Anda di halaman 1dari 2

Motivasi Traveling dan Pertimbangan dalam Menentukan Destinasi Wisata

Setiap orang punya gaya traveling masing-masing. Ada yang lebih suka petualangan dan
aktivitas pemacu adrenalin, ada juga yang memilih untuk santai dan istirahat. Riset terbaru
yang dilakukan Booking.com mengungkapkan bagaimana kewarganegaraan kamu bisa
mempengaruhi gaya traveling.

Motivasi Traveling Teratas: Menantang dan Menenangkan


Bagi sebagian besar traveler, motivasi utama traveling adalah untuk bersantai. Jadi, tidak
mengejutkan jika 90% traveler warga Indonesia menyatakan bahwa “meluangkan waktu untuk
bersantai” adalah motivasi penting untuk traveling. Ini menjadikannya sebagai motivasi
traveling teratas, kecuali bagi traveler dari Denmark dan Perancis, yang menyatakan “bebas
melakukan yang saya inginkan” sebagai motivasi traveling utama mereka.
Namun, saat membandingkan motivasi traveling antar negara, cukup jelas bahwa traveler dari
seluruh penjuru dunia memiliki preferensi yang berbeda. Sebagian besar traveler Argentina
suka dengan nostalgia (73% traveler mengatakan mereka suka “berkunjung ke masa lalu”).
Traveler dari Tiongkok (83%) dan Taiwan (76%) lebih suka “merasakan gaya hidup yang lebih
sederhana”, dan motivasi traveler Jepang, Jerman dan Hong Kong adalah untuk “menghindari
tuntutan di rumah” (masing-masing 66%, 72% dan 80%).
Terakhir, untuk sebagian traveler, traveling adalah soal status sosial: traveler Indonesia (75%),
India (75%) dan Filipina (80%) mengatakan motivasi traveling mereka adalah “pergi ke tempat
yang belum pernah dikunjungi teman”.
Perbedaan gaya traveling global yang signifikan terdapat pada wisata petualangan: Traveler
Rusia mengungkapkan mereka lebih suka menghabiskan waktu luangnya dengan “mencari
tantangan dan kesenangan”, sementara traveler Belanda dan Jerman menempatkan motivasi ini
rata-rata paling rendah.

Ini adalah motivasi traveler Indonesia dibandingkan traveler global.


5 Motivasi Traveling Teratas – Traveler Global
1. Meluangkan waktu untuk bersantai
2. Meluangkan waktu untuk beristirahat
3. Mencari pengalaman yang tidak bisa saya dapatkan di rumah
4. Menjelajah sebanyak mungkin
5. Bebas melakukan yang saya inginkan
5 Motivasi Traveling Teratas – Traveler Indonesia
1. Meluangkan waktu untuk beristirahat
2. Meluangkan waktu untuk bersantai
3. Menghabiskan waktu bersama keluarga
4. Menemukan sensasi dan kegembiraan
5. Pengalaman yang tidak bisa saya miliki di rumah

Destinasi
Selain motivasi, destinasi traveling juga bervariasi berdasarkan kewarganegaraan. Sebagian
besar traveler global menentukan destinasi berdasarkan kategori seperti “keamanan pribadi”
dan “kebersihan”, tapi ada banyak juga yang memprioritaskan “keindahan alam” atau “kuliner
lezat”.
5 Faktor Teratas yang Dipertimbangkan Traveler Global saat Menentukan Destinasi
1. Keamanan pribadi
2. Kebersihan
3. Keindahan alam yang luar biasa
4. Kuliner setempat yang lezat
5. Cuaca yang bagus
5 Faktor Teratas yang Dipertimbangkan Traveler Indonesia saat Menentukan Destinasi
1. Kebersihan
2. Keindahan alam yang luar biasa
3. Keamanan pribadi
4. Kuliner setempat yang lezat
5. Orang-orang lokal yang menarik dan ramah
Tentunya, perilaku traveling ini sangat dipengaruhi oleh kemudahan akses. Itulah mengapa
banyak traveler India yang traveling ke Bhutan, banyak traveler Argentina yang berkunjung ke
Paraguay dan banyak traveler Korea Selatan yang pergi ke Guam. Jika kamu melihat negara-
negara yang sering dikunjungi traveler dari Indonesia, itu artinya kita tahu cara menghargai
tetangga kita.
10 Destinasi yang Paling Disukai Traveler dari Indonesia tahun 2018
1. Indonesia 6. Jepang
2. Singapura 7. Cina
3. Malaysia 8. Maldives
4. Macau 9. Nepal
5. Hongkong 10. Myanmar
Data-data di atas diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Booking.com dan secara
independen dilakukan di antara sampel 53.492 responden di 31 pasar. Hasil dalam artikel ini
fokus hanya pada wisatawan Indonesia, yang terdiri dari 1989 responden.
Untuk berpartisipasi dalam survei ini, responden harus berusia 18 tahun atau lebih, harus
melakukan perjalanan setidaknya sekali dalam 12 bulan terakhir dan menjadi pengambil
keputusan utama atau terlibat dalam pengambilan keputusan dalam perjalanan mereka. Survei
ini dilakukan secara online dan berlangsung antara 16 Oktober dan 12 November 2018.

Tren traveling masyarakat Indonesia menurut data Google


10 Okt 2018, 20:00 WIB – fimela.com

Fimela.com, Jakarta Perkembangan industri perjalanan kian pesat dan patut jadi salah satu yang
patut diperhitungkan. Hal ini tentu saja berbanding lurus dengan tingginya minat masyarakat,
khususnya di Indonesia, untuk traveling. Hal tersebut diamini oleh perusahaan sekaligus
pemilik mesin pencarian raksasa, Google. Google membagi dan mendiskusikan hasil temuannya
mengenai tren Industri perjalanan di Indonesia kepada media.
Menurut data yang terekam oleh Google, penelusuran terkait dengan perjalanan (travel) di
Indonesia meningkat sebanyak 30% sejak 2017. Orang Indonesia memiliki kecenderungan
untuk riset secara online ketika ingin mengetahui atau menyelesaikan suatu hal, untuk itu
Google menganalisa trend pencarian terkait travel industri selama setahun terakhir.
Menurut hasil riset tim Google, konsumen Indonesia memiliki waktu mempertimbangkan rata-
rata 13 hari sebelum akhirnya memilih kamar, tapi keputusan pembelian dilakukan pada last
minute alias mendekti waktu perjalanan. Sebanyak 24% pemesanan hotel dilakukan pada menit
terakhir selama off season, sedangkan pada high season angka pemesanan di last minute ini
meningkat jadi 32%.
Jenis pencarian pada umumnya dilakukan per fase, dimulai dengan mencari kota tujuan serta
hal menarik apa yang ada di sana. Untuk kota tujuan dalam negeri, Google menangkap 10 kota
yang jadi tujuan favorit masyarakat untuk berwisata, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Badung (Kuta), Surabaya, Malang, Semarang, Bogor, Medan, dan Bandung Barat (Lembang).
Dari kesepuluh kota tersebut, pertumbuhan pencarian kota Malang yang paling cepat di antara
kota lainnya.
Berbicara tentang aktivitas perjalanan wisata, tentu ini tak hanya dilakukan oleh masyarakat di
kota-kota besar saja. Pasalnya, Google menemukan justru penelusuran terkait perjalanan wisata
tersebut lebih banyak berasal dari kota-kota sekunder di Indonesia, dengan pertumbuhan
sekitar 48%, dibanding dari kota-kota besar seperti Jakarta yang hanya tumbuh sebanyak 18%.

Anda mungkin juga menyukai