Anda di halaman 1dari 12

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

BERBASIS SKKNI LEVEL IV

MENGHITUNG NERACA BAHAN/MASSA


C.201100.007.01

Sesi 2: Memeriksa Proses Fisika dan Kimia


Yang Terjadi

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan


Tenaga Kependidikan Cianjur
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2020
MEMERIKSA PROSES FISIKA DAN KIMIA

Tahap atau unit proses di industri dapat berupa proses fisik dan dapat pula proses
kimia.
1. Identitikasi Perubahan Fisika

Proses fisika adalah perubahan dari umpan dari kondisi fisiknya sehingga tidak
terjadi reaksi kimia. Perubahan fisik merupakan perubahan materi yang tidak
disertai dengan pembentukan zat yang jenisnya baru. Jenis-jenis perubahan fisika
sebagai berikut.

a. Perubahan Fisika yang berupa perubahan wujud zat.


Perubahan wujud zat karena pengaruh perubahan suhu/temperatur
lingkungan. Perubahan zat hanya terjadi pada wujudnya, tetapi tidak pada
sifatnya. Zat hasil perubahan wujud dapat dikembalikan ke bentuk semula.
Sifat zat yang dimiliki sebelum dan sesudah perubahan sama.

Gambar 1. Siklus Perubahan wujud zat

Keterangan:
1. Mencair, contoh: es mencair dan lilin meleleh
2. Membeku, contoh: air menjadi es dan cairan logam yang membeku
3. Mengembun, contoh: uap menjadi air, terjadinya embun pada pagi hari
4. Menguap, contoh: air yang dipanaskan diatas kompor lambat laun akan
menguap
5. Menyublim, contoh: kapur barus padat berubah menjadi gas
6. Menyublim/deposisi, contoh: gas dari kapur barus dapat dipadatkan lagi
dengan metode kristalisasi

b. Perubahan Fisika yang berupa perubahan ukuran suatu zat


Materi yang berukuran besar dapat diperkecil dengan cara mekanik, seperti
dipecah, dipotong, digiling, dan lain lainl. Contoh: biji kopi digiling menjadi
serbuk kopi dan beras ditumbuk menjadi tepung beras
c. Perubahan Fisika yang berupa perubahan volume
Perubahan volume yang disebabkan oleh penyusutan materi karena
didinginkan atau pemuaian materi karena dipanaskan. Contoh: proses
pembekuan air akan dihasilkan air beku dengan massa yang sama namun
volume yang lebih besar.
d. Perubahan Fisika yang berupa perubahan bentuk zat.
Perubahan bentuk materi dapat terjadi jika dipukul, diremas, atau
menggunakan alat bantu seperti mesin. Contoh: kayu yang berasal dari
pohon dapat diubah menjadi papan, hiasan didalam rumah, seperti guci, vas
bunga, dll.
e. Perubaan fisika dalam industri kimia dikenal dengan Unit operation meliputi:
transportasi fluida (perpindahan pada proses alir), perpindahan panas dalam
alat penukar panas ( heat exchanger), separator, separasi padat-padat :
screening; padat-cair : sedimentasi, filtrasi, Cair – gas : absorpsi, stripper,
distilasi, evaporasi. Cair-cair: ekstraksi cair-cair, dekantasi, dan lain-lain.

2. Identitikasi Perubahan Kimia

Perubahan kimia adalah suatu perubahan materi yang menghasilkan jenis dan
sifat materi berbeda (baru) dari zat semula dinamakan (perubahan kimia
dinamakan juga reaksi kimia atau reaksi). Contoh perubahan kimia adalah
pembakaran kayu, jika kayu dibakar akan menghasilkan arang kayu. Jika
dibandingkan antara kayu dan arang kayu, keduanya memiliki jenis dan sifat yang
berbeda, karena itu pembakaran kayu bukan perubahan fisika, tetapi tergolong
perubahan kimia.

Dalam perubahan kimia dihasilkan jenis materi yang berbeda dengan materi
semula, sehingga terdapat dua istilah yang digunakan dalam reaksi kimia, yaitu
zat semula dinamakan reaktan atau pereaksi, dan zat yang terbentuk dinamakan
hasil reaksi atau produk reaksi. Pada pembakaran kayu, kayu dinamakan pereaksi
dan arang kayu dinamakan hasil reaksi.

Perubahan Kimia adalah perubahan suatu zat yang terjadi karena reaksi kimia
sehingga menghasilkan suatu zat baru. Contoh: kertas dibakar menjadi abu,
peristiwa perkaratan besi, dan lain -lainl.

Ciri-Ciri Perubahan Kimia


▪ Terjadi perubahan susunan molekul
▪ Terbentuk zat baru dengan sifat zat yang berbeda dengan sifat penyusunnya
▪ Perubahan zat bersifat irreversibel (tidak dapat kembali ke bentuk semula).

Macam-Macam Perubahan Kimia


a. Perubahan kimia yang menghasilkan perubahan suhu
Proses Perubahan suhu dibagi menjadi dua, yaitu:
▪ Reaksi Eksoterm, yaitu reaksi kimia yang menghasilkan energi panas
(kalor) sehingga meningkatkan suhu lingkungan. Contoh penguraian pati
menjadi gula kemudian terurai lagi mejadi alkohol pada proses fermentasi
menghasilkan panas disekelingnya.
▪ Reaksi endoterm, yaitu reaksi kimia yang memerlukan (menyerap) energi
panas. Contoh: reaksi esterifikasi pada pembuatan ester.
b. Perubahan Kimia yang menghasilkan perubahan warna
Terjadinya perbedaan warna antara sebelum dan sesudah reaksi pada zat-zat
yang bereaksi juga menunjukan adanya perubahan kimia. Contoh: perubahan
warna ketika larutan gula dipanaskan menjadi kecoklatan.

c. Perubahan kimia yang dapat menghasilkan gas


Terbentuknya gas pada proses reaksi adalah salah satu indikator perubahan
kimia. Contoh: logam seng (Zn) yang direaksikan dengan larutan asam sulfat
(H2SO4) akan terbentuk seng sulfat (ZnSO4) dan sejumlah gelembung-
gelembung gas hidrogen.

d. Perubahan kimia yang dapat menghasilkan endapan.


Produk dari zat-zat yang bereaksi jika terbentuk endapan maka termasuk
perubahan kimia. Contoh: perak nitrat (AgNO3) dicampur dengan natrium
klorida (NaCl) menghasilkan natrium nitrat (NaNO3) dan endapan berwarna
putih perak klorida (AgCl).

Perubahan kimia dalam proses industri kimia disebut dengan Unit Processes
msalnya: pembakaran bahan bakar dalam burner, furnace. Reaksi kimia dalam
reaktor seperti tranesterifikasi, esterifikasi dan fermentasi

3. Contoh Identitikasi Perubahan fisika dan kimia

a. Proses pengecilan ukuran pada pembuatan mokaf

Identifikasi proses fisika dan kimia dilakukan pada proses pengecilan pada
pembuatan mokaf, proses distilasi dan proses ekstraksi.
Berdasarkan pengertian diatas, maka unit operasi atau proses fisik pembuatan
mokaf adalah : pengupasan pencucian, dan perendaman; pengirisan / slicing;
pengepresan; pengeringan; penepungan dan pengemasan sedangkan yang
termasuk unit proses atau proses kimia adalah fermentasi.

Gambar 2. Diagram alir pembuatan mocaf


b. Distilasi

Distilasi terdiri dari distilasi sederhana, distilasi bertikat dan distilasi uap. Distilasi
sederhana digunakan untuk memisahkan cairan yang mudah menguap dari zat
yang sukar menguap atau memisahkan 2 cairan dengan perbedaan titik didih lebih
dari 5’C. Distilasi bertingkat digunakan untuk memisahkan senyawa cair di mana
zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak beda
jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Distilasi uap digunakan
untuk zat cair yang titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut
mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi, atau mengalami reaksi
pengubahan. Maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan dengan cara distilasi
sederhana maupun bertingkat, melainkan harus didistilasi dengan hampa udara
atau dengan distilasi uap. Distilasi merupakan proses fisika.

Gambar 3. Skema proses desitilasi uap


Sumber: https://www.anandaapothecary.com/learn-archive/making-essential-oils
c. Ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu
atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair
(solven) sebagai separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut
yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran. Contoh ekstraksi :
pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi
yang telah dibakar atau digiling.
Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara
lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana
pada satu fase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya
ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik,
dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokhlet
merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara
kontinu. Ekstraksi merupakan proses fisika. Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit
pemungutan solven agar dapat digunakan kembali ( solvent recovery unit), seperti
gambar di bawah ini:

Solven Solven loss


Frsh Recyle
Solvent

Ekstrak
Umpan Unit Unit Recovery Minyak
ekstraksi Solvent

Rafinat
Gambar 4. Skema unit ekstraksi yang diikuti unit pemungutan solven.
Sumber : Koleksi pribadi
d. Proses produksi gula

Proses pembuatan gula terdiri dari penggilingan, penyaringan, penguapan dan


pengkistalan. Proses penggilingan merupakan proses fisika karena merupakan
proses pengecilan ukuran dan pengepresan. Proses filtrasi juga merupakan proses
fisika karena tidak ada rekaksi kimia. Proses evaporasi merupakan perubahan wujud
cairan dari fase cairan menjadi fase gas sehingga juga meupakan proses fisika.
Proses pengkistalan juga merupakan proses fisika karena hanya merupakan
perubahan wujud dari cairan menjadi kristal

Gambar 4. Skema proses produksi gula pasir

e. Proses Pembuatan biodiesel

Perusahan biodiesel merupakan proses kimia misalnya pada kasus berikut. Proses
pembuatan biodiesel dari minyak jelantah dengan kadar FFA 0,5% sebanyak 100
kg menggunakan proses transesterifikasi menajadi biodiesel. Sebelum dilakukan
proses transeterifikasi minyak dilakukan pemanasan dan filtrasi pada kondisi minyak
panas dengan suhu 60 oC. Filtrasi dilakukan untuk menghilangkan kotoran berupa
sisa-sisa makanan dalam minyak jelantah. Dilakukan proses filtrasi minyak jelantah
dalam kondisi panas untuk memudahkan proses filtrasi tersebut. Transesterifikasi
menggunakan bahan metanol teknis dengan katalis KOH 0,5 % pada suhu 60 oC
selama 60 menit. Rasio molar minyak terhadap metanol yang digunakan adalah
1:6 Setelah tranesterifikasi dilakukan sedimentasi dan separasi gliserol yang
dilakukan secara mekanis. Crude biodiesel dilakukan pencucian dengan air hangat
pada suhu 60 oC dengan perbandingan jumlah crude biodisel dan air 1:2. Biodisel
yang telah dihasilkan dikeringkan dengan cara tpemanasan vakum pada suhu 80 oC
selama1 jam.
DAFTAR PUSTAKA

Andri, 2016. Definisi Energi yang Perlu Kita Ketahui. http://benergi.com/definisi-energi-


yang-perlu-kita-ketahui, diunduh 26 Oktober 2018
Distantina, Sperisa., 2019, Neraca Massa. https://distantina.staff.uns.ac.id/files/2009
/12/3-bab-ii-neraca-massa.pdf. Diunduh 10 Juni 2019.
Igniel Aldi, Neraca Energi, Docslide.net diunduh 3 Desember 2015
Modul Neraca Massa dan Energi, Universitas Jenderal Achmad Yani
Samsudin., 2015, Asep Muhammad, ST., Mt. ATK I, Neraca Massa Unit Banyak Dan Aliran
Kompleks, Universitas Diponegoro, Semarang
Samsudin., 2015, Asep Muhammad, ST., Mt. ATK I, Dasar-dasar neraca massa,
Universitas Diponegoro, Semarang
Smith.J.M., H.C.Van Ness., M.M., Abbot., 2006, Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics, Seventh Edition, McGraw Hill International Edition
Moran. Michael J, Howard N Shapiro,2004, Termodinamika Teknik, Alih Bahasa Yulianto
Sulistyo Nugroho, Erlangga, Jakarta

Sumber: Reiko 2009, Dasar Neraca Massa dan Energi.


https://rieko.wordpress.com/2009/12/30/dasar-neraca-massa-dan-energi/.
Diunduh 22 September 2018
R.L. Earle, 1983. Unit Operations in Food Processing, , NZIFST.
https://nzifst.org.nz/resources/unitoperations/index.htm diunduh 3 Desember 2015

Windy, Fitria dkk, 2015, Pembahasan Soal-soal Neraca Massa dan Energi 2, Universitas
Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai