Anda di halaman 1dari 1

MULAPARIYAYA SUTTA

Sumber : Sutta Pitaka Majjhima Nikaya I, Oleh : Tim Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit Hanuman Sakti, Jakarta, 1996 Demikianlah saya dengar: Pada suatu ketika Sang Bhagava berada di bawah pohon Sala-raja, di hutan Subhaga, Ukkhattha. Di tempat itu Sang Bhagava berkata kepada para bhikkhu: Para bhikkhu. Bhante, jawab para bhikkhu. Sang Bhagava berkata: Para bhikkhu, saya akan mengajarkan dasar metode (mulapariyaya) semua dhamma, dengarkan, perhatikan dengan seksama, saya akan bicara. Ya, bhante, jawab para bhikkhu menyetujuinya. Sang Bhagava berkata: Para bhikkhu, dalam hal orang awam (puthujjana) yang tidak memperdulikan (assutava) para ariya, tidak melihat (adassavi) ariyadhamma, tidak mengetahui (akovido) ariyadhamma, tidak terlatih dalam ariyadhamma, tidak melihat orang-orang suci (sapurisa), tidak mengetahui dhamma orang-orang suci, tidak terlatih dalam dhamma orangorang suci, namun mengetahui (sanjanati) pathavi (padat) sebagai pathavi. Setelah mengetahui pathavi sebagai pathavi, ia berpikir tentang pathavi; ia memikirkan (dirinya) berhubungan dengan pathavi; ia memikirkan (dirinya) sebagai pathavi; ia berpikir bahwa pathavi milikku, ia gembira dalam pathavi. Mengapa begitu? Saya nyatakan bahwa hal itu ia tidak mengerti dengan baik. Ia mengetahui apo (cairan) sebagai apo, setelah mengetahui apo sebagai apo, ia berpikir tentang apo; ia memikirkan (dirinya) berhubungan dengan apo; ia memikirkan (dirinya) sebagai apo; ia berpikir apo milikku, ia gembira dalam apo. Mengapa begitu? Saya nyatakan bahwa hal itu ia tidak mengerti dengan baik. Ia mengetahui tejo (panas) sebagai tejo, setelah mengetahui tejo sebagai tejo, ia berpikir tentang tejo; ia memikirkan (dirinya) sebagai tejo, vayo (angin) bhuta (makhluk) deva (dewa) Pajapati Brahma (Dewa Brahma) Abhassara (Brahma Abhassara) Subhakinna (Brahma Subhakinna) Vehapphala (Brahma Vehapphala) Abhibhu (Abhibhu-brahma Asannasatta) Akasanancayatana.. Vinnanan-cayatana Nevasannanasannayatana dittha (pandangan atau dilihat) suta (didengar) muta (dirasakan) vinnata (diketahui) ekatta (persatuan) nanatta (perbedaan) sabba (universal) nibbana sebagai nibbana, setelah mengetahui nibbana sebagai nibbana, ia berpikir tentang nibbana; ia memikirkan (dirinya) berhubungan dengan nibbana; ia memikirkan dirinya sebagai nibbana; ia berpikir nibbana milikku, ia gembira dalam nibbana. Mengapa begitu? Saya nyatakan bahwa hal itu ia tidak mengerti dengan baik. Para bhikkhu, bagaimana pun seorang bhikkkhu siswa (sekha), yang belum mencapai kesempurnaan (appattamanasa), yang masih berusaha untuk mencapai pembebasan tertinggi (anuttara) dari ikatan, mengerti dengan baik tentang pathavi sebagai pathavi; karena mengetahui dengan baik tentang pathavi sebagai pathavi, maka ia tidak memikirkan tentang pathavi, ia tidak memikirkan (dirinya) berhubungan dengan pathavi; ia tidak memikirkan dirinya sebagai pathavi; ia tidak berpikir pathavi milikku, ia tidak gembira dalam pathavi. Mengapa begitu? Saya nyatakan bahwa hal itu ia telah mengerti dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai