Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No.

2 Desember 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DAN SIKAP INOVASI


TERHADAP HASIL BELAJAR PERENCANAAN
PEMBELAJARAN DENGAN HOTS

R. Mursid1, Abdul hasan Saragih2, Naeklan Simbolon3


Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan
mursid.tp@gmail.com1, ahasansaragih@gmail.com2

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar perencanaan pengajaran
dengan HOTS lebih tinggi bila diajar dengan menggunakan web online dan dengan Komputer
offline, perencanaan pengajaran dengan HOTS mahasiswa lebih tinggi bila memiliki sikap inovatif
positif lebih tinggi dibandingkan sikap inovatif negatif dan untuk mengetahui interaksi antara
media pembelajaran berbasis TIK dengan sikap inovatif mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan
pada mahasiswa yang mengambil matakuliah perencanaan pembelajaran purposive random
sampling. Metode penelitian adalah kuasi eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Uji statistik
yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan dilanjutkan dengan statistik
inferensial dengan menggunakan ANAVA dua jalur dengan taraf signifikan α = 0,05 yang
dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) hasil belajar
perencanaan pengajaran dengan media pembelajaran berbasis web online lebih tinggi
dibandingkan dengan TIK offline; (2) Hasil belajar perencanaan pengajaran yang memiliki sikap
inovatif positif lebih tinggi daripada sikap inovatif negatif; dan terdapat interaksi antara media
pembelajaran berbasis TIK dengan sikap inovatif terhadap hasil belajar perencanaan pengajaran.

Kata Kunci: media pembelajaran berbasis TIK, sikap inovasi, perencanaan pembelajaran HOTS

Abstract: This study aims to determine whether the results of learning planning of teaching with
HOTS higher when taught by using online web and with offline computer, teaching planning with
HOTS students higher when having positive innovative attitude is higher than negative innovative
attitude and to know the interaction between learning media based on ICT with students' innovative
attitude. This research is conducted on students who take course of purposive random sampling
learning. The research method is quasi experiment with 2 x 2 factorial design. Statistical test used
is descriptive statistic to present the data and continued with inferential statistic by using two way
ANOVA with significant level α = 0,05 followed by Scheffe test. The results of this study indicate
that; (1) the learning result of teaching planning with online web-based learning media is higher
than offline ICT; (2) Learning planning outcomes that have positive innovative attitudes are higher
than negative innovative attitudes; and there is an interaction between ICT-based learning media
with innovative attitudes toward learning learning planning outcomes.

Keywords: ICT-based learning media, innovation attitude, HOTS learning plan

PENDAHULUAN based society). Orang yang menguasai


Dalam era informasi, kecanggihan pengetahuan akan mampu bersaing dalam era
teknologi informasi dan komunikasi telah global. Oleh karena itu, setiap negara berlomba
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi untuk mengintegrasikan ICT dalam semua
yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,
dan waktu (Dryden & Voss, 1999). Berbeda untuk membangun dan membudayakan
dengan era agraris dan industri, kemajuan suatu masyarakat berbasis pengetahuan agar dapat
bangsa dalam era informasi/ global sangat bersaing dalam era global.
tergantung pada kemampuan masyarakatnya Dale (1969) menjelaskan bahwa untuk
dalam memanfaatkan pengetahuan untuk menjamin bahwa sumber belajar yang
meningkatkan produktifitas. Karakteristik digunakan baik atau cocok untuk keperluan
masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah sebagaimana dikatakan di atas harus memenuhi
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge- tiga persyaratan sebagai berikut: (1) harus dapat
179
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 2 Desember 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

tersedia dengan cepat; (2) harus dapat menyimpan, memanipulasi, dan berbagai cara
memungkinkan siswa untuk memacu diri untuk menghasilkan informasi yang berkualitas,
sendiri; (3) harus bersifat individual, memenuhi yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat
kebutuhan siswa belajar mandiri. Sedangkan waktu, yang digunakan untuk keperluan
manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, pribadi, bisnis, dan pemerintahan yang
perangkat lunak dan bahan pembelajaran merupakan aspek strategis untuk pengambilan
menurut Dale (1969) dapat dikategorikan dalam keputusan.
empat jenis teknologi yaitu teknologi cetak, Sedangkan Munir (2008) membagi
teknologi audio-visual, teknologi komputer, teknologi informasi atas 6 (enam) bagian, yaitu:
dan teknologi terpadu. teknologi masukan (input technology),
Di dalam pembelajaran, kedudukan teknologi keluaran (output technology),
media menurut Rusman (2009:144) adalah teknologi perangkat lunak (software
sebagai sumber belajar yang dapat berfungsi technology), teknologi penyimpanan (storage
sebagai: (1) Total Teaching, sumber belajar technology), dan mesin pemrosesan (processing
atau media digunakan secara penuh dari awal machine) atau CPU. Sedangkan teknologi
hingga akhir proses pembelajaran, fungsi guru komunikasi adalah perangkat-perangkat
hanya fasilitator dalam pembelajaran di kelas teknologi yang terdiri dari hardware, software,
ataupun di luar kelas; (2) Major Resources, proses dan sistem, yang digunakan untuk
sumber belajar atau media yang digunakan membantu proses komunikasi yang bertujuan
sebagai sumber belajar utama/dominan dalam agar komunikasi berhasil (komunikatif).
proses pembelajaran. Posisi guru hanya Setelah beberapa penjelasan, dapat
memperjelas sumber atau media yang dikaitkan antara teknologi informasi dan
digunakan; dan (3) Suplement View, posisi teknologi komunikasi. Teknologi informasi
sumber dan media pembelajaran hanya sebagai menekankan pada pelaksanaan dan pemrosesan
pelengkap dalam proses pembelajaran, dimana data seperti mentransmisikan, menyimpan,
posisi guru lebih banyak sebagai sumber mengambil, memanipulasi atau menampilkan
informasi dan posisi sumber/media data dengan menggunakan perangkat-perangkat
pembelajaran hanya sebagai pelengkap saja. teknologi elektronik terutama komputer,
Menurut Gerlach & Ely (Arsyad, 2009: sedangkan teknologi komunikasi menekankan
12-14) ada tiga ciri media yang merupakan pada penggunaan perangkat teknologi
petunjuk mengapa media digunakan dan apa- elektronik dan lebih menekankan pada aspek
apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi,
mungkin guru tidak mampu (atau kurang sehingga data dan informasi yang diolah dengan
efisien) melakukannya, yaitu fikstif, teknologi informasi harus memenuhi kritera
manipulatif, dan distributif. Ciri fiksatif komunikasi yang efektif. Lebih jelasnya,
menggambarkan kemampuan media merekam, keterkaitan antara teknologi informasi dan
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi teknologi komunikasi adalah teknologi
suatu peristiwa atau objek. Objek dapat diurut informasi lebih kepada sistem pengolahan
dan disusun kembali dengan media seperti: informasi dan teknologi komunikasi berfungsi
fotografi, video tape, audio tape, disket untuk mengirimkan informasi (information
komputer, dan film. delivery). Oleh karena itu, teknologi informasi
Secara umum, Lucas (2000) menguraikan dan komunikasi (TIK) tidak identik dengan
definisi teknologi informasi, yang dijelaskan komputer tetapi juga dengan segala sesuatu
sebagai berikut: “Teknologi informasi adalah yang berupa software dan hardware yang dapat
segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk membantu manusia.
memproses dan mengirimkan informasi dalam Pembelajaran berbasis komputer
bentuk elektronis, mikro komputer, komputer merupakan program pembelajaran dengan
mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak menggunakan software komputer (CD
pemproses transaksi, perangkat lembar kerja pembelajaran) berupa program komputer yang
(worksheet), peralatan komunikasi dan jaringan berisi tentang muatan pembelajara meliputi:
merupakan contoh teknologi informasi”. judul, tujuan, materi pembelajaran, dan evaluasi
Sedangkan menurut Wardiana (2000:34) pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan apa
teknologi informasi adalah suatu teknologi yang yang dikemukakan oleh Heinich, Molenda, dan
digunakan untuk mengolah data, termasuk James D. Russel (1985:226) yang menyatakan
memproses, mendapatkan, menyusun, bahwa: “Computer system can delivery
180
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 2 Desember 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

instruction by allowing them to interact with mana pun di dalam internet (Vaughan,
the lesson programmed into the system; this is 2006:286). Dari pendapat para ahli dapat
refered to computer based instruction”. Sistem disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan
komputer dapat menyampaikan pembelajaran web dalam penelitian pengembangan ini
secara individual dan langsung kepada para merupakan suatu multimedia yang memuat
siswa dengan cara berinteraksi dengan mata berbagai dokumen dengan berbagai karakter
pelajaran yang diprogramkan ke dalam sistem (teks, audio, visual, animasi) yang terhubung
komputer, inilah yang disebut dengan media oleh jaringan internet dan dapat diakses secara
pembelajaran berbasis komputer. online.
World wide web atau disebut web atau Menurut AECT (1977) dalam Sadiman
www, merupakan multimedia yang berisi dan kawan-kawan (2007:19) media atau bahan
berbagai informasi yang bisa diakses melalui adalah perangkat lunak (software) berisi pesan
internet di mana dokumen-dokumen atau informasi pendidikan yang biasanya
hypermedia (file komputer) disimpan dan dapat disajikan dengan mempergunakan peralatan.
diambil melalui alamat yang telah ditata dan Peralatan atau perangkat keras (hardware)
ditentukan dengan cara unik. Web bukan hanya merupakan sarana untuk dapat menampilkan
sekedar menangani materi berbentuk teks, tetapi pesan yang terkandung pada media tersebut.
mampu menyimpan dan mengambil Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan
hypermedia – multimedia yang terdiri dari teks, diantara batasan tersebut yaitu bahwa media
grafik, audio, dan video. Lebih lanjut adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
diungkapkan, bahwa www merupakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
kumpulan komputer yang bertindak sebagai penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
server yang menyediakan berbagai isi informasi perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
(content server), pada www ini terdapat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses
dokumen-dokumen dalam format tertentu yang pembelajaran. Sedangkan Romiszowski (1993)
memungkinkan dokumen tersebut dilihat mengatakan media pembelajaran adalah:
sebagai teks, grafik, audio, dan juga “…..as the carries of massages, from some
dihubungkan dengan dokumen lainnya pada transmitting source (which may be a human
web (McLeod dan Schell, 2007:71-72). Selain being or an intimate object), to the receiver of
bersifat elektronik dan dapat diakses kapan dan the massage (which is our case is the learner).”
di mana saja serta oleh siapa saja, menurut Adapun strategi yang digunakan dalam
Shelly (2007:67) web juga merupakan layanan media pembelajaran ini adalah blended
yang sangat banyak dimanfaatkan dalam learning. Secara etimologi istilah Blended
internet karena terdiri atas kumpulan dokumen Learning terdiri dari dua kata yaitu Blended dan
elektronik dari seluruh negara. Web Learning. Kata blend berarti “campuran,
menyediakan pendekatan-pendekatan inovatif bersama untuk meningkatkan kualitas agar
dalam menyajikan pelatihan atau pembelajaran bertambah baik” (Collins Dictionary), atau
jarak jauh. Menurut Hall (2003:1), WBI (web formula suatu penyelarasan kombinasi atau
based instruction) didefinisikan sebagai sebuah perpaduan (Heinze and Procter, 2006: 236).
program pembelajaran berbasis hypermedia Sedangkan learning memiliki makna umum
yang memanfaatkan berbagai fitur dan sumber yakni belajar. Dengan demikian, sepintas
www (world wide web) untuk menciptakan mengandung makna pola pembelajaran yang
lingkungan belajar yang suportif dan bermakna. mengandung unsur pencampuran, atau
Sementara itu, menurut Vaughan world wide penggabungan antara satu pola dengan pola
web merupakan sebuah sistem informasi yang lainnya. Apa yang dicampurkan?
hypermedia kolaboratif terdistribusi. Sistem Elenena Mosa (2006) menyampaikan bahwa
yang dirancang sebagai sebuah protokol untuk yang dicampurkan adalah dua unsur utama,
menghubungkan berbagai keanekaragaman yakni pembelajaran di kelas (classroom lesson)
dokumen yang ditempatkan pada komputer dengan online learning.

181
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 2 Desember 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Gambar 1: Proses Belajar Blended Learning

Selain blended learning ada istilah lain mahasiswa dalam menggunakan HOTS.
yang sering digunakan di antaranya blended Pemahaman dan peningkatan pengetahuan,
learning dan hybrid learning. Istilah yang kemampuan kognitif, dan penempatan yang
disebutkan tadi mengandung arti yang sama menuntun, mengatur, dan bentuk tindakan
yaitu perpaduan, percampuran atau kombinasi efektif di tempat kerja, keluarga, dan
pembelajaran. Supaya tidak membingungkan masyarakat adalah masalah yang signifikan
masalah tersebut pernah dijelaskan oleh bagi pendidikan abad XXI. Hal ini
Mainnen (2008) yang menyebutkan “Blended menunjukkan bahwa HOTS menjadi satu hal
learning mempunyai beberapa alternatif yang sangat penting yang harus diterapkan dan
nama yaitu mixed learning, hybrid learning, ditingkatkan di perguruan tinggi.
Blended Blended e-learning dan melted Mencermati uraian di atas, maka dapat
learning (bahasa Finlandia).” Karena model dikatakan bahwa HOTS merupakan
pembelajaran campuran ini lebih banyak keterampilan penting untuk keberhasilan studi,
menggunakan blended e-learning pada bekerja, dan hidup di era informasi dan
perkuliahan dari pada tatap muka atau teknologi abad ke XXI. HOTS dan
residensial dan tutorial kunjung, maka penulis komponennya ini dapat dikembangkan dan
menggunakan istilah Blended Blended e- digunakan dengan baik ketika mempelajari
learning. Selain itu Heinze (2008;14) juga suatu pengetahuan. Oleh karena itu, proses
berpendapat “A better term for ‘blended pembelajaran di perguruan tinggi perlu
learning’ is ‘blended blended e-learning’.” menekankan pada pengembangan HOTS
Pembelajaran perencanaan pengajaran mahasiswa. Dalam hal ini, Dosen perlu
dengan HOTS berbasis web biasanya meminta mahasiswa untuk menggunakan
menyangkut interaktivitas antara yang belajar HOTS yang mencakup kemampuan
dan sistem. Untuk menciptakan sistem belajar menerapkan (applying), menganalisis
yang interaktif kita dapat memisahkan proses (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan
desain ke dalam tiga elemen atau bagian, yaitu mencipta (creating) untuk kegiatan
desain informasi, desain interaksi dan desain pembelajaran melalui: diskusi, kegiatan
presentasi (Kristof & Satran,1995) lapangan, praktikum, dan mahasiswa
Proses pembelajaran pada prodi mengevaluasi sendiri keterampilan itu.
pendidikan teknik mesin pada matakuliah
Perencanaan Pembelajaran dengan HOTS METODE
dilihat dari ketuntasan belajar dan hasil belajar Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa, tidak terdapat indikasi masalah seluruh mahasiswa yang mengambil mata
yang berarti seperti pada mata kuliah-mata kuliah perencanaan pembelajaran pada program
kuliah di rumpun pendidikan. Namun demikian, S1 pendidikan teknik mesin pada T.A.
pada proses pembelajaran yang berlangsung di 2016/2017. Teknik pengambilan sampel pada
kelas hingga saat ini, masih berpusat pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
dosen atau sering disebut juga teacher centered teknik purposive sampling dimana penelitian
atau dikenal dengan pendekatan tradisional ini dilakukan pada seluruh populasi yang ada,
(Utami, et al : 2011). yang langsung terfokus pada target. Desain
Berkaitan dengan hal tersebut, Thomas & penelitian ini menggunakan pendekatan
Litowitz (1986: 1) menyatakan bahwa fokus eksperimen yang merupakan penelitian yang
utama dalam semua area pendidikan saat ini berusaha mencari dan menguji pengaruh suatu
adalah dampak pendidikan pada kemampuan variabel atau lebih terhadap variabel yang lain.

182
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 2 Desember 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Penelitian ini bersifat Quasi Experiment desain Analisis ini dilakukan dengan teknik
faktorial 2x2. Melalui desain ini akan Anava faktoria 2 x 2 dengan uji F. Sebelum
dibandingkan pengaruh media pembelajaran hipotesis diuji terlebih dahulu dilakukan uji
web (online) dan media pembelajaran berbasis persyaratan terhadap data yang dikumpulkan
komputer (offline) terhadap hasil belajar yaitu dengan menggunakan uji normalitas
perencanaan pembelajaran dengan HOTS dengan menggunakan uji Liliefors dan uji
ditinjau dari sikap inovatif. Media pembelajaran homogenitas dengan menggunakan uji F dan uji
berbasis web (online) dan media pembelajaran Bartlett. Oleh karena hipotesis ketiga
komputer (offline) diperlakukan pada kelompok dinyatakan signifikan artinya terdapat interaksi,
eksperimen mahasiswa dengan sikap inovatif. maka uji penelitian dilanjutkan dengan
menggunakan uji Scheffe.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif

Media Pembelajaran
Sikap Inovatif Total
Web (Online) Komputer (offline)
N 13 14 27
Positif ∑X 387 348 735
∑X2 11572 10328 21900
42,32 26,52 68,84
S 2,9 2,56 5,46
N 14 15 29
Negatif ∑X 294 321 615
∑X2 6759 7955 14714
29,32 25,53 54,85
S 3,43 2,57 6
N 27 29 56
Total ∑X 681 669 1350
∑X2 18331 18283 36614
71,64 52,05 123,69
S 6,33 5,13 11,46

Pengujian persyaratan analisis data dilakukan pada uji normalitas dan homogenitas.
Berikutnya untuk keperluan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians dua
jalur faktorial 2x2, uji Scheffe diperlukan untuk menghitung harga rata-rata tiap kelompok yang
disajikan data hasil belajar perencanaan pembelajaran dengan HOTS pada Tabel 2.

Tabel 2. Ringkasan Perhitungan Anava Faktorial 2x2


Ftabel Ftabel
Sumber Varians dk JK RJK Fhitung
0,05 0,01

Antar Kelompok (A) 1 28,45 28,45 7,56


Dalam Kelompok (B) 1 1214,55 1214,55 198,30 4,03 7,17
Interaksi (AxB) 1 1429,26 1429,26 238,64
Galat 52 294,5 6,57
Total 55 2883,72

Sehubungan dengan adanya interaksi maka perlu dilakukan uji lanjutan dengan uji Scheffe.
Uji Scheffe dilakukan karena data untuk setiap sel adalah tidak sama, hasil pengujian dengan
menggunakan uji Scheffe dapat di lihat dalam Tabel 3.

183
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 2 Desember 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Tabel 3. Ringkasan Hasil Pengujian Dengan Menggunakan Uji Scheffe


Hipotesis Statistik Fhitung Ftabel Keterangan
H0 : µA1B1 = µA2B1 7,22 3,70 Signifikan
H0 : µA1B1 = µA1B2 13,24 3,70 Signifikan
H0 : µA1B1 = µA2B2 12,91 3,70 Signifikan
H0 : µA2B1 = µA1B2 9,13 3,70 Signifikan
H0 : µA2B1 = µA2B2 10,66 3,70 Signifikan
H0 : µA1B2 = µA2B2 -1,50 3,70 Tidak Signifikan

PEMBAHASAN kemampuan mahasiswa dalam pemanfaatan


Belajar perencanaan pengajaran dengan ICT secara maksimal, disamping sarana dan
HOTS mahasiswa yang dibelajarkan dengan prasarana penunjang ICT yang sesuai dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis web spesifikasi perangkat yang dibutuhkan untuk
online lebih tinggi daripada hasil belajar TIK kecepatan akses dalam kinerja ICT. Aspek
offline mahasiswa yang dibelajarkan dengan pedagogi dan teknologi pembelajaran sangat
media pembelajaran berbasis komputer, menentukan dan terkait dalam ICT yang
meskipun hasil belajar rata-rata siswa antara dimaksud adalah kesesuaian ICT terhadap teori
kedua kelompok tidak terlalu jauh berbeda. belajar yang bersifat konstruktivisme, daya
Dengan demikian, hasil penelitian yang dukung terhadap pembelajaran yang berpusat
ditemukan sesuai dengan pendapat yang pada mahasiswa, mendukung tumbuhnya
dikemukakan Sadiman (2003) bahwa media keterampilan ICT, pembelajaran berbasis
pembelajaran mendukung kegiatan belajar, HOTS, meningkatkan motivasi belajar
dimana fungsi atau kegunaan media antara lain: mahasiswa, kemandirian mahasiswa, serta
(1) membuat konkrit konsep yang abstrak, (2) kesesuaian web terhadap gaya belajar
membawa obyek yang berbahaya atau sukar mahasiswa, sehingga pembelajaran ICT sangat
didapat ke dalam lingkungan belajar, (3) tepat bila menggunakan model pembelajaran
menampilkan obyek yang terlalu besar, (4) berbasis HOTS.
menampilkan obyek yang tidak dapat diamati Temuan peneliti ini juga didukung oleh
dengan mata telanjang, (5) mengamati gerakan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
yang terlalu cepat, (6) memungkinkan siswa Putra (2008) pada siswa MTs yang
berinteraksi langsung dengan lingkungannya, menunjukkan bahwa penggunaan media
(7) memungkinkan kesegaran pengamatan dan interaktif berbasis komputer lebih efektif dalam
persepsi bagi pengamatan belajar siswa, (8) meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
membangkitkan motivasi belajar, (9) siswa dibandingkan dengan menggunakan
menyajikan informasi belajar secara konsisten media konvensional pada mata pelajaran
dan dapat diulangi maupun disimpan menurut perencanaan pengajaran dengan HOTS. Dan
kebutuhan, (10) menyajikan pesan atau juga hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
informasi belajar secara serempak, membatasi rata hasil belajar perencanaan pengajaran
batasan waktu maupun ruang, dan (11) dengan HOTS mahasiswa yang memiliki sikap
mengontrol arah maupun kecepatan belajar inovatif positif lebih positif dibandingkan hasil
siswa. Pemilihan media yang tepat dalam belajar perencanaan pengajaran dengan HOTS
pembelajaran akan membuat siswa semakin mahasiswa yang memiliki sikap inovatif
memahami dan mendalami isi materi negatif.
pembelajaran dan berperan aktif untuk mencari Mahasiswa yang memiliki sikap
dan menggali materi sehingga dapat inovatif yang positif akan mampu untuk
meningkatkan hasil belajar TIK mahasiswa. menciptakan dan mengindentifikasi alternatif-
Hasil penelitian terhadap penggunaan alternatif pemecahan masalah, imajinatif,
model pembelajaran berbasis HOTS pada mampu untuk melakukan berbagai hal serta
pembelajaran ICT sangat terkait dengan lancar dalam mengemukakan gagasan-
keberadaan e-learning dan multimedia gagasannya. Mahasiswa dapat dengan mudah
interaktif. Namun dalam pelaksanaan beradaptasi, menyesuaikan apa-apa yang
pembelajaran ICT ada beberapa aspek yang diketahui dengan apa-apa saja yang akan
sangat penting sebagai acuan dalam dipelajarinya dalam penyelesaian pembuatan
mempertimbangkan model pembelajaran presentasi menggunakan software Ms. Office
berbasis HOTS. Adapun aspek tersebut adalah Powerpoint 2010 setelah mengikuti
184
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 2 Desember 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

pembelajaran menggunakan media mudah dipahami oleh mahasiswa yang


pembelajaran berbasis komputer yang telah memiliki sikap inovatif positif, hal ini sesuai
diberikan oleh dosen. karena sikap inovatif dengan karakteristik mahasiswa yang memiliki
mampu dalam memecahkan masalah-masalah sikap inovatif positif cenderung lebih mudah
dari gejala-gejala abstrak hingga mengikuti cara belajar yang baru.
kekenyataannya. Karena sikap inovatif mampu Menurut Rusman, dkk (2011: 99-100),
dalam memecahkan masalah-masalah dari keunggulan pembelajaran berbasis komputer
gejala-gejala abstrak hingga kekenyataanya. adalah penerapan prinsip belajar tuntas atau
Dengan segala kemampuan yang mastery learning. Dalam pelaksanaan
dimilikinya, mahasiswa yang memiliki sikap pembelajaran berbasis komputer semua
inovatif positif akan mudah mencapai berbagai mahasiswa harus dapat menyelesaikan semua
kompetensi dasar pada mata pelajaran pengalaman belajar yang dikemas dalam
perencanaan pengajaran dengan HOTS program pembelajaran berbasis komputer, baik
dibanding dengan mahasiswa yang memiliki itu berupa pemahaman materi dan tugas
sikap inovatif negatif. mengerjakan tes atau evaluasi yang harus
Dengan demikian, hasil penelitian yang diselesaikan dengan benar. Bila siswa salah
ditemukan sesuai dengan pendapat yang dalam mengerjakan soal-soal latihan, maka
dikemukakan oleh Hagen (dalam Irawati, 2003) komputer akan memberikan feedback, bahwa
bahwa sifat-sifat yang menimbulkan kreatif jawaban salah, sehingga siswa harus kembali
akan menghasilkan kepribadian yang inovatif. pada uraian materi yang belum dipahaminya,
Kepribadian yang inovatif adalah: (1) terbuka setelah itu siswa dapat kembali ke soal latihan
terhadap pengalaman baru; (2) imajinasi yang tadi untuk dikerjakan dengan benar. Dengan
kreatif; (3) kesadaran dan tanggung jawab demikian, siswa yang memiliki kemampuan
untuk berhasil; dan (4) punya persepsi bahwa inovatif positif akan cepat selesai dalam
dunia mempunyai tantangan. Respon individu mempelajari konten/materi pelajaran yang
terhadap perubahan merupakan keputusan diprogramkan dalam pembelajaran berbasis
terhadap inovasi, apakah individu menerima komputer. Tapi yang memiliki sikap inovatif
atau menolak inovasi tersebut. negatif akan mengalami kesulitan dalam
Temuan peneliti ini juga didukung oleh mengerjakan atau memahami konten yang ada.
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pembelajaran berbasis ICT yang
Karitimi (2004) pada siswa SMP yang memiliki berlangsung tersebut bermakna luas, tidak
kemampuan yang bervariasi positif, sedang dan hanya sebatas pada alat bantu, program animasi
negatif dengan menggunakan media dan pemrosesan informasi, akan tetapi lebih
pembelajaran berbasis komputer terbukti dapat jauh dari itu. Menurut Galarneau (2006),
meningkatkan penguasaan konsep, misalnya bagaimana pembelajaran berbasis ICT
keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan ini akan menstimulasi keterampilan abad ke-21
proses sains siswa SMP. yaitu kemampuan berkolaborasi, HOTS, dan
Menurut Djaali (2007) sikap belajar memperkenalkan ICT literacy dalam
ikut menentukan intensitas kegiatan belajar. pembelajaran berbasis e-learning.
Sikap belajar yang positif akan menimbulkan Rancangbangun pembelajaran ICT diharapkan
intensitas kegiatan yang lebih tinggi mahasiswa dapat mengasah pola HOTS dan
dibandingkan dengan sikap belajar yang menumbuhkan keterampilan ICT (lCT literacy)
negatif. Peranan sikap dalam hal ini bukan saja sesuai dengan kebijakan Inpres No 6/2001,
ikut menentukan apa yang dilihat seseorang, Keppres 20/2006, Kepmendiknas No.
bagaimana juga ia melihatnya. Berdasarkan apa 50/P/2007, dan amanat UNESCO.
yang telah dikemukakan sikap belajar yang Keterampilan tersebut merupakan bagian dari
positif berkaitan erat dengan minat dan keterampilan abad ke-2l, yang perlu dibekalkan
motivasi. Mahasiswa yang memiliki sikap pada mahasiswa untuk menunjang kebutuhan
positif akan lebih aktif dalam belajar dan dunia kerja era global. pola interaksi yang
dengan demikian akan memperoleh hasil yang dibangun oleh mahasiswa agar dapat
lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa memecahkan persoalan-persoalan yang
yang sikap belajarnya negatif. Dengan disajikan dalam web interaktif secara online
demikian, hasil belajar perencanaan pengajaran berbantuan akses internet.
dengan HOTS mahasiswa dengan media
pembelajaran berbasis web online akan lebih PENUTUP
185
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 2 Desember 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Berdasarkan hasil penelitian dan Joyce, B., dan Weil, M., (2009). Models of
pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
maka dapat disimpulkan bahwa: (1) hasil Joyce, B., dan Weil, M., (2009). Models of
belajar perencanaan pengajaran dengan HOTS Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
mahasiswa yang dibelajarkan dengan Latuheru, D. John, M.P (1998). Media
menggunakan media pembelajaran berbasis web Pembelajaran dalam Proses Belajar
online lebih tinggi dibandingkan dengan hasil Lucas, Henry. C. (2000). Analisis, Disain dan
belajar TIK off-line; (2) hasil belajar Implementasi Sistem Informasi.
perencanaan pengajaran dengan HOTS Mayer, Ricard, E. (2009). Multimedia Learning
mahasiswa yang memiliki sikap inovatif positif (Second Edition). United State Of
lebih tinggi daripada yang memiliki sikap America: Cambridge University Press.
inovatif negative; dan (3) terdapat interaksi Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran
antara media pembelajaran berbasis TIK dalam Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
pembelajaran dengan sikap inovatif mahasiswa Gaung Persada Press.
terhadap hasil belajar perencanaan pengajaran Munir. (2008). Kurikulum Berbasis TIK. SPs
dengan HOTS, artinya bahwa mahasiswa yang Universitas Pendidikan Indonesia.
memiliki sikap inovatif positif dengan Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun
menggunakan media pembelajaran berbasis Proposal Penelitian. Bandung:
web online maupun komputer offline akan ALFABETA.
memiliki hasil belajar perencanaan pengajaran Rusman, dkk., (2011). Pembelajaran Berbasis
dengan HOTS lebih tinggi dibandingkan Teknologi Informasi dan Komunikasi:
dengan mahasiswa yang memiliki sikap inovatif Mengembangkan Profesionalisme Guru.
negatif . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rusman, dkk., (2011). Pembelajaran Berbasis
DAFTAR PUSTAKA Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Press. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran:
Bandung: Alfabeta. Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Briggs, Leslie, J., (1977). Intructional Design, Jakarta: PT. Rajawali Pers.
Principle and Aplication. Sadiman, A.S. (1986). Media Pendidikan:
Dale, E. 1969. Audiovisual Method in Pengeratian Pengembangan, dan
Teaching. New York: Dyden Press. Sadiman, A.S. (1986). Media Pendidikan:
Gagne, R. M. (1985). The Condition of Pengeratian Pengembangan, dan
Learning and Theory of Instruction, 4th Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi
ed. New York: CBS College Publishing. Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit
Gagne, R.M., Briggs, L.J & Wager, W.W. Grafindo.
(1988). Principles of Instruction Design, Siemen, G. (2005). Connectivisme: A learning
3rd edition. New York: Saunders College theory for digital age.International
Publishing. Soekartawi. (2003). E-Learning di Indonesia
Hall, R.H. Usabiliti Assessment of a Web-Based dan Prospeknya di Masa Mendatang.
Learning System for Teaching Web Makalah disampaikan pada Seminar
Development: A Progress Scaffolding Nasional E-Learning Perlu E-Library di
Approach, 2003. http://-www.umr.edu. Universitas Kristen Petra Surabaya.
Accessed 11 Agustus 2012. Utami, B et al. (2011). Penerapan Pendekatan
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Konstruktivisme Melalui Model
Smaldino, S.E. (2002). Instructional Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Media and Technology for Learning, 7th dalam Kegiatan Lesson Study untuk
edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Belajar Strategi Belajar-Mengajar. Jurnal
Smaldino, S.E. (2002). Instructional Inovasi Pendidikan Jilid 12 Nomor 1 p 1
Media and Technology for Learning, -18.
th Wallington, C.J. ( 1996). Media Production:
7 edition. New Jersey: Prentice Hall,
Inc. Production of Still Media. Plomp, T.,
& Ely, D.P. (Eds.): International
186
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 4 No. 2 Desember 2017, p-ISSN: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Encyclopedia of Educational Elsevier Science, Inc.


nd
Technology, 2 edition. New York:

187

Anda mungkin juga menyukai