PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)
Mortalitas
Morbiditas
Kecacatan
Biaya meningkat
Tuntutan Citra RS menurun
Pencegahan & Mutu pelayanan
Hukum Pengendalian
UU RI no 36 menurun
Infeksi (PPI)
UU RI no 44
STRUKTUR
Program PPI ORGANISASI
Ignaz Philipp
Didier Pittet
HIPPOCRATES’S Semmelweis
TENET (1818-1865)
(460-335 BC)
PRIMUM, NON
NOCERE
FIRST, DO NO
HARM
To reduce
Healthcare Associated Infections
Tackling Antimicrobial
Resistance
Komplikasi yang paling sering terjadi di Yankes
CDC: 1.7 million /th, kematian 99.000/th
Data WHO, Insiden HAIs 3 - 21 % (merata 9%)
UK : 10 % (2006)
Italy: 6.7 % (2005)
France: 6.7- 7.4 % (2006)
Indonesia ?
Belum ada data yang akurat, dari hasil
presentasi sangat rendah 0 – 1 %, surveilans
pasif, oleh personil yang belum memahami
surveilans
Di RS. Jantung Harapan Kita, surveilans aktif
dilaksanakan sejak tahun 2001
Risiko Healthcare Associated Infections di
negara berkembang sebanyak 20 kali lebih
tinggi daripada negara maju
4.09
4 4
3.5
3
persentase Risiko
2.7 2.7
2.5 IDO
1.6
1.5 1.47
1.28
1
0.5
0
Apr Mei Juni Juli Agustus Sept' Oktober
Bulan
Incident Rate HAIs RSUD dr. Doris Sylvanus
Bulan Agustus 2016
25
22.42
20
per 1000 hari pemakaian alat
15
14.9
10
7.45
5
0 0 0
0
ISK IADP VAP HAP Phlebitis Dekubitus
Jenis Infeksi
Incident Rate HAIs RSUD dr. Doris Sylvanus bulan September 2016
30 27.8
25
per 1000 hari pemakaian alat
20
15
10
7.16
4.1
5
0 0 0
0
ISK IADP VAP HAP Phlebitis Dekubitus
Jenis Infeksi
Incident Rate HAIs di RSUD dr. Doris Sylvanus bulan Oktober 2016
30
25
per 1000 hari pemakaian alat
20
15
27.1
10
5
7.16
4.1
0
ISK IADP PHLEBITIS VAP HAP DEKUBITUS
Jenis Infeksi
Intrinsik Ekstrinsik
Usia PETUGAS
Status Gizi Kurang menerapkan
Diabetes Kewaspadaan Isolasi
Perubahan respon
imunitas LINGKUNGAN
Infeksi di tempat lain - Udara
Lama rawat inap - Permukaan Lingkungan
Pre operatif - Air
Obesitas
Merokok
Kolonisasi Peralatan
mikroorganisme
Perioperative
hypothermia
Antibiotika
Morbiditas Pendapatan RS
Mortalitas Produktifitas Ps
Kecacatan Mutu RS
LOS Citra RS
Biaya Tuntutan Hukum
HH
APD
Limbah
Lingkungan
VAP,IADP Peralatan
ILO,ISK Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktik lumbal punksi
Airborne
Menerapkan Droplet
Bundles of Contact
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
Monev Eksternal
Audit Internal Struktur organisasi
Uraian tugas
Struktur org PPI.docx
1.KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)
SEDERHANA DAN EFEKTIF
MENCEGAH HAI’S
Ada 2 cara :
1. Cuci Tangan dgn sabun antiseptik
dibilas air mengalir (hand wash) bila
tangan terlihat kotor
2. dan cuci dengan cairan berbasis alkohol
(handrub) bila tangan tidak terlihat
kotor.
PASTIKAN TANGAN KERING
SEBELUM MEMULAI TINDAKAN
MIKROORGANISME DI TANGAN
Mikroorganisme residen :
mikroorganisme yang tinggal di lapisan kulit yang
lebih dalam serta di dalam folikel rambut, dan tidak
dapat dihilangkan sepenuhnya.
Mikroorganisme transien :
Berada dalam lapisan luar kulit
Diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas
kesehatan, atau permukaan lingkungan yang
terkontaminasi.
HAL PENTING DALAM HAND HYGIENE
Jaga kuku selalu pendek dan bersih
Jangan memakai perhiasan,kuku palsu, cuteks
Jangan mencuci sarung tangan saat menggunakan
diantara pasien
Tidak dianjurkan pakai handuk pakai ulang &
tisue rol
Antiseptik tidak boleh diencerkan
Lotion untuk meminimalisir iritasi dermatitis
kontak.
“5 SAAT MELAKUKAN PRAKTEK HAND HYGIENE”
2. PENGGUNAAN APD
Defenisi :
APD adalah pakaian khusus atau peralatan
yang dipakai petugas untuk memproteksi diri
dari bahaya phisikal, chemical, biologis/bahan
infeksius (OSHA, CDC)
APD merupakan alat kesehatan yang terdiri dari masker, topi, sarung
tangan,pelindung wajah, sepatu yang digunakan petugas maupun
pasien untuk melindungi diri dari kontaminasi penyakit infeksi.
CONTOH APD
PEDOMAN UMUM ALAT PELINDUNG DIRI
N WARNA
KATEGORI KANTONG KETERANGAN
O
Sprei
MRSA 53%
Tahukah anda tiap anda mendapatkan teman sekamar didapatkan
VRE 40%
peningkatan risiko untuk mendapat HAIs 3-10% .
Huang SS, Datta R, Platt R. Risk of acquiring antibiotic-resistant bacteria from prior room occupants. Arch
Intern Med. 2006 Oct 9;166(18):1945-51
Boyce J.M. et al.: Environmental contamination due to methicillin-resistant Staphylococcus aureus: Possible infection control implications. Infect Control
Hosp Epidemiol 18:622-627, Sep. 1997.
Slaughter S., et al.: A comparison of the effect of universal use of gloves and gowns with that of glove use alone on acquisition of vancomycin-resistant
enterococci in a medical intensive care unit. Ann Intern Med 125: 448-456, Sep 15, 1996.
Samore M.H., et al.: Clinical and molecular epidemiology of sporadic and clustered cases of nosocomial Clostridium difficile diarrhea. Am J Med 100:32-40,
Jan. 1996.
6. PENATALAKSANAAN LINEN
Menyimpan linen bersih di dalam lemari tertutup
Memisahkan penyimpanan linen bersih dengan linen steril
Memisahkan troley linen bersih dan linen kotor
Memisahkan linen kotor ternoda darah atau cairan tubuh dengan linen kotor
tidak ternoda
Menempatkan linen kotor tidak dilantai
Menyimpan linen di lemari tertutup
Membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan tertutup
Persediaan linen sesuai kebutuhan
7. KESEHATAN KARYAWAN
Petugas wajib menjaga kesehatannya :
Sehat; vaksin.
Jika sakit tidak bekerja
Saat bekerja tidak memakai assesoris di tangan, tidak
pakai sandal jepit
Tidak memanipulasi limbah benda tajam
Berpakaian bersih,
Bila tertusuk jarum atau mata terkena darah
Lakukan Penanganan yang benar dan tepat jangan
lupa dokumentasi kronologis dan laporkan
C:\Users\acer v5\Documents\Formulir\FORMUL
IR PELAPORAN KEJADIAN KECELAKAAN
DAN PAJANAN.docx
8. PENEMPATAN PASIEN
Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak >1 m
Kohorting bila tidak memungkinkan bila kedua-dua nya
tidak memungkinkan konsultasi dengan petugas PPIRS
Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi
Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan
lingkungannya
9. PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN
Bicara,batuk Bicara,batuk
Aerosol Aerosol
bersin bersin
Sarung tanganJarak Masker Bedah Jarak Jarak
Gaun Masker N 95
1m Wajah, Gaun 1 m 2m
KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI
1. Kewaspadaan kontak
transmisi melalui kontak ; darah, cairan tubuh, sekresi
& ekskresi
petugas kesehatan, pengunjung, keluarga, antar pasien
langsung & tidak langsung
mikroba : MDRO (MRSA, VRE, ESBL), resisten E
coli, ISK, diare karena Clostridium difficile,
Norovirus, RSV, Pseudomonas aeruginosa, Herpes
simplex virus
KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI
2. Kewaspadaan droplet
Transmisi melalui droplet (percikan)
5 µm, terlalu berat utk melayang di udara, dapat terbawa sampai <2m dr
sumber
Langsung (langsung mencapai membran mukosa/terhirup)
Adenovirus , H1N1
KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI
3. Kewaspadaan airborne
Transmisi melalui udara
SALAM PPI
PRAKTEK
1. HAND HYGIENE
2. PEMAKAIAN & MELEPAS APD
3. PRAKTEK MENYUNTIK AMAN
4. ETIKA BATUK