PT.

Dwinad Nusa Sejahtera

Subsidiary Companies of Sumatra Copper & Gold  Plc 

PROSEDUR UMUM PENGOPERASIAN JUMBO

GENERAL JUMBO OPERATIONS PROCEDURE

No Document DNS/UG/SOP-001/X/2015 Issued Date 09-Oct-2015

Revision No 4 Effective Date 11-Oct-2017

AUTHORIZATION AND CONTROL DOCUMENT

Prepared By: Reviewed By :

UCU SUMANTRI / HANDOKO SAPUTRO STAN OLIVER

---------------------------------------------- ----------------------------------------------------
UG Operation Head Department / Area Manager

Approved By : Authorized By :

GUY CLARKE HENDRA SEBAYANG

--------------------------------------------- ------------------------------------------------
Safety Department Head KTT/Registered Mine Manager

HISTORICAL AND VALIDATION

No / Date / Description / Prepared By / Reviewed by / Approved by / Authorized by /

Nomor Tanggal Deskripsi Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh Disahkan Oleh

1. 09/10/2015 Native Document NJ CM NJ LMM

2. 25/09/2016 Revised Document IS CM IS LMM

26/11/2016 Revised Document DP/KLP/AH JD IS LMM

3.

4. 11/09/2017 Revised Document HD/US SO GC HS

DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera Page 1 of 15

1. TUJUAN
Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk menjelaskan
cara yang benar yang digunakan dalam
mengoperasikan Bor Jumbo secara umum.
2. RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini berlaku untuk semua Operator
Jumbo dan semua bahaya / pertimbangan
keselamatan harus dipahami oleh setiap orang
yang bekerja di sekitar atau di dekat Jumbo.
3. TANGGUNG JAWAB
Manajer Tambang–akan memastikan semua
pekerjaan dilakukan sesuai dengan semua
persyaratan yang ada dalam peraturan dan
kontrak.
Kepala Tambang– akan memastikan prosedur
yang memenuhi standar digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan sertatersediapersonel
yang kompeten dan sesuai untuk melakukan
pekerjaan.
Supervisor Shift – bertanggung jawab atas
pelaksanaan semua aspek pada pengoperasian
jumbo secara umum yang aman dan sesuai, serta
memastikan semuanya berjalan sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan di instruksi kerja ini.
Semua Operator Jumbo – akan bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa peraturan dan
prosedur yang ditetapkan di dokumen ini benar-
benar dipatuhi setiap saat.
4. REFERENSI
 SOP Pengecekan ulang setelah peledakan
 SOP Penanganan gagal ledak
 SOP Pembersihan, pencongkelan & penilaian
batuan
 SOP Melintas atau bekerja diseputar alat berat
5. DEFINISI
 Jumbo : Mesin pengeboran
 Lifter tube - Polypipe yang digunakan untuk
mencegah lubang agar tidak rontok atau
tertutup
 Kabel - Kabel listrik yang digunakan untuk
memberikan daya ke Jumbo
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
1. PURPOSE
The purpose of this work instruction is to describe
the correct methods to use for general Jumbo Drill
Operation.
2. SCOPE
This work instruction applies to all Jumbo
Operators and all hazards/safety considerations
should be understood by any persons working
around or near the Jumbo.
3. RESPONSIBILITIES
Mine Manager - will ensure that all work is carried
out according to all regulatory and contractual
requirements.
Mine Superintendent- will ensure that established
procedures are used to complete the work and that
appropriate competent personnel are available to
carry out the works.
Shift Supervisor - is responsible for the safe and
proper implementation of all aspects to general
jumbo operations and ensure they are in line with
the rules set out in this work Instruction.
All Jumbo Operators – will be responsible for
ensuring that the rules and procedures set down in
this document are strictly adhered to at all times.
4. REFERENCES
 Re Entry Procedure
 Management of Misfires Procedure
 Washing, Scaling & Ground assessment
Procedure
 Passing / Working at around heavy equipment
5. DEFINITIONS
 Jumbo : Development drilling machine
 Lifter Tube : Poly pipe used to prevent holes
from collapsing Trailing
 Cable : Electrical cable used to power the Jumbo
Page 2 of 15
6. PERLENGKAPAN, PERALATAN DAN
MATERIAL
 Mesin pengeboran Jumbo dan perlengkapan
bor
 Meteran, cangkul pelikan, lifter tube, tongkat
cat, cat
 Kotak peralatan
 Rencana survei dan rencana lokasi geologi
 Rambu peringatan kabel trailing
 Pengukur mata bor
7. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) yang harus digunakan
ketika melakukan pekerjaan ini, seperti:
8. PERSYARATAN / PERTIMBANGAN
KESELAMATAN
Waspada terhadap bahaya berikut:
 Cedera personal – bekerja di dekat mesin yang
berputar.
 Cedera listrik – kabel trailing berada di atas air.
Tegangan berbahaya saat daya digunakan.
 Runtuhan batu & Batu jatuh menimpa
perlengkapan/peralatan - pencongkelan dan
penyanggaan.
 Mengebor ke bahan peledak –temukan dan
amankan bahan peledak yang gagal meledak.
 Mengebor ke air - periksa apa yang ada di
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
6. EQUIPMENT, TOOLS AND MATERIALS
 Jumbo drilling machine and drill consumables
 Measuring tape, pelican pick, lifter tubes, paint
stick, paint
 Toolkit
 Survey plans and geological site plans
 Trailing cable warning sign
 Bit gauge
7. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE)
The following Personal Protective Equipment (PPE)
must be worn when performing this task:
8. SAFETY REQUIREMENTS / CONSIDERATIONS
Be aware of the following hazards:
 Personal injury – working close to rotating
machinery.
 Electrical injury – trailing cables laying in water.
Hazardous voltage when power in use.
 Falling rocks & Rock falls onto equipment – scale
and support.
 Drilling into explosives – locate and deal with
misfires.
 Drilling into water – check what is ahead of work
site.
Page 3 of 15
 depan lokasi kerja.
 Kerusakan pada bor
- ketidakstabilan alat bor selama tramming
atau operasi
- unit dapat terbalik jika sudut inklinasi
berlebihan
- penempatan bor pada posisi bahaya
 Kerusakan peralatan berputar - tekanan yang
berlebihan pada peralatan
 Mengebor lubang ke dalam dan ke belakang
rekahan batu alami yang berakibat merusak
struktur penyangga alami.
 Semua harus diperhatikan ketika pengeboran
lubang yang berdekatan satu-sama lainnya.
Sebagai contoh; lubang di sekitar burn cut
harus sejajar satu sama lain.
 Jika lubang bor ledak memotong lubang
(reamer). Mungkin perlu untuk mengebor
lubang lain. Jika lubang lain tidak dapat dibor,
Blaster harus diberitahu. Jika mungkin
diperlukan lubang reamer harus diisi bahan
peledak, hanya diisi sedikit bahan peledak di
bagian belakang lubang reamer.
 Pengisian bahan peledak yang berlebihan ke
lubang reamer akan menyebabkan fly rock
lebih jauh dan menyebabkan kerusakan pada
listrik, saluran air / udara, saluran ventilasi
(Vent bag) dan alat berat jika diparkir dekat
dengan area ledakan. Shift Boss harus
diberitahu dan alat pelindung ledakan
diperlukan.
Tidak ada orang yang diizinkan melewati jack
bagian depan dari Jumbo dan berada didekat
peralatan berputar saat mesin sedang
beroperasi. Tidak ada orang yang diizinkan
bekerja di bawah tanah yang belum disangga.
9. PROSEDUR
9.1. Komunikasi Antar Shift
Tanyakan pertanyaan berikut kepada
operator Jumbo antar shift Anda: -
 Di mana jumbo berada dan
pekerjaan apa yang sedang dilakukan?
 Apakah jumbo dalam keadaan
bagus, ada masalah, perlu perbaikan?
 Peralatan yang diperlukan (oli, bit
besi, alat, dll.)?
 Kondisi batuan dan ventilasi?
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
 Damage to drill
- instability of rig during tramming or operating.
- unit can be tipped over if inclination angles
exceeded.
- placing drill in a position of danger.
 Rotating equipment breakage – excessive
pressure placed on equipment
 Drilling holes into and behind natural rock shears
breaking up the natural ground support structure.
 All care must be taken when drilling holes close
together. For example; holes around the burn
must be paralel to each other.
 If a drill hole intersects a reamer. It may be
necessary to drill another hole. If another hole
cannot be drilled the shot firer must be notified. If
may be required that the reamer be charged, but
only with a small amount of explosive in the back
of the hole.
 Over charging a reamer will cause fly rock to
shoot further down the drive and cause damage
to electrical, water/air services, ventilation bag
and equipment if parked close by. The shift Boss
must be notified as blast protection be required.
No person is permitted to advance anywhere
past the front jacks of the Jumbo, near the
rotating equipment while the machine is in
operation. No person is permitted to work
under unsupported ground.
9. PROCEDURE
9.1. Cross Shift Communication
Ask your cross shift Jumbo operator the following
questions: -
 Where is the jumbo and what job is in progress?
 Is the jumbo okay, any problems, maintenance
required?
 Gear required (oil, steel bits, tools, etc.)?
 Ground conditions and ventilation?
 Communicate any required information to the
shift supervisor
Page 4 of 15
  Komunikasikan setiap informasi
yang diperlukan ke supervisor shift
All personnel must attend a pre shift meeting
Perhatian!!!
Semua personel harus menghadiri pertemuan
sebelum shift atau harus bicara kepada
supervisor untuk mendapatkan rencana dan
instruksi shift.
9.2. Pemeriksaan Pre-start Sebelum
Tramming
Pastikan mesin berada dalam tempat kerja yang
aman, lalu lakukan inspeksi visual pada Jumbo:
 Kerusakan pada pengangkut atau boom
 Kebocoran oli pada selang atau di bawah
pengangkut
 Kondisi umum selang hidrolik
 Ban (tekanan – keausan dan sobekan) dan mur
roda
 Periksa Alat Pemadam Api Ringan / APAR
(penuh dan siap untuk digunakan)
 Periksa sistem pemadam kebakaran otomatis,
pastikan pengukur menunjukkan warna hijau
 Periksa kompresor, level oli hidrolik dan bor
 Level bahan bakar
 Penampungan udara (lakukan pengurasan air)
 Tangki oli pelumasan
 Periksa dan bersihkan lampu penerang
 Kuras filter air
Kompartemen Operator
 Kondisi tangga dan pegangan tangan
(bersihkan oli atau lumpur yang menempel)
 Periksa jika ada tag keselamatan yang
ditempelkan ke isolator
 Periksa kebersihan, kerusakan pengukur atau
objek yang kendur di bawah control
Isi lembar pemeriksaan awal (serahkan kepada
supervisor di akhir shift)
9.3. Aksesori yang Di Bawa Saat Mengebor
1) Peralatan
2) Batang bor cadangan
3) Sambungan batang bor
4) Pegangan bor
5) Mata Bor
6) Pengukur mata bor
7) Kaleng cat
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
Note!!!
or must speak to the supervisor to obtain a
shift plan and instructions.
9.2. Pre-Start Checks Before Tramming
Ensure the machine is in a safe workplace, then
carry out a visual inspection of the Jumbo:
 Damage to carrier or booms
 Oil leaks on hoses or under carrier
 General condition of hydraulic
hoses
 Tyres (pressure – wear and tear)
and wheel nuts
 Hand held fire extinguisher (full and
ready for operational use)
 Check fire suppression system.
Ensure gauge is in the green
 Check compressor , drill rock and
hydraulic oil levels
 Fuel level
 Air receiver (drain out water)
 Lubricating oil tank
 Check and clean driving lights
 Drain water filter
Operator’s Compartment
 Conditions of steps and hand holds
(remove oil or mud build up)
 Check if any safety tags are
attached to isolator
 Check for cleanliness, broken
gauges or loose objects under controls
Fill in the Pre-start Checklist (hand in to supervisor
at end of shift)
9.3. Accessories Carried on Rig
1) Tools
2) Spare drill steels
3) Drill rod couplings
4) Shanks
5) Drill bits
6) Bit gauge
7) Cans of paint
Page 5 of 15
 8) Lifter tube
9) Batang pencongkel
10) Cangkul pelican
9.4. Prosedur start
 Pastikan rem parkir berfungsi
 Pastikan selector arah perjalanan dalam
kondisi netral
 Nyalakan baterai utama
 Pastikan tidak ada orang yang bekerja
atau berada di sekitar alat pembor
 Nyalakan kunci kontak dan periksa
semua lampu peringatan (bunyikan klakson
sekali)
 Nyalakan kunci kontak dan mulai mesin,
panaskan selama 15-20 detik, periksa
pengukur dan lampu peringatan
9.5.
9.5. Tramming
Periksa bahwa:
 Tidak ada yang berdiri di dekat alat bor
 Jack sudah ditarik
 Boom berada dalam posisi yang benar
sehingga tidak menghalangi pandangan saat
menjalankan alat bor
 Nyalakan lampu
 Periksa rem termasuk rem parkir,
sebelum memulai tramming dan sebelum
memasuki jalan menurun atau tanjakan
 Jalankan unit pada kecepatan dan sudut
inklinasi yang benar sehingga unit berada
dalam control setiap saat (Maks. Kecepatan
15km)
 Jangan sampai menggesek dinding dan
merusak boom
 Tidak boleh ada penumpang yang
diangkut di atas jumbo
9.6.
9.6. Tiba di Lokasi Kerja
 Pastikan ventilasi
memadai.
 Nilai kondisi batuan dan
periksa secara visual pencongkelan dan
penyangga batuan yang ada.
 Pastikan kabel listrik
tergantung dengan benar.
 Tanda dan barikade
berada di tempatnya, dapat dilihat, dan aman
 Jalur perjalanan bersih dari
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
8) Lifter tubes
9) Scaling bar
10) Pelican pick
9.4. Start-Up Procedure
 Check park brake is engaged
 Check that travel direction selector is in neutral
 Turn main battery switch on
 Check no person working on or near rig
 Turn ignition key on and check all warning lights
(sound horn once)
 Turn ignition key and start engine, warm up for
15 – 20 seconds, check gauges and warning
lights
Tramming
Check that:
 No one is standing near the rig
 Jacks have been retracted
 Booms are in correct position so that they do not
obstruct vision while manoeuvring of the rig
 Turn on lights
 Check brakes including park brake, prior to
commencing tramming and before entering a
decline or incline
 Drive the unit at a speed and at correct
inclination angles so that the unit is under
absolute control at all times (Max Speed 15km)
 Avoid scraping walls and damaging booms
 No passengers are to be transported on the
jumbo
Arrival at Work Site
 Checking that ventilation is adequate.
 Assess the ground conditions and visually
check the scaling of the area and existing
ground support.
 Check that electrical cables are hung correctly.
 Signs and barricades are in place, visible, and
secure
 Travel ways are clear of rocks, and
housekeeping is adequate.
 Park back from the work area
 Engage park brake
Page 6 of 15
 batu, dan kerapihan memadai.
 Parkir di belakang dari area kerja
 Gunakan rem parkir
 Turunkan jack
 Jangan tinggalkan mesin dalam keadaan
menyala saat unit tidak diawasi
 Matikan lampu, biarkan lampu peringatan
berputar menyala, jika dipasang.
 Selesaikan Pemeriksaan Hazid dan
serahkan ke supervisor di akhir shift.
9.7. Jumbo di Tempat Kerja
9.7.1. Prosedur Penyambungan /
Pelepasan Untuk Jumbo
Penyambungan
1) Sambungkan kabel trailing ke eye bolt sebelum
mencolokkan kabel, (rantai angkor kabel trailing
dan Angkor pin harus dipasang sedemikian
rupa sehingga tidak ada stress yang terjadi
pada steker atau kotak starter Jumbo).
2) Tempatkan rambu dan three cone pada jalan
menurun yang berdekatan dengan panel starter
Jumbo untuk memperingatkan keberadaan
kabel trailing.
PERINGATAN : KABEL TRAILLING
3) Pindahkan Jumbo ke tempat kerja, luruskan
kabel.
4) Turunkan Jack Jumbo.
5) Pastikan isolator utama dan saklar kontrol pada
Jumbo dalam keadaan “OFF”.
6) Gantungkan kabel pada pin “L”.
7) Pastikan isolator utama pada starter Jumbo
dalam keadaan “OFF”.
8) Colokkan kabel trailing Jumbo ke starter.
9) Setel isolator panel starter Jumbo ke “ON”.
10) Kembali ke Jumbo dan setel isolator utama dan
saklar kontrol Jumbo menjadi “ON”.
PERINGATAN!!!
JANGAN PERNAH MENGGESER
JUMBO ATAU MEMEGANG KABEL
TRAILING JUMBO SAAT DAYA
MENYALA
Pelepasan
1) Setel isolator utama dan sakelar kontrol pada
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
 Run down jacks
 Do not leave engine running when unit is
unattended
 Turn off lights, leave rotating warning light on,
if fitted.
 Complete the Hazid Inspection and hand it to
the supervisor at the end of shift.
9.7. Jumbo at Work Area
9.7.1. Coupling / Uncoupling Procedures
Coupling
1) Anchor trailing cable to an eye bolt prior to
plugging in the cable, (the trailing cable anchor
chain and anchor pin shall be installed in such a
way that there is no stress applied to the Jumbo
starter box or plug).
2) Place sign and witches hat in the decline
adjacent to the Jumbo starter panel warning of
the presence of a trailing cable.
WARNING : TRAILLING CABLE
3) Move Jumbo to working face reeling out the
cable.
4) Lower Jumbo jacks.
5) Ensure main isolator and control switch on the
Jumbo are “OFF”.
6) Hang the cable on “L” pins.
7) Check that the main isolator at the Jumbo
starter is “OFF”.
8) Plug Jumbo trailing cable into starter.
9) Turn Jumbo starter panel isolator “ON”.
10) Return to Jumbo and turn the Jumbo main
isolator and control switch “ON”
WARNING!!!
NEVER SHIFT JUMBO OR HANDLE
THE JUMBO TRAILING CABLE WITH
THE POWER ON
Uncoupling
1) Turn main isolator and control switch at the
Jumbo “OFF”.
2) Go to Jumbo starter panel and turn main isolator
Page 7 of 15
 jumbo ke “OFF”.
2) Buka panel starter Jumbo dan setel isolator
utama ke “OFF”.
3) Cabut kabel trailing Jumbo dari kotak starter
Jumbo (Biarkan Angkor rantai tersambung ke
pin jangkar) atau
4) Cabut kabel jumbo dari back to back (jika
tersedia).
5) Cabut kabel dari pin “L”.
6) Naikkan jack Jumbo.
7) Mundurkan Jumbo ke arah panel starter
Jumbo gulung masuk kabel.
8) Cabut kabel trailing dari Angkor pin.
9) Kaitkan kabel ke jumbo.
10) Lepas rambu peringatan dan three cone dari
jalan menurun dan kembalikan ke jumbo.
9.7.2. Kabel penyambung dan kopling
back to back
Saat menggunakan Kabel Ekstensi dan
Penyambung Back to Back, persyaratan berikut
harus dipenuhi.
1) Kabel ekstensi ditopang di atas tanah pada
ketinggian tidak kurang dari 1,5 meter.
2) Penyambung harus tetap pada posisi dan
ditopang di atas tanah pada ketinggian tidak
kurang dari 1,5 meter.
3) Tanda bahaya harus dipasang pada
Penyambung dengan susunan kata sebagai
berikut:
BAHAYA
JALANKAN 3 FASE
ISOLASI SEBELUM
PENYAMBUNGAN / PELEPASAN
4) Prosedur untuk Penyambungan / Pelepasan
mesin pengeboran Jumbo (8.7.1 s/d 8.7.2)
harus diikuti saat menggunakan Kabel Ekstensi
dan Penyambung Back to Back.
9.8. Melaksanakan Tugas sesuai
kebutuhan
9.8.1. Scaling menggunakan Jumbo Drill
 Parkirkan Jumbo drill di posisi aman
dibawah area yang berpenyangga.
 Turunkan jack depan dan belakang
 Gunakan speed rod dan drill bit 64 mm
untuk melakukan scaling
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
“OFF”.
3) Unplug Jumbo trailing cable from jumbo starter
box (Leave anchor chain connected to anchor
pin) or
4) Disconnect the jumbo cable from the back to
back (if applicable).
5) Remove the cable from the “L” pins.
6) Raise Jumbo jacks.
7) Reverse Jumbo towards Jumbo starter panel
reeling in the cable.
8) Remove trailing cable from the anchor pin.
9) Fasten the cable to the jumbo.
10) Remove warning sign and witches hat from
decline and place on the jumbo.
9.7.2. Extension Cable and Back to Back
Couplers Procedure
When using Extension Cable and Back to Back
Couplers the following requirements must be met.
1) Extension cable to be supported clear of the
ground at a height of not less than 1.5 metres.
2) The coupler is to be firmly fixed in position and
supported clear of the ground at a height of not
less than 1.5 metres.
3) A danger sign is to be fitted to the coupler with
the wording as follows:
DANGER
PERFORM 3 PHASE
ISOLATION BEFORE
COUPLING / UNCOUPLING
4) The procedure for Coupling / Uncoupling the
Jumbo drilling machine (8.7.1 till 8.7.3) is to be
followed when using Extension Cables and Back
to Back Couplers.
9.8. Perform Required Task
9.8.1. Scaling using Jumbo Drill
 Park the Jumbo drill at supported ground
area.
 Lower the front and rear jacks
 Use the speed rod and the drill bit 64mm
for scaling
 Place the pump on supported ground area
Page 8 of 15
 Posisikan pompa di tempat yang aman di
bawah area berpenyangga untuk mencegah
kerusakan akibat tertimpa batu.
 Pastikan atap dan dinding telah di
semprot sehingga operator dapat melihat
retakan dan misfire.
 Amati kondisi batuan pada area yang
akan di scaling. Pengamatan harus dilakukan di
area yang telah di pasang penyangga.
 Lakukan scaling dimulai dari bagian atas
(backs) bergerak ke depan dan dilanjutkan ke
dinding.
 Boom yang tidak digunakan untuk scaling
di standby-kan pada posisi yang aman dekat ke
bagian atap (backs) untuk menghindari
kerusakan jika ada batu jatuh.
Peringatan:
Dilarang melewati jack saat scaling di
lakukan!
Jika lubang telah dibersihkan dari batu
gantung (scaling) sebelum tiba:
 Hentikan Jumbo pada posisi yang
memungkinkan anda untuk memeriksa, bunyi,
dan getaran area di depan kabin sampai keface.
 Dengarkan adanya suara retakan untuk
memastikan area itu aman bagi anda untuk
bekerja di lokasi tersebut.
 Hal ini harus dilakukan karena
anda akan bekerja di depan boom untuk
menandai dan memasang lifter tube dll. Anda
tidak boleh bekerja di area yang belum anda
periksa sendiri keamanannya.
 Jika scaling menyebabkan
material terjatuh dalam jumlah besar,
kemungkinan perlu dikeruk ulang sebelum
pengeboran.
 Amati permukaan jika ada
lubang sisa gagal ledak. Jika bahan peledak
ditemukan, ikuti Prosedur Pengelolaan Gagal
Ledak.
 Matikan switch inti pilot sebelum
mengangkat jack, matikan daya pada isolator
utama sebelum memindahkan jumbo ke
posisinya untuk mengebor permukaan.
9.8.2. Persiapan Pengeboran (rigging up)
 Pindahkan jumbo ke tempat kerja,
ulurkan kabel tambahan.
 Turunkan jack jumbo dan setabilkan
jumbo.
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
to prevent damage from falling rock
 Ensure backs and wall are washed down
so operator can inspect for cracks and misfire
 Observe the condition of the rock in the
area to be on scaling. Observations should be
done on the supported ground area.
 Perform scaling starts from the backs
working forward an then moving to the wall.
 Boom unused placed in a safe position
close to the backs to prevent damage if rock fall.
Warning:
Prohibited through the jack during
scaling!
If the cut was scaled prior to your arrival:
 Stop the Jumbo in a position that allows you to
check, sound and rattle the area in front of the
cab up to the face.
 Sound and rattle that area to ensure it is safe for
you to work in that location.
 This must be done as you will be working in front
of the booms to mark up and install lifter tubes
etc. At no time should you work in an area that
you have not personally checked is safe.
 If scaling causes a large amount of material to
fall it may be need to be re-bogged prior to
drilling.
 Inspect the face for any butts or misfires. If a
misfire is found, follow the Management of
Misfires Procedure.
 Switch off pilot core switch before lifting jacks,
switch off power at the main isolator before
moving jumbo into position to bore the face.
9.8.2. Set Up for Boring (rigging up)
 Move the jumbo to the working face, reeling out
additional trailing cable.
 Put jumbo jacks down and stabilise the jumbo.
 Check that the pilot core switch is off.
 Hang the additional cable on pins or stands.
Page 9 of 15
 Periksa apakah switch inti pilot dalam
keadaan mati.
 Gantungkan kabel tambahan pada pin
atau gantungan.
 Pastikan kabel tidak terkena air dan
rambu kabel dipasang pada posisi yang benar.
 Sambungkan saluran air ke jumbo,
nyalakan air.
 Nyalakan switch inti pilot, dan switch
isolator daya utama.
Catatan:
Jangan memindahkan Jumbo saat
daya utama menyala!
9.8.3. Penandaan lokasi penambangan
 Teknik penandaan akan sangat
tergantung pada type heading (terowongan).
 Rencana penambangan harus digunakan
untuk segala pengembangan.
 Jika tidak yakin pada rencana dan apa
yang dibutuhkan, hubungi supervisor anda
 Penandaan lubang pada garis perimeter
untuk membuat profil lubang cut berikutnya.
 Saat menandai batas perimeter, pastikan
semua ujung lubang telah ditandai dengan
lingkaran untuk membuat mudah dilihat dan
dihindari selama collaring.
Belokan Lereng
 Memo untuk setiap
belokan lereng akan dikeluarkan oleh surveyor.
 Memo ini mencakup
informasi mengenai jarak ukur di sepanjang
garis grade dan offset di sebelah kanan atau kiri
center. Face akan diberi tanda menggunakan
prosedur normal.
Arah Bijih
Pada jalur arah bijih, mungkin diberikan oleh
Departemen Geologi.
9.8.4. Pengeboran
Collaring / Pengeboran lubang awal
 Menggunakan kontrol boom, posisikan
feeder di mana lubang akan dibor.
 Dorong peyangga feeder dengan halus
keface.
 Mulai pengeboran lubang
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
 Ensure cable is clear of water and cable signs
are in correct position.
 Connect water line to the jumbo, turn water on.
 Turn on the pilot core switch, and the main power
isolator switch.
Note:
Never shift the Jumbo with the main
power on!
9.8.3. Face Mark Up
 Face mark up techniques vary depending upon
heading type.
 A mine plan must be used for any development.
 If at all unsure of the plan and what is required
contact your supervisor
 Butts Mark up perimeter line to establish the
profile of next cut.
 Whilst marking up perimeter, ensure all butts
have been marked up with a round circle to make
it easy to see and avoid them during collaring.
Decline Turns
 A memo for each decline turn will be issued by
surveyor.
 This memo includes information on graduated
distances along the grade line and offsets to the
left or right of centre. Face to be marked up
using normal procedure.
Ore Drives
In ore drives line may be given by the Geological
Department.
9.8.4. Drilling
Collaring / Drilling
 Using the boom controls, position the rail where
the hole is to be drilled.
 Push the rail buffer firmly against the face.
 Start to collar the hole.
 Once the hole is collared, check the drill steel rod
for alignment and correct if necessary.
 Engage full feed and percussion then drill the
hole.
 When the hole is complete, the drifter will stop
and return automatically.
Page 10 of 15
 Setelah lubang awal dibor, periksa batang
baja bor apakah sudah sejajar dan betulkan bila
perlu.
 Gunakan full feed dan percussion lalu bor
lubang tersebut.
 Jika lubang telah selesai, drifter akan
berhenti dan kembali berjalan secara otomatis.
Rangkaian Pengeboran
 Boom harus diletakkan di tengah face
dan salah satunya di sisi face yang menjauh
satu sama lain. Urutan ini akan
mempertahankan pemisahan maksimum antara
boom dan memastikan kedua boom mengebor
setiap saat.
 Face harus dibor dengan pola yang tepat
terhadap jenis dan ukuran heading.
 Sebagai tambahan lubang ledak, lubang
pin juga dibutuhkan untuk service Pin L sebagai
gantungan kabel trailing.
 Lifter tube harus digunakan untuk
melindungi lubang lifter dari batuan dan lumpur
bor yang jatuh.
Periksa Poin-Poin Berikut Selama
Pengeboran
 Turunkan boom secara perlahan.
 Air keluar secara konstan dari lubang
yang dibor.
 Pembengkokan batang bor.
 Fittings, selang, baut dan mur tidak
menjadi longgar.
 Selang tidak kusut pada komponen
boom.
 Komponen drifter tidak bergesekan satu
sama lain atau menggesek back, rib atau lantai.
 Penting untuk memastikan posisi lubang
separalel mungkin satu sama lain untuk
memberikan beban yang sama di antara lubang.
 Jika posisi pengeboran yang
dimaksudkan adalah lubang sisa peledakan,
penting untuk membor lubang 150mm dari sisa
lubang.
 Setelah batang drifter masuk ke batuan
dengan kedalaman lebih dari 200mm,
perubahan arah tidak dapat dilakukan. Jika
diperlukan, lubang baru yang lengkap harus
dibor.
 Pastikan jack kokoh di lantai untuk
mencegah ayunan yang berlebihan pada boom
dan batang bor.
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
Sequence of Drilling
 A boom should be placed in the middle of the
face and one to the side of the face working
away from each other. This sequence will
maintain maximum separation of booms and
keep both booms drilling at all times.
 The face should be drilled to the appropriate
pattern for the heading type and size.
 In addition to the blast holes, pinholes are also
required for services and for L Pins to hang the
trailing cable.
 Lifter tubes should be used to protect lifter holes
from falling dirt.
During Drilling Check the Following Points
 Down creep of booms.
 Constant flow of water out of hole being drilled.
 Bending of the drill rod.
 Fittings, hoses, bolts and nuts are not coming
loose.
 Hoses are not getting tangled on the boom
components.
 The components of drifters are not rubbing
against each other or scraping against back,
walls or floors.
 It is also essential to keep holes running as
parallel as possible with each other to give even
burden between holes.
 If the intended drilling position of a hole is
obstructed by a butt, it is essential to collar the
hole 150mm clear of the butt.
 Once a drifter rod has penetrated into the ground
greater than 200mm in depth, no change of
direction is possible. If this is necessary, a
complete new hole has to be collared.
 Ensure jacks are firm on floor to prevent
excessive swing on boom and drill rods.
 Recognise sound of pitch of each drifter to
establish if sufficient feed rotation of hammer.
 To avoid bogged rods, always keep an eye on
the holes being bored. If flushing water slows or
stops running from the hole and/or rod rotation
starts to slow down, pull drifter back straight
away if the anti-jam system has started to take
effect.
Page 11 of 15
 Kenali suara nada setiap drifter untuk
menentukan apakah putaran kemajuan hammer
mencukupi.
 Untuk menghindari batang yang stak,
selalu awasi lubang yang dibor. Jika air
pembilasan melambat atau berhenti mengalir
dari lubang dan / atau rotasi batang mulai
melambat, tarik drifter kembali secara langsung
jika sistem anti-macet ini mulai berpengaruh.
Jika batang bor tidak dapat bergerak,
 Tempatkan tuas rotasi pada posisi netral dan
biarkan air membilas.
 T
arik tuas perkusi sepenuhnya ke belakang ke
posisi ‘off’.
 Tempatkan tuas feed pada posisi netral.
 Periksa kesejajaran batang bor (untuk melihat
apakah batang bor lurus) dan betulkan bila
perlu.
 Tarik tuas feed ke belakang secara perlahan.
Pada waktu yang bersamaan berikan gerakan
perkusi ‘penuh’ secara singkat dengan
mendorong tuas tumbuk maju dan mundur
sepenuhnya.
 Ubah arah feed ke depan dan ke belakang
secara bergantian agar batang/mata bor bisa
bergerak dalam lubang.
 Gunakan rotasi maju mundur.
 Lanjutkan dengan pola ini. Ketika air bilasan
mulai mengalir dari lubang, batang biasanya
akan “terlepas”.
 Jika setelah waktu yang cukup (5 menit) baja
masih tidak dapat bergerak, maka baja perlu
dilepas dan gunakan batang baru. Lalu lubang
lain perlu dibor.
Pemakaian mata bor bergantung pada jenis batuan
yang sedang dibor.
Perkiraan penggantian mata bor adalah setiap 8 -
10 lubang. Ini adalah rata-rata dan laju keausan
yang akan bergantung pada jenis batuan yang
akan dibor dan kondisi asli dari mata bor.
Kondisi mata bor saat pengeboran dapat dimonitor
dengan mengamati peningkatan atau penurunan
tekanan pengukur rotasi. Jika ini terjadi, periksa
mata bor dan / atau diganti.
9.8.5. Prosedur Penggantian Mata Bor
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
If drill steel becomes bogged,
 Place the rotation lever in neutral and leave the
flushing water on.
 Pull the percussion lever fully back to the ‘off’
position.
 Place the feed lever in neutral.
 Check the drill rod for alignment (to see that it is
straight) and correct if necessary.
 Pull the feed lever back slowly. At the same
time give short bursts of ‘full’ percussion by
pushing the percussion lever fully forwards and
backwards.
 Alternate the feed direction forwards and return
to give the rod/bit some movement in the hole.
 Use forward reverse rotation.
 Continue with this pattern. When flushing water
starts to run from the hole the rod will usually
come “free”.
 If after a reasonable amount of time (5 minutes)
the steel remains bogged the steel will have to
be uncoupled and new steel used. Then
another hole will have to be bored.
Bit wear is dependent on the type of material
being drilled.
Expected bit change rate is every 8 – 10 holes.
These are average and wear rate will depend
upon type of ground to be drilled and original
condition of bits.
Condition of bit whilst drilling can be monitored
by watching rotation gauge pressure increase or
decrease. If this happens, inspect the bit and/or
replace.
9.8.5. Bit Change Procedure
 Run the bit lightly against the face.
 Turn on the flushing water.
 Set the rotation lever in neutral or central
position.
 Set the feed lever in neutral or central position.
 Push the percussion lever in collaring percussion
 Operate the feed lever backwards and forwards
to loosen the bit (do this 2 – 3 times)
 Reset all the levers to neutral.
 Pull the bit/rod back from the face and change
Page 12 of 15
 Jalankan mata bor pelan-pelan pada
bagian face.
 Nyalakan air pembilasan.
 Atur tuas rotasi pada posisi netral atau
tengah.
 Atur tuas feed pada posisi netral atau
tengah.
 Dorong tuas perkusi pada pengeboran
perkusi.
 Operasikan tuas feed ke belakang dan ke
depan untuk mengendurkan mata bor (lakukan
ini 2 – 3 kali)
 Atur ulang semua tuas ke posisi netral.
 Tarik mata bor/batang kembali dari face
dan ganti mata bor.
Peringatan!!
Matikan daya sebelum melepas mata
bor.
9.8.6. Penggantian Batang Bor Baja
 Ikuti langkah langkah di atas.
 Tarik extensi feed kembali.
 Turunkan boom ke ketinggian yang
cukup.
 Tarik kembali tuas rotasi untuk
mengeluarkan baja dari tangkai kopling
penahan.
 Jalankan drifter kembali ke bagian bawah
rel.
 Atur tuas ke netral dan matikan daya
(motor).
 Ganti batang bor baja, periksa ulir
penyambung dan penahan dari keausan /
kerusakan dan ganti jika diperlukan.
 Simpan batang bor lama kembali ke
jumbo dan pindahkan pada akhir shift.
 Boom harus selalu di berada di bawah
batuan berpenyangga ketika mengganti
perlengkapan bor.
9.8.7. Prosedur Penyambungan /
Pelepasan, untuk Pompa Selam
Elektrik (Pompa Flygt)
Prosedur berikut harus dipatuhi ketika
mengoperasikan pompa selam elektrik.
Penggunaan Umum – Penyambungan
 Pompa Flygt tidak boleh ditangani kecuali
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
the bit.
Caution!!
Turn off power packs before removing
the bit.
9.8.6. Change of Drill Steel
 Follow steps above.
 Pull the feed extension back.
 Lower the boom to a working height.
 Pull the rotation lever back to run the steel out of
the coupling shank.
 Run the drifter back to the bottom of the rail.
 Set the levers to neutral and turn off the power
packs (motors).
 Change the steel, inspect the threads of the
coupling and the shank for wear or damage and
change if required.
 Store the old steel back on the jumbo and
remove it at the end of the shift.
 The boom must be under supported ground at all
times when changing drill consumables.
9.8.7. Coupling / Uncoupling Procedures,
for Electric Submersible Pumps
(Flygt Pumps)
The following procedure is to be adhered to when
operating electric submersible pumps.
General Use – Coupling
 Flygt pumps are not to be handled unless the
power has been turned off and the cable has
been disconnected.
 Don’t lift pumps manually, use the jumbo boom
or an I.T.
 Pump is to be sited in its operating position
where it will not be hit by falling rocks when
boring.
 Pump cable is to be supported clear of the
ground (floor) where practicable.
 When boring at the face the pump must be
plugged into the jumbo, not run from the jumbo
box.
 If an extension cable and back to back coupler is
used it must be supported clear of the ground
(floor) at a height of not less than 1.5 metres.
The coupler is to be firmly fixed to the wall and
shall be fitted with a “Danger Sign” worded as
Page 13 of 15
 daya telah dimatikan dan kabel telah dilepas.
 Jangan mengangkat pompa secara
manual, gunakan boom jumbo atau I.T.
 Pompa harus diletakkan dalam posisi
pengoperasian yang tidak akan terkena
bebatuan yang jatuh saat pengeboran.
 Kabel pompa harus diposisikan menjauh
dari tanah (lantai) bila memungkinkan.
 Ketika mengebor di bagian face, pompa
harus dipasang ke jumbo, tidak menjalankan
dari kotak jumbo.
 Jika kabel ekstensi dan penghubung back
to back digunakan,keduanya harus digantung
jauh dari tanah (lantai) di ketinggian tidak
kurang dari 1,5 meter. Penghubung harus
ditempel ke dinding dan harus dilengkapi
dengan rambu
“ Bahaya" dengan kata-kata sebagai berikut: -
LAKUKAN 3 FASE
ISOLASI SEBELUM
PENYAMBUNGAN / PELEPASAN
 Pastikan isolator utama pada starter
pompa dalam keadaan “OFF”.
 Sambungkan pompa atau kabel ekstensi.
 Ubah isolator utama ke “ON”.
Pelepasan
 Ubah isolator ke “OFF”.
 Putuskan sambungan pompa atau kabel
ekstensi.
PENGGUNAAN DENGAN JUMBO
 Ketika pompa listrik selam (Pompa Flygt)
digunakan dalam heading jumbo dan jumbo
tersebut ada, pompa hanya disambungkan ke
outlet pompa pada jumbo.
 Ada pompa atau saluran penyambung lainnya
di area sekitar harus dipindah menjauh dari
heading.
 Pompa selam elektrik dan kabel tidak boleh
ditempatkan di bawah wilayah yang sedang di-
scaling, dipasang rock bolt dan dibor
9.8.8. De-rigging
 Setelah menyelesaikan pengeboran,
posisi boom dalam mode tramming
 Matikan inti pilot pada jumbo, atau
DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera
follows: -
PERFORM 3 PHASE
ISOLATION BEFORE
COUPLING / UNCOUPLING
 Check main isolator on the pump starter is
“OFF”.
 Plug in pump or extension cable.
 Turn main isolator “ON”.
Uncoupling
 Turn main isolator “OFF”.
 Unplug pump or extension cable.
USED WITH JUMBO
 When electric submersible pumps (Flygt pumps)
are used in a jumbo heading and the jumbo is
present, the pump is only to be connected to the
pump outlet on the jumbo.
 Any other pumps or extension leads in the
immediate area are to be relocated away from
the heading.
 Electric submersible pumps and cables are not to
be placed below areas being scaled, rockbolted
and bored.
9.8.8. De-rigging
 Upon completion of drilling, position booms in
tramming mode
 Turn pilot core switch off at the jumbo, or main
isolator at the jumbo
 Proceed to the jumbo box and turn off the main
isolator
 Unplug trailing cable from jumbo box (leave
anchored to pin)
 Turn off water at the header
 Remove trailing cable off wall pins and/or stands
 Bleed and roll up water hoses
 Start engine (following start-up procedure)
 Lift jumbo jacks
 Ensure cable levers are in the correct position to
wind in the cable
 Move jumbo toward jumbo box reeling in the
trailing cable
 Stop at the jumbo box
 Remove trailing cable anchor
 Secure cable to the jumbo then wind in the cable
 Remove warning sign from decline
 Ensure work area is left clean, remove old steel
Page 14 of 15
 isolator utama pada jumbo
 Lanjutkan ke jumbo box dan matikan
isolator utama
 Cabut kabel trailing dari jumbo box
(biarkan terpasang ke pin)
 Matikan air di header
 Lepaskan kabel trailing dari pin dinding
dan / atau gantungan
 Habiskan sisa air dan gulung selang.
 Nyalakan mesin (Ikuti prosedur start)
 Naikan jack jumbo
 Pastikan tuas kabel dalam posisi yang
benar untuk menggulung kabel
 Pindahkan jumbo ke arah jumbo box,
gulung kabel trailing
 Berhenti pada jumbo box.
 Lepaskan angkor kabel trailing
 Amankan kabel ke jumbo lalu gulung
kabel
 Ambil rambu peringatan dari turunan
 Pastikan area kerja bersih, lepaskan
batang bor lama
 Jika pompa diperlukan, pasang pompa
yang bertenaga listrik dari jumbo box
 Gantung kabel pompa di tempat yang
jauh dari potensi permukaan air dan lalu lintas
 If pumping is required, install pump powered from
jumbo box.
 Hang pump cable clear of potential water levels
and traffic
9.8.9. End of Shift
 If jumbo is still at the face, switch power off
at the jumbo and box (24 volt and 1000 volt) and
turn off battery isolator
 Clean down jumbo
 Clean out driver’s compartment
 Fill out report and do visual inspection of
jumbo
 Complete necessary paper work and hand
in report to Shift Supervisor
 Ensure shift handover
9.9. Done

9.8.9. Akhir Shift

 Jika jumbo masih di lokasi face, matikan

daya pada jumbo dan box (24 volt dan 1000
volt) dan matikan baterai isolator
 Bersihkan jumbo
 Bersihkan bagian ruangan pengemudi
 Isi laporan dan lakukan pemeriksaan
visual jumbo
 Selesaikan laporan yang diperlukan dan
berikan laporan kepada Supervisor Shift
 Lakukan serah terima shift

9.9. Selesai

DNS /UG/SOP-001/X/2015. PT. Dwinad Nusa Sejahtera Page 15 of 15