Oleh
Yohanes Tarigan
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
1. Pendahuluan 1
Markus? 5
5. Penutup 8
DAFTAR BACAAN 10
i
1. Pendahuluan
Pemuridan bukanlah kata yang populer ataupun sebuah topik yang menarik
bagi sebagian gereja sekarang ini yang haus akan hiburan.1 Terlebih lagi jika
membahas pemuridan khusus bagi wanita yang biasanya dianggap inferior. Namun
jika kita menyelidiki Perjanjian Baru khususnya Injil Markus kita akan menemukan
peran yang penting sehingga bisa dijadikan teladan dalam iman dan kesetiaan.
para penulis Perjanjian Baru. Panggilan untuk mengikuti Yesus ini terus bergema di
sepanjang Perjanjian Baru, sebuah panggilan radikal yang tidak hanya memanggil
laki-laki seperti dua belas murid tapi juga memanggil para wanita. Dan penulis Injil
Markus menyajikan kepada para pembacanya bukan saja sebuah gambaran hidup
mengenai para wanita yang menjadi murid Kristus tapi juga memberikan sebuah
1 Leah Marie Ann Klett, “Matt Chandler warns Church is no longer about discipleship but
1
2. Bagaimana konsep Pemuridan (Discipleship) di dalam Perjanjian Baru?
Baru dimulai dengan elemen teologis yaitu sebuah pengakuan bahwa Yesus adalah
kristen atau bukan, karena ketika seseorang mengakui Yesus adalah Kristus, dia
mengakui dirinya adalah orang berdosa dan membutuhkan Yesus yang datang
sebagai Juruselamat. Tanpa pengakuan ini seseorang tidak bisa memulai untuk
mengikuti Kristus, dan hanya dengan mengakui kebenaran yang menakjubkan ini
semata tapi juga bergerak kepada gaya hidup yang tersalib,6 karena seorang murid
sedang mengikuti Mesias yang tersalib. Pemuridan dan salib adalah hal yang tidak
terpisahkan, jalan pemuridan adalah jalan salib dan hanya mereka yang tersalib
yang bisa menjadi murid. Jalan salib tentu saja identik dengan penderitaan, sejarah
Untuk mengikuti Kristus seorang murid juga harus mengenal Kristus yang
diikutinya, yang mana pengenalan ini hanya diperoleh ketika seorang murid
4 Banyak buku yang membahas topik pemuridan salah satu yang paling terkenal adalah buku
yang ditulis Dietrich Bonhoeffer, The Cost of Discipleship (New York: Macmillan, 1979). Untuk
pemuridan yang aplikatif buku Bill Hull. Panduan Lengkap Pemuridan (Yogyakarta: Yayasan Gloria,
2014) sangat membantu.
5 Peter Morden, The Message of Discipleship, 25. Satu hal yang tidak boleh kita lupakan
bahwa pengakuan ini adalah pengakuan yang diberikan oleh Bapa (Mat. 16:17), dengan demikian
seseorang dapat menjadi murid karena inisiatif dari Allah sendiri.
6 A.W Tozer secara khusus menulis buku tentang gaya hidup yang tersalib. Lih. A.W Tozer,
2
Kristus dan keindahan-Nya. Dan Mesias yang tersalib yang dikuti oleh para murid
juga adalah Tuhan yang bermisi oleh karenanya seorang murid juga harus memiliki
hati misi. Namun untuk memiliki hati misi seorang murid harus mendapatkan
gambaran Allah sebagaimana Dia adanya bukan Allah hasil imajinasi kita sendiri,
Injil Markus menekankan realitas salib dalam kehidupan para murid yang
belakangan ini. Ukuran murid yang sejati bagi Markus tidak dilihat dari respon
mereka atas mujizat, pengusiran setan atau kesembuhan yang dilakukan Tuhan
Yesus, tetapi murid sejati adalah mereka yang mengikuti Yesus ke salib. Adalah
sebuah fakta yang menarik bahwa di dalam Injil Markus pengakuan Yesus adalah
Putra Allah bukan karena mujizat yang Dia lakukan tapi pernyataan tersebut
muncul ketika Yesus sedang berada didalam puncak penderitaan-Nya (Mar. 15:39).
7 Art Katz menjelaskan topik ini dengan sangat baik. Lih. Art Katz, “Sent from God – Isaiah’s
call,” Art Katz Ministries, http://artkatzministries.org/articles/sent-from-god-isaiahs-call/ (diakses 7
Juni 2021)
8 Marvin W. Meyer, “Taking up the Cross and Following Jesus: Discipleship in the Gospel of
3
Jika kita membaca Injil Markus kita melihat bahwa penulis Injil Markus
mempresentasikan Yesus yang aktif, gambaran tentang Yesus yang tidak banyak
berbicara tapi banyak bertindak. Penulis injil Markus sangat menekankan tindakan,
Markus yang membedakan pemuridan yang baik dan pemuridan yang buruk adalah
tindakan. Mengikuti Yesus tidak dapat dilepaskan dari tindakan, seorang murid
Bagi seorang murid tindakan yang aktif ini diwujudkan dalam bentuk
pelayanan kepada Yesus. Penekanan penulis Injil Markus mengenai murid yang
yang dilakukan oleh Yesus dan Ibu mertua Simon Petrus. Pola ini dapat kita lihat
menyadari bahwa baginya pelayanan adalah sesuatu yang sangat penting di dalam
pemuridan yang mana seseorang tidak bisa menjadi murid tanpa melayani.
Salah satu karakteristik seorang murid yang ditekankan oleh penulis Injil
Markus adalah pengorbanan. Seorang murid adalah mereka yang mau berkorban
mengikuti Yesus dan demi injil. Penekanan Markus tentang pengorbanan ini terlihat
seperti janda miskin yang memberikan seluruh nafkahnya (Mar. 12:44) dan juga
perempuan yang mengurapi Yesus di Betania (Mar. 14:3-9), yang dianggap murid-
4
ini adalah sebuah perbuatan yang baik, hingga Yesus ingin apa yang dilakukannya
akan terus diingat sepanjang injil diberitakan di seluruh dunia. Dengan kata lain
Yesus melalui perempuan ini memberikan sebuah model seorang murid sejati yang
ditandai dengan pengorbanan yang boros, yang tidak berbasis matematika ketika
memberi. Hal ini terlebih dahulu telah dicontohkan oleh Yesus yang karakter
Penulis injil Markus menekankan hal ini ketika dia mengisahkan bagaimana para
murid wanita yang terus setia dengan hadir di dalam peristiwa penyaliban Yesus
(Mar. 15;40), sampai melihat dimana Yesus dibaringkan (Mar. 15:47) hingga
esoknya mereka datang kembali untuk meminyaki Yesus (Mar. 16:1). Markus
dengan sengaja menyoroti tindakan para murid wanita dalam berbagai peristiwa
klimatik ini sebagai bukti kesetiaan mereka yang merupakan bukti dari seorang
Injil Markus?
Bentuk penghargaan terhadap wanita saat itu hanya sebatas karena mereka
10 Jeffrey W. Arnie. “Cruciform Discipleship: The Narrative Function of the Women in Mark
Lih. Dianne Tidball, The Message of Women (La Vergne: IVP, 2020), 115, 122, 123, 128.
5
melahirkan anak dan dapat menjadi istri yang cakap untuk mengurus rumah
tangganya dengan baik. Para wanita dibatasi atau dilarang untuk terlibat dalam
ranah publik. Oleh karenanya kesaksian dari seorang wanita di zaman itu dianggap
tidak dapat dipercaya. Mereka umunya juga tidak terpelajar dan dianggap tidak
layak untuk mengajar. Bahkan para rabi menghindari penyebutan wanita dalam
perumpamaan mereka.
Dengan kenyataan yang dipaparkan diatas tentu saja bagi para wanita untuk
menjadi seorang murid adalah suatu hal tidak terlalu diharapkan dan merupakan
wanita sangat berbeda dengan kultur yang ada saat itu. Bagi Yesus para wanita
memegang peranan yang penting, bukti dari hal ini kita bisa rasakan dari
Kristus. Penulis injil Markus bahkan dengan gamblang menyatakan bahwa para
murid wanita ini adalah sebuah model dari apa artinya mengikut Yesus.
Umumnya figur wanita dalam Injil Markus terkesan negatif terutama jika
dikaitkan dengan Markus 16:1-8 ketika para wanita lari dan ketakutan
meninggalkan kubur Yesus dengan tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun,
sehingga biasanya ada yang menafsirkan bahwa Markus tidak menganggap mereka
sebagai bagian dari murid Yesus.12 Namun pendapat ini tidaklah tepat karena di
pasal sebelumnya Markus mencatat bahwa para wanita ini telah mengikut dan
melayani Yesus (Mar. 15:41). Sebuah pernyataan yang menyiratkan bahwa para
12 Jeffrey W. Arnie, “Cruciform Discipleship: The Narrative Function of the Women in Mark
15-16,”, 783
6
wanita ini adalah sungguh-sungguh murid Yesus. Dan diamnya mereka dengan tidak
mengatakan apa-apa bukan berarti bahwa mereka tidak taat, karena mereka hanya
diperintahkan untuk tidak berbicara kepada siapapun kecuali kepada para murid. 13
Di dalam Injil Markus figur wanita juga terlihat lebih berani14 dibandingkan
dua belas murid yang memiliki akses langsung kepada Yesus, menerima penafsiran
perumpamaan bahkan menyaksikan mujizat yang tidak dilihat selain oleh mereka.
Tetapi hal ini tidak membuat dua belas murid ini lebih berani daripada para murid
wanita. Hal ini bisa kita lihat dari penggunaan frasa απο μακροθεν (dari jauh) yang
digunakan Markus untuk menggambarkan posisi geografi baik bagi dua belas murid
(Mar. 14:54) maupun para wanita (Mar. 15:40) di seputar peristiwa penyaliban.
Petrus mulai mengikuti Yesus dari jauh tapi berakhir dengan semakin menjauh dari
Yesus dan bahkan menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Sementara para wanita
mengikuti atau melihat Yesus dari jauh tapi pada akhirnya mereka tidak semakin
kepada Yesus ini dengan jelas menunjukkan keberanian yang mereka miliki.
yang bisa dijadikan teladan. Markus menggambarkan para wanita sepertinya lebih
beriman daripada laki-laki.15 Kualitas iman dari wanita ini diperlihatkan Markus
13Peristiwa yang serupa juga dialami orang sakit kusta yang disembuhkan Yesus. Yesus
mengatakan kepada kepadanya jangan memberitahukan kepada siapa pun kecuali kepada imam
(Mar. 1;44)
Aernie memberikan argumen yang cukup baik melalui fungsi naratif didalam Injil
14
Markus untuk membuktikan bahwa para murid wanita lebih mempunyai kesan positif
dibandingkan dua belas murid laki-laki. Lih. Jeffrey W. Arnie, 779-797
15Namun demikian menurut Yesus sendiri di dalam injil yang lain (Mat. 8:10, Luk. 7:9)
perwira dari Kapernaum merupakan orang yang paling beriman yang pernah Dia jumpai.
7
melalui iman wanita yang mengalami pendarahan (Mar. 5:34) dan juga perempuan
Siro-Fenesia yang anaknya kerasukan setan (Mar. 5:24-30), mereka percaya Yesus
dapat melakukan mujizat. Sebaliknya para dua belas murid laki-laki menunjukkan
ketidakpercayaan mereka jika Yesus dapat melakukan mujizat (Mar. 4:38; 6:37, 52;
8:4).
miskin yang memberi dari kekurangannya (Mar. 12:44), janda miskin ini memiliki
Namun anak muda yang kaya gagal memasuki kerajaan Allah karena tidak memiliki
5. Penutup
bahwa Yesus adalah Kristus. Yang terus berlanjut dengan gaya hidup seorang murid
yang ditandai dengan pengenalan akan Allah, salib, penderitaan dan misi.
sepenuhnya bagi Tuhan yang diwujudkan dalam tindakan yang aktif, melayani
Berkaitan dengan figur wanita, kita juga tidak dapat memungkiri apabila kita
membaca Injil Markus kita melihat bahwa wanita memiliki peranan penting di
8
dalam pelayanan Yesus.16 Bagi Yesus mereka bukan “warga kelas dua” dalam
kerajaan-Nya tapi rekan sekerja Allah. Mereka menjadi signifikan bukan karena
status sosial atau karena masalah gender, tapi karena respon mereka kepada Allah
dan untuk mengikuti-Nya. Mereka telah menjadi contoh murid yang setia yang
16Kita juga harus bijak dalam menekankan pentingnya peran wanita dengan tidak melebihi
apa yang dikatakan alkitab, jangan sampai terjebak seperti beberapa feminist radikal seperti Rachel
Evans dan Sarah Bessy yang menurut penulis berakhir sesat.
9
DAFTAR BACAAN
Carey, Holly J. “Women in Action: Models for Discipleship in Mark's Gospel.” The
Meyer, Marvin W. “Taking up the Cross and Following Jesus: Discipleship in the
Morden, Peter. The Message of Discipleship. London: IVP, 2018. (Bab 1-4)
Tidball, Dianne. The Message of Women. La Vergne: IVP, 2020. (Bagian 3: Women in
the Kingdom)
10