

dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).

(Q.S.Ar-Rum(30) 41).

v
PERSEMBAHAN
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-
orang yang mempunyai ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(Q.S Al-Mujadalah: 11)
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT,
karya tulis ini merupakan wujud dari upaya kecil untuk mengharapkan rahmat dan
ridho-Nya.

Skripsi ini saya persembahkan kepada; kedua orang tua saya tercinta Ismail

(Ayah), Erni (Ibu), Alfito Apria Atmaja dan Julian Mualana (Adik), yang selalu

ada dan selalu memberi motivasi serta dorongan selama ini sehingga saya bisa

menyelesaikan skripsi ini.

Untuk dosen pembimbing dan seluruh dosen serta staf akademik yang telah

banyak memberi pengetahuan, bimbingan dan bantuannya selama ini semoga

selalu dalam lindungan Allah SWT.

Terimakasih pula kepada sahabat-sahabat seperjuangan jurusan Ilmu


Pemerintahan 2016 terutama IP H, serta semua yang ikut membantu dalam
penyelesaian skrispsi ini, yang selalu berjasa untuk saya selama masa perjuangan
di bangku kuliah sampai saya menyelesaikan skripsi ini.

Suksesku karena do’amu dan semangatku karena nasehatmu.

Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari dan diberikan
kemudahan dalam segala hal.
Aamiin ya Rabbalalamin

vi
ABSTRAK

Yoga Fratama: NIM: SIP.162513: “Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi


Dampak Galian Tambang Type C (Studi Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi).”

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui upaya pemerintah dalam menanggulangi


dampak galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro
Jambi. Penelitian ini berlatar belakang karena banyaknya kerusakan terutama
lingkungan yang menjadi keluhan masyarakat setempat. Adapun yang akan
dibahas dari penelitian ini bertujuan untuk, pertama mengetahui apa upaya
pemerintah dalam menanggulangi dampak galian tambang type C di Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, penelitian menggunakan metode kualitatif
dengan metode pengumpulan data, observasi, wawancara dan dokumentasi.
adapun pembahasan dalam peneletian ini yaitu mengenai upaya pemerintah dalam
menanggulangi dampak galian tambang type C di kecamatan Sekernan,
Kabupaten Muaro Jambi, serta bagiamana kendala serta apa saja hasil dari upaya
pemerintah daerah dalam menanggulangi dampak galian tambang type C tersebut.
Dari hasil penelitian, diperoleh hasil upaya yang dilakukan pemerintah dalam
menanggulangi dampak galian type C di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi yaitu dengan pengawasan serta rehabilitasi kerusakan sebagai upaya untuk
memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah ditimbulkan. Kedua, pemerintah
mengalami kendala dalam melakukan upaya menanggulangi dampak galian type
C di kecamatan Sekernan yaitu kemampuan sumber daya manusia baik dari
pemerintah itu sendiri maupaun masyarakat dan rasa ketidakpedulian masyarakat.
Sedangkan yang ketiga yaitu, hasil yang dicapai dari upaya pemerintah dalam
menanggulangi dampak galian tambang type C tersebut belum mencapai titik
maksimal karena masih adanya kendala-kendala pemerintah dalam proses
menanggulangi dampak galian tambang type C tersebut.

Kata Kunci: Upaya, Dampak , Penambangan, Lingkungan.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan sikripsi ini

yang berjudul: “Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi Dampak Galian

Tambang Type C di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi” Kemudian

tak luput pula penulis kirimkan sholawat teriring salam kepada nabi besar

Muhammad SAW, yang telah memberi kita petunjuk dari alam kebodohan

menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat sekarang ini,

yang disinari dengan iman dan islam.

Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan

ilmu dan memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata

satu (S1) pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi. Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis telah

berusaha dengan semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun

karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, sehingga masih

terdapat kejanggalan dan kekurangan dalam penyusunan sikripsi ini. Oleh karena

itu ,penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi, MA, Ph.D Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

2. Bapak Dr.Sayuti, S,AG., M.H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin JAMBI

3. Bapak Agus Salim, M.A.,M.I.R., Ph.D selaku Wakil Dekan I Fakultas

Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

viii
4. Bapak Ruslan Abdul Gani,SH,M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas

Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr .H.Ishaq, S.H.,M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Ibu Irmawati Sagala, S.IP., M. SI selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

7. Bapak Alhusni, S.Ag., M.H.I selaku pembimbing I dan Bapak Elvi Alfian A,

S.H., M.H selaku Pembimbing II.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Karyawan dan Karyawati Fakultas

Syariah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skrispi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis sangat menyadari akan

segala kekurangan terlepas dari itu semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

khusunya bagi penulis ada umumnya untuk pembaca.

Jambi, September 2020


Penulis

Yoga Fratama
SIP.162513

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................


LEMBARAN PERNYATAAN .............................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................................................................... iii
MOTTO .................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ...................................................................................... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 5
E. Kerangka Konseptual .............................................................................. 7
F. Kerangka Teori ........................................................................................ 11
G. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 14
BAB II METODE PENELTIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 17
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 17
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 18
D. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 20
E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 22
F. Sistematika Penulisan.............................................................................. 23
G. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 24
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografi Kecamatan Sekernan ...................................................... 26
B. Moto Visi dan Misi Kecamatan Sekernan............................................... 27
C. Struktur Organisasi .................................................................................. 28
D. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ................................................................ 29
E. Keadaan Lingkungan Lokasi Penambangan ........................................... 35
F. Faktor Eonomi Masyarakat Kecamatan Sekernan .................................. 36

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN


A. Upaya Pemerintah Dalam Menaggulangi Kerusakan Lingkungan
Akibat Galian Tambang Type C Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi............................................................................................ 40
B. Kendala Pemerintah Dalam Menanggulangi Dampak Galian Tambang
Type C Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.......................... 46

x
C. Hasil Yang Telah Dicapai Dari Upaya Pemerintah Dalam
Menanggulangi Dampak Galian Tambang Type C Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi ......................................................... 49
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 56
B. SARAN ................................................................................................... 58
C. KATA PENUTUP ................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................
CURICULUM VITAE .............................................................................................

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Jadwal Penelitian………………………………………………….27

Table 2.1 : Nama Desa dan Kepala Desa Kecamatan Sekernan…………...…32

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Lambang Kabupaten Muaro Jambi…………………………..30

Gambar 3.2: Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan Sekernan…....34

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pedoman Wawancara

Lampiran 2: Dokumentasi Penelitian dan Wawancara

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Galian tambang merupakan proses, perbuatan, cara menambang atau

penggalian mineral yang dilakukan di atas dasar laut, di bawah permukaan tanah

atau bisa juga dilakukan di tempat yang terbuka langsung berhubungan dengan

udara luar.

Galian Type C yang biasa disebut pasir merupakan butir-butir batu yang

halus, pasir disediakan oleh alam dan banyak ditemukan dibeberapa tempat

diantaranya yaitu di sekitar gunung berapi, laut, sungai dan di dalam tanah. Pasir

yang dimaksud peneliti adalah pasir asli yang berasal dari Sungai Batanghari.

Muaro Jambi dikelilingi oleh sungai yang memiliki banyak potensi pasir,

salah satu potensi pasir terletak di Kecamatan Sekernan. Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu tempat penambangan Type C

yang memanfaatkan sumber daya alam.

Adapun bentuk bahan galian Type C yang mana di dalamnya terdapat bahan

bahan bangunan termasuk kepada pasir dan kerikil. Akan tetapi berdasarkan

observasi yang diamati oleh peneliti, kegiatan galian tambang ini hanya

memanfaatkan sumber daya alam yang ada yaitu pasir tanpa melihat dampak

yang ditimbulkan. Lingkungan akibat galian tersebut menjadi mangsa utama

dalam kegiatan galian tambang ini. Berdasarkan pengamatan langsung dilokasi,

peneliti melihat adanya banyak kerusakan akibat galian tambang pasir yang

benar-benar meresahkan dan sangat merusak lingkungan sekitar. Penulis

1
2

mengamati pada saat melakukan penelitian di lapangan hal ini dikatakan oleh

Bapak Ismail (49) warga yang tinggal dekat dengan penambangan tersebut

mengatakan:1

“Sempat terjadi longsor akibat galian tambang tersebut, sehingga saya sebagai
masyarakat merasa terancam akan adanya bencana alam itu yang
kemungkinan akan terjadi lagi dilain waktu akibat penambangan pasir
tersebut.”

Kemudian hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Erni (42) yang mengatakan:2

“Aktivitas galian tambang pasir menimbulkan banyak debu, bahkan debu-debu


tersebut sampai masuk kerumah-rumah warga yang dekat dengan
penambangan tersebut. Terlebih lagi dari aktivitas tersebut membuat jalan
raya penuh dengan pasir sehingga kondisi itu rawan dilintasi para
pengendara.”

Berdasarkan pengamatan yang penulis peroleh dari beberapa sumber, terdapat

permasalahan yang harus dihadapi di Desa Sekernan: Pertama, terjadinya

kerusakan lingkungan seperti longsor. Kedua, mengganggu kesehatan masyarakat

sekitar di daerah pertambangan pasir. Ketiga, mengganggu aktivitas masyarakat

pengguna jalan raya.

Tentu hal ini harus ditanggulangi dengan berbagai macam upaya baik dari

pihak eksternal maupun internal. Dengan adanya kerusakan yang timbul maka hal

yang patut dipertanyakan selanjutnya adalah ganti rugi kepada masyarakat. tentu

hal ini menjadi penting karena dengan adanya galian tambang tersebut dapat

merugikan masyarakat sekitar yang tinggal di lokasi tersebut. Berikut pengakuan

1
Wawancara dengan Bapak Ismail, Warga Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi. tanggal 8 Desember 2019 pukul 08:00 WIB.
2
Wawancara dengan Ibu Erni, Warga Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
pada tanggal 8 Desember 2019 pukul 09:52 WIB
3

Bapak Harun yang merupakan waga Kecamatan Sekernan3

“Ganti rugi memang sangat diharapkan oleh masyarakat Sekernan, karna ini
merupakan hal untuk kepentingan bersama dan menyangkut orang banyak.
Pihak berwajib seharusnya lebih tegas terhadap tangan-tangan yang tak mau
bertanggung jawab.”

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2009 Tentang izin usaha


pertambangan bahan galian tambang golongan C, pasal 66 menjelaskan dengan
sangat jelas bahwa:4
“Apabila selesai melakukan penambangan bahan galian pada suatu tempat
pekerjaan, pemegang kuasa pertambangan yang bersangkutan diwajibkan
mengembalikan tanah sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan bahaya
penyakit atau bahaya lainnya bagi masyarakat sekitarnya.”

Hal ini berarti ditegaskan dengan wajib mengganti tanah yang telah

dieksploitasi. Mengembalikan tanah dengan sedemikian rupa merupakan bentuk

pertanggung jawaban yang dibebankan kepada pemegang kuasa galian tambang

sebagai bentuk ganti rugi kepada masyarakat. Hal ini dipertegas dengan bunyi

Peraturan daerah Muaro Jambi Nomor 24 Tahun 2009 Bab VIII tentang

hubungan kuasa pertambangan dengan hak-hak tanah pasal 54 ayat (1) yang

berbunyi:5

“Pemegang kuasa pertambangan diwajibkan mengganti kerugian akibat dari


usahanya pada segala sesuatu yang berada diatas tanah kepada yang berhak
atas tanah didalam lingkungan daerah kuasa pertambangan maupun
diluarnya, dengan tidak memandang apakah perbuatan itu dilakukan dengan
atau tidak dengan sengaja, maupun yang dapat atau tidak dapat diketahui
terlebih dahulu.”

Tetapi pada kenyataannya hal ini tidak dilakukan dengan pemegang kuasa

3
Wawancara dengan Bapak Harun, warga Sekernan Kabpaten Muaro Jambi, 8 Desember
2019, pukul 10.00 WIB.
4
Peraturan Daerah Muaro Jambi Nomor 24 tahun 2009 Tentang Izin Usaha Pertambangan
Bahan Galian Golongan C, pasal 66, hlm 26.
5
Ibid, pasal 54 ayat (1), hlm. 23
4

pertambangan tersebut sehingga terjadi hal-hal yang telah dirasakan oleh

penduduk dan masyarakat Kecamatan Sekernan salah satunya adalah bencana

tanah longsor dan berbagai macam gangguan kesehatan serta hambatan-hambatan

lainya seperti aktivitas masyarakat pengguna jalan raya.

Dalam hal ini, pemerintah daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan

pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan bertanggung jawab atas upaya

pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan seperti yang termuat

pada Bab IX tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 65 ayat (1) berbunyi: 6

“pemegang izin usaha pertambangan sesuai dengan peraturan perundang-


undangan yang berlaku”.

Pada ayat (2) berbunyi:7

“Tanggung jawab pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi pemberian persetujuan: a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) terdiri dari kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), dan b. Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) untuk yang
tidak wajib AMDAL, yang disusun oleh masing-masing pemegang izin usaha
pertambangan selaku pemrakarsa dengan mengacu pedoman teknis
penyusunan AMDAL, UKL-UPL sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.”

Berdasarkan latar belakang diatas, dalam penelitian ini mencoba untuk

melihat upaya pemerintah kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi terhadap

dampak galian tambang Type C yang kemudian direflesikan melalui sebuah

penelitian yang berjudul “Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi Dampak

Galian Tambang Type C Di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro

Jambi.”

6
Ibid, pasal 65 ayat (1), hlm. 27.
7
Ibid, ayat (2), hlm. 27.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak galian tambang

Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi?

2. Apa kendala pemerintah dalam upaya menanggulangi dampak galian

tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi?

3. Apa hasil yang dicapai pemerintah dalam upaya menanggulangi dampak

galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi?

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini agar tidak meluas ke pokok pembahasan yang lain

penulis perlu membatasi permasalahan yang akan diteliti. Peneliti akan

menfokuskan terhadap Upaya Pemerintah dalam menanggulangi dampak galian

tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan

peraturan daerah Nomor 24 tahun 2009 khususnya pada pasal 54, 65 dan 66.

Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan akan mengambil data di tahun

2019- 2020.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian sebenarnya merupakan suatu upaya untuk

menemukan pengembangan dan menguji kebenaran pengetahuan, usaha yang


6

dilakukan dengan suatu metode ilmiah.8 Oleh karena itu, secara kongkret tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian adalah sebagai berikut:

a. Ingin mengetahui Bagaimana upaya pemerintah dalam menanggulangi

dampak galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro

Jambi

b. Ingin mengetahui Apa kendala pemerintah dalam upaya Menanggulangi

dampak galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro

Jambi

c. Ingin mengetahui Apa hasil yang dicapai pemerintah dalam upaya

menanggulangi dampak galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan,

Kabupaten Muaro Jambi.

2. Manfaat

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

bagi penetili maupun bagi yang berkepentingan.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk

mengembangkan penelitian ini lebih lanjut guna untuk kepentingan Ilmu

Pengetahuan khususnya studi Ilmu Pemerintahan UIN STS JAMBI.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi pemerintah daerah penelitian ini diharapkan dapat menjadi hal yang

bermanfaat guna memberikan solusi dalam penanggulangan akibat yang

ditimbulakan oleh galian tambang Type C yang berakibat buruk pada

8
Sutrisno hadi, Methodologi Penelitian, (Yogyakarta fakultas Pisikologi Universitas Gajah
Mada, 1993), hlm. 18.
7

masyarakat dan lingkungan.

2) Bagi mahasiswa hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk

pengetahuan baru mengenai bahayanya dampak galian tambang Type C

terhadap kerugian dan ganti rugi kepada masyarakat.

3) Bagi penulis, penulisan skripsi ini sebagai syarat kelulusan setara satu di

UIN STS Jambi.

4) Bagi Masyarakat, diharapkan agar dengan adanya hasil penelitian ini

masyarakat Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi lebih bijak

dalam menjaga lingkungan dengan berperan lebih aktif terhadap

kerusakan dan ganti rugi yang diakibatkan oleh galian tambang Type C

tersebut.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan uraian ringkasan tentang teori yang digunakan

dan cara menggunakan teori dalam menjawab pertanyaan penelitian.

1. Kebijakan Publik

James Anderson dalam bukunya “ public policy-marketing” mengartikan

kebijakan publik adalah sebagai serangkaian kegitan yang mempunyai tujuan

tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang atau atau sekelmpok pelaku

guna memecahkan suatu masalah. Ia juga mengemukakan, kebijakan negara

adalah kebijakan-kebijakan pemerintah.9 Menurut Anderson implikasi dari

definisi ini bahwa kebijakan publik adalah:

9
Tri Wahyuni, Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Kebijakan Publik (Konversi Minyak
Tanah Ke LPG Di Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi Pada Tahun 2010). (Skripsi
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi 1433H/2012), hlm. 9.
8

a. Selalu mempunyai tindakan tertentu/tindakan yang berorientasi pada tujuan

b. Berisi tindakan atau pola-pola tindakan pemerintah atau pejabat

c. Merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah bahkan

merupakan apa yang pemerintah maksud atau melakukan sesuatu atau

menyatakan melakukan sesuatu.

d. Bersifat positif yang berarti merupakan beberapa bentuk tindakan pemerintah

mengenai masalah tertentu, dan bersifat negatif sebagai keputusan

pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

e. Kebijakan publik setidak-tidaknya dalam arti positif didasarkan atau selalu

dilandaskan pada peraturan undang-undang yang bersifat memaksa

(otoritatif).10

Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan publik

merupakan suatu aturan yang didasarkan pada landasan dan peraturan-peraturan

yang sifatnya memaksa guna kemaslahatan bersama. Dalam penelitian ini

kebijakan pemerintah Kabupaten Muaro Jambi merupakan bentuk kepedulian

pemerintah akan kemaslahatan umat masyarakat khususnya Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi, dalam mengupayakan pengelolaan lingkungan dan

pemantauan lingkungan terhadap kerusakan dan ganti rugi akibat galian tambang

Type C di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

Secara sederhana pertambangan dapat diberi pengertian, adalah suatu

kegiatan yang dilakukan dengan penggalian kedalam tanah (bumi) untuk

mendapatkan sesuatu yang berupa hasil tambang (mineral, minyak, gas bumi dan

10
Ibid, hlm. 10
9

batu bara).11 Adapun bahan galian dari pertambangan meliputi unsur – unsur

kimia mineral – mineral, bijih – bijih dan segala macam batuan termasuk batu –

batu mulia yang merupakan endapan – endapan alam.12

Pertambangan atau galian tambang terbagi menjadi beberapa tipe atau

golongan. Bahan galian menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967, bahan

galian dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:

1). Bahan galian type A, yaitu bahan galian strategis. Bahan galian startetis

digolongkan untuk kepentingan pertahanan, keamanan negara, dan perekonomian

negara. Contohnya minyak bumi, batubara dan gas alam.

2). Bahan galian type B, yaitu bahan galian vital. Bahan galian vital digolongkan

untuk dapat menjamin hajat hidup orang banyak; contohnya besi, mangan,

bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina dan perak.

3). Bahan galian type C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan

B contohnya nitrat, fosfat, asbes, talk, grafit, pasir kuarsa, kaolin, feldspar,

marmer dan pasir.13

2. Lingkungan Hidup

Berdasarkan Teori Antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam

dan etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika

ekologi dangkal yang berkaitan dengan kepentingan estetika didukung oleh dua

tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark Sagoff. Menurut mereka etika

11
Asril, Dampak Pertambangan Galian C Terhadap Kehidupan Masyarakat Kecamatan
Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar, (Jurnal Kewirausahaan, Vol 13, No.1, Januari-Juni 2014),
hlm. 4
12
Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Izin Usaha
Pertambangan Bahan Galian Golongan C BAB I Ketentuan Umum Pasal I ayat 3
13
Duniatambang.co.id diakses tanggal 9 November 2020 pukul 20:15 WIB.
10

lingkungan harus dicari pada aneka kepentingan manusia, secara khusus

kepentingan estetika. Sedangkan etika antroposentris yang mementingkan

kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau konservasi

alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia.14

Artinya teori ini menerapkan kesejahteraan generasi penerus manusia,

sehingga pengelolaan lingkungan hidup menjadi indikator penting guna

kesejahteraan generasi penerus. Dalam konteks Undang-Undang Pengelolaann

Lingkungan Hidup, Beragam upaya pengelolaan lingkungan hidup

mengindikasikan pentingnya peran pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha

melakukan upaya-upaya nyata untuk mewujudkan eksistensi lingkungan hidup

yang dapat dimanfaatkan secara optimal, baik oleh generasi sekarang maupun

generasi mendatang untuk menunjang kehidupannya.15

Maka ketiga komponen tersebut harus bersinergi dan berkomitmen untuk

tetap menjaga kelangsungan kelestarian fungsi lingkungan hidup, ancaman

pencemaran atau kerusakan lingkungan yang dikhawatirkan membahayakan

kehidupan generasi penerus

Dari teori diatas menjelaskan bahwa sangat pentingnya lingkungan yang

terjaga karena jika lingkungan dalam keadaan tidak baik hingga rusak berlebih

tentu sesuai dengan teori tersebut bahwa dampaknya tidak hanya dimasa sekarang

namun juga akan dirasakan hingga yang akan datang bagi generasi penerus. Maka

dari itu dalam penelitian ini tidak sesuai dengan teori diatas karena tidak

memperhatikan kehidupan generasi penerus, mengeksploitasi galian dengan

14
https://dinlh.slemankab.go.id/teori-teori-lingkungan-hidup/, diakses pada 9 Februari 2019
15
Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm.160
11

penggunaan yang berlebihan dan tidak memperhatikan lingkungan sekitar tanpa

mengganti rugi lahan tentu akan berdampak negatif bagi generasi penerus yaitu

penurunan kualitas tanah akibat galian tambang tersebut.

F. Kerangka Konseptual

1. Galian Tambang Type C

Galian tambang Type C adalah bahan tambang yang biasanya digunakan

untuk membangun infrastruktur. Baik bangunan pribadi, swasta maupun

pemerintah. Salah satu contoh kongrit galian tambang Type C yang berasal dari

sungai adalah batu, koral, serta pasir sungai.16

Hal ini juga diperkuat dari Peraturan Daerah Muaro Jambi Nomor 24 tahun

2009 Tentang Izin Usaha Pertambangan Bahan Galian Type C, pada pasal 1 ayat

3 Bahan galian adalah unsur- unsur kimia mineral-mineral, bijih-bijih dan segala

macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan-endapan

alam.17 Adapun bentuk bahan galian tambang Type C yang mana di dalamnya

terdapat bahan bahan bangunan termasuk kepada pasir dan kerikil.

Artinya bahan galian tambang Type C merupakan bahan galian yang

diperoleh dari alam dan tidak dapat diperbarui. Adapun cara yang untuk

mengeksplorasi bahan galian tambang Type C tersebut dari dalam sungai, pihak

swasta atau pengelolaan menggunakan tenaga mesin berupa alat-alat berat seperti

16
Fiqi Rahmatillah, Maimun, Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah
Kabupaten Nagan Raya pada Sektor Pertambangan Galian C, (Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP
Unsyiah Volume 2, Nomor 4, November 2017), hlm. 3
17
raturan Daerah Muaro Jambi Nomor 24 tahun 2009 Tentang Izin Usaha Pertambangan
Bahan Galian Golongan C, pasal 1 ayat 3, hlm.4
12

buldoser dan eskapator.18

Sehingga ketika galian tambang Type C dilakukan degan alat berat terus

menurus dan tidak melihat serta memperhatikan dampaknya maka yang akan

terjadi adalah kerusakan lingkungan.

2. Kerusakan

Kerusakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata

rusak yang artinya sukar untuk diperbaiki.19 Sama halnya dengan kerusakan

lingkungan yang di timbulkan oleh galian tambang Type C di Muaro Jambi

daerah Sekernan. Kerusakan lingkungan yang dihadapi juga tidak main-main

seperti tanah longsor, dan kerusakan jalan.

Sedangkan menurut Danusaputro yang dituangkan dalam jurnal ilmiah

mahasiswa FISIP Unsyiah oleh Fiqh Rahmatillah, Maimun, menyatakan bahwa

lingkungan hidup merupakan harta pusaka bagi seluruh dan segenap insansi

sepanjang zaman, yang harus senantiasa dijaga kelestariannya secara turun

temurun. Memang tiap insani boleh dan dapat memanfaatkan lingkungan hidup,

tetapi siapapun tidak diwenangkan untuk merusak atau menanggung akibanya,

sebaliknya setiap pihak justru memikul kewajiban untuk selalu memeliharanya

dengan baik dan menjaganya secara tertib dengan menghindarkan segala

ancaman atau gangguan, yang mungkin dapat menimpanya.20

Hal ini artinya kerusakan merupakan hal yang dapat membahayakan karena

18
Berita kompasiana.com, diakses pada tanggal 8 Desember 2019 pukul 12:17 WIB.
19
https:// maksud/ arti kata kerusakan menurut KBBI, diakses pada tanggal 8 Desember 2019
pukul 13;10 WIB.
20
Fiqi Rahmatillah, Maimun, Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah
Kabupaten Nagan Raya pada Sektor Pertambangan Galian C, (Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP
Unsyiah Volume 2, Nomor 4, November 2017), hlm. 11
13

kerusakan dapat mengakibatkan timbulnya bencana. Bukan hanya bencana alam

yang dapat merugikan lingkungan tetapi juga bencana alam yang juga dapat

merugikan bagi masyarakat sekitar. Sehingga dari kerusakan galian tambang Type

C ini harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah setempat agar

kerusakan yang terjadi tidak menjadi lebih parah lagi.

3. Peraturan Daerah

Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 menentukan dengan tegas bahwa Indonesia

merupakan Negara Hukum21. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa segala

tindakan pemerintah maupun masyarakat harus berdasarkan hukum. Dalam

mengatur kehidupan masyarakat produk hukum yang dapat dihasilkan adalah

produk hukum nasional maupun produk hukum daerah

Peraturan adalah patokan yang dibuat untuk membatasi tingkah laku

seseorang dalam lingkup/organisasi tertentu yang jika melanggar akan dikenakan

hukuman atau sanksi.22 Sedangkan yang dimaksud dengan peraturan perundang-

undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat

secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang

berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-

undangan. Dari difinisi tersebut maka suatu peraturan baru dapat disebut sebagai

peraturan perundang-undangan jika:

a. Merupakan keputusan tertulis,

b. Memuat norma hukum;

21
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Republik Indonesia, pasal 1 ayat 2.
22
http://www.google.com/amp/s/bayuarsadinata.wordpress.com/2015/07/16/peraturan-adalah-
2/amp/, diakses pada 5 februari 2019.
14

c. Mengikat umum;

d. Dibentuk oleh pejabat yang berwenang; dan

e. Dengan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang- undangan.

Sedangkan yang dimaksud dengan produk hukum daerah adalah Produk

hukum yang berbentuk peraturan meliputi peraturan daerah (Perda) atau nama

lainnya, Peraturan Kepala Daerah (Perkada), Peraturan Bersama Kepala

Daerah(PB KDH), Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Peraturan

DPRD) dan berbentuk keputusan meliputi keputusan kepala daerah, keputusan

DPRD, keputusan pimpinan DPRD dan keputusan badan kehormatan DPRD23.

Produk Hukum daerah menurut Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri No.

80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah berbentuk peraturan

dan penetapan.24 Pasal 3 menentukan bahwa produk hukum daerah yang

berbentuk peraturan terdiri dari25 :

a. Peraturan daerah (Perda) atau nama lainnya;

b. Peraturan Kepala Daerah (Perkada);

c. Peraturan Bersama Kepala Daerah (PB KDH); dan

d. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Perda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, terdiri dari perda

propinsi dan perda kabupaten/kota (Pasal 4 ayat 1). Sedangkan Perkada terdiri

dari Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati, Peraturan Walikota (Pasal 6

23
Nengah Suantra Dan Made Nurmawati, Teori Legislasi Dalam Pembentukan Peraturan
Daerah, ( Naskah Tutorial: Universitas Udayana Fakultas Hukum Denpasar, 2016), hlm. 4-5.
24
Peraturan Menteri Dalam Negri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015, Pembentukan
Produk Hukum Daerah, hlm. 7.
25
Nengah Suantra Dan Made Nurmawati, Teori Legislasi Dalam Pembentukan Peraturan
Daerah, ( Naskah Tutorial: Universitas Udayana Fakultas Hukum Denpasar, 2016), hlm.6.
15

Permendagri No.80 Tahun 2015).26

G. Tinjauan Pustaka

Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui referensi

buku-buku atau literature studi kependudukan ini dilakukan untuk memenuhi atau

mempelajari serta megutip pendapat-pendapat dari ahli yang ada hubungannya

dengan permasalahan yang diteliti. Sepanjang penelitian peneliti mengambil

buku-buku, skripsi, dan artikel yang berkaitan dengan dampak galian tambang

Type C terhadap kerusakan dan ganti rugi kepada masyarakat berdasarkan

Peraturan Daerah Muaro Jambi Nomor 24 Tahun 2019. Dari berbagai penelitian

yang telah ditelusuri yaitu:

1. Penelitian yang berjudul “ Dampak Aktivitas Pertambangan Bahan Galian

Golongan C Terhadap Kondisi Kehidupan Masyarakat Desa”. Oleh Ali Sulto

Fakultas Ekologi Manusia Istitut Pertanian Bogor 2011.27 Penelitian ini

membahas tentang kehadiran industri pertambangan pada umumnya

memberikan dampak negatif pada aspek sosio-ekonomi dan ekologi. Pada

aspek sosio-ekonomi, tingkat kesempatan kerja pertanian mengalami

penurunan seiring dengan semakin menurunnya luas lahan pertanian yang

dimiliki oleh masyarakat, sedangkan kesempatan kerja non peranian

mengalami peningkatan seiring dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang

disediakan oleh pihak pertambangan.

2. Penelitian yang berjudul “Dampak Penambangan Galian Type C (Pasir) di

26
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015,
Pembentukan Produk Hukum Daerah, hlm. 9.
27
Ali Sulton, Dampak Aktivitas Pertambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Kondisi
Kehidupan Masyarakat Desa, (skripsi Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, 2011).
16

Pinggiran Sungai Brantas Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung”. Oleh

Kuspriyanto Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Univrsitas Negri surabaya

2016.28 Penelitian ini membahas tentang penambangan galian Type C atau

pasir dipinggir sungai berantas Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung

ini telah memberikan dampak positif dan negatif bagi mayarakat sekitar

tambang. Hasil dari penelitian yang dilakukan menyebutkan bahwa sikap

responden lebih banyak dalam kategori sedang hal ini dikarenakan adanya

berbagai dampak negatif yang masih dirasakan masyarakat tambang pasir

dipinggiran sungai berantas kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung

berdampak buruk bagi sekitar tambang pasir.

3. Penelitian berjudul “kajian dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan

penambangan pasir didesa Keningar daerah kawasan gunung Merapi” oleh

Yudhidistira, Wahyu Krisna Hidayat, Agus Hadiyarto, Jurusan Teknik

Geologi fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2011.29 Kegiatan

penambangan pasir didesa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang

menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu dampak fisik dan dampak

sosisal ekonomi. Dampak fisik lingkungan yaitu adanya tebing-tebing bukit

yang gampang longsor, kurangnya debit air permukaan atau mata air,

rusaknya jalan, dan polusi udara

Sejauh penelusuran pustaka yang peneliti temukan dari beberapa karya

28
Kuspriyanto, Dampak Penambangan Galian C (Pasir) di Pinggiran Sungai Brantas
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung, (jurnal Fakultas Imu Sosial dan Hukum; Universitas
negeri Surabaya, Suara Bhumi, Vol. 03 November 03 tahun 2016)
29
Yudhidistira, Wahyu Krisna Hidayat, Agus Hadiyarto, kajian dampak kerusakan
lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir didesa Keningar daerah kawasan gunung Merapi,
Jurusan Teknik Geologi fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2011.
17

ilmiah diatas ada kesamaan judul, akan tetapi penelitian yang penulis lakukan

sudah pasti berbeda dari beberapa penelitian diatas, karena penelitian ini

dilakukan ditempat dan waktu yang berbeda. Selain itu, dari segi pembahasan

juga berbeda dari penelitian diatas tidak membahas tentang upaya pemerintah

dalam menanggulangi dampak galian tambang Type C. Dalam hal ini peneliti

juga membahas hal yang berbeda yaitu tentang bagaimana upaya pemerintah

dalam menaggulangi dampak galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan,

Kabupaten Muaro Jambi. Kemudian kendala pemerintah dalam upaya

menanggulangi dampak galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan,

Kabupaten Muaro Jambi tersebut, serta apa hasil yang dicapai pemerintah dalam

upaya menanggulangi dampak galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan,

Kabupaten Muaro Jambi. Selain itu, kerangka teori yang digunakan juga berbeda.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak

tanggal dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan dari

bulan Januari hingga Maret 2020.

2. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Kecamatan Sekernan, Kabupaten

Muaro Jambi.

B. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Yuridis dan Empiris, yang dengan kata lain adalah jenis penelitian sosiologis dan

dapat disebut pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji keternyataan

hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam masyarakat. 30 Sehingga

penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen).31 Dengan kata lain peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi. Artinya, penelitian dengan menggunakan metode kualitatif ini adalah

pendekatan penelitian yang dilakukan secara langsung ke lapangan oleh peneliti.

30
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Univertas Indonesia
Press, 1986),
31
Ibid, hlm. 122.

18
19

Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data secara langsung tentang

upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak galian tambang Type C di

Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.32

Dengan pendekatan kualitatif diharapkan diperoleh pemahaman dan

penafsiran yang mendalam mengenai makna dari kata yang relevan. Sebagai

sebuah studi kasus, penelitian ini juga ingin mengurai serta menjelaskan secara

komprehensif mengenai berbagai aspek individu, kelompok, organisasi, program

atau sebuah situasi sosial.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis dan sumber data bagian dua yang digunakan dalam penelitian

yaitu data primer dan data skunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian, diperoleh

secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi yang objeknya penelitian,

atau keseluruhan dan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan. Menurut

Suharsini Arikunto (2013:172) data primer adalah data yang dikumpulkan melalui

pihak pertama, biasanya dapat melalui wawancara, jejak dan lain-lain.33

Dengan kata lain merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari

sumber aslinya. Data perimer dalam penelitian ini diperoleh dari:

32
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, (Jambi: Syariah Press, 2014), hlm.
178.
33
Tim Penyusun, Jurnal Riset Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia: Vol VIII, No.2,
Summer 2016, hlm. 23
20

1) Masyarakat di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

2) Pemerintah daerah, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

3) Peraturan Daerah Muaro Jambi Nomor 24 Tahun 2009

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara

tidak langsung atau melalui sumber perantara. Menurut Sugiyono (2012:141)

Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca,

mempelajari, dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur,

buku-buku, serta dokumen.34 Data ini diperoleh dengan cara mengutip dari

sumber lain seperti:

1) Buku-buku, yang berkaitan dengan judul skripsi.

2) Internet dan lain-lain.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan tempat dimana data itu berasal. Menurut Suharsimi

Arikunto (2010:172) sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh.35 Sumber data dalam penelitian ini meliputi:

a. Masyarakat di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

b. Kantor Camat Kecamatan Sekernan.

c. Kantor Dinas Lingkungan Hidup

d. Lokasi Pertambangan di Kecamatan Sekernan

34
Tim Penyusun, Jurnal Riset Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia: Vol.VIII, No.2,
Summer 2016, hlm. 23
35
Ibid, hlm. 23
21

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Jika

dilihat dari pengertiannya, secara bahasa instrumen dapat diartikan sebagai alat.

Jadi, instrumen data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dan fakta penelitian.

Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Pengamatan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mendapatkan data.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi deskriptif.

Pada tahap observasi deskriptif, peneliti belum membawa masalah yang akan

diteliti maka peneliti melakukan penjelajahan umum dan menyeluruh, sebelumnya

peneliti melakukan deskriptif terhadap semua yang dilihat, didengar, dan

dirasakan yang nantinya semua penemuannya akan dideskripsikan dengan

kesimpulan dalam keadaan yang belum tertata.

Observasi awal yang ditemukan peneliti dilapangan adalah kondisi

lingkungan yang rusak akibat galian tambang Type C yang terus menjadi ancaman

bagi masyarakat Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Seperti kerusakan

tanah akibat galian dipinggir sungai batanghari hingga pencemaran lingkungan

yaitu banyaknya debu yang berkemungkinan mengakibatkan macet hingga rawan

kecelakaan di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Tidak hanya itu

banyak dari masyarakat yang mengaku merasa terganggu akibat kerusakan yang
22

ditimbulkan dari oprasi galian tambang Type C tersebut yang mengakibatkan

ketidaknyamanan saat berkendara diarea sekitar galian tambang Type C itu.

2. Interview ( Wawancara)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu data

tertentu.36 Untuk mendapatkan data yang akurat maka penelitian ini melakukan

wawancara dengan beberapa pihak yang berada di Kecamatan Sekernan,

Kabupaten Muaro Jambi seperti: Masyarakat Kecamatan Sekernan, Pemerintah

daerah dan pihak terkait, yang berhubungan dengan galian tambang Type C di

Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

3. Dokumentasi

Menurut Guba dan Lincoln (1981-228) mendefinisikan pengertian

dokumentasi yaitu setiap bahan yang tertulis ataupun film dan pengumpulan data

dilakukan dengan meneliti catatan-catatan tertulis, seperti dokumen, buku, dan

catatan baik media maupun media sosial. Cara ini dilakukan terutama pada studi

awal penelitian yang memperjelas masalah yang akan diteliti. Teknik ini

merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan

fokus permasalahan penelitian, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto-foto,

rekaman kaset.37

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dokumentasi dengan meneliti catatan-catatan tertulis, dokumen dan buku yang

berkaitan dengan upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak galian

36
Beni Ahmad Saebani, “ Metode penelitian”, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2008), hlm.90.
37
Sugiyono, Metode Kualitatif dan RNB, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 137.
23

tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

E. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data

sehingga dapat di kembangkan dan di implementasikan. Berdasarkan hal di atas

dapat dikemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain sehingga dapat dengan mudah dipahami dan semuanya dapat di

informasikan kepada orang lain.38 Didalam analisis data penelitian ini

dilaksanakan menggunakan beberapa teknik yaitu:

1. Mereduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

menfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya.39 dalam

penelitian ini, peneliti meredusi data yang diambil dari hasil data yang diambil

berkaitan tentang upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak galian

tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian ini data disajikan secara sistematis agar lebih mudah

memahami karya ilmiah tentang upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak

galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data-data yang terkumpul,

sehingga dapat diambil langkah-langkah awal untuk penelitian lanjutan dan

38
Ibid, hlm. 137.
39
Beni Ahmad Saebani, Metode penelitian, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2008), hlm 201
24

mengecek kembali data-data asli yang diperoleh. Kesimpulan dalam skripsi ini

merupakan data yang bersangkutan dengan upaya pemerintah terhadap dampak

galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatakan pemahaman secara runtun, pemahaman dalam

penulisan skripsi ini akan di sistematisasi sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan maslah, tujuan dan kegunaan penelitian,

kerangka teori, dan tinjauan pustaka. Bab ini merupakan permasalahan yang

merupakan berfikir bagi bab-bab selanjutnya.

Bab II. Metode penelitian. Dalam bab ini membahas mengenai pendekatan

penelitian, jenis dan sumber data, pengumpulan, serta analisis data, sistematika

penulisan dan jadwal penelitian.

Bab III. Gambaran umum. Histori, Letak Geografis Muaro Jambi,

Demografis,

Bab IV. Pembahasan. Dalam bab ini membahas tentang “Upaya pemerintah

dalam menanggulangi dampak galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan,

Kabupaten Muaro Jambi.

Bab V. Penutup. Dalam bab ini berisikan tentng kesimpulan dan hasil

penelitian serta saran-saran terkait dengan Upaya Pemerintah dalam

menanggulangi damapak galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi.


25

G. Jadwal Penelitian

Agar penelitian lebih terarah dari segi waku dan kegiatan, untuk itu penulisan

membuat jadwal kegiatan yang dilaksanakan secara 3 tahap yaitu: 40

Tahap pertama : Meliputi kegiatan penyususnan proposal, seminar proposal,

penyusunan instrumen penelitian dan permohonan izin

riset.

Tahap kedua : Meliputi pengumpulan data lapangan, analisis data dan

penyusunan data.

Tahap ketiga : Meliputi penyusunan skripsi, perbaikan dan penggandaan

Skripsi.

Tabel 1 Jadwal Penelitian

Tahun 2019 Tahun 2020


November Desember Januari Februari Maret
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan x

Judul

2 Pembuatan x X

Proposal

3 Perbaikan X

Proposal &

Seminar

4 Surat izin x

Riset

40
Tri Wahyuni, Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Kebijakan Publik, (Jambi: Skripsi:
2012), hlm. 42
26

5 Pengumpul x

an Data

6 Pengolahan x x

Data dan

Analisis

Data

7 Bimbingan

dan Perbaikan

8 Ujian

Skripsi

9 Perbaikan

dan

Penjilidan
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis Kecamatan Sekernan

Kecamatan Sekernan terletak diantara 0º Lintang Selatan sampai dengan 50

Lintang Selatan dan di antara 100º Bujur Timur dengan ini beriklim Tropis

keadaan tanahnya terbagi atas rawa-rawa dan dataran rendah dengan ketinggian

100 m dari permukaan laut dan memiliki luas wilayah ± 582,27 km2, dengan

jumlah penduduk sampai dengan maret 2018 : ± 45326 jiwa, terdiri dari 11358

KK yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani, pekebun, dagang,

pegawai negeri dan pegawai perusahaan swasta. Secara geografis Kecamatan

Sekernan berbatasan:41

1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

2. Sebelah Timur dengan Kecamatan Muaro Sebo dan Tanjung Jabung Timur.

3. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Jambi Luar Kota

4. Sebelah Barat dengan Kabupaten Batanghari.

Secara administrasi Kecamatan Sekernan terdiri 15 desa dan 1 kelurahan,

Kecamatan Sekernan merupakan ibu kota Kabupaten Muaro Jambi yang sebagian

besar wilayah Kecamatan Sekernan dilalui oleh Jalan Lintas Timur Sumatera yang

merupakan jalur utama di pulau Sumatera dan juga sebagai wilayah Kecamatan

Sekernan dilalui oleh sungai Batanghari. Berikut ini tablel 1 lurah dan 15 desa dan

nama lurah dan kades Kecamatan Sekernan.

41
Dokumentasi Letak Geografis kecamatan sekernan, Arsip Kantor Camat Sekernan, 20
Februari 2020.

27
28

Nama Kelurahan dan Kades Kelurahan/Desa dalam kecamatan sekernan42

N Nama Desa/Kelurahan Nama Kepala Desa/Kelurahan


o
1 Sengeti Safe’i S.Pd
2 Keranggan Tarmizi AR
3 Kedotan Murtadon Izhar, S.Pd
4 Tantan Patiar
5 Rantau Majo Zukriawin
6 Gerunggung Suadi
7 Suak Putat Santoso, A.Ma
8 Berembang Sarmidi
9 Sekernan Hendri Adam
10 Pulau Kayu Aro Hikmah
11 Pematang Pulai Sahroni
12 Tanjung Lanjut Edi Sugito
13 Tunas Baru Darwisata
14 Bukit Baling Basri, SE
15 Suko Awin Jaya Joniadi Naenggolan
16 Tunas Mudo Ruspan Ependi

B. Motto, Visi dan Misi kecamatan sekernan

Motto: cermat (cepat, efisien, ramah, mudah, akuntabel, tepat) sedangkan,

Visi “ terwujudnya pelayanan terpadu yang prima di kecamatan sekernan.”

Adapun Misi kecamatan sekernan yaitu:

a. Mewujudkan pelayanan public yang efektif, efisien dan transparan

b. Mewujudkan pelayanan yang dapat bertanggung jawab

c. Peningkatan kualitas SDM yang siap melayani

d. Meningkatkan saran dan prasarana pelayanan yang memadai.

42
Dokumentasi Kelurahan dan Desa Sekematan Sekernan, Arsip Kantor Camat Sekernan.
20 februari 2020.
29

C. Gambar Struktur Organisasi Kecamatan Sekernan

STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAH KECAMATAN SEKERNAN

Camat sekernan

Kemas Ismail Azim.,S.E

Kelompok Sekretaris Camat


Jabatan
Fungsional Isah.,S.Sos.I.,MAG

Kasubag Umum Kasubag


& keuangan Perencanaan &
kep

Sumiati,S.Sos Ismail,S.Kom

Kasi Kasi Ketentraman Kasi Pelayanan Kasi


Pemerintahan & Tibun Umum & Pemberdayaan
Kesejahteraan Masyarakat Desa
Sosial
Muhammad
Akmal, S.Sos Sopianto, S.Sos Hj. Maryana Huzairi,S.H

Lurah Sekretar Kasi Kasi Kasi


Sengeti is Lurah Permerintaha Pelumsos Trantib
n Arian
……… Agoes Saputra,S. Noverta
Syafe’i,S.Pd …… Budhianto,S.E STP Rahmat,S
.H
30

D. Kedudukan, Tugas, Fungsi dari Struktur Organisasi

1. Kedudukan

Kantor Camat Sekeran Kabupaten Muaro Jambi berkedudukan sebagai

bagian dari perangkat daerah merupakan unsur kecamatan, dipimpin oleh seorang

kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab keada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

2. Tugas

Kantor Camat Sekernan mempunyai tugas merumuskan teknis dan strategis,

melaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan

pelaksanaan tugas dibidang Pemerintahan Kecamatan.

3. Fungsi

Dalam pelasakanaan tugas pokoknya, Kantor Camat Sekernan Kabupaten

Muaro jambi berfungsi sebagai;43

a. Pelaksanaan pelayanan dibidang pemerintahan umum kecamatan;

b. Pelaksanaan pelayanan dibidang ketertiban umum;

c. Pelaksanaan pelayanan dibidang masyarakat desa;

d. Pelaksanaan pelayanan umum dan sosial;

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan

fungsinya.

4. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Kantor Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

terdiri dari:

a. Camat
43
Dokumentasi struktur organisasi Kecamatan Sekernan, RENJA Kantor Camat Sekernan
31

b. Sekretariat

Sekretariat terdiri dari:

1) Sub Bagian Perencanaan dan Kepegawaian; dan

2) Sub Bagian Umum dan Keuangan.

c. Kasi Pemerintahan

d. Kasi Ketertiban Umum

e. Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa

f. Lurah

1) Sekretaris Lurah

2) Kasi Pelayanan Umum dan Kesejahteraan Sosial

3) Kasi Ketentraman dan Ketertiban; dan

4) Kasi Pemerintahan dan Pembangunan.

g. Kelompok Jabatan Fungsional44

a. Camat

Camat Sekernan mempunyai tugas memimpin wilayah kecamatan dalam

pelaksanaan kegiatan di bidang sekretariat kecamatan, pemerintahan, ketentraman

dan ketertiban, pelayanan umum dan kesejahteraan sosial dan pemberdayaan

masyarakat desa dan pelayanan teknis dan administratif sesuai dengan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku untuk mendukung kelancaran dan tugas pokok

Pemerintahan.

b. Sekretariat
44
Dokumentasi struktur organisasi Kecamatan Sekernan, RENJA Kantor Kecamatan
Sekernan 2018, 9 Agustus 2018.
32

Memimpin bagian sekretariat dalam pelaksanaan kegiatan dibidang umum,

kepegawaian, keuangan, perencanaan serta pelayanan teknis dan administratif

sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku untuk mendukung kelancaran

tugas pokok Sekretariat kecamatan Sekernan.

Uraian tugas Sekretaris terdiri dari:

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam melaksanakan tugas

dibantu oleh:

1) Kasubbag Umum dan Keuangan

Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan, mempunyai tugas membantu

Sekretaris Camat dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,

mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan umum Keuangan,

seusai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlauku untuk

mecapai tujuan organisasi.45

2) Kasubbag Perencanaan dan Kepegawaian

Kepala Sub Bagian perencanaan dan kepegawaian, mempunyai tugas

membantu Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam

merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan

dan mengawasi.

Urusan Perencanaan dan Kepegawaian, sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Kepala Bidang Perkembangan dan pemberdayaan Lembaga Desa

Kepala Bidang Perkembangan dan Pemberdayaan Lembaga Desa mempunyai

45
Dokumentasi struktur organisasi Kecamatan Sekernan, RENJA Kantor Kecamatan
Skerenan 2018, 9 Agutus 2018.
33

tugas membantu Kepala Dinas dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,

mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi dalam urusan Perkembangan

dan Pemberdayaan Lembaga Desa sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepala Bidang Perkambangan dan Pemberdayaan Lembaga Desa dibantu

oleh:

1). Kepala Seksi Evaluasi Perkembangan Desa

Kepala Seksi Evaluasi Perkembangan Desa mempunyai tugas membantu

Kepala Bidang dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,

mengkoondinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan evaluasi

perkembangan desa sesuai dengan Perturan perundang-undangan yang berlaku

untuk mencapai tujuan organisasi.46

2). Kepala Seksi Kelembagaan Masyarakat

Kepala Seksi Kelembagaan Masyarakat mempunyai tugas membantu

Kepala Bidang merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan dan mengawasi urusan evaluasi kelembagaan kemasyarakatan

sesuai dengan Perturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan

organisasi.

3). Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Kepala Seksi Pemberayaan Masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala

Bidang dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan dan mengawasi urusan evaluasi pemberdayaan masyarakat sesuai

46
Dokumentasi struktur organisasi Kecamatan Sekernan, RENJA Kantor Kecamatan
Skerenan 2018, 9 Agutus 2018.
34

dengan Perturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan

organisasi.

d. Kepala Bidang pemberdayaan Ekonomi dan Kawasan Perdesaan

Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Kawasan Perdesaan mempunyai

tugas membantu Kepala Dinas dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,

mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan Pemberdayaan

Ekonomi dan Kawasan Perdesaan sesuai dengan Perturan perundang-undangan

yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.

1) Kepala Seksi pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Kepala Seksi pemberdayaan Ekonomi Masyarakat tugas membantu kepala

bidang dalam melaksanakan fasilitasi dan regulasi dalam urusan pemberdayaan

ekonomi masyarakat sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

untuk mencapai tujuan organisasi.

2). Kepala Seksi pendayagunaan Ttg dan Sda

Kepala Seksi Pendayagunaan Teknologi Tepat Gunadan Sumber Daya Alam

mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan Fasilitasi dan

regulasi dalam urusan pendayagunaan Teknologi Tepat Guna dan Sumber Daya

Alam sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai

tujuan Organisasi.

3). Kepala Seksi Pengembangan Kawasan Perdesaan

Kepala Seksi pengembangan Kawasan Perdesaan mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,

mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan Pengembangan


35

Kawasan Perdesaan sesuai dengan Perturan perundang-undangan yang berlaku

untuk mencapai tujuan organisasi.

e. Kepala Bidang Bina Pemerintahan dan Keuangan Desa

Kepala Bidang Bina Pemerintahan dan Keuangan Desa mempunyai tugas

membantu Kepala Dinas dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,

mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan Bina Pemerintahan

dan Keuangan Desa sesuai dengan Perturan perundang-undangan yang berlaku

untuk mencapai tujuan organisasi.47

Kepala Bidang Bina Pemerintahan dan Keuangan Desa dalam melaksanakan

Tugas dibantu oleh:

1). Kepala Seksi Adm Pemerintahan Desa

Kepala Seksi Administrasi Pemerintahan Desa mempunyai tugas membantu

kepala bidang dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,

mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan Administrasi

Pemerintahan Desa, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.

2). Kepala Seksi Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa

Kepala Seksi Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa mempunyai tugas

membantu kepala bidang merencanakan, merumuskan, melaksanakan,

mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Desa, sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan

yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.

47
Dokumentasi struktur organisasi Kecamatan Sekernan, RENJA Kantor Kecamatan
Skerenan 2018, 9 Agutus 2018.
36

3). Kepala Seksi Bina Penataan Desa

Kepala Seksi Bina Penataan Desa mempunyai tugas membantu kepala bidang

dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan dan mengawasi urusan Bina Penataan Desa sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan

organisasi.

E. Keadaan Lingkungan Lokasi Penambangan

Secara geografis letak lokasi penambangan yang terletak di Kecamatan

Sekernan Kaupaten Muaro Jambi di lihat dari keadaan lingkungan lokasi

penambangan yang berada di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi

tepatnya di daerah aliran sungai batanghari. Keadaan fisik lingkungan lokasi

penambangan yang berada di Jalan Lintas Timur Sekernan, Kelurahan Sengeti,

Kabupaten Muaro Jambi. Berada di antara pembatasan Desa Sekernan, Desa

Berembang dan Desa Tunas Baru jika di lihat melalui perbatasan jalan berbatasan

dengan Beberapa desa-desa di Kecamatan Sekernan. Namun, jika perbatasan

melalui sungai lokasi penambangan berada di sekernan dan desa keranggan.48

Adapun keadaan lingkungan lokasi penambangan yaitu lokasi daratan

maupun sungai yang berada di lokasi penambangan seperti hal nya banyak

pengaruh buruk yang diakibatkan dari aktivitas penambangan yaitu :

1. Keadaan lingkungan darat seperti : Jalan berdebu, polisi udara, pengikisan

tanah.

2. Keadaan sungai seperti : Mencemari sungai, merusak sungai, mengubah

48
Wawancara dengan masyarakat dekat lokasi penambangan pasir di Kecamatan
Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi tanggal 20 Februari.
37

warna air sungai, membuat air sungai keruh dan kotor

Menurut istilah-istilah implikasi dalm memperoleh perhatian khusus adalah

dimasukkannya pencemaran lingkungan hidup, pencemaran sebagaimana tertera

dalam butir 7 UULH yang mengingatkan bahwa akibatnya harus di tanggulangi

dan bahwa peanggulangan ini merupakan kewajiban pemerintah. Seperti yang di

katakan dalam UULH Butir ke 7 tersebut telah jelas bahwa jika terjadi kerusakan

lingkungan serta pencemaran, pemerintah harus bisa menanggulangi hal tersebut.

F. Faktor Ekonomi Masyarakat Kecamatan Sekernan

Negara Indonesia memiliki tanah yang kaya mineral yang selalu diremajakan

dan diperkaya oleh badan-badan yang dikeluarkan oleh gunung-gunung berapi. Di

dalamnya juga terkandung aneka ragam bahan galian yang merupakan bahan

mentah industri seperti timah, timah hitam, biji alumunium, nikel, tembaga dan

asbes, emas, perak, mangan, kuarsa, batu gamping, belerang, dan lain sebagainya.

Tetapi ada hal yang perlu diperhatikan bahwa “Kekayaan alam yang kita miliki

bukan warisan dari nenek moyang yang boleh dihabiskan begitu saja, melainkan

harta pusaka yang harus diwariskan secara turun temurun dalam keadaan utuh.

Sebab pemanfaatan sumber daya secara kurang hati-hati dapat merugikan

kepentingan manusia masa kini dan generasi masa yang akan datang.

Pertambangan merupakan salah satu aset sumber daya alam yang termasuk dalam

kekayaan bumi di dunia. Pengelolaan di bidang pertambangan dan energi adalah

peningkatan kerusakan sumber alam tanah dan air akibat kegiatan eksploitasi.49

49
Wawancara bersama masyarakat desa di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro
Jambi.
38

Oleh karena itu, potensi daerah yang memiliki kekayaan sumber daya alam

tersebut dapat menjadi alternatif untuk dikelola, tentu saja dengan izin dari

pemerintah.

Maraknya izin usaha pertambangan. Berdasarkan hasil survei pendahuluan

serta diperkuat hasil penelitian, menunjukkan bahwa sejak adanya proyek

pertambangan di wilayah kecamatan sekernan, kehidupan masyarakat berubah

menjadikan kehidupan sosial yang serba keras, tidak lagi aman dan harmonis,

saling bersaing hingga mengakibatkan timbulnya efek negatif berantakan.

Hal ini disebabkan para kepala keluarga sebagai penmbang tradisional

menanamkan modalnya untuk ikut explorasi, dengan tujuan untuk mendapatkan

pendapatan lebih besar dari sebagai seorang petani dan peladang. Namun hingga

setahun, apa yang mereka harapkan tak kunjung datang. Di sisi lain mereka harus

mencukupi keluarga mereka. Sehingga terjadilah konflik sosial yang cukup besar

di masyarakat di kawasan kecamatan sekernan di wilayah sungai batanghari.

Konflik mulai memanas karena warga mengira eksplorasi sering di lakukan

hanya menguntungkan sebagian pihak, namun merugikan banyak pihak. Dampak

sosial-ekonomi ini menurut Homenauck dapat dikategorikan ke dalam kelompok

real impact dan special impact. Real impact adalah dampak yang timbul sebagai

akibat dari aktivitas proyek, prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi,

misalnya migrasi penduduk, kebisingan, atau polusi udara. Special impact adalah

suatu dampak yang timbul dari persepsi masyarakat terhadap resiko dari adanya

proyek.

Dampak pada kondisi sosial-ekonomi pada penelitian ini dikaji melalui


39

peluang berusaha, peningkatan pendapatan, perubahan mata pencaharian,

perubahan perilaku masyarakat dan kejadian konflik sosial. Adanya penambangan

pasir ini memacu faktor ekonomi di Kecamatan Sekernan, salah satunya semakin

maraknya penambanganan ilegal demi meraih keuntungan. Ada pekerja yang

berasal dari daerah asal dan ada yang dari luar, akan tetapi mempunyai tujuan

memperoleh keuntungan dari melakukan ekploirasi di perairan sungai Batanghari,

setelah beberapa lama dilakukan penambangan ilegal tersebut lalu mendapatkan

ancaman dari masyarakat akhirnya pekerja berhenti beberapa hari untuk tidak

melakukan penambangan.

Namun, setelah berhentinya penambangan pasir oleh pengusaha ilegal ini,

yang penambang pasir lain pun juga mendapat ancaman dari masyarakat

dikarenakan dampak penambangan yang sering dilakukan mengakibatkan tanah

pinggiran sungai menjadi retak dan longsor. Jika tempat penambangan ini ditutup

pun akan banyak berdampak pengangguran dikarenakan banyaknya pelaku

penambang berasal dari daerah asal. Semakin banyak yang membuka peluang

kerja penambangan pasir, maka banyak juga orang ingin bekerja di tempat

tersebut, tanpa berpikir panjang terhadap resiko dan sanksi yang berlaku,

ditambah lagi sejauh ini masyarakat di Kecamatan Sekernan kebanyakan pekerja

sebagai wiraswasta, otomatis banyak orang yang lebih ingin bekerja di daerahnya

sendiri, ketimbang harus bekerja di luar daerah. Namun Dengan adanya hal

tersebut sering kali adanya keributan dari pihak yang mendapatkan untung dan

pihak yang dirugikan.

Dalam proses penambangan tersebut banyaknya pekerja yang berasal dari


40

luar dibandingkan pekerja yang berasal dari daerah asal. Pemegang kekuasaan

pertambangan mendapatkan keuntungan dari usaha pertambangannya tersebut.

Selama proses penambangan, pemegang kekuasaan pertambangan mendapatkan

ancaman dari masyarakat sekitar. Ancamannya seperti membakar alat-alat

penunjang penambangan dan pekerjanya juga akan ditembak. Dan akhirnya

pemegang kekuasaan pertambangan berhenti dalam beberapa hari untuk tidak

melakukan penambangan.50

50
Wawancara dengan Bapak Ismail di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten
Muaro Jambi tanggal 20 februari 2020
BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi Dampak Galian Tambang

Type C di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi

Dari berbagai kerusakan dan permasalahan yang disebabkan oleh kegiatan

penambangan Type C di Kecamatan Sekernan hal ini tentu sudah menjadi

tanggung jawab pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. Adapun upaya yang

dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Muaro Jambi sebagai berikut:

1. Pengawasan

Sebagaimana yag dijelaskan dalam UU No 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dujekaskan, dalam

melaksanakan pengawasan, Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota

menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup yang merupakan pejabat

fungsional. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup memeliki wewenang dalam

melakukan pemantauan, meminta keterangan, membuat dokumen atau catatan

yang diperlukan, memasuki tempat tertentu, memotret, mengambil sampel,

memeriksa instalasi atau alat transportasi serta menghentikan pelanggaran

tertentu. Adapun pengawasan yang dilakukan Oleh Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Muaro Jambi dalam penambanga yang terjadi di Kecamatan Sekernan

seperti dijelaskan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi

ini:

41
42

Pengawasan kami lakukan secara menyeluruh terhadap seluruh aktifitas


yang ada di penambangan baik itu di daratan maupun air tanah dan sungai. Itu
semua akan diperiksa untuk melihat berapa pencemaran yang masuk
kelingkungan karena aktifitas tersebut. Jika setelah dilakukan pemeriksaan
terbukti bahwa ada bahan pencemaran yang masuk ke lingkungan maka hal
tersebut akan kami tindak lanjuti dan akan dimediasi untuk diberikan sanksi
yang telah ditentukan.51

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun bentuk pengawasan

yang diterapkan oleh pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Muaro Jambi terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan yang disebabkan

oleh galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan diantaranya:

a. Menetapkan System Perizinan Penambangan

Perizinan berasal dari kata dasar izin, dan menurut kamus hukum izin berarti

pernyataan mengabulkan (tidak melarang dan sebagainya) persetujuan

membolehkan, sedangkan perizinan berarti hal pemberian izin. Artinya secara

bahasa, apabila terhadap seseorang diberikannya pengabulan terhadap

permohonan, atau adanya pernyataan yang memboleh seseorang untuk melakukan

suatu tindakan, maka berarti ia telah diberi izin. Tetapi pengertian izin yang

sederhana itu, jika memasuki wilayah implementasinya atau berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku akan mengalami prosedur dan

persyaratan yang tidak lagi sesederhana itu.52

Izin usaha penambangan atau perizinan lainnya merupakan bagian dari

keputusan administrasi negara, khususnya keputusan-keputusan yang berisi

51
Wawancara dengan bapak Firmasyah, Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup, Kabupaten
Muaro Jambi. 20 Februari 2020
52
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 391.
43

ketentuan-ketentuan, larangan atau ketentuan-ketentuan pemerintah. Oleh karena

itu meskipun dalam tindakan tertentu harus mendapatkan izin disebabkan adanya

tindakan-tindakan yang saling berhubungan, terutama mengenai akibat yang

ditimbulkan.

Sistem perizinan merupakan prosedur atau tata cara yang berhubungan

dengan pemberian izin, atau dipahami sebagai tata cara untuk memperoleh atau

mendapatkan suatu izin. Dengan pemahaman tersebut, maka terdapat beberapa

unsur dalam suatu sistem perizinan, yaitu adanya pihak yang memohon izin,

adanya kegiatan atau usaha yang dimintakan izinnya, adanya pihak yang

mengeluarkan atau menerbitkan izin, dan adanya ketentuan mengenai prosedur

atau persyaratan untuk mendapatkan izin. Mengenai perizinan sesuai dengan

peraturan daerah Nomor 36 Tahun 2003 Tentang Izin Usaha Pertambangan Bahan

Galian Type C dalam pasal 1 menjelaskan bahwa Surat Izin Pertambangan Daerah

yang selanjutnya disingkat SIPD adalah Surat izin yang berisikan wewenang

untuk melakukan kegiatan semua atau sebagian tahap usaha pertambangan bahan

galian Type C dan Retribusi Izin usaha pertambangan Bahan Galian Type C

selanjutya di sebut retribusi adalah pembayaran atas pemberian izin kepada orang

priadi atau badan untuk melakukan kegiatan penambangan bahan galian Type C

dalam Wilayah Kabupaten Muaro Jambi.53

Wawancara bersama Bapak Firmanyah Kepala Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Muaro Jambi mengenai penambangan Tipe C di Kecamatan Sekernan:

53
Perda No 36 Tahun 2003 Tentang iziin Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C
44

Kami meminimalisir dampak aktifitas dari penambangan pasir


dengan melakukan pengawasan sebanyak 3 (tiga) bulan sekali dengan
memberlakukan aturan kepada setiap usaha ataupun penambnagn pasir
wajib memiliki dokumen lingkungan seperti Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pengelolaan Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPPL) dan Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (SPPL) yang berfungsi untuk mengkaji keadaan
linkungan kedepan seberapa besar dampak positif dan negatif yang
ditimbulkan dari aktivitas penambangan tersebut.54

Di Kecamatan Sekernan lokasi penambangan Pasir yang berada dekat

dengan jalan dan sungai besar serta rawan bencana masih saja terus di

lakukan, penambangan pasir ini sering kali mendapat keresahan dari

masyarakat yang bermukim di pinggir sungai Batanghari, selain itu

mengenai perizinan sering kali masyarakat merasa tidak di anggap dan tidak

di dengarkan keluh kesahnya, karena seringnya melakukan protes serta aksi

sekarang masyarakat pasrah dan diam terhadap pelaku-pelaku penambangan

pasir yang masih saja berjalan hingga sekarang, semestinya sebelum

penambangan dilakukan selain mengikuti penerapan izin yang ada meski

terlebih dahulu mendapatkan persetujuan atau perizinan dari masyarakat

setempat dimana dilakukan nya penambangan tersebut.

a. Memberikan Sanksi Administratif

Pemerintah daerah menerapkan sanksi administratif kepada

penanggung jawab usaha atau kegiatan jika dalam pengawasan ditemukan

pelanggaran terhadap izin lingkungan, sanksi yang diberikan terdiri atas:55

1). Teguran tertulis

54
Wawancara dengan bapak Firmasyah, kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup, Kabupaten
Muaro Jambi. 20 Februari 2020
55
UU No 32 tahun 2009, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 76 ayat (1) dan (2)
45

2). Paksaan pemerintah

3). Pembekuan izin lingkungan

4). Pencabutan izin lingkungan

Menteri dapat menerapkan sanksi administratif terhadap penangggung jawab

usaha atau kegiatan jika pemerintah menganggap pemerintah daerah secara tidak

sengaja tidak menerapkan sanksi tersebut terhadap pelanggaran yang serius

dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.56

Hal ini sama dengan penjelasan yang diberikan oleh Kepala Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi:

Kami memberikan sanksi berdasarkan UU No 32 Tahun 29 apabila terjadi


kerusakan terhadap lingkungan karena suatu kegiatan baik berupa galian
maupun bukan galian maka akan didenda 1 m (satu miliar) satu tahun dan
apabila pejabat mengeluarkan izin sebelum adanya rekomendasi dari Dinas
Lingkungan dan izin lingkungan maka akan dipidana berdasarkan UU No 32
pasal 111-112 tahun 2009.57

2. Rehabilitasi Kerusakan

Rehabilitasi menurut Kamus Besara Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan

sebagai pemulihan kepada kedudukan (keadaan, nama baik) yang dahulu

(semula), atau perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu.

Sedangkan Merehabilitasi yang juga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah melakukan rehabilitasi; memulihkan kepada (keadaan) yang

dahulu (semula) .58 Dalam hal ini dapat diartikan sebagai suatu tindakan

memperbaiki keadaan atau sebagai pemulihan seperti semula. Maka, kerusakan

yang terjadi seharusnya mendapat perbaikan dan pemulihan secara berkala agar

56
Ibid, pasal 77
57
Wawancara dengan bapak Firmasyah, kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup, Kabupaten
Muaro Jambi. 20 Februari 2020.
58
https://kbbi.web.id/rehabilitasi, diakses pada tanggal 20 September 2020, 14:43 WIB.
46

keadaan semakin baik bahkan seperti sedia kala.

Rehabilitasi kerusakan terhadap lingkungan bertujuan untuk meminimalisir

dampak lingkungan akibat pencemaran dan kerusakan yang terjadi, rehabilitasi

dilakukan dengan cara mengembalikan struktur lingkungan dengan bentuk semula

seperti tanah, hutan, sungai dan sebagainya. Dengan adanya kerusakan ataupun

pencemaran terhadap lingkungan tentu sudah menjadi kewajiban kita bersama

untuk memperbaiki ataupun mencegah terjadinya kerusakan dan pencemaran

tersebut. Sama halnya dengan kerusakan lingkungan yang terjadi di Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi yang merupakan dampak dari galian tambang

Type C berupa pasir dan kerikil. Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup telah

melakukan rehabilitasi atas kerusakan yang terjadi seperti dijelaskan oleh Kepala

Dinas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi berikut ini:59

Melihat kerusakan yang ditimbulkan dari penambangan pasir di


Kecamatan Sekernan kami sebagai pejabat Pemerintah Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Muaro Jambi melalui pemerintah provinsi telah melakukan
berbagai rehabilitasi untuk memulihkan kerusakan lingkungan yang terjadi
seperti pemasangan biopoli , perbaikan jalan, dan mengarahkan para
pengusaha penambangan ketika melakukan produksi harus tertutup dan
melakukan turap ketika membuat bangunan ditepi sungai

Hal ini tentu bertujuan untuk memulihkan keadaan lingkungan yang lebih

baik, maka pemerintah Kecamatan Sekernan kerap melakukannya guna

menanggulangi kerusakan akibat galian tambang Type C yang mungkin apabila

tidak dilakukan proses rehabilitasi lingkungan, maka akan berdampak buruk pada

kurun waktu selanjutnya dan akan makin memperparah kondisi alam yang kian

memburuk akibat adanya galian tambang Type C ini.

59
Wawancara dengan bapak Firmasyah, kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup, Kabupaten
Muaro Jambi. 20 Februari 2020
47

Hal ini akan sangat berdampak pada lingkungan maupun mempengaruhi

tingkat dan kualitas hidup manusia yang akan datang. Oleh karena itu upaya

tersebut amatlah disarankan dan sangat baik untuk terus dilaksanakan secara

berkala. Harapannya agar masyarakat juga bisa merasa nyaman meski masih saja

ada kendala yang pasti dihadapi dalam proses upaya menanggulangi kerusakan

lingkungan akibat galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan Kabupaten

Muaro Jambi tersebut.

B. Kendala Pemerintah Dalam Upaya Menanggulangi Dampak Galian

Tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Sekernan,

Kabupaten Muaro Jambi ternyata masih banyak kendala yang dirasakan oleh

pemerintah maupun masyarakat, dalam mengelola kerusakan lingkungan yang

ditimbulkan oleh penambangan Type C di Kecamatan Sekernan. Adapun

beberapa hal yang menjadi kendala tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia

Dalam pengelolaan lingkungan Sumber Daya Manusia merupakan komponen

utama dan penentu untuk terciptanya lingkungan yang bersih aman. Sumber Daya

Manusia baik dari pemerintah maupun masyarakat, terutama bagi mereka yang

bertugas dalam melaksanakan pengelolaan tersebut masihlah sangat terbatas. Hal

ini sebagaimana yang disampaikan oleh Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Muaro Jambi:60

Di dalam melakukan upaya menciptakan pengelolaan sebagaimana

60
Wawancara dengan bapak Royan, Sekretaris Dinas Lingkugan Hidup Kabupaten Muaro
Jambi. 20 Februari 2020.
48

mestinya terhadap kerusakan dan pencemaran yang terjadi, Sumber Daya


Manusia merupakan hambatan pertama dalam melakukan hal tersebut, baik
dari kami sebagai aparatur pemerintah maupun dari masyarakatnya yang
tidak berpotensi dalam mengatasi dalam hal tersebut terutama dalam bidang
penambangan yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran.

Terciptanya lingkungan yang baik tentu menjadi keawajiban kita bersama

sebagai penghuni lingkungan tersebut untuk memeliharanya, namun dari

penjelasan di atas, jelas bahwa baik dari pemerintah maupun masyarakat masih

kekurangan potensi sumber daya dalam hal tersebut. Potensi sumber daya manusia

kerap menjadi hal yang sangat sulit untuk dimaksimalkan. Tetapi hal itu tidak lah

berarti tidak mungkin atau mustahil. Sesuatu mungkin saja dapat terjadi apabila

ada edukasi dan tindakan yang signifikan dan terarah yang kemudian mampu

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dilingkungan sekitar, sehingga

dampaknya akan berujung pada hal positif yang mampu merubah pola pikir dan

meningkatnya ptensi Sumber Daya Manusianya.

2. Ketidak Pedulian Masyarakat

Penambangan Type C yang ada di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi baik pihak swasta maupun masyarakat sebagai pelaku usaha penambangan

tersebut masih banyak yang kurang peduli terhadap lingkungan, mereka masih

banyak yang melakukan kerusakan dan pencemaran lingkungan demi usaha

penambangan tersebut yang mana melakukan penambangan tersebut tidak sesuai

dengan prosedur dan perizinan yang telah ditentukan , hal ini tentu menjadi

kendala bagi pemerintah.

Wawancara dengan Bapak Yamin Kepala Bidang Informasi Dan Komunikasi

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi:


49

Banyaknya masyarakat yang tidak taat aturan dan tidak memiliki rasa
kepedulian untuk memelihara lingkungan hal ini menjadi kendala bagi kami
untuk memberikan upaya dalam pengelolaan lingkungan. Padahal selama ini
kami sudah banyak memberikan pengarahan dan pembinaan melalui berbagai
kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan dan sebagainya.61

Di jelaskan didalam Perda bab 3 pasal III bahwa sebagaimana telah

ditetapkannya lokasi pertambangan yang tidak di perbolehkan yaitu:

1. Lokasi yang terdapat situs peninggalan sejarah

2. Objek wisata alam buatan

3. Dalam kawasan lindung

4. 200 meter dari kaki jembatan untuk sungai besar

5. 50 meter dari kaki jembatan untuk sungai kecil

6. Lokasi pemakaman udan pemakaman umum

7. Lokasi Rawan Bencana

Dari penjelasan diatas, nampak bahwa masyarakat atau pelaku usaha

penambangan telah banyak di berikan pelatihan sumber daya terhadap lingkungan

melalui berbagai kegiatan oleh Dinas Lingkugan Hidup Kabupaten Muaro Jambi,

namun masih juga pengetahuan dan kepedulian mereka sangat minim terhadap

pengelolaan lingkungan dan dampak kerusakan yang disebabkan dari kegiatan

penambangan tersebut

C. Hasil Yang Telah Dicapai Pemerintah Dalam Upaya Menanggulangi

Dampak Galian Tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten

Muaro Jambi

61
Wawancara dengan bapak Yamin ketua bidang informasi dan komunikasi dinas lingkungan
hidup kabupaten muaro jambi. 20 februari 2020
50

Kebijakan tentu dibuat dalam rangka memberikan kemaslahatan umat.

Kebijakan tidak serta merta sebagai bentuk formalitas kerja pemerintah saja

namun jika ditelaah lebih dalam kebijakan dibuat untuk mencapai tujuan dan hasil

tertentu yang diharapkan mampu memberikan efek positif bagi kepentingan

masyarakat.

Hasil pencapaian kerap kali menjadi tolak ukur dalam menilai sesuatu proses.

Apakah proses tersebut telah berjalan dengan baik atau malah sebaliknya.

Sehingga hal ini juga menjadi PR Pemerintah untuk dapat mewujudkan hasil

seperti apa yang diharapkan tersebut.

Melirik Kecamatan Sekernan, tentu Pemerintah memiliki tujuan dan hasil

yang ingin dicapai dari kebijakan yang telah dibuat dalam menangani

penanggulangan kerusakan akibat galian tambang Type C yang sangat

meresahkan masyarakat dan mencemari lingkungan. Berdasarkan penelitian dan

observasi yang peneliti lakukan di lapangan, dari upaya pemerintah dalam

mengelola kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh galian tambang Type C

mendapatkan hasil, baik itu hasil yang positif maupun negatif.

Terlepas dari hasil yang dampaknya positif maupun negatif, secara

keseluruhan hasil yang telah dicapai oleh pemerintah Kecamatan Sekernan,

Kabupaten Muaro Jambi dalam upaya menanggulangi kerusakan akibat galian

tambang Type C belum berjalan optimal. Hal ini dikarenakan adanya kendala-

kendala yang masih harus diselesaikan dan dihadapi oleh pemerintah Kecamatan

Sekernan maupun Pemerintah Daerah Muaro Jambi dalam mengatasi masalah

yang sangat serius ini. Mengacu pada hasil wawancara peneliti terhadap Kepala
51

Dinas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi yang mengatakan

bahwa:62

Berbicara mengenai hasil yang telah dicapai, kami selaku pemerintah


daerah telah berupaya dengan segala strategi dan tindakan yang tidak kurang-
kurang. Namun memang dalam pelaksanaanya kami menemukan beberapa
kendala yang memnag sulit untuk dihindari, sehingga pencapaian yang
diharapkan belum bisa dikatakan maksimal. Tapi, memang kendala-kendala
tersebut yang terus menghambat kinerja kami untuk melakukannya secara
maksimal.

Tampak sangat jelas bahwa ungkapan oleh Bapak Kepala Dinas Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi menggambarkan tentang bagaimana

hasil dari upaya pemerintah daerah Muaro Jambi yang memang belum tercapai

seperti yang diharapkan. Meskipin pencapaian maksimal memang belum bisa

dikantongi secara menyeluruh, namun pihak pemerintah telah berupaya

melakukan hal-hal yang dapat memberikan dampak perubahan kerusakan

terhadap lingkungan diarea sekitar galian tambang Type C tersebut. Seperti

memberikan sanksi administrasi kepada para pelaku usaha penambangan yang

tidak memenuhi kriteria dan tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah, atau para pelaku usaha yang bandel dan tidak mengantongi izin

penambangan secara legal. Tidak hanya sanksi administrasi pemerintah juga telah

melakukan upaya dalam merehabilitasi lingkungan yang rusak akibat proses

pelaksanaan penambangan galian Type C.

Upaya-upaya tersebut memang telah dilaksanakan dengan baik oleh

pemerintah daerah namun tentu saja dalam setiap proses pasti terdapat kendala-

kendala sehingga ini mempengaruhi proses berjalannya sesuatu tujuan itu yang

62
Wawancara dengan bapak Firmasyah, kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup, Kabupaten
Muaro Jambi. 20 Februari 2020
52

mengakibatkan tidak berjalannya proses tersebut dengan baik.

Sanksi administrasi misalnya. Meskipun peraturan ini telah dijalankan oleh

pemerintah namun masih saja ada kendala yang dihadapi oleh pemerintah.

Kemudian rehabilitasi lingkungan disekitar area penambangan galian Type C di

Kecamatan Sekerna Muaro Jambi, kendala-kendala yang dihadapi justru

bersumber dari pihak-pihak internal. Masyarakat dinilai kurang aktif dan kurang

berpartisipasi untuk membantu dan menjalankan program-program pemerintah

sebagian dari masyarakat cenderung pasif hanya diam dan menerima. Ketidak

pedulian masyarakat ini tentu akan sangat membuat pemerintah merasa kesulitan

sehingga dalam upaya rehabilitasi lingkungan ini pula belum berjalan secara

optimal. Meski begitu, pemerintah telah berupaya untuk memperbaiki dan

mencari solusi untuk menangani kendala-kendala tersebut. Seperti melakukan

edukasi dan sosialisasi tentang bahaya yang ditimbulakn akibat galian tambang

Type C tersebut kemasyarakat. Sehingga harapannya masyarakat tergerak hatinya

dan tidak pasif lagi. klimaksnya hasil yang dicapai terus bergerak kearah yang

positif dan baik.

Harapan pemerintah masyarakat dapat bekerja sama sehingga lebih mudah

untuk mengatasi permasalahan yng diakibatkan oleh galian tambang Type C.

Pencapaian yang belum maksimal namun teru berjalan kearah yang positif

tentu juga memberikan dampak-dampak diberbagai aspek lapisan masyarakat dan

lingkungan. baik positif maupun negatif. Dari penelitian yang peneliti lakukan

maka didapatkan beberapa hasil sebagai berikut:

1. Hasil positif :
53

Hasil yang positif adalah hasil yang sangat diharapkan dalam mencapai

sesuatu. Selain berdampak baik, hasil yang positif dapat memberikan dan

meningkatkan potensi keberhasilan yang akan datang serta menambah semangat

kinerja untuk terus melakukannya secara berkelanjutan. Dalam bidang

penambangan ini misalnya. Setiap kegiatan di bidang penambangan pasti

menimbulkan hasil positif bagi suatu daerah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi mengenai

dampak positif dari penambangan Type C di Kecamatan Sekernan:63

“Dengan adanya galian tambang di Kecamatan Sekernan seperti pasir, krikil


dan sebagianya dapat memberikan daya tambah seperti tenaga kerja ataupun
peluang kerja bagi masyarakat sekitar serta dapat meningkatkan perkonomian
sehingga retrebusi dan pajak daerah meningkat yang kemudian dapat
menambah pendapatan asli daerah.”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa galian tambang Type C di

Kecamatan Sekernan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan

masyarakat diantaranya seperti membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan

perekonomian, pembangunan dan lainnya yang semunya penting bagi untuk

kehidupan. Sisi positif tambang sendiri ada banyak, namun semuanya selalu

tertutupi oleh sisi negatifnya.

Sebab itulah, kita harusnya mulai menguak dan melihat sisi positif tambang

untuk kehidupan. Karena dengan begitu kita pun akan menyadari bahwa tambang

tidak selamanya berperan sebagai antagonis (buruk), melainkan juga bisa sebagai

protagonis (baik).

63
Wawancara dengan bapak Firmasyah, kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup, Kabupaten
Muaro Jambi. 20 Februari 2020.
54

2. Hasil Negatif

Hasil yang negatif merupakan hasil yang tidak diharapkan dari suatu proses

sehingga seringkali sangat menghindari hal ini terjadi. Akan tetapi sama halnya

dengan maghnet memerlukan pertemuan antara kutub positif dan kutub negatif

untuk saling tarik menarik. Di kehidupan pun akan ada pro dan kontra. Sama hal

nya dengan penambangan Type C ini jika ada hasil positif maka akan ada pula

negatifnya.

Hasil negatif dari penambangan lebih besar dari pada hasil positifnya.

Terutama jika penambangan tersebut dilakukan secara ilegal sehingga dapat

menyebabkan berbagai kerusakan terutama bagi lingkungan yang mana kerusakan

tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pemulihannya.

Penambangan Type C yang ada di Kecamatan Sekernan banyak menimbulkan

hasil negatif yang menjadi keluhan masyarakat daerah tersebut.

Berdasarkan pengamatan yang penulis peroleh dari beberapa sumber.

Menurut Bapak Iin selaku masyarakat Kecamatan Sekernan:

Dampak dari kegiatan penggalian tambang pasir yang dilakukan


menimbulkan berbagai dampak yang menjadi keluhan dan penderitaan
masyarakat sekitar terutama bagi masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi
dalam kegiatan tersebut. Penambangan ini menimbulkan banyak debu sampai
masuk kerumah warga yang ada disekitar lokasi penambangan serta
menyebabkan terjadinya longsor dan kemacetan jalan karena aktivitas
penambangan tersebut membuat jalan raya penuh dengan pasir.64

Sedangkan menurut Bapak Royan, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Muaro Jambi:

Terjadinya penurunan kualitas lingkungan dari daerah tersebut dengan


adanya penambangan pasir contohnya pencemaran udara seperti debu yang

64
Wawancara dengan Bapak Iin masyarakat Desa Sekernan, 20 Februari 2020.
55

disebabkan oleh mobil-mobil pengangkut pasir dalam kegiatan


operasionalnya kemudian juga berdampak dari pengerukan pasir tersebut
yang menimbulkan erosi dan air menjadi keruh, karena penambangan itu ada
yang dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan sehingga
sesuai dengan aspek lingkungan, sedangkan untuk yang kami atasi sekarang
adalah adanya penambang-penambang yang tidak berdasarkan prosedur
sehingga tidak sesuai dengan aspek lingkungan.65

Hal ini tentu berdampak pada keberlangsungan upaya yang dilakukan oleh

pemerintah. Akibatnya upaya pemerintah belum dapat berjalan secara maksimal.

Ternyata penyebab kurang maksimalnya hal tersebut, karena pemerintah

mengalami kendala di sektor SDM dan ketidak pedulian masyarakat.

Galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi

dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat diantaranya seperti

membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan perekonomian, pembangunan dan

lainnya, yang semuanya penting bagi kehidupan. Sisi positif tambang sendiri ada

banyak namun semuanya tertutupi oleh sisi negatifnya, kita harusnya menguak

dan melihat sisi positif tambang untuk kehidupan. Karena dengan begitu, kitapun

menyadari bahwa tambang tidak selamanya berperan sebagai antagonis (buruk),

melainkan juga sebagai protagonis (baik).

Kegiatan penambangan ini semakin marak dilakukan, kegiatan ini dilakukan

setiap hari dan semakin banyak yang melakukan kegiatan penambangan ini demi

memperoleh keuntungan, semakin marak penambangan pasir ini, semakin tinggi

tingkat kekhawatiran masyarakat yang tinggal dipinggir Sungai Batanghari.

Masyarakat sering kali melakukan ancaman namun tidak ada respon dari pihak

pertambangan. Aktivitas penambangan pasir yang semakin sering dilakukan setiap

65
Wawancara dengan Bapak Royan, Sekretaris Dinas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Muaro Jambi. 20 Februari 2020
56

hari, banyak sekali menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi sungai serta

lingkungan.

Dampak negatif dari penambangan lebih besar dari pada dampak positifnya,

terutama jika penambangan tersebut dilakukan secara illegal dapat menyebabkan

berbagai kerusakan terutama bagi lingkungan yang mana kerusakan tersebut

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pemulihannya

Dari pertambangan tersebut memberi dampak positf dalam perekonomian,

potensi pertambangan juga membawa dampak negatif bagi kehidupan sosial dan

perekonomian masyarakat, terutama bagi masyarakat di daerah atau lokasi

pertambangan. Selain menggerakkan roda perekonomian masyarakat, juga

memberikan perubahan terhadap struktur social masyarakat, karena masyarakat

disekitar pertambangan termotivasi mampu menyesuaikan perubahan sosial. Yang

disebabkan banyaknya msayarakat pendatang yang menjadi pekerja karyawan

penambangan tersebut.

Maka dari itu kepekaan dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan guna

menyokong dan memberikan hasil yang baik, bagi pemerintah maupun

masyarakat, dan yang paling pokok adalah guna kepentingan bersama sehingga

terciptalah suasana dan kehidupan yang jauh lebih baik.


58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, tanpa beberapa

dilapangan maupun diluar lapangan bahwa upaya pemerintah dalam

menanggulangi dampak galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi adalah hal yang sangat penting .

Dari pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menaggulangi dampak galian

tambang Type C di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi yaitu

berupa pengawasan, pembinaan dan rehabilitasi. Pengawasan tersebut

dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi melalui

Pemerintah Provinsi, pengawasan dilakukan setiap tiga bulan sekali dan

dilakukan secara menyeluruh baik itu dikawasan perairan maupun daratan.

Selain pengawasan pemerintah melakukan system perizinan serta melakukan

rehabilitasi.

2. Kendala pemerintah dalam Pengelolaan lingkungan terhadap kerusakan

akibat galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi yaitu 1) lemahnya Sumber daya Manusia baik dari pemerintah

maupun masyarakat sebagai pelaku usaha penambangan 2) tingginya

ketidak pedulian masyarakat terhadap pemeliharaan dan pengelolaan

lingkungan.

3. Hasil yang dicapai dalam upaya penanggulangan kerusakan lingkungan


59

akibat galian tambang Type C di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi belum maksimal. Karena dalam proses upaya tersebut pemerintah

masih mengalami beberapa kendala yang didominasi faktor internal. yaitu

berupa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yaitu dapat

memberikan daya tambah seperti peluang kerja bagi masyarakat sekitar,

meningkatkan perkonomian, serta retribusi dan pajak yang kemudian dapat

menambah Pendapatan Asli Daerah. Dampak negatif yaitu kerusakan

lingkungan dan pencemaran seperti debu, erosi, longsor dan bencana-

bencana lainnya yang akan datang.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian sebagimana yang

telah dikemukakan maka dibuat beberapa saran sebagai berikut:

1. Masyarakat diharapkan lebih mampu untuk melakukan koordinasi dan

kerjasama dan dapat bersinergi maksimal. Hal ini diperlukan kepekaan

masyarakat dan kepedulian masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam

menciptakan kedamaian dan kehidupan yang lebih baik dari segi lingkungan

yang di akibatkan oleh galian tambang Type C ini di Kecamatan Sekeran.

Sehingga apabila dalam hal ini masyarakat mampu bergerak aktif dan tidak

pasif maka, lingkungan akan jauh lebih baik dari ketika masyarakat tidak

mau bergerak dan hanya pasif menunggu pemerintah saja.

2. Untuk masyarakat Kecamatan Sekernan maupun pemerintah harus lebih

meningkatkan lagi sumber daya manusia agar dapat mencipatakan dan

mengelola lingkungan dengan baik yang tidak menimbulkan berbagai


60

kerusakan dan pencemaran. Karena segala proses dan sesuatu itu bermula

pada kuwalitas Sumber Daya Manusianya. Hal ini bisa dilakukan dengan

pemerintahannya terlbih dahulu seperti dengan mngadakan seminar-seminar

dan edukasi serta sosialisasi yang sekaligus mengajak dan menghimbau

masyarakat untuk berpartisipasi dan perduli kepada lingkungan. sehingga

Sumber Daya Manusia memang perlu ditingkatkan guna dapat menciptakan

masyarakat yang lebih perduli dan memberikan kinerja yang baik bagi

lingkungan di Kecamatan Sekernan Kabupaten Mjuaro Jambi.

3. Bagi para pelaku usaha penambangan hendakanya menaati peraturan dan

ketentuan yang berlaku dalam melakukan kegiatan penambangan tersebut

yang tidak merusak alam dan lingkungan serta lebih memiliki rasa

kepedulian terhadap lingkungan. Sehingga hal ini dapat memberikan

keuntungan sepihak dan merugikan banyak pihak, tetapi juga dapat

memberikan kenyaman dan keamanan bagi masyarakat dan tidak merugikan

masyarakat sekitar tempat galian Tambang Type C tersebut.

4. Pemerintah setempat baik pemerintah Kabupaten Muaro Jambi maupun

Pemerintah Kecamatan Sekernan sebaiknya lebih meningkat kan lagi upaya

baik upaya pengawasan untuk lebih sering meninjau dan mengawasi

langsung kelapangan agar tidak ada para pengusaha pertambangan

khususnya Type C yang menjadi oknum tidak bertanggung jawab yang

menyebabkan makin parahnya kerusakan lingkungan akibat galian tambang

tersebut. Selanjutnya pemerintah harus lebih bersinergi untk meningkatkan

rehabilitasi lingkungan agar dapat mengatasi ataupun mengurangi dampak


61

negatif dari pertambangan Type C di Kecamatan Sekernan.

C. Kata Penutup

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

karuniaNya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesiakan skripsi yang

sederhana ini, kendati cukup banyak rintangan, namun atas limpahan nikmatnya

semua dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapakan.

Menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini banyak ditemui

kekurangan, baik dalam bentuk tulisan maupun pemikiran, suku kata yang

kurang tepat, hal ini akibat kurangnya pengetahuan penulis tentang hal tersebut.

Maka dengan harapan dan rendah hati, kepada pembaca kiranya dapat

memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi sempurnanya

skripsi ini dimasa yang akan datang.

Jambi, September 2020


CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Yoga Fratama
Tempat/Tanggal Lahir : Sekernan, 06 Februari 1998.
NIM : SIP 162513
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Lintas Timur RT 09, Desa Sekernan,
Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro
Jambi, Jambi 36361.
NO. Telp/HP : 0896-9192-4471
Nama Ayah : Ismail
Nama Ibu : Erni

B. Riwayat Pendidikan
1.SD Negeri 2/IX Sekernan : 2010
2.SMP Negeri 5 Muaro Jambi : 2013
3.SMK Negeri 11 Muaro Jambi : 2016
4. UIN STS JAMBI : 2016-sekarang

62
DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Hadi Sutrisno, Methodologi Penelitian, Yogyakarta fakultas fisikologi


Universitas Gajah Mada, 1993.

Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Saebani Beni Ahmad, “ Metode penelitian”, Bandung: Cv Pustaka Setia, 2008.

Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Universitas


Indonesia Press,1986)

Sugiyono, Metode Kualitatif dan RNB, Bandung: Alfabeta, 2013.

Una Sayuti, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi (Jambi: Syariah


Press,20014)

B. Perundang-Undangan

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelola


Lingkungan Hidup.

Peraturan Daerah Muaro Jambi Nomor 24 Tahun 2009 tentang Tentang Izin
Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015,


Pembentukan Produk Hukum Daerah,Pasal 2.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015,


Pembentukan Produk Hukum Daerah, Pasal 4 No. 1.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015,


Pembentukan Produk Hukum Daerah

Perda No 36 Tahun 2003 Tentang iziin Usaha Pertambangan Bahan Galian

Golongan C

63
C. Lainnya

Ali Sulton, Dampak Aktivitas Pertambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap


Kondisi Kehidupan Masyarakat Desa, skripsi Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor, 2011.

Asril, Dampak Pertambangan Galian C Terhadap Kehidupan Masyarakat


Kecamatan Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar, (Jurnal
Kewirausahaan, Vol 13, No.1, Januari-Juni 2014),

Fiqi Rahmatillah, Maimun, Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah


Kabupaten Nagan Raya pada Sektor Pertambangan Galian C, Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 4, November 2017

Kuspriyanto, Dampak Penambangan Galian C (Pasir) di Pinggiran Sungai Brantas


Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung, (jurnal Fakultas Imu Sosial
dan Hukum; Universitas negeri Surabaya, Suara Bhumi, Vol. 03
November 03 tahun 2016)

Tri Wahyuni, Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Kebijakan Publik


(Konversi Minyak Tanah Ke LPG Di Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi Pada Tahun 2010), (Skripsi Program Studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi 1433H/2012)

Yudhidistira, Wahyu Krisna Hidayat, Agus Hadiyarto, kajian dampak kerusakan


lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir didesa Keningar daerah
kawasan gunung Merapi, Jurusan Teknik Geologi fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang 2011

Berita kompasiana.com, diakses pada tanggal 8 Desember 2019 pukul 12:17 WIB.

Duniatambang.co.id diakses tanggal 9 November 2020 pukul 20:15 WIB.

https:// maksud/ arti kata kerusakan menurut KBBI, diakses pada tanggal 8
Desember 2019 pukul 13;10 WIB.

Dokumentasi dengan Bapak Ismail, Warga Kecamatan Sekernan Kabupaten


Muaro Jambi. tanggal 8 Desember 2019 pukul 08:00 WIB.

Dokumentasi dengan Ibu Erni, Warga Kecamatan Sekernan Kabupaten


Muaro Jambi pada tanggal 8 Desember 2019 pukul 09:52 WIB.

https://jambi.bps.go.id/statictable/2017/08/22/504/nama-kecamatan-ibukota-dan-
jumlah- desakelurahan-di-kabupaten-muaro-jambi-2015.html

64
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Pedoman Wawancara
1. Bagaimana dampak Galian Tambang Type C di Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi?

2. Bagaimana upaya Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi

dalam mengatasi dampak kerusakan Galian Tambang Type C ?

3. Apa Kendala Pemerintah dalam Menanggulangi dampak tersebut?

4. Apa saja yang menjadi keluhan masyarakat setempat terhadap Galian

Tambang Type c di Kecamatan Sekernan?


Lampiran 2: Dokumentasi Penelitian dan Wawancara
Gambar2.1: Penelitian dan wawancara di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Muaro Jambi

Gambar 2.2: Penelitian dan observasi di lokasi penambangan Kecamatan


Sekernan

Anda mungkin juga menyukai