Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 6y

 Tengku Desi Rudiyana


 Edward Depary
 Laila Kusmiati
 Roy Ronald Siburian
 Novita Aprilia
 Arini Puspita Sari

ARGENTOMETRI

1. Mengapa titrasi dengan metode mohr tidak bisa dilakukan


pada suasana yang terlalu basa dan terlalu asam ?
2. Apa saja yang dapat di lihat dari titik akhir dengan metode
fajans ?
3. Tuliskanlah reaksi yang terjadi pada metode volhard jika
sampel yang akan kita uji adalah NaCl !
4. Sebutkan titrant dan indikator yang digunakan dalam
metode mohr, volhard dan fajans !
5. Larutan NaCl 0,1 M sebanyak 50 ml dititrasi dengan
AgNO3 0,1 M. Hitunglah konsentrasi ion klorida pada
selang selama titrasi !
6. Apa sajakah yang dapat ditentukan dengan menggunakan
metode volhard ?
7. Pada metode mohr, kapan AgNO3 bereaksi dengan
indikator kromat ?
8. Apakah yang dimaksud dengan indikator adsorpsi ?
9. Sebutkan 4 contoh indikator adsorpsi dan kondisi pH
indikator tersebut !
10. Apabila yang harus kita lakukan apabila terjadi kelebihan
indikator pada proses titrasi argentometri ?
JAWABAN

1. Karena, jika suasana terlalu basa maka ion Ag+ akan


diendapkan sebagai Ag(OH)2
Jika terlalu asam, maka titik akhir titrasi tidak terlalu
terlilhat, sebab konsentrasi indikator berkurang

2. Adapun titik akhir dari titrasi dengan menggunakan metode


fajans :
a) Endapan yang mula-mula putih menjadi merah muda
b) Larutan yang mula-mula keruh menjadi lebih jernih
c) Larutan yang semula kuning hijau menjadi hampir
tidak berwarna

3. Adapun reaksi penetapan NaCl yang terjadi pada metode


volhard adalah sebgai berikut :
NaCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3
AgNO3 + NH4SCN → AgSCN + NaNO3
3NH4SCN + Fe3+ → Fe(SCN) 2+ + NH4+
4. Perbedaan berdasarkan titran dan indikator yang
digunakan:

Metode Titrant Indikator


Mohr AgNO3 CrO4
Volhard KSCN/NH4SCN Fe+
Fajans AgNO3 Adsorpsi

5. konsentrasi ion klorida pada selang selama titrasi :


 Keadaan awal
[Cl-] = 0,1 M
pCl = - log [Cl-]
pCl = 1
 Setelah penambahan 10 ml AgNO3
[(50x0,1)-(10x0,1)] mmol
[Cl-] = -----------------------------------
(50 + 10) ml

= 0,067 mmol/ml → pCl = 1,17


 Setelah penambahan 49,9 ml AgNO3

[(50 x0,1) – (49,9x0,1)] mmol

[Cl-] = --------------------------------------

(50 + 49,9)ml

= 1,0 x 10-4 mmol/ml

pCl = 4

 Pada titik ekivalen

[Ag+] = [Cl-)

Ksp = [Ag+] [Cl-]

[Cl-]2 = 1,0x10-10

[Cl-] = 1,0x10-5 M

pCl = 5

 Setelah penambahan 60 ml AgNO3

[(60x0,1) – (10x0,1)] mmol/ml

[Ag+] = ----------------------------------------

(60 – 10) ml
[Ag+] = 9,1x10-3 M

pAg = 2,04

pCl + pAg = 10

pCl = 7,96

6. Adapun yang dapat ditentukan dengan metode volhard


adalah sebagai berikut :
a) Menentukan kadar garam perak dengan titrasi
langsung
b) Menentukan kadar garam klorida, bromida, iodida,
dan tiosianat dengan titrasi kembali

7. Apabila ion klorida telah habis diendapkan oleh ion perak,


maka ion kromat akan bereaksi membentuk endapan perak
kromat yang berwarna coklat/merah bata sebagai titik akhir
titrasi.
8. Indikator adsorpsi adalah asam lemah atau basa lemah
organik yang dapat membentuk endapan dengan ion perak
dan menyebabkan timbulnya warna.

9. Adapun indikator yang digunakan dalam metode fajans


antara lain sebgai berikut :
a) Diklorofluoresein : kondisi pH 4
b) Fluoresein : kondisi pH 7-8
c) Eosin : kondisi pH 2
d) Bromkresol hijau : kondisi pH 4-5

10. Kesalahan warna endapan ini dapat diatasi dengan


melakukan blangko indikator yaitu titrasi tanpa zat uji.

Anda mungkin juga menyukai