Makalah Manajemen Peralatan Elektromedik
Makalah Manajemen Peralatan Elektromedik
Pendahuluan
Dalam instansi rumah sakit sudah seharusnya di tunjang dengan peralatan medik yang memadai
untuk melayani semua pasien. Menurut undang – undang No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit Pasal 40
bahwa akreditasi dilakukan secara berkala minimal 3 tahun dalam upaya peningkatan mutu rumah sakit
yang dilakukan oleh lembaga independen dari dalam maupun luar negeri sesuai aturan akreditasi yang
berlaku. Untuk menujang pelayanan dan peningkatan mutu tersebut rumah sakit harus memelihara sarana
dan prasarana yang ada di rumah sakit salah satunya yaitu peralatan medik di rumah sakit. Peralatan
kesehatan di rumah sakit semakin kompleks dan membutuhkan modal besar baik untuk investasi awal
maupun untuk biaya operasional. Untuk itu, diperlukan strategi dan kebijakan pemeliharaan agar
peralatan yang beroperasi di dalam sistem pelayanan kesehatan tidak mengalami kegagalan dalam
pengoperasiannya.
2. Definisi Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar
suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi
peralatan tersebut dapat bekerja kembali. Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara
atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan, penyesuaian mupun penggantian
yang diperlukan supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang
direncanakan.
Definisi lain mengenai pemeliharaan (maintenance) adalah konsepsi dari semua aktivitas yang
diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas atau mesin agar dapat berfungsi dengan
baik seperti kondisi awalnya. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan mempengaruhi
tingkat ketersediaan (availability) fasilitas produksi, laju produksi, kualitas produk akhir (end product),
ongkos produksi dan keselamatan operasi. Faktor-faktor ini yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat
keuntungan (profitability) perusahaan. Proses pemeliharaan yang dilakukan tidak saja membantu
kelancaran produksi sehingga produk yang dihasilkan dapat diserahkan tepat waktu kepada pelanggan,
tetapi juga menjaga fasilitas dan peralatan dalam kondisi efektif dan efisien dimana sasarannya adalah
mewujudkan nol kerusakan (zero breakdown) pada mesin-mesin yang beroperasi.
4. Jenis-jenis Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu perusahaan dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance) dan Pemeliharaan Tidak Terencana
(Unplanned Maintenance). Berikut adalah skematika pemeliharaan :
Gambar Sistematika Pemeliharaan
Tetapi banyak juga pemeliharaan mesin / peralatan / fasilitas yang pelaksanaan pemeliharaannya
berdasarkan jam kerja misalnya penyetelan-penyetelan bagian-bagian yang bersambung atau bagian-
bagian yang bergerak dilaksanakan setiap 1000 jam kerja, penggantian oli setiap 2000 jam kerja, servis
besar (overhaul) setiap 4000 jam kerja dan sebagainya. Pemeliharaan berkala ini biasanya dilaksanakan
oleh teknisi pemeliharaan.
Perbaikan ringan (Light repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan ringan termasuk yang
ditemukan pada waktu pengecekan (pemeliharaan berkala) yang perbaikannya cukup dengan penggantian
komponen (replacement) dan tidak memerlukan waktu dan biaya tinggi.
Perbaikan medium (Medium repairing) ialah perbaikan-perbaikan dari kerusakan akibat aus atau akibat
kecelakaan yang perbaikannya memerlukan pembetulan komponen dengan biaya yang lebih tinggi dan
waktu kerja yang lebih lama.
Servis besar (Overhaul) ialah perbaikan total akibat ke ausan (lama pemakaian) dengan pembetulan-
pembetulan maupun penggantian komponen. Perbaikan atau overhaul ini biasa dilakukan oleh teknisi dan
/ atau teknisi ahli,sedangkan untuk mencapai hasil yang optimal perlu kiranya menganut suatu sistematika
perbaikan yang yang telah ditentukan
Perbaikan darurat (Emergency repairing) ialah perbaikan dari kerusakan akibat kecelakaan yang
perbaikannya bersifat sementara untuk menunggu perbaikan yang sempurna atau langsung diperbaiki
secara sempurna.
Di dalam sistem pemeliharaan ini ada pula istilah-istilah yang sering digunakan seperti :
Running maintenance ialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan bekerja atau
dioperasikan / digunakan.
Shut down maintenanceialah pemeliharaan suatu mesin / peralatan / fasilitas yang mana mesin /
peralatan / fasilitas tersebut harus diberhentikan / tidak dipergunakan , karena tidak mungkin dilakukan
pemeliharaan bila mesin / peralatan / fasilitas dalam keadaan bekerja / dipergunakan .
Lack of maintenance ialah kekurangan atau kelemahan dalam pemeliharaan atau disebut juga
pemeliharaan yang tidak baik.
Predictive maintenance atau pemeliharaan prakiraan ialah kegiatan pemeliharaan yang memperkirakan
umur atau masa pakai efektif dan efisien suatu komponen sehingga orang dapat memperkirakan kapan
komponen tersebut harus mendapat perlakuan pemeliharaan.
Pada umumya sistem pemeliharaan merupakan metode tak terencana, dimana peralatan yang
digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan
kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan. Secara skematik dapat dilihat sesuai
diagram alir proses suatu perusahaan untuk sistem pemeliharaan dibawah ini.
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam
penyelenggaraan peayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di sarana pelayanan kesehatan
lainnya. Oleh karenanya kondisi maupun fungsi peralatan kesehatan harus baik dan dapat
mendukung pelayanan kesehatan tersebut. Untuk mencapai kondisi ini perlu adanya pengelolaan
peralatan dengan baik dan terpadu sejak perencanaan, pengadaan, pendayagunaan hingga
pemeliharaan. Dengan demikian peralatan kesehatan dan fasilitas pendukungnya akan berdaya
guna secara optimal dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
5. Diperoleh informasi kebutuhan pelatihan bagi operator (klinisi dan perawat) dan teknisi /
pengelola alkes
6. Diperolehnya informasi harga, biaya penyiapan sarana dan prasarana dan pelatihan SDM
7. Pemenuhan standart peralatan sesuai klasifikasi rumah sakit, penambahan jumlah dan jenis
peralatan kesehatan, penggantian peralatan yang rusak dan pengembangan pelayanan
sesuai dengan perkembangan teknologi kesehatan
8. Proses menentukan jenis, spesifikasi dan jumlah peralatan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan perkembangan teknologi kesehatan, kualitas dan harga serta
sumber daya manusia yang mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana
9. Dibutuhkan data informasi terbaru mengenai jenis peralatan kesehatan yang beredar
meliputi : pengakuan FDA, CE, TUV, fungsi, spesifikasi, aksesori, pemeliharaan, ketersediaan
suku cadang, harga, dan jaminan purna jual, legalitas izin edar peralatan kesehatan
10. Melibatkan tenaga medis, keperawatan, tenaga teknis peralatan kesehatan, tenaga teknis
sarana dan prasarana dan manajemen
11. Perencanaan kebutuhan peralatan sangat bermanfaat dalam pelaksanaan pengadaan
peralatan kesehatan secara efektif, efisien dan prosesnya dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan peraturan perundang undangan.
1. Perencanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan jenis dan jumlah peralatan kesehatan.
Adapun untuk menentukan hal tersebut dapat melalui teknis analisa kebutuhan.
TEKNIS ANALISA KEBUTUHAN
Assessment
PENAMBAHAN ALAT
PENGGANTIAN ALAT
PEMENUHAN ALAT
(equipment Record) (Pengembangan
pelayanan)
PERENCANAAN ALAT
KESEHATAN
Pada umumnya hasil dari perencanaan kebutuhan alat kesehatan tidak semua dapat
direalisasikan, hal ini biasanya berkaitan ketersediaan dana yang tidak mencukupi. Untuk
menentukan prioritas kebutuhan alat kesehatan dapat dilakukan dengan metode sebagai
berikut :
4. Dalam penyusunan perencanaan alat harus memperhatikan Sarana dan Prasarana yang
tersedia di RS. Dalam hal ini penyiapan pra instalasi, antara lain ketersediaan
ruangan/bangunan untuk alat kesehatan yang sesuai dengan standart persyaratan masing-
masing alat, kapasitas dan istalasi listrik harus memenuhi standart PUIL 200 dan sesuai
dengan konsumsi daya listrik pada alat kesehatan. Untuk peralatan di ruang OK, ICU, ICCU
harus menggunakan sistem cadangan otomatis generator dan UPS untuk membackup listrik
apabila sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik, sehingga alat tidak cepat rusak. Selain itu
juga harus mempersiapkan instalasi air atau gas medis apabila alat kesehatan tersebut
membutuhkan instalasi air ataupun gas medis. Sedangkan grounding untuk peralatan alat
medis harus dibawah 0,2 Ohm.
5. Mencari informasi harga dan biaya penyiapan sarana dan prasarana yang dapat diperoleh
dari RS lain yang telah lebih dahulu menggunakan alat yang serupa, atau bisa juga dari
supplier yang menjadi agen tunggal merk tertentu di Indonesia, dan bisa pula melalui
internet.
5.2 Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
5.2.1 Kebijakan Rumah Sakit Dalam Pemeliharaan Peralatan Medik
(Sumber : Modul Pelatihan Teknisi Elektromedis, Depkes)
1. Dukungan Manajemen Rumah Sakit kepada Teknisi Alat Medis / IPSRS
a. Melibatkan teknisi pada :
- Rencana pengembangan Rumah Sakit
- Pengadaan Alat
- Penerimaan Alat
- Pengelola Alat
b. Mengundang Teknisi IPSRS hadir pada rapat rutin dengan kepala unit
pelayanan/instalasi
c. Meningkatkan kemampuan teknisi melalui :
- Pendidikan lanjutan
- Pelatihan Manajemen dan Teknis
d. Mengevaluasi prestasi kerja IPSRS melalui laporan (pembinaan)
e. Penyediaan anggaran untuk :
- Pemeliharaan dan perbaikan alat
- Pengadaan fasilitas kerja IPSRS
Tanpa adanya dukungan dari manajemen Rumah Sakit seperti tersebut diatas, maka
dapat dipastikan kegiatan teknisi IPSRS dalam pemeliharaan alat tidak akan optimal
sebagaimana diharapkan.
2. Pemeliharaan Alat
Menyusun program pemeliharaan
a. Perencanaan
IPSRS harus mengurus perencanaan pemeliharaan. Untuk dapat menyusun perencanaan,
IPSRS harus memiliki daftar inventarisasi peralatan.
Dengan memperhatikan kemampuan teknis, meliputi :
- SDM, yaitu :
- Jumlah teknisi
- Kemampuan teknis
- Pelatihan yang pernah diikuti
- Pengalaman kerja
- Fasilitas kerja
- Dokumen teknis
3. Pelaksanaan Pemeliharaan
Berdasarkan program yang telah disusun dan disetujui oleh Manajemen Rumah Sakit, IPSRS
menyiapkan teknisi yang akan melaksanakan program tersebut. Pada tahap awal,
kemungkinan IPSRS belum mampu melaksanakan pelayanan teknis untuk seluruh alat yang
dimiliki.
Hal ini perlu mendapat perhatian dari Manajemen Rumah Sakit dan semua unit terkait,
untuk dievaluasi dan dicari solusi yang tepat.
Pelaksanaan pelayanan teknis, terdiri dari : Pemantauan fungsi, pemeliharaan berkala dan
perbaikan alat harus mengikuti protap yang telah tersusun
4. Pelaporan
Setiap kegiatan pelayanan teknis harus dilengkapi dengan pelaporan yang dapat dimengerti,
baik oleh pemberi tugas, Manajemen Rumah Sakit, maupun unit pelayanan terkait.
Jenis laporan, antara lain :
- Kartu pemeliharaan alat
- Catatan pemeliharaan alat
- Laporan kerja pemeliharaan preventif
- Laporan kerja pemeliharaan korektif
- Laporan hasil pemantauan fungsi
- Laporan penggunaan Bahan Pemeliharaan / Suku Cadang
Bila aspek keselamatan tersebut diperhatikan dengan baik, maka pelayanan kesehatan
akan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin.
Dalam rangka menjamin mutu layanan pemeliharaan Alat Kesehatan di Rumah Sakit maka
perlu dibuat perosedur tetap layanan pemeliharaan yang mengacu pada standart nasional atau
internasional dan atau sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat alat, yang bertujuan alat selalu
sesuai dengan standart, awet, efisien, menekan break down time dan terjamin keamanannya.
Selain itu juga membuat kesepahaman antara IPSRS, user dan Managemen Rumah Sakit.
Dalam menyusun program pemeliharan alat kesehatan ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan antara lain :
Ketersediaan alat, ketelengkapan alat, kebersihan alat dan mengetahui kondisi alat, ini
dipantau oleh operator (user) yang diberikan tugas khusus untuk memantau
menginspeksi dan dilakukan setiap hari, dengan menggunakan check list dan
terdokumentasi.
Untuk alat kesehatan yang sistem kerja sama operasional (KSO) pemeriksaan
pemantauan fungsi dan testing dilakukan oleh teknisi yang ditunjuk oleh perusahaan
yang melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit, sesuai jadwal yang ditentukan.
Melakukan performance test keselamatan (safety test) alat dengan menggunakan alat
safety analyzer, minimal dilakukan 1 kali setahun, atau tergantung jenis dan utilisasi
alat.
a. Preventive Maintenance
Peralatan dengan nilai Severity Index 10 atau lebih harus dikategorikan preventif
maintenance
b. Saverity Index peralatan multi fungsi ditentukan sesuai hasil penilaian “function”, “risk”
dan “maintenance” paling tinggi
c. Kebutuhan pemeliharaan
RESIKO (RISK)
Frekuensi
Pemeli Severity
No Nama Alat Fungsi Resiko Pemelihara
haraan Indeks
an /tahun
1 Defribilator 10 5 3 18 2 kali
2 Ventilator 10 5 5 20 2 kali
3 Pacemaker 10 5 5 20 2 kali
4 Anaesthesi 9 5 5 19 2 kali
5 Infant Incubator 10 5 4 19 2 kali
6 ESU 9 4 3 16 2 kali
7 Laser 9 4 4 17 2 kali
8 Dyalisis Machine 8 4 5 17 2 kali
9 Infusion Pump 8 2 3 13 1 kali
10 Traction Unit 8 2 3 13 1 kali
11 Diathermy 8 2 3 13 1 kali
12 EEG machine 7 3 3 13 1 kali
13 Noninvasive blood Pressure Monitor 7 2 3 12 1 kali
14 X-Ray Generator 7 4 5 16 2 kali
15 Adult Scale 6 1 1 8
16 Tympanic Thermometer 6 1 1 8
17 Ultrasound Unit 6 3 2 11 1 kali
18 Blood Gas Analyzer 5 3 2 10 1 kali
19 Clinical Chemistry Analyzer 5 3 2 10 1 kali
20 Cell Counter 5 3 2 10 1 kali
21 Shaker 4 3 2 9
22 Centrifuge 4 3 2 9
23 Incubator 4 5 4 13 1 kali
24 Microtome 4 1 2 7
25 Computer 3 1 1 5
26 Ticket Printer 3 1 1 5
27 QC System 3 1 1 5
28 X-ray view box 2 1 2 5
29 Sterilizer 2 2 3 7
30 Chair lift 2 1 2 5
31 ECG Simulator 1 3 3 7
32 Office Equipment 1 1 1 3
33 X-ray view box 2 1 2 5
34 Suction Pump 2 2 3 7
35 Heat Sealer 2 2 3 7
36 Gel Warmer 1 2 3 6
37 Hypo/hyperthermia Unit 8 4 3 15 2 kali
2. Klasifikasi kebutuhan pemeliharaan alat dari WHO
(sumber : WHO)
Class
I = Included
N = Not included 2.
Inspection frequency
A = Annual
T = Three-yearly
S = Semi-annual
KATEGORI NILAI
Tidak signifikan: kurang dari 1 kali insiden pada kjurun waktu 30 bulan -2
RESIKO PEMELIHAR RIWAYAT FREKUENSI
NO NAMA ALAT FUNGSI EM KELAS
KLINIS AAN INSIDEN INSPEKSI
1 Anaesthesia machine 10 5 5 0 20 I T
Anaesthesia vaporizer
2 (enflurane/ethrane) 9 5 3 -2 15 I S
3 Arthroscopic surgical unit 9 4 2 -2 13 I A
4 Breast pump 3 4 3 -2 8 N -
5 Aspirator, mobile 8 5 4 -1 16 I S
6 Blood warmer 9 4 3 -1 15 I S
7 Bone saw 9 4 2 -2 3 I A
8 Blood pressure module 7 3 2 0 12 I A
9 Camera, video, medical 6 3 3 0 12 I A
10 Cast cutter 2 4 3 -2 7 N -
11 Cast cutter vacuum 2 2 3 -2 5 N -
12 Cardiac output computer 7 3 2 0 12 I A
13 Computer, micro (pc) 3 3 1 -2 5 N -
14 Cryosurgical unit 9 4 3 -1 15 I S
15 Defi brillator/monitor 9 5 4 0 18 I S
16 Electrocardiograph, 3-channel 6 3 5 2 16 I S
17 Endoscopic video system 6 3 3 0 12 I A
18 Electrosurgical unit 9 4 3 0 16 I A
19 Fetal monitor 7 3 3 0 13 I A
20 Humidifi er, heated 8 3 3 1 15 I S
21 Hypo/hyperthermia machine 9 4 5 0 18 I S
22 Light, surgical portable 2 4 3 -1 8 N -
23 Light source, fi bre optic 7 3 3 -2 11 N -
Microscope, ophthalmic slit
24 lamp 6 3 3 -2 10 N -
Class Inspection
frequency Inspection frequency
I = Included A = Annual T = Three-yearly
N = Not included S = Semi-annual
DAFTAR PUSTAKA
1. Bina Peralatan Medis, Subdit. 2013. Kebijakan Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit.
Yogyakarta
2. Manulang, M. 2008. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta : Gajah Mada University press
3. Muldiyanto, Bambang. 2002. Analisis Manajemen Pemeliharaan Alat-Alat Medis di RSUD
Pasar Rebo Jakarta. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
4. Rachman, Abdul. 2011. Workshop Perhitungan Unit Cost Alat Kesehatan Dengan Metode Aic.
Surabaya
5. RI, Departemen Kesehatan. 2007. Modul Pelatihan Teknisi Elektromedik Jilid 1. Jakarta
6. Sardjito. 2013. Buku Materi Pelatihan Pemeliharaan, Troubleshooting Dan Perbaikan
Peralatan Kesehatan Rawat Intensif Bagi Tenaga Elektromedis Angkatan IV. Yogyakarta
MATA KULIAH
TEORI MANAJEMEN PERALATAN ELEKTOMEDIK
Makalah Tentang Langkah-Langkah Pemeliharaan Alat Kesehatan
Disusun Oleh :