FAKULTAS EKONOMI
Terakreditasi BAN PT
KONSEP KEBUDAYAAN
Ambiguitas (kemenduaan) tentang konsep kebudayaan ini, memang sudah sangat dikenal.
Beberapa ahli antropologi ada yang menganggap kebudayaan sebagai perilaku budaya (cultural-behavior);
bagi yang menganggap kebudayaan sama sekali bukanlah pola dari perilaku (bevaviorsm), melainkan
abstraksi perilaku yang berpola dari kebudayaan (cognitivism). Hal ini secara kritis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Pertama, makna kebudayaan dipandang sebagai pola dari perilaku, digunakan mengacu kepada pola
kehidupan suatu kehidupan sosial masyarakat. Menyangkut kegiatan, regulasi sosial maupun material
(rumah dan peralatan hidup) yang berkembang secara teratur merupakan karakteristik dari masyarakat
yang bersangkutan dalam konteks etnik tertentu. Berdasarkan pengertian ini, kebudayaan merupakan
fenomena peristiwa-peristiwa atau kegiatan-kegiatan sosial dan benda-benda yang dapat diamati
(behaviorsm)
Kedua, makna kebudayaan dipandang sebagai pola untuk perilaku, digunakan mengacu kepada suatu
sistem pengetahuan dan kepercayaan yang dikonstruksi secara sosial (melalui sosialisasi) sebagai
pedoman manusia dalam menelaah atau menginterpretasi pengalaman, persepsi mereka, menentukan
tindakan dan memilih di antara alternatif yang ada. Berdasarkan pengertian ini, kebudayaan pada
prinsipnya mengacu kepada dunia gagasan/ide (cognitivism).
Kecuali itu, perbedaan pandangan tentang makna kebudayaan juga mempersoalkan pertanyaan yang
timbul di kalangan para ahli antropologi, apakah kebudayaan itu milik bersama (komunitas etnik; bangsa)?
Atau milik kelompok-kelompok sosial tertentu yang tersebar di masyarakat?
Soal:
1. Carilah contoh kebudayaan yang ada di dekat lingkungan saudara kemudian maknai
berdasarkan konsep ambiguitas kebudayaan seperti yang ada di uraian diatas!
2. Berikan pendapat saudara terhadap fenomena klaim negara-negara tetangga kita terhadap
kebudayaan asli Indonesia! Misalnya Reog pernah diklaim sebagai budaya asli Malaysia.
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT MOJOKERTO
FAKULTAS EKONOMI
Terakreditasi BAN PT
1. Asumsikan bahwa ada kemungkinan untuk mengendalikan produksi bayi-bayi secara genetis,
dimana kita bisa memesan kombinasi semua sifat yang kita inginkan. Pertentangan apa yang
akan muncul?
2. Mana yang akan lebih memberikan pemahaman tentang kebudayaan Majapahit- mempejajari
situs-situs, puing-puing bangunan yang telah digali di Trowulan atau mempelajari catatan-
catatan kebudayaan bukan materi yang disimpan dalam karya sastra, surat-surat dan
dokumen resmi? Mengapa?
3. Bagaimana saudara membedakan masyarakat dan kebudayaan?
4. Dalam segi apa saudara mirip dengan orangtua saudara? Dari segi apa saudara berbeda?
Bagaimana saudara menerangkan perbedaan itu!
5. Berbuat curang dalam pendidikan perguruan tinggi kadang-kadang dipertahankan dengan
alasan hal itu perlu untuk mahsiswa agar naik tingkat. Apakah keadaan ini dapat
dipertahankan dalam konteks “ relatifitas kebudayaan?”. Mengapa ya dan mengapa tidak?
6. Adakah suatu hal dimana kebudayaan khusus yang real dalam kampus yang berbeda dengan
kebudayaan khusus yang ideal di dalam kampus?
7. Apakah etnosentrisme merupakan lawan dari relatifitas kebudayaan? Terangkan!
8. Dalam hal apa etnosentrisme membantu ketahanan nasional dan dalam hal apa etnosentrisme
membahayakan ketahanan nasional!