Anda di halaman 1dari 19

TATA GEREJA

GEREJA PROTESTAN MALUKU 4. Bahwa Gereja Protestan Maluku merupakan persekutuan orang-
(KETETAPAN SINODE GPM NOMOR:08/SND/37/2016) orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang adalah
Tubuh Kristus, buah karya Roh Kudus, yang berdiam di
PEMBUKAAN kepulauan Maluku, mencakup provinsi Maluku dan provinsi
Maluku Utara,memiliki beranekaragam kebudayaan yang
1. Terpujilah Allah: Bapa/Ibu, Anak dan Roh Kudus, yang memperkaya ekspresi iman.
menciptakan langit dan bumi serta segala isinya, yang
membebaskan dan menyelamatkannya dari kebinasaan dan yang 5. Bahwa Gereja Protestan Maluku memahami misinya dalam
terus menerus membaruinya sepanjang sejarah. Allah yang terang kedatangan Kerajaan Allah yang menghadirkan kasih,
mengasihi manusia dari segala suku bangsa, ras, dan agama, pertobatan dan pembaruan, pembebasan, keadilan, kebenaran,
menjadikan manusia mitra dalam karya pembebasan dan perdamaian dan damai sejahtera untuk seluruh ciptaan.
penyelamatanNya di bumi. Allah yang membentuk gereja dan
mengutusnya untuk mengambil bagian dalam karya pembebasan 6. Bahwa Gereja Protestan Maluku memahami dirinya sebagai
dan penyelematanNya di bumi. penampakkan dari Gereja Kristus yang esa. Karena itu, Gereja
Protestan Maluku berperanserta dalam proses lebih nyata
2. Bahwa karya Allah dalam Yesus Kristus yang membebaskan menjadi Gereja Kristus yang esa di Indonesia dan di seluruh
dan menyelamatkan secara simultan, utuh dan berkelanjutan dunia. Keesaan yang dimaksud merupakan keesaan fungsional
telah berlangsung dalam sejarah Israel, sejarah bangsa-bangsa, organisme di mana perbedaan sejarah dan tradisi, bahkan ajaran
sejarah Indonesia termasuk kepulauan Maluku, yang meliputi menjadi kekayaan bersama; keesaan dalam aksi yang dilakukan
Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Bahwa oleh kuasa dalam perspektif kesatuan umat manusia dan integritas seluruh
Roh Kudus karya pembebasan dan penyelamatan Allah telah ciptaan.
menginspirasi dan memotivasi laki-laki dan perempuan berjuang
untuk pembebasan dan kemerdekaan Indonesia bersama 7. Bahwa Gereja Protestan Maluku memahami dan menerima
Saudara-saudara yang beragama lain; para leluhur menghasilkan berbagai kemajemukan dalam masyarakat terutama
kearifan lokal; para pekabar Injil menabur Injil yang kemajemukan agama sebagai karya agung dari Allah yang
membebaskan yang melahirkan Jemaat Protestan pertama pada membebaskan dan menyelamatkan.
tanggal 27 Pebruari 1605, yang menumbuhkan Indische Kerk,
kemudian disebut Gereja Protestan di Indonesia, dan 8. Bahwa Gereja Protestan Maluku memahami tanggungjawab
menjadikan Gereja Protestan Maluku sebagai gereja yang ekologis sebagai bagian dari iman dan aktif berperan untuk
mandiri pada tanggal 6 September 1935. mencegah berlanjutnya kerusakan ekosistem yang mengancam
kehidupan seluruh makhluk.
3. Bahwa atas dasar peristiwa historis sebagaimana yang termuat
dalam alinea kedua, maka Gereja Protestan Maluku dalam 9. Bahwa Gereja Protestan Maluku memahami hubungan gereja
pelayanannya mengambil motto “Aku (Paulus) menanam, dan negara sebagai dua lembaga dengan kewenangan masing-
Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan” (1 masing, namun mengembangkan hubungan kemitraan yang
Korintus 3 : 6). saling menghormati, saling mengingatkan dan saling membantu.
1
Sebagai bagian dari rakyat, gereja turut mendorong setiap upaya BAB I
untuk memberlakukan Pancasila sebagaimana terdapat dan HAKEKAT, WUJUD dan MOTTO GPM
terjabar dalam pembukaan UUD NRI 1945, sebagai landasan
etik dan moral kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan Pasal 1
bernegara. Hakekat

10. Bahwa Gereja Protestan Maluku memahami dirinya sebagai (1) Gereja Protestan Maluku merupakan persekutuan
gereja di tengah perjalanan menuju penggenapan janji Allah orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus,
untuk seluruh ciptaanNya. Karena itu Gereja Protestan yang adalah Tubuh Kristus, buah karya Roh Kudus,
Maluku selalu dipanggil untuk dibarui dan membarui dirinya yang melaksanakan misinya dalam pengharapan akan
dalam ketaatan terhadap firman dan Roh Allah. kedatangan Kerajaan Allah di bumi.
(2) GPM merupakan penampakkan gereja yang esa, kudus,
11. Bahwa Gereja Protestan Maluku, berdasarkan imamat am katolik/am dan rasuli.
orang percaya, meletakkan tanggung jawab pelayanan dan (3) GPM merupakan Keluarga Allah dengan
penggembalaan pada seluruh anggota jemaat. Dan dari antara beranekaragam suku dan budaya sebagai kekayaan yang
anggota jemaat dipilih dan/atau diangkat, dan ditahbiskan dianugerahkan Tuhan untuk mengekspresikan imannya
para pelayan khusus, yaitu pendeta, penginjil, penatua dan dalamkesaksian dan pelayanan gereja yang
diaken untuk memimpin, menggembalakan dan mengarahkan transformatif.
pelayanan.

12. Bahwa demi terwujudnya kehidupan gereja yang tertib dan Pasal 2
teratur, maka Gereja Protestan Maluku berketetapan hati dalam Wujud
memelihara, membina dan mengembangkan struktur dan fungsi
kepemimpinan gereja yang menganut sistem presbiterial (1) GPM mewujudkan dirinya sebagai:
sinodal secara dinamis, kritis dan kreatif yang menekankan a. Jemaat-jemaat;
pada jemaat sebagai basis pelayanan dalam rangka b. Klasis-klasis;
menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di bumi. Karena itu c. Sinode;
jemaat, klasis dan sinode selalu berada dalam gerak berjalan (2) Jemaat, Klasis dan Sinode, masing-masing dan
bersama yang selaras, serasi, utuh, terpadu dan dinamis. bersama-sama merupakan pewujudan GPM sebagai
satu gereja yang utuh dan lengkap.
13. Bahwa dalam upaya mengatur dan mengembangkan kehidupan
ber-Gereja dalam kerangka pelaksanaan Amanat Pelayanan
Gereja secara tertib dan teratur, maka disusunlah Tata Gereja
Gereja Protestan Maluku.

2
Pasal 3 BAB III
Motto PENGAKUAN IMAN GEREJA

(1) GPM memiliki motto sebagai berikut: “Aku (Paulus) Pasal 7


menanam Apolos menyiram, tetapi Allah yang Pengakuan Iman GPM
memberi pertumbuhan” (1 Korintus 3 : 6)
(2) Hal-hal yang berkaitan dengan motto sebagaimana (1) Dalam ketaatan kepada Firman Allah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) akan diatur dalam Peraturan disaksikan di dalam Alkitab dan oleh kuasa Roh Kudus,
Organik GPM. GPM mengaku bahwa:
Yesus Kristus adalah Tuhan
dan Kepala Gereja
BAB II Tuhan atas Sejarah Bangsa-Bangsa
NAMA, KEDUDUKAN DAN WILAYAH dan Alam Semesta
dan Juruselamat Dunia.
Pasal 4 (2) Gereja Protestan Maluku dalam persekutuan dengan
Nama Gereja Tuhan yang kudus, am dan rasuli di segala abad
dan tempat, menerima dan mengakui pengakuan Iman
Nama Gereja Protestan Maluku disingkat GPM Rasuli, Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel dan
Pengakuan Iman Athanasius.
Pasal 5 (3) Sebagai Gereja Bagian Mandiri dari Gereja Protestan
Kedudukan Indonesia (GPI) yang berlatar belakang Calvinis, GPM
menerima pemahaman iman GPI.
(1) Jemaat-jemaat berkedudukan di desadan atau nama (4) Sebagai anggota dari Persekutuan Gereja-Gereja di
laindanatau kota yang menjadi pusat aktivitas pelayanan Indonesia, GPM menerima Pemahaman Bersama Iman
jemaat. Kristen sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
(2) Klasis-klasis berkedudukan di lingkungan kecamatan, Dokumen Keesaan Gereja Persekutuan Gereja-Gereja di
kabupaten, dan ibu kota provinsi yang menjadi pusat Indonesia (DKG-PGI).
aktivitas pelayanan Klasis. (5) Gereja Protestan Maluku memiliki Pemahaman Iman
(3) Pusat Sinode Gereja Protestan Maluku berkedudukan di dan Pengakuan Iman sendiri yang ditetapkan oleh
kota Ambon. Persidangan Sinode.
(6) GPM mengungkapkan pengakuannya ini di dalam
Pasal 6 ajaran, pelayanan dan kesaksian gereja, dalam ibadah
Wilayah ritual dan ibadah sosial, dalam persidangan-persidangan
Gereja/Badan/Lembaga Kristen, dan lain-lain, secara
Wilayah pelayanan GPM berada di Kepulauan Maluku pribadi, persekutuan dan lembaga.
meliputi provinsi Maluku dan provinsi Maluku Utara. (7) GPM menolak segala sesuatu yang secara dasariah
bertentangan denganpengakuannya ini.
3
k. Mengembangkan hubungan dan kerjasama
BAB IV oikumenis;
AMANAT, POLA, DAN PERENCANAAN l. Mengembangkan hubungan dan kerjasama dengan
PELAYANAN GEREJA pemerintah;
m. Mengembangakan hubungan dan kerjasama
dengan golongan-golongan lain yang berbasis
Pasal 8 keagamaan, sosial, budaya, politik, ekonomi;
Amanat Pelayanan GPM n. Bentuk-bentuk pelayanan lainnya yang sesuai
dengan Pemahaman Iman GPM dan Amanat
(1) Bertitik tolak pada pengakuan iman sebagaimana Pelayanan Gereja.
dimaksud pada pasal 6 ayat (1), GPM menerima Amanat
Pemberitaan Injil kepada segala makluk sebagai (3) GPM berkomitmen untuk bersama-sama pemerintah,
panggilan untuk menghadirkan tanda-tanda kerajaan semua agama, denominasi gereja dan unsur-unsur
Allah di bumi, yaitu kasih, pertobatan dan pembaruan lainnya dalam masyarakat dan bangsa Indonesia
hidup, pembebasan, keadilan, kebenaran, perdamaian mengusahakan:
dan damai sejahtera untuk seluruh ciptaan. a. Pembebasan dari kemiskinan, kebodohan dan
(2) GPM memenuhi dan melaksanakan Amanat keterbelakangan;
Pelayanannya dengan cara dan bentuk: b. Terwujudnya manusia Indonesia yang beriman dan
a. Pekabaran Injil di dalam dan keluar Gereja; berakhlak mulia;
b. Ibadah Jemaat, Pemberitaan Firman Allah, dan c. Terwujudnya masyarakat majemuk yang
Pelayanan Sakramen Kudus (Baptisan Kudus dan demokratis, adil dan sejahtera;
Perjamuan Kudus); d. Perdamaian dalam masyarakat dan bangsa
c. Pendidikan, pelayanan kasih, keadilan dan Indonesia dan perdamaian dunia;
perdamaian; e. Terwujudnya keesaan gereja di Kepulauan
d. Pembinaan kemandirian di bidang Teologi, Daya Maluku, Indonesia dan dunia;
dan Dana; f. Pelestarian lingkungan hidup sebagai rumah untuk
e. Pelayanan penggembalaan dan Disiplin Gereja seluruh makhluk;
(pastoralia); g. Terwujudnya masyarakat yang menguasai
f. Sekolah Minggu/Tunas Pekabaran Injil dan IPTEKS dan menghargai kearifan lokal.
Katekisasi;
g. Pendidikan Agama Kristen dari Pendidikan Usia
Dini sampai Perguruan Tinggi; Pasal 9
h. Pembinaan umat di dalam keluarga-keluarga Pola Pelayanan Gereja
jemaat di antara kelompok kategorial, fungsional,
profesional dan sektoral; GPM menjalankan tugas pelayanannya dengan berpolakan
i. Pemberdayaan (Pengembangan) ekonomi umat; kehidupan Yesus Kristus sebagai:
j. Pelesatarian lingkungan hidup;
4
a. HAMBA yang taat dan mengosongkan diriNya BAB V
untuk melayani bukan untuk dilayani; HUBUNGAN KERJA SAMA
b. IMAM yang rela berkorban tanpa pamrih demi
tugas-tugas pelayanan pendamaian di antara Pasal 11
Gereja, masyarakat dan sesama manusia; Hubungan Kerjasama
c. NABI yang menaklukkan segala sesuatu ke bawah
penilaian Firman Allah terutama untuk (1) GPM mengembangkan hubungan dan kerjasama
menegakkan keadilan, kebenaran dan oikumenis dengan gereja-gereja anggota PGI, non PGI
kesejahteraan umat manusia, gereja, masyarakat, dan Gereja Katolik serta semua agama di Kepulauan
bangsa dan negara; Maluku, Indonesia dan seluruh dunia.
d. GEMBALA yang mengenali umatnya, (2) GPM memahami hubungan gereja dan negara sebagai
menjalankan tugas-tugas kepemimpinan dan dua lembaga dengan kewenangan dan atau kewajiban
pelayanan Gereja dengan kesabaran, mencari yang masing-masing yang mengembangkan hubungan
terhilang dan mengumpulkan yang tersesat, kerjasama kemitraan yang saling menopang dan
sebagaimana diperlihatkan oleh Gembala Agung mengingatkan, dalam rangka membangun kemanusiaan
Yesus Kristus. bersama.
e. PENGAJAR yang mengajar dengan memberi (3) GPM mengembangkan hubungan kerjasama dengan
teladan untuk mencerdaskan manusia secara pemerintah atas dasar fungsi profetis dan kasih yang
spiritual, intelektual, emosional, dan sosial. membarui.

Pasal 10 BAB VI
Perencanaan Pelayanan Gereja KEANGGOTAAN GEREJA,
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) GPM menetapkan Perencanaan Pelayanannya untuk
mengarahkan penyelenggaraan Amanat Pelayanan Pasal 12
Gereja yang dinamakan Pola Induk Pelayanan dan Keanggotaan
Rencana Induk Pengembangan Pelayanan, disingkat
PIP-RIPP. (1) Anggota GPM terdapat di Jemaat-Jemaat.
(2) PIP-RIPPsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan (2) Anggota GPM yang terdapat di jemaat sebagaimana
pedoman penyusunan rencana strategi (renstra) Jemaat dimaksud pada ayat (1) terdaftar dengan cara sebagai
dan Klasis. berikut:
(3) Sistem perencanaan sebagaimana yang dimaksudkan a. Yang dilahirkan oleh anggota GPM;
diatas, diatur dengan Peraturan Organik. b. Yang dibaptis di GPM;
c. Yang telah mengaku iman dan diteguhkan menjadi
anggota Sidi GPM;

5
d. Yang dibaptis di Gereja lain, yang atas kemauan BAB VII
sendiri menyatakan menjadi anggota gereja; dan PENYELENGGARA PELAYANAN GEREJA
e. Yang berasal dari agama dan kepercayan lain yang
atas kemauan sendiri menyatakan menerima ajaran Pasal 15
gereja, mengaku Iman dan dibaptis. Pelayan Khusus

(1) Setiap Anggota GPM merupakan sumber daya umat dan


Pasal 13 bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan
Hak Gereja.
(2) Pelayan-pelayan khusus dipilih dan/atau diangkat dari
(1) Setiap Anggota GPM berhak atas segala bentuk antara anggota GPM, dan ditetapkan oleh MPH Sinode
pelayanan dan pembinaan gereja. GPM untuk memimpin dan mengarahkan pelayanan, dan
(2) Setiap Anggota GPMberhak diperlengkapi dan dibina untuk melengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan
sehingga berkemampuan, bermotivasi dan berdedikasi pelayanan dan pembangunan Tubuh Kristus.
untuk melakukan kewajibannya dalam gereja dan (3) Pelayan-pelayan khusus yang dipilih adalah penatua dan
masyarakat, dalam berbagai bidang hidup. diaken.
(4) Pelayan-pelayan khusus yang diangkat adalah pendeta
dan/atau penginjil.
Pasal 14 (5) Pelayan-pelayan Khusus adalah anggota sidi GPM yang
Kewajiban penahbisannya ditandai dengan penumpangan tangan
dalam Ibadah Jemaat.
(1) Setiap Anggota GPM berkewajiban melaksanakan
Amanat Pelayanan Gereja sesuai imamat am orang
percaya, sebagaimana Tuhan telah memperlengkapinya Pasal 16
dengan berbagai karunia. Pegawai Organik Gereja
(2) Setiap Anggota GPM baik sendiri-sendiri maupun
sebagai persekutuan, mewujudkan kewajibannya itu (1) Pegawai organik gereja adalah salah satu sumber daya
secara utuh dan terpadu dalam satu kesatuan pelayanan gerejawi yang berfungsi sebagai aparat pelaksana untuk
Gereja. menyelenggarakan tugas-tugas pelayanan Gereja di
setiap jenjang kepemimpinan Gereja yang merupakan
satu kesatuan ketatalaksanaan (management) Gerejawi.
(2) GPM berkewajiban menyediakan tempat, fungsi dan
peranan serta peningkatan mutu kepada aparat pelaksana
yang diangkat dan ditetapkan oleh Majelis Pekerja
Harian Sinode.

6
BAB VIII Injili dalam melaksanakan pendidikan yang berdasarkan
KEMANDIRIAN TEOLOGI, DAYA DAN DANA Pancasila.

Pasal 17
Kemandirian Teologi Pasal 19
Kemandirian Dana
(1) Teologi sebagai suatu upaya memberi jawab terhadap
tuntutan konteks dengan bertolak dari Firman Allah dan (1) Kemandirian Dana GPM diupayakan untuk menopang
pengakuan iman Gereja, adalah kewajiban dan tanggung Amanat Pelayanan Gereja.
jawab segenap anggota gereja. (2) GPM meningkatkanKemandirian Dana melalui
(2) Untuk meningkatkan kemandirian teologi, maka GPM penguatan ekonomi anggota Gereja dan usaha-usaha
menyelenggarakan pendidikan teologi yang berfungsi lainnya yang sah.
untuk mempersiapkan dan meningkatkan kapasitas
pelayan-pelayan khusus dan anggota gereja, serta
sebagai lembaga penelitian dan pengkajian teologi. BAB IX
(3) Pendidikan Teologi merupakan bagian utuh dari PERANGKAT KEPENGURUSAN dan
Pendidikan Tinggi Gereja yang ada dalam rangka KEPEMIMPINAN GEREJA
pendidikan umum secara menyeluruh.
Pasal 20
Pasal 18 Perangkat Kepengurusan Gereja
Kemandirian Daya
(1) Perangkat kepengurusan GPM terdiri dari :
(1) Kemandirian Daya mencakup Tanggung Jawab a. Perangkat kepengurusan Jemaat;
Pendidikan Umum yang terdiri dari pendidikan formal b. Perangkat kepengurusan Klasis;
dan pendidikan non formal. c. Perangkat kepengurusan Sinode.
(2) Pendidikan umum adalah upaya yang dilakukan dengan (2) Rincian perangkat kepengurusan Jemaat, Klasis dan
sadar dan terencana dalam suatu rangkaian tindakan Sinode beserta tugas pokok dan fungsi diatur dengan
berproses untuk mencerdaskan dan menumbuhkan Peraturan Pokok GPM.
manusia-manusia pembangunan yang mampu membina
dirinya serta bersama-sama bertanggungjawab atas
Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila. Pasal 21
(3) GPM ikut bertanggung jawab dengan jalan Kepemimpinan Gereja
menyelenggarakan pendidikan itu mulai dari
Pendididikan Usia Dini sampai ke Perguruan Tinggi. (1) Kepemimpinan pelayanan GPM adalah kepemiminan
Agar tanggung jawab itu terwujud secara penuh, maka kolegial.
GPM mengembangkan nilai-nilai dasar Kristen yang

7
(2) Pada jenjang Jemaat disebut Majelis Jemaat, pada BAB XI
jenjang Klasis disebut Majelis Pekerja Klasis, dan pada PENGGEMBALAAN
jenjang Sinode disebut Majelis Pekerja Harian Sinode.
(3) Majelis Jemaat, Majelis Pekerja Klasis, dan Majelis Pasal 23
Pekerja Harian Sinode sebagaimana yang dimaksud Pelaksanaan Penggembalaan
pada ayat (2) disebut Majelis Pimpinan Gereja.
(4) Rincian tugas pokok dan fungsi Majelis Pimpinan (1) GPM melaksanakan pelayanan penggembalaan sebagai
Gereja pada setiap jenjang diatur dengan Peraturan wujud tindakan pemeliharaan Allah dalam Yesus Kristus
Pokok GPM. yang dipercayakan kepada gereja, yang tertuju kepada
pertobatan dan pengampunan dengan tetap bertumpuh
pada kasih dan kemurahan Tuhan Yesus Kristus dalam
BAB X ketaatan kepada Firman Allah dan pembaruan oleh Roh
PERWAKILAN Kudus.
(2) Pelayanan penggembalaan GPM terdiri dari
Pasal 22 Penggembalaan Umum dan Penggembalaan Khusus.
Pelaksanaan Perwakilan (3) Tanggung jawab pelayanan penggembalaan pada
dasarnya berada pada seluruh anggota Gereja. Untuk
Majelis Pekerja Harian Sinode mewakili GPM di dalam menunjang tanggung jawab dimaksud, GPM
dan di luar pengadilan dengan ketentuan bahwa: berkewajiban membina dan mengembangkan sikap, tata
a. Untuk melakukan dan/ atau memutuskan hubungan nilai, pola hidup, pola pikir, dan secara gembala-
hukum dengan pihak lain atas persetujuan Sinode. menggembalakan baik antar anggota Gereja, antar
b. Untuk melepaskan hak atas barang-barang inventaris penyelenggara pelayanan Gereja, termasuk dalamnya
yang bergerak dan yang tidak bergerak atas persetujuan pembinaaan para pelayan khusus.
Sinode.
c. Untuk mendapatkan hak-hak atas barang-barang
inventaris yang bergerak dan yang tidak bergerak
setelah mendapat persetujuan MPL Sinode. BAB XII
d. Untuk melakukan kontrak kerjasama dengan pihak lain PERBENDAHARAAN GEREJA
setelah mendapat persetujuan MPL Sinode.
Pasal 24
Perbendaharaan dan Pengelolaan

(1) Perbendaharaan Gereja merupakan wujud kasih karunia


Allah dalam bentuk uang dan barang milik gereja dalam
rangka menopang penyelenggaraan Amanat pelayanan
gereja, karena itu perlu dikelola secara adil, tertib,

8
transparan dan akuntabel serta berpedoman pada prinsip- BAB XIV
prinsip etis-injili. KEBERATAN DAN PERSELISIHAN
(2) Sistem pengelolaan dan pertanggungjawaban
perbendaharaan gereja ditetapkan dengan Peraturan Pasal 26
Pokok dan Peraturan Organik GPM. Penyelesaian Keberatan dan Perselisihan

(1) Jika terdapat keberatan dan perselisihan, maka


BAB XIII penyelesaiannya dilaksanakan sesuai peraturan gereja
KEDUDUKAN, JENIS, dan HIERARKHI PERATURAN yang berlaku di bawah Terang Firman Allah.
GPM (2) Keberatan dan perselisihan diselesaikan secara berjenjang
naik.
Pasal 25 (3) Penyelesaian keberatan dan perselisihan sebagaimana
Kedudukan, Jenis dan Hierarkhi dimaksud pada ayat (1) dan (2) yang diselesaikan oleh
MPH Sinode harus terlebih dahulu mendengar dengan
(1) Peraturan GPM berkedudukan sebagai alat untuk sungguh-sungguh pertimbangan dari Majelis
mengatur dan menatalayani pelayanan gereja sesuai Pertimbangan (disingkat MP) MPH Sinode GPM.
dengan prinsip bergereja GPM. (4) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) Penyelenggaraan pelayanan gereja dilasanakan (3) tidak juga dapat diselesaikan maka akan diselesaikan
berdasarkan Peraturan GPM. pada Persidangan Sinode dengan terlebih dahulu
(3) Jenis dan hierarkhi Peraturan GPM terdiri atas: mendengar dengan sungguh-sungguh pertimbangan dari
a. Tata Gereja; MP MPH Sinode GPM.
b. Peraturan Pokok Gereja;
c. Peraturan Organik Gereja;
d. Keputusan MPH Sinode; BAB XV
e. Keputusan Klasis; PERUBAHAN TATA GEREJA
f. Keputusan Jemaat.
(4) Peraturan gereja pada jenjang klasis dan jemaat Pasal 27
menjabarkan Tata Gereja, Peraturan Pokok, Peraturan Perubahan Tata Gereja
Organik dan Keputusan MPH Sinode GPM.
(1) Perubahan atas Tata Gereja ini hanya dapat dilaksanakan
dalam Persidangan Sinodeapabila:
a. Persidangan Sinode dihadiri oleh sekurang-kurangnya
dua pertiga Anggota Biasa dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah dari
jumlah Anggota Biasa yang hadir.
b. Usul perubahan disampaikan selambat-lambatnya 6
(enam) bulan sebelum Persidangan Sinode.
9
(2) Perubahan TATA GEREJA hanya dapat berlaku setelah
disahkan dan ditetapkan oleh Persidangan SINODE. MEMORI PENJELASAN
TATA GEREJAGEREJA PROTESTAN MALUKU
(KETETAPAN SINODE GPM NOMOR:08/SND/37/2016)
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
I. PENJELASAN UMUM
Pasal 28
Ketentuan penutup Pembukaan berisi pernyataan teologis eklesiologis mengenai
gereja, khususnya Gereja Protestan Maluku.
(1) Dengan ditetapkannya Tata Gereja ini, maka Tata Gereja
2010 dinyatakan tidak berlaku lagi. Alinea pertama: hendak menyatakan perspektif universal dari
(2) Tata Gereja ini mulai berlaku sejak ditetapkan oleh karya penyelamatan Allah dan gereja menjadi saksi dari karya
Sinode. penyelamatan Allah itu.
Pengertian “Allah” sebagai Bapa bukanlah menunjuk kepada
jenis kelamin tertentu, melainkan pada sifat ke-Allah-an yang
PERSIDANGAN XXXVII SINODE menciptakan dan memelihara seluruh ciptaanNya sebagai yang
GEREJA PROTESTAN MALUKU memiliki sifat Bapa/Ibu.
Yang dimaksudkan dengan “Anak” dalam kalimat “Bapa, Anak
MAJELIS KETUA dan Roh Kudus” adalah Yesus Kristus.
SEKRETARIS
Alinea kedua mau menjelaskan beberapa hal:
1. Pdt. Dr.J.Chr. Ruhulessin, M. Si - Karya Allah yang membebaskan berlangsung simultan. Kalimat
2. Pdt. H. Siahaya, S.Si ini mau menegaskan bahwa sejarah keselamatan tidak selalu
3. Pdt. G. Akerina, M.Th harus difahami secara khronologis mulai dari Yerusalem, Yudea
4. Pdt. Ny. T. Let-let dan Samaria ke Eropa bahkan sampai ke Asia dan Indonesia,
5. Pnt. Th. Tiwery Pdt. W. B. Pariama, S.Th termasuk Kepulauan Maluku dan Irian Jaya; melainkan dapat
juga secara kairotis, artinya Allah bisa bertindak kapan saja dan
kepada siapa saja sesuai kemurahan-Nya karena Allah adalah
Allah yang penuh kasih dan adil. Dasar dari pandangan ini
adalah paradigma relasi Allah-manusia yang diletakkan oleh
inkanasi Yesus.
- Karya Allah yang membebaskan itu juga utuh dalam arti
mencakup semua bidang hidup. Alinea ini antara lain disebutkan
menginspirasi perjuangan pembebasan, para leluhur dan para
pekabar Injil.

10
- Kita bersyukur bahwa Allah telah berkarya lewat para leluhur yang berbeda dari GPM kita adalah tindakan yang berlawanan
sehingga menghasilkan kearifan lokal, misalnya pela dan dengan kehendak Tuhan.
gandong, hukum larvul ngabal, kalwedo-kidabela, orang-orang
sarumah, mari moi ngone futuru, dad hia ted sua, ina-ama, Alinea kedelapan: Perintah untuk menguasai bumi telah salah
Bela, kai wait wali dawe. Karena itu kita menghormati dan diartikan seolah manusia, demi hidupnya sendiri bisa melakukan
menghargai para leluhur dan menerima serta terus apa saja terhadap bumi. Hal ini mengakibatkan hutan-hutan
mengembangkan kearifan lokal yang diwarisi;demikian juga dibabat, penggunaan teknologi pertanian dan industri
kearifan lokal yang berdampak positif terhadap pelestarian pertambangan yang berimbas buruk terhadap lingkungan. Karena
lingkungan hidup misalnya sasi yang dikenal di seluruh Maluku itu masyarakat dan pemerintah perlu disadarkan supaya tidak
(kepulauan) mengambil kebijakan yang justru memperburuk kondisi bumi.
- Yang dimaksudkan dengan Jemaat pertama dalam peraturan ini
adalah terkait dengan pelayanan ibadah protestan pertama yang Alinea kesembilan: Kewenangan negara antara lain adalah
menjadi cikal bakal terbentuknya Jemaat Protestan pertama. menjamin hak-hak rakyat untuk hidup layak, termasuk kebebasan
untuk beragama. Gereja bersama agama-agama berkewajiban
Alinea ketiga: Bahwa selama ini GPM menggunakan motto untuk meletakkan dasar-dasar etik moral bagi pembangunan
tersebut yang kemudian diterapkan sebagai simbol, lambang, cap, bangsa. Negara tidak terlibat dalam menetapkan ajaran dan
dsb. Hal itu telah menyentuh dasar dan hakekat Gereja sejak lahir peribadahan gereja. Gereja tidak terlibat menetapkan kebijakan
dan tumbuhnya protestantisme di daerah ini. Namun landasan negara, namun wajib mengingatkan bila suatu kebijakan negara
hukum penggunaan motto tersebut belum tertampung di dalam ternyata tidak adil terhadap sebagian rakyat.
Tata Gereja Gereja Protestan Maluku.
Alinea kesepuluh: Keterlibatan masa kini yang intens tidak boleh
Alinea keempat: Roh Kudus telah melahirkan GPM sebagai membuat gereja melupakan keterarahan eskatologisnya. Sebab
persekutuan tubuh Kristus yang anggota-anggotanya tersebar di keterarahan eskatologis membuat gereja tidak akan terjebak pada
kepulauan Maluku, meliputi Provinsi Maluku dan Maluku Utara. masa kini dan menjadi lembaga yang menyukai kemapanan
Keanekaragaman budaya dilihat sebagai hal yang positif, sebagai (establishment). Sebagai gereja reformatoris GPM harus selalu
anugerah Tuhan yang dapat digunakan untuk memperdalam iman berpegang pada prinsip: ecclesia reformata semper reformanda,
kita. Bahasa daerah dapat digunakan dalam pemberitaan firman, gereja yang dibarui dan selalu membarui dirinya.
liturgi ibadah, pastoral dan lain-lain.
Alinea kesebelas: Yang dimaksudkan dengan yang dipilih adalah
Alinea kelima: Cukup jelas penatua dan diaken, dan yang diangkat adalah pendeta dan
penginjil.
Alinea keenam: Cukup jelas
Alinea keduabelas: Presbiterial berasal dari kata prebiteroi yang
Alinea ketujuh: Memandang kemajemukan, khususnya berarti para tua-tua, dan Sinodal berasal dari dua kata yaitu sun
kemajemukan agama sebagai kebenaran teologis berarti setiap (bersma) dan hodos (berjalan), jadi sun hodos berarti berjalan
upaya penyeragaman dan atau merendahkan atau menista mereka bersama. Dengan demikian kepemimpinan Presbiterial Sinodal
yang dianut oleh GPM adalah kepemimpinan kolegial.
11
keluarga ada solidaritas, ada kesediaan untuk saling
menopang, ada pembagian peran dan tanggung jawab
dalam rangka pertumbuhan keluarga, ada rasa
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL persaudaraan yang kuat. Kedudukan dan peran keluarga
seperti ini sangat strategis untuk mempersiapkan
Pasal 1 kehidupan jemaat dan masyarakat yang makin baik.
Namun di sini perlu diwaspadai faham primordialisme
Pikiran yang terkandung dalam pasal ini adalah sebagai berikut: yang sempit. Keluarga harus menjadi keluarga yang
Ay(1): Istilah Persekutuan, Tubuh Kristus dan buah karya Roh terbuka, yang melampaui suku, bangsa dan ras. Dalam
Kudus hendak menekankan dinamika GPM dalam semangat Efesus dikatakan ‘bukan lagi orang asing dan pendatang,
solidaritas yang saling berbagi kekayaan dan atau beban. melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus.’
Tetapi konsolidasi yang dilakukan bukan untuk Sebagai ‘keluarga Allah’ maka tidak ada yang tinggi atau
membesarkan dirinya, melainkan untuk menghadirkan tanda- rendah; tidak ada yang mendominasi dan yang tertindas.
tanda Kerajaan Allah untuk semua orang. Keluarga Allah harus menjadi persekutuan yang egaliter,
yang sederajat tanpa pandang apakah ia laki-laki atau
Ay(2): Gereja Protestan Maluku, sesuai dengan panggilan dan perempuan, kaya atau miskin, pejabat atau rakyat jelata,
pengakuannya, adalah ungkapan nyata dari Gereja Yang terdidik atau tak berpendidikan. Prinsip saling menopang
Esa, Kudus, Katolik/Am dan rasuli. Karena ia adalah dalam keluarga akan mencegah anggota keluarga yang
Tubuh Kristus. tercecer. Bila ada yang lemah, maka anggota keluarga
yang kuat berkewajiban untuk menopang untuk
Ay(3): GPM adalah gereja yang memiliki kemajemukan yang luar diberdayakan.
biasa: suku, bahasa, budaya dll. Kemajemukan ini harus
dilihat sebagai kekayaan bersama yang digunakan untuk Pasal 2
melaksanakan Amanat Pelayanan Gereja. Perbedaan Ay(1): cukup jelas
bukan untuk dipertentangkan melainkan untuk saling Ay(2): hendak menekankan dinamika jemaat yang harus terus
mengisi. Disadari bahwa perbedaan-perbedaan bila salah terpelihara baik sebagai masing-masing jemaat, dalam
dikelola dapat mengancam persekutuan bergereja maupun persekutuan di lingkup klasis dan dalam satu sinode.
kesatuan masyarakat. Dalam batas-batas ancaman- Memberi ruang bagi dinamika jemaat sejalan dengan
ancaman, ganguan hambatan, tantangan dari ruang dan prinsip sentralisasi visi dan desentralisasi prakarsa.
waktu itu, Gereja Protestan Maluku harus senantiasa
menjadi KELUARGA ALLAH (1 Tim 3:15), yang
berperan dan berfungsi untuk menggarami dan Pasal 3 Cukup Jelas
menghamirkan tata nilai primordial dari hubungan-
hubungan sosiologis tersebut, juga terhadap bahaya Pasal 4 Cukup Jelas
polarisasi dari kenyataan geografis yang dihadapi oleh
GPM. Bagi kita di Maluku dan Maluku Utara keluarga Pasal 5
memiliki arti dan peran yang sangat besar. Dalam
12
Ay (1): Yang dimaksudkan dengan “nama lain” dalam kalimat “.... kompromi terhadap segala sesuatu yang secara dasariah
berkedudukan di desa atau nama lain...” ialah Negeri di bertentangan dengan pengakuannya itu.
Maluku Tengah, Ohoi di Kei, Lek di Maluku Badat Daya,
Maluku Tenggara Barat, …. dan di dusun-dusun.
Ay (2): Cukup Jelas Pasal 8
Ay (3): Cukup Jelas
Ay(1): Cukup Jelas
Pasal 6 Ay(2) : Huruf (a) Pekabaran Injil adalah amanat yang tak bisa
diabaikan. Tanpa Pekabaran Injil, gereja berhenti menjadi
Wilayah pelayanan GPM di Maluku Utara harus sungguh-sungguh gereja. Di pihak lain, gereja bukan tujuan akhir dari
memperhatikan MoU antara GPM dengan GMIH. pembebasan yang dilakukan Allah. Karena itu menambah
jumlah anggota gereja bukan tujuan gereja mengabarkan
Pasal 7 injil. Pembebasan yang dilakukan Allah akan bermuara pada
Kedatangan Kerajaan Allah karena itu gereja harus berjuang
untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di bumi.
Ay (1) Cukup jelas Dan itu dimulai dengan pertobatan dan pembaruan hidup.
Ay (2) Cukup jelas
Ay (3) Cukup jelas Ay(3): Huruf (a) Masalah-masalah pembebasan dari kemiskinan,
Ay (4) Cukup jelas kebodohan dan keterbelakangan dan lain-lainnya seperti
dalam ayat 2 adalah masalah-masalah kemanusiaan yang
Ay(5): Pemahaman dan atau Pengakuan iman merupakan respons dihadapi bersama pemerintah, semua agama dan komponen
terhadap tantangan konteks. Karena itu GPM dengan lainnya dalam masyarakat. Karena itu gereja perlu
konteksnya yang khas harus mengembangkan perumusan membangun kerja sama dengan pemerintah, agama-agama
Pemahaman dan Pengakuan Imannya sendiri dan ditetap dan berbagai komponen dalam masyarakat untuk
oleh Persidangan Sinode. mengatasinya. Khusus menyangkut agama-agama dapat
dikatakan setiap agama memiliki titik tolak atau pendasaran
Ay(6):Pengakuan iman dalam rumusan apapun bukanlah hanya ajaran masing-masing tetapi kita semua bermuara pada
merupakan suatu formula dari suatu tanda kepercayaan umat bagaimana mengatasi masalah-masalah kemanusiaan yang
Gereja. Dalam kehidupan, pergumulan dan pelayanan dihadapi bersama.
Gereja Protestan Maluku ia harus dihayati dan diungkapkan
dalam akta pelayanan gereja, seperti pelayanan dan Huruf (h) : Kategorial meliputi laki-laki, perempuan dan
pemberitaan Injil, nyanyian gerejawi, persidangan gerejawi, pemuda.
badan/lembaga kristen di lingkungan GPM dan lain-lain
sebagainya. Huruf g: Yang dimaksud dengan IPTEKS ialah Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Seni.
Ay(7):Sebagai konsekwensi logis dari pengakuan iman tersebut,
maka Gereja Protestan Maluku menolak dan tidak bersikap
13
Ay(1): Pikiran yang terkandung dalam rumusan ayat ini adalah
bahwa Gereja Protestan Maluku bersifat terbuka dan
Pasal 9 karenanya berada dalam kebersamaan dengan semua
gereja dalam jalur hubungan kerjasama oikumenis yang
Yang dimaksudkan dengan Pola Pelayanan Gereja semuanya sekaligus pula merupakan ungkapan nyata dari gereja yang
berdimensi pada seluruh aspek dalam pola kehidupan YESUS esa, kudus, katolik/am dan rasuli. Hubungan dan
KRISTUS ditampilkan secara utuh. Pola hamba, Imam, Nabi, kerjasama oikumenis itu tidak dilakukan secara pasif akan
Gembala, dan Pengajar ditonjolkan di sini sehubungan dengan tetapi secara dinamis, kritis, kreatif dan realistis. Dengan
kajian dan temuan yang diperoleh dalam kenyataan hidup demikian GPM tetap bertekad untuk melanjutkan terus
berjemaat, bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di menerus membina dan mengembangkan hubungan dan
mana kerap kali kehidupan umat Gereja nyaris tidak kerjasama oikumenis tersebut. Keanggotaan GPM di
mencerminkan kehadiran dan keberadaan umat Gereja sebagai dalam badan-badan oikumenis itu adalah: GPI, PGI, CCA,
manusia baru dalam Kristus. WARC dan WCC. Sementara itu hubungan dan kerjasama
Dengan berkaca pada Pola kehidupan Yesus Kristus itu, umat oikumenis dengan gereja Katolik tetap pula dipelihara dan
gereja ini akan bergumul seterusnya untuk menampakkan ditingkatkan.
kenyataan pola kehidupan Yesus Kristus itu dalam kenyataan Ay(2): Pikiran yang terkandung dalam rumusan ayat ini adalah
hidup dan perilakunya sehari-hari. bahwa Gereja Protestan Maluku membangun kerjasama
dengan pemerintah sebagai mitra yang saling menopang
dan mengingatkan. Hubungan kerjasama tersebut
Pasal 10 berlangsung secara dinamis, kritis, kreatif dan realistis.
Ay(3): Pikiran yang terkandung dalam rumusan ayat ini adalah
Ay(1): PIP dan RIPP yang selama ini digunakan oleh GPM bahwa Gereja Protestan Maluku tetap konsisten dengan
merupakan suatu kebijakan sinodal yang dapat mengarahkan fungsi profetisnya untuk membela kepentingan rakyat,
penyelengaraan dan pengembangan pelayanan di seluruh dan melakukan sikap bagi kebijakan pemerintah yang
GPM. Ini yang kita kenal dengan sentralisasi visi. tidak pro kepentingan rakyat.
Ay(2):- Merupakan wujud desentralisasi prakarsa. Sejalan dengan
fokus kita pada jemaat sebagai lokus utama tanda-tanda
Kerajaan Allah dihadirkan, maka jemaat harus didorong Pasal 12
untuk merumuskan sendiri program-program pelayanannya
sebagai respon terhadap tantangan konteks riil masing- Di sini muncul paham ekklesiologik Gereja Protestan Maluku
masing jemaat. tentang anggota Gereja. Menurut paham ini di dalam kenyataan
- MPH Sinode dan MPK membantu jemaat dalam persekutuan orang-orang percaya tidak ada perbedaan di antara
menyusun Renstra sebagai penjabaran PIP-RIPP pada ahli dan awam, atau diantara Pejabat dan bukan Pejabat. Semua
jemaat yang bersangkutan. orang percaya adalah umat Allah. Semuanya adalah keluarga Allah
(bd. Bab I Pasal 1 ayat 3 Naskah Tata Gereja ini).
Pasal 11
Huruf a cukup jelas
14
Huruf b cukup jelas Maluku, terutama para penyelenggara pelayanan gereja atau
Huruf c dan sub (d) ini tersirat pikiran bahwa pelayanan baptisan mereka yang ditugaskan tanggung jawab itu (bnd. Efesus
kudus dan peneguhan sebagai anggota sidi dilaksanakan oleh 4:11). Apa maksud dari kewajiban untuk melengkapi dan
Gereja Protestan Maluku. Tidak selalu yang dibaptiskan dan atau membina itu? Maksudnya ialah agar supaya anggota-anggota
diteguhkan sebagai anggota Sidi Gereja Protestan Maluku GPM itu memiliki kemampuan motivasi pelayanan, dan
seterusnya tetap menjadi anggota GPM. dedikasi untuk melaksanakan misi dan fungsi mereka di
Apabila anggota GPM (atau sebagai anggota baptisan atau sebagai dunia. Dalam ayat 2 ini juga tersirat kewajiban GPM untuk
anggota sidi) berpindah ke suatu wilayah lain di mana tidak menyiapkan segala prasarana dan sarana serta tenaga
terdapat jemaat GPM, maka keanggotaannya sebagai anggota Pembina demi terlaksananya tugas tersebut.
GPM dengan sendirinya gugur. Demikian pula apabila ia berubah
keyakinannya.
Pasal 14
Huruf d cukup jelas
Huruf e cukup jelas Ay(1): Dalam ayat 1 ini dikembangkan pemikiran bahwa semua
anggota GPM adalah sumber daya umat gereja. Dalam
Pasal 13 bahasa surat 1 Petrus 2:5, mereka adalah batu-batu hidup
untuk pembangunan bangunan rumah Allah. Potensi ini yang
Ay(1): Pembinaan anggota Gereja dilaksanakan dalam rangka merupakan karunia Allah mesti didayagunakan dengan
pembangunan jemaat dan merupakan Hak Anggota Gereja. sebesar-besarnya, dalam rangka mencapai kemandirian
Tujuan pembangunanJemaat adalah seperti dikatakan dalam Gereja di bidang teologi, daya dan dana sebagai perwujudan
Efesus 4:13 “kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan kewajiban anggota GPM.
yang sesuai dengan kepenuhan Kristus”.
Ada dua cara dalam pembangunan jemaat, yaitu Ay(2): Semua anggota gereja baik secara individu maupun secara
secara:Intensip (ternyata dalam pelaksanaan tugas panggilan persekutuan mewujudkan kewajibannya itu dalam kehidupan
koinonia untuk membina kehidupan persekutuan) spiritual maupun dalam kehidupan sesehari. Hal ini
dan,Ekstensip (ternyata dalam pelaksanaan tugas panggilan dilakukan sejalan dengan pelayanan gereja.
diakonia dan marturia yang terarah keluar yaitu ke dalam
dunia).
Pasal 15
Ay(2): Dalam ayat ini sekali lagi ditandaskan tentang anggota-
anggota GPM sebagai sumber daya umat Gereja yang Secara umum, pikiran yang tersirat dalam pasal 14 ini ialah bahwa
memiliki karunia-karunia rohani (bnd. Bab I pasal 1 Naskah Gereja Protestan Maluku tidak mengenal tingkat-tingkat jabatan
Tata Gereja ini), punya bakat ketrampilan, kecakapan, akan tetapi mengenal fungsi-fungsi pengatur (penyelengara)
keahlian, dsb. Sumber daya itu perlu dihimpunkan, pelayanan gereja terdiri dari:Pendeta dan Penginjil. (2) Penatua;
dilengkapi dan dibina, serta diarahkan sehingga berfaedah (3) Diaken; sebagai satu kesatuan. Ketiganya merupakan satu
bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. kesatuan.Bagaimana caranya karunia pelayanankhusus itu
Di sini letak tanggung jawab dan kewajiban Gereja Protestan diwujudkan? Pada bagian akhir dari ayat ini dinyatakan bahwa
15
pemberian karunia pelayanan khusus (baca: jabatan) itu ada seorangpun yang tidak terlayani, serta mereka digerakkan
“…..ditandai dengan penumpangan tangan dalam ibadah jemaat”. dan dimotivasikan untuk mewujud-nyatakan persekutuan,
Tentang cara pemberian karunia itu diatur tersendiri dalam kesaksian dan pelayanan gereja di dunia. Adapun tugas
Peraturan Gereja tersendiri. pelayanan khusus itu dinampakan, dalam bentuk-bentuk
seperti kepemimpinan, pengarahan, pelayanan, pembinaan,
Ay(1): Sekali lagi ditandaskan disini peran serta dan tanggung pengorganisasian, dsb.
jawab semua anggota Gereja Protestan Maluku sebagai
sumber daya umat gereja dalam penyelenggaraan kehidupan Ay(3): Cukup jelas
gereja. Oleh sebab itu, semua anggota gereja/jemaat pada Ay(4): Cukup jelas
dasarnya adalah pelaksana Imamat Am orang percaya (1 Ay(5): Cukup Jelas
Petrus 2:9, 5) sesuai dengan pemberian karunia rohani
(charisma) oleh Kristus kepada mereka (I Korintus 12:11;
Roma 12:6-8; Efesus 4:7, dst). Potensi sumber daya Gereja Pasal 16
ini meliputi Anak, Remaja, Pemuda, Laki-laki dan
Perempuan. Ay(1): Pikiran yang terkandung dalam ayat 1 ini, ialah:
Dalam kerangka pikiran ini, tidak terbuka kemungkinan Pegawai Gereja sebagai tenaga-tenaga organic adalah sumber
apapun bagi semua anggota GPM untuk menunggu (nanti daya gerejawi.Mereka dapat menghambat atau mendorong
kong) dan menonton (nanti kong lia) kegiatan-kegiatan yang terlaksananya Amanat Pelayaan Gereja, dan yang karena itu
dilakukan oleh pimpinan di setiap jenjang kepemimpinan harus dibina secara intensif.Pegawai Gereja pada setiap
Gereja. Sekalipun demikian, pemahaman perlu diperhatikan jenjang kepemimpinan Gereja merupakan satu kesatuan
oleh setiap jenjang kepemimpinan begitu rupa sehingga ketatalaksanaan (manajemen) gerejawi, karenanya harus
semua anggota gereja/jemaat sadar akan tanggung dibina dan dikembangkan kemampuannya.
jawabnya, namun menghayati dan melaksanakannya dalam
kebebasan yang bertanggung jawab menurut aturan Ay(2): Kepada mereka harus disediakan tempat, fungsi dan
pelayanan yang ada. peranan begitu rupa sehngga kemampuan sumber dayawinya
tersalur secara bertanggung-jawab. Mengenai tempat, fungsi
Ay(2): Pikiran yang terkandung di dalam ayat 2 ini ialah bahwa dan peranan itu diatur tersediri dalam peraturan organis
ada sebagian tertentu anggota GPM yang berfungsi sebagai gereja.
pelayan-pelayan khusus. Dan fungsi itu adalah karunia
(berian) Kristus (Ef.4:11). Fungsi itu senantiasa
dipertanggungjawab-kan kepada Kristus yang Pasal 17
mengaruniakan-nya. Bagaimana cara mempertanggung-
jawabkan karunia Kristus itu? Ay(1): Pikiran yang terkandung dalamayat 1 ini ialah:
Alkitab memberi petunjuk-petunjuk tentang arah, pola dan Bahwa teologi bukan urusan para teolog (ahli teologi)
strategi untuk menyelenggarakan tugas-tugas pelayanan semata-mata, melainkan kewajiban dan tanggung jawab
khusus itu diarahkan begitu rupa sehingga semua anggota semua Anggota Gereja Protestan Maluku.Teologi (Kristen)
gereja terjangkau dalam pelayanan Gereja dalam artian tidak adalah kemampuan untuk memberitakan kebenaran Tuhan
16
dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan tantangan-
tantangan, dengan cara memahami dan menghayati serta Pasal 22
mewujudkan kehendak Tuhandalam firmanNya melalui
kehidupan pribadi, keluarga gereja masyarakat, bangsa dan Masalah yang berhubungan dengan kasus-kasus hukum terkait
Negara.Proses berteologi dapat ditempuh dengan berbagai dengan panggilan serta amanat pelayanan GPM harus memperoleh
cara pendekatan, antara lain:Memperhatikan segi rohani dan persetujuan Sinode GPM.
segi jasmaniah manusia secara utuh sesuai dengan tuntutan Pasal 23
Firman Allah. Menyelami dan mengalisakan konteks
masyarakat serta kehidupan sehari-hari anggota gereja lalu Ay(1): Cukup Jelas
menggumulinya secara ulang dalam Terang Firman Ay(2): Penggembalaan Umum yang diselenggarakan dalam bentuk
Allah.Kemampuan berteologi dimaksudkan untuk memahami ibadah dan pemberitaan Firman Allah, perkunjungan
dan ikut mengarahkan tantangan zaman, seperti modernisasi, pastoral, seruan dan surat gembala, pendidikan sekolah
pembangunan, industrialisasi, dll. minggu dan tunas pekabaran Injil, pendidikan katekisasi
dan bentuk-bentuk lain sesuai Amanat Pelayanan GPM;
Ay(2):Pikiran yang terkandung dalam ayat 2 ini, ialah: dan Penggembalaan Khusus yang diselenggarakan untuk
Bahwa Gereja Protestan Maluku menyelenggarakan membimbing pelayan dan anggota gereja yang
pendidikan teologi, yang dimaksudkan untuk: (1) kehidupannya bertentangan dengan firman Allah
memproseskan kemampuan dan kematangan berteologi di sebagaimana dijabarkan dalam Ajaran Gereja, Tata Gereja
kalangan semua anggota gereja; (2) tanggung jawab dan Peraturan-Peraturan gereja.
pengadaan dan penyegaran tenaga-tenaga Pelayanan Firman Ay(3): Cukup Jelas
Allah serta tenaga-tenaga penyelenggara pelayanan gereja;
(3) melaksanakan penelitian dan pengkajian teologi dalam
menembangkan pelayanan gereja yang aktual dan Pasal 24
kontekstual. Bahwa lembaga pendidikan teologi itu tidak
berdiri sendiri akan tetapi merupakan bagian utuh dari Ay(1): Yang dimaksud dengan uang adalah uang kertas dan logam
Universitas Kristen Indonesia Maluku. pemerintah, surat-surat berharga, piutang-piutang. Barang
Ay(3): Berdirinya Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) gereja adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
merupakan upaya pengembangan STT GPM; beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Gereja atau
danPembentukan manusia pembangunan dalam UKIM secara perolehan lainnya yang sah, untuk menopang pelaksanaan
menyeluruh adalah tanggung jawab langsung Fakultas Amanat Pelayanan Gereja. Yang dimaksudkan dengan
Teologi UKIM. Pendidikan formal adalah pendidikan yang prinsip-prinsip etis-injili ialah dalam pengelolaan
diselenggarakan dalam bentuk sekolah dan pendidikan non perbendaharaan gereja harus takut akan Tuhan.
formal yang diselenggarakan dalam bentuk pemberdayaan. Ay(2):Cukup jelas

Pasal 18 s.d 21 Pasal 25


Cukup Jelas
17
Ay (1): Cukup Jelas usul perubahan dan tambahan itu diajukan selambat-lambatnya
Ay (2): Cukup Jelas enam bulan sebelum Persidangan Sinode.
Ay (3): Huruf a – c: Cukup Jelas Perubahan dari Tata Gereja ini hanya dapat berlaku setelah
Huruf d – f: Yang dimaksudkan dengan keputusan dalam disahkan dan ditetapkan dari dan dalam Persidangan Sinode.
pasal 25 ayat (3) adalah bermakna peraturan yang
mengikat.
Pasal 28 Cukup Jelas

Pasal 26 PERSIDANGAN XXXVII SINODE


GEREJA PROTESTAN MALUKU
Ay (1): Keberatan dan perselisihan merupakan suatu masalah yang
terjadi di jemaat yang diselesaikan dalam bentuk MAJELIS KETUA
keberatan dan penyelesaiannya secara berjenjang, yaitu SEKRETARIS
Jemaat, Klasis dan Sinode.
Ay (2): Cukup Jelas 1. Pdt. Dr.J.Chr. Ruhulessin, M. Si
Ay (3): Cukup Jelas 2. Pdt. H. Siahaya, S.Si
Ay (4): Cukup Jelas 3. Pdt. G. Akerina, M. Th
4. Pdt. Ny. T. Let-let
Pasal 27 5. Pnt. Th. Tiwery Pdt. W. B. Pariama, S.Th

Seluruh ayat (1&2) ini menjelaskan bahwa Gereja Protestan


Maluku selaku satu Gereja terus hidup dan berkembang (dinamis).
Ia tidak kaku (statis) dan tidak terarah ke dalam (introvent). Ia
sadar bahwa kehidupan, pergumulan dan pelayannya senantiasa
dan harus tunduk di bawah penilaian Firman Allahdan Roh Kudus.
Sebagai anakan dari gerakan para Reformator abad XVI, ia
menganut paham “ecclesia reformata semper reformanda”,
artinya Gereja itu senantiasa terbuka kepada pembaruan. Ia dibarui
oleh Roh Kudus dan Firman Allah, dan ia membarui diri sebagai
antisipasi terhadap tantangan dan perkembangan zaman.
Jalur, cara, dan prosedur serta persyaratan bagi perubahan atas
Tata Gereja hanya dapat dilaksanakan di dalam dan oleh
Persidangan Sinode, apabila: (1) dihadiri sekurang-kurangnya
duapertiga dari jumlah anggota biasa, (2) disetujui oleh sekurang-
kurangnya duapertiga dari jumlah anggota biasa yang hadir, (3)

18
19

Anda mungkin juga menyukai