Anda di halaman 1dari 7

DHAJAGGA SUTTA

Demikianlah yang telah kudengar.


Pada suatu waktu Yang Terberkahi berdiam di Vihara Anathapindika
di Taman Jeta dekat Savatthi.

Disana Yang Terberkahi berkata kepada para Bhikkhu,"Para Bhikkhu"


dan mereka menjawab, "Ya, Bhante", kepada Yang Terberkahi.
Yang Terberkahi berbicara sebagai berikut:
"Para Bhikkhu, dahulu kala, ada sebuah perperangan antara para Dewa dan para Asura.
Maka Sakka, Raja para Dewa, berkata pada para Dewa di Tavatimsa.
Jika dalam dirimu ketika ikut serta dalam peperangan muncul rasa takut, bergetar atau ngeri
(bulu kuduk meremang), cukup lihat saja puncak benderaku, dan mereka yang melihat puncak
benderaku,
rasa takut, bergetar atau ngeri yang dapat muncul akan menghilang.

Jika terjadi kau tidak melihat puncak benderaku,


maka lihatlah puncak bendera Jendral Pajapati,
dan mereka yang melihat puncak bendera Jendral Pajapati,
rasa takut, bergetar atau ngeri yang dapat muncul akan menghilang.

Jika terjadi kau tidak melihat bendera Jendral Pajapati,


maka lihatlah puncak bendera Jendral Varuna,
dan mereka yang melihat puncak bendera Jendral Varuna,
rasa takut, bergetar atau ngeri yang dapat muncul akan menghilang.

Jika terjadi kau tidak melihat bendera Jendral Varuna,


maka lihatlah puncak bendera Jendral Isana,
dan mereka yang melihat puncak bendera Jendral Isana,
rasa takut, bergetar atau ngeri yang dapat muncul akan menghilang.

Sekarang, oh para Bhikkhu, dalam mereka yang melihat puncak bendera Sakka raja para Dewa,
atau bendera-bendera para Jendralnya, Pajapati, Varuna atau Isana,
rasa takut apapun, bergetar atau ngeri yang dapat muncul mungkin atau tidak mungkin hilang.

Mengapa demikian? Karena Sakka, raja para Dewa,


oh para Bhikkhu, belum terbebas dari nafsu, belum terbebas dari keinginan jahat,
dan belum terbebas dari ketidaktahuan;
ia menjadi subjek rasa bergetar, subjek rasa ngeri, dan subjek untuk melarikan diri.
Namun Aku katakan ini padamu; jika, oh para Bhikkhu,
ketika kau pergi kedalam sebuah hutan,
kekaki sebuah pohon atau kesebuah tempat yang sunyi,
dan jika rasa takut, bergetar atau kengerian muncul dalam dirimu,
pada waktu itu hanya ingatlah pada diriku (sebagai berikut):

'Karena itulah Sang Bhagava, Beliau adalah Yang mahasuci,


Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna,
Sempurna Pengetahuan serta Tindak Tanduknya,
Sempurna Menempuh Jalan ke Nibbana, Pengetahuan Segenap Alam,
Pembimbing Manusia Yang Tiada Taranya, Guru para Dewa dan Manusia,
Yang Sadar, Yang Patut Dimuliakan'.

Bagi kalian, oh para Bhikhhu yang mengingatku,


rasa takut atau kengerian apapun yang dapat muncul akan menghilang.

Jika kau tidak ingat padaku, maka ingatlah pada Dhamma (sebagai berikut):

Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagava,


terlihat amat jelas, tidak berselang waktu, Mengundang untuk dibuktikan,
patut diselami ke dalam batin, dan direalisasi oleh para bijaksana
dalam batin masing-masing.

Bagi kalian, oh para Bhikkhu yang mengingat Dhamma,


rasa takut atau kengerian apapun yang dapat muncul akan menghilang.

Jika kau tidak ingat pada Dhamma, maka ingatlah pada Sangha (sebagai berikut):

Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak baik,


Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak lurus,
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak benar,
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak patut.
Sangha siswa Yang Terberkahi yang terdiri dari empat pasang makhluk,
delapan jenis individu, Itulah Sangha siswa Sang Bhagava;
Layak menerima persembahan, layak menerima penyambutan,
layal menerima penawaran, layak menerima penghormatan dan
merupakan ladang menanam jasa yang tiada taranya bagi dunia.

Bagi kalian, oh para Bhikkhu yang mengingat Sangha,


rasa takut atau kengerian apapun yang dapat muncul akan menghilang.
Mengapa demikian? Karena, oh para Bhikkhu, Tathagata yang patut dan tercerahkan sepenuhnya,
terbebas dari nafsu, terbebas dari keinginan jahat, terbebas dari ketidaktahuan;
ia tidak memiliki rasa takut, tanpa rasa bergetar, tanpa rasa ngeri dan tidak melarikan diri.

Inilah yang dikatakan Yang Terberkahi.


Yang Ulung, Sang Guru, setelah mengatakan ini, lebih lanjut berbicara hal ini:

Oh Para Bhikkhu, ketika di dalam sebuah hutan atau di kaki sebuah pohon
atau ditempat yang sunyi, ingatlah Yang Tercerahkan.
Tak ada ketakutan yang muncul dalam dirimu.

Jika kamu tidak mengingat Sang Buddha, Pemimpin Dunia,


Pemimpin Manusia, kemudian ingatlah Dhamma yang memimpin ke arah
pembebasan dan telah diajarkan dengan baik.

Jika kamu tidak ingat kepada Dhamma yang memimpin kearah pembebasan
dan telah diajarkan dengan baik, maka ingatlah pada Sangha,
ladang menanam jasa yang tiada taranya.

Demikianlah, oh para Bhikkhu, bagi kalian yang mengingat Buddha, Dhamma, dan Sangha,
ketakutan, kegentaran atau kengerian tidak akan pernah muncul.

Chatta Manawaka Story

1. During Lord Buddha’s time there was a kid


named “Chatta Manawaka” who was intelligent
and very good at learning. He completed all
his studies quite earlier than others.
2. Those days they paid the fees for their teacher
after completing their studies.
3. Chatta too made his fees ready for paying his
teacher and left for his teachers place on foot
through a foot trail in the jungle.
4. The all seeing, immeasurably kind our lord
Buddha saw through his devine eyes, that
Chatta was going through the Jungle and also he
will soon run into a great trouble that nobody
can avoid.
5. Out of compassion for him, our lord Buddha
appeared in front of him.
6. As soon as Chatta saw the Lord Buddha he
quickly recognized him. He was so happy to see
him there.
7. Lord Buddha talked to Chatta and spoke with
him.
8. Before this meeting Chatta has never taken
refuge in the Triple Gem. Our Lord Buddha
explained Chatta the importance of going for
refuge in the Triple Gem
9. Chatta was very clever and intelligent. He
quickly understood the benefit of going for
refuge in the Triple Gem so He soon took refuge
in the Triple Gem.
10. After that, Lord Buddha told him the five
precepts explaining one by one.
Chatta Manawaka Story
2|Page
1) Panatipata veramani sikkhapadam
samadiyami
I will not kill or destroy living beings.
2) Adinnadana veramani sikkhapadam
samadiyami
I will not take that which is not given.
3) Kamesu micchacara veramani
sikkhapadam samadiyami
I will refrain from sexual misconduct.
4) Musavada veramani sikkhapadam
samadiyami
I will not lie or make false speech.
5) Suramerayamajja pamadatthana
veramani sikkhapadam samadiyami
I will not take intoxicating drinks and
drugs that lead to carelessness.
11. After hearing all this, Chatta was very happy and he worshipped the Lord
Buddha from his
whole heart and mind. He also, took refuge in the Tripple Gems from his
whole heart and
mind. He promised that he will keep to the five precepts all his life.
12. After that, our Lord Buddha taught him three more magnificent Gatha’s
(verses) like this,

(1) Yo vandatam pavaro manujesu


Sakyamuni bhagava katakichcho
Para gato bala viriya samangi
Tam suga-tam saranttamupemi

"Who is the Greatest Speaker with humen?


The Sage of Sakya, the Holy one, whose task is done,
Gone beyond, having all the powers and courage,
O’ the well gone one, for whom I go for Refuge.

(2) Raga viraga maneja masokan


Dhamma masamkhata mappatikulam
Madura mi mam pagunam suvibhattam
Dhamma mimam saranatthamupemi

"Free from lust, free from craving, free from sorrow,


Free from disgust, Unconditioned is this Dhamma,
Well explained, perfectly attainable,
For this Dhamma Sweet and noble, happily I go for Refuge!"

(3) Yattha ca dinna mahapphala mahu


Catusu sucisu purisa yugesu
Attha ca puggala dhamma dasate
Sangha mimam sarantthamupemi

"Whatever given bears great fruit, it is said,


to the four pure Pairs of Persons;
and these Eight people who have realized the Truth;
To this very Sangha I go for Refuge!"
13. After listening to these 3 Gatha’s (verses) he
memorized them very well. He then
continued to start walking towards his
teacher’s place like before.
14. When he was walking like that he was caught
by a group of violent and roudy thieves.
15. They started troubling him and then hit
Chatta with clubs to get the money from him.
16. Chatta was hit in the head and because of
that he died right there.
17. Although he was hit badly by the thieves
Chatta was still thinking about the Lord
Buddha and his sayings. About the greatness
of the Dhama and Sangha and of the five
precepts. So, he didn’t have any anger
towards the thieves.
18. Even he was hit to death by these thieves he
died peacefully in his mind thinking about all
the goodness of the Lord Buddha, the
Dhamma, the Sangha and the Five Precepts.
19. Therefore, as soon as he left his body he was
born in a Heaven called “Thawathimsa” as a
beautiful and handsome deity prince (or a
god). He got a glorious heavenly mansion and all the luxury with beautiful
servants around
him.
Chatta Manawaka Story
4|Page
20. Chatta got all this goodness because of
the very short time he took refuge in the
Triple Gem and keeping to the five
precepts.
21. Chatta, Soon came back to see the Lord
Buddha out of gratitude and told him
“Oh my Lord the well gone one, the
perfect one, I took refuge in the Triple
Gem only for a very short time and I kept
the five precepts only for a short time
but, I have got all this luxury and
goodness in the “Thawathimsa” heaven
because of that”. So, no need to talk
about what someone will get if he do the
same thing for even a longer time.
22. Therefore dear kids, you should from
now on should take refuge in the Triple
Gem and keep to the five precepts whole
heartedly, if you want goodness in your
life

Anda mungkin juga menyukai