Anda di halaman 1dari 12

PERSEPSI TERHADAP WISATA HALAL DI KOTA PADANG

SRI MARYATI
Andalas University
E-mail: srimaryati@eb.unand.ac.id

Abstract
Halal tourism is tourism that puts forward the values and norms of Islamic Sharia as a basic foundation. As
a new concept in the tourism industry, halal tourism requires efforts and development strategies as well as a
comprehensive understanding of how to accommodate Islamic values in tourism activities. This study aims
to see how the perception of tourist visitors in the city of Padang, one of the National Priority Halal
destinations. This research is a descriptive study with a survey method conducted on 100 respondents chosen
randomly in Padang destinations and tourist attractions. The halal tourism dimension is adapted from
indicators applied by the Global Muslim Travel Index (GMTI).

Keywords: Halal Tourism, Perception, the Global Muslim Travel Index

PENDAHULUAN berbagai negara di dunia untuk menarik


Wisata halal merupakan salah satu jenis wisatawan muslim berkunjung ke negara
pariwisata yang sedang gencar dikembangkan mereka. Sedangkan alasan yang ketiga adalah
oleh banyak negara di dunia. Wisata halal besarnya jumlah wisatawan muslim dunia.
pada dasarnya merupakan jenis wisata yang Studi MasterCard dan CrescentRating (2015)
ramah terhadap wisatawan muslim dan tentang wisatawan muslim, menunjukkan
nyaman bagi wisatawan non muslim. bahwa pada tahun 2014 terdapat sekitar 108
Pengembangan jenis wisata ini didorong oleh juta wisatawan muslim yang melakukan
berbagai alasan. Diantaranya ada tiga alasan perjalanan wisata ke berbagai destinasi wisata
penting yang menjadi pertimbangan pengembangan dunia dan pada tahun 2020 angka wisatawan
wisata halal ini. muslim dunia diperkirakan meningkat hingga
Alasan pertama adalah jumlah penduduk 150 juta wisatawan dengan jumlah
muslim dunia yang besar. Jumlah penduduk pengeluaran diperkirakan sebesar U$$200
yang besar ini merupakan potensial demand miliar (Egresi, 2016) (dalam Fahham, 2017).
untuk menjadi target kunjungan wisata. Dalam upaya pengembangan wisata halal
Adapun alasan kedua adalah besarnya jumlah di Indonesia, pemerintah melalui Kemenpar
pengeluaran penduduk muslim dunia di telah membentuk Tim Percepatan
sektor pariwisata. Pengeluaran penduduk Pengembangan Pariwisata Halal dan
muslim dunia di sektor ini menjadi perhatian melakukan pengembangan 10 Destinasi Halal
118 ֎ Maqdis : Jurnal Kajian Ekonomi Islam - Volume 4, Nomor 2, Juli – Desember 2019

Prioritas Nasional yang mengacu pada daerah untuk menjadi destinasi wisata halal
standar GMTI (Global Muslim Travel Index), telah membuahkan hasil. Keberhasilan ini
yaitu: Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, akan semakin penting bagi pengembangan
Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa wisata halal dimasa yang akan dengan
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang semakin meningkatnya tingkat kunjungan
Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan wisata halal. Untuk itu diperlukan kajaian
(Makassar dan sekitarnya). yang fokus pada para pengunjung terhadap
Upaya pengembangan pariwisata halal wisata halal. Studi ini akan mengkaji tentang
Indonesia telah menjadikan Indonesia sebagai bagaimana persepsi pengunjung wisata
destinasi wisata halal terbaik dunia, hal ini terhadap wisata halal di Kota Padang sebagai
ditunjukkan oleh hasil yang dicapai dari salah satu destinasi wisata halal utama di
penilaian GMTI dimana Indonesia tercatat Sumatera Barat, dengan menggunakan
mengalami peningkatan secara berjenjang dari indikator yang diadobsi dari GMTI (The Global
ranking 6 di tahun 2015, ranking 4 di tahun Muslim Travel Index).
2016, ranking 3 di tahun 2017, ranking 2 di METODE PENELITIAN
ranking 2018, akhirnya menduduki peringkat Jenis penelitian ini adalah penelitian
1 GMTI pada 2019 (Setkab.go.id, 2019). deskriptif, merupakan kajian yang
Sejak Tahun 2016, Provinsi Sumatera menganalisis dan menggambarkan kondisi
Barat telah berhasil meraih prestasi dalam dari objek penelitian. Selanjutnya, variabel
Anugerah Pariwisata Halal Terbaik 2016. penelitian akan dianalisis dengan prosedur
Sumatera Barat berhasil memenangkan empat statistik, untuk membuktikan hipotesis dan
kategori, yakni untuk Biro Perjalanan Wisata mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini
Halal Terbaik, Destinasi Wisata Halal Terbaik, dilakukan di kota Padang pada bulan
Restoran Halal Terbaik, dan Destinasi Kuliner Oktober-November 2019, dengan memilih
Terbaik. Penghargaan sebagai restoran halal tempat kunjungan wisata utama di kota ini,
terbaik diraih oleh Rumah makan Lamun yang mencakup wisata alam, wisata bahari,
Ombak sedangkan Biro perjalalan wisata halal wisata sejarah, wisata budaya, wisata belanja
terbaik dimenangkan oleh Ero Travel, dan wisata kuliner.
keduanya berlokasi di kota Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah
Prestasi ini memperlihatkan bahwa semua pengunjung atau wisatawan yang
berbagai upaya dan kebijakan yang telah berkunjung ke destinasi wisata di kota
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun Padang, sebagai pedoman untuk menentukan
Persepsi terhadap Wisata Halal (Sri Maryati) ֎ 119

jumlah sampel, maka jumlah populasi responden memiliki pekerjaan. Hal ini
berpedoman pada data BPS kota Padang dilakukan agar resonden terpilih benar-benar
tentang jumlah kunjungan wisata. Adapun memiliki kemampuan secara ekonomi untuk
jumlah kunjungan wisata pada tahun 2018 berwisata, dan memiliki kekuatan untuk
adalah 5.147.635 orang wisatawan. Sampel memutuskan dan memilih tempat wisata yang
dalam studi ini adalah pengunjung atau akan dikunjungi. Selanjutnya dari data yang
wisatawan yang sedang melakukan diperoleh dilakukan analisis dengan
kunjungan wisata di kota Padang, baik yang pendekatan statistik deskriptif untuk
berasal dari dalam maupun luar kota Padang, menganalisis persepsi wisatawan terhadap
dengan kriteria sampel adalah pengungjung wisata halal di kota Padang.
yang sudah bekerja. Adapun jumlah sampel Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
ditentukan dengan rumus Slovin: Data
n=N/(1+Ne^2 ) Data yang digunakan dalam penelitian ini
Dimana : adalah data primer dan data sekunder. Data
N = Jumlah populasi primer diperoleh dari studi lapangan dengan
n = jumlah sampel melakukan wawancara menggunakan
e = derajat kesalahan kuisioner dengan responden terpilih.
Dengan menggunakan tingkat kesalahan Pemilihan responden untuk wawancara
10%, dan berpedomen pada jumlah dilakukan di lokasi wisata yang dikunjungi,
kunjungan wisata kota padang tahun 2018, dengan memperhatikan kriteria resnponden
maka jumlah sampel adalah: adalah wisatawan yang memiliki pekerjaan
5.147.635 dan pendapatan.
𝑛=
1 + (5.147.635 x 0,1 ) Sedangkan data sekunder bersumber dari
n = 99,9987
publikasi BPS dan lembaga terkait lainnya
Dari penghitungan di atas, maka jumlah
serta literatur pendukung, yang akan
sampel dalam penelitian ini ditetapkan 100
digunakan untuk melakukan kajian awal
orang ressponden.
studi ini. Data yang diperoleh di lapangan
Untuk mendapatkan data, dilakukan
selanjutnya ditabulasikan sesuai dengan
studi lapangan dengan melakukan
kategori GMTI yang mencakup ACES. yakni:
wawancara menggunakan kuisioner terhadap
kelompok Access, Communication, Environment,
responden terpilih. Pemilihan responden
dan Services.
dilakukan secara acak dengan kriteria bahwa
120 ֎ Maqdis : Jurnal Kajian Ekonomi Islam - Volume 4, Nomor 2, Juli – Desember 2019

Tabel 1. Elemen Indikator GMTI


Jika dilihat daari tingkat pertumbuhan,
Access Communication Environment Services
Visa Outreach Safety Core needs tingkat junjungan wisata domestik tumbuh
(Halal Food
and Prayer dengan rata-rata pertumbuhan 12,23%
Facilities)
Requirements Ease of Faith Core Services
Communication Restriction (Hotel and
pertahun, sedangkan wisatawan manca
Airport)
Connectivity Digital Presence Visitor Unique negara tumbuh dengan nilai 6,63% pada
Arrival Experience
Transport Enabling periode yang sama.
Climate
Infrastructure

Selanjutnya data primer dianalisis dengan


menggunakan pendekatan statistik deskriptif
untuk melihat kondisi perespei pengunjung
wisata kota Padang terhadap wisata halal di
daerah ini.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Sektor Pariwisata Kota Sumber: BPS, 2019
Padang Gambar 1. Laju Pertumbuhan Kunjungan
Wisata ke Kota Padang Tahun 2010-2018
Wisatawan yang berkunjung ke kota
Padang didominasi oleh wisatawan domestik, Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa tingkat
dengan proporsi rata-rata lebih dari 98% kunjungan wisata di kota Padang terus
selama periode waktu 2014-2018, atau lima meningkat selama periode 2010-2018. Dimana
tahun terakhir. Hal ini memperlihatkan pertumbuhan wisatawan domestik jauh lebih
bahwa sektor pariwisata kota Padang belum tinggi daripada wisatawan manca negara.
mampu memberikan kontribusi yang besar Sebagai Ibukota provinsi, kota Padang
bagi devisa negara. memiliki infrastruktur untuk akses
transportasi yang jauh lebih baik dari pada
Tabel 2. Kunjungan Wisata ke Kota Padang
daerah lain di wilayah Sumatera Barat. Hal ini
Tahun 2014-2018 (%)
harus dimanfaatkan untuk menjadi faktor
Wisatawan
Manca Wisatawan pendorong peningkatan kunjungan wisata di
Tahun Negara Domestik Total
2014 1.689 98.311 100
daerah ini. Kontriusi sektor pariwisata dalam
2015 1.708 98.292 100 perekonomian dapat diestimasi dari
2016 1.230 98.770 100
2017 1.517 98.483 100 kontribusi sektor atau lapangan usaha dimana
2018 1.380 98.620 100
Sumber: BPS, 2019 lapangan usaha pariwisata ada di dalamnya,
Persepsi terhadap Wisata Halal (Sri Maryati) ֎ 121

yakni pada lapangan usaha perdagangan laju peryumbuhan ekonomi menurut


besar dan eceran, lapangan usaha transportasi lapangan usaha sebagaimana yang
dan lapangan usaha penyediaan akomodasi digambarkan dalam tabel 4.
dan makan minum, serta lapangan usaha
Tabel 4. Pertumbuhan PDRB Kota Padang
informasi dan komnikasi.
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014 dan
2018
Tabel 3. Distribusi PDRB Kota Padang
Menurut Harga Berlaku Tahun 2010 dan 2018

Sumber: BPS Kota Padang


Sumber: BPS Kota Padang Dari tabel di atas tampak bahwa
Kontribusi lapangan usaha pariwisata pertumbuhan lapangan usaha dimana usaha
secara terperinci belum tersedia, untuk itu pariwisata ada di dalamnya menunjukkan laju
upaya estimasi dengan memperhatikan pertumbuhan yang cukup tinggi
lapangan usaha yang terkait menjadi salah dibandingkan lapangan usaha lainnya.
satu langkah untuk dapat dilakukan untuk Dimana pertumbuhannya secara rata-rata di
melihat perekmbangannya. atas 6%, lebih tinggi dari pertumbuhan
Secara ukum dapat dikatakan bahwa ekonomi daerah selama periode 2010-2018.
lapangan usaha pariwisata memiliki Hal ini memperlihatkan bahwa lapangan
kontribusi yang cenderung meningkat selama usaha pariwisata memiliki peran dalam
periode 2010-2018. Hal ini tercemin juga dari mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
122 ֎ Maqdis : Jurnal Kajian Ekonomi Islam - Volume 4, Nomor 2, Juli – Desember 2019

Gambaran Umum Responden bahwa para pengunjung wisata yang datang


Responden penelitian ini adalah ke destinasi wisata memiliki tingkat
pengunjung wisata di wilayah kota Padang. pendidikan yang sudah memadai untuk
Dari sisi agama, mayoriyas pengunjung memilih dan menentukan destinasi yang akan
wisata di Kota padng adalah umat Islam, hal dituju dengan memperhatikan berbagai
ini tampak dari proporsi pengunjung non aspeknya.
muslim hanya 4% dari total pengunjung
wisata. Hal ini semakin memudahkan untuk
mengembangkan wisata halal di koat Padang,
tentunya harus siikuti dengan ketersedi
ketersediaan
fasilitas pendukungnya.

Gambar 3. Pengunjung
ng Wisata Berdasarkan
Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan

Dilihat dari jenis lapangan pekerjaan,


proporsi terbesar pengunjung wisata di kota
Padang adalah dari kalangan pekerja swasta
Gambar 2. Pengunjung
ng Wisata Berdasarkan
Agama dan Agama dengan nilai 52%, diikuti oleh PNS dan
Wirausaha. Kondisi ini mengindikasikan
Dari sisi jenis kelamin, antara kaum pria
bahwa permintaan terhadap wisata
dan wanita memiliki proporsi yang tidak jauh
dipengaruhi juga oleh tingkat
tingk pendapatan.
berbeda. Hal ini memperlihatkan bahwa daya
Hal ini dapat dipahami, karena wisata
tarik wisata di Kota Padang dapat dikunjungi
termasuk pada kebutuhan tersier, meskipun
dan dinikmati oleh kaum pria maupun
kini telah semakin berkembang dan bervariasi
wanita.
motivasi masyarakat dalam melakukan
Dilihat dari tingkat pendidikan,
perjalan wisata.
pengunjung wisata di kota Padang mayoritas
Berbeda dengan wisata konvensional,
berpendidikan SLTA. Hal ini memperlihatkan
dalam wisata syariah kunjungan
kunjun wisata tidak
Persepsi terhadap Wisata Halal (Sri Maryati) ֎ 123

hanya dipengaruhi oleh pendapatan akan


Pengunjung wisata di Kota Padang 58%
tetapi juga memperhatikan ketersediaan
memiliki pendapatan di atas UMP (Upah
fasilitas serta layanan yang disediakan
Minimum Provinsi) Sumatera Barat, dan 42%
masyarakat, pengusaha, maupun pihak
lainnya memiliki pendapat di bawah UMP.
pemerintah yang sesuai dan memenuhi
ketentuan syariah (Jaelani: 2017).
Karena pengunjung wisata masih cukup

Oleh sebab itu pengembangan wisata halal banyak yang berasal dari wilayah kota

tidak hanya memperhatikan daya tarik wisata Padang, maka meskipun tingkat

yang dimiliki tetapi juga pemenuhan kebutuhan pendapatnnya


apatnnya lebih kecil dari pada UMP<

aspek syariah yang dibutuhkan untuk menjadi mereka tetap dapat melakukan aktivitas
wisata halal yang memiliki daya saing tinggi. wisata di sekitar kota Padang. Dari gambaran
74% pengunjung wisata di kota Padang ini tercermin bahwa biaya wisata di Kota
berdomisili di luar kota Padang, baik Padang terhangkau oleh masyarakat yang
kota/kabupaten di wilayah Sumatera Barat, berpendapatan di bawah UMP.
maupun dari provinsi tetangga seperti Riau Selanjutnya, jika dilihat da
dari tingkat
dana Jambi. Sedangkan intensitas kunjungan pengeluaran masyarakat untuk melakukan
rata-rata
rata sebulan ke onjek wisata kota Padang aktivitas wisata, 90% pengunjung
pada umumnya 2 kali. Kondisi ini mengeluarkan dana ≤ Rp 2 juta setiap
memperlihatkan bahwa daya
ya tarik wisata kota
tahunnya. Pengeluaran ini merupakan
Padang mampu menarik wisatawan domestik.
pengeluaran untuk wisata keluarga.
Tentuna perlu upaya agar wisat
wisatawan manca
negara juga semakin tertarik untuk berkunjung
ke koat Padang.

Gambar 5.. Tingkat Pendapatan dan


Pengeluaran
eluaran untuk Wisata
Gambar 4.. Domisili dan Intensitas Kunjungan
Wisata
124 ֎ Maqdis : Jurnal Kajian Ekonomi Islam - Volume 4, Nomor 2, Juli – Desember 2019

Dari gambaran di atas tampak bahwa 108:2016).


destinasi wisata di kota Padang telah memiliki Dengan demikian Konsep wisata Syariah
daya tarik meskipun mayoritas pengunjung adalah sebuah proses pengintegrasian nilai-
masih berasal dari dalam negeri, terutama nilai keisalaman kedalam seluruh aspek
dari wilayah sekitar provinsi tetangga. Untuk kegiatan wisata. Nilai syariat Islam sebagai
itu perlua peningkatan upaya promosi agar suatu kepercayaan dan keyakinan yang
destinasi wisata yang dimiliki dikunjungi dianut umat Muslim menjadi acuan dasar
tidak hanya oleh wisatawan domestik tetapi dalam membangun kegiatan pariwisata.
juga wisatawan manca negara. Sehingga Wisata Syariah mempertimbangkan nilai-nilai
dapat meningkatkan pendapatan pelaku dasar umat Muslim didalam penyajiannya
usaha dan peningkatan peran sektor mulai dari akomodasi, restaurant, hingga
pariwisata dalam perekonomian darah dan aktifitas wisata harus selalu mengacu kepada
nasional. norma-norma keisalaman (Tourism Review,
Persepsi Terhadap Wisata Halal 2013).
Pada dasarnya pariwisata merupakan Sedangkan persepsi pada dasarnya
konsep yang sangat multidimensional, merupakan suatu proses aktivitas seseorang
sehingga seringkali memunculkan berbagai dalam memberikan kesan, penilaian,
pengertian pariwisata yang dikemukakan pendapat, merasakan dan menginterpretasikan
atau diterapkan baik oleh para ahli maupun sesuatu berdasarkan informasi yang
oleh para praktisi dengan tujuan dan ditampilkan dari sumber lain (yang
perspektif yang berbeda sesuai keilmuan dan dipersepsi). Melalui persepsi sesorang akan
tujuan yang ingin dicapai. dapat mengenali dunia dan aktivitas di
Pariwisata halal adalah pariwisata yanag sekitarnya, meliputi benda serta manusia
memunuhi syarat sesuai Syariah Islam, dengan segala kejadian atau peristiwa yang
dimana pariwisata ini memiliki prinsip umum terjadi. (Suryani, 2008). Menurut Rahmat
dalam penyelengaraannya yaitu terhindar (1996) Ada dua faktor yang menentukan
dari kemusyrikan, kemaksiatan, persepsi seseorang, yaitu:
kemafsadatan, tabdzir/israf, dan kemunkaran 1) Faktor Fungsional; Faktor fungsional
dimana pariwisata syariah ini ditujukan berasal dari kebutuhan, pengalaman masa
untuk menciptakan kemaslahatan dan lalu dan hal-hal lain yang termasuk dalam
membawa manfaat baik dari segi material factor-faktor persona dalam hal ini yang
maupun spiritual. (Fatwa DSN-MUI No. menentukan persepsi bukan jenis atau
Persepsi terhadap Wisata Halal (Sri Maryati) ֎ 125

bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang


yang memberikan respon pada stimuli itu.
2) Faktor Struktural; Faktor struktural berasal
dari sifat dasar stimuli fisik dan efek yang
ditimbulkanya pada sistem syaraf individu.
Maksudnya di sini yaitu dalam memahami
suatu peristiwa seseorang tidak dapat
meneliti fakta-fakta
fakta secara terpisah tetapi
harus
rus mamandangnya dalam hubungan
keseluruhan, melihatnya dalam
konteksnya, dalam lingkungannya dan
Gambar 6.. Perepsi dan Pilihan (Preferensi)
masalah yang dihadapinya.
76% dari pengunjung wisata di kota
Indikator yang digunakan untuk menilai
Padang telah mengetahui tentang wisata
persepsi dalam studi ini mengadaptasi
halal, dan 92% menyatakan memilih destinasi
indikator yang dikemukakan oleh the Global
dan produk wisata halal di kota Padang.
Muslim Travel Index (GMTI), dengan
Sumber informasi tentang wisata halal
menggunakan bobot penilaian sebagaimana
terbanyak diperoleh dari media sosial, baik
dapat dilihat pada tabel berikut;
dalam bentuk pertemanan
temanan dalam kelompok
Tabel 5 Kriteria Bobot Penilain Persepsi dan
Preferensi Wisatawan media sosial maupun dari unggahan secara

Kriteria Kriteria Prefensi Bobot individual.


Persepsi
Sumber
umber informasi berikutnya adalah
Sangat Baik (SB) Sangat Penting (SB) 5
Baik (B) Penting (P) 4 media elektronik, seperti radio dan televisi,
Sedang (S) Cukup Penting (CP) 3
Buruk (b) Tidak Penting (TP) 2 selanjutnya adalah medi cetak, baik dlam
Sangat Buruk Sangat Tidak Penting 1
(sb) (STP) bentuk berita maupun dalam bentuk brosur
pemasaran. Sedangkan
kan pemerintah memiliki
Dari data yang telah dikumpulkan di
peran paling kecil dalam memberikan
lapangan di peroleh hasil persepsi terhadap
sosialisai terhadap wisata halal.
wisata halal di kota Padang oleh para
Hal ini tentunya harus menjadi perhatian
pengunjung destinasi wisata di daerah in
ini,
di masa mendatang, bagaimana peningkatan
dengan hasil seperti perikut:
peran pemerintah dalam sosialisasi dan
edukasi untuk pengembangan wisata syariah
syaria
126 ֎ Maqdis : Jurnal Kajian Ekonomi Islam - Volume 4, Nomor 2, Juli – Desember 2019

di kota padang khususnya dan Sumatera wisata yang disediakan. Kondisi ini
Barat pada umumnya. mengindikasikan bahwa faktor lingkungan ini
Tabel 6. Sumber Informasi Tentang Wista perlu ditingkatkan, baik dari aspek kualitas
Halal
maupun kuantitasnya.
SOURCE OF INFORMATION % Dari sisi, kualitas aspek wisata halal,
GOVERNMENT 9
semua aspek juga memiliki gap yang negatif,
PRINTED MEDIA 17
ELECTRONIC MEDIA 31 dengan niali yang lebih besar dibandingkan
SOCIAL MEDIA 39
gap indikator GMTI, hal ini mengindikasikan
OTHERS 4
bahwa harapan masyarakat untuk
Selanjutnya, dari hasil studi ini juga
ketersediaan pariwisata halal yang sesuai
ditemukan adanya gap (kesenjangan) antara
syariah Islam sangat tinggi. Untuk itu, perlu
persepsi tentang apa yang ditemukan dengan
upaya perbaikan di masa mendatang.
yang diharapkan oleh para pengunjung
Gap terbesar terjadi pada aspek
wisata pada destinasi dan objek serta produk
akomodasi, kondisi ini mencerminkan bahwa
wisata halal di kota Padang.
untuk meningkatkan tingkat hunian
Tabel 7. Persepsi terhadap Wisata Halal Kota
Padang akomodasi wisata halal, masih diperlukan
perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan
syariah islam, menyangkut aspek, makan dan
minum.
Temuan ini sesuai dengan penialain yang
dilakukan oleh Dinar Standard and Crescent
rating, 2015,dimana aspek makanan halal
Dilihat dari indikator GMTI, semua menjadi faktor utama yang mempengaruhi
indikator memiliki gap yang negarif, artinya pengunjung wisata halal. Hal ini disebabkan
kota Padang masih harus berbenah diri untuk pemahaman masyarakat masih sangat fokus
meningkatkan kualitas wisata halal agar lebih pada aspek halal dalam makanan dan
menarik bagi wisatawan. minuman.
Adapun gap tertinggi terjadi pada aspek KESIMPULAN
lingkungan, dimana dalam indikator ini Dari hasil studi ini dapat dikatakan bahwa
mencakup aspek kenyamanan dan keamanan kota Padang memiliki daya tarik wisata halal,
berwisata. Serta aspek kebersihan, baik baik dilihat dari indikator GMTI maupun
destinasi, lingkungan sekitar maupun fasilitas aspek wisata halal, akan tetapi masih perlu
Persepsi terhadap Wisata Halal (Sri Maryati) ֎ 127

adanya peningkatan kualitas, peningkatan DAFTAR PUSTAKA


fasilitas wisata sesuai dengan syariat Islam. Adinugraha, et al. (2018). Desa Wisata Halal:
Pada pemerintah daerah diharapkan Konsep dan Implementasinya di
peningkatan peran dalam melakukan Indonesia. Human Falah, 5(1).
sosialisasi dan edukasi pada masyarakat dan Ala-Hamarneh. (2011). Islamic tourism: A
pelaku usaha tentang pentingnya Long Term Strategy of Tourist Industries
pengembangan wisata halal di daerah ini. in the Arab World After 9/11, Centre for
Promosi tentang wisata halal baik di dalam Research on The Arab World.
daerah, secara nasional amupun internasional, Alim, H.T., et. al. (2015). Analisis Potensi
harus mampu menyentuh secara luas dan Pariwisata Syariah dengan Mengoptimalkan
tepat sasaran. Industri Kreatif di Jawa Tengah dan

Pemanfaatan tekhnologi melalui media Yogyakarta. Retrieved from http://

sosial dan media promosi lainnya haarus terus eprints.undip.ac.id/45828/1/Artikel.pdf.

ditingkatkan agar wisata halal kota Padang Basuki, A. (2016). Kebijakan Pembangunan

yang sangta beragam semakin memiliki daya Kepariwisataan. Malang: Intrans Publishing.

tarik, bagi bagi wisatawan domestik maupun Battour, M., & Ismail, M. N. (2014).

manca negara. Islamization Trends-Implications for

Sebagi ibukota Provinsi yang memiliki Tourism Market. Islamic Tourism Journal,

akses lebih baik dibandingkan kabupaten dan 73-82.

kota lainnya di wilayah Sumatera Barat, kota Chookaew, S. (2015). Increasing Halal

Padang harus mampu menjadi Icon wisata Tourism Potential at Andaman Gulf in

Halal di Sumatera Barat. Thailand for Muslim Country. Journal of

Pemahaman tentang wisata halal juga Economics, Business and Management, 739-

perlu teurs ditingaktkan pada para pelaku 741.

usha wisat di kota Padang, hal ini penting Fitrianto. (2019). Pengembangan Ekonomi

untuk meningkatkan pelayanan terhadap para Indonesia Berbasis Wisata Halal, Jurnal

penunjung wisata, dan meberikan kesan serta Bisnis dan Manajemen Islam, 7(1).

pengalaman wisata yang baik, sehingga akan Jaelani, A. (2017). Industri Wisata Halal di

memabawa kembali wisatawan ke kota Indonesia: Potensi dan Prospek. Mpra,

Padang, bahkan akan dapat menjadi media (76237), 1–20.

promosi di daerah asal mereka. Jafari, J., & Scott, N. (2014). Muslim World and
Its Tourisms. Annuals of Tourism Research.
128 ֎ Maqdis : Jurnal Kajian Ekonomi Islam - Volume 4, Nomor 2, Juli – Desember 2019

Lubis, M. Z. M. (2018). Prospek Destinasi Kesejahteraan Masyarakat, Muslim


Wisata Halal Berbasis OVOP (One Village Heritage, 3(1).
One Product). Maqdis: Jurnal Kajian Tourism Review. (2013, April 01). Retrieved
Ekonomi Islam, 3(1). from http://www.tourism-review.com/
Pindyck, R. S. D., & Rubinfeld, L. (2014). Mikro indonesia-launches-sharia-tourism-
Ekonomi. Jakarta: Erlangga. projects-news3638.
Siagian, S. P. (1995). Teori Motivasi dan Widagdyo, K. G. (2015). Analisis Pasar
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Pariwisata Halal Indonesia, The Journal of
Syafiqry, R. (2019). Upaya Indonesia Tauhidinomics, 1(1), 73-80.
Menjadikan Lombok Sebagai Destinasi Suherlan, A. (2015). Persepsi Masyarakat
Pariwisata Halal Unggulan di Dunia. Jakarta Terhadap Islamic Tourism. The
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 7(1). Journal of Tauhidinomics, 1(1), 61–72.
Rahmat, J. (1996), Psikologi Komunikasi. Suryani, T. (2008). Perilaku Konsumen: Implikasi
Bandung: PT Remaja Rosda Karya. pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta:
Ramadhany, F., & Ridlwan, A. A. (2018). Graha Ilmu.
Implikasi Pariwisata Syariah terhadap Wibowo, (2018). Perilaku dalam Organisasi.
Peningkatan Pendapatan dan Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai