Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PRESENTASI

STASE ANESTESIOLOGI
POSTOPERATIVE NAUSEA AND VOMITING
(PONV)

Nama : Andika Firmantara, S.Ked


NIM : FAB 118 045

Tutor : dr. Erlina Ana Sepra Liber Sigai, Sp. An

SMF ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI


RSUD DR. DORIS SYLVANUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2021
1. Mengapa pasien tidak merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya PONV ?
(Kadek Diah Pramesti Ken Wardana)
Jawab :
Pada perokok resiko mengalami PONV jelas lebih rendah bila dibandingkan dengan
nonperokok, hal ini disebabkan karena bahan kimia dalam asap rokok meningkatkan
metabolisme beberapa obat yang digunakan dalam anestesi, mengurangi resiko
PONV. Smoker dan non smoker memiliki daya tahan yang berbeda pula dalam
menekan terjadinya mual dan muntah. Rokok mengandung zat psikoaktif berupa
nikotin yang mempengaruhi sistem saraf dan otak. Smoker akan mengalami toleran,
yaitu penyesuaian badan terhadap kesan-kesan seperti mual, muntah, atau kepeningan
yang dirasakan apabila mula-mula merokok. Keadaan toleransi inilah yang
mendorong kesan ketagihan atau ketergantungan pada nikotin. Oleh karena itu,
smoker lebih tahan terhadap mual dan muntah.

Sumber:
1. Apfel CC, Heidrich FM, Whelan RP , et al. (2012). Evidence Based Analysis Of
Factors for Postoperative Nausea and Vomiting. Br J Anaesth
2. Doubravska, L., Dostalova, K., Fritscherova, S., Zapletalova, J., Adamus, M.
(2010). Incidence of Postoperative Nausea and Vomitting in Patients at A
University Hospital.Where Are We Today?. Biomed Pap Med Fac Uni Palacky
Olomuc Czech Repub.

2. Mengapa opioid bisa menjadi faktor risiko PONV?


(Zaitunal Abdah)
Jawab :
Pemberian opioid dapat meningkatkan kejadian PONV. Reseptor opioid terdapat di
Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) yang dapat menimbulkan efek GABA
meningkat. Akibat peningkatan GABA dapat menyebabkan aktivasi dopaminergic
menurun sehingga terjadi pelepasan 5-HT3 di otak.

Sumber:
Apfel CC, Heidrich FM, Whelan RP , et al. (2012). Evidence Based Analysis Of
Factors for Postoperative Nausea and Vomiting. Br J Anaesth

3. Mengapa pada pasien dengan riwyat PONV sebelumnya beresiko besar mengalami
PONV kembali ?
(Megumi Wilhelmina Paula Palar)
Jawab :
Pasien yang sebelumnya mengalami PONV memiliki potensi yang lebih tinggi
mengalami PONV kembali daripada yang tidak pernah mengalami PONV. Faktor ini
juga termasuk faktor risiko tinggi terjadinya PONV. Pelepasan katekolamin pada
pasien dengan riwayat PONV sebelumnya akan merangsang reseptor alpha di pusat
muntah yang akan menyebabkan mual dan muntah.

Sumber:
1. Apfel CC, Heidrich M, Jukar-rao S, Jalota L, Hornuss C, Whelan RP, dkk.
Evidence based analysis of risk factors for postoperative nausea and vomiting. Br J
Anaesth. 2012;12(3):1–12.
2. Collins AS. Postoperative nausea and vomiting in adults:implications for critical
care. Crit Care Nurs. 2011;31(6):36–45.

4. Apa yang dilakukan jika pasien mengelami mual dan muntah pada saat masih berada
di Ruang Recovery Room ?
(Adelia Hanny Tiara)
Jawab :
Sebelum menentukan tindakan apa yang perlu kita lakukan untuk menangani mual
dan muntah pasien pada saat di ruang recovery room perlu kita cari tau terlebih
dahulu apa penyebab pasien mual dan muntah. Tanyakan apakah pasien sudah
diberikan obat antiemetik pada saat preoperasi. Jika belum maka boleh kita berikan
obat antiemetik, namun jika sudah perlu ditanyakn obat apa yang sudah diberikan lalu
dipertimbangkan untuk memberikan obat antiemetik yang lain. Perlu juga kita
menggali informasi apakah pasien mual dan muntah karena belum mendapatkan
antiemetik atau efek dari nyeri pada pasien sehingga perlu dipertimbangkan untuk
pemberian analgetik.

5. Mengapa pasie yang mengonsumsi alkohol berisiko rendah mengalami PONV ?


(Claudia Rifega Noor Oktarisa)
Jawab :
Peminum alkohol akan mengalami risiko PONV yang lebih rendah daripada orang
yang bukan peminum alkohol, dikarenakan alkohol akan menekan sistem saraf pusat
dimana seluruh tubuh pasien akan terganggu seperti gangguan berjalan dan bicara
diluar kesadaran. Zat kimia alkohol juga akan menekan neurotransmitter bagian
vomiting center sehingga pengguna akohol lebih memiliki risiko rendah untuk PONV
dikarenakan reseptor untuk mual muntahnya tertekan.
Sumber:
1. Rhodes VA, McDaniel RW. Nausea, vomiting, and retching: complex problems in
palliative care. Ca Cancer J Clin. 2001; 51(4):232–48.

6. Cara membedakan muntah karena PONV dan peningkatan TIK?


(Yemima Orista)
Jawab :
Mual muntah pasca operasi atau Post Operative Nausea and vomiting (PONV).
Mual adalah suatu sensasi yang tidak enak yang bersifat subjektif yang berhubungan
dengan keinginan untuk muntah. Muntah adalah ekspulsi dengan tenaga penuh isi
gaster stimulus yang bisa mencetuskan mual dan muntah yang dikarenakan karena
PONV terdapat dari olfaktori, visual,vestibular, dan psigonik. Kemoreseptor pada
CTZ Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) berlokasi diarea postrema memonitor level
substansi didarah dan cairan serebrospinal dan faktor-faktor lainnya juga bisa
mencetuskan terjadinya PONV.

Pada saat terjadi Peningkatan tekanan intrakranial karena adanya edema akibat
cedera kepala selanjutnya akan merangsang reseptor tekanan intrakranial. Ketika
reseptor tekanan intrakranial terangsang akan mengakibatkan pusat muntah di
dorsolateral formatio reticularis terangsang. Selanjutnya formatio retikularis akan
menyalurkan rangsang motorik melalui nervus vagus. Nervus vagus akan
menyebabkan kontraksi duodenum dan antrum lambung dan terjadi peningkatan
tekanan intraabdomen , selain itu nervus vagus juga membuat spicnter esofagus
membuka. Oleh karena itu terjadi muntah menyemprot. Muntah yang disebabkan
karena peningkatan TIK biasa menyebabkan muntah proyektil, yang dijumpai pada
penderita dengan gejala tumor otak dan biasanya disertai dengan nyeri kepala.
Muntah tersering adalah akibat tumor yang berada pada fossa posterior.

Sumber:

1. Insidensi Mual Muntah Pasca Anestesi Umum Pada Bedah Sinus Endoskopi
Fungsional Di Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2019

2. Buku saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

3. Snell, R.S.2006. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Ed 5. Jakarta:


EGC
7. Bagaimana menangani PONV berdasarkan dari risiko pada pasien tersebut ?
(Dimas Rifqi Habibie)
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai