Anda di halaman 1dari 4

Nama : Khairurroziqin

NIM : 041130469

UPBJJ Kota Bengkulu

Tugas 1 Hukum Acara Pidana

SOAL

1. Apakah ada syarat mutlak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai
sesuainya penerapan pasal antara tuntutan dan surat dakwaan. dalam suatu persidangan?

2. Bagaimana dampak hukum apabila terdapat ketidaksesuaian penggunaan pasal antara tuntutan
dan dakwaan?

3. Apakah surat dakwaan dapat batal demi hukum dan apabila bisa batal, apakah bisa diajukan
kembali oleh jaksa?

Jawaban

1. Surat dakwaan adalah tuduhan dari Penuntut Umum kepada Terdakwa atas perbuatan
Terdakwa sesuai dengan pasal-pasal yang ditentukan oleh undang-undang. Dalam hal penuntut
umum berpendapat bahwa dari hasil penyidikan dapat dilakukan penuntutan, ia dalam waktu
secepatnya membuat surat dakwaan.[1] Pada surat dakwaan, Penuntut Umum menjerat si
Terdakwa, bisa dengan pasal tunggal atau dakwaan tunggal, yaitu melakukan tindak pidana satu
pasal saja (“KUHAP”) tidak memberikan definisi atau pengertian mengenai Surat Dakwaan.
Ramelan (mantan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus), dalam bukunya Hukum Acara
Pidana (Teori dan Implementasi) menyebutkan: “Dengan memperhatikan ketentuan undang-
undang mengenai syarat-syarat surat dakwaan maupun pengalaman praktek, dapat dikatakan
bahwa surat dakwaan adalah suatu surat atau akte (dalam bahasa Belanda disebut “acte van
verwizing”) yang memuat uraian perbuatan atau fakta-fakta yang terjadi, uraian mana akan
menggambarkan atau, menjelaskan unsur-unsur yuridis dari pasal-pasal tindak pidana (delik)
yang dilanggar.” Secara filosofis, Kejaksaan, dalam hal ini Penuntut Umum adalah kuasa negara
untuk menegakkan ketertiban umum dan juga sebagai representasi dari para korban kejahatan.
Sehingga, jika Penuntut Umum mendalilkan dalam dakwaannya bahwa Terdakwa bersalah,
Penuntut Umum wajib membuktikan kesalahan dari si terdakwa tersebut

Penuntut umum mendalilkan kesalahan Terdakwa berdasarkan alat bukti yang sah, yaitu:[4]

1. Keterangan saksi

2. Keterangan ahli

3. Surat

4. Petunjuk

5. Keterangan terdakwa

Jika Penuntut Umum sudah yakin bahwa semua bukti yang diajukan sudah terpenuhi,
Penuntut Umum akan membuat surat tuntutan yang berisi kesalahan Terdakwa disertai pidana
yang akan dikenakan kepada Terdakwa. Dengan demikian, surat tuntutan harus sesuai dengan
surat dakwaan karena surat tuntutan adalah sikap dari Penuntut Umum terhadap bukti-bukti yang
terungkap di persidangan dan telah sesuai dengan surat dakwaan

2.jika dalil Penuntut Umum yang diuraikan dalam surat dakwaan tidak sesuai dengan alat-alat
bukti yang terungkap pada persidangan, Penuntut Umum bisa menuntut agar Terdakwa
dibebaskan. Namun dalam praktek hal ini jarang terjadi.

3. Secara garis besar, yang menyebabkan surat dakwaan menjadi batal demi hukum, yakni
karena surat dakwaan tersebut tidak sempurna atau tidak memenuhi syarat yang diatur pada
Pasal 143 ayat (2) huruf a dan b dalam KUHP, antara lain seperti surat dakwaan tidak
jelas/kabur (obscuur libel), tidak menyebut tempus delicti dan locus delicti , surat dakwaan tidak
ada tanggalnya, surat dakwaan tidak ditandatangani atau uraian perbuatan yang ada dalam
rumusan surat dakwaan bertentangan antara pasal yang satu dengan lainnya

Pasal 143 ayat (3) KUHAP.

“Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hurub b
batal demi hukum”

Ini berarti, suatu Surat Dakwaan bisa dikatakan menjadi batal demi hukum ketika tidak
memenuhi syarat materiil sebagaimana disebutkan sebelumnya, yakni memuat uraiaan yang
secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang akan didakwakan.Surat dakwaan
yang tidak memenuhi syarat materiil tersebut menjadi surat dakwaan yang null and avoid / van
rechtswege nietig.

Batalnya Surat Dakwaan yang ditentukan pada Pasal 143 ayat (3) KUHAP ini tidak murni secara
mutlak. Karena masih diperlukan pernyataan batal dari hakim yang memeriksa perkara tersebut.
Selain itu, agar keadaan yang batal demi hukum ini secara formal benar-benar menjadi batal
diperlukan putusan pengadilan. Jika belum adanya putusan pengadilan yang menyatakan Surat
Dakwaan dinyatakan batal, maka terhadap surat dakwaan tersebut masih tetap sah secara formal
untuk dijadikan landasan dalam memeriksa dan mengadili terdakwa.

Pada prakteknya ada 2 hal yang membuat Surat Dakwaan menjadi batal demi hukum, yaitu:

1. Terdakwa dan atau penasehat hukumnya mengajukan Eksepsi

Surat dakwaan tidak jelas/kabur (obscuur libel) dapat diajukan terkait dengan locus dan tempus
delicti yang tidak jelas, surat dakwaan yang tidak diberikan tanggal dan atau surat dakwaan yang
tidak ditandatangani. Dari eksepsi yang diajukan tersebut nantinya hakim dapat menolak atau
menerima;

2. Dinyatakan oleh Hakim Surat Dakwaan Batal Demi hukum

Hakim dengan jabatan dan kewenangan yang dimilikinya menyatakan Surat Dakwaan Batal
Demi hukum, meskipun Terdakwa dan atau penasehat hukum tidak mengajukan eksepsi.
Sumber :

Buku Materi Pokok HKUM4406

Materi Inisiasi 1-3

Anda mungkin juga menyukai