Anda di halaman 1dari 12

Meutia Dara Oktaria Y.

PENGOLAHAN MOTIF PADA BUYA BOMBA DENGAN


TEKNIK DIGITAL PRINTING

Meutia Dara Oktaria Y.


Kriya Tekstil dan Mode, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Bandung
Jl. Telekomunikasi No.1, Sukapura, Bojongsoang, Bandung, Jawa Barat 40257, Indonesia
e-mail: mutiadara.md@gmail.com

ABSTRACT

Known for their traditional handwoven fabrics, Donggala one of the district in Central Sulawesi, Indonesia
produces Ikat Weaving called Buya Bomba. It has 18 ancient pattern that has been neglected due to the
difficulties either in the process of making and delivering the messages to continue the product to be
made. But recently in order to conserve Buya Bomba, the local government necessitate their employees
towore it in their even that usually worn formally as one of their fashion item necessities. Due to introduce
and inovate the motif’s in Buya Bomba, the motif’s processed into digitalized motif’s and applied with
digital printing techniques and turned into fashion product that could become an alternative option to
be worn at any event and also able to be worn as daily outfit for Donggala’s goverments employees.

Keywords: Buya Bomba, Digital Printing, Fashion Product

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara yang menghasilkan kain tradisional diantaranya terdapat
Kabupaten Donggala yang terletak di provinsi Sulawesi Tengah. Dengan menghasilkan kain tenun
ikat yang bernama Buya Bomba yang memiliki 18 motif lawas yang sudah jarang ditemukan saat
ini, karena proses pembuatannya yang rumit serta kurangnya masyarakat yang diwariskan dengan
ilmu mengenai Buya Bomba itu sendiri. Dalam langkah pelestarian Buya Bomba, pemerintah daerah
kabupaten Donggala mewajbkan pegawainya untuk menggunakan Buya Bomba sebagai salah satu
atribut pakaian yang digunakan dalam acara – acara pemerintahan yang selalu diselenggarakan dalam
bentuk pakaian resmi. Untuk mengenalkan dan memberikan inovasi pada motif yang dimiliki Buya
Bomba, motif lawas yang dimiliki oleh Buya Bomba diolah kembali melalui proses komputerisasi dan
diproduksi melalui digital printing. Serta diolah menjadi produk fashion dan dapat menjadi alternatif
pakaian yang digunakan oleh pegawai daerah kabupaten Donggala yang dirancang untuk terlihat
sebagai pakaian resmi namun tetap nyaman dan dapat digunakan dalam acara apapun.

Kata Kunci: Buya Bomba, Digital Printing, Produk Fashion

PENDAHULUAN seperti tenun ikat, baik tenun ikat pakan dan


tenun double ikatnya serta tenun songket. Tenun
Indonesia memiliki beragam budaya yang ikatnya dikenal dengan Buya Bomba sedangkan
merupakan warisan turun temurun, diantaranya tenun songket dikenal dengan Buya Subi. Seperti
adalah tenun. Salah satu daerah tersebut yang telah dijelaskan oleh Kartiwa (1983) yang
adalah kabupaten Donggala yang terletak di mengutip dari Masyhuda (1973) terdapat 18
provinsi Sulawesi Tengah. Tenun yang berasal motif yang dimiliki Buya Bomba.
dari Donggala ini dikenal sebagai Buya Sabe, Buya Bomba telah memiliki kemajuan
kain ini memiliki berbagai macam jenis tenun yang cukup beragam hingga saat ini, seperti
Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018 13
Pengolahan Motif pada Buya Bomba ....

penggunaan beberapa motif yang dimiliki dalam motif yang dimiliki oleh Buya Bomba,
Buya Bomba yang diterapkan dalam Buya Subi pengembangan yang dilakukan pun dapat lebih
dan batik, lalu kewajiban Pegawai Negeri Sipil luas lagi, seperti penggunaan kain hasil digital
(PNS) untuk menggunakan Buya Bomba, baik printing yang kemudian digunakan dalam
kain tenun maupun batik dalam acara - acara produk fesyen yang dapat digunakan dalam
tertentu. Penggunaan kain Buya Bomba pun kegiatan keseharian. Maka dalam penelitian ini,
beragam, dapat menjadi sarung dan selendang peneliti akan memberikan inovasi baru dalam
sebagai pasangannya untuk wanita, kemeja perkembangan Buya Bomba melalui eksplorasi
untuk laki - laki dan jas yang dapat digunakan motif yang akan diterapkan pada kain melalui
untuk wanita dan laki - laki, ketiga pakaian digital printing yang nantinya akan dibuatkan
tersebut digunakan pada acara - acara formal. dalam produk fashion.
Hal ini merupakan usaha yang dilakukan oleh
pemerintah daerah kabupaten Donggala agar
Buya Bomba tetap dikenal dan selalu digunakan Ornamen dan Motif
meskipun hanya dalam acara - acara tertentu
dan formal saja. Kata ornamen berasal dari bahasa Latin
Namun dengan tingkat kerumitan yang “ornare” yang berarti menghiasi. Menurut
tinggi dalam proses pembuatannya yang Gustami (1978) ornamen adalah komponen
mengakibatkan kain Buya Bomba ini menjadi produk seni yang ditambahkan atau sengaja
sulit diproduksi dan memakan waktu yang dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Ornamen
banyak dalam proses pembuatannya dan tidak merupakan hiasan yang dapat memperindah
dapat diproduksi secara massal karena sistem suatu produk. Fungsi dari ornamen itu sendiri
pengerjaannya masih membutuhkan tenaga pada umumnya untuk memperindah suatu
kerja manusia melalui alat tenun baik alat produk agar terlihat lebih menarik (estetis) dan
tenun bukan mesin (atbm) maupun gedogan. lebih memiliki nilai jual.
Dikarenakan hal - hal tersebut, hingga saat Indonesia merupakan salah satu negara
ini beberapa motif yang mudah ditemukan yang memiliki pengaruh budaya yang kuat
dalam kain tenun cenderung lebih sedikit. dalam sejarah dan perkembangannya. Salah satu
Dengan keadaan yang dimiliki oleh Buya Bomba budaya yang selalu ada dalam perkembangan
saat ini, hal ini mengurangi keragaman yang Indonesia yaitu tenun dan batik, dalam tenun
dimiliki oleh Buya Bomba. Maka dibutuhkan dan batik itupun terdapat sebuah motif yang
pengembangan atau inovasi yang dilakukan selalu ada dan berkembang di setiap zamannya,
dengan menggunakan inovasi yang telah dalam perubahan dan perkembangan zaman
berkembang sangat pesat dalam dunia teknologi maka suatu motif pun dapat berubah karena
yaitu digital printing. Dengan mengggunakan mengikuti zamannya, namun perkembangan
kemajuan teknologi tersebut sebagai peluang yang ia alami pun tetap memiliki karakter yang
membuat inovasi, digital printing memberikan ia miliki.
kemudahan dalam mengolah motif yang dimiliki
oleh Buya Bomba serta mempermudah proses
pembuatannya. Dengan proses pembuatan Tipe - Tipe Motif
yang lebih mudah, hal ini mampu menjadi
peluang besar dalam memperkenalkan motif Sebuah motif merujuk dalam setiap
- motif yang dimiliki oleh Buya Bomba dengan komponen dalam desain. Biasanya berlaku
cara yang lebih mudah diserap serta dikenal pada bagian dalam motif yang diperlakukan
oleh masyarakat zaman sekarang. Dengan secara berulang dalam sebuah kain. Dalam
menggunakan digital printing sebagai media desain tekstil terdapat tiga kategori motif, yaitu
dalam memberikan inovasi atau pengembangan geometris, bunga (florals) dan hal pembaharuan
14 Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018
Meutia Dara Oktaria Y.

Gambar 1. Motif Geometris Gambar 2. Motif Florals


(Sumber: A Field Guide to Fabric Design, Kight, 2011) (Sumber: A Field Guide to Fabric Design, Kight, 2011)

(novelty). Ketiga kategori tersebut dapat geometris. Apabila bunga daisy diletakkan di
lebih dipersingkat menjadi dua yaitu abstrak atas polkadot hal tersebut pun menjadi motif itu
(geometris) dan representasi (yang mewakili sebagai motif florals bukan geometris.
florals dan novelty). Namun motif bunga (florals)
sudah sangat umum di setiap era dan budayanya 3. Novelty
sehingga motif florals diberikan sebuah Novelty atau hal kebaharuan dalam motif
klasifikasi tersendiri menurut Kight (2011): yang dimaksud bahwa motif ini telah mencakup
segala motif yang tidak termasuk dalam motif
1. Geometris geometris dan florals. Tema kebaruan pada
Hal pertama yang terbayang ketika motif ini lebih mendapatkan tempat dan suara
mendengar kata geometris adalah motif yang dibandingkan dua kategori sebelumnya, baik
klasik seperti polkadot, garis - garis, kotak - secara visual maupun sebagai simbol atau
kotak, wajik dan lain lain. Pola motif yang disusun lambang identitas bagi yang menggunakannya.
secara geometris dapat membuat tampilan
motif terlihat menjadi sederhana dan kompleks,
teratur atau acak, lurus atau melengkung atau Stilasi
dapat pula diantara hal - hal tersebut. Beberapa
pola dan motif juga dapat dikaikan dengan dunia Stilasi merupakan penggayaan bentuk
nyata, namun keterikatan tersebut cenderung atau penggambaran dari bentuk alami yang
lebih bebas dan dapat berubah. Seperti kotak - diinovasi menjadi bentuk yang berbeda namun
kotak tartan yang berasal dan berkaitan dengan tidak menggalkan karakter bentuk aslinya.
skotlandia, namun dengan penggunaannya Stilasi dapat dilakukan untuk bentuk - bentuk
yang saat ini sudah sangat umum membuat geometris serta bentuk naturalis. Selain itu
keterkaitan ini menjadi hilang. stilasi juga dapat dilakukan pada berbagai ragam
hias yang sudah ada baik ragam hias naturalis,
2. Florals geometris maupun dekoratif menurut Santoso
Florals atau bunga yang feminin, indah dan (2013).
klasik dan karena tampilannya yang sudah sangat
umum membuat florals diberikan kategori
terhadap dirinya sendiri. Florals merupakan Teknik Pengulangan Motif
kategori yang memiliki tampilan dengan
mengutamakan daya tarik gravitasi daripada 1. Teknik Square Repeat
Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018 15
Pengolahan Motif pada Buya Bomba ....

Teknik ini juga biasa disebut sebagai the


block, side dan straight repeat yang merupakan
teknik yang sederhana dan teknik yang
paling dasar. Motif ini dibuat didalam motif
atau tumpang tindih persegi panjang (atau
persegi atau jajargenjang) dan persegi panjang
tersebut diulangi terus menerus sebagai grid
sederhana. Gridnya pun dapat tidak terlihat atau
diperlihatkan dengan jelas sebagai bagian dari
desain tersebut. Semua metode dalam printing
kecuali digital membutuhkan desain dasar untuk
diulangi secara terus menerus yang akhirnya
membentuk persegi panjang. Yang akhirnya
Gambar 3. Motif Novelty
(Sumber: A Field Guide to Fabric Design, Kight, 2011) membuat semua pola berulang merupakan
variasi dari pengulangan persegi.

2. Teknik Half Drop Repeat


Teknik half drop repeat merupakan teknik
pengulangan motif yang diturunkan atau digeser
atau dinaikkan setengahnya.

3. Teknik Brick Repeat


Teknik brick repeat ini memiliki konsep
Gambar 4. Teknik Square Repeat yang sama seperti half drop repeat namun
(Sumber: A Field Guide to Fabric Design, Kight, 2011)
polanya bergantian secara berbaris bukan
kolom yang lebih bebas.

Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi


Tengah

Berdasarkan laman situs sultengprov.


go.id Sulawesi Tengah merupakan provinsi
terbesar di pulau Sulawesi yang memiliki
Gambar 5. Motif Half Drop Repeat
(Sumber: A Field Guide to Fabric Design, Kight, 2011)
luas daratan 68,033 km2 dengan wilayah laut
189,480 km2 yang terletak pada bagian barat
kepulauan maluku dan bagian selatan Negara
Filipina. Secara administratif memiliki Sembilan
kabupaten dan Satu kota yakni kabupaten
Donggala, Parigi Moutong, Poso, Morowali,
Tojo Unauna, Banggai, Banggai kepulauan,
Tolitoli, Buol, Sigi dan Kota Palu dengan jumlah
penduudk 2.875.000 jiwa yang sesuai dengan
sensus penduduk tahun 2007.
Gambar 6. Motif Brick Repeat
Kabupaten Donggala merupakan salah satu
(Sumber: A Field Guide to Fabric Design, Kight, 2011) kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah dengan
Ibu kota kabupaten yang terletak di Banawa.
16 Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018
Meutia Dara Oktaria Y.

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 12.890,8 Buya Bomba


km2 dengan penduduk sebanyak 466.898 jiwa.
Kabupaten Donggala terletak antara 0°,30” Buya Bomba merupakan penggabungan
Lintang Utara dan 2°,20” Lintang Selatan serta kata Buya dan Bomba, Buya berarti sarung
(119)°,45”-(121)°,45” Bujur Timur dengan sedangkan Bomba berarti bunga, maka dari itu
batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Buya Bomba berarti sarung bunga. Maka motif
kabupaten Tolitoli dan Kota Palu. Sebelah Timur yang tercipta memiliki berbagai kombinasi
berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong, antara bunga dan bentuk lainnya. Buya Bomba
Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Sebelah Selatan menggunakan teknik tenun ikat pakan.
berbatasan dengan Sulawesi Barat , Kota Palu
dan Kabupaten Sigi. Sebelah Barat berbatasan 1. Perkembangan Buya Bomba
dengan Selat Makassar dan Sulawesi Barat. Menurut Kartiwa (1983) ada pula
daerah yang mengembangkan kain tenun
ikat seperti kain Buya Bomba Donggala ini
Buya Sabe yaitu tenun Ikat Palembang, Sulawesi Selatan,
Bali, Gresik dan sebagainya. Di Palembang,
Menurut Kartiwa (1983) Buya Sabe dapat motif ikat pakan pada umumnya sebagai latar
pula diartikan sebagai Sarung Donggala. Buya belakang kombinasi dengan songket benang
Sabe mulai dikenal dahulu ketika Donggala emas. Palembang lebih banyak dikenal sebagai
masih memiliki pelabuhan yang mengakibatkan daerah pembuat kain songket berakam, songket
banyaknya pertukaran informasi yang cepat dan lepus dan sebagainya yang menunjukkan corak
juga kebutuhan benang - benang sutera yang songket dengan benang padat maupun bertabur.
mudah didapatkan ketika Donggala menjadi Sulawesi Selatan mempunyai motif yang hampir
kota perdagangan. Menurut Abubakar (2013) sama, hanya saja pada Buya Bomba di Sulawesi
menjelaskan bahwa pedagang dari Gujarat Tengah lebih banyak memiliki variasi motif
(India) mengenalkan cara menenun kain sutra flora dibandingkan faunanya. Bali memiliki
yang dikenal sebagai sarung Donggala pada kain sarung dengan motif ikat yang disebut
masa pemerintahan raja Banawa I Sabida dengan kain endek. Kain ini memiliki motif
dengan masa pemerintahan pada 1758 - 1800. yang khas yaitu wayang. Gresik memiliki motif
Menurut Kartiwa (1983) menjelaskan yang umumnya kecil - kecil dan lebih banyak
bahwa Buya Sabe dahulunya dikerjakan oleh berbentuk horizontal seperti motif tenun ikat
wanita, ibu - ibu atau isteri dari para nelayan dan dari Palembang.
pedagang ketika ia memiliki waktu senggang.
Selain ibu - ibu, masyarakat yang berumur mulai 2. Motif – Motif Buya Bomba
dari 50 tahun ke atas ikut mengerjakan Buya Berdasarkan Kartiwa (1983) yang
Sabe. Pekerjaan menenun ini mulai diajarkan mengutip dari Masyhuda BA. (1973) motif yang
ketika mereka masih berumur belasan tahun. dimiliki buya bomba yaitu:
Menurut Kartiwa (1983) berdasarkan
teknik pembuatan dan corak kainnya ada enam a. Tavanggadue atau daun keladi.
jenis kain Donggala, yaitu: b. Sesekaranji atau bunga berbuah
keranjang.
1. Kain Pelekat Garusu dan Buya Cura c. Tonji kea atau burung kakak tua yang
2. Kain Buya Bomba sedang hinggap.
3. Kain Buya Subi d. Vala’a yang memiliki arti yang sama
4. Kain Kombinasi Bomba dan Subi dengan bomba, yaitu bunga tetapi
5. Kain Buya Bomba Kota disini berarti bunga merayap.
6. Kain Buya Awi e. Bomba Kota yang artinya bunga
Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018 17
Pengolahan Motif pada Buya Bomba ....

berbentuk kotak – kotak. Bagan 1. Tekstil berdasarkan teknik pembuatannya


(Sumber: Handbook of Textile Design, 2001)
f. Bunga poindo tava ronto. Bunga poindo
berarti bunga yang berbentuk seperti
lampu gantung. Tava artinya daun,
ronto berarti rontok atau gugur. Jadi
arti dari Poindo tava ronto adalah
bunga yang berbentuk lampu gantung
dengan daun – daun yang gugur.
g. Tavanempule; tava adalah daun,
nempule berarti merayap, melingkar
atau merambat ke atas. Yang berarti
daun yang merayap.
h. Punanu unu yang berarti pohon
beringin.
i. Bunga cangko yang berarti bunga
cangkokan.
j. Bunga lanto yang memiliki arti bunga
terapung diatas air atau bunga yang
tumbuh diatas air. ‘tekstil’ berasal dari Bahasa Latin ‘textilis’; yang
k. Kacandiva kao - kao; Kacandiva merupakan penurunan dari kata ‘textere’, yang
merupakan nama kue yang dibuat dari berarti ‘menenun’. Berdasarkan Subagiyo (2014)
beras dan gula yang dipotong - potong yang mengutip dari Brown (1990) yang secara
seperti ketupat; kao - kao berarti lebih rinci mendiskusikan tentang metode
bersambung - sambung. penyilangan antara benang menjadi kain.
l. Ukibanji, ukiran geometris berbentuk
meander. 2. Peta Tekstil
m. Bunga cangke, yang memiliki arti bunga Ada dua komponen penting sebagai
cengkeh. acuan dalam perancangan bahan tekstil
n. Gabe yaitu nama kue yang berlubang - yaitu reka rakit dan reka latar. Dimana reka
lubang ditengahnya seperti biskuit. rakit merupakan tahapan dalam pembuatan
o. Kototuvu punanggayu yaitu nama konstruksi sebuah lembaran tekstil sedangkan
bunga pohon kayu. reka latar merupakan upaya dalam desain pada
p. Bunga boti yaitu bunga pengantin. permukaan tekstil (Bagan 1).
q. Bunga sero yaitu bunga yang disusun
diagonal.
r. Mangga yaitu bunga yang disusun Printing
vertikal atau tegak lurus atau dapat
pula disebut dengan bunga renda. 1. Digital Printing
Teknologi yang ditawarkan dalam dunia
tekstil digital printing membawa perubahan dan
Tekstil kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya
digital printing waktu yang dibutuhkan dalam
1. Pengertian Tekstil memproses sebuah motif menjadi lebih mudah
Menurut Subagiyo (2014) yang mengutip dan menghilangkan adanya batasan dalam
dari Leene (1972) yang menjelaskan tekstil warna yang diaplikasikan pada sebuah desain.
sebagai benda yang dibuat dengan cara Hand printing terbagi atas dua yaitu block
menyilangkan atau mengkaitkan benang. Kata printing dan screen printing yang menggunakan
18 Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018
Meutia Dara Oktaria Y.

tenaga manusia ketika proses pengerjaannya yang memiliki serat selulosa (katun
mengakibatkan waktu mingguan hingga dan linen), nilon, dan serat protein
bulanan untuk menyelesaikannya, sedangkan (sutera dan wol) sedangkan pewarna
digital printing hanya membutuhkan waktu asam lebih sering digunakan pada
beberapa hari bahkan hanya beberapa jam saja. serat protein (sutera dan wol) dan
Untuk mengaplikasikan desain dasar dalam nilon. Kelebihan dalam menggunakan
teknik pengaplikasian motif seperti teknik mesin cetak ini adalah pewarna
square repeat, half drop repeat dan brick repeat dapat terserap dengan baik sehingga
dan mengatur warna yang ingin digunakan pewarna itu sendiri menjadi bagian
pada desain membutuhkan penggunaaan yang sangat erat dengan serat bahan
software khusus yang nantinya akan diproses yang digunakan. Bahan kain harus
melalui digital printing menurut Kight ( 2011). melewati tahap pretreatment dimana
Namun dalam penggunaan digital printing pada tahap ini, bahan yang akan dicetak
setiap penggunaan bahan yang berbeda diberi bahan kimia agar pewarna dapat
menggunakan jenis mesin yang berbeda pula terserap dengan baik pada bahan
baik secara water based pigment ink printing, hingga kedalam serat yang paling inti.
dye printing atau dye sublimation printing atau Setelah dicetak, bahan harus melewati
bahkan dalam pengaplikasiannya dapat pula tahapan steam atau diuap kemudian
digunakan ketiga mesin cetak tersebut. Berikut dicuci. Dengan penggunaan bahan
dijelaskan perbedaan yang terdapat dalam kimia pada proses pretreatment, energi
ketiga penggunaan mesin tersebut menurut yang digunakan ketika penguapan
Kight (2011): dan juga volume air yang digunakan
ketika pencucian pada penggunaan
a. Water Based Pigment Ink Printing teknik cetak ini menjadi kurang ramah
Mesin cetak ini menggunakan cairan lingkungan, namun bahan kimia yang
pengikat agar tinta melekat di kain. digunakan tetap aman dan tidak
Ketika menggunakan jenis mesin berbahaya namun peluang untuk
cetak ini, bahan yang digunakan tidak adanya sisa pewarna yang tercampur
membutuhkan perawatan sebelum dalam air yang digunakan sangatlah
dicetak dan tinta akan bereaksi ketika kecil apabila dibandingkan dengan
mendapatkan reaksi panas jadi proses teknik traditional rotary - printing
yang dilakukan dalam mesin cetak (bahkan sreen printing).
ini tidak mahal dan ramah terhadap
lingkungan. Namun warna yang c. Dye Sublimation Printing
didapatkan dapat rusak apabila cairan Bahan yang digunakan dalam mesin
pengikatnya mendapatkan reaksi cetak ini adalah bahan - bahan sintetis.
cahaya, tergores atau pencucian. Desain dicetak pada transfer paper
Agar tetap mendapatkan warna yang yang selanjutnya diterapkan atau
sesuai seperti hasil cetak awal, ketika dipindahkan pada bagian permukaan
melakukan proses pencucian bahan kain yang digunakan menggunakan
atau kain gunakanlah teknik dry clean. suhu yang panas. Mesin ini sama seperti
setrika, perbedaannya adalah seberapa
b. Dye Printing (Reactive or Acid Dyes) besar ruangan yang mampu ia gunakan
Dalam proses cetak pada teknik ini, dan prosesnya dilakukan secara terus
mesin menggunakan pewarna reaktif – menerus. Dye sublimation printing
atau asam. Pewarna reaktif biasanya dapat menghasilkan detail yang sangat
digunakan dalam memproses bahan baik dan warna yang sangat cerah.
Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018 19
Pengolahan Motif pada Buya Bomba ....

Produk Fashion yaitu Buya Bomba.


Wawancara dilakukan sebagai salah satu
Menurut kotler (1997) produk adalah metode pengumpulan data untuk mendapatkan
segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke data yang lebih akurat mengenai kondisi objek
suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau penelitian yang tidak bisa didapatkan dari
kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan literatur maupun pengamatan secara langsung.
meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, Beberapa proses wawancara dilakukan kepada
organisasi dan gagasan. Menurut Savitrie (2008) masyarakat yang masih membuat kain tenun
Produk fashion adalah objek estetika, untuk buya bomba hingga saat ini dan beberapa
mendapatkan bentuk-bentuk pengaruhnya pelaku – pelaku yang mengenal Buya Bomba
pada seseorang dapat digunakan beberapa secara mendalam. Eksplorasi dilakukan untuk
pendekatan. Faktor psikologis yang berperan mendapatkan motif dengan komposisi yang
dalam menjelaskan mengapa seseorang dapat baru dengan teknik digital.
termotivasi mengikuti fashion. Kesesuaian,
mencari variasi, berdasarkan intuisi pribadi dan
daya tarik seksual. Dengan alasan ini, seringkali HASIL DAN PEMBAHASAN
orang - orang menyesuaikan diri pada fashion,
namun mencoba untuk mengimprovisasinya Berdasarkan hasil observasi yang
namun tetap menampilkan ciri khas dirinya menunjukkan bahwa perkembangan Buya
dalam acuan fashion yang ia ikuti. Bomba dalam segi fashion hingga saat ini
yaitu penggunaan Buya Bomba sebagai jas,
kemeja dan sebagai rok pada bawahan kebaya
METODE yang digunakan pada acara formal saja yang
digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dianggap menjadi potensi yang baik untuk
ini adalah metode penelitian secara kualitatif mengembangkan Buya Bomba pada penelitian
dengan tujuan mengenali lebih dalam dan jelas ini menjadi produk yang dapat digunakan lebih
mengenai objek yang diteliti. Metode penelitian sering dan dapat pula digunakan dalam acara
yang digunakan dalam penulisan ini merupakan - acara yang lebih santai namun tetap dapat
penelitian kualitatif deskriptif. Teknik digunakan pada acara - acara formal.
pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1)
Studi literatur; (2) Observasi; (3) Wawancara; 1. Dasar Konsep Perancangan
dan (4) Eksplorasi. Buya Bomba yang memiliki keunikan
Studi literatur dilakukan untuk mencari dengan jumlah motifnya yaitu 18 dengan
data - data yang berkaitan dengan informasi isnpirasi yang merupakan flora dan fauna, cara
secara tertulis, terutama mengenai hasil pengaplikasiannya yang unik yang didasari
penelitian yang relevan dengan tema serta obek nama dari motif itu sendiri membuat Buya
yang diteliti. Studi literatur juga dilakukan untuk Bomba menjadi potensi yang sangat baik untuk
menggali teori pendukung untuk membantu diberikan inovasi. Dengan keadaannya saat
menentukan analisis data berdasarkan hasil ini yang tidak diketahui motif terdahulunya
penelitian serta memberikan rekomendasi membuat keragaman Buya Bomba mulai
yang dianggap tepat dalam menyelesaikan berkurang. Dengan banyaknya motif baru
permasalahan yang ditemukan. yang bermunculan, membuat budaya yang
Observasi atau pengamatan langsung terdahulu sudah ada mulai tergeser. Maka
ditempat penelitian dilakukan untuk dari itu dibutuhkan inovasi untuk mengolah
mendapatkan informasi secara langsung tentang motif yang telah diidentifikasikan sebelumnya
perkembangan mengenai objek yang diteliti menjadi sesuatu yang dapat diproses dengan
20 Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018
Meutia Dara Oktaria Y.

lebih mudah, cepat dan dapat diproduksi secara


massal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
maka pengolahan motif dari Buya Bomba secara
digital printing yang mampu untuk masuk dalam
klasifikasi tersebut.
Berdasarkan pertimbangan dari
penggunaan Buya Bomba hingga saat ini yang
dikenakan oleh PNS pada acara - acara formal
dengan penggunaannya yang menjadi salah
satu fashion item yang wajib dikenakan oleh
mereka namun terbatas dengan penggunaannya
hanya pada acara formal saja, maka penelitian
ini bertujuan untuk membuat Buya Bomba
digunakan lebih sering dan dapat digunakan
dalam kesehariannya.
Gambar 7. Moodboard
2. Tema Perancangan (Sumber: Penulis, 2017)
Tema yang diambil dalam penelitian ini
adalah ‘bunga’ yang sesuai dengan arti dari warna yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi
nama Buya Bomba itu sendiri yaitu sarung Tengah, berani dan keras itu direpresentasikan
bunga. Bunga merupakan hal yang penting dan dengan adanya permata yang tergolong
sangat berkaitan dengan objek dari penelitian memiliki karakter seperti batu yaitu keras, dan
ini, yaitu pengolahan Buya Bomba. Dimana salah berani meskipun telah mengalami berbagai
satu keunikan dari Buya Bomba ini adalah dalam macam terjangan sebelum ciri sejatinya terlihat
proses pengolahan untuk menerjemahkan yaitu kecantikan dan kekuatannya yang akan
nama dan cara pengaplikasiannya terhadap terlihat setelah ditempa. Objek lainnya yang ada
perwujudan dalam tenun ikat yang masyarakat dalam moodboard ini pun ditambahkan untuk
daerah kembangkan. Bunga diartikan sebagai mendukung merepresentasikan bagaimanakah
sebuah objek utama yang penting dalam sebuah warna - warna yang dimiliki oleh masyarakat
pola motif dan tidak harus memiliki wujud Sulawesi Tengah yang akan menjadi acuan
fisikal bunga yang memiliki tangkai, kelopak, dalam warna yang akan digunakan pada
putik dll. Keunikan imajinasi pengrajinlah yang desain. Ada pula objek yang merepresentasikan
menjadi inspirasi dasar dari tema perancangan mengenai beberapa objek yang akan diolah
ini sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras dalam penelitian ini, yaitu motif Buya Bomba itu
dalam mengembangkan tekstil yang telah dijaga sendiri. Moodboard ini juga dilengkapi dengan
oleh pengrajin secara turun temurun ini. visual produk akhir.

3. Moodboard 4. Proses perancangan


Tema ‘bunga’ ini direpresentasikan dalam
sebuah moodboard yang akan menampilkan a. Sesekaranji atau bunga berbuah
mood dari tema ‘bunga’ sesuai dengan keunikan keranjang. Tampilan motif ini seperti
dari cara penerjemahan pengrajin dalam bunga yang dilihat dari sisi atasnya,
mengolah sebuah pola motif Buya Bomba ini memperlihatkan bunga yang ada dalam
yang kemudian akan dijadikan sebuah acuan sebuah keranjang atau pot, seperti
desain. bunga yang ditanam dalam pot bunga.
Pada moodboard ini menceritakan tentang
‘bunga’ itu sendiri dan juga makna dari warna - Hasil dalam komposisi digital: Dalam
Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018 21
Pengolahan Motif pada Buya Bomba ....

Gambar 8. (a) Motif Sesekaranji, (b) Hasil Komposisi Digital Gambar 10. (a) Motif Tonji Kea, (b) Motif Bunga Poido Tava Ronto
(Sumber: Penulis, 2017) (Sumber: Penulis, 2017)

Gambar 9. Hasil digitalisasi Motif Sesekaranji Gambar 11. (a) Modul Tonji Kea & Bunga Poido Tava Ronto, (b)
(Sumber: Penulis, 2017) Hasil digitalisasi Motif Tonji Kea & Bunga Poido Tava Ronto
(Sumber: Penulis, 2017)

komposisi ini tampilan yang ingin sedang hinggap. Dalam motif ini,
diberikan menampilkan gabungan burung yang ditampilkan seperti
dari beberapa motif yang dimiliki burung yang sedang hinggap pada
Buya Bomba. Inspirasi yang diambil sebuah ranting, sesuai dengan arti dari
yaitu sesekaranji atau bunga keranjang nama motif tersebut.
dan poindo tava ronto namun dalam
komposisi yang baru dan menggunakan Bunga poindo tava ronto. Bunga poindo
modul – modul yang berbeda namun berarti bunga yang berbentuk seperti
tetap menciptakan kesan yang sama lampu gantung. Tava artinya daun,
seperti yang dimiliki oleh Buya Bomba. ronto berarti rontok atau gugur. Jadi
arti dari Poindo tava ronto adalah
Pada komposisi motif ini dilakukan bunga yang berbentuk lampu gantung
proses digitalisasi pada Adobe dengan daun – daun yang gugur.
Illustrator dengan pengkomposisian
secara vertikal dan teratur yang sesuai Arti dari nama motif ini yaitu bunga
dengan karakter yang dimiliki oleh yang berbentuk seperti lampu gantung.
Buya Bomba. Pada komposisi ini juga Arti yang terkandung dalam motif ini
dilakukan langkah rotate dan reflect pun langsung diaplikasikan sesuai
pada modul – modul yang digunakan. dengan namanya, tampilan yang
diberikan pun berbentuk seperti lampu
b. Tonji kea atau burung kakak tua yang hias.
22 Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018
Meutia Dara Oktaria Y.

Gambar 12. (a) Motif Bunga Lanto, (b) Modul Motif Bunga Lanto Gambar 13. Hasil digitalisasi Motif Bunga Lanto
(Sumber: Penulis, 2017) (Sumber: Penulis, 2017)

Hasil dalam komposisi digital: Dalam wadah yang mengelilingi bunga


komposisi ini yang ingin ditampilkan tersebut berbentuk kotak atau tegas,
adalah tonji kea atau burung kakak sedangkan dalam motif bunga lanto
tua yang sedang hinggap. Modul wadah bunga tersebut melingkar, bulat,
burung yang digunakan langsung atau oval. Hal ini dikarenakan karakter
menggunakan modul yang juga air yang bergelombang sesuai dengan
digunakan dalam motif tersebut tempat bunga tersebut hidup yaitu di
namun dalam pengaplikasiannya air, sedangkan dalam motif sesekaranji
untuk membentuk ia tampak seolah bunga tersebut hidup pada tanah yang
sedang hinggap di ranting berbeda. bentuknya dan karakternya pun jauh
Pada komposisi motif ini dilakukan lebih keras dibandingkan air.
pengkomposisian secara teratur
sesuai dengan karakter yang dimiliki Motif ini terinspirasi dari motif bunga
oleh Buya Bomba. Pada komposisi lanto’ yaitu bunga yang tumbuh di atas
ini dilakukan proses digitalisasi pada air atau terapung di atas air. Pada motif
Adobe Illustrator dengan langkah rotate ini dilakukan proses digitalisasi pada
dan reflect pada modul – modul yang Adobe Illustrator. Dalam komposisi
digunakan. motif ini, komposisi yang diterapkan
secara teratur, komposisi ini juga
c. Bunga lanto yang memiliki arti bunga menerapkan langkah rotate, reflect
terapung di atas air atau bunga yang serta scale.
tumbuh di atas air yang memiliki
tampilan seperti bunga yang terletak
pada sebuah wadah tertentu. Dalam PENUTUP
wadah tersebut pun hanya ada sebuah
bunga yang dapat berbagai macam Penelitian ini yang menghasilkan
pula bentuk bunga yang ditampilkan suatu karya berupa produk tekstil dengan
sesuai dengan keinginan. Motif ini memanfaatkan motif – motif lawas yang dimiliki
memiliki kesamaan atau kemiripan oleh Buya Bomba dan melakukan pengolahan
dengan motif sesekaranji yang berarti dengan pembuatan motif digital melalui stilasi
bunga berbuah keranjang, namun manual dan digital yang diproduksi melalui
perbedaan dalam motif ini pun terletak digital printing. Penulis dapat menyimpulkan
pada wadah yang mengelilingi bunga bahwa:
tersebut. Dalam motif sesekaranji
Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018 23
Pengolahan Motif pada Buya Bomba ....

1. Berdasarkan hasil obsevasi yang dilakukan yang bersifat resmi maupun tidak resmi
dalam penelitian ini, penelitian ini dapat dan dapat pula digunakan dengan nyaman
menjadi sumber informasi mengenai 13 dalam kesehariannya dengan bahan
motif lawas yang dimiliki oleh Buya Bomba utama yaitu kain katun satin yang dapat
yang saat ini sulit ditemukan di sumber - menyerap keringat, tidak menimbulkan
sumber lainnya. hawa panas pada tubuh yang merupakan
keistimewaan bahan tersebut yang berasal
2. Dengan adanya penelitian ini, inovasi dari alam.
yang diberikan dalam motif yang dimiliki
oleh Buya Bomba telah melewati proses
komputerisasi yang diawali dengan ***
pembuatan motif stilasi manual, yang
Daftar Pustaka
selanjutnya diubah menjadi digital yang
kemudian dikomposisikan menjadi modul Abubakar, J. (2013). Donggala Donggala’ta
- modul yang kemudian dikomposisikan Dalam Pergulatan Zaman. Ladang
menjadi sebuah motif. Pustaka, Yogyakarta.
Birren, F. (1970). Itten The Elements of Color.
3. Pembuatan stilasi motif dibuat mengikuti Van Nostrand Roinhold Company, USA.
Ecperigin, N. (2015). The Color Wheel and
bentuk dasar pola motif dan motif yang
Beyond E – Book. F + W Media.
ditemukan pada kain untuk menampilkan Gustami, Sp. (2008). Nukilan Seni Ornamen
ciri khas tenun pada kain walaupun Indonesia. Arindo Nusa Media,
motif tersebut diolah melalui proses Yogyakarta.
komputerisasi. Hal tersebut dilakukan Kotler, P. (1997). Dasar-Dasar Pemasaran –
untuk mendapatkan hasil tampilan yang Principles of marketing, edisi VII. Jakarta.
sama seperti hasil yang dapat dilihat pada Kight, K. 2011. A Field Guide to Fabric Design
Book. Stash Book, Lafayette.
kain tenun aslinya, namun dengan proses
Kartiwa, S. (1983). Kain Tenun Donggala.
pembuatan yang lebih mudah dan dapat Donggala Press C.V., Sulawesi Tengah.
diproduksi dengan massal. Nadjemuddin. (2014). Panduan Pembuatan
Tenun Ikat Donggala. Dewan Kerajinan
4. Dalam pembuatan modul, stilasi - stilasi Nasional Daerah Sulawesi Tengah,
digital dibentuk dengan inspirasi arti Sulawesi Tengah.
atau makna dari nama - nama motif yang Santoso, D. (2013). Pembelajaran Stilasi Bentuk
disusun kembali, baik dengan stilasi yang Motif Dalam Pembuatan Desain Batik
pada Pelajaran Muatan Lokal. SMAN 1
berbeda ataupun sama untuk memberikan
Pleret Bantul, Yogyakarta.
kesan yang sama namun berbeda dalam Savitrie, D. (2008). Pola perilaku pembelian.
proses pembuatannya dan untuk menjaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
keistimewaan setiap karakter motif yang Jakarta.
ia miliki. Subagjyo. (2014). Teaching Fiber and Natural
Dye.
5. Dalam penelitian ini, target market yang Wilson, J. (2001). Handbook of Textile Design.
CRC Press LLC, North and South
dituju juga dapat mendukung aktifitas
America.
yang dilakukan didaerah tersebut, yaitu www.donggala.go.id. (2017). Retrieved March
outer wear yang dapat digunakan oleh 2017, from Donggala Government Web
pegawai negeri sipil daerah kabupaten site.
Donggala yang dapat dijadikan pilihan www.sultengprov.go.id. (2017). Retrieved
alternatif pakaian resmi yang dapat March 2017, from Sulawesi Tengah
digunakan dalam berbagai acara baik Goverment Website.
24 Jurnal ATRAT V6/N1/01/2018

Anda mungkin juga menyukai