Kompetensi Inti
KI. 3.Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Komptensi Dasar
3.8 Mengidentfikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam kumpulan cerita pendek yang
dibaca.
3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita pendek.
4.8 Mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek.
4.9 Mengonstruksi sebuah cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen.
Peta Konsep
Aspek pembelajaran meliputi:
A. Mengindentifikasi Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerita Pendek
Cerita pendek (cerpen) adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan
tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (KBBI, 2017: 263).
Cerita pendek menyajikan cerita yang hanya memiliki satu konflik. . Umumnya, cerita yang
diangkat memiliki relevansi dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh yang ditampilkan sebagai pusat
cerita. Karakter dalam cerita pendek secara umum terdiri atas protagonis dan antagonis. Kedua
karakter tersebut merupakan cerminan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diambil
pelajaran.
e. Nilai sosial
Nilai sosial adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antarindividu di dalam
masyarakat. Nilai sosial ditunjukkan dengan penggambaran antartokoh di dalam masyarakatnya,
baik melalui narasi maupun dialog.
MENGASOSIASI
Carilah sebuah cerpen yang menarik bagi Anda! Identifkasilah unsur-unsur pembangun cerita dan ciri-
ciri kebahasaan teks cerpen tersebut!
Kerjakan dalam format tabel berikut!
Struktur Cerpen Kutipan Penjelasan
Pengenalan cerita
Pengungkapan peristiwa
Menuju konflik
Puncak konflik
Penyelesaian
Simpulan
Soal Latihan
1. Apakah saja unsur pembangun dalam cerita pendek?
2. Apakah yang dimaksud unsur intrinsik cerita pendek?
3. Apakah yang dimaksud dengan penokohan?
4. Sebutkan struktur cerpen!
5. Apa sajakah pronomina persona yang sering digunakan dalam cerpen?
Bacalah kutipan cerita berikut untuk menjawab soal nomor 22 dan 23!
Betapa juga ayah adalah orang tuaku. Jadi, aku mengalah pada keteguhan sikap ayah. Rela setiap
kali beli baterai dan nyetrum aki, dan rela menerima celoteh orang sekampung yang tiada hentinya.
22. Latar suasana dalam kutipan cerita tersebut menonjolkan ....
a. konflik verbal antartokoh
b. konflik pikiran tokoh
c. konflik psikis tokoh
d. konflik fisik antartokoh
e. konflik batin tokoh
23. Nilai yang ditonjolkan dalam kutipan cerita tersebut adalah ....
a. nilai agama
b. nilai moral
c. nilai sosial
d. nilai budaya
e. nilai pendidikan
24. Nilai yang berkenaan penggunaan akal/pikiran dengan penggambaran sikap, pola pikir, cara
berbicara, pengambilan tindakan atau keputusan saat tokoh cerita menyelesaikan masalah disebut
nilai....
a. agama d. budaya
b. moral e. pendidikan
c. sosial
Bacalah kutipan cerita berikut untuk menjawab soal nomor 25 dan 26!
Lampu di beranda depan rumah sudah dipasang ibu. Zulbahri juga bercerita, kadang-kadang
lambat, tetapi sering cepat-cepat. Angin mendesir-desirkan daun-daun jarak. Bulan semakin terang.
Zulbahri berhenti bicara. Dari kantongnya dikeluarkan sehelai kertas, diberikan kepada ayah. Air teh
yang disediakan ibu, tidak disinggung-singgungnya. Ia berdiri dengan merunduk, lalu meninggalkan
kami.
25. Latar yang sesuai dengan kutipan cerita tersebut adalah ....
a. tengah malam di pinggir sungai
b. fajar hari di sebuah ruang makan
c. selepas magrib di sebuah teras rumah
d. senja hari di taman depan rumah
e. menjelang pagi di depan sebuah rumah
26. Majas yang menonjol dalam kutipan cerita tersebut adalah ....
a. perumpamaan d. hiperbola
b. metafora e. ironi
c. personifikasi
27. Kebahasaan di dalam teks cerpen yang berfungsi untuk meningkatkan efek makna,
memperkenalkan dan membandingkan suatu hal dengan hal lain yang lebih umum. hal ini mengacu
pada pengertian ....
a. diksi cerpen d. ragam bahasa cerpen
b. kosakata cerpen e. gaya bahasa cerpen
c. gaya pengisahan cerpen
f. Sudut pandang
Sudut pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang cerpen untuk menyampaikan
ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama, kedua, ketiga. Bahkan acapkali para penulis
menggunakan sudut pandang orang yang berada di luar cerita.
G. Gaya bahasa
Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana
persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara
sesama tokoh. Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cermat dapat
menjelmakan suatu suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan,
objektif atau emosional.
5. Tulislah teknik-teknik yang digunakan pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh cerita!
Teknik analitik langsung
Pengarang menuliskan langsung watak tokoh dalam penulisanya
Hasan tersenyum pahit. Dilihatnya tangan dan jari-jarinya. Tulang bersalut kulit semata. Diraba
pipinya, cekung. Pernah badannya berat 58 kilo. Minggu yang lalu cuma 47 kilo lagi.
Teknik dramatikal yaitu pengarang tidak secara langsung menuliskan watak tokoh melainkan
menggunakan beberapa cara, yaitu penggambaran fisik dan perilaku tokoh, penggambaran
lingkungan kehidupan tokoh, penggambaran tata kebahasaan tokoh, pengungkapan jalan pikiran
tokoh, penggambaran tokoh oleh tokoh lain, dan cara tokoh menyelesaikan masalah
6. Sebutkan jenis-jenis sudut pandang/gaya pengisahan yang digunakan dalam teks cerita!
Sudut pandang orang pertama atau sudut pandang akuan (menggunakan kata ganti saya, aku,
beta, dll). Sudut pandang pertama terbagi menjadi 2 yaitu sudut pandang akuan sertaan (pelaku
utama) yaitu orang pertama sebagai pelaku utama dan merupakan tokoh yang terlibat dalam
masalah serta sudut pandang akuan tidak sertaa (pelaku sampingan) yaitu orang pertama
sebagai pelaku sampingan
Sudut pandang orang ketiga atau sudut pandang diaan (menggunakan kata ganti,dia, mereka,
atau menggunakan nama tokoh, dll). Sudut pandang orang ketiga terbagi menjadi 2 yaitu sudut
pandang diaan serbatahu yaitu mengetahui segala hal seluk beluk tentang si tokoh yang
diceritakan dan sudut pandang diaan terbatas yaitu hanya menyampaikan apa adanya.
Perbaikan
Suatu hari Roro Mendut bertemu Pranacitra yang selalu mencarinya. Mereka pun berencana untuk
melarikan diri. Sesampainya di kerajaan, Roro mendut pun menceritakan ihwal pertemuannya dengan
Pranacitra dan rencana mereka untuk melarikan diri dari kerajaan Mataram kepada dua orang selir
Tumenggung Wiraguna yang tidak setuju Tumenggung menambah selir lagi. Namun sayang, usaha
mereka diketahui oleh pengawal kerajaan. Roro Mendut pun dibawa kembali ke kerajaan.
Roro Mendut meronta-ronta. Dan saat tangannya terlepas dari genggaman Tumenggung
Wiraguna, secepat kilat ia menyambar keris milik Tumenggung Wiraguna dan segera berlari ke
makam Pranacitra. Tumenggung Wiraguna berusaha menyusul untuk menghentikan Roro Mendut.
Tetapi terlambat, Roro Mendut telah menancapkan keris itu ke tubuhnya, dan ia pun roboh di atas
makam Pranacitra.
Tumenggung Wiraguna sangat menyesal. Seandainya ia tidak memaksa Roro Mendut menjadi
selirnya, tentu ia tak akan bunuh diri. Sebagai ungkapan penyesalannya, maka ia pun memakamkan
Roro Mendut satu liang dengan Pranacitra.
Sumber: http://menujukeluargaindah.blogspot.com/2013/01/roro-mendut-ceritarakyat-jawa-
tengah.html dengan pengubahan
1. Sebutkan tokoh/pelaku cerita dalam kutipan cerpen tersebut!
2. Jelaskan latar dalam kutipan cerpen tersebut!
3. Jelaskan gaya pengisahan dalam kutipan cerpen tersebut!
4. Uraikan masalah yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut!
5. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut!
Pengayaan
Identifikasilah struktur, unsur-unsur pembangun, dan nilai-nilai dalam teks cerita berikut!
PERBAIKAN
1. Tokoh/pelaku cerita dalam kutipan sinopsi tersebut adalah Roro Mendut, Prancitra, dan
Tumenggung Wiraguna
2. Latar:
a. Tempat : kerajaan, makam Pranacitra
b. Waktu : -
c. Suasana : sedih, haru, tragis
d. Sosial/budaya : kehidupan di lingkungan kerajaan pada zaman dahulu
3. Gaya pengisahan dalam kutipan sinopsis tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga/diaan
mahatahu.
4. Masalah atau konflik yang terdapat dalam kutipan sinopsis tersebut adalah kawin paksa dan
kesewenang-wenangan penguasa/orang yang punya jabatan tinggi.
5. Nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan sinopsis tersebut adalah
a. Nilai moral: Karakter antagonis Tumenggung Wiraguna yang memaksakan kehendaknya
walaupun melewati batas keajaran.
c. Nilai pendidikan: Sikap yang ditunjukkan oleh tokoh tumenggung Wiraguna menjadi tanda bahwa
penggunaan akal/pikiran dengan pilihan pengetahuan yang ada di sekitarnya bermutu rendah.
d. Nilai budaya: Kebiasaan, tradisi atau adat istiadat yang berlaku di suatu daerah pada zaman dahulu
yang menunjukkan bahwa penguasa mempunyai otoritas kekuasaan yang mutlak dalam segala
hal.
e. Nilai sosial: Hubungan yang terlalu marjinal, ada garis tegas yang menjadi diskriminasi hak antara
rakyat jelata dengan orang-orang istana/kerajaan.
PENGAYAAN
Identifikasi Struktur
Ketika Jaka Kendil Merajuk
oleh: Lilik Fatimah Azzahra
Orientasi
Belakangan ini anakmas kesayangan Simbok, si Jaka Kendil, merajuk. Ia bilang ke Simbok kepingin
menikah, tapi oleh Simbok tidak digubris. Bukan apa-apa, Simbok merasa kurang sreg saja sebab
calon istri yang diinginkan oleh Jaka Kendil adalah putri seorang Akuwu. Jelas Simbok tidak
berani. Simbok merasa minder. Ketidakberanian Simbok itulah yang membuat Jaka Kendil purik,
tidak mau makan.
Komplikasi
Jaka Kendil membuang muka setiap kali simbok menyendukkan nasi di atas piringnya. Ia tdak mau
melirik ke arah nasi itu. Namun, diam-diam ia menyembunyikan ubi benem di balik selimutnya.
Nanti begitu Simbok pergi, baru ia habiskan ubi benem itu dengan lahap.
Jaka Kendil juga menolak dijagongi Simbok. Ia lebih suka nangkring di atas pohon mangga, berlama-
lama duduk di sana sembari membayangkan wajah cantik putri Akuwu yang ditaksirnya.
Melihat putra kesayangan merajuk seperti itu, hati Simbok merasa gundah. Lalu curhatlah Simbok
kepada teman sejawatnya, Yu Jum, yang sama-sama berprofesi sebagai buruh penumbuk padi.
"Yu, kalau anakmu ngambek, apa yang kamu lakukan?" Simbok berbasa-basi sembari memasukkan
serumpun padi ke dalam lumpang. Yu Jum perlahan meletakkan alunya.
"Anakku tidak pernah ada yang purikan, tuh, Mbok. Semua manut-manut saja."
"Wah, enak kalau begitu. Lah, ini, Si Jaka Kendil, purik minta kawin."
"Kawinkan saja dia, Mbok. Kan beres urusannya."
"Tidak bisa semudah itu, Yu. Sebab yang diincar si Jaka itu putri seorang Akuwu."
Yu Jum tertawa. Suara tawanya terdengar cempreng. Beberapa ekor burung yang hinggap di atap
pondok sampai kaget dan giras mabur.
"Bantu mencari jalan keluarnya, Yu. Aku khawatir, sebab si Jaka Kendil itu kalau ngambek tidak mau
makan nasi selama berhari-hari."
Yu Jum seketika menghentikan tawanya. Perempuan kurus berkulit hitam kecokelatan itu tercenung.
"Wah, sudah gawat itu, Mbok. Harus segera diambil tindakan. Ayolah, lamar saja putri Akuwu itu.
Daripada nanti anakmu gering."
***
Menunggu kepulangan Simbok dari sawah, membuat mata Jaka Kendil terkantuk-kantuk. Apalagi
sejak ia ngambek tidak mau makan, Simbok jadi jarang menanak nasi. Alhasil, ia harus repot-
repot mbenem ubi ke dalam abu tungku yang masih menyala.
Derit pintu membuatnya turun dari ambin. Dilihatnya Simbok sudah berdiri di ambang pintu dengan
wajah sumringah.
"Tole, sore ini juga, Simbok akan melamar putri Akuwu sesuai dengan keinginanmu," Simbok berkata
dengan riang. Jaka Kendil terperangah. Ia sedikit kaget. "Sudah jangan melongo begitu. Ayo
segera berbenah," Simbok menepuk pundak Jaka Kendil perlahan. Tentu saja hati anakmas Jaka
Kendil teramat girang. Tanpa menunggu perintah dua kali, ia bergegas menukar pakaian.
***
Evaluasi
Akuwu memiliki tiga orang putri. Ketiganya cantik-cantik. Tapi Simbok tidak tahu putri yang mana
yang diinginkan Jaka Kendil.
Keluarga Akuwu menyambut kedatangan tamu tak diundang itu dengan terheran-heran. Apalagi kalau
bukan karena penampilan Simbok dan Jaka Kendil. Simbok terlihat begitu ndeso dan miskin.
Demikian juga Jaka Kendil, ia amat bogel, perutnya jemblung semirip tempayan yang biasa
dipakai oleh Ibu-ibu untuk menyimpan air. Wajahnya jauh dari kata tampan. Mulutnya lebar.
Hidungnya ambles.
Namun begitu, keluarga Akuwu tidak kuasa mengusir mereka. Keluarga terpandang itu tetap menerima
Simbok dan anaknya secara baik-baik. Bahkan, ketiga putri cantik diminta untuk bertemu muka
dengan Jaka Kendil. Meski apa yang dilakukan Akuwu itu hanya sekadar basa-basi. Sebab sang
Akuwu tahu, ketiga putrinya tidak bakal ada yang mau menerima pinangan pemuda buruk rupa
itu.
Siapa juga yang sudi menikah dengan lelaki bogel, jelek dan dekil seperti itu? Tidak. Akuwu sendiri
tidak akan rela melepaskan salah satu putrinya dipersunting oleh orang yang sungguh jauh dari
impiannya.
Benarlah. Putri sulung tanpa menunggu lama segera mengangkat tangan disertai gelengan kepala,
pertanda bahwa ia menolak pinangan Jaka Kendil. Putri kedua pun melakukan hal yang sama.
Mata Simbok sudah berkaca-kaca. Hatinya sungguh sedih dan malu atas penolakan kedua putri Akuwu
itu. "Sudah kubilang, kan, Le. Jangan seperti pungguk merindukan bulan," Simbok mulai terisak.
Jaka Kendil segera memeluk pundak Simboknya, mencoba menenangkan perempuan tua yang
sudah mengasuhnya itu.
"Masih ada seorang putri yang belum memberikan jawabannya, Mbok. Jadi jangan menyerah," Jaka
Kendil membisiki Simboknya.
Resolusi
Putri ketiga, tidak bersikap seperti kedua kakaknya. Putri itu hanya diam membisu. Menatap Simbok
dan Jaka Kendil secara bergantian.
"Den Ayu tidak usah sungkan memberi jawaban. Kami ini memang orang miskin dan anak saya, si
Jaka Kendil ini, memang ditakdirkan buruk rupa. Meski begitu, saya sangat menyayanginya,"
Simbok beringsut dari duduknya. Menatap Jaka Kendil dengan pandangan kasih seorang Ibu.
Di luar langit mendadak tersapu mendung. Simbok berdiri dari duduknya diikuti oleh Jaka Kendil.
Keduanya ingin segera pamit pulang. Ibu dan anak itu sudah kehilangan harap.
Namun yang terjadi selanjutnya sungguh di luar dugaan. Putri bungsu nan jelita itu mendekati Jaka
Kendil. Tangannya yang halus terulur. Dengan senyum mengembang sang putri berkata,
"Kangmas, aku menerima pinanganmu."
Koda
Jlegeerrr!
Petir menyambar disertai hujan deras mengguyur. Tubuh bogel dan dekil di hadapan keluarga Akuwu
mendadak sirna. Tubuh itu beralih rupa menjadi seorang pangeran tampan. Kiranya, ketulusan
cinta sang putri telah membebaskan Jaka Kendil dari kutukan.
Simbok pun menangis lagi. Tapi kali ini menangisnya Simbok karena bahagia.
***
Sumber: https://www.kompasiana.com/elfat67/59a3e751201ebd3fe261f312/dongeng-ketika-jaka-
kendil-merajuk