SRI MARYATI
Andalas University
E-mail: srimaryati@eb.unand.ac.id
Abstract
Halal tourism is tourism that puts forward the values and norms of Islamic Sharia as a basic foundation. As
a new concept in the tourism industry, halal tourism requires efforts and development strategies as well as a
comprehensive understanding of how to accommodate Islamic values in tourism activities. This study aims
to see how the perception of tourist visitors in the city of Padang, one of the National Priority Halal
destinations. This research is a descriptive study with a survey method conducted on 100 respondents chosen
randomly in Padang destinations and tourist attractions. The halal tourism dimension is adapted from
indicators applied by the Global Muslim Travel Index (GMTI).
Prioritas Nasional yang mengacu pada daerah untuk menjadi destinasi wisata halal
standar GMTI (Global Muslim Travel Index), telah membuahkan hasil. Keberhasilan ini
yaitu: Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, akan semakin penting bagi pengembangan
Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa wisata halal dimasa yang akan dengan
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang semakin meningkatnya tingkat kunjungan
Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan wisata halal. Untuk itu diperlukan kajaian
(Makassar dan sekitarnya). yang fokus pada para pengunjung terhadap
Upaya pengembangan pariwisata halal wisata halal. Studi ini akan mengkaji tentang
Indonesia telah menjadikan Indonesia sebagai bagaimana persepsi pengunjung wisata
destinasi wisata halal terbaik dunia, hal ini terhadap wisata halal di Kota Padang sebagai
ditunjukkan oleh hasil yang dicapai dari salah satu destinasi wisata halal utama di
penilaian GMTI dimana Indonesia tercatat Sumatera Barat, dengan menggunakan
mengalami peningkatan secara berjenjang dari indikator yang diadobsi dari GMTI (The Global
ranking 6 di tahun 2015, ranking 4 di tahun Muslim Travel Index).
2016, ranking 3 di tahun 2017, ranking 2 di METODE PENELITIAN
ranking 2018, akhirnya menduduki peringkat Jenis penelitian ini adalah penelitian
1 GMTI pada 2019 (Setkab.go.id, 2019). deskriptif, merupakan kajian yang
Sejak Tahun 2016, Provinsi Sumatera menganalisis dan menggambarkan kondisi
Barat telah berhasil meraih prestasi dalam dari objek penelitian. Selanjutnya, variabel
Anugerah Pariwisata Halal Terbaik 2016. penelitian akan dianalisis dengan prosedur
Sumatera Barat berhasil memenangkan empat statistik, untuk membuktikan hipotesis dan
kategori, yakni untuk Biro Perjalanan Wisata mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini
Halal Terbaik, Destinasi Wisata Halal Terbaik, dilakukan di kota Padang pada bulan
Restoran Halal Terbaik, dan Destinasi Kuliner Oktober-November 2019, dengan memilih
Terbaik. Penghargaan sebagai restoran halal tempat kunjungan wisata utama di kota ini,
terbaik diraih oleh Rumah makan Lamun yang mencakup wisata alam, wisata bahari,
Ombak sedangkan Biro perjalalan wisata halal wisata sejarah, wisata budaya, wisata belanja
terbaik dimenangkan oleh Ero Travel, dan wisata kuliner.
keduanya berlokasi di kota Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah
Prestasi ini memperlihatkan bahwa semua pengunjung atau wisatawan yang
berbagai upaya dan kebijakan yang telah berkunjung ke destinasi wisata di kota
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun Padang, sebagai pedoman untuk menentukan
Persepsi terhadap Wisata Halal (Sri Maryati) ֎ 119
jumlah sampel, maka jumlah populasi responden memiliki pekerjaan. Hal ini
berpedoman pada data BPS kota Padang dilakukan agar resonden terpilih benar-benar
tentang jumlah kunjungan wisata. Adapun memiliki kemampuan secara ekonomi untuk
jumlah kunjungan wisata pada tahun 2018 berwisata, dan memiliki kekuatan untuk
adalah 5.147.635 orang wisatawan. Sampel memutuskan dan memilih tempat wisata yang
dalam studi ini adalah pengunjung atau akan dikunjungi. Selanjutnya dari data yang
wisatawan yang sedang melakukan diperoleh dilakukan analisis dengan
kunjungan wisata di kota Padang, baik yang pendekatan statistik deskriptif untuk
berasal dari dalam maupun luar kota Padang, menganalisis persepsi wisatawan terhadap
dengan kriteria sampel adalah pengungjung wisata halal di kota Padang.
yang sudah bekerja. Adapun jumlah sampel Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
ditentukan dengan rumus Slovin: Data
n=N/(1+Ne^2 ) Data yang digunakan dalam penelitian ini
Dimana : adalah data primer dan data sekunder. Data
N = Jumlah populasi primer diperoleh dari studi lapangan dengan
n = jumlah sampel melakukan wawancara menggunakan
e = derajat kesalahan kuisioner dengan responden terpilih.
Dengan menggunakan tingkat kesalahan Pemilihan responden untuk wawancara
10%, dan berpedomen pada jumlah dilakukan di lokasi wisata yang dikunjungi,
kunjungan wisata kota padang tahun 2018, dengan memperhatikan kriteria resnponden
maka jumlah sampel adalah: adalah wisatawan yang memiliki pekerjaan
5.147.635 dan pendapatan.
𝑛=
1 + (5.147.635 x 0,1 ) Sedangkan data sekunder bersumber dari
n = 99,9987
publikasi BPS dan lembaga terkait lainnya
Dari penghitungan di atas, maka jumlah
serta literatur pendukung, yang akan
sampel dalam penelitian ini ditetapkan 100
digunakan untuk melakukan kajian awal
orang ressponden.
studi ini. Data yang diperoleh di lapangan
Untuk mendapatkan data, dilakukan
selanjutnya ditabulasikan sesuai dengan
studi lapangan dengan melakukan
kategori GMTI yang mencakup ACES. yakni:
wawancara menggunakan kuisioner terhadap
kelompok Access, Communication, Environment,
responden terpilih. Pemilihan responden
dan Services.
dilakukan secara acak dengan kriteria bahwa
120 ֎ Maqdis : Jurnal Kajian Ekonomi Islam - Volume 4, Nomor 2, Juli – Desember 2019
Gambar 3. Pengunjung
ng Wisata Berdasarkan
Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan
Oleh sebab itu pengembangan wisata halal banyak yang berasal dari wilayah kota
tidak hanya memperhatikan daya tarik wisata Padang, maka meskipun tingkat
aspek syariah yang dibutuhkan untuk menjadi mereka tetap dapat melakukan aktivitas
wisata halal yang memiliki daya saing tinggi. wisata di sekitar kota Padang. Dari gambaran
74% pengunjung wisata di kota Padang ini tercermin bahwa biaya wisata di Kota
berdomisili di luar kota Padang, baik Padang terhangkau oleh masyarakat yang
kota/kabupaten di wilayah Sumatera Barat, berpendapatan di bawah UMP.
maupun dari provinsi tetangga seperti Riau Selanjutnya, jika dilihat da
dari tingkat
dana Jambi. Sedangkan intensitas kunjungan pengeluaran masyarakat untuk melakukan
rata-rata
rata sebulan ke onjek wisata kota Padang aktivitas wisata, 90% pengunjung
pada umumnya 2 kali. Kondisi ini mengeluarkan dana ≤ Rp 2 juta setiap
memperlihatkan bahwa daya
ya tarik wisata kota
tahunnya. Pengeluaran ini merupakan
Padang mampu menarik wisatawan domestik.
pengeluaran untuk wisata keluarga.
Tentuna perlu upaya agar wisat
wisatawan manca
negara juga semakin tertarik untuk berkunjung
ke koat Padang.
di kota padang khususnya dan Sumatera wisata yang disediakan. Kondisi ini
Barat pada umumnya. mengindikasikan bahwa faktor lingkungan ini
Tabel 6. Sumber Informasi Tentang Wista perlu ditingkatkan, baik dari aspek kualitas
Halal
maupun kuantitasnya.
SOURCE OF INFORMATION % Dari sisi, kualitas aspek wisata halal,
GOVERNMENT 9
semua aspek juga memiliki gap yang negatif,
PRINTED MEDIA 17
ELECTRONIC MEDIA 31 dengan niali yang lebih besar dibandingkan
SOCIAL MEDIA 39
gap indikator GMTI, hal ini mengindikasikan
OTHERS 4
bahwa harapan masyarakat untuk
Selanjutnya, dari hasil studi ini juga
ketersediaan pariwisata halal yang sesuai
ditemukan adanya gap (kesenjangan) antara
syariah Islam sangat tinggi. Untuk itu, perlu
persepsi tentang apa yang ditemukan dengan
upaya perbaikan di masa mendatang.
yang diharapkan oleh para pengunjung
Gap terbesar terjadi pada aspek
wisata pada destinasi dan objek serta produk
akomodasi, kondisi ini mencerminkan bahwa
wisata halal di kota Padang.
untuk meningkatkan tingkat hunian
Tabel 7. Persepsi terhadap Wisata Halal Kota
Padang akomodasi wisata halal, masih diperlukan
perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan
syariah islam, menyangkut aspek, makan dan
minum.
Temuan ini sesuai dengan penialain yang
dilakukan oleh Dinar Standard and Crescent
rating, 2015,dimana aspek makanan halal
Dilihat dari indikator GMTI, semua menjadi faktor utama yang mempengaruhi
indikator memiliki gap yang negarif, artinya pengunjung wisata halal. Hal ini disebabkan
kota Padang masih harus berbenah diri untuk pemahaman masyarakat masih sangat fokus
meningkatkan kualitas wisata halal agar lebih pada aspek halal dalam makanan dan
menarik bagi wisatawan. minuman.
Adapun gap tertinggi terjadi pada aspek KESIMPULAN
lingkungan, dimana dalam indikator ini Dari hasil studi ini dapat dikatakan bahwa
mencakup aspek kenyamanan dan keamanan kota Padang memiliki daya tarik wisata halal,
berwisata. Serta aspek kebersihan, baik baik dilihat dari indikator GMTI maupun
destinasi, lingkungan sekitar maupun fasilitas aspek wisata halal, akan tetapi masih perlu
Persepsi terhadap Wisata Halal (Sri Maryati) ֎ 127
ditingkatkan agar wisata halal kota Padang Basuki, A. (2016). Kebijakan Pembangunan
yang sangta beragam semakin memiliki daya Kepariwisataan. Malang: Intrans Publishing.
tarik, bagi bagi wisatawan domestik maupun Battour, M., & Ismail, M. N. (2014).
Sebagi ibukota Provinsi yang memiliki Tourism Market. Islamic Tourism Journal,
kota lainnya di wilayah Sumatera Barat, kota Chookaew, S. (2015). Increasing Halal
Padang harus mampu menjadi Icon wisata Tourism Potential at Andaman Gulf in
Pemahaman tentang wisata halal juga Economics, Business and Management, 739-
usha wisat di kota Padang, hal ini penting Fitrianto. (2019). Pengembangan Ekonomi
untuk meningkatkan pelayanan terhadap para Indonesia Berbasis Wisata Halal, Jurnal
penunjung wisata, dan meberikan kesan serta Bisnis dan Manajemen Islam, 7(1).
pengalaman wisata yang baik, sehingga akan Jaelani, A. (2017). Industri Wisata Halal di
promosi di daerah asal mereka. Jafari, J., & Scott, N. (2014). Muslim World and
Its Tourisms. Annuals of Tourism Research.
128 ֎ Maqdis : Jurnal Kajian Ekonomi Islam - Volume 4, Nomor 2, Juli – Desember 2019