STASE ANESTESIOLOGI
POSTOPERATIVE NAUSEA AND VOMITING
(PONV)
Sumber:
1. Apfel CC, Heidrich FM, Whelan RP , et al. (2012). Evidence Based Analysis Of
Factors for Postoperative Nausea and Vomiting. Br J Anaesth
2. Doubravska, L., Dostalova, K., Fritscherova, S., Zapletalova, J., Adamus, M.
(2010). Incidence of Postoperative Nausea and Vomitting in Patients at A
University Hospital.Where Are We Today?. Biomed Pap Med Fac Uni Palacky
Olomuc Czech Repub.
Sumber:
Apfel CC, Heidrich FM, Whelan RP , et al. (2012). Evidence Based Analysis Of
Factors for Postoperative Nausea and Vomiting. Br J Anaesth
3. Mengapa pada pasien dengan riwyat PONV sebelumnya beresiko besar mengalami
PONV kembali ?
(Megumi Wilhelmina Paula Palar)
Jawab :
Pasien yang sebelumnya mengalami PONV memiliki potensi yang lebih tinggi
mengalami PONV kembali daripada yang tidak pernah mengalami PONV. Faktor ini
juga termasuk faktor risiko tinggi terjadinya PONV. Pelepasan katekolamin pada
pasien dengan riwayat PONV sebelumnya akan merangsang reseptor alpha di pusat
muntah yang akan menyebabkan mual dan muntah.
Sumber:
1. Apfel CC, Heidrich M, Jukar-rao S, Jalota L, Hornuss C, Whelan RP, dkk.
Evidence based analysis of risk factors for postoperative nausea and vomiting. Br J
Anaesth. 2012;12(3):1–12.
2. Collins AS. Postoperative nausea and vomiting in adults:implications for critical
care. Crit Care Nurs. 2011;31(6):36–45.
4. Apa yang dilakukan jika pasien mengelami mual dan muntah pada saat masih berada
di Ruang Recovery Room ?
(Adelia Hanny Tiara)
Jawab :
Sebelum menentukan tindakan apa yang perlu kita lakukan untuk menangani mual
dan muntah pasien pada saat di ruang recovery room perlu kita cari tau terlebih
dahulu apa penyebab pasien mual dan muntah. Tanyakan apakah pasien sudah
diberikan obat antiemetik pada saat preoperasi. Jika belum maka boleh kita berikan
obat antiemetik, namun jika sudah perlu ditanyakn obat apa yang sudah diberikan lalu
dipertimbangkan untuk memberikan obat antiemetik yang lain. Perlu juga kita
menggali informasi apakah pasien mual dan muntah karena belum mendapatkan
antiemetik atau efek dari nyeri pada pasien sehingga perlu dipertimbangkan untuk
pemberian analgetik.
Pada saat terjadi Peningkatan tekanan intrakranial karena adanya edema akibat
cedera kepala selanjutnya akan merangsang reseptor tekanan intrakranial. Ketika
reseptor tekanan intrakranial terangsang akan mengakibatkan pusat muntah di
dorsolateral formatio reticularis terangsang. Selanjutnya formatio retikularis akan
menyalurkan rangsang motorik melalui nervus vagus. Nervus vagus akan
menyebabkan kontraksi duodenum dan antrum lambung dan terjadi peningkatan
tekanan intraabdomen , selain itu nervus vagus juga membuat spicnter esofagus
membuka. Oleh karena itu terjadi muntah menyemprot. Muntah yang disebabkan
karena peningkatan TIK biasa menyebabkan muntah proyektil, yang dijumpai pada
penderita dengan gejala tumor otak dan biasanya disertai dengan nyeri kepala.
Muntah tersering adalah akibat tumor yang berada pada fossa posterior.
Sumber:
1. Insidensi Mual Muntah Pasca Anestesi Umum Pada Bedah Sinus Endoskopi
Fungsional Di Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2019