Anda di halaman 1dari 2

Dini Harminto Wijaya

XI MIPA 3
Absen 12

1. FUNSGI GINJAL
Tes lab untuk mengetahui fungsi ginjal menggunakan laju filtrasi glomerulus yang mana
standar tersebut telah diterima secara luas sebagai indeks terbaik untuk menilai fungsi
ginjal. Pengukuran LFG merupakan hal yang penting dalam pengelolaan pasien
dengan penyakit ginjal. Selain untuk menilai fungsi ginjal secara umum, banyak
kegunaan penting pengukuran LFG, seperti untuk mengetahui dosis obat yang
tepat yang dapat dibersihkan oleh ginjal, untuk mendeteksi secara dini adanya
gangguan ginjal, mencegah gangguan ginjal lebih lanjut, mengelola pasien dengan
transplantasi ginjal, dan dalam penggunaan kontras media radiografik yang
berpotensi nefrotoksik. Karena itu diperlukan pemeriksaan LFG yang mempunyai
nilai akurasi yang tinggi

2. DIALISER
Hemodialisis yang sering disebut juga dengan istilah cuci darah. Yang mana proses cuci
darah ini sendiri bertujuan untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme
melalui proses penyaringan yang terjadi di luar tubuh. Umumnya, hemodialisis dilakukan
untuk menolong penderita gagal ginjal. Hemodialisis menggunakan alat yang berfungsi
sebagai ginjal buatan. Alat tersebut namanya dialiser, yang berisi membran selektif
permeabel dan cairan dialisat. Pada mesin juga terdapat alat pencatat serta pengontrol
aliran darah, suhu dan tekanan. Obat anti pembekuan darah (heparin) juga diberikan pada
pasien, untuk mencegah pembekuaan darah selama proses pencucian darah.

Untuk menyaring seluruh darahnya, umumnya setiap orang memerlukan waktu 9-12 jam
dalam seminggu. Pencucian darah dibagi menjadi tiga kali pelaksanaan, sehingga
diperlukan waktu 3-5 jam untuk sekali cuci darah. Meskipun demikian, hal tersebut
tergantung pada tingkat kerusakan ginjal. Untuk penderita gagal ginjal kronis, apabila
tidak ingin melakukan cuci darah terus menerus, alternatif lainnya adalah dengan
melakukan cangkok ginjal.

KOMPETENSI KETERAMPILAN
POLA HIDUP YANG MERUSAK SISTEM EKSKRESI (GINJAL) DAN
KAITANNYA DENGAN TEKNOLOGI

Di masa modern seperti saat ini, teknologi menciptakan banyak kemudahan bagi
kehidupan manusia. Salah satunya dalam bidang makanan, yang dimana masyarakat
jaman modern ingin segala hal serba instan. Contohnya terdapat pada varian-varian
makanan olahan seperti junk food. Yang mana sebagian besar makanan olahan (junk
food) mengandung natrium atau garam yang tinggi. Makanan tersebut tidak hanya
berbahaya bagi jantung, tetapi juga dapat menyebabkan masalah pada ginjal. Tanda jika
seseorang telah terlalu banyak mengonsumsi natrium, biasanya akan mengeluarkannya
saat buang air kecil, yang disertai dengan kalsium. "Pada gilirannya, memiliki terlalu
banyak kalsium dalam urine dapat meningkatkan risiko batu ginjal," kata James Simon,
ahli Nefrologi. Natrium seharusnya dikonsumsi tak lebih dari 2.300 miligram per hari,
namun rata-rata orang bisa mengonsumsi sampai dua kali lipatnya. "Orang-orang hanya
melihat karbohidrat dan lemak serta kalori dalam makanan, tetapi mereka tidak
memperhatikan natrium," kata Simon.

Anda mungkin juga menyukai