Anda di halaman 1dari 31

1.

Pendahuluan

Dalam instansi rumah sakit sudah seharusnya di tunjang dengan peralatan medik yang memadai
untuk melayani semua pasien. Menurut undang – undang No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit Pasal 40
bahwa akreditasi dilakukan secara berkala minimal 3 tahun dalam upaya peningkatan mutu rumah sakit
yang dilakukan oleh lembaga independen dari dalam maupun luar negeri sesuai aturan akreditasi yang
berlaku. Untuk menujang pelayanan dan peningkatan mutu tersebut rumah sakit harus memelihara sarana
dan prasarana yang ada di rumah sakit salah satunya yaitu peralatan medik di rumah sakit. Peralatan
kesehatan di rumah sakit semakin kompleks dan membutuhkan modal besar baik untuk investasi awal
maupun untuk biaya operasional. Untuk itu, diperlukan strategi dan kebijakan pemeliharaan agar
peralatan yang beroperasi di dalam sistem pelayanan kesehatan tidak mengalami kegagalan dalam
pengoperasiannya.

Teknik Pemeliharaan lebih banyak dikonsentrasikan pada pemeliharaan pencegahan (preventif)


untuk menghindari kerusakan yang lebih serius. Aktivitas pemeliharaan pada awalnya tidak dianggap
sebagai aktivitas yang penting dan perlu di-manage karena hal tersebut berjalan seiring dengan
dijalankannya operasi dalam perusahan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, aktivitas
manajemen pemeliharaan semakin diprioritaskan karena mempunyai andil besar dalam keberhasilan suatu
perusahaan. Peran aktivitas pemeliharaan berubah seiring dengan tuntutan perkembangan kompetisi
global. Peran tersebut tidak lagi hanya sebatas tindakan darurat untuk mengatasi kerusakan yang terjadi.
Dengan diterapkannya sistem, infrastruktur, proses dan prosedur yang benar dan konsisten, maka
pemeliharaan dapat meminimalkan kerugian yang terjadi, operasional perusahaan menjadi lebih stabil,
hasil/output produksi dapat dimaksimalkan dan produk dengan kualitas yang tinggi dapat dihasilkan
secara konsisten. Pemeliharaan didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk menjaga agar
fasilitas tetap berada pada kondisi yang sama pada saat pemasangan awal sehingga dapat terus bekerja
sesuai dengan kapasitas produksinya. Manajemen pemeliharaan secara umum merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan perencanaan, organisasi dan kepegawaian, implementasi program dan metode
kontrol kegiatan pemeliharaan. Kegiatan bertujuan mengoptimalkan kinerja pemeliharaan dengan
meningkatkan keandalan dan ketersediaan (availability) dari suatu sistem atau peralatan melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan tenaga kerja, pengawasan dan evaluasi yang baik.

2. Definisi Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar
suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi
peralatan tersebut dapat bekerja kembali. Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara
atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan, penyesuaian mupun penggantian
yang diperlukan supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang
direncanakan.

Definisi lain mengenai pemeliharaan (maintenance) adalah konsepsi dari semua aktivitas yang
diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas atau mesin agar dapat berfungsi dengan
baik seperti kondisi awalnya. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan mempengaruhi
tingkat ketersediaan (availability) fasilitas produksi, laju produksi, kualitas produk akhir (end product),
ongkos produksi dan keselamatan operasi. Faktor-faktor ini yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat
keuntungan (profitability) perusahaan. Proses pemeliharaan yang dilakukan tidak saja membantu
kelancaran produksi sehingga produk yang dihasilkan dapat diserahkan tepat waktu kepada pelanggan,
tetapi juga menjaga fasilitas dan peralatan dalam kondisi efektif dan efisien dimana sasarannya adalah
mewujudkan nol kerusakan (zero breakdown) pada mesin-mesin yang beroperasi.

3. Tujuan Manajemen Pemeliharaan


Tujuan dari kegiatan manajemen pemeliharaan secara umum adalah :
a. Memaksimalkan produksi pada biaya yang rendah dan kualitas yang tinggi dalam standar
keselamatan yang optimum
b. Mengidentifikasi dan mengimplementasikan pengurangan biaya
c. Memberikan laporan yang akurat tentang pemeliharaan peralatan
d. Mengumpulkan informasi yang penting tentang biaya pemeliharaan
e. Mengoptimalkan sumberdaya pemeliharaan
f. Mengoptimalkan usia peralatan
g. Meminimalkan penggunaan energi
h. Meminimalkan persediaan

4. Jenis-jenis Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu perusahaan dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance) dan Pemeliharaan Tidak Terencana
(Unplanned Maintenance). Berikut adalah skematika pemeliharaan :
Gambar Sistematika Pemeliharaan

Berikut penjelasan mengenai sistematika pemeliharaan :


Pemeliharaan (Maintenance) ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja (sadar) terhadap suatu
fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu dengan tujuan agar fasilitas tersebut dapat berfungsi,
beroperasi dengan lancar, aman, efektif dan efisien.
Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan agar fasilitas /
mesin / peralatan terhindar dari laju kerusakan yang cepat (tidak wajar)
Perbaikan (Corective Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan apabila terjadi kerusakan untuk
mengembalikan mesin / peralatan pada kondisi semula.
Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan di luar program
pemeliharaan kerena terjadi sesuatu yang emergency (kecelakaan).
Biasanya pemeliharaan darurat itu adalah perbaikan-pebaikan kerena kecelakaan yang akan
mengakibatkan kerusakan-kerusakan dan biasa disebut perbaikan darurat
Pra Pemeliharaan (Pre-maintenance) ialah persiapan pemeliharaan agar dalam pelaksanaan
pemeliharaan nantinya lebih lancar dan memenuhi sasaran. Kegiatan pra pemeliharaan ini antara lain
seperti : penyusunan program pemeliharaan, penyediaan peralatan dan bahan pemeliharaan sesuai dengan
fasilitas obyek pemeliharaan, penyiapan lokasi seperti fondasi / lantai dan tata letak (lay-out) yang
memadai, penyiapan sarana penunjang seperti : listrik, air dan udara kempa, persiapan tenaga pelaksana
pemeliharaan (organisasi) dan administrasi pemeliharaan.
Pemeliharaan Harian (Routine Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan setiap hari atau setiap
mesin/peralatan/fasilitas dioperasikan atau digunakan.
Kegiatan yang dilakukan seperti pencegahan beban lebih, pencegahan korosi, pelumasan bagi yang
memerlukan, keselamatan dan keamanan fasilitas, kebersihan dan ketertiban. kegiatan pemeliharaan
harian ini biasanya dilakukan oleh operator.
Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance) ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berkala sesuai
dengan jadwal yang telah diprogramkan. Pembuatan jadwal itu berdasarkan kepentingan perlakuan
terhadap obyek pemeliharaan misalnya keperluan penggantian oli seharusnya berapa jam kerja,
penyetelan ulang bagian-bagian yang bergerak setiap berapa bulan dan sebagainya.
Di dalam pemeliharaan berkala ini kita kenal adanya pemeliharaan wekly, monthly dan yearly, yang
artinya sebagai berikut :

a. Weekly maintenance (Pemeliharaan mingguan) ialah pemeliharaan yang dilaksanakan


seminggu sekali atau dua minggu sekali atau tiga minggu sekali.
b. Monthly maintenance (Pemeliharaan bulanan) ialah pemeliharaan yang dilakuka satu bulan
sekali atau tiga bulan sekali (tiga bulanan) atau setiap enem bulan sekali (semesteran).
c. Yearly maintenance (Pemeliharaan tahunan) ialah pemeliharaan yang dilakukan setiap tahun
sekali atau dua tahun sekali.

Tetapi banyak juga pemeliharaan mesin / peralatan / fasilitas yang pelaksanaan pemeliharaannya
berdasarkan jam kerja misalnya penyetelan-penyetelan bagian-bagian yang bersambung atau bagian-
bagian yang bergerak dilaksanakan setiap 1000 jam kerja, penggantian oli setiap 2000 jam kerja, servis
besar (overhaul) setiap 4000 jam kerja dan sebagainya. Pemeliharaan berkala ini biasanya dilaksanakan
oleh teknisi pemeliharaan.

Perbaikan ringan (Light repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan ringan termasuk yang
ditemukan pada waktu pengecekan (pemeliharaan berkala) yang perbaikannya cukup dengan penggantian
komponen (replacement) dan tidak memerlukan waktu dan biaya tinggi.
Perbaikan medium (Medium repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan akibat aus atau akibat
kecelakaan yang perbaikannya memerlukan pembetulan komponen dengan biaya yang lebih tinggi dan
waktu kerja yang lebih lama.
Servis besar (Overhaul) ialah perbaikan total akibat ke ausan (lama pemakaian) dengan pembetulan-
pembetulan maupun penggantian komponen. Perbaikan atau overhaul ini biasa dilakukan oleh teknisi dan
/ atau teknisi ahli,sedangkan untuk mencapai hasil yang optimal perlu kiranya menganut suatu sistematika
perbaikan yang yang telah ditentukan
Perbaikan darurat (Emergency repairing) ialah perbaikan dari kerusakan akibat kecelakaan yang
perbaikannya bersifat sementara untuk menunggu perbaikan yang sempurna atau langsung diperbaiki
secara sempurna.
Di dalam sistem pemeliharaan ini ada pula istilah-istilah yang sering digunakan seperti :
Running maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan bekerja atau
dioperasikan / digunakan.
Shut down maintenanceialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas yang mana mesin /
peralatan / fasilitas tersebut harus diberhentikan / tidak dipergunakan , karena tidak mungkin dilakukan
pemeliharaan bila mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan bekerja / dipergunakan .
Lack of maintenance ialah kekurangan atau kelemahan dalam pemeliharaan atau disebut juga
pemeliharaan yang tidak baik.
Predictive maintenance atau pemeliharaan prakiraan ialah kegiatan pemeliharaan yang memperkirakan
umur atau masa pakai efektif dan efisien suatu komponen sehingga orang dapat memperkirakan kapan
komponen tersebut harus mendapat perlakuan pemeliharaan.

4.1 Pemeliharaan terencana (planned maintenance)


Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorginisir untuk
mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian dan pencatatan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Corder, Antony, K. Hadi, (1992) Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas
utama yaitu:
a. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah inspeksi periodik untuk
mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan produksi terhenti atau berkurangnya fungsi
mesin dikombinasikan dengan pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi
tersebut dan mengembalikan mesin ke kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan
penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan cacat atau
kerugian.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “Operations
Management” preventive maintenance adalah : “A plan that involves routine inspections,
servicing, and keeping facilities in good repair to prevent failure”. Artinya preventive
maintenance adalah sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin, pemeliharaan dan
menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik sehingga tidak terjadi kerusakan di masa yang akan
datang. Ruang lingkup pekerjaan preventive termasuk : inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
Menurut Dhillon B.S, (2006) dalam bukunya “maintainability, maintenance, and
reliability for engineers” ada 7 elemen dari pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
yaitu:
a) Inspeksi : memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai
dengan membandingkan fisiknya, mesin, listrik, dan karakteristik lain untuk standar yang
pasti,
b) Kalibrasi : mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material
atau parameter perbandingan untuk standar yang pasti,
c) Pengujian : pengujian secara berkala (periodic) untuk dapat menentukan pemakaian dan
mendeteksi kerusakan mesin dan listrik,
d) Penyesuaian: membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk
mencapai kinerja yang optimal,
e) Servicing : pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan atau
barang untuk mencegah terjadinya dari kegagalan baru jadi,
f) Instalasi : mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian
atau memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan,
g) Alignment : membuat perubahan salah satu barang yang ditentukan elemen variabel untuk
mencapai kinerja yang optimal.
b. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan secara korektif (corrective maintenance) adalah pemeliharaan yang
dilakukan secara berulang atau pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian
(termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang
bisa diterima. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pemeliharaan ini meliputi reparasi minor,
terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga
overhaul terencana.
Menurut Jay Heizer dan Barry Reder, 2001 pemeliharaan korektif (Corrective
Maintenance) adalah : “Remedial maintenance that occurs when equipment fails and must be
repaired on an emergency or priority basis”. Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan
yang rusak dan harus segera diperbaiki karena keadaan darurat atau karena merupakan sebuah
prioritas utama.
Menurut Dhillon B.S, (2006) Biasanya, pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
adalah pemeliharaan yang tidak direncanakan, tindakan yang memerlukan perhatian lebih yang
harus ditambahkan, terintegrasi, atau menggantikan pekerjaan telah dijadwalkan sebelumnya.
Dengan demikian, dalam pemeliharaan terencana yang harus diperhatikan adalah
jadwal operasi pabrik, perencanaan pemeliharaan, sasaran perencanaan pemeliharaan, faktor-
faktor yang diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk
perencanaan yang efektif, dan estimasi pekerjaan. ( Daryus A, 2007). Jadi, pemeliharaan
terencana merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu
nganggur mesin. Adapun keuntungan lainya yaitu:
• Pengurangan pemeliharaan darurat,
• Pengurangan waktu nganggur,
• Menaikkan ketersediaan (availability) untuk produksi,
• Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan dan produksi,
• Memperpanjang waktu antara overhaul
• Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan,
• Meningkatkan efisiensi mesin,
• Memberikan pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan,
• Memberikan informasi untuk pertimbangan penggantian mesin.

4.2 Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)

Pemeliharaan tak terencana adalah pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai


pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius,
misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja.
(Corder, Antony, K. Hadi, 1992).

Pada umumya sistem pemeliharaan merupakan metode tak terencana, dimana peralatan yang
digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan
kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan. Secara skematik dapat dilihat sesuai
diagram alir proses suatu perusahaan untuk sistem pemeliharaan dibawah ini.

Gambar 2. Diagram alir dari pembagian pemeliharaan


Menurut Daryus A, (2007) dalam bukunya Manajemen Pemeliharaan Mesin membagi
pemeliharaan menjadi:

1)Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) Pemeliharaan pencegahan adalah


pemeliharaan yang dibertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara pemeliharaan
yang direncanakan untuk pencegahan.
2)Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan
pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan
sehingga mencapai standar yang dapat di terima. Dalam perbaikan dapat dilakukan
peningkatanpeningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi
rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3)Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance) Pemeliharaan berjalan dilakukan ketika fasilitas
atau peralatan dalam keadaan bekerja. Pemeliharan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan
yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4)Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance) Pemeliharaan prediktif ini dilakukan untuk
mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari system
peralatan. Biasanya pemeliharaan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat
monitor yang canggih.
5)Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance) Pekerjaan pemeliharaan ini
dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan
suku cadang, alat-alat dan tenaga kerjanya.
6)Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance) Pemeliharan darurat adalah pekerjaan
pemeliharaan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak
terduga.
7)Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance) Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaan yang
hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi.
8)Pemeliharaan rutin (routine maintenance) Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang
dilaksanakan secara rutin atau terus-menerus.
9)Design out maintenance adalah merancang ulang peralatan untuk menghilangkan sumber
penyebab kegagalan dan menghasilkan model kegagalan yang tidak lagi atau lebih sedikit
membutuhkan maintenance
5. Perencanaan dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
5.1 Perencanaan Peralatan Kesehatan

Gambar skema perencanaan peralatan kesehatan

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam
penyelenggaraan peayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di sarana pelayanan kesehatan
lainnya. Oleh karenanya kondisi maupun fungsi peralatan kesehatan harus baik dan dapat
mendukung pelayanan kesehatan tersebut. Untuk mencapai kondisi ini perlu adanya pengelolaan
peralatan dengan baik dan terpadu sejak perencanaan, pengadaan, pendayagunaan hingga
pemeliharaan. Dengan demikian peralatan kesehatan dan fasilitas pendukungnya akan berdaya
guna secara optimal dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

5.1.1 Tujuan perencanaan alat kesehatan :


1. Diperolehnya kebutuhan jenis, spesifikasi teknis dan jumlah peralatan kesehatan
2. Diperolehnya spesifikasi teknis, fungsi, aksesori
3. Diperolehnya informasi biaya pemeliharaan selama usia teknis
4. Diperolehnya informasi kebutuhan sarana dan prasarana yang dipersyarakan

5. Diperoleh informasi kebutuhan pelatihan bagi operator (klinisi dan perawat) dan teknisi /
pengelola alkes
6. Diperolehnya informasi harga, biaya penyiapan sarana dan prasarana dan pelatihan SDM
7. Pemenuhan standart peralatan sesuai klasifikasi rumah sakit, penambahan jumlah dan jenis
peralatan kesehatan, penggantian peralatan yang rusak dan pengembangan pelayanan
sesuai dengan perkembangan teknologi kesehatan
8. Proses menentukan jenis, spesifikasi dan jumlah peralatan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan perkembangan teknologi kesehatan, kualitas dan harga serta
sumber daya manusia yang mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana
9. Dibutuhkan data informasi terbaru mengenai jenis peralatan kesehatan yang beredar
meliputi : pengakuan FDA, CE, TUV, fungsi, spesifikasi, aksesori, pemeliharaan, ketersediaan
suku cadang, harga, dan jaminan purna jual, legalitas izin edar peralatan kesehatan
10. Melibatkan tenaga medis, keperawatan, tenaga teknis peralatan kesehatan, tenaga teknis
sarana dan prasarana dan manajemen
11. Perencanaan kebutuhan peralatan sangat bermanfaat dalam pelaksanaan pengadaan
peralatan kesehatan secara efektif, efisien dan prosesnya dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan peraturan perundang undangan.

5.1.2 Langkah perencanaan peralatan kesehatan :

1. Perencanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan jenis dan jumlah peralatan kesehatan.
Adapun untuk menentukan hal tersebut dapat melalui teknis analisa kebutuhan.
TEKNIS ANALISA KEBUTUHAN

Assessment

PENAMBAHAN ALAT
PENGGANTIAN ALAT
PEMENUHAN ALAT (Pengembangan pelayanan)
(equipment Record)
Jumlah pasien
Jumlah kasus
Jumlah produk (pelayanan)
Inventarisasi Usia Pakai Jumlah yang dirujuk
Jenis dan Jumlah Sesuai Standar
Jumlah kerusakan Tingkat Utilisasi
Kekurangan Jenis dan Jumlah Alat
Nilai perbaikan Unit cost
Pemilihan Spesifikasi sesuaiRisiko
pelayanan
bila dipergunakan
Penentuan Spek Penentuan Prioritas Penggantian

PERENCANAAN ALAT KESEHATAN


Pada umumnya hasil dari perencanaan kebutuhan alat kesehatan tidak semua dapat
direalisasikan, hal ini biasanya berkaitan ketersediaan dana yang tidak mencukupi. Untuk
menentukan prioritas kebutuhan alat kesehatan dapat dilakukan dengan metode sebagai
berikut :

PENENTUAN PRIORITAS KEBUTUHAN ALAT KESEHATAN

Alkes Prioritas = Nilai A X Nilai B

A : Penting tidaknya alat kesehatan

B : Kondisi alat kesehatan

Nilai Total ≥ 15, maka prioritas PENGGANTIAN alat kesehatan

Menentukan penting tidaknya peralatan di pelayanan (Nilai A)


Nilai Kriteria Keterangan
7 Kritis Unit pelayanan tidak dapat berfungsi secara efektif tanpa
peralatan
6 Esensial Pelayanan utama tidak dapat dilakukan tanpa peralatan
5 Penting Pelayanan utama dapat terhambat atau tertunda tanpa
peralatan ini
2 Agak Beberapa pelayanan yang menguntungkan tetapi bukan utama
Penting dapat terhambat atau tertunda tanpa peralatan
1 Tidak Peralatan tidak atau jarang digunakan atau hanya digunakan
Penting untuk tugas-tugas berdampak rendah

Menentukan kondisi peralatan (Nilai B)


Kriteria
Nilai Kondisi Alat
Kerusakan
 Alkes dalam kondisi yang sangat buruk dan tidak ada
Sangat Sering kemungkinan diperbaiki
5
Rusak  Alkes telah digantikan oleh teknologi baru dan sesuai
prosedur klinik efektifitasnya diragukan
 Alkes telah digantikan oleh teknologi baru yang lebih
efisien dan efektif
 Alkes dapat digunakan, tetapi biaya perbaikan tidak
tersedia
 Alkes masih dapat diperbaiki tetapi dilihat dari riwayat
4 Sering Rusak
pemeliharaan tidak efektif secara klinis dan tidak efisien
 Alkes telah digantikan oleh teknologi baru dan sudah
tidak sesuai dengan prosedur klinik
Alkes ini sangat tua namun apabila suku cadang perlu
3 Mungkin Rusak
diganti tidak efektif dilihat dari sisi biaya
2 Jarang Rusak Alkes dalam kondisi baik dan biaya perbaikan tersedia
Sangat jarang Alkes dalam keadaan baru
1
Rusak

2. Perencanaan harus melibatkan pengguna alat / user untuk penyusunan professional


spesifikasi. Penyusunan technical spec melibatkan unsur teknis, dimana ketentuan teknis
meliputi :
a. Pengakuan (approval) dari FDA / CE / TUV
b. Catu daya listrik, 220 volt 50/60 Hz
c. Standart spesifikasi peralatan (masing-masing peralatan memiliki standart yang
berbeda)
d. Kelengkapan aksesoris
e. Peralatan memenuhi standart keselamatan
f. Lama pemeliharaan (biasanya sesuai kontrak)
g. Penyediaan suku cadang minimal 5 tahun
h. Masa garansi / jaminan purna jual minimal 1 tahun
i. Legalitas izin edar peralatan kesehatan
j. Training bagi tenaga operator dan teknisi
3. Perencanaan alat kesehatan juga meliputi perencanaan anggaran pemeliharaan selama usia
teknis.
Perencanaan anggaran pemeliharaan dapat menggunakan sistem Annualized Investment
Cost (AIC) sebagai dasar perhitungan (Abdul Rachman, ST., M.MT). karena pada metode ini
semakin tinggi usia pakai suatu peralatan, maka nilai AIC akan semakin besar. AIC tersebut
dipengaruhi oleh nilai uang yang dibandingkan dengan inflasi, usia pakai serta usia teknis
barang, dalam bentuk rumus sebagai berikut :

AIC = (IIC (1 + i)t) / L

Dimana : AIC = Annualized Investment Cost


IIC = Initial investment Cost (dalam hal ini adalah harga alat kesehatan)
i = inflasi
t = Usia pakai
l = Usia teknis alat kesehatan (dapat dilihat pada daftar usia teknis alat
kesehatan)
Perencanaan anggaran untuk peralatan kesehatan dibuat berdasarkan perhitungan AIC
dengan besaran 15%.

4. Dalam penyusunan perencanaan alat harus memperhatikan Sarana dan Prasarana yang
tersedia di RS. Dalam hal ini penyiapan pra instalasi, antara lain ketersediaan
ruangan/bangunan untuk alat kesehatan yang sesuai dengan standart persyaratan masing-
masing alat, kapasitas dan istalasi listrik harus memenuhi standart PUIL 200 dan sesuai
dengan konsumsi daya listrik pada alat kesehatan. Untuk peralatan di ruang OK, ICU, ICCU
harus menggunakan sistem cadangan otomatis generator dan UPS untuk membackup listrik
apabila sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik, sehingga alat tidak cepat rusak. Selain itu
juga harus mempersiapkan instalasi air atau gas medis apabila alat kesehatan tersebut
membutuhkan instalasi air ataupun gas medis. Sedangkan grounding untuk peralatan alat
medis harus dibawah 0,2 Ohm.
5. Mencari informasi harga dan biaya penyiapan sarana dan prasarana yang dapat diperoleh
dari RS lain yang telah lebih dahulu menggunakan alat yang serupa, atau bisa juga dari
supplier yang menjadi agen tunggal merk tertentu di Indonesia, dan bisa pula melalui
internet.
5.2 Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
5.2.1 Kebijakan Rumah Sakit Dalam Pemeliharaan Peralatan Medik
(Sumber : Modul Pelatihan Teknisi Elektromedis, Depkes)
1. Dukungan Manajemen Rumah Sakit kepada Teknisi Alat Medis / IPSRS
a. Melibatkan teknisi pada :
- Rencana pengembangan Rumah Sakit
- Pengadaan Alat
- Penerimaan Alat
- Pengelola Alat
b. Mengundang Teknisi IPSRS hadir pada rapat rutin dengan kepala unit
pelayanan/instalasi
c. Meningkatkan kemampuan teknisi melalui :
- Pendidikan lanjutan
- Pelatihan Manajemen dan Teknis
d. Mengevaluasi prestasi kerja IPSRS melalui laporan (pembinaan)
e. Penyediaan anggaran untuk :
- Pemeliharaan dan perbaikan alat
- Pengadaan fasilitas kerja IPSRS

Tanpa adanya dukungan dari manajemen Rumah Sakit seperti tersebut diatas, maka
dapat dipastikan kegiatan teknisi IPSRS dalam pemeliharaan alat tidak akan optimal
sebagaimana diharapkan.

2. Pemeliharaan Alat
Menyusun program pemeliharaan
a. Perencanaan
IPSRS harus mengurus perencanaan pemeliharaan. Untuk dapat menyusun perencanaan,
IPSRS harus memiliki daftar inventarisasi peralatan.
Dengan memperhatikan kemampuan teknis, meliputi :
- SDM, yaitu :
- Jumlah teknisi
- Kemampuan teknis
- Pelatihan yang pernah diikuti
- Pengalaman kerja
- Fasilitas kerja
- Dokumen teknis

Maka IPSRS harus menyusun perencanaan untuk 1 tahun kedepan, meliputi :

- Jadwal pemantauan fungsi


- Jadwal pemeliharaan berkala
- Penyiapan bahan pemeliharaan yang diperlukan untuk setiap alat selama 1 tahun
- Penyiapan suku cadang / aksessoris yang diperlukan untuk perbaikan alat yang
mengalami kerusakan (pemeliharaan korektif terencana)

Usulan tersebut dituangkan ke dalam rencana anggaran dan diusulkan kepada


Manajemen Rumah Sakit, melalui Kepala Bagian Keuangan/Kepala Bagian Sekretariat.

b. Penyiapan fasilitas kerja


Fasilitas kerja yang diperlukan untuk menunjang pelayanan teknis, meliputi ;
- Alat kerja
- Tool set
- Alat kerja mekanik
- Alat ukur
- Dokumen teknis, terdiri dari :
- Protap pemantauan fungsi dan lembar kerja
- Protap pemeliharaan dan lembar kerja
- Protap perbaikan dan lembar kerja
- Operation manual
- Service manual
- Schematic/wiring diagram
- Formulir laopran
- Alat bantu
- Tangga
- Trolley

3. Pelaksanaan Pemeliharaan
Berdasarkan program yang telah disusun dan disetujui oleh Manajemen Rumah Sakit, IPSRS
menyiapkan teknisi yang akan melaksanakan program tersebut. Pada tahap awal,
kemungkinan IPSRS belum mampu melaksanakan pelayanan teknis untuk seluruh alat yang
dimiliki.
Hal ini perlu mendapat perhatian dari Manajemen Rumah Sakit dan semua unit terkait,
untuk dievaluasi dan dicari solusi yang tepat.
Pelaksanaan pelayanan teknis, terdiri dari : Pemantauan fungsi, pemeliharaan berkala dan
perbaikan alat harus mengikuti protap yang telah tersusun

4. Pelaporan
Setiap kegiatan pelayanan teknis harus dilengkapi dengan pelaporan yang dapat dimengerti,
baik oleh pemberi tugas, Manajemen Rumah Sakit, maupun unit pelayanan terkait.
Jenis laporan, antara lain :
- Kartu pemeliharaan alat
- Catatan pemeliharaan alat
- Laporan kerja pemeliharaan preventif
- Laporan kerja pemeliharaan korektif
- Laporan hasil pemantauan fungsi
- Laporan penggunaan Bahan Pemeliharaan / Suku Cadang

Setiap laporan harus disimpan di bagian arsip IPSRS

5. Pembinaan teknis kepada operator


Salah satu tugas teknisi IPSRS adalah memberikan pembinaan teknis kepada
operator/pengguna alat, dalam hal :
a. Pemeliharaan harian
Salah satu jenis pemeliharaan berkala adalah : “Pemeliharaan harian”. Tugas ini
diserahkan kepada operator/pengguna, berupa : melakukan pembersihan alat bagian
luar dan dilaksanakan setiap hari sebelum alat digunakan untuk pelayanan. Gunakan
bahan pembersih yang benar.
b. Aspek keselamatan
Dalam mengoperasikan alat, operator harus memperhatikan aspek keselamatan bagi
pasien dan petugas, terhadap semua kemungkinan yangd apat terjadi. Aspek
keselamatan yang harus diperhatikan, meliputi :
- Bahaya listrik
- Bahaya radiasi
- Bahaya mekanik
- Bahaya terhadap bahan kimia

Bila aspek keselamatan tersebut diperhatikan dengan baik, maka pelayanan kesehatan
akan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin.

5.2.2 Pemeliharaan Alat Kesehatan Di Rumah Sakit

Dalam rangka menjamin mutu layanan pemeliharaan Alat Kesehatan di Rumah Sakit maka
perlu dibuat perosedur tetap layanan pemeliharaan yang mengacu pada standart nasional atau
internasional dan atau sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat alat, yang bertujuan alat selalu
sesuai dengan standart, awet, efisien, menekan break down time dan terjamin keamanannya.

Selain itu juga membuat kesepahaman antara IPSRS, user dan Managemen Rumah Sakit.
Dalam menyusun program pemeliharan alat kesehatan ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan antara lain :

1. Membuat inventaris semau alat kesehatan di Rumah Sakit


Inventarisasi / pendataan alat kesehatan mutlak diperlukan untuk menyiapkan protap
pemeliharaan masing-masing alat, menyusun program pemeliharaan preventif, korektif,
kalibrasi dan evaluasi pemeliharaan
2. Membuat prosedur tetap layanan pemeliharaan preventif
Prosedur ini merupakan alur proses layanan pemeliharaan preventif dan harus
disosialisasikan ke instalasi, unit dan bagian terkait. Di dalam membuat prosedur ini
sebaiknya didiskusikan dengan instalasi, unit, bagian terkait.
3. Membuat prosedur tetap layanan pemeliharaan korektif
Prosedur ini merupakan alur proses layanan pemeliharaan korektif dan harus
disosialisasikan ke instalasi, unit dan bagian terkait. Di dalam membuat prosedur ini
sebaiknya didiskusikan dengan instalasi, unit dan bagian terkait
4. Membuat prosedur tetap layanan kalibrasi
Prosedur ini merupakan alur proses layanan kalibrasi dan harus disosialisasikan ke instalasi,
unit dan bagian terkait. Di dalam membuat prosedur ini sebaiknya didiskusikan dengan
instalasi, unit dan bagian terkait
5. Mengumpulkan data standart dan buku service manual dan operating manual
Mengumpulkan data-data standart nasional, internasional, buku service manual, buku
operating manual guna menyusun prosedur pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi.
6. Membuat prosedur tetap pemeliharaan masing masing alat
Prosedur ini dibuat oleh teknisi yang mempunyai kompetensi tentang alat yang akan
dilakukan pemeliharaan dan harus di syahkan oelh direktur Rumah Sakit. Prosedur ini harus
betul-betul dikuasai dan dimengerti oelh teknisi yang akan melakukan pemeliharaan
preventif
7. Membuat form instruksi kerja masing-masing alat
Setelah prosedur tetap selesai dibuat maka harus dibuat instruksi kerja yang berupa form
(formulir) laporan kerja. Formulir instruksi kerja ini juga merupakan bukti fisik laporan
kerja pemeliharaan preventif
8. Membuat program pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi
Untuk melakukan program pemeliharaan preventif kita perlu membuat jadwal
pemeliharaan, kebutuhan bahan suku cadnag rutin dan alat. Untuk pemeliharaan korektif
kita perlu membuat rencana pemeliharaan tahunan dan triwulan. Untuk kalibrasi kita buat
perencanaan kalibrasi tahunan
9. Membuat target pencapaian pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi
Masing-masing program pemeliharaan kalibrasi harus dibuat target pencapaian contoh
target pemeliharaan preventif 90%, untuk kalibrasi disarankan target 100%
10. Melakukan evaluasi pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi
Evaluasi pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi dilakukan per triwulan, per semester
dan pertahun. Bila target tidak tercapai maka harus dibuat risalah penyebab target
pemeliharaan preventif, korektif dan kalibrasi tidak tercapai
11. Kuisioner pelayanan pelanggan
Buat kuisioner pelayanan pelanggan untuk perbaikan pelayanan pemeliharaan kedepan

5.3 Tahapan Kegiatan Pemeliharaan


Kegiatan pemeliharaan dapat di kelompokan menjadi beberapa tahapan kegiatan yaitu :

1. Kegiatan inpeksi dan pengetesan (Inspection and testing)

Inspeksi dan pengetesan ini dilakukan tujuannya adalah mengetahui :

 Ketersediaan alat, ketelengkapan alat, kebersihan alat dan mengetahui kondisi alat, ini
dipantau oleh operator (user) yang diberikan tugas khusus untuk memantau
menginspeksi dan dilakukan setiap hari, dengan menggunakan check list dan
terdokumentasi.

 Memeriksa kondisi alat sebelum digunakan oleh operator, melakukan pemantauan


fungsi alat dan testing alat dilakukan oleh teknisi elektromedik yang mampu dan
tersertifikasi sesuai jadwal yang ditentukan.

 Untuk alat kesehatan yang sistem kerja sama operasional (KSO) pemeriksaan
pemantauan fungsi dan testing dilakukan oleh teknisi yang ditunjuk oleh perusahaan
yang melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit, sesuai jadwal yang ditentukan.

2. Kegiatan pemeliharaan preventif (Preventive mainenance).

Pemeliharaan preventif merupakan upaya terencana yang diorganisir dan dilaksanakan


dengan pemikiran kemasa depan yang dilakukan dalam selang waktu yang telah ditentukan
sebelumnya. Pemeliharaan preventif ini dilakukan oleh teknisi elektromedik sesuai tugas
dan tanggung jawabnya di setiap lokasi dan jadwal yang sudah ditentukan, dengan sistem
kerja sebagai berikut :

 Melakukan performance test keselamatan (safety test) alat dengan menggunakan alat
safety analyzer, minimal dilakukan 1 kali setahun, atau tergantung jenis dan utilisasi
alat.

 Melakukan program pemeliharaan preventif (program preventive maintenance)


minimal 2 kali setahun atau tergantung jenis dan utilisasi alat dengan membersihkan
alat, memberikan pelumasan alat, mengganti asesoris alat sesuai usia teknis (life time)
dari assesoris, dan menggunakan lembar kerja (check list) yang terdokumentasikan

Tujuan pemeliharaan preventif meliputi :


1) Menjaga dan mengendalikan kinerja peralatan prasaeana, medic dan non medic
sehingga mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang
bisa diterima.
2) Mencatat kondisi operasional peralatan prasarana, medic dan non medic sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan (checklist) sehingga membantu dalam rencana
pemeliharaan berikutnya.
3) Meminimalisasi / mengurangi memungkinkan terjadinya pemeliharaan korektif,
sehingga dapat menekan anggaran pemeliharaan.
Ruang lingkup pemeliharan preventif meliputi :
1) Pemantauan fungsi / checklist, merupakan upaya pemeliharan dengan melakukan cek
fisik (visual inspection), melakukan pencatatan (writing) dan memahami apa yang
dicatat (understanding), sehingga apabila terjadi perubahan kinerja maka segera
dilakukan pengaturan / perbaikan.
2) Pemeliharaan berkala merupakan upaya pemeliharaan yang dilakukan dalam periode
waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, tahunan) sesuai dengan rekomendasi
pabrik atau berdasarkan pada prediksi waktu tertentu sesuai dengan kondisi lapangan
yang meliputi :
1. Cleaning / pembersihan eksternal (kondisi, debu, kotoran, endapan) dan cleaning
internal ( blower, filter, fan, coil, heat exchanger).
2. Lubricating / pelumasan (motor, gear, bearing).
3. Adjusting / penyetelan (elektronik, elektrik dan mekanink).
4. Replacing / penggantian suku cadang.
5. Tightening / pengencangan (soket, mur/baut, solderan).

Pemeliharaan preventif dilaksanakan dengan :


1. Berdasarkan pada jadwal pemeliharaan preventif, yang mengacu pada :
a) Jadwal waktu pemeliharaan masing-masing peralatn prasaran, medic dan non
medic (harian, mingguan, bulanan, dan tahunan).
b) Kesesuaian waktu terhadap aktivitas pemeliharaan secara keseluruhan.
c) Kesesuaian waktu terhadap penggunaan peralatan oleh user.
2. Menggunakan checklist pemeliharaan untuk masing-masing aktivitas pemeliharaan
sebagai catatan riwayat kondisi kinerja dari peralatan yang bersangkutan dan sebagai
laporan kerja pemeliharaan preventif.
3. Berdasarkan pada prosedur tetap pemeliharaan preventif masing-masing peralatan
prasarana, medic dan non medic.

Dokumentasi pemeliharaan preventif meliputi :


1. Checklist/ laporan kerja pemeliharan preventif.
2. Kartu catatan pemeliharaan (maintenance record).
3. Kegiatan pemeliharaan Korektif
Pemeliharan korektif merupakan upaya untuk memperbaiki sesuatu bagian (termasuk
penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang dapat
diterima.
Pemeliharaan korektif dilaksanakan dengan :
1. Berdasarkan laporan keluhan kerusakan dari user dan dari hasil pelaksanaan
pemeliharaan preventif yang merekomnendasikan untuk dilaksanakan pemeliharaan
korektif.
2. Teknisi pelaksanaan sesegera mungkin ke lokasi dan berusaha untuk memperbaikinya.
Dokumentasi pemeliharaan korektif meliputi :
1. Laporan kerja pemeliharaan korektif.
2. Laporan kerja analisa kerusakan (bila perlu).
3. Kartu catatan pemeliharaan (maintenance record).

4. Kegiatan pemeliharaan darurat (pemeliharaan di luar jam kerja)


Pemeliharaan yang dimaksud adalah pemeliharaan peralatan prasarana, medis dan non
medis yang dilakukan diluar jam kerja baik sore/malam hari dan pada hari libur dengan
tidak terencana, yang merupakan upaya pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk
mencegah/menghindari akibat yang serius, pemeliharaan ini dilakukan oleh piket shift
teknik.
Pemeliharaan diluar jam kerja dilaksanakan dengan :
1. Melakukan koordinasi dengan coordinator gedung yang terkait.
2. Terdapat alur system komunikasi dalam hal informasi kerusakan yang terjadi diluar
jam dan hasil akhir pemeliharaan.
3. Dilaksanakanya suatu evaluasi secara rutin dan kemungkinaan diadakannya diskusi
atau pelatiahan bagi teknisi piket shift teknik.
Pemeliharaan darurat (emergency maintenance) dilakukan oleh teknisi elektromedik
sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dengan sistem kerja sbb :

 Melakukan trouble shooting atau mencari lokasi dan jenis kerusakan

 Memperbaiki atau mengganti sparepart yang rusak

 Melakukan kalibrasi ulang setelah dilakukan over haul.


5. Pengujian / Kalibrasi
Pengujian / kalibrasi merupakan upaya untuk mengukur (measurement) parameter kinerja
suatu peralatan dan menjaga kondisi kinerja sebagaiman di desain oleh pabrik, dengan
melakukan penyetelan (adjustment) bilamana diperlukan yaitu apabila terjadi selisih
penunjukan antara peralatan dengan stadart ukuran sehingga kesalahan dapat ditekan
sampai batas toleransi.
Kalibrasi dilaksanakan dengan :
1. Peralatan pengujian kalibrasi yang ada.
2. Dilaksanakan dalam waktu yang sama dengan pelaksanaan pemeliharaan preventif
dari peralatan yang bersangkutan.
3. Berdasarkan pada prosedur tetap kalibrasi masing-masinng peralatan medic / non
medic.
Dokumentasi pemeliharaan kalibrasi meliputi :
1. Laporan kerja hasil kalibrasi.
2. Kartu catatan pemeliharaan (maintenance record).

Langkah-Langkah Kegiatan Pemeliharaan :


1) Pembuatan jadwal-jadwal pemeliharaan
2) Pembuatan lembar kerja BAP (Berita Acara Pemeliharaan)
3) Pendelegasian tugas kepada teknisi sesuai dengan tanggung jawab/bidang kesehatan.
4) Permintaan suku cadang ke Sub Instalasi Perencanaan IPSRS.
5) Pelaksanaan pemeliharaan.
6) Pengisian hasil pemeliharaan, pada kartu pemeliharaan.
7) Tandatangan/legalisasi lembar kerja user.
8) Penyerahan lembar kerja ke Sub Instansi Administrasi IPSRS.
9) Pencatatan ke kartu pemeliharaan.
10) Pengarsipan.
5.4 Klasifikasi Kebutuhan Pemeliharaan Alat
1. Klasifikasi kebutuhan pemeliharaan alat dari NYU
(Sumber : NYU Hospital Center Medical Equipment Management Plan)

Severity Index = Function + Risk + Maintenance

a. Preventive Maintenance

Peralatan dengan nilai Severity Index 10 atau lebih harus dikategorikan preventif
maintenance

Peralatan dengan nilai Maintenance requirement 4 – 5 harus dikategorikan preventif


maintenance

b. Saverity Index peralatan multi fungsi ditentukan sesuai hasil penilaian “function”, “risk”
dan “maintenance” paling tinggi

c. Kebutuhan pemeliharaan

 Saverity index 10 s/d 5 : 1 tahun sekali

 Saverity index 16 s/d 20 : 2 kali setahun

 Maintenance Requirment 4 – 5 : 2 Kali setahun

RESIKO (RISK)

KATEGORI SKOR DEFINISI CONTOH

MENYEBABKAN 5 Kegagalan peralatan kesehatan dapat Defibrillator,


KEMATIAN PASIEN menyebabkan kematian pasien. ventilator,
anesthesia
MENYEBABKAN 4 Kegagalan peralatan kesehatan tidak Hypo/hyperthermia
PASIEN ATAU menyebabkan kematian tetapi luka. unit, laser,
OPERATOR electrosurgical unit
PERALATAN LUKA
MENYEBABKAN 3 Kegagalan peralatan kesehatan ECG machine, blood
TERAPI YANG TIDAK menyebabkan kesalahan diagnose gas analyzer,
TEPAT DAN atau tindakan yang tidak tepat. centrifuge
KESALAHAN
DIAGNOSE
MENYEBABKAN 2 Kegagalan peralatan yang Gel warmer, heat
RISIKO MINIMAL menyebabkan tindakan yang tidak sealer, suction pump
tepat, mempengaruhi keamanan
pasien dan operator.
TIDAK 1 Kegagalan peralatan tidak Exam light,
MENYEBABKAN menyebabkan kesalahan tindakan, computer
RISIKO YANG tidak mempengaruhi keamanan pasien terminal, video
SIGNIFIKAN dan operator. printer

RESIKO BERDASARKAN FUNGSI ALAT (FUNCTION)

KATEGORI NILAI JENIS DEFINISI CONTOH

Peralatan 10 Penunjang Peralatan yang digunakan Defibrillator,


untuk Kehidupan; menunjang kehidupan; ventilator,
penyembuhan Terapi dengan peralatan untuk terapi pacemaker, infant
radiasi. dengan radiasi. incubator
9 Peralatan bedah Peralatan untuk Electrosurgical
dan Perawatan penyembuhan tetapi bukan unit,
Intensif. sebagai penunjang laser
kehidupan
8 Terapi fisik dan Peralatan yang digunakan Dialysis machine,
pengobatan untuk mengobati pasien infusion pump,
traction unit,
diathermy
Peralatan 7 Monitoring Memonitor kegiatan bedah EEG machine,
diagnostik kegiatan bedah dan perawatan intensif; noninvasive
dan perawatan Sistem radiologi. blood
intensif; system pressure monitor,
radiologi x-ray generator
6 Monitoring Peralatan yang tidak rutin adult scale,
kondisi fisik dan digunakan di perawatan tympanic
unit intensif. thermometer,
ultrasonografi ultrasound unit
untuk
diagnostik.

Peralatan 5 Analisa di Peralatan yang digunakan di blood gas


Analitis laboratorium laboratorium klinik untuk analyzer,
mendiagnosa spesimen. clinical chemistry
analyzer, cell
counter
4 Aksesori alat Peralatan yang digunakan shaker, centrifuge,
Laboratorium. untuk mempersiapkan incubator,
analisa specimen. microtome

3 Komputer Peralatan yang digunakan computer, ticket


and related untuk menyimpan, mencetak, printer, QC system
mengambil atau
mendistribusikan data.

Lain-lain 2 Yang Peralatan yang berhubungan X-ray view box,


berhubungan dengan perawatan, tapi tidak sterilizer, chair lift
dengan pasien. secara langsung.

1 Tidak Peralatan yang tidak ECG simulator,


berhubungan berhubungan dengan pasien, office equipment,
dengan pasien; peralatan dapur, UPS.
peralatan
pengujian
RESIKO BERDASARKAN KEBUTUHAN PEMELIHARAAN
(MAINTENANCE)

KATEGORI SKOR DEFINISI CONTOH

EXTENSIVE / 5 Peralatan Kesehatan sebagian besar Dialysis machine,


BERAT berupa mekanis, pneumatik, atau fluida. ventilator, anesthesia
machine, x-ray table
DIATAS RATA- 4 Peralatan kesehatan dengan mekanikal, Infant incubator,
RATA pneumatik atau fuida. blood warmer, laser,
portable x-ray system
RATA-RATA 3 Peralatan kesehatan yang Defibrillator, infusion
membutuhkan verifikasi kinerja dan pump, electrosurgical
pengujian keamanan, yang didukung unit, traction unit
rangkaian kelistrikan.
DIBAWAH 2 Peralatan kesehatan yang Lab microscope,
RATA-RATA membutuhkan sedikit pengujian scales, general
kinerja. medical device
MINIMAL 1 Peralatan kesehatan yang hanya Exam light, computer
membutuhkan inspeksi secara terminal, video
visual/pengamatan. Camera

Frekuensi
Pemeli Severity
No Nama Alat Fungsi Resiko Pemelihara
haraan Indeks
an /tahun
1 Defribilator 10 5 3 18 2 kali
2 Ventilator 10 5 5 20 2 kali
3 Pacemaker 10 5 5 20 2 kali
4 Anaesthesi 9 5 5 19 2 kali
5 Infant Incubator 10 5 4 19 2 kali
6 ESU 9 4 3 16 2 kali
7 Laser 9 4 4 17 2 kali
8 Dyalisis Machine 8 4 5 17 2 kali
9 Infusion Pump 8 2 3 13 1 kali
10 Traction Unit 8 2 3 13 1 kali
11 Diathermy 8 2 3 13 1 kali
12 EEG machine 7 3 3 13 1 kali
13 Noninvasive blood Pressure Monitor 7 2 3 12 1 kali
14 X-Ray Generator 7 4 5 16 2 kali
15 Adult Scale 6 1 1 8
16 Tympanic Thermometer 6 1 1 8
17 Ultrasound Unit 6 3 2 11 1 kali
18 Blood Gas Analyzer 5 3 2 10 1 kali
19 Clinical Chemistry Analyzer 5 3 2 10 1 kali
20 Cell Counter 5 3 2 10 1 kali
21 Shaker 4 3 2 9
22 Centrifuge 4 3 2 9
23 Incubator 4 5 4 13 1 kali
24 Microtome 4 1 2 7
25 Computer 3 1 1 5
26 Ticket Printer 3 1 1 5
27 QC System 3 1 1 5
28 X-ray view box 2 1 2 5
29 Sterilizer 2 2 3 7
30 Chair lift 2 1 2 5
31 ECG Simulator 1 3 3 7
32 Office Equipment 1 1 1 3
33 X-ray view box 2 1 2 5
34 Suction Pump 2 2 3 7
35 Heat Sealer 2 2 3 7
36 Gel Warmer 1 2 3 6
37 Hypo/hyperthermia Unit 8 4 3 15 2 kali
2. Klasifikasi kebutuhan pemeliharaan alat dari WHO
(sumber : WHO)

EM (Equipment Management) = Function + Risk


+ Maintenance + Riwayat Insiden

Class

I = Included

N = Not included 2.

Inspection frequency

A = Annual

T = Three-yearly

S = Semi-annual

RESIKO BERDASARKAN RIWAYAT INSIDEN ALAT KESEHATAN

KATEGORI NILAI

Signifikan: lebih dari 1 kali insiden setiap 6 bulan +2

Di atas rata-rata: 1 kali insiden setiap 6–9 bulan +1

Rata-rata: 1 kali insiden setiap 9–18 bulan 0

Minimal: 1 kali insiden setiap 18–30 bulan -1

Tidak signifikan: kurang dari 1 kali insiden pada kjurun waktu 30 bulan -2
RESIKO PEMELIHAR RIWAYAT FREKUENSI
NO NAMA ALAT FUNGSI EM KELAS
KLINIS AAN INSIDEN INSPEKSI
1 Anaesthesia machine 10 5 5 0 20 I T
Anaesthesia vaporizer
2 (enflurane/ethrane) 9 5 3 -2 15 I S
3 Arthroscopic surgical unit 9 4 2 -2 13 I A
4 Breast pump 3 4 3 -2 8 N -
5 Aspirator, mobile 8 5 4 -1 16 I S
6 Blood warmer 9 4 3 -1 15 I S
7 Bone saw 9 4 2 -2 3 I A
8 Blood pressure module 7 3 2 0 12 I A
9 Camera, video, medical 6 3 3 0 12 I A
10 Cast cutter 2 4 3 -2 7 N -
11 Cast cutter vacuum 2 2 3 -2 5 N -
12 Cardiac output computer 7 3 2 0 12 I A
13 Computer, micro (pc) 3 3 1 -2 5 N -
14 Cryosurgical unit 9 4 3 -1 15 I S
15 Defi brillator/monitor 9 5 4 0 18 I S
16 Electrocardiograph, 3-channel 6 3 5 2 16 I S
17 Endoscopic video system 6 3 3 0 12 I A
18 Electrosurgical unit 9 4 3 0 16 I A
19 Fetal monitor 7 3 3 0 13 I A
20 Humidifi er, heated 8 3 3 1 15 I S

21 Hypo/hyperthermia machine 9 4 5 0 18 I S
22 Light, surgical portable 2 4 3 -1 8 N -
23 Light source, fi bre optic 7 3 3 -2 11 N -
Microscope, ophthalmic slit
24 lamp 6 3 3 -2 10 N -

Class Inspection
frequency Inspection frequency
I = Included A = Annual T = Three-yearly
N = Not included S = Semi-annual
DAFTAR PUSTAKA

1. Bina Peralatan Medis, Subdit. 2013. Kebijakan Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit.
Yogyakarta
2. Manulang, M. 2008. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta : Gajah Mada University press
3. Muldiyanto, Bambang. 2002. Analisis Manajemen Pemeliharaan Alat-Alat Medis di RSUD
Pasar Rebo Jakarta. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
4. Rachman, Abdul. 2011. Workshop Perhitungan Unit Cost Alat Kesehatan Dengan Metode Aic.
Surabaya
5. RI, Departemen Kesehatan. 2007. Modul Pelatihan Teknisi Elektromedik Jilid 1. Jakarta
6. Sardjito. 2013. Buku Materi Pelatihan Pemeliharaan, Troubleshooting Dan Perbaikan
Peralatan Kesehatan Rawat Intensif Bagi Tenaga Elektromedis Angkatan IV. Yogyakarta
MATA KULIAH
TEORI MANAJEMEN PERALATAN ELEKTOMEDIK
Makalah Tentang Langkah-Langkah Pemeliharaan Alat Kesehatan

Disusun Oleh :

Hafid Furqon Derny (P2.31.38.1.14.036)

Khusmah Ayuning Tyas (P2.31.38.1.14.051)

Muh. Egy Nurhardiyanto (P2.31.38.1.14.060)

Muhammad Arif Rahmansyah (P2.31.38.1.14.063)

KELAS C/ D-IV TEM 2014

Dosen Pengampu : Wike Kristianti, St., M.Si

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JAKARTA
2017

Anda mungkin juga menyukai