Anda di halaman 1dari 25

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

MAKALAH
MENGENAL INJIL MARKUS SERTA MEMBAHAS POKOK-
POKOK TEOLOGIS INJIL MARKUS

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok Untuk Memenuhi


Tugas Makalah Kelompok
Dosen Pengampu : Pdt. Ripaldi, M. Th

Disusun Oleh :
Tania Anjelika 21.26.41 Irenia Gresia Rere 22.26.75
Agustinus Untung Putra Lande 22.26.49 Maya Olivia 22.26.97
Anisa Anugerahni 22.26.54 Roland Saputra J. N. 22.26.89
Ester Febiola Romauly 22.26.63 Tri Permata Sintani 22.26.92
Evtry Pebrisia 22.26.64 Veolina 22.26.93
Febrian Parholongan Simamora 22.26.66 Yohannes Manik 22.26.98

Program Sarjana Program Studi Teologi


BANJARMASIN
AGUSTUS 2022
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih-Nya kelompok

masih diberikan kesehatan meski ditengah bencana yang sedang melanda hingga pada saat ini.

Pandemi Covid-19 membuat seluruh orang didunia merasakan kesedihan. Kebahagiaan bisa saja

berubah menjadi kedukacitaan akibat Covid-19 yang sampai sekarang tidak kunjung hilang. Tuhan

masih memberikan kepercayaan kepada kelompok untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan

baik. Kelompok masih di mampukan dengan pertolongan dari Tuhan. Kelompok juga

menyampaikan terima kasih kepada Ripaldi, M.Th sebagai dosen pengampu mata kuliah PPPB 1.

Kelompok juga bersyukur dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun

untuk memenuhi tugas yang telah diberikan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk memberikan

pengetahuan lebih lagi tentang Injil Markus baik bagi penulis dan juga bagi pembaca.

Banjarmasin, Agustus 2022

Penulis

i
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Sejarah Injil Markus........................................................................................................3
2.1.1. Sejarah Latar Belakang Injil Markus.........................................................................3
2.1.2. Penulis Injil Markus...................................................................................................5
2.1.3. Tempat dan Waktu Penulisan Injil Markus...............................................................6
2.1.4. Ciri Khas Injil Markus...............................................................................................7
2.2. Maksud dan Tujuan Injil Markus....................................................................................8
2.3. Pokok-pokok Teologis Injil Markus..............................................................................10
2.3.1. Kerajaan Allah.........................................................................................................10
2.3.2. Mesias Yang Tersembunyi......................................................................................11
2.3.3.. Yesus dan Para Murid-Nya.....................................................................................11
2.3.4. Kemuridan Seorang Murid......................................................................................11
2.4. Struktur dan Tema Injil Markus....................................................................................12
2.4.1. Struktur Injil Markus................................................................................................12
2.4.2. Tema Injil Markus....................................................................................................14
2.5. Sasaran Pembaca...........................................................................................................14

BAB III PENUTUP............................................................................................................16


3.1. Kesimpulan....................................................................................................................16
Daftar Pustaka

i
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Injil Markus memiliki 16 pasal artinya Injil ini paling singkat diantara 3 Injil lainnya. Injil

dikenal sebagai tulisan yang berisikan kabar sukacita, selain itu Injil ini juga dikenal dengan Injil

sinoptik. Gereja mula-mula memberikan kesaksian bahwa Yohanes Markus merupakan penulis Injil

ini. Orang kristen sudah semestinya mengetahui sejarah dari perjalanan penulisan Injil itu sendiri,

kabar bahagia tidaklah mungkin disimpan begitu saja, tujuan kabar bahagia pastilah membuat orang

yang mendengar juga turut bahagia dan pastinya menimbulkan dampak positif bagi pendengarnya.

Selain itu pokok-pokok teologis juga butuh untuk diketahui guna memperdalam pengetahuan Injil

itu sendiri.

Maksud Injil-injil sebenarnya ialah untuk memberitakan perkataan dan perbuatan Yesus

sebagai kesaksian, bahwa didalam Dia Kerajaan Allah telah datang dengan kedatangan Yesus itu

digenapilah nubuat-nubuat perjanjian Lama tentang Raja Abadi, Mesias yang dijanjikan, itulah

sebabnya Yesus diberi gelar Kristus. Injil Markus ialah memproklamasikan berita tentang kabar

baik tentang kemenangan Allah tentang kuasa jahat. Yesus sebagai peran utama dari Injil Markus

dan ketiga Injil lainnya. Walaupun bagi sang pembaca Alkitab harian mengetahui ada yang

menentang pada pengakuan Yesus dan ajaran-ajaran-Nya, dengan pernyataan ini seharusnya tidak

membuat kita kaget terhadap apa yang terjadi pada umat Kristen mula-mula atau gereja mula-mula,

karena semuanya tergenapi sesuai dengan yang dikatakan oleh Yesus sendiri.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana sejarah Injil Markus ?

1.2.2. Apa saja ciri khas dari Injil Markus ?

1.2.3. Bagaimana pokok-pokok Teologis dalam Injil Markus ?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Menjelaskan sejarah Injil Markus

1.3.2. Menjelaskan apa saja ciri khas Injil Markus

1.3..3. Menjelaskan isi pokok-pokok Teologis dalam Injil Markus

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Injil Markus

2.1.1. Sejarah Latar Belakang Injil Markus

Markus ialah Injil kedua dalam Kitab Perjanjian Baru. Injil Markus adalah salah satu dari

keempat Injil. Keempat Kitab Injil itu menceritakan tentang Riwayat Tuhan Yesus. Masing-masing

menceritakannya dari segi lain yang berbeda-beda. Injil Matius membicarakan Yesus sebagai Raja

sedangkan Injil Markus membicarakan dia sebagai Hamba. Injil Markus adalah yang paling pendek

dari ke empat Injil yang lain (terdiri dari 678 ayat, sedangkan Matius 1071 ayat). Juga yang paling

penting sederhana hampir pasti Injil Markus ini di susun lebih dulu dari ketiga Injil yang lain,

meskipun beberapa kodeks Yunani menyajikan daftar urutan : Injil Matius, Markus, Lukas,

Yohanes.

Kekaisaran Romawi berdiri dari tahun 63 SM-476 M. Kekaisaran ini luas, meliputi seluruh

wilayah Eropa (kecuali Jerman), termasuk Inggris. Kekaisaran itu juga diperluas hingga Timur

Tengah dan Afrika Utara. Sampai jatuh ke suku Jerman, Kekaisaran Romawi, adalah kekaisaran

yang besar, kuat dan memerintah paling lama dalam sejarah (sekitar 500 tahun).

Sejarah Kristen mula-mula sangat erat berkaitan dengan Kekaisaran Romawi. Dalam

Perjanjian Baru kita sering melihat nama-nama Kaisar Romawi dan Raja-raja cukai dan Gubernur

Jenderal yang memerintah Israel di bawah Roma. Allah, selama proses penyebaran Injil melalui

Kekaisaran

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Romawi, mengizinkan figur-figur politik tersebut menyiksa orang-orang Kristen. Injil Markus

ditulis ditengah-tengah penganiayaan yang begitu berat.1

Ada dua alasan mengapa Kekaisaran Romawi menyiksa orang Kristen. Alasan pertama, adalah

orang-orang Kristen punya pemahaman yang agak berbeda tentang “Raja diatas Raja” dibandingkan

dengan orang Roma. Dalam Kekaisaran Romawi pada masa itu, dibawah kekuasaan Kaisar. Jadi

bagi orang Roma, “Raja diatas Raja”, adalah Kaisar Roma. Tetapi orang Kristen terus mengatakan,

bahwa Yesus Kristus adalah “Raja diatas Raja”. Dan bukan itu saja, mereka punya kerinduan “Raja

di atas Raja” ini untuk kembali. Jadi, pesan Kristen ini meresahkan Kaisar Roma dan Kekristenan

dilihat sebagai musuh nomor satu bagi Kaisar Roma.

Alasan kedua, adalah bahwa orang Kristen menolak untuk mengikuti “agama Roma” (yang

intinya, adalah bentuk dari agama Babilonia). Orang Kristen diajar bahwa Babilonia adalah iblis,

pagan, dan menyembah setan. Orang Kristen juga berkata bahwa mereka adalah “anak-anak Allah”,

sedangkan warga Roma adalah “anak-anak Iblis” (1 Yoh. 3:10).2

Yesus mempercayakan tugas menulis kitab ini kepada Markus. Markus dianggap sebagai

pembaca utama dari Kristen non-Yahudi yang menderita penganiayaan pada saat itu. Orang-orang

Kristen non-Yahudi sudah bersentuhan dengan Injil Matius dan Injil Lukas. Tetapi, beberapa

terminologi dan ungkapan yang digunakan dalam kitab-kitab ini masih sulit dimengerti oleh

pembaca Yahudi. Ia menambahkan keterangan yang membantu untuk bagian-bagian yang “sulit”

dalam Injil-

1
Thomas Hwang, Empat Injil & Amanat Agung, (Korea : AMI Publication, 20201) : 100, diakses tanggal 9-9-
2022,https://books.google.co.id/books?id=70Y6EAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=latar+belakang+injil+mark
us&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q
4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

=latar%20belakang%20injil%20markus&f=false.
2
Ibid., 105-106

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

injil yang sudah ada. Tujuannya, adalah melengkapi orang-orang kristen dengan kata-kata, sehingga

mereka dapat menahan penganiayaan yang sungguh amat berat.3

2.1.2. Penulis Injil Markus

Sepanjang sejarah, naskah Injil ini, Markus dianggap sebagai penulisnya. Naskah yang

paling tua pun memakai judul “Injil Menurut Markus” (Hengel). Oleh pembacanya, buku kecil

tentang kehidupan Yesus di bumi ini selalu dianggap sebagai karangan Markus. Usia judul tersebut

dan pemakaiannya yang luas membuktikan bahwa Markus sudah disebut sebagai penulisnya ketika

masih ada cukup banyak orang yang dapat mengoreksi tradisi itu seandainya keliru. Maka

keyakinan bahwa tepatlah kalau orang memandang Markus sebagai penulisnya, sungguh beralasan,

karena usianya yang tua, tradisi ini layak disebut otentik.

Dalam paruh pertama abad kedua, seorang tokoh bernama Papias (sekitar tahun 130 M)

menekuni bidang tafsiran kitab-kitab Injil. Ia mencoba menerangkan sifat Injil Markus. Beberapa

fragmen tulisannya yang masih tersimpan membuktikan bahwa ia tidak ragu dengan masalah

siapa pengarang Injil Markus. Papias dan para penulis Kristen yang muncul sesudahnya sama

skali tidak merasa sangsi bahwa Markus lah penulis Injil itu.4 Bukti paling awal ditemukan dalam

fragmen Papias (Uskup Papias dari Hierapolis sekitar pertengahan abad ke I, dikutip oleh

Eusebius, H. E. III 39, 15). Menurut fragmen ini, Markus adalah teman penafsir (penerjemah)

dari Petrus yang ia temani dalam perjalanan-perjalanan penginjilannya. Markus dikatakan telah

menuliskan ajaran- ajaran Petrus dari ingatannya setelah kematiannya dan telah berusaha

melakukannya dengan hati- hati.

3
Ibid., 107
4
Dr. Jakob van Bruggen, Markus : Injil Menurut Petrus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20061): 8-9, diakses
tanggal 24 September 2022, https://www.google.co.id/books/edition/Markus_Injil_Menurut_Petrus/jgB0-l7H-
E8C?hl=id&gbpv=1&dq=markus&pg=PA22&printsec=frontcover.

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Pernyataan secara historis ini tidak bernilai. Perikop-perikop yang terpisah dari Injil ini

tidak mungkin mewakili pemberitaan Petrus, karena penemuan-penemuan kritik bentuk

(berbagai bentuk dengan berbagai ‘setting in lifenya’) tidak memungkinkan. Papias

mengungkapkan kecenderungan yang khas dari periodenya, yaitu membela diri terhadap

Gnostikisme dengan mengangarkan naik banding pada wewenang seorang rasul besar. Bila kita

menerima maksud khusus ini dibalik pernyataan Papias, barangkali masih ada sedikit nilai yang

tertinggal. Tampaknya bahwa sebelum zaman Papias, Markus dianggap sebagai pengarang Injil

ini. Karena itu Injil Markus ini kemungkinan telah diasalkan sebagai karya Markus. Kita dapat

menduga bahwa yang dimaksud Markus, yaitu pengarang karya ini, adalah orang yang dari masa

ke masa menjadi pendamping Paulus (Kis. 12:25; 13:5, 13; 15:39; Flm.1 24:2, Tim.4:11; Kol.

4:10).5

2.1.3. Tempat dan Waktu Penulisan Injil Markus

Markus menulis Injil Markus ini ketika ia tinggal di Roma. Ada dua pandangan utama tentang

tanggal penulisannya yang terdahulu dan yang kemudian. Buku penuntun ini mengikuti pandangan

tanggal penulisan yang kemudian, yaitu bahwa Injil Markus diselesaikan sekitar tahun 68, tidak

lama setelah kematian Petrus, dan sebelum jatuhnya kota Yerusalem (tahun 70).6

Sekalipun saat penulisan Injil ini tidak jelas, sehingga sebagian besar sarjana menetapkan

tanggalnya sekitar tahun 50-60 M, mungkin Injil ini yang pertama ditulis. 7 Tidak dapat disangsikan

bahwa Injil menurut Markus ditulis sesudah selesainya segala peristiwa yang di kisahkan di

dalamnya, dan sebelum kematian Yohanes Markus.

5
Willy Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 19941):171-171, diakses
tanggal 7 September 2022, https://drive.google.com/file/d/1FsVDdR3Z7Y7aKZOB-q3nVxaiNd9tfV-x/view.
6
Irving L. Jensen, Markus: Buku Penuntun Belajar, (Bandung: Kalam Hidup, 1972): 13-14, diakses tanggal 7
September 2022.
7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

7
Donals C. Stamps, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang : Penerbit Gandum Mas, 1994): 1578,
Diakses tanggal 24 September 2022.

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ada tiga pendapat, yakni: pertama, 45-60 M; kedua, antara 60-70 M; ketiga setelah 70 M.

Duyvermann sendiri menyebut tahun 65-66 sebagai tahun penulisan Injil Markus. Namun jika Injil

ini ditulis tahun 45-60 M, kita memiliki persoalan dengan keberadaan Paulus di Roma. Markus

dipastikan ke Roma setelah Paulus berada di Roma. Jika Injil ini ditulis sekitar tahun 70 M, Markus

pasti memasukkan penggenapan nubuat Yesus tentang kehancuran Yerusalem. Tetapi Injil ini tidak

memuat peristiwa tersebut. Di samping itu, setelah tahun 70 M, banyak rasul yang telah meninggal.

Selain itu, Clement dan Origen mengatakan bahwa Injil Markus ditulis ketika Petrus masih hidup.

Kemungkinan yang paling dekat adalah Injil ini ditulis antara 60-70 M. Namun banyak sarjana yang

menyebut tahun 68 M sebagai tahun penulisan Injil Markus dan Injil Markus dianggap sebagai

Kitab Injil yang pertama yang ditulis lebih dahulu daripada Injil Matius. Jika Injil Matius ditulis

tahun 63 M, Injil Markus ditulis sebelum 63 M dan sesudah 50 M. Maka Injil Markus ditulis antara

50 M-63 M.8

2.1.4. Ciri Khas Injil Markus

Pengarang Injil Markus adalah Yohanes Markus anak dari janda Maria yang berumah tinggal

di Yerusalem. Pada permulaan Injilnya, Markus menyatakan, bahwa Yesus Kristus itu adalah Anak

Allah dan Mesias (Mark 1:1). Sumber yang dipakai untuk menyusun Injil Markus adalah

pembicaraan sehari-hari tentang diri Tuhan Yesus, pembicaraan itu disebut dengan tradisi Lisan

atau Oral tradision. Ada beberapa keistimewaan dalam Injil Markus sebagai ciri khas, antara lain:

1. Injil Markus adalah Injil perbuatan. Markus tidak mengutip dari Perjanjian lama. Di

seluruh Injil terdapat 70 buah perumpamaan, tetapi Markus hanya menggunakan 18

8
Yusak B. Hermawan, My New Testament, (Yogyakarta: ANDI, 2010): 48-49, diakses tanggal 25 September
2022,
https://www.google.co.id/books/edition/My_New_Testament/L6E5EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=waktu+penuli
san+injil+markus&pg=PA48&printsec=frontcover.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

perumpamaan saja. Namun, Markus banyak membicarakan tanda ajaib yang diperbuat

oleh Tuhan Yesus. Tanda ajaib ada 28 buah , padahal diseluruh Injil terdapat 35 buah

tanda ajaib.

2. Injil Markus banyak berisi reaksi umum terhadap Tuhan Yesus antara lain: ada yang

heran (Mrk. 1:27), kritik (Mrk.2:7), takut (Mrk. 4:41), bingung ( Mrk. 6:14), heran

(Mrk.7:37), dan sebagainya. Disamping itu, ia membicarakan tingkah laku Tuhan Yesus

sendiri.

3. Dalam menggunakan kata kerja, Markus memakai bentuk lampau yang Imperfectum.

Perbuatan yang ditulis sedang berjalan dan mempunyai pengaruh terhadap kita sekarang.

Bukanlah dongeng masa lampau melainkan kejadian sungguh.

4. Gaya bahasa yang dipergunakan oleh Markus serupa dengan cerita lisan yang didukung

oleh tradisi, khotbah, dengan memakai kata “kita”, “bukan”, “mereka”. Bahasanya

sederhana, bahasa rakyat biasa dan hidup, pendek-pendek dan jelas serta sangat konkret.9

2.2. Maksud dan Tujuan Injil Markus

Kitab Markus dimulai dengan kata-kata: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus,

Anak Allah.” (Markus 1:1). Didalam ayat ini terdapat tujuan utama Injil Markus yaitu supaya

orang-orang yang menerima dan membaca kitabnya mengenal Injil. Markus menulis dalam

kitabnya bahwa kabar baik mengenai Yesus dimulai dengan perbuatan-Nya dan pekerjaan-Nya.10

Injil Markus adalah Injil yang khusus menceritakan perbuatan dan pekerjaan Tuhan Yesus

dengan tujuan memproklamirkan kabar kesukaan tentang kemenangan Allah atas segala kuasa

jahat.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

9
Dr. R. M. Drie S, Brotosudarmo, Pengantar Perjanjian Baru, ( Yogyakarta: ANDI, 20171 ): 175-179,
diakses tanggal 1 September 2022.
10
Alpheus Khumalo, Ephraim Moalusi, Stewart Snook, Penyelidikan Perjanjian Baru : Bagian Pertama
Kitab Matius Sampai Dengan Kitab Kisah Para Rasul, (Bandung: Penerbit Kalam Hidup, 20103): 93, diakses
tanggal 10 September 2022.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Kemenangan itu diwujudkan dalam dan oleh Tuhan Yesus, dan berlaku untuk seluruh dunia. Jadi,

Markus ingin meyakinkan para pembaca menjadi percaya dan memelihara sikap percaya dalam

iman serta dengan setia menderita demi Injil.11

Injil Markus bukan ditujukan kepada orang Yahudi, melainkan kepada orang-orang yang

telah menjadi Kristen khususnya pada zaman bangsa Roma, untuk menunjukkan pentingnya Injil

diberitakan. Injil Markus menunjukkan, bahwa hidup Kristen itu adalah penuh dengan

kesengsaraan. Banyak cobaan dan tantangan yang akan dihadapi baik keinginan daging maupun

godaan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan Yesus. Markus menerangkan bahwa untuk

menjadi murid Kristus, orang harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya dan menyerahkan

diri kepada Tuhan Yesus. Apabila orang telah bersedia mengikut Yesus dan bersedia menderita

demi memberitakan Injil tentang Tuhan Yesus ia akan mengalami kesukaan besar yang tidak dapat

dimengerti oleh dunia ini.12

Jika Injil Markus dilihat dari awal hingga akhir, sang penulis ingin memperlihatkan kebenaran

bahwa Yesus adalah Anak Allah (Mrk. 1:1), dilihat dari perkataan-perkataan dan tindakan-tindakan

Yesus.

Karena Yesus adalah Allah, Dia memiliki semua atribut ke Allahan, antara lain berkuasa atas

roh-roh jahat, sakit penyakit, dan mengampuni dosa. Namun, kesetaraan dengan Allah itu bagi

Tuhan Yesus bukanlah sesuatu yang perlu dipertahankan atau lebih tepatnya bukan sesuatu yang

direbutkan. Kitab Injil Markus memperlihatkan Yesus sebagai Tuhan yang peduli terhadap

manusia, hal itu secara jelas menunjukkan kebenaran tentang Allah yang terus bekerja, Tuhan

Yesus datang untuk melayani sebagai hamba. Injil ini penuh isi kegiatan, yang lebih menekankan

apa yang dilakukan Yesus

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Dr. R.M. Drie S. Brotosudarmo, Pengantar Perjanjian Baru…177, diakses tanggal 10 September 2022.
11

Ibid.,178.
12

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

daripada apa yang di ajarkan olehNya, terlihat bahwa Yesus ingin menyampaikan bahwasannya

“tindakan lebih kuat daripada perkataan”.13

2.3. Pokok-pokok Teologis Injil Markus

Pokok teologis merupakan ajaran tentang ke-Tuhanan. Pokok teologis dalam Injil Markus

yang dikenal yaitu, Kerajaan Allah, Mesias yang Tersembunyi, Yesus dan Para Murid-Nya, dan

Kemuridan Seorang Murid.

2.3.1. Kerajaan Allah

Pemberitaan Yesus tentang Kerajaan Allah merupakan tema yang sangat menonjol dalam

Injil Markus. Dalam Markus 1:15, Yesus mengumumkan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat

(engiken). Maksudnya adalah kerajaan itu telah datang dan akan segera tiba. Yesus memberitakan

dekatnya Kerajaan Allah itu karena Ia sedang bertindak sebagai Mesias (Raja) dalam kerajaan itu,

hanya saja Kerajaan itu masih tersembunyi diumpakan seperti biji sesawi yang ditaburkan dalam

tanah yang tidak dilihat orang karena begitu kecilnya (Mrk. 4:30-32).

Orang yang menyambut kerajaan itu dan menjadi murid telah diberi kuasa untuk memahami

kerajaan itu (Mrk.4:11). Dan ketika Yesus masuk ke Yerusalem orang-orang menyambut Dia

sebagai orang yang datang dalam nama Tuhan “Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa

kita Daud” (Mrk.11:10), dari pernyataan inilah nyata bahwa masuknya Yesus ke Yerusalem dilihat

sebagai masuknya seorang Mesias dan dihubungkan dengan kehendak Allah.14

13
Frans. P. Tamarol, Yesus Tuhan Yang Melayani, (Yogyakarta: ANDI, 2016): 7-8, diakses tanggal 25
September 2022,
https://www.google.co.id/books/edition/Yesus_Tuhan_Yang_Melayani/bKQ5EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=fra ns+p.
+tamarol&pg=PP1&printsec=frontcover.
14
Dr. Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar, Dan Pokok-Pokok Teologisnya,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 272-273, diakses tanggal 30 Agustus 2022,
https://drive.google.com/file/d/1G3bM8YbkeOlKj6Xu2gbrzFvVf0yMjL6j/view.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

2.3.2. Mesias yang Tersembunyi

Dalam Injil Markus, identitas Yesus sebagai Anak Allah tidak ditonjolkan. Gelar Yesus

sebagai Anak Allah hanya disebutkan pada bagian awal Injil (Mrk.1:1) dan pengakuan kepala

pasukan ketika Yesus disalibkan (Mrk.15:39). Identitas itu disembunyikan. Dalam Injil Markus

Yesus datang dengan berulang kali melarang diri-Nya diketahui, sebagai bukti Yesus melarang

orang yang disembuhkan maupun yang sudah hadir untuk tidak memberitahukan mujizat yang Ia

lakukan (Mrk.5:43;7:36a). Walau ada yang melanggar, Yesus tetap melarang agar diri-Nya tidak

dipublikasikan melalui mujizat itu.15

2.3.3. Yesus dan Para Murid-Nya

Model Mesias yang menderita ini justru tidak dimengerti oleh murid-murid Yesus. Penulis

Injil Markus menggambarkan ketidakmengertian para murid ini dalam tiga tingkatan:

1) Pertama, lamban mengerti apa yang Yesus ajarkan.

2) Kedua, salah paham.

3) Ketiga, menolak Yesus.

Penulis Injil Markus ini ingin menyampaikan bahwa orang yang mau mengikut Yesus

harus memahami secara benar tentang kemesiasan itu. Bagi Markus, pemahaman yang benar

tentang kemesiasan Yesus adalah Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang menderita.16

2.3.4. Kemuridan Seorang Murid

Jalan yang Yesus lalui adalah jalan salib, jalan penderitaan. Dengan demikian, setiap orang

yang mau mengikut Yesus harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Dia. “Setiap orang

15
Ibid.,273-274
16
Ibid.,275

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”

(Mrk.8:34). Orang yang menghindar jalan itu, ia tidak layak menjadi murid-Nya. Menurut Markus,

kemuridan yang benar dari seorang murid adalah rela menderita.

Pengakuan tentara ketika Yesus disalib merupakan contoh bahwa hanya melalui penderitaan

itu, orang mengenal siapa sesungguhnya Yesus. Dengan demikian, model teologi penderitaan ini

sangat mewarnai kemuridan seorang murid.17

2.4. Struktur dan Tema Injil Markus

2.4.1. Struktur Injil Markus

Injil Markus dibuat menjadi 16 pasal. Pasal-pasal ini dapat dikelompokkan menjadi tujuh

bagian besar. Bagian kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus, bagian pertama dari Injil Markus,

hilang dari kitab ini. Tetapi, Injil Markus mulai dengan bagian kedua dalam Injil Matius, persiapan

Yesus untuk pelayanan masyarakat. Perumpamaan dan peristiwa yang muncul dalam Injil Markus

kebanyakan muncul dalam Injil Matius dan Injil Lukas.18

Tujuh Bagian Injil Markus:

1. Markus 1:1-13, Persiapan Yesus untuk pelayanan masyarakat. Karena, cerita tentang

kelahiran Yesus telah dicatat dalam Injil Matius dan Injil Lukas, Markus menghilangkan

itu dari Injilnya. Sebagai gantinya, Markus langsung masuk ke dalam persiapan Yesus

untuk pelayanan masyarakat-Nya. Ini dibuat sangat singkat, menceritakan persiapan

Yohanes Pembaptis, pembaptisan Yesus dan pencobaan Yesus.

17
Ibid.,277
18
Thomas Hwang, Empat Injil & Amanat Agung…128, diakses tanggal 11 September 2022.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

2. Markus 1:14-7:23, Pelayanan Yesus di Galilea. Dalam kurun waktu tiga tahun pelayanan

Yesus untuk masyarakat, daerah Galilea digunakan sebagai panggung utama Yesus.

Yesus meyakini, bahwa hal-hal yang Ia ajarkan dan hal-hal yang Ia lakukan di sini untuk

mengungkapkan identitas-Nya, selamanya akan terbukti menjadi sumber penghiburan,

pengharapan, keberanian dan kekuatan untuk orang-orang Kristen yang mengalami

penganiayaan.

3. Markus 7:24-30, Pelayanan Yesus di Tirus dan Sidon. Markus menekankan, bahwa

Yesus bukan supremasi/ keunggulan Yahudi. Markus ingin orang-orang kristen non-

Yahudi, yang sedang dianiaya tahu hal ini. Itu sebabnya, Injil Markus mencatat peristiwa

di mana Yesus melakukan kunjungan secara pribadi ke daerah Tirus untuk mengusir

setan dari puteri seorang perempuan Siro-Fenisia. Markus mengizinkan orang-orang non-

Yahudi tahu bahwa Yesus mengasihi mereka, khususnya orang-orang yang sakit,

terabaikan, lemah, miskin, dan teraniaya.

4. Markus 7:31-9:50, Pelayanan Yesus kembali ke Galilea. Markus mencatat kembalinya

Yesus ke daerah Galilea dan menyembuhkan yang tuli dan gagap, yang buta dan dirasuk

setan.

5. Markus 10:1-52, Pelayanan Yesus di Yudea. Yesus turun dari Galilea ke Yudea untuk

merayakan paskah terakhir-Nya dan memikul salib di Yerusalem.

6. Markus 11:1-15:47, Minggu sengsara Yesus. Markus menekankan kepada orang-orang

Kristen dalam penganiayaan, bahwa Yesus adalah “Hamba yang menderita”.

7. Markus 16:1-20, Kebangkitan dan Kenaikan Yesus. Klimaks dari “minggu sengsara”

Yesus, adalah kematian dan kebangkitan Yesus. Hal yang sama, bagi orang-orang Kristen

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

ditengah-tengah penderitaan dan penganiayaan, pengharapan besar adalah sukacita

kebangkitan.19

2.4.2. Tema Injil Markus

Injil Markus ditujukan kepada orang Romawi, dimana kebiasaan orang Romawi pada waktu

itu lebih terkesan pada kuasa dan perbuatan daripada ceramah dan percakapan. Jadi tepatlah apabila

dikatakan bahwa Markus lebih menekankan “perbuatan dan bukan kata-kata Yesus” untuk dapat

menjangkau orang-orang yang seperti orang Romawi itu dengan tuntutan Injil. Ide utama yang

terkandung dalam pemberitaan Injil Markus ialah Kuasa dan Pelayan. Bukti bahwa Injil Markus

ditujukan kepada orang orang bukan Yahudi terdapat fakta bahwa Markus memberi penjelasan

apabila ada istilah-istilah dan adat-istiadat Yahudi dan Aram yang kurang dipahami oleh orang

Romawi (contohnya terdapat dalam 5:41; 7:2-4,11,34). Berbeda dengan Injil lainnya, bahwa peran

Yesus dalam Injil Markus adalah seorang Hamba Tuhan. Adapun tema utama Injil Markus ialah

“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk

memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (10:45).20

2.5. Sasaran Pembaca

Diperkirakan bahwa Markus menulis Injil ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jemaat

di kota Roma. Irenius dan Clemens dari Aleksandria tidak sepakat tentang penyusunannya, tetapi

keduanya setuju kitab tersebut ditulis di Roma. Kitab Injil tersebut pasti ditulis bagi pembaca bukan

Yahudi. Ungkapan-ungkapan bahasa Aram seperti efata diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani

demi kepentingan pembaca Markus. Kebiasaan-kebiasaan orang Yahudi juga diterangkan sehingga

19
Ibid., 129-236
20
Irving L. Jensen, Markus:buku penuntun belajar…13-15, diakses tanggal 10 September 2022.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

memberi kesan bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak dikenal (Mrk. 7:3-4). Kemudian ada

sejumlah istilah teknis bahasa Latin dalam Injil ini (4:21; 12:21; 1:65; 15:19) yang memberi kesan

kitab injil ini berasal dari suatu bagian kekaisaran Roma di mana dipakai bahasa Latin.21

Agak sulit untuk kita menyebutkan bahwa secara tepat bahwa jemaat pembaca Injil ini,

karena penulis Injil Markus ini juga sama sekali tidak menyebutkan jemaat pembacanya. Tradisi

yang paling tua menyatakan bahwa injil ini ditujukan kepada jemaat Roma, karena dalam kitab ini

terdapat banyak kata yang menggunakan istilah Latin (Mrk. 4:21;5:9, 15;6:27,

37:7:24:15:15;16:39,44-46).22

21
John Drane, Memahami Perjanjian Baru Pengantar Historis-Teologis, (BPK Gunung Mulia, 201616), 209,
diakses tanggal 22 September 2022,
https://www.google.co.id/books/edition/Memahami_Perjanjian_Baru/U8Sh0gHFm8sC?hl=id&gbpv=1&dq=john+dr
ane&printsec=frontcover.
22
Dr. Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar, Dan Pokok-Pokok Teologisnya…270,
1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

diakses tanggal 22 Agustus 2022.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Injil Markus adalah Injil yang khusus menceritakan perbuatan dan pekerjaan Tuhan Yesus

sebagai kesaksian, bahwa di dalam Dia Kerajaan Allah telah datang. Dengan kedatangan Yesus itu

digenapilah nubuat-nubuat tentang Mesias yang dijanjikan. Itulah sebabnya juga Yesus diberi gelar

Kristus (Mat.1:1, Mrk.1:1 dan pada tiap permulaan surat). Dapat kita lihat dari latar belakang Injil

Markus ini bahwa pada masa Kekristenan mula-mula pada saat itu sedang mengalami penganiayaan

yang sangat berat. Mereka menganggap bahwa Kristen mula-mula pada saat itu menentang ajaran

mereka yaitu orang Kristen memiliki pandangan yang berbeda terhadap “Raja diatas raja”.

Kuasa dan mujizat yang Yesus lakukan sebagai Mesias tidak cukup untuk membuktikan

kekuasaan/keilahianNya, kematian serta kebangkitanNya adalah peristiwa dan karya yang harus

lebih kita maknai sebagai orang Kristen yang adalah pengikut Kristus, Injil Markus memang lebih

dominan memperlihatkan mujizat tetapi bukan berarti kita hanya fokus kepada kuasa dan hanya

berharap kuasa seperti itu terjadi pada kita melainkan memakai dan memaknai juga kematianNya

(ikut menderita/menyalibkan kedagingan) di dalam kita agar kita memperoleh hidup yaitu

pengharapan akan dibangkitkan bersama-sama di dalam Dia, Yesus Kristus Tuhan kita.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Brotosudarmo Dr. R. M. Drie S, Pengantar Perjanjian Baru, ( Yogyakarta: ANDI, 20171).
Jensen Irving L., Markus: Buku Penuntun Belajar, (Bandung: Kalam Hidup, 1972).
Khumalo Alpheus, Ephraim Moalusi, Stewart Snook, Penyelidikan Perjanjian Baru : Bagian
Pertama Kitab Matius Sampai Dengan Kitab Kisah Para Rasul, (Bandung: Penerbit
Kalam Hidup, 20103).
Stamps, Donals C, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang : Penerbit Gandum Mas, 1994).
Buku Elektronik
Bruggen Dr. Jakob van Markus : Injil Menurut Petrus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20061),
diakses tanggal 24 September 2022,
https://www.google.co.id/books/edition/Markus_Injil_Menurut_Petrus/jgB0l7HE8C?hl=id&g
bpv=1&dq=markus&pg=PA22&printsec=frontcover.
Drane Drane, Memahami Perjanjian Baru Pengantar Historis-Teologis, (BPK Gunung Mulia,
201616), diakses tanggal 22 September 2022,
https://www.google.co.id/books/edition/Memahami_Perjanjian_Baru/U8Sh0gHFm8sC?hl=id
&gbpv=1&dq=john+drane&printsec=frontcover.
Hakh Samuel Benyamin, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar, Dan Pokok-Pokok Teologisnya,
(Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,20191, diakses tanggal 7
September 2022,
https://drive.google.com/file/d/1G3bM8YbkeOlKj6Xu2gbrzFvVf0yMjL6j/view.
Hermawan Yusak B., My New Testament, (Yogyakarta: ANDI, 2010), diakses tanggal 25 September
2022,
https://www.google.co.id/books/edition/My_New_Testament/L6E5EAAAQBAJ?hl=id&gbpv
=1&dq=waktu+penulisan+injil+markus&pg=PA48&printsec=frontcover.
Hwang Thomas, Empat Injil & Amanat Agung, (Korea : AMI Publication, 20201), diakses
tanggal 9 September
2022,https://books.google.co.id/books?id=70Y6EAAAQBAJ&printsec=frontcover&
dq= latar+belakang+injil+markus&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mob
ile_s earch&ovdme=1&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=latar%20belakang%20injil%2
0mar kus&f=false.
Marxsen Willy, Pengantar Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar, Dan Pokok-pokok Teologisnya,
(Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1994 1), diakses tanggal 7 September 2022,
https://drive.google.com/file/d/1FsVDdR3Z7Y7aKZOB-q3nVxaiNd9tfV-x/view.
Tamarol Frans. P., Yesus Tuhan Yang Melayani, (Yogyakarta: ANDI, 2016), diakses tanggal 25
September 2022,
https://www.google.co.id/books/edition/Yesus_Tuhan_Yang_Melayani/bKQ5EAAAQBAJ?h
l=id&gbpv=1&dq=frans+p.+tamarol&pg=PP1&printsec=frontcover.

Anda mungkin juga menyukai