Anda di halaman 1dari 32

CHORDATA

Vertebrata adalah anggota filum Kordata (Chordata). Chordata adalah hewan bilateria
(bersimetri bilateral) dan berada di dalam Bilateria. Mereka tergolong ke dalam kelas hewan yang
dikenal sebagai Deuterostomia. Deuterostom yang paling diketahui selain vertebrata adalah
ekinodermata, kelompok yang mencakup bintang laut dan bulu babi. Akan tetapi dua kelompok
deuterostomia invertebrata, sefalokordata dan urokordata berkerabat lebih dekat vertebrata
dibandingkan dengan invertebrata yang lain. Bersama dengan lampre dan vertebrata kedua kelompok
tersebut membentuk Chordata.
Filum Chordata memiliki simetri bilateral, dengan tiga lapisan nutfah, tubuh pada dasarnya
bersegmen-segmen, saluran pencernaan sempurna, dan selom berkembang dengan baik.Tiga
karakteristik mengagumkan membedakan mereka dari hewan yang lain yaitu, tali saraf tunggal, dorsal
dan berbentuk pipa, sebuah notokorda dan celah insang di faring. Karakteristik ini semua berbentuk
pada embrio awal Chordata, dan mereka dipertahanan, berubah atau dapat menghilang ketika dewasa.

Gambar 2.1 Karakteristik dasar Filum Chordata


Notokorda merupakan struktur penyokong pertama tubuh Chordata. Pada embrio awal
notokorda terbentuk di atas usus primitif sebagai batang sel yang ramping yang mengandung matriks
bergelatin dan diselubungi di dalam jaringan ikat fibrous. Pada cacing lidah, notokordapendek dan
anterior. Pada tunicata notokorda terdapat di ekor dan hanya selama tahap larva. Pada lancelet dan
vertebrata tingkat tinggi, notokorda memanjang hampir sepanjang tubuh. Notokorda dipertahankan
sepanjang hidup sebagai penyokong sumbu utama pada lancelet dan lintah laut, tetapi pada ikan sampai
mamalia notokorda kemudian dikelilingi atau digantikan oleh ruas-ruas tulang belakang.

Tali saraf terbentuk di permukaan dorsal pada embrio awal segera setelah tahap gastrula.
Pelipatan ke dalam dari endoderm menghasilkan sebuah tabung berongga (korda) yang terletak di atas
notokorda. Ujung anterior membesar sebagai “vesikula serebrum” pada larva tunicata dan pada lancelet,
tetapi pada semua vertebrata, ujung anterior menebal dan terdiferensiasi menjadi otak, untuk menjadi
lebih kompleks secara progresif pada vertebrata tingkat tinggi. Jaringan saraf pada cacing lidah
menyebar. Pada tunicata, korda dan vesikula berdegenerasi menjadi ganglion pada saat metamorfosis.
Dari lintah laut sampai ke depan, tali saraf kemudian di kelilingi oleh lengkung neural vertebrata yang
melindunginya dari luka, dan otak di lingkupi oleh otak atau kranium.
Celah insangyang berpasangan berkembang pada sisi faring embrionik (saluran pencernaan).
Masing-masing terbentuk dari pembentukan kantung luar endoderm di faring dan bersamaan dengan
pembentukan kantung dalam ektoderm di luar tubuh, dinding yang menghalangi menjadi retak untuk
membentuk celah insang. Perkembangan karakteristik terlihat pada hiu atau ikan, dimana setiap celah di
batasi oleh banyak filamen ramping yang mengandung pembuluh darah, untuk membentuk insang. Air
yang mengandung oksigen terlarut masuk ke dalam mulut dan faring dan keluar melalui filamen, tempat
darah memberikan karbondioksida dan mendapatkan oksigen, sehingga insang berperan dalam proses
respirasi eksternal. Semua Chordata akuatik mulai dari cacing lidah sampai amfibi, bernapas dengan
insang. Pada amfibi yang bertransformasi dari larva akuatik ke individu dewasa yang menghirup udara,
insang hilang pada saat metamorfosis. Reptil, burung dan mamalia semua mengembangkan beberapa
pasang celah insang selama kehidupan embrio awal, tetapi mereka tidak pernah fungsional dan segera
tertutupi semua hewan ini kemudian membutuhkan paru-paru untuk menghirup udara pada saat mereka
menetas atau dilahirkan. Filum Chordata (Y. Chorda, tali) terdiri atas cacing lidah
pendek, tunicata, serta lanselet dan vertebrata, lintah laut, hiu dan ikan pari, ikan bertulang, amfibi,
reptil, burung dan mamalia. Chordata tingkat rendah sebagian besar berukuran kecil, semua hidup di
laut, dan sebagaian tunikata hidup sesil. Adapun
karakteristikatau ciri–ciri umum filum Chordata sebagaimana telah disebutkan, maka secara terperinci
adalah:

1. Adanya sefalisasi
2. Tubuh simetris bilateral
3. Tubuh bersegmen-segmen
4. Kondisi triploblastic, selom berkembang biak
5. Segmentasi yang bersifat metameri
6. Adanya notochord (corda dorsalis) yaitu struktur penyokong pertama
tubuh Chordata
7. Adanya sebuah tabung korda saraf yang terletak dorsal dari notochord
8. Adanya celah-celah insang faringeal
9. Fertilisasi internal atau eksternal dan secara seksual alat kelamin jantan
Berupa penis dan alat kelamin betina berupa vagina.
10. Alat pencernaan lengkap mulai dari mulut, esofagus, faring, lambung, usus halus, usus besar,
rectum dan anus.
11. Alat pernapasan berupa insang bagi yang hidup di air, dan paru-paru bagi yang hidup di darat dan
12.Sistem peredaran tertutup
Filum Chordata terbagi atas 5 subfilum. Pada setiap subfilumnya memiliki beberapa ciri-ciri atau
karakteristik umum. Adapun ciri-ciri atau karakteristik umum dari subfilum Chordata yaitu:
a.)Subfilum Hemichordata.
Subfilum Hemichordata memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik umum yaitu:
1.) Memiliki tubuh yang berukuran kecil
2.) Hewan bertubuh lunak
3.) Habitatnya hidup di dasar laut yang berpasir atau berlumpur
4.) Memiliki celah insang yang berpasangan
5.) Organ reproduksi diosius
6.) Jaringan saraf dorsal serta ventral
7.) Hidup berkoloni
8.) Memiliki notokorda pendek di sebelah anterior

b.)Subfilum Urochordata/Tunicata
Subfilum Urochordata memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik umum yaitu:
1.) Habitatnya hidup di daerah tropis, terutama daerah perairan pantai yang dangkal, seperti: di laut
2.) Reproduksi secara seksual, dan beberapa secara aseksual dengan tunas
3.) Hidup berkoloni
4.) Memiliki celah insang
5.) Urochordata bertubuh pendek
6.) Urochordata dewasa tidak memiliki notochord ataupun cekungan nervechord
c.)Subfilum Cephalochordata (Lancelet)
Subfilum Cephalochordata memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik umum yaitu:
1.) Bentuk tubuh mirip bentuk ikan
2.) Tidak memiliki sirip atau kepala yang jelas
3.) Kelamin terpisah
4.) Fertilisasi eksternal
5.) Memiliki celah insang faringeal
6.) Tubuh ramping bersegmen
7.) Notokorda dan korda saraf memanjang sepanjang tubuh
8.) Habitat hidup di perairan dangkal
9.) tubuh tidak bersegmen, pipih seperti ikan

d.)Subfilum Agnatha
Subfilum Agnatha memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik umum yaitu:
1.) Tidak mempunyai rahang
2.) Kerangka bertulang rawan
3.) Hidup secara parasit pada ikan.
4.) Hidup dewasa di laut, mulut dan berkembang biak di air tawar
5.) Bersifat parasit hidup menempel dan menghisap darah inangnya.
6.) Notokord tetap ada sepanjang hidup
7.) Tidak memiliki anggota badan yang berpasangan

e.) Subfilum Gnathostomata


Subfilum Gnathostomata memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik umum yaitu:
1.) Gnathostomata memiliki rahang dan apendiks yang berpasangan
2.) Haitanya di air laut dan di darat.
3.) Anggota badan berpasangan
A. Perkembangan Evolusi Chordata
Sampai sekarang belum ada sisik-melik sebagai petunjuk tentang asal usul Chordata. Yang jelas
dari batu-batuan zaman Kambrian tidak ada fosil Chordata. Mungkin vertebrata pertama adalah ikan-
ikan dalam zaman Silurian dan Ordovisian. Setelah itu terdapat banyak vertebrata dan berkembang
menjadi tipe-tipe vertebrata yang hidup pada zaman sekarang ini. Ikan hiu dan ikan bertulang yang
tertua hidup dalam air tawar, yang kemudian masuk ke dalam laut. Ampfibia mungkin berasal dari ikan-
ikan crossopterigian. Mula-mula mereka hidup di batu-batuan Devonian. Contoh: Salamander sejak
zaman karbon kretaseosa, dan katak dari zaman karbon jurassik. Reptilia mulai ada pada zaman
permian. Waktu dulu sebenarnya terdapat lebih banyak reptilia, tetapi kemudian berbagai bangsa
reptilia punah ketika zaman Kretaseosa. Burung tertua adalah Archaeopteryx (telah punah) dan telah ada
mulai zaman Jurassik.Walaupun lanselet dan tunikata merupakan hewan yang relatif tidak banyak
dipelajari, mereka menempati posisi penting dalam sejarah kehidupan. Dengan memiliki sebagian besar,
namun tidak semua karakter turunan pada vertebrata, mereka dapat memberikan petunjuk tentang asal
usul evolusioner vertebrata. Lanselet telah menunjukkan sejumlah karakter Chordata ketika dewasa, dan
garis keturunannya bercabang dari dasar pohon filogenetik Chordata. Temuan ini menyatakan bahwa
Chordata nenek moyang mungkin terlihat seperti lanselet, dengan kata lain ia memiliki ujung anterior
dengan satu mulut, sebuah notokord, sebuah batang saraf dorsal yang berongga, celah faring, dan ekor
post-anal. Adapun untuk tunikata, genomnya telah selesai disekuensing dan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi gen-gen yang mungkin ada pada Chordata awal. Para peneliti yang mengambil
pendekatan ini telah menyatakan bahwa Chordata nenek moyang memiliki gen-gen yang berasosiasi
dengan organ-organ vertebrata seperti jantung dan kelenjar tiroid. Gen-gen ini ditemukan pada tunikata
dan vertebrata, namun tidak di temukan pada invertebrata nonkordata. Sebaliknya,tunikata tidak
memiliki banyak gen yang pada vertebrata berasosiasi dengan transmisi impuls saraf jarak jauh. Hal ini
menunjukkan bahwa gen-gen semacam itu muncul pada vertebrata awal dan hanya dimiliki oleh garis
keturunan evolusioner vertebrata.Akhirnya penelitian pada lanselet telah mengungkapkan petunjuk-
petunjuk penting tentang evolusi otak Chordata. Ketimbang otak yang berkembang penuh, lanselet
hanya memiliki pembengkakan kecil di ujung anterior batang saraf dorsalnya. Namun gen-gen Hox
yang sama yang mengorganisasi wilayah-wilayah utama otak depan, otak tengah dan otak belakang
vertebrata mengekspresikan dirinya di dalam batang saraf. Ini menunjukkan bahwa otak vertebrata
merupakan kolaborasi dari struktur nenek moyang yang serupa dengan ujung batang saraf sederhana
milik lanselet.

Gambar 2.2 Fosil sejenis Chordata awal

Adapun teori-teori tentang asal usul Chordata disusun


berdasarkan karakteristik invertebrata dan Chordata rendah.
Ada 3 teori yang dapat dikemukakan mengenai asal usul
filum Chordata yaitu:

1.Teori Anelid

Baik anelida maupun Chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen. Organ-organ
ekskresi bersegmen, selom tumbuh baik, ada korda saraf di pembuluh-pembuluh darah longitudinal.
Apabila pada anelida kita menempatkan korda sarafnya di sebelah dorsal saluran pencernaan, maka
tipe aliran darahnya akan sama dengan yang terdapat pada Chordata. Namun, mulut anelida itu lalu
ada di sebelah dorsal, tidak seperti pada Chordata yang mulutnya di sebelah ventral. Demikian pula
berbagai hubungan dorsoventral akan berubah. Lebih-lebih lagi, annelida itu tidak mempunyai
struktur yang serupa dengan notokorda atau celah-celah insang.
1.Teori Araknid
Persamaanya adalah pada eurypterid (artropoda zaman paleozoik) dan ostracoderm (chordata
pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal, namun demikian, chordata tidak mempunyai
apendiks-apendiks seperti pada artopoda, dan korda sarafnya terletak sebelah dorsal. Sedangkan
pada artopoda, korda sarafnya ada di sebelah ventral.
2. Teori Ekinodermika
Larva tornaria dari cacing lidah Soccoglossus sp (anak subfilum Hemichordata) dan larva
bipinnaria dari echinodermata, semuanya transparan, bersilia eksternal, dengn ruang selom, dan
mempunyai porus dorsal. Dahulu memang terjadi kekeliruan, yaitu larva cacing lidah itu
diidentifikasi sebagai Asterius sp. Sebuah hipotesis pernah dikemukakan, bahwa larva:
ekinodermata → larva tunikata → amfioksus → ostrakdorm. Jika hipotesis itu benar, maka tidak
ada lagi kemungkinan akan ditemukannya fosil Chordata purba. Pengelompokan hewan-hewan
anggota filum ini ke dalam subfilum tidaklah sama di antara pakar. Ada yang mengelompokkannya
ke dalam 5 subfilum, 4 subfilum atau 3 subfilum. Namun, berdasarkan ada tidaknya kepala, hewan-
hewan anggota filum ini dibagi dalam kelompok Acraniata (A = tidak, Cranium = tulang
tengkorak) dan kelompok Craniata (otaknya telah dilindungi tulang cranium). Kelompok Acraniata
merupakan kelompok hewan-hewan Chordata yang tidak memiliki kranium, dan otak sedangkan
kelompok Craniata adalah kelompok hewan-hewan yang memiliki kranium, lengkung-lengkung
viceral, termasuk hewan vertebrata dan memiliki otak. Berdasarkan kemiripan tertentu dalam
perkembangan emrionik awal, Chordata dikelompokkan sebagai deutorostoma bersama-sama
dengan Enchinodermata. Vertebrata membentuk satu subfilum dalam Filum Chordata. Chordata
meliputi dua subfilum invertebrate, yaitu Urochordata dan Cephalochordata.Para ahli paleontology
telah menemukan fosil invertebrate yang menyerupai cephalochordate di Burgess Shale of British
Columbia, Kanada. Fosil itu berumur sekitar 545 juta tahun, sekitar 50 juta tahun lebih tua
dibandingkan dengan vertebrata tertua yang diketahui sejauh ini. Catatan pada batuan tersebut
selalu tidak sempurna bagi kita untuk dapat melacak kembali asal mula dari vertebrata pertama
yang berasal dari nenek moyang invertebrate, tetapi dapat mengajukan hipotesis logis berdasarkan
anatomi dan embriologi perbandingan. Banyak ahli biologi berpendapat bahwa nenek moyang
vertebrata adalah hewan yang makan dengan mengambil suspense, mirip dengan cephalochordata
dengan memiliki keempat ciri dasar chordate tersebut. Para ahli sistemetika molekuler mendukung
hipotesis bahwa cephalochordata adalah kerabat terdekat vertebrata. Baik cephalochordata maupun
vertebrata berevolusi dari leluhur sesil yang sama melalui paedogenesis, perkembangan dini
kematangan seksual pada larva. Meskipun cephalochordata dan vertebrata berevolusi dari leluhur
chordate yang sama, mereka memisah sekita setengah miliar taun silam sehingga memiliki banyak
perbedaan penting.

B. Klasifikasi ChordataChordata berdasarkan ada tidaknya kepala, hewan-hewan anggota filum ini dibagi
atas 5 subfilum, yaitu:
1. Subfilum Hemichordata (Hemi = setengah): notokorda pendek, di sebelah anterior. Jaringan
saraf dalam epidermis. Celah insang banyak (Enteropneusta). Celah insang 2 atau tak ada
(Pterobranchia). Hidup dalam koloni, dengan kulit berkitin. Contoh: Graptozoa sp dan
Balanoglossus sp.
2. Subfilum Urochordata (Oura = ekor): larvanya kecil seperti berudu, notochord dan nervecord
terdapat di daerah ekor, hewan dewasa transparan, tanpa notochord berbentuk tubular, globular,
atau tidak beraturan, tubuh diselubungi testa, tanpa rongga tubuh, organ reproduksi umumnya
berumah dua dan ada yang hermafrodit.Contoh: Appendicularis sp dan Ascidia intestinalis.
3. Subfilum Cephalochordata (Chepale = kepala): tubuh tidak bersegmen, pipih seperti ikan, tanpa
testa, epidermis hanya satu lapis, tanpa sisik, notochord dan nervecord terdapat di sepanjang tubuh
dan tetap sampai stadium dewasa, organ reproduksi diosius, gonad berjumlah 26 pasang atau tidak
berpasangan, memiliki endostil, hidup tersebar di perairan pantai dan celah insang banyak
(Leptocardii). Contoh: Amphioxus lanceolatus dan Amphioxides sp.
4. Subfilum Agnatha: tidak memiliki rahang, bentuk badan ramping dan panjang serta mampu hidup
di perairan laut dan tawar, rangka terdiri atas tulang rawan, sirip tidak berpasangan, di bagian
ventral tubuh terdapat mulut dan lubang hidung, tubuhnya panjang silindris, bernafas dengan insang
dan parasit pada ikan besar. Contoh: ikan bermulut bundar (Cyclostomata sp), belut laut
(Petromyzon sp) dan ikan Hantu ( Myxine sp.)
5. Subfilum Gnathostomata: hewan ini memiliki rahang bersendi dan dapat digerakkan ke atas dan
juga ke bawah. Contoh: ikan badut (Premnas biaculeatus) dan ikan kakap merah (Lutjanus
bitaeniatus).

SUBFILUM HEMICHORDATA

Subfilum Hemichordata (setengah Chordata) sering disebut adelochordata (Chorda yang tidak
tampak). Kedudukan Hemichordata dalam Chordata tidak begitu pasti. Subfilum ini terdiri atas
sejumlah hewan-hewan yang mempunyai bentuk seperti cacing.
Hemichordata berukuran kecil, hewan bertubuh lunak, dari
dasar laut yang berpasir atau berlumpur. Hewan ini memiliki
celah insang yang berpasangan, struktur pendek yang
diidentifikasi sebagai notokorda dan jaringan saraf dorsal serta
ventral.

Gambar 2.3 Cacing lidah, Saccoglossus

Oleh sebab itu dianggap sebagai anggota paling rendah dari filum Chordata oleh sebagian besar ahli zoologi.
Pada individu dewasa, struktur celah insang batang insang berkitin, dan banyak gonad mirip dengan
struktur pada Amphioxus. Berbentuk ramping dan memiliki panjang 25 sampai 2.500 mm (1 sampai 100
inci). Hewan ini sebagian besar hidup di perairan yang dangkal tetapi beberapa spesies hidup di perairan
yang lebih dalam, bahkan mencapai 4.500 meter. Mereka menggali secara dangkal dengan menggunakan
probosis halus. Lendir lengket yang disekresikan oleh kelenjar di kulit menyebabkan pembentukan tempat
penyimpanan berbentuk pipa dari pasir atau puing-puing lainnya
tempat setiap hewan tersebut tinggal. Beberapa cacing lidah
inimemiliki aroma yang tetap dan sering tidak enak.

Gambar 2.4 Cacing lidah (Subfilum Hemichordata), tampilan


dorsal

Tubuh terdiri atas probosis, leher, dan badan yang panjang. Di belakang leher terdapat banyak
celah insang di kedua sisi. Di bagian ventral celah insang ini terdapat parabung lateral yang
menandakan adanya gonad. Beberapa spesies memiliki perabung transversal berpasangan, dorsal di
belakang insang, yang mengindetifikasikan seka pencernaan. Mulut membuka lebar di batas ventral
anterior leher, di belakang probosis, berikutnya rongga bukal yang berdilatasi dan kemudian faring
dengan lubang berbentuk U tinggi di kedua sisi yang menghubungkan dengan kantung insang. Usus
yang lurus, dengan seka hepatika dorsal (kantung hati) mengarah ke anus terminal.Rongga pada
probosis dan leher pori dorsal kemungkinan terisi dengan air melalui pori dorsal, ketika bagian ini
menjadi membengkak, hewan tersebut menggali pasir atau lumpur, dibantu oleh gerak otot batang
tubuh. Campuran air dan pasir yang mengandung sampah organik memasuki mulut, air masuk melalui
celah insang untuk respirasi, material oraganik berperan sebagai makanan dan pasir dikeluarkan melalui
anus.Sistem sirkulasi mencangkup pembuluh middorsal dimana darah tak berwarna mengalir di bagian
anterior (seperti pada annelida) dan sebuah pembuluh midventral. Keduanya bergabung ke “jantung”,
dorsal ke notokorda dan terdapat cabang-cabang lain di dekat celah insang. Kontraksi pembuluh yang
lebih besar kemungkinan menyebabkan darah bersirkulasi. Sebuah glomerulus kecil yang tidak
berpasangan, atau kelenjar probosis diduga menjadi organ ekskresi.Dinding tubuh terdiri atas epidermis
tebal uniselular dengan banyak sel mukus, di bawah bagian yang merupakan lapisan otot. Notokorda
merupakan pembentukan kantung keluar, pendek anterior dan di dekat saluran pencernaan di bagian
belakang probosis. Terdapat juga kerangka probosis kecil. Sistem saraf terdiri atas sel dan serabut di
dasar epidermis. Konsentrasinya menyediakan “korda” saraf middorsal dan midsentral, dengan
penghubung berbentuk cincin di antara keduanya di bagian leher. Korda yang menebal, berongga pada
beberapa spesies, terdapat di leher, dorsal terhadap rongga mulut dan memiliki banyak serabut saraf di
epidermis probosis. Selom direprentasikan oleh lima rongga, satu di probosis dan sepasang masing-
masing di leher dan batang tubuh. Jenis kelamin terpisah, dengan banyak gonad di dua baris dorsolateral
dari belakang leher keseka gastrik, masing-masing ketika matang melepaskan isi kandungannya ke
eksterior melalui pori yang terpisah, dan fertilisasi terjadi secara eksternal. Pada beberapa spesies, telur
menghasilkan larva tornaria yang berbentuk oval, kecil, agak transparan, dan dengan pita permukaan
dari silia. Pada saat metamorfosis probosis dan leher menjadi terlihat. Spesies Amerika berkembang
langsung tanpa tahap larva. Cacing lidah dapat metegenerasi bagian batang tubuh, probosis, dan leher.

Beberapa kolonial kecil (Chepalodiscus, Rhabdopleura) memiliki bentuk menyerupai cacing lidah
dalam hal struktur umum, tetapi hanya memiliki satu pasang celah insang atau tidak ada. Chepalodiscus
menyekresikan “rumah” yang menyembunyikan banyak individu, masing-masing dengan saluran
pencernaan berbentuk U.

Sistematika

Subfilum Hemichordata terbagi atas 2 kelas yang penting, yaitu:


1. Kelas Enteropneusta, memiliki bentuk tubuh seperti cacing dengan ukuran 9-45 cm. Umumnya
terdapat di perairan dangkal, di bawah batu dan karang dan meliang dalam lumpur dan pasir.Tubuh
umumnya lunak dan terdiri dari belalai, kelepak (collar), dan badan yang panjang. Pada belalai
(probosis) terdapat cillia yang berfungsi sebagai tenaga penggerak dan mengalir butir-butir
makanan yang menempel pada lendir ke mulut. Kelepak berbentuk silinder, bagian anterior
menutupi belalai dan bagian ventral terletak mulut. Reproduksi seksual, dioecious dan pembuahan
terjadi di luar. Telur mentas menjadi larva tornaria yang berenang bebas. Contoh: Balanoslossus sp
dan Ptychodera sp.
2. Kelas Pterobranchia,merupakan hewan kecil yang hidup di dalam tabung, berkelompok atau
berkoloni. Panjang individu tidak lebih 12 mm. Tubuh terdiri atas probosis yang berbentuk seperti
tameng (perisai) dan tangan-tangan yang mengandung tentakel terdapat di bagian dorsal kelepak
(collar). Tangan tentakel tersebut disebut tangan lophophore. Tentakel berfungsi untuk menangkap
makanan yang berupa organisme kecil dan disalurkan oleh cillia ke mulut. Reproduksi aseksual
dengan membentuk pertunasan sehingga menghasilkan sebuah koloni yang lebih besar. Contoh:
Cephalodiscus sp dan Rhabdopleura sp.

SUBFILUM UROCHORDATA

Subfilum Urochordata disebut juga subfilum Tunicata. Urochordata menempati laut, kutub sampai
daerah tropis dan dari perairan pantai yang dangkal hingga kedalaman 4,8 km. Beberapa spesies hidup
bebas dan spesies yang lain melekat (sesil) setelah tahap larva bebas selama beberapa waktu, beberapa
soliter, yang lain berkoloni, individu-individu mengelompok dalam penutup yang umum. Urochordata
bervariasi dalam hal ukuran mulai dari individu yang hampir mikroskopis hingga individu lainnya yang
mencapai diameter sebesar 30,5 cm. Metode reproduksi organisme ini bervariasi. Beberapa secara
seksual, beberapa secara aseksual dengan tunas. Nama kelompok mengacu kepada “tunik” yang
disekresikannya atau penutup seperti kantung yang menyelaputi seluruh tubuh. Urochordata yang paling
dikenal adalah sea aquirt atau ascidian, yang ketika disentuh tiba-tiba menyemprotkan air dari lubang
pada penutup tubuh.Urochordata dipahami dengan baik dengan mempertimbangkan pertama-tama larva
hidup bebas sari seekor ascidian dan kemudian individu dewasanya. Larva menunjukkan karakteristik
Chordata, tetapi beberapa karakteristik diantaranya tidak ada pada individu dewasa dan larva yang lain
memiliki karakteristik yang tidak jelas karena adaptasi ke cara hidup sesil. Larva ascidian kemudian
bertelur. Telur berukuran kecil yang difertilisasi bersegmen-segmen untuk membentuk blastula dan
kemudian gastrula, embrio memanjang dan segera menetas sebagai larva yang berenang bebas, seperti
kecebong katak. Ekornya mengandung notokorda penopang, sebuah tali saraf dorsal berbentuk pipa dan
sepasang otot bersegmen lateral. Organ yang lain ditahan ke anterior dan kepala yang lebih besar +
daerah badan. Ujung anterior mengandung tiga kelenjar mukosa atau kelenjar adhesif. Saluran
pencernaan sempurna dengan mulut, celah insang yang erlubang-lubang, usus dan anus, terdapat sistem
sirkulasi dengan pembuluh darah dan selom. Selain tali saraf sistem saraf dan struktur sensori
mencangkup (1) vesikula serebrum dan posterior terhadapnya (2) ganglion batang tubuh (3) organ optik
median dengan retina, lensa, pigmen, dan kornea serta (4) otolit berpigmen atau telinga melekat kecil ke
sel rambut yang halus. Metamorfosisnya setelah hidup bebas selama beberapa jam atau hari,
larva kecil melekat secara ventral dengan menggunakan kelenjar adhesif ke sebuah batu atau ke tiang
dermaga. Transformasi cepat (metamorfosis mundur) terjadi selama sebagian besar karakteristik
Chordata menghilang. Ekor sebagian diabsorbsi dan sebagian dilepaskan, notokorda, tali saraf dan
ototnya ditarik ke dalam tubuh dan diabsorbsi. Dari sistem saraf hanya ganglion batang tubuh yang
dipertahankan. Kantung brankial atau kantung “insang”
membesar, mengembangkan banyak apertura, dan diinvasi oleh
pembuluh-pembuluh darah. Lambung dan usus tumbuh. Bagian
tubuh hewan diantara titik perlekatan dan mulut tumbuh dengan
cepat, menyebabkan “tubuh” di dalamnya berotasi secara
dorsoventral hampir 180 derajat sehingga “mulut” berada di
ujung atas atau ujung yang tidak melekat. Akhirnya, gonad dan
saluran terbentuk di mesoderm antara lambung dan usus. Kelenjar
adhesif menghilang dan tunik tumuh ke atas untuk menutup keseluruhan tubuh hewan.Ascidian dewasa
berbentuk silindris atau bulat melekat dengan menggunakan dasar atau tangkai.

Gambar 2.5 Struktur tubuh subfilum Urochordata

Hewan ini diselaputi dengan lapisan elastis kuat, test atau tunik dari material seperti selulosa
(jarang pada hewan). Test ini dilapisi oleh mantel bermembran yang mengandung serabut otot dan
pembuluh darah. Terdapat dua lubang eksternal, sifon arus masuk (apertura brankial) diatas dan sifon
arus keluar (apertura atrial) di salah satu sisi. Air yang masuk ke dalam sifon arus masuk. Membawa
organisme kecil yang berperan sebagai makanan dan oksigen untuk respirasi, air yang keluar melalui
sifon arus keluar membuang limbah dan sel kelamin. Di dalam test dan mantel terdapat rongga atrial
yang mengandung sebuah kantung brankial yang terdilatasi dan banyak mengandung pori.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang diikuti
dengan sebuah lingkaran tentakel sensori seperti rambut di jalan masuk ke kantung brankial. Di
sepanjang dinding midventral kantung brankial terdapat endostil, sebuah lekuk vertikal yang dilapisi
dengan silia dan sel mukus dimana makanan dan air yang masuk ditangkap dan digerakkan ke bawah.
Karena hanya memakan plankton, ascidian tidak membutuhkan embelan yang besar untuk menangani
makanan. Dari dasar kantung brankial, esofagus mengarah ke lambung yang terdilatasi yang
menghubungkan ke usus, lambung dan usus terdapat di luar kantung brankial. Usus melengkung ke atas
untuk berakhir di anus di bawah sifon arus keluar. Sebuah kelenjar pencernaan terhubung ke lambung.
Dinding kantung brankial memiliki banyak pori yang dibatasi oleh sel-sel bersilia
yang menghentak untuk menggerakkan air dari dalam kantung ke rongga antrial, dari mana air mengalir
ke sifon untuk keluar. Sistem dalam sirkulasi mencakup jantung berbentuk tabung ke rongga viseral
di dekat lambung. Setiap ujung jantung terhubung sebuah pembuluh besar atau aorta, satu
mendistribusikan kelambung, dinding test dan salah satu sisi kantung brankial, pembuluh lain melayani
sisi kantung yang berlawanan. Di dinding kantung sebuah rangkaian yang saling berkomunikasi dari
pembuluh kecil di sekeliling pori dalam kantung brankial berperan sebagai mekanisme respirasi.
Pembuluh ini merupakan ruang di dalam jaringan dan tidak memiliki lapisan endotelium.
Urochordata merupakan kelompok yang unik karena jalur aliran darah berbalik pada interval pendek.
Jantung dan pembuluh darah tidak memiliki katup. Di dekat usus terdapat struktur, tanpa saluran
dianggap berperan dalam ekskresi. Satu-satunya peninggalan sistem saraf adalah ganglion batang tubuh
panjang di mantel anatara kedua sifon, dengan saraf berbagai bagian. Di dekatnya terdapat kelenjar
neural, kemungkinan memiliki sifat-sifat endokrin dan agak mirip dengan struktur pituitari.
Ascidian bersifat monoesis, tetapi mandul sendiri. Ovarium adalah kelenjar besar berongga di
lengkung intestinal, dan oviduk, pararel terhadap usus, membuka
di rongga atrial dekat anus. Testis terdiri atas banyak tubulus
bercabang, di permukaan ovarium dan usus, yang mengeluarkan
isinya ke vas deferens yang pararel terhadap oviduk. Beberapa
unicata juga berproduksi secara aseksual dengan tunas. Ascidian
sederhana, setiap individu terdapat pada test yang terpisah,
umum di perairan laut dan yang lain hidup di kedalaman hingga 5.220 m. Banyak individu yang putih
pucat atau kekuningan, beberapa memiliki warna yang cerah. Gabungan ascidian sebagai berikut:

Gambar 2.6 Urochordata gabungan (Botryllus

Gabungan ascidian tumbuh menjadi massa lunak dengan banyak individu kecil terpisah yang
tertanam di penutup yang umum. Kedua tipe melekat ke batu, kayu, dan material lain di dalam air.
Contoh: Molgula sp. (soliter), Otryllus sp. (koloni)

Sistematika

Subfilum Urochordata terbagi atas 3 kelas yang penting, yaitu:


1. Kelas Larvacea, hewan dewasa mempunyai tubuh bertesta, bentuk seperti larva, berukuran 5 mm,
notochord, otak, dan nevecord tetap bertahan sampai dewasa, berukuran kecil yang difertilisasi
bersegmen-segmen untuk membentuk blastula dan kemudian gastrula, embrio memanjang dan
segera menetas sebagai larva yang berenang bebas, seperti kecebong katak. Contoh: Oikopleura sp
dan Appendicularia sp.
2. Kelas Ascidiacea, memiliki bentuk tubuh bervariasi, hidup soliter atau berkoloni, biasanya sesil
setelah hilangnya notochord, hewan dewasa kehilangan nervecord, testa permanen dan berlubang.
Contoh: Clavelina sp, Ciona sp,Molgula sp, Ascidia sp dan Ascidia intertinalis
3. Kelas Thaliacea, ukuran tubuh bervariasi, hewan dewasa kehilangan notochord dan ekor, testa
permanen, tubuh dilengkapi dengan serbuk otot sirkular, aurikel terbuka ke arah posterior,
reproduksi dapat terjadi secara aseksual. Contoh: Doliolum denticulatum, Phyrosoma sp dan Salpa
sp.
SUBFILUM CEPHALOCHORDATA

Cephalochordata merupakan golongan kecil dengan bentuk menyerupai ikan. Subfilum


cephalochordata biasanya hidup di daerah perairan pantai yang dangkal, hanya menyisakan ujung
anteriornya yang menonjol. Kadang kala hewan ini muncul untuk berenang dengan menggunakan
gerakan lateral tubuh yang cepat. Seperti Amphioxus
sp. Tubuh berbentuk ramping dan padat secara
lateral, meruncing di kedua ujung, tidak terdapat
kepala yang jelas seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.7 Subfilum Chepalochordata

Sirip dorsal median bawah di sepanjang sebagian besar bagian tubuh dan sirip preanal dari
atriopori sampai ke anus terdiri atas ruangan-ruangan yang mengandung jejari sirip dari jaringan ikat.
Ekor memiliki sirip bermembran. Anterior terhadap sirip ventral, tubuh memipih di permukaan bawah
dengan lipatan metapleural di sepanjang setiap sisi. Mulut terletak ventral di ujung anterior, anus di sisi
kiri dekat dasar sirip ekor dan atriopori merupakan lubang ventral tambahan di depan anus. Penutup
tubuh merupakan batang ramping dari sel tinggi bergelatin yang dikelilingi oelh selubung jaringan ikat.
Struktur pendukung yang lain mencakup penguatan di tudung oral, jejari sirip, dan batang halus dengan
hubungan silang di batang insang. Di sepanjang setiap sisi tubu dan ekor, spesies yang berbeda-beda
memiliki 50 sampai 85 otot (miomer). Masing-masing terdiri atas serabut otot yang memanjang dan
dipisahkan antara yang satu dengan yang lain oleh septa tipis dari jaringan ikat. Kedua otot tersebut,
dikedua sisi, posisinya berselang seling. Otot berkontraksi untuk menghasilkan pembungkukan ke arah
lateral untuk menggali dan berenang. Otot transversal di lantai rongga atrial, di antara lipatan
metapleural berfungsi untuk mendorong air ke eksterior.Saluran pencernaan yang lurus dan sederhana
dengan tudung oral (vestibula) anterior dikelilingi oleh sekitar 22 siri bukal berdaging di belakangnya
terdapat beberapa batang bersilia. Lubang mulut yang melingkar terdapat di dalam membran (velum)
posterior di tudung oral dan dijaga oleh 12 tentakel velar yang menghalangi partikel besar untuk masuk.
Silia di dalam tudung ketika hidup, menghasilkan efek rotasi dan disebut “organ roda”. Siri tentakel dan
tudung mengandung struktur sensori. Di belakang mulut terdapat faring yang padat dan besar dengan
banyak celah insang diagonal di sisinya. Setelah faring usu yang lurus dan sempit, yang berujung di
anus. Hati yang ramping dan berbentuk seperti kantung diperkirakan menyekresikan getah pencernaan,
melekat secara ventral ke bagian anterior usu dengan baik di dalam selom bagian depan. Faring
menggantung di bagian dorsal, dibawah notokorda, tetapi menggantung bebas di dalam rongga, atrium,
di dalam otot dinding tubuh. Atrium merupakan rongga eksternal, dilapisi dengan ektoderm (oleh sebab
itu, bukan selom) dan terhubung ke atriopori. Faring mengandung alur middorsal (lekuk hiperbrankial)
yang dilapisi dengan sel bersilia dan di bagian midventral terdapat

lekuk yang sama, endostil, dengan sel bersilia dan sel kelenjar.Air yang mengandung organisme kecil
dimasukkan ke mulut dengan aksi silia, makanan diperangkap oleh lendir di endostil dan dibawa secara
posterior ke usus, sedangkan air melintas di antara batang insang ke atrium dan kemudian ke eksterior
melalui atriopori.Sistem sirkulasi agak mirip dengan sistem sirkulasi pada Chordata yang lebih tinggi,
tetapi tidak memiliki jantung. Selain pembuluh darah yang jelas, terdapat ruang terbuka tempat darah
yang tidak berwarna masuk ke jaringan. Darah dari saluran pencernaan mengalir secara anterior di
dalam vena subintestinal ke vena porta hepatika yang masuk ke hati, kemudian darah tersebut
berkumpul di vena hepatika dan dengan darah lain dari bagian posterior tubuh melintas ke depan di
aorta ventral di bawah endostil dan ke cabang-cabang di setiap batang insang primer. Setiap cabang
memiliki bulbus kecil yang berdenyut, dan bersama-sama mereka berfungsi sebagai jantung,
mendorong darah ke atas di batang insang, tempat darah tercampur dengan gas dan kemudian
mengumpul di aorta dorsaal yang berpasangan. Aorta dorsal bergabung di belakang faring untuk
membentuk satu aorta dorsal di mana darah masuk secara posterior untuk menyuplai tubuh dan usus
dan akhirnya melalui kapiler ke bagian vena. Sebagian darah yang mengandung oksigen melintas ke
dapan di aorta dorsal kanan ke ujung anterior tubuh. Jalur umum aliran darah di Amphioxus dengan
demikian mirip dengan aliran darah di Chordata yang lebih tinggi dan berlawanan dengan aliran darah
pada invertebrata seperti annelida. Respirasi dihasilkan dari perjalanan air yang mengandung oksigen
dari faring melalui 100 atau lebih celah insang di setiap sisi dan melintasi batang insang, yang
mengandung pembuluh darah. Aliran air ini dibantu oleh silia di batang insang. Sistem insang dari
amphioxus mirip dengan sistem insang pada chordata tingkat tinggi selama kehidupan larva awal,
permukaan dalamnya berasal dari endoderm dan permukaan luarnya berasal dari ektoderm. Lalu
diselubungi oleh pertumbuhan dinding penutup yang membentuk rongga atrial di luar insang. Selom,
selama perkembangan dibentuk oleh lima kantung embrionik seperti pada hemichordata pada
amphioxus dewasa, selom mengecil dan menjadi lebih kompleks, kecuali disekeliling usus. Sistem
eskresi terdiri atas sekitar 100 pasang nefridia kecil bersilia di relik dorsal selom di atas faring. Nefridia
menghubungkan selom ke rongga atrial dan menunjukkan kesamaan struktural dengan nefridia pada
beberapa cacing annelida.Sistem saraf terdapat di atas notokorda, sistem tersebut terdiri atas satu tali
saraf dorsal dengan kanal sentral kecil. Ujung anterior sedikit membesar untuk membentuk vesikula
serebrum median, dengan sebuah lubang olfaktori middorsal, sebuah bintik mata dari pigmen hitam
yang berukuran kecil dan nonsensori, serta dua pasang “saraf” kranial. Tali saraf memberikan sepasang
saraf ke setiap miotom secara bergantia, akar dorsal menjadi berfungsi sensori dan motori, akar ventral
hanya berfungsi motor. Epidermis permukaan tubuh dan bagian mulut memiliki sel bersilia, agaknya
berfungsi sensori.

Sistematika
Subfilum Cephalochordata terbagi atas 1 kelas yang penting, yaitu:
1. Kelas Leptocardii, memiliki tubuh kecil, memanjang, pipih, seperti bentuk ikan, tetapi tidak ada
sirip atau kepala yang jelas. Notokorda dan korda saraf tumbuh baik dan terletak membujur
sepanjang tubuh dan tetap ada selama hidup.Faring dengan banyak celah insang terdapat dalam
ruang atrial. Kelamin terpisah. Fertilisasi eksternal. Contoh: Amphioxus sp dan Branchiostoma sp.

SUBFILUM AGNATHA

Agnatha merupakan vertebrata yang tidak berahang. Subfilum Agnatha meliputi hewan–hewan
mirip ikan yang telah punah disebut Ostrakoderma (berkulit cakngkang) yang dibungkus oleh beberapa
lempengan bertulang sebagai pelindung. Agnatha umumnya berukuran kecil dengan panjang kurang
dari 50cm. Sebagian besar tidak memiliki sirip yang berpasangan dan merupakan hewan yang tinggal di
dasar perairan yang bergeliat di sepanjang hamparan arus atau dasar laut, tetapi ada juga beberapa
spesies yang lebih aktif memiliki sirip berpasangan. Mulut mereka berbentuk bundar atau berupa
bukaan mirip celah dan tidak memiliki rahang. Sebagian besar hewan Agnatha adalah penyedot lumpur
atau pemakan suspensi yang mengambil sedimen dan serpihan bahan organik yang tersuspensi melalui
mulutnya dan kemudian meneruskannya melalui celah insang, tempat terperangkapnya makanan.

Sistematika

Subfilum Agnatha terbagi atas 2 kelas yang penting, yaitu:

1. Kelas Ostracodermimerupakan hewan yang sudah punah.


2. Kelas Cylostomata, memiliki tubuh berupa kombinasi antara kepala dan badan, berbentuk silindris.
Ekor pipih lateral. Sirip median. Ada corong bukal (buccal funnel/corong mulut) di sebelah ventral
kepala dan bergigi. Satu lubang hidung. Dua buah mata, tertutup dengan kulit tembus cahaya
(bukan kelopak mata). Di belakang tiap mata ada 7 celah insang. Di sepanjang sisi tubuh terdapat
titik-titik perasa. Seluruh tubuh tertutup dengan epitel berlendir. Contoh: Petromyzon sp dan
Entphenus sp.

SUBFILUM GNATHOSTOMATA

Gnathostomata merupakan vertebrata yang berahang. Subfilum Gnathostomata (mulut berahang)


menggantikan sebagian besar hewan agnatha. Kelas ikan yang masih hidup (Chodrichthyes dan
Osteichthyes) pertama kali muncul pada masa Silur dan awal masa Devon; brsama-sama dengan suatu
kelompok yang diberi nama plakoderma (placoderm) berkulit lempeng yang tidak memiliki keturunan
yang hidup. Vertebrata berahang juga memiliki dua pasang anggota badan berpasangan. Sementara itu,
hewan Agnatha tidak memiliki anggota badan yang berpasangan atau hanya memiliki sepasang.

Sistematika
Subfilum Gnathostomata terbagi atas 2 superkelas yang penting, yaitu:

1. Superkelas Pisces, memiliki otak yang terbagi menjadi regio, otak itu dibungkus dalam kranium
(tulang kepala)yang berupa kartilago (tulang rawan) dan sepasang mata dan bernapas dengan
menggunakan insang.

a.) Kelas Placodermi (punah)


b.) Kelas Chondrichthyes,memilikirangka yang tersusun atastulang rawan, mulut berahang kuat
dan terletak di bawah tubuh, bernapas dengan insang, memiliki indra yang berkembang dengan
baik, fertilisasi terjadi secara internal. Contoh: ikan hiu (Squalus sp),ikan pari (Raja sp) dan
chimaera (Shimaera sp)

1.) Subkelas Elasmobranchii

(a.) Ordo Lamniformes (bangsa hiu)


(b.) Ordo Squaliformes (bangsa hiu)
(c.) Ordo Squatiniformes (hiu nona)
(d.) Ordo Rajiformes(ikan pari)

2.) Subkelas Holocephali

(a.) Ordo Chimaerifrmes (chimera atau ratfishes)

c.) Kelas Osteichthyes, memiliki rangka yang tersusun atas tulang keras dan mengandung matriks
kalsium fosfat, mulut terletak di bagian depan tubuh, terdapat celah insang di tiap sisi kepala,
fertilisasi terjadi secara eksternal dan bersifat ovipar, habitat di perairan tawar. Contoh:
sturgeon (Acipenser sturio), gar (Lepidosteus osseus), ikan lele (Ameiurus melas) dan belut
(Anquilla sp)

1.) Subkelas Actinopterygii


2.) Subkelas Sarcopterygii

(a.) Superordo Crossopterygii


(b.) Superordo Dipnoi (ikan paru-paru)

2. Superkelas Tetrapoda, memiliki rangka yang tersusun atas tulang keras dan mengandung matriks
kalsium fosfat, mulut terletak di bagian depan tubuh, terdapat celah insang di tiap sisi kepala,
fertilisasi terjadi secara eksternal dan habitat di perairan tawar.

a.) Kelas Amphibia. Contoh: Anura sp (kodok atau katak) dan Salamander (Caundata sp)
1.) Subkelas Lissamphibia (ampfibi modern)

(a.) Ordo Anura (katak atau kodok)


(b.) Ordo Urodela (salamander)
(c.) Ordo Apoda Atau Gymnophiona

b.) Kelas Reptilia. Contoh: kura-kura (Chelydra sp), dan Chleonia sp.

1.) Subkelas Anapsida

(a.) Ordo Testudinata (kura-kura)

2.) Subkelas Lepodosauria

(a.)Ordo Squamata (kadal, ular, komodo, biawak)

3.) Subkelas Archosauria

(a.) Ordo Crocodilia (buaya dan aligator)

c.) Kelas Aves. Contoh: merpati (Columbia fasciata) dan burung hantu (Bubo virgianus)

1.) Subkelas Neornites (semua jenis burung yang ada)

d.) Kelas Mammalia. Contoh: manusia

1.) Subkelas Prototheria

(a.) Infrakelas Ornithodelphia (monotremata, mamal bertelur)

2.) Subkelas Metatheria (marsupialia, sebangsa kangguru)

(a.) Infrakelas Eutheria (mamal berplasenta)

Sumber:

https://www.academia.edu/8799606/FILUM_CHORDATA

Diakses pada Februari 2015


1. MAMALIA

Ciri-ciri mamalia sebagai berikut:

 Mempunyai kelenjar susu


 Mempunyai rambut
 Otot diafragma
 Jantung beruang 4, bersekat sempurna
 Sistem syaraf sudah berkembang sangat kompleks
 Umumnya hidup di daratan, tetapi ada pula yang hidup di air seperti paus, lumba-luma ada yang
bisa terbang
 Pada kulit terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak
 Fertilisasi internal
 Bernafas dengan paru-paru
 Secara Evolusi mamalia diyakini berasal dari Reptil, namun tidak ada bukti otentik dari bentuk
peralihan
 Zaman Triasic 220 juta tahun

2. AVES

Ciri-ciri aves sebagai berikut:

 Secara umum tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor.
 Tubuhnya ditutupi oleh bulu. 
 Lengan depannya mengalami modifikasi sebagai sayap yang umumnya digunakan untuk
terbang.
 Alat gerak belakang digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang, dan umumnya
dilengkapi dengan 4 jari.
 Mulut Aves meluas sebagai paruh dan tidak bergigi.
 Bentuk paruhnya bervariasi

3. REPTILIA

Ciri-ciri reptilia sebagai berikut:

 tubuh terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor


 habitat di darat dan di air
 tubuh ditutupi sisik yang tersusun atas zat tanduk
 bernapas dengan paru-paru
 berdarah dingin (poikiloterm)
 berkembang biak dengan bertelurpasang kaki, kecuali pada ular
 umumnya alat gerak berupa dua
 jantung terdiri dari 4 ruang dengan sekat yang belum sempurna

4. AMFIBIA

Ciri-ciri amfibia sebagai berikut:

 Hewan ini merupakan hewan peralihan dari kehidupan air ke kehidupan darat.
 Pada saat larva, hidupnya di air dan bernapas menggunakan insang, sedangkan pada waktu
dewasa hidupnya di darat dan bernapas dengan paru-paru.
 Seperti halnya ikan, amfibia jua merupakan hewan berdarah dingin.
 Tubuh Amfibia terdiri atas kepala, badan, dan anggota gerak, namun tidak mempunyai leher.
 Anggota gerak amfibi pada dasarnya adalah pentadactylus dan tidak memiliki kuku atau cakar.
Pentadactylus adalah alat gerak belakang yang memiliki lima jari (pentadactylus), dengan selaput
renang (webb) yang terdapat antara jari-jari serta bervariasi pada tiap jenisnya.
 Kulit memiliki kelenjar mukosa atau kelenjar racun (berbintil-bintil), misalnya pada beberapa jenis
katak.

5. CHONDRICHTHYES

Ciri-ciri chondrichthyes sebagai berikut:

 a)Rangka tulang rawan 


b) Ada yang bersisik dan ada pula yang tidak bersisik
c) Celah insang ada satu pasang, lima pasang dan tujuh pasang
d) Letak celah insang lateral dan ventral
e) Mulut terletak pada sisi ventral
f) Ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak
g) Sirip berpasangan
h) Tidak memiliki gelembung udara
i) Lubang hidung sepasang. 

6. OSTEICHTYES

Ciri-ciri osteichtyes sebagai berikut:

 Kulit ditutupi dengan sisik dermal yang pipih atau plat tulang, tapi kadang-kadang tidak bersisik.
 Rahang merupakan struktur yang kompleks dibangun oleh sejumlah tulang sejati terutama
tulang dermal (unsur tulang rawan yang direduksi).
 Pada umumnya rangka terdiri atas tulang sejati, tapi tulang rawan terdapat pada beberapa
golongan (Coelacanthiformes dan Acipenseridae).
 Ruang insang ditutupi dengan tiga tulang dermal yang besar disebut operculum. Tiap lengkung
insang berfilamen (septum direduksi dan tidak melebihi panjang filamen).
 Paru-paru atau gelembung renang berkembang sebagai penonjolan keluar dari saluran
pencernaan makanan.

Chordata merupakan filum dengan hewan-hewan yang sangat beragam penampakannya. Hewan-hewan
tersebut dimasukkan ke dalam filum chordata karena memiliki 4 struktur anatomis yang sama. Keempat
struktur tersebut terkadang hanya muncul pada fase embrionik dari hewan tersebut. Keempat ciri khas
chordata adalah sebagai berikut:
      1. Notokord
Notokord adalah batang fleksibel yang terdapat diantara saluran pencernaan dan tali saraf. Tersusun atas
sel-sel yang penuh cairan dan terbungkus jaringan serat yang agak kaku, notokord menyokong sepanjang
tubuh hewan chordata. Notokord ditemukan pada semua embrio chordata, namun saat dewasa ada yang
masih mempertahankan bentuk notokord dan ada yang telah menggantinya dengan struktur tulang yang
keras.
      2. Tali saraf dorsal berlubang
Tali saraf chordata berkembang dari jaringan ektoderm yang menggulung membentuk tabung. Hasilnya
adalah tali saraf dorsal yang berlubang yang hanya terdapat pada hewan chordata.
      3. Celah faring
Chordata memiliki celah pada faring yang memungkinkan air yang masuk melalui mulut dapat keluar
tanpa harus terus mengalir melalui saluran pencernaan. Celah-celah tersebut berkembang menjadi
struktur pertukaran gas pada chordata akuatik.
      4. Ekor pascaanus yang berotot
Ekor chordata mengandung struktur otot yang menjadikan ekor tersebut dapat digerakkan.

Filum chordata terbagi menjadi 4 subfilum yaitu hemichordata, urochordata, chepalochordata, dan
vertebrata.
      1. Subfilum hemichordata
Hemichordata adalah hewan mirip cacing yang hidup air, tinggal di dasar lumpur, di antara bebatuan, atau
di antara tanaman. Keempat ciri filum chordata dimiliki saat fase larvae dari hewan tersebut. Larva
hemichordata berukuran sekitar 0.5 sampai 1 mm dan memiliki silia sebagai alat gerak.

Hemichordata (Acorn worm)

      2. Subfilum urochordata
Urochordata juga sering disebut dengan tunikata. Sebagian besar tunikata adalah hewan laut yang diam
menempel pada batuan, beberapa yang lain hidup seperti plankton. Keempat ciri khas chordata hanya
muncul saat fase larva dari hewan urochordata tersebut.  Air laut memasuki hewan ini melalui sifon arus
masuk, kemudian lewat melalui celah faring ke dalam suatu ruangan yang disebut atrium, dan keluar
melalui sifon arus keluar yang disebut atriopori. 

a) Urochordata dewasa   b) larva Urochordata


      

      3. Subfilum Cephalocordata
Cephalocordata dikenal juga dengan nama lancelet karena bentuknya yang seperti mata pisau. Keempat
ciri chordata dipertahankan hingga hewan ini dewasa. Lancelet dewasa memiliki panjang hanya beberapa
sentimeter dan tinggal di dasar laut yang dangkal. Lancelet mengubur dirinya dalam pasir dan hanya
menampakkan ujung anteriornya berupa tentakel-tentakel yang berfungsi untuk menangkap makanan
berupa plankton.

Cephalochordata

4. Subfilum Vertebrata
Vertebrata merupakan anggota chordata yang memiliki ukuran tubuh yang beragam, tinggal di air laut,
tawar, maupun daratan. Struktur yang menjadi ciri khas chordata hanya nampak pada fase embrionik.
Setelah dewasa struktur notokord diganti menjadi struktur tulang keras yang disebut vertebrae (tulang
belakang) yang menjadi ciri utama subfilum ini.
Vertebrata

 Simetri Bilateral, adalah hewan yang bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan
bagian lainnya. Jika diambil garis memotong dari depan ke belakang, maka akan terlihat
bagian tubuh tubuh yang sama antara kiri dan kanan.
 Vertebrata memiliki kerangka dalam disebut juga (endoskleton).
  Sistem Peredaran darah tertutup adalah peredaran darah dimana sirkulasinya melalui
pembuluh darah sejati yaitu yang terdiri dari pembuluh arteri, vena, dan kapiler.

Hemichordata, urochordata, dan cephalocordata sering disebut dengan chordata-invertebrata karena saat dewasa tidak
memiliki struktur tulang belakang. 

Monotremata[1] (monos, tunggal + trema, lubang; menunjuk pada kloaka) adalah mamalia yang bertelur,


bukannya beranak seperti marsupialia (Metatheria) dan mamalia berplasenta (Eutharia).

Karakteristik umum[sunting | sunting sumber]


Seperti mamalia lainnya, monotremata berdarah panas dengan kadar metabolik yang tinggi (walaupun tidak
setinggi mamalia lainnya); tubuhnya berambut, memproduksi susu untuk menyusui anak mereka, memiliki
tulang tunggal pada rahang bawahnya; dan memiliki tiga tulang telinga tengah.
Monotremata adalah salah satu kelompok mammalia unik yang bertelur, bukannya beranak seperti marsupialia (Metatheria) dan
mammalia berplasenta (Eutharia). Monotremata (monos, tunggal + trema, lubang; menunjuk pada kloaka) berbeda dengan
mamalia lain dimana mereka memiliki satu lubang untuk saluran urine, pencernaan dan reproduksi.

Monotremata bereproduksi dengan bertelur, dan seperti mamalia lain, mereka juga laktasi (memproduksi susu) tetapi bukannya
memiliki puting seperti mamalia lain, monotremata mensekresikan susu melalui kelenjar susu yang melekat di kulit.

Platypus (Ornithorhynchus anatinus)


Monotremata adalah satu-satunya keluarga mamalia yang memiliki organ electroreception, suatu organ yang memungkinkan
mereka mengetahui lokasi mangsanya dengan sensor elektrik yang terbentuk dari kontraksi ototnya. Dari semua monotremata,
platypus memiliki tingka elektroreseptor yang paling sensitif, yang terletak di paruh platypus. Dengan organ elektroreseptor ini,
platypus dapat mendeteksi arah dan kekuatan sinyal elektrik. Bahkan ketika makan, platypus tidak menggunakan indra
penglihatan, penciuman dan pendengaran, dan hanya bergantung pada organ elektroresepsi.

Short-beaked echidna (Tachyglossus aculeatus)


Selasa, 30 Maret 2010

Monotremata
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang
pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau
"berdarah panas". Otak mengatur sistem peredaran darah, termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari
5.000 genus, yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang
dipakai.
Secara filogenetik, yang disebut Mamalia adalah semua turunan dari nenek moyang monotremata (seperti echidna) dan
mamalia therian (berplasenta dan berkantung atau marsupial)
Sebagian besar mamalia melahirkan keturunannya, tapi ada beberapa mamalia yang tergolong ke dalam monotremata
yang bertelur. Kelahiran juga terjadi pada banyak spesies non-mamalia, seperti pada ikan guppy dan hiu martil; karenanya
melahirkan bukan dianggap sebagai ciri khusus mamalia. Demikian juga dengan sifat endotermik yang juga dimiliki oleh
burung.
Monotremata tidak memilki puting susu, namun tetap memiliki kelenjar susu. Artinya, monotremata memenuhi syarat untuk
masuk ke dalam kelas Mamalia. Perlu diketahui bahwa taksonomi yang sering digunakan belakangan ini sering
menekankan pada kesamaan nenek moyang; diagnosa karakteristik sangat berguna dalam identifikasi asal usul suatu
makhluk, tapi misal ada salah satu anggota Cetacea ternyata tidak memiliki karakteristik mamalia (misal, berambut) ia akan
tetap dianggap sebagai mamalia karena nenek moyangnya sama dengan mamalia lainnya.
Seperti mammalia lainnya, monotremata berdarah panas dengan kadar metabolik yang tinggi (walaupun tidak setinggi
mammalia lainnya); tubuhnya berambut, memproduksi susu untuk menyusui anak mereka, memiliki tulang tunggal pada
rahang bawahnya; dan memiliki tiga tulang telinga tengah.

Platypus
Platypus adalah hewan semi-akuatik yang banyak ditemui di bagian timur benua Australia. Walaupun Platypus bertelur tapi
ia tergolong ke dalam kelas Mammalia karena ia menyusui anaknya. Platypus juga sering dikenal dengan nama duck-billed
Platypus atau Platypus berparuh itik disebabkan bentuknya yang menyerupai bebek.
Platypus termasuk binatang yang aneh dari kerajaan Animalia. Binatang ini Mammalia tapi bertelur (mayoritas Mammalia
beranak seperti anjing, kucing, beruang, dan sebagainya). Platypus memiliki paruh yang seperti bebek dan kaki berselaput.
Seperti halnya kangguru dan koala, platypus menjadi simbol fauna Australia dan dapat ditemui di koin 20 sen Australia.
Temperatur tubuh platypus kira-kira 32oC. Temperatur ini lebih rendah dari kebanyakan Mammalia (sekitar 38oC).
Tubuhnya ditutupi bulu berwarna coklat yang menjaga agar tubuhnya tetap hangat. Kaki platypus berselaput seperti bebek.
Platypus juga memiliki paruh seperti bebek. Paruh ini digunakan sebagai organ sensor.
Berat platypus berkisar antara di bawah 1 kg sampai dengan lebih dari 2 kg. Panjang tubuhnya sekitar 30-40 cm dan
panjang ekornya sekitar 10-15 cm (jantan) dan 8-13 cm (betina). Platipus jantan lebih besar hingga 3x
betinanya.Pemeliharanya juga harus hati-hati karena Platypus juga adalah hewan berbisa. Bisa ini digunakan dalam
pertarungan perebutan wilayah atau pertempuran antar teman.
Platypus perenang yang baik dan menghabiskan banyak waktunya di dalam air untuk mencari makanan. Ketika berenang,
platypus menutup matanya rapat-rapat dan menyerahkan sisanya kepada indra lainnya. Keempat kaki platipus berselaput.
Ketika ia berenang, ia mengayuh dengan menggunakan kedua kaki depannya. Dan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya
digunakan ekornya dan kedua kaki belakangnya. Platypus memakan cacing, larva serangga, dan yabbie yang digalinya
atau ia tangkap pada saat berenang.
Platipus menelurkan telur yang mirip dengan telur reptil, dan sedikit lebih bundar daripada telur burung. Platipus betina
biasanya menelurkan dua telur pada saat yang bersamaan. Walaupun terkadang memungkinkan platipus betina
menelurkan satu atau tiga telur. Periode inkubasi-nya terbagi menjadi tiga bagian.
• Tahap pertama: embrio tidak memiliki satupun organ fungsional dan bergantung pada kantung merah telur untuk bernafas.
• Tahap kedua: jari-jari kaki mulai muncul.
• Tahap ketiga: gigi muncul.
Telur menetas seusai periode inkubasi yang berlangsung sekitar 10 hari. Setelah telur menetas, keluarlah bayi platipus tidak
berambut yang langsung melekat pada induknya. Sang induk kemudian akan menyusui anaknya yang buta dan peka. Bayi
platipus akan meninggalkan sarangnya setelah berusia 17 minggu (kurang lebih 4 bulan lewat).
Organ reproduksi platipus mirip dengan burung (aves). Platipus betina memiliki sebuah ovarium yang terdiri dari ovarium
kanan dan ovarium kiri dimana ovarium kanan tidak tumbuh sempurna (sama dengan burung).

Ekidna
Ekidna adalah satu-satunya hewan dari ordo Monotremata yang masih bertahan hidup selain platipus. Keempat spesies
yang masih hidup, merupakan hewan asli Papua dan Australia, semuanya termasuk ke dalam famili Tachyglossidae. Ekidna
dinamai berdasarkan nama monster dalam mitologi Yunani kuno.
Ekidna adalah mammalia kecil yang tubuhnya ditutupi rambut kasar dan duri. Ekidna menyerupai pemakan semut Amerika
Selatan dan mammalia berduri lainnya seperti hedgehog dan landak. Mereka memiliki moncong yang berfungsi sebagai
mulut dan hidung. Moncong mereka panjang dan langsing. Mereka memiliki kaki yang pendek dan kuat dengan kuku besar.
Ekidna juga adalah penggali yang handal. Mereka memiliki mulut yang mungil dan rahang tak bergigi. Mereka makan
dengan cara membuka batang kayu yang lunak, sarang semut, dan semacamnya, dan menggunakan lidahnya yang
panjang serta lengket yang memanjang dari moncongnya untuk mengumpulkan mangsanya. Ekidna moncong pendek
terbiasa memakan semut dan rayap dalam jumlah besar, sedangkan spesies Zaglossus terbiasa memakan cacing tanah
dan larva serangga.
Selain platipus, keempat spesies echidna adalah satu-satunya mammalia yang bertelur. Betina menelurkan satu telur
berbulu bercangkang lunak dua puluh dua hari setelah kawin dan meletakkannya langsung dalam kantungnya. Telur akan
menetas setelah sepuluh hari; ekidna muda (dalam bahasa Inggris disebut: puggle), kemudian akan menghisap susu dari
pori-pori kedua kelenjar susu (sebab monotremata tidak memiliki puting) dan tetap tinggal di dalam kantung induknya untuk
empat puluh lima hingga lima puluh lima hari, selama kurun waktu tersebut, mulai tumbuh duri. Sang ibu menggali lubang
untuk merawat anaknya dan meletakkan anaknya di dalam lubang. Sang ibu kembali setiap lima hari untuk menyusui
sampai berhenti menyusui pada bulan ketujuh.
Taksonomi
Ekidna diklasifikasikan ke dalam dua genera. Genus Zaglossus meliputi tiga spesies yang masih bertahan hidup dan dua
spesies yang sudah punah (diketahui hanya melalui fosil). Genus lainnya adalah Tachyglossus di mana hanya satu spesies
yang dikenal.

Genus Zaglossus
Ada tiga spesies dari genus Zaglossus yang masih hidup. Ketiga spesies itu dapat ditemui di Papua. Mereka langka, dan
diburu untuk dimakan. Mereka mencari makanan dalam sampah dedaunan di lantai hutan. Mereka memakan cacing tanah
dan serangga.
• Ekidna moncong panjang barat (Zaglossus bruijini) pada hutan dataran tinggi.
• Ekidna moncong panjang Sir David (Zaglossus attenborough).
• Ekidna moncong panjang timur (Zaglossus bartoni); telah diidentifikasi 4 subspesies.

Kedua spesies yang telah punah adalah:


• Zaglossus robustus; dikenal dari fosilnya saja.
• Zaglossus hacketti; juga dikenal dari fosilnya saja.

Genus Tachyglossus
Ekidna moncong pendek (Tachyglossus aculeatus) ditemukan di bagian tenggara Papua dan juga terdapat di hampir
seluruh lingkungan Australia; dari salju Alpen Australia sampai gurun dalam di daerah pedalaman: utamanya di daerah
manapun sejauh semut dan rayap ada. Ukurannya lebih kecil daripada spesies Zaglossus dan ia mempunyai rambut yang
lebih panjang.

Apakah kanguru termasuk mamalia plasenta? Anda tahu bahwa kanguru betina memiliki kantong
untuk pengembangan akhir bayi mereka. Jadi, tidak ada, kanguru bukan mamalia plasenta. Apa
itu mamalia plasenta? Mamalia Therian: Seperti vertebrata betina lainnya, semua mamalia betina
memiliki ovarium. Ini adalah organ yang menghasilkan telur (lihat Gambar di bawah). Mamalia
Therian juga memiliki dua struktur reproduksi wanita tambahan yang tidak ditemukan pada
vertebrata lainnya. Mereka adalah rahim dan daerah kewanitaan.

1. Rahim (jamak, uteri) adalah, organ berotot seperti kantong. Embrio atau janin berkembang di dalam
rahim. Kontraksi otot rahim mendorong anak keluar selama kelahiran.
2. Vagina adalah lorong tubular di mana embrio atau janin meninggalkan tubuh ibu saat melahirkan.
Vagina juga di mana menyimpan sperma laki-laki saat kawin.

Mamalia Therian dibagi menjadi dua kelompok: mamalia plasenta dan mamalia berkantung.
Setiap kelompok memiliki strategi reproduksi yang agak berbeda.

Mamalia plasenta
Mamalia plasenta adalah mamalia therian di mana plasenta berkembang selama kehamilan.
Plasenta menopang janin saat tumbuh di dalam rahim ibu. Mamalia plasenta melahirkan bayi
yang relatif besar dan matang. Kebanyakan mamalia adalah mamalia plasenta.

Plasenta
Plasenta adalah struktur kenyal seperti spon. Ini terdiri dari membran dan pembuluh darah dari ibu
dan embrio (lihat Gambar di bawah). Plasenta meneruskan oksigen, nutrisi, dan zat lain yang
berguna dari ibu ke janin. Plasenta juga melewatkan karbon dioksida dan limbah lainnya dari janin
ke ibu. Plasenta memungkinkan pertukaran darah dan zat-zat janin dari ibu tanpa benar-benar
terjadi pencampuran. Dengan demikian, melindungi janin tidak diserang oleh sistem kekebalan
tubuh ibu sebagai “parasit asing.”

Pro dan Kontra Reproduksi plasenta


Plasenta memungkinkan periode panjang pertumbuhan janin di dalam rahim. Akibatnya, janin bisa
menjadi besar dan dewasa sebelum kelahiran. Hal ini meningkatkan peluangnya untuk bertahan
hidup.

Di sisi lain, mendukung pertumbuhan janin sangat menguras dan berisiko bagi ibu. Sang ibu harus
makan lebih banyak makanan untuk memberi makan janin. Dia juga menjadi lebih berat dan
kurang bergerak saat janin akan menjadi lebih besar. Akibatnya, dia mungkin kurang mampu
melarikan diri dari predator. Karena janin yang ada di dalam dirinya, dia tidak bisa
meninggalkannya untuk menyelamatkan hidupnya sendiri jika dia dikejar atau jika makanan
langka. Melahirkan bayi besar juga berisiko. Bahkan mungkin mengakibatkan kematian ibu.

Sistem Reproduksi Perempuan dari Mamalia Therian (Manusia). Mamalia Therian


adalah vivipar, melahirkan embrio atau bayi bukan bertelur. Sistem reproduksi wanita dari semua mamalia therian
mirip dengan manusia. Plasenta memungkinkan pertukaran gas, nutrisi, dan zat lainnya antara janin dan ibu.

Ringkasan

 Mamalia Therian adalah vivipar. Mereka melahirkan embrio atau bayi bukan bertelur.
 Sistem reproduksi wanita dari mamalia therian termasuk rahim dan daerah kewanitaan.
 Ada dua kelompok mamalia therian: mamalia plasenta dan marsupial.
 Mamalia plasenta melahirkan janin yang relatif besar dan matang. Hal ini dimungkinkan karena
mereka memiliki plasenta untuk menyehatkan janin dan melindunginya dari sistem kekebalan tubuh
ibu. Hal ini memungkinkan untuk jangka panjang pertumbuhan dan perkembangan sebelum kelahiran.
 Karena keturunan mamalia plasenta yang relatif besar dan matang saat lahir, ia memiliki peluang
bagus untuk bertahan hidup. Namun, membawa dan melahirkan janin besar berisiko bagi ibu. Hal ini
juga mengharuskan dia untuk makan lebih banyak makanan.

 Jika mendengar kata mamalia, mungkin teman-teman membayangkan hewan yang


berkembang biak dengan cara melahirkan.

 Sebenarnya, ada tiga cara mamalia berkembang biak, lo.

 Cari tahu lebih dalam tentang tiga cara mamalia berkembang biak, yuk!

 Ciri Mamalia
 Organisme yang termasuk mamalia adalah kelompok vertebrata. Vertebrata artinya
adalah memiliki tulang belakang.

 Kemudian, mamalia termasuk dalam kelompok hewan berdarah hangat atau


endoterm.

 Mamalia juga memiliki rambut tubuh atau bulu. Dan bernapas menggunakan paru-
paru.

 Mamalia juga memberikan nutrisi pada anaknya dengan cara menyusuinya.

 Baca Juga : Mamalia Lainnya Suka Makan Rumput, Kenapa Manusia Tidak, ya?

 Cara Mamalia Berkembang Biak

 Mamalia Plasental

 Mamalia plasental merupakan jenis yang paling banyak di antara ribuan mamalia.

 Manusia juga termasuk ke dalam mamalia plasental, lo.

 Selain manusia, ada kucing, anjing, hamster, bahkan mamalia laut seperti paus biru.

 Mamalia plasental memiliki plasenta, sebuah organ jaringan yang kaya akan darah dan
berbentuk cakram.

 Plasenta ini menempel pada dinding rahim, teman-teman. Plasenta ini fungsinya
menopang embrio yang sedang berkembang.

 Plasenta membuat adik bayi di dalam perut bisa bernapas dan mendapatkan nutrisi
yang cukup dari ibunya. Oksigen dan nutrisi ini diangkut melewati tali pusar.

 Ini karena plasenta terhubung langsung dengan pembuluh dari ibunya.

 Sisa-sisa nutrisi dan oksigen juga dikeuarkan lewat jalur ini.

 Mamalia plasental biasanya punya waktu yang lama di dalam kandungan ibunya,
dibandingkan mamalia lain.

 Baca Juga : Seperti Mamalia, Laba-Laba Ternyata Juga Menyusui Anaknya, lo!

 Mamalia Marsupial

 Nah, yang kedua ada mamalia marsupial.

 Saat dilahirkan, mamalia marsupial berukuran sangat kecil, teman-teman.

 Sehingga, proses pertumbuhannya diteruskan di dalam kantung di perut induknya.


 Contoh mamalia marsupial ada wombat, kanguru, walabi, quoll, dan koala.
Kebanyakan mamalia marsupial tinggal di Australia.

 Bayi mamalia marsupial keluar dari rahim ibunya dan memanjat lagi ke dalam kantung
induknya.

 Di dalam kantung, induknya memiliki kelenjar air susu untuk pertumbuhannya.

 Rata-rata, bayi mamalia marsupial tumbuh di dalam kantung induknya selama 6 - 11


bulan.

 Uniknya, hewan marsupial seperti kanguru bisa memiliki calon bayi dalam rahimnya
sekaligus membesarkan bayi yang lahir lebih dulu di dalam kantungnya.

 Jika sedang dalam keadaan lingkungan yang sulit, kanguru bisa menghentikan
kehamilannya untuk sementara.

 Baca Juga : Hiu Melahirkan Anaknya, Apakah Ia Termasuk Mamalia? Cari Tahu,
yuk!

 Monotremata

 Yang ketiga, adalah mamalia yang punya cara berkembang biak paling unik.

 Spesies yang termasuk mamalia monotremata paling sedikit di antara ribuan mamalia,
lo.

 Di dunia hanya ada lima spesies mamalia monotremata. Yaitu empat spesies ekidna
dan satu spesies platypus.

 Monotremata punya arti "satu lubang". Hewan ini hanya punya satu jalur untuk
reproduksi, mengeluarkan zat sisa, dan bertelur.

 Yap, hewan monotremata adalah mamalia yang berkembang biak dengan cara
bertelur.

 Hewan lain yang seperti ini adalah bebek, reptil, ikan, dan hewan ovipar lainnya.

 Saat dikeluarkan, cangkang telur bayi ekidna atau platypus ini lembut, lo. Kemudian,
saat menetas ia akan menyusu lewat pori-pori di tubuh induknya.

 Meski punya cara berkembang biak yang berbeda-beda, semua hewan di atas adalah
mamalia, teman-teman.

 Ini karena ada ciri lain yang Bobo sebutkan di atas tadi. Ayo, siapa yang masih ingat
apa ciri mamalia?

 Baca Juga : Bagaimana Cara Mamalia Laut Menyusui Anaknya? Ayo, Cari Tahu!
 Yuk, lihat video ini, juga!

  

  

  
 SainsMe – Ada banyak sekali jenis dan spesies binatang di dunia. Beberapa di antara mereka memiliki
keistimewaan tersendiri yang tak dimiliki oleh binatang jenis lain. Salah satunya ada binatang yang

memiliki kantong di perut mereka. Bukan untuk menyimpan dompet, melainkan untuk menggendong

anak mereka kemana-mana. Ya, itu adalah jenis binatang marsupial, atau marsupialia.
 Mengapa disebut marsupial? Istilah marsupial diambil dari kata marsupium, yang artinya adalah
kantung. Semua marsupial adalah mamalia, itu artinya mereka berkembang biak dengan melahirkan,

dan termasuk binatang menyusui.


 Jika ditanya tentang binatang berkantung, kalian pasti langsung terpikir binatang kanguru kan? Padahal
pada kenyataannya kanguru bukanlah satu-satunya binatang berkantung. Binatang yang masuk dalam

kategori marsupial ini di antaranya adalah kanguru, koala, possum, wallaby, tasmanian devil, dan

beberapa binatang lain yang memang jarang dijumpai.


 Mengapa harus memiliki kantung?
 Binatang marsupial memiliki masa kehamilan yang sangat singkat, tak lebih dari lima minggu saja.
 Sehingga saat dilahirkan, keadaannya si bayi marsupial masih sangat lemah. Sehingga mereka akan
lebih aman jika berada di dalam kantung ibu mereka selama beberapa minggu. Sehingga bisa

mendapatkan kehangatan dan perlindungan dari predator. Juga lebih mudah untuk menjangkau puting

susu ibunya.
 Faktanya, lebih dari setengah populasi binatang marsupial ini ada di benua Australia. Dan hanya
beberapa saja yang ada di Amerika selatan dan Papua.
 ARSUPIALIA (hewan berkantung), mamalia yang memilki kandungan ganda,
melahirkan anak yang perkembangannya masih sangat kurang lengkap dan juga
ukurannya sangat kecil serta masih lama menempel pada puting induknya.
Marsupialia, baik yang sekarang masih hidup maupun yang sudah menjadi fosil,
tergolong infrakelas Metatheria yang bersama dengan Eutheria (mamalia sejati). Infra
kelas mamalia yang masih hidup dan yang masih tersisa adalah Prototheria hanya
mencangkup monotremata(hewan kloaka) atau mamalia (hewan menyusui) yang
bertelur (platypus).
 Marsupialia merupakan satu-satunya ordo Metatheria dan karena itu disebut
juga Didelphia , suatu nama yang ada dengan kandungan ganda. Pada semua
marsupialia saluran urine (ureter) yang berjalan dari ginjal ke kantung urine,
membagi alat-alat kelamin yang sedang berkembang sehingga pada betina dewasa baik
kandungan maupun vagina (penyalur pengangkatan spermatozoa yang akan
membuahi), merupakan struktur ganda. Pada marsupialia jantan , kedua penyalur
sperma yang akan menghantarkan spermatozoa dari testis ke alat kopulasi (penis),
terletak di luar saluran urine sedangkan pada mamalia sejati (theria) terletak diantara
saluran-saluran urine. Ciri-ciri organ untuk berkembang biak merupakan satu-
satunya cara pasti untuk membedakan antara marsupialia dan mamalia sejati.
Sebelum perbedaan ini diketahui beberapa diantara marsupialia yang dewasa ini
masih hidup digolongkan mamalia sejati. Kantung yang telah memberi nama kepada
hewan berkantung, sebenarnya bukan merupakan ciri mutlak, bahkan bukan suatu
ciri umum kelompok ini. Kantung ini misalnya sama sekali tidak ada pada marsupialia
primitif. Beberapa fosil yang kini dianggap mamalia yang dinaggap suatu infra kelas
yang diragukan, mungkin juga merupakan marsupialia tetapi oleh karena fosil yang
tersimpan dan masih utuh organ-organnya untuk berkembang baik mungkin tidak
dapat ditemukan hingga harus menggunakan ciri-ciri anatomis lain.
 Marsupialia dibagi atas kelompok, suatu pembagian yang didasarkan terutama atas
jumlah dan bentuk gigi. Dibidang ini ada beberapa perbedaan jelas antara marsupialia
dan mamalia lain. Mamalia masa kini berasal dari nenek moyang yang dimasing-
masing belahan rahang atas memiliki lima gigi seri, satu gigi taring dan jumlah
geraham palsu maupun sejati yang sama jadi rumus gignya adalah gigi atas 5.1.3.4.,
gigi bawah 4.1.3.4. dan seluruhnya lima puluh gigi. Sedangkan rumus gigi mamalia
sejati pada bentuk primitif paling tinggi gigi atas 3.1.4.3., gigi bawah 3.1.4.3. dengan
empat puluh empat gigi. Jadi marsupialia dengan nenek moyangnya mempunyai lebih
banyak gigi seri daripada mamalia sejati. Jumlah gigi geraham (palsu = premolar dan
sejati = molar) semula pada kedua kelompok yang sama tetapi marsupialia mempunyai
tiga geraham palsu, sedangkan mamalia hanya mempunyai empat buah. Marsupialia
mempunyai empat geraham sejati hanya memiliki tiga buah. Gigi seri berbentuk pahat
atau kapak, sedangkan gigi taringnya tajam. Gigi-gigi palsu selalu berlainan,
bentuknya juga biasanya lebih kecil dari yang sejati. Umumnya marsupialia dapat
dibagi atas dua kelompok besar yang didalam klasifikasi lebih lama terkadang disebut
sebagai ordo tersendiri. Kelompok-kelompok ini adalah
marsupialia polyprotodont yang memiliki enam atau lebih gigi seri dalam setiap rahang,
marsupialia diprotodont yang mempunyai enam gigi seri dalam rahang atas dan dua
gigi seri yang membesar, menjorok kedepan dibagian depan dalam rahang bawah.
 Metode kedua untuk membagi marsupialia adalah atas ciri-ciri kaki belakangnya, pada
beberapa marsupialia, jari kedua dan ketiga sangat berkembang sedangkan jari ini
pada hewan lain justru mengalamai reduksi dan bersambung dengan yang lain
dibagian ujung. Yang pertama disebut bentuk Didactyl dan yang kedua Syndactyl.
 Klasifikasi yang didasarkan pada bentuk gigi seri dan struktrur kaki adalah
bertentangn dana tidak memuaskan, kelompok Didel-phidae (oposum amerika utara
dan selatan dan beberapa jenis amerika selatan lainnya) serta marsupialia buas yang
sudah punah (borhyaenidae) adalah polyprotodont dan didactyl. Tikus oposum dari
amerika selatan juga didactyl tapi memperlihatkan bentuk dyprotodont dan pada
beerapa jenis ada pengurangan jumlah gigi seri. Daesyuridae australia (tikus kantung,
serigala kantung, iblis, tazmania, dll) adalah lyprotodont dan didactyl, akan tetapi pra
meliadae australia (bandicut) adalah polyprotodon t
dan sindactyl . Phalangeridae australia (marsupialia memajat, koala, hobat, kanguru
dan walabi) adalah diprotodon dan sindactyl. Ahli paleontologi dan zoologi amerika
G.G Simpson menyarankan untuk mengklasifikasikan kelompok-kelompok tadi
sebagai super family. Dari situ jelas bahwa perameridae dan caenolestidae atas dasar
gigi dan jari-jari mereka, tidak dapat dimasukkan klasifikasi manapun juga.
 Hewan fosil berkantung tertua adalah didelpidae yang berbeda dari beberapa jenis
yang masih hidup di amerika utara dan selatan. Alphadea, marsupialia dari
zaman Krestascikum (kapur) amerika utara, mungkin nenek moyang yang
menurunkan didelpidae yang masih hidup. Umum diterima bahwa marsupialia berasal
dari amerika utara, punah disitu dan pada akhir pliosen kembali ke amerika utara dari
amerika selatan. Marsupialia yang pergi ke amerika selatan disertai atau segera diikuti
oleh mamalia sejati yang sama-sama menghuni bagian bumi tadi, sesudah daerah itu
menjadi pulau karena hubungan dengan amerika utara menjadi terputus. Di amerika
selatan marsupialia berkembang menjadi insektivora, karnivora kecil dan besar, tetapi
tidak ada yang menjadai herbivora. Herbivora ini diantara mamalia sejati sudah ada
dalam jumlah besar. Punahnya marsupialia karnivora besar di amerika selatan
(berhyaenidae) mungkin dipercepat oleh datangnya karnivora sejati yang terjadi
ketika dikala pliosen benua tadi disambung kembali ke amerika utara.
 Marsupialia menyebar juga dari amerika utara ke benua erasia, rupa-rupanya melalui
sambungan yang kini disebut alat bering. Disitu hewan ini punah dikala miosen, pada waktu
yang sama seperti marsupialia dini, di amerika utara. Marsupialia mencapai australia, tempat
mereka mengembangkan jumlah terbanyak ragam jenisnya di australia, tempat mereka
mengembangkan jumlah terbanyak ragam jenisnya seperti insektivora, karnivora kecil dan
besar, dan sejumlah besar herbivora karena tidak ada saingan berupa mamalia sejati. Karena
ada radiasi adaptif marsupialia di australia itu besar, maka kini hanya ada wakil-wakil yang
hidup di tanah atau di pohon, yang berpindah dengan berjalan, melompat atau melayang
diudara. Hewan ini memperoleh nama yang menyatakan adanya kemiripan dengan mamalia
sejati, seperti bajing berkantung, bandicut, dan tikus berkantung. Bagaimana marsupialia
mencapai australia tidak diketahui, tapi mungkin menyebrangi selat bering kemudian
menyusuri daerah-daerah pantai samudera pasifik, sampai di australia. Agaknya tidak pernah
ada hubungan total baik antara australia dan asia barat daya, maupun antara australia dan
amerika selatan. Kalau hal itu mungkin pernah ada , maka mamalia sejati sudah pasti masuk
ke australia bersama marsupialia, karena sudah hampir dapat dipastikan bahwa ketika
marsupialia hijrah, kedua jenis hewan ini sudah ada. Diperkirakan bahwa marsupialia
menyebrang laut dari pulau ke pulau, dan dengan cara demikian sampai australia.
 Marsupialia tidak memiliki gigi geligi susu seperti mamalia sejati. Dimasing-masing
belahan rahang hanya ada satu geraham susu, yakni premolare desidous . Gigi ini
sudah dini oleh gigi diganti oleh gigi geraham palsu permanen (premolar). Geraham
susu ini berlainan dengan geraham palsu permanen yakni berbentuk geraham sejati.
Penelitian – penelitian kini telah menimbulkan kesangsian mengenai ketepatan
namanya dan mungkin lebih tepat kalau dianggap sebagai geraham sejati, hingga
jumlah geraham sejati disetiap belahan rahang menjadi lima dan jumlah geraham
palsu dua. Marsupialia selama perkembangan dini mempunyai sejumlah rudimenter
(menyusut) yang dapat berubah-ubah terkadang disebut prelakteak yang dini sudah
menghilang atau tidak berkembang melampaui tahap bibit awal.
 Marsupialia mempunyai jumlah kromosom yang lebih kecil dari pada jumlah yang
dimiliki mamalia sejati atau yang bertelur. Tapi memiliki jumlah de-oxyribonucleice
acid (DNA) yang setingkat nilainya. DNA marsupialia jumlah kromosomnya kurang
dibanding mamalia lain, tetapi ukurannya lebih besar jumlah kromosom marsupialia
antara 10 dan 32 (rata-rata 18), sedangkan jumlah rata-rata pada mamalia lain ini
berbeda dengan dengan burung jantan dan beberapa reptil jantan, karena membuat 2
macam sel mani, karena itu yang jantan disebut heterogematis, sedangkan betina
homogamatis, karena hanya memproduksi satu macam sel telur. Perpaduan sel mani
kromosom-Y dengan sel telur menghasilkan turun jantan, sedang perpaduan sel mani
berkromosom-X dengan sel telur menghasilkan turunan betina. Seperti pada mamalia
sejati, marsupialia yang menyimpang yang memiliki kromosom-Y, biasanya
mempunyai bentuk betina, sedangkan satu kromosom_Y tunggal dapat mengimbngi
pengaruh 2 kromosom –X pada individu yang menyimpang dengan kromosom-X pada
individu yang menyimpang dengan kromosom-X extra. Jadi kromosom-Y sangat
menentukan kelamin jantan, suatu situasi yang berlaku juga bagi mamalia sejati.
Struktur marsupialia sangat sederhana dan lebih kecil dari pada otak mamalia sejati
yang sama besarnya. Gabungan serat –serat saraf, corpus callosum, yang pada
mamalia sejati menghubungkan otak kiri dengan otak kanan, pada marsupialia
kantung tidak ada, atau hanya ada dalam bentuk rudi-menter. Tengkorak marsupialia
ditandai dengan tempat bagian otak berukuran kecil, kecilnya jarak antara rongga
mata dan perkembangan yang relatif besar yang dialami bagian yang terletak di depan
otak, mencakup rongga hidung. Sesuai dengan hal ini, maka marsupialia memiliki
indria hidung yang baik , sedangkan kemampuan penglihatannya kurang kuat, tetapi
disesuaikan dengan kehidupan malam. Tulang-tulang hidung yang merupakan sisi atas
rongga hidung kearah rongga mata menjadi semakin lebar, sedangkan pada mamalia
sejati justru menjadi lebih sempit. Baik pada mamalia sejati maupun pada marsupialia
ada lubang-lubang yang sama untuk dilalui syaraf dan pembuluh darah, tetapi, tetapi
pada marsupialia foramen opticum yang dilalui syaraf mata menjadi satu dengan
lubang terdepan untuk syaraf mata dan bagian terdepan syaraf trigeminus. Disisi
samping tempurung tengkorak mamalia sejati ada lubang tersendiri bagi syaraf mata
dan syaraf –syaraf otot mata. Tulang rahang bawah atau mandibula marsupialia
memiliki suatu kelanjutan khas yang seperti siku (processus angualaris). Gelang
pinggul, kecuali pada srigala berkantung, mempunyai sepasang tulang kantung yang
mengarah kedepan. Tulang ada pada kedua jenis kelamin, baik pada marsupialia yang
ada kantungnya maupun tidak. Tulang itu ada juga pada hewan kloaka atau hewan
berparuh (monotremata) dan ada juga pada beberapa anggota mulituberculata (suplas
allotherhia) yang sudah punah serta pada reptilia yang mirip mamalia. Reptilia mirip
mamalia ini, dalam banyak hal ada ditengah-tengah antara reptila dan mamalia.
 Masa hamil pada semua marsupialia singkat. Pada bandicut hidung panjang dan
bandicut hidung pendek masa hamil 12 hari, pada oposum amerika utara 13 hari, pada
oposum australia 17 hari dan tidak lebih lama dari 38 hari, pada kanguru terbesar.
Anak oposum australia beratnya pada waktu lahir hanya 0,2 gr atau kira-kira 0,013%
dari berat badan induknya dan kanguru raksasa merah yang baru lahir beratnya 1,5
gr atau kira-kira 0,003% dari berat badan induknya. Lama masa hamil matrsupialia
tidak memproduksi hormon reproduktif seperti mamalia sejati. Ini mungkin yang
menerangkan singkatnya masa kehamilan, sebab anak dilahirkan pada masa akhir
penyaluran hormon kerahim atau tidak lama sesudahnya. Masa penyaluran hormon
diperpanjang selama kehamilan oleh kegiatan hormon yang dihasilkan dalam plasenta.
Pada kanguru biasanya ada satu telur yang dibuahi dalam salah satu kandungan,
sedangakan sang induk menyusui anak yang lahir terlebih terdahulu. Telur yang sudah
dibuahi istirahat sampai anak di sapih. Apabila anak ini kecelakaan maka
perkembangan telur dibuahi berjalan terus. Hal ini menerangkan mengapa kanguru
dalam kurungan dapat memperoleh anak lagi tanpa dalam masa yang sama hadir
seekor jantan. Marsupialia yang muda disusui dalam kantung. Pada bentuk-bentuk
tanpa kantung anak dalam masa ini menempel erat-erat pada puting, lama masa ini
pada berbagai jenis berbeda-beda dan selama periode ini anak berkembang sampai
suatu stadium yang dalam garis besar yang sama dengan yang dijumpai pada
kelahiran mamalia sejati. Periode anak tinggal di kantung dapat bervariasi dari kira-
kira delapan minggu pada bandicut hidung pendek sampai akhir setahun pada
kanguru raksasa abu-abu. Sesudah masa ini anak yang tidak hidup lagi dikantung
masih juga disusui beberapa lama. Bahkan juga kalau sudah ada anak baru dalam
kantung. Sang induk lalu mengeluarkan dua jenis susu.

Anda mungkin juga menyukai