Anda di halaman 1dari 7

Arya Bhagavati Prajñā Pāramitā Hṛdaya Sūtram

vistaramātṛkā
diterjemahkan oleh Vimala Mitra
Namaḥ Sarvajñāya

Demikianlah telah Ku dengar, sang Bhagavan sedang tinggal berdiam di puncak gunung
Grdhrakuta bersama dengan Nya ada para Bhiksu-sangha yang berjumlah besar dan para
Bodhisattva-sangha yang berjumlah besar.

Pada saat itu, sang Bhagavan memasuki „Samadhi‟ yang bernama „Gambhiravasambodham
(„Kesadaran Dari Yang Mendalam‟)‟. Pada saat yang sama itu juga (tena ca samayena), sang
Arya Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattva melihat kedalam penerapan ini secara mendalam,
penerapan dari Kesempurnaan Kebijaksanaan Sejati (Prajna-paramita).

Dalam pengamatan bathinNya, Beliau melihat dengan jelas, bahwa lima kelompok kegemaran
(Panca-Skhanda) itu sebenarnya adalah kosong (Sunyata) di dalam sifat alaminya. Dengan
pencapaian samadhiNya ini, maka sang Avalokitesvara telah terbebas dari segala sumber
sengsara dan derita.

Dan kemudian, melalui kekuatan dari sang Buddha (buddhānubhāvena), Bhiksu yang lebih
muda yang bernama Sariputra berbalik dan bertanya kepada Avalokitesvara Bodhisattva : “Jika
setiap putra yang baik (kulaputra) atau putri yang baik (kuladuhita) dari keluarga mulia berharap
untuk mengikuti latihan penerapan yang mendalam dari Prajna-paramita, apa yang akan harus
mereka lakukan?”

Inilah kemudian jawaban sang Avalokitesvara Bodhisattva kepada Bhiksu yang berusia lebih
muda yang bernama Shariputra : “Ini, Shari putra, adalah apa yang setiap putra yang baik
(kulaputra) atau putri yang baik (kuladuhita) dari keluarga mulia harus lihat, yang berharap untuk
mengikuti latihan penerapan yang mendalam dari Prajna-paramita. ”

“Lihatlah pertama kali Kelima Kelompok Kegemaran (Panca Skandha) sebagai Kekosongan dari
intisari pokok dari mereka sendiri.”

“Sariputra, „wujud (rupa)‟ tidak bedanya dengan kosong (sunyata), dan kosong (sunyata) juga
tidak berbeda dengan wujud (rupa). Maka wujud pada hakekatnya adalah kosong dan kosong
adalah wujud. Demikian pula halnya dengan „perasaan (vedana)‟ Anda, kemampuan „tanggapan
penglihatan (samjna)‟ Anda untuk membedakan antara sesuatu, dan „hasrat keinginan
(samskara)‟ yang menyenangkan Anda, dan semua jenis yang berbeda dari „kesadaran
(vijnana)‟ yang Anda miliki.”

“Dan jadi Kita dapat katakan, Sariputra, kekosongan dari semua gejala kejadian (sarvadharmāḥ)
tidak memiliki ciri sifat dari mereka sendiri, tidak terlahirkan (anutpanna), tidak termusnahkan
(aniruddha), tidak ternoda (amala), tidak bersih (na vimala), tidak berkurang, ataupun tidak
bertambah.”
“Dan jadi Kita dapat katakan, Sariputra, dengan kekosongan maka tiada wujud, tiada perasaan,
tiada kemampuan pikiran untuk membedakan, tiada keinginan yang menyenangkan Anda, dan
tiada kesadaran.”

“Tiada mata (cakṣu), tiada telinga (śrotraṁ), tiada hidung (ghrāṇaṁ), tiada lidah (jihvā), tiada
tubuh (kāyo), tiada pikiran (mano); tiada wujud yang dilihat, tiada suara yang didengar, tiada bau
yang dicium, tiada rasa yang dirasa, tiada sentuhan yang disentuh dan tiada pikiran yang
dipikirkan.”

“Tiada bagian dari Anda yang melihat. Tiada bagian dari Anda yang menyadari apa yang Anda
lihat; dan demikian pula sepenuhnya sampai bagian dari Anda yang berpikir, dan bagian dari
Anda yang menyadari bahwa Anda sedang berpikir.”

“Tiada 'kebodohan' (avidya) maupun tiada 'akhir kebodohan'; demikian pula sepenuhnya sampai
usia tua dan kematian, dan tiada „akhir dari usia tua dan kematian'. “

Tiada 'penderitaan (Dukha)', tiada sumber lautan derita (samudaya) ini, tiada pelenyapan derita
(Nirodha) ini, dan tiada jalan kebenaran (Marga) untuk menghentikan penderitaan ini.”

“Tiada pengetahuan, tiada apapun yang dicapai, dan tiada apapun yang tidak dicapai. Karena
demikian, Shariputra, Bodhisattva tiada memiliki apapun untuk dicapai, dan dikarenakan oleh ini,
Bodhisattva mampu berlatih penerapan „Kesempurnaan Kebijaksanaan Sejati (Prajna-
paramita)‟, dan tinggal berdiam didalam Prajnaparamita ini. Ini membebaskan Mereka dari
setiap halangan dalam pikiran Mereka, dan ini membebaskan Mereka dari semua ketakutan.
Mereka melampaui semua cara berpikir yang salah dan mencapai tujuan akhir dari Nirvana.”

Semua Budha (sarvabuddhāḥ) dari tiga masa, masa lampau, sekarang, dan masa depan
(tryadhvavyavasthitāḥ) membina Prajna-paramita untuk mencapai Penerangan Sempurna
Kesadaran Buddha Sejati Tertinggi Yang Tiada Tanding (anuttarāṁ samyaksaṁbodhim
abhisaṁbuddhāḥ).

Jadi ini adalah Mantra Suci yang dikenal sebagai Prajñāpāramitāmahāmantraḥ, Mantra
pengetahuan besar (Mahavidyamantrah), Mantra tiada tandingan (anuttaramantraḥ) , Mantra
yang sebanding dengan yang melampaui semua perbandingan (asamasamamantraḥ) , Mantra
yang mengakhiri semua bentuk dari penderitaan (sarvaduḥkhapraśamanamantraḥ) , Mantra
yang Anda harus ketahui yang benar, untuk yang salah itu tidak ada, Mantra dari
Kesempurnaan Kebijaksanaan Sejati, yang disini Saya ucapkan untuk Anda, yakni (tadyathā) :

gate gate pāragate pārasaṁgate bodhi svāhā


(Pergi, Pergi, Pergi Melampaui, Pergi Sepenuhnya Melampaui, Bangkit, Serukan)

Dan jadi, Shariputra, Bodhisattva harus melatih diri Mereka sendiri didalam yang mendalam dari
Kesempurnaan Kebijaksanaan Sejati (gambhīrāyāṁ prajñāpāramitāyāṁ caryāyāṁ).
Dengan ini, sang Bhagavan Sakyamuni bangkit dari keadaan yang mendalam dari Samadhi Nya
(tasmātsamādhervyutthāya).

Dia berbalik ke Avalokitesvara Bodhisattva dan membenarkan Kata-Kata Nya (sādhukāramadāt)


: Sangat Baik, Sangat Baik, Putra Yang Baik (sādhu sādhu kulaputra).

Demikianlah itu (evametat), Putra yang baik dari keluarga mulia, Demikianlah itu. Orang harus
mengikuti yang mendalam dari kesempurnaan kebijaksanaan sejati (gambhīrāyāṁ
prajñāpāramitāyāṁ) seperti yang telah Anda ajarkan. Setiap dari para Tathagata bergembira
dalam Kata-Kata Anda seperti Saya bergembira.

Dan ketika sang Bhagavan telah mengucapkan demikian , Ananda dan Shariputra bergembira,
Avalokitesvara Bodhisattva juga bergembira, dan semua yang ada di dalam perkumpulan
persamuan majelis (sarvāvatī pariṣat) bersama-sama dengan dewa, manusia, asura, gandharva
juga ikut bergembira. Semuanya menyanyikan pujian mereka kepada apa yang sang Bhagavati
telah ucapkan.

Demikianlah Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan Sejati sempurna.


( iti prajñāpāramitāhṛdayasūtraṁ samāptam)

Anda mungkin juga menyukai