Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Jalan Jenderal Soeharto Nomor 57 Kupang Kode Pos 85118
Telepon (0380) 833064 Faximili 821954, e-mail: sma@disdik.nttprov.go.id
Laman: http://disdik.nttprov.go.id

6 Juni 2021.

Nomor : 422/2152/PK/2021; Yth. Para Kepala SMA/SMK dan SLB


Lampiran : -; se-Provinsi Nusa Tenggara Timur
Hal : Masa Pengenalan masing-masing
Lingkungan Sekolah (MPLS) di –
dan Pembelajaran Semester Tempat.
Ganjil Tahun Pelajaran
2021/2022.

Memperhatikan Surat Edaran Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor


Pem.440/111/81/VII/2021 Tanggal 1 Juli 2021 tentang Upaya Menekan Peningkatan
Jumlah Kasus Baru Corona Virus Disease (Covid-19) di Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Timur, maka dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) terbatas dan
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas hanya diperbolehkan untuk jenjang
SMA/SMK yang berada pada ZONA HIJAU dengan sistem shift atau silang
kelas;
2. SMA/SMK yang berada pada wilayah Kecamatan dengan kategori ZONA
KUNING, ORANGE, atau MERAH melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS) dan Pembelajaran Jarak-Jauh (PJJ) baik dengan sistem Daring
(Online) atau Luring (Offline) disesuaikan dengan kondisi Sekolah dan
kemampuan orang tua/wali masing-masing;
3. Data zona menggunakan data zona per Kecamatan berdasarkan data satuan
tugas Covid-19 di Kabupaten/Kota masing-masing dan/atau satuan gugus tugas
nasional Covid-19 yang tercantum di link https://covid19.go.id/peta-risiko,
sedangkan untuk pulau-pulau kecil: zonasi menggunakan zona pulau-pulau kecil
berdasarkan pemetaan satuan tugas Provinsi/Kabupaten/Kota setempat;
4. Sekolah yang menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Satuan pendidikan wajib mengisi daftar periksa pada laman website
DAPODIK (Data Pokok Pendidikan) untuk menentukan kesiapan Sekolah
dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka. Adapun rincian daftar
periksa dimaksud, antara lain:
1) Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, yaitu sekurang-kurangnya
memiliki:
a) toilet bersih dan layak;
b) sarana CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dengan air mengalir
menggunakan sabun atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
c) disinfektan.
2) Mampu mengakses fasilitas layanan kesehatan (puskesmas, klinik,
rumah sakit, dan lainnya);
3) Memiliki thermogun (pengukur suhu tubuh tembak). Suhu badan
ditetapkan tidak melebihi 37,3 derajat Celcius.
b. Membuat kesepakatan bersama komite, orang tua/wali pesefta didik, dan
satuan pendidikan (yang dituangkan dalam bentuk surat pernyataan
bermeterai minimal Rp. 10.000 dari orang tua peserta didik dan berita acara
pertemuan) terkait kesiapan melakukan pembelajaran tatap muka di satuan
pendidikan, dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan kepada orang
tua terkait protokol Kesehatan;
c. Semua Pendidik dan Tenaga Kependidikan telah divaksin Covid-19 tahap I.
5. Apabila ada orang tua/wali yang tidak memperkenankan anaknya ke Sekolah
sebagaimana pada point 3 huruf b di atas, maka Sekolah wajib melaksanakan
pembelajaran jarak jauh bagi peserta didik tersebut;
6. Skenario MPLS secara Daring atau Luring adalah:

No. Skenario Rekomendasi


1. Skenario 1 - Panitia dapat menyiapkan
Peserta didik tidak memiliki bahan/materi MPLS dalam bentuk
gawai dan akses internet printout/hard copy kemudian
diberikan kepada orang tua melalui
jasa kurir atau orang tua mengambil
ke Sekolah dengan menerapkan
protokol kesehatan. Hasil pekerjaan
peserta didik dapat dikumpulkan ke
Sekolah dengan batas waktu yang
telah ditentukan;
- Panitia dapat memberikan tugas-
tugas MPLS dengan memanfaatkan
tayangan televisi atau siaran radio
dengan konten yang sesuai.
Misalnya, siaran Televisi Edukasi,
Radio RRI, dan lain-lain.
2. Skenario 2 Panitia menyiapkan bahan/materi
Peserta didik memiliki kedalam bentuk soft file (pdf) kemudian
akses internet terbatas atau materi tersebut diberikan melalui WA
sinyal yang kurang atau kemungkinan lain orang tua ke
mendukung Sekolah untuk mengambil bahan/materi
soft file kegiatan MPLS.
3. Skenario 3 Gunakan salah satu aplikasi berikut:
Panitia ingin merekam a. Voice recorder di smartphone atau
suara atau audio visual perekam audio digital lainnya;
untuk kegiatan MPLS agar b. Microsoft powerpoint kemudian
dapat diakses oleh peserta gunakan fastone capture (audio
didik visual);
c. Zoom atau webex meeting (audio
visual) atau aplikasi meeting lainnya
4. Skenario 4 Unggah konten digital melalui Google
Panitia sudah merekam form atau unggah ke WAG (Whatshapp
materi pembelajaran atau Group).
sudah memiliki konten
digital namun belum
terbiasa menggunakan LMS
(panitia dan peserta didik)
5. Skenario 5 Kemas konten digital atau materi dalam
Panitia dan peserta didik bentuk modul online dan video kemudian
sudah terbiasa unggah ke LMS.
menggunakan LMS
No. Skenario Rekomendasi
(LMS) yang dibuat misalnya
google classroom per
pleton (kelompok MPLS).
6. Skenario 6 Gunakan salah satu aplikasi berikut:
Panitia ingin melakukan a. Wa grup;
diskusi secara online untuk b. Telegram;
kegiatan MPLS dan bahan c. Line;
penilaian sikap d. Discord forum;
e. Diskusi online pada LMS.
7. Skenario 7 Gunakan salah satu aplikasi berikut:
Panitia ingin melakukan a. Google meet;
kegiatan MPLS dengan live b. Zoom meeting;
(sinkronous) c. Jitsi;
d. Youtube Live Streaming;
e. Cisco Webex.
8. Skenario 8 Gunakan aplikasi berikut:
Panitia ingin melihat a. Gunakan google form
perkembangan peserta b. Gunakan fitur Classwork-
didik, memberikan umpan Assiggnment pada Google
balik dan evaluasi kegiatan Classroom;
c. Atau aplikasi pembelajaran lainnya

9. Skenario 9 Gunakan aplikasi berikut:


Panitia ingin memberikan a. Berikan materi di Youtube;
materi berbasis kegiatan b. Membuat video untuk presentasi
dan melihat peserta didik materi durasi singkat kemudian
presentasi diunggah misalnya di IG TV dan tag
panitia MPLS.

7. Metode Tatap Muka dan Pembelajaran Jarak-Jauh (PJJ) menggunakan metode


yaitu:
a. Pembelajaran Tatap Muka:
1) Shift:
a) Peserta didik dalam 1 (satu) rombongan belajar yang normal dibagi
menjadi 2 (dua) rombongan belajar dengan jumlah peserta didik
maksimal dalam 1 (satu) rombongan belajar adalah 18 (delapan
belas) orang;
b) Shift pertama, akan melaksanakan pembelajaran di Sekolah pada
pagi hari mulai pukul 07.30-11.00 sedangkan shift kedua akan
melaksanakan pembelajaran di Sekolah pada pukul 12.30-16.35;
c) Tiap satu jam pelajaran berdurasi 35 menit;
d) Alokasi waktu per jam pelajaran untuk SLB berdurasi 25 – 30 menit.
2) Silang Kelas:
a) Peserta didik dalam 1 (satu) rombongan belajar yang normal dibagi
menjadi 2 (dua) rombongan belajar dengan jumlah peserta didik
maksimal dalam 1 (satu) rombongan belajar adalah 18 (delapan
belas) orang;
b) Kelas X melaksanakan pembelajaran di Sekolah pada pagi hari Senin
dan Kamis, Kelas XI melaksanakan pembelajaran di Sekolah pada
hari Selasa dan Jumat, serta Kelas XII melaksanakan pembelajaran
di Sekolah pada hari Rabu dan Sabtu;
c) Pengaturan jam pelajaran yaitu: Senin – Kamis, dan Sabtu mulai
pukul 07.30-12.30 sedangkan Jumat mulai pukul 07.30-12.00;
d) Tiap satu mata pelajaran berdurasi 45 menit;
e) Kelas yang tidak melakukan pembelajaran di Sekolah, melakukan
pembelajaran di rumah dengan metode Online, atau Offline, atau
manual;
3) Sekolah dapat memilih salah satu sistem di atas sesuai dengan kondisi
Sekolah masing-masing.
b. Pembelajaran Jarak Jauh
1) Metode dalam jaringan (daring/online) yaitu:
a) Membuat Kelas Maya menggunakan akses Rumah Belajar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di laman:
belajar.kemdikbud.go.id atau portal pembelajaran lainnya baik yang
gratis maupun berbayar;
b) Membuat grup-grup dalam media sosial seperti grup whatsapp atau
facebook dan Pendidik serta peserta didik dapat melakukan proses
pembelajaran di dalam grup tersebut;
c) Melakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media
video conference atau LMS untuk melakukan pembelajaran jarak
jauh secara sinkronus dan asinkronus.
2) Metode luar jaringan (luring/offline) yaitu Pendidik mengunduh materi-
materi ajar dari internet atau Rumah Belajar, lalu dibagikan ke peserta
didik masing-masing saat bertemu di Sekolah untuk dipelajari dan
dikerjakan di rumah; dan
3) Metode penugasan secara manual yaitu Pendidik memberikan
penugasan secara manual kepada peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar yang ada untuk dikerjakan di rumah masing-masing
dengan mempertimbangkan waktu mengerjakan tugas sesuai dengan
sisa jam tatap muka dan dikumpulkan pada saat masuk Sekolah atau
dengan cara dikirimkan menggunakan e-mail atau media sosial.
8. Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan wajib hadir di Sekolah
selama masa pembelajaran tatap muka terbatas atau melaksanakan
pembelajaran jarak-jauh dari sekolah masing-masing dengan tetap
melaksanakan protokol kesehatan yang ketat;
9. Untuk Sekolah berasrama, pembukaan secara bertahap yaitu:
a. Kapasitas < 100 peserta didik: bulan I hanya 50%, dan bulan II 100%;
b. Kapasitas > 100 peserta didik: bulan I hanya 25%, bulan II 50%, bulan III
75%, dan bulan IV 100%.
10. Pembelajaran praktik adalah keahlian inti SMK pelaksanaan pembelajaran
praktik mata pelajaran produktif bagi peserta didik SMK diperbolehkan disemua
zona dengan wajib menerapkan protokol kesehatan dengan tetap meminta
persetujuan dari orang tua/wali;
11. Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk jenjang SMK dapat dilaksanakan oleh
semua SMK dan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan mitra dunia usaha
dan industri yang menjadi lokasi praktik serta persetujuan orang tua/wali;
12. Apabila PKL tidak dapat dilaksanakan, maka dilakukan di Sekolah dalam bentuk
Project Work atau penugasan terstruktur yang setara dengan jam Prakerin, dan
sesuai dengan jenis kompetensi yang diterapkan di industri mitra;
13. Pengawas binaan wajib melakukan supervisi pembelajaran di Sekolah dan
memberikan laporan kepada Kepala Dinas melalui Koordinator Pengawas
masing-masing;
14. Kepala Sekolah wajib melaporkan pelaksanaan pembelajaran kepada Kepala
Dinas melalui Pengawas Binaan masing-masing;
15. Sekolah yang menyelenggarakan MPLS dan Pembelajaran Tatap Muka wajib
membentuk Tim Kesehatan yang bekerja sama dengan Tim Kesehatan atau
Puskesmas terdekat;
16. Apabila terindikasi dalam kondisi tidak aman atau tingkat risiko daerah berubah,
Sekolah wajib melakukan penyesuaian pembelajaran ke pembelajaran jarak
jauh.

Demikian, atas perhatian dan kerja samanya, disampaikan terima kasih.

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

LINUS LUSI, S.Pd., M.Pd.


PEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 19720928 199606 1 001

Tembusan:
1. Gubernur Nusa Tenggara Timur di Kupang;
2. Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur di Kupang;
3. Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang;
4. Koordinator Pengawas SMA/SMK/SLB se-Provinsi Nusa Tenggara Timur masing-masing di
Tempat;
5. Ketua MKKS SMA/SMK/SLB se-Provinsi Nusa Tenggara Timur masing-masing di Tempat.

Anda mungkin juga menyukai