Anda di halaman 1dari 16

Menanam Anggur Organik

Ingin menanam anggur di pekarangan rumah? Ingat! Kesehatan keluarga dan


tetangga jauh lebih penting dan mahal dari tanaman anggur. Maka, berkebun anggur
secara organik bukanlah pilihan, tapi keharusan. Kecuali lokasi tanam jauh dari
rumah dan pemukiman warga, silakan berkebun anggur secara konvensional (kimia).

Di hadapan anda sekarang ialah sebuah pedoman lengkap yang akan membimbing


anda cara budidaya anggur organik dari A sampai Z. Pedoman ini memakai metode
tanam yang bisa anda terapkan pada pekarangan LUAS maupun SEMPIT. Bahkan,
untuk taman rumah yang luasnya hanya 2 x 3 meter, asal lokasi itu mendapat sinar
matahari langsung minimal 6 jam sehari.

1. Mengapa Organik?

Budidaya anggur organik mungkin masih jarang bahkan nyaris tidak pernah dibahas
oleh para "peng-anggur-an" (note: istilah bagi para penghobi anggur) di Indonesia.
Karena itu, saya berupaya mengumpulkan sebanyak mungkin literatur untuk
menemukan teknologi budidaya anggur secara organik, yakni tanpa pupuk dan
pestisida sintetis (kimia) sama sekali.

Awalnya, dimulai dari rasa frustasi saya saat menghadapi serangan hama dan
penyakit pada pohon anggur ketika saya muai menjadi peng-anggur-an. Keduanya
datang silih-berganti. Lebih-lebih pada musim hujan, serangan bisa meningkat 2-3
kali lipat. Bukan serangan hama dan penyakitnya yang membuat frustasi, tapi
penggunaan pestisida kimia adalah masalah besarnya.

Bayangkan, pekarangan rumah dipenuhi zat kimia beracun yang berserakan di


tanah & udara. Belum lagi hasil buah anggur yang mengandung banyak residu
kimia. Residu pestisida yang ada di tanah tentu akan mengendap dan diserap lagi
oleh semua tanaman yang tumbuh di sana. Sedang udara yang tercemar pestisida
akan bergerak ke segala arah, termasuk ke dalam rumah. Tidak ketinggalan, buah
anggur yang dipenuhi racun akan masuk ke dalam tubuh yang memakannya.
Sepanjang hidup pohon anggur, sepanjang itu kita akan terus menyemprot pestisida
kimia yang akan meracuni tanah dan udara di lingkungan tempat tinggal kita.

Akhirnya, sadar atau tidak, kita telah meracuni keluarga dan diri kita sendiri.
Atas dasar itulah saya mencoba mencari solusi pengganti pestisida kimia. Pestisida
yang aman dan ramah lingkungan.

Akhirnya, saya menemukan pestisida organik yang cocok untuk tanaman anggur.
Tapi sayang, setelah saya pelajari lebih dalam, ternyata tidak sesederhana yang
saya pikirkan. Pestisida organik akan sangat tidak efektif apabila manajemen
budidayanya salah. Dalam artian, pengendalian hama dan penyakit harus didukung
pengelolaan tanah dan perawatan tanaman yang tepat dan terpadu. Tanpa itu,
sangat sulit bisa membebaskan diri dari pestisida kimia.

DR. Maman Nurzaman, Founder Komunitas Petani Peternak Mandiri (KP2M)


pernah mengatakan, 90% hama dan penyakit tanaman umumnya bersumber dari
tanah di lahan itu sendiri, sedang 10% sisanya datang dari luar lahan. Karena itu,
diperlukan pengolahan tanah yang tepat untuk memusnahkan 90% bibit hama-
penyakit yang berada di lahan tanam kita.

Jadi percuma saja menyemprot pestisida, baik pestisida kimia maupun organik, jika
tanahnya tidak diolah dengan benar. Ibarat genteng bocor. Mestinya genteng yang
retak dibenerin, bukan lantainya aja yang di-pel. Kita pel berulangkali pun bakal
basah lagi, karena sumber bocornya tidak diatasi. Kesimpulannya, mau tidak mau,
kita harus menerapkan teknologi pertanian organik secara utuh untuk bisa
sepenuhnya meninggalkan pestisida kimia. Jadi, tidak boleh setengah-setengah!

2. Syarat Tumbuh Anggur

Banyak penghobi pemula terburu-buru menanam anggur, padahal mereka belum


memahami kondisi lingkungan hidup seperti apa yang diinginkan tanaman ini.
Alhasil, banyak kasus pohon anggur tumbuh lambat dan sulit berbuah. Bahkan tidak
sedikit yang mati beberapa minggu atau bulan pasca tanam. Saya harap anda tidak
melakukan kesalahan yang sama. Jadi, sebelum melangkah lebih jauh, mari pahami
3 faktor kunci penentu keberhasilan berkebun anggur berikut:

2.1. Suhu Udara


National Horticulture Board India mengatakan, tanaman anggur menyukai suhu
udara antara 10°C – 35°C untuk dapat tumbuh dan berbuah dengan baik. Dijelaskan
lebih lanjut oleh Tom Powers dalam bukunya The Organic Backyard Vineyard, pada
suhu di atas 35°C, proses fotosintesis tanaman anggur akan berhenti. Sedang pada
suhu di bawah 10°C fotosintesis akan terhambat.

Bagaimana dengan suhu udara di Indonesia?


Dilansir dari Tirto.ID, disebutkan bahwa suhu udara tahunan di seluruh wilayah
Indonesia berada pada kisaran 26°C – 36°C. Bagi anda yang tinggal di Jakarta dan
Surabaya pasti merasakan betapa panasnya udara di kedua kota ini. Tapi seberapa
panaskah itu, apakah mencapai 36°C? Jawabannya tidak. Data dari Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa suhu udara
tahunan DKI Jakarta adalah antara 25°C – 33°C dan Surabaya 24°C – 34°C. Artinya,
pohon anggur cocok ditanam di Jakarta dan Surabaya.

2.2. Cahaya Matahari


Dikutip dari laman University of California, tanaman anggur membutuhkan paparan
sinar matahari selama 7-8 jam sehari. Kekurangan sinar matahari akan
menyebabkan hasil buah rendah dengan kualitas buruk, pohon mudah terserang
penyakit jamur dan busuk buah.

Bagaimana jika tidak memungkinkan, karena cahaya matahari tertutup


bangunan atau pohon besar? Setidaknya pohon anggur harus mendapat sinar
matahari min. 6 jam perhari. Pengalaman saya dan kawan-kawan peng-anggur-an
lain selama ini, 6 jam masih bisa ditoleransi oleh tanaman anggur.

2.3. Kondisi Tanah


Tom Powers menjelaskan tanah geluh (bahasa Inggris: loam) ialah tipe tanah paling
ideal untuk tanaman anggur, sebab di dalamnya mengandung air, udara, mineral dan
nutrisi dengan komposisi terbaik dibanding tipe tanah lain. Selain itu, tanah geluh
juga mengandung banyak bahan organik yang mendukung keanekaragaman hayati
untuk menjaga kesehatan tanah. Apa itu tanah geluh? Mengutip Wikipedia, tanah
geluh merupakan tanah dengan komposisi pasir, debu, dan lempung dalam jumlah
yang relatif seimbang (sekitar 40-40-20).

Bagaimana jika tanah di kebun saya bukan tanah geluh? Jangan khawatir! Kabar
baiknya, pohon anggur sangat mampu beradaptasi dengan jenis tanah apapun,
mulai dari tanah berpasir hingga tanah liat berat, sebagaimana penjelasan Lon J.
Rombough dalam bukunya The Grape Grower, A Guide to Organic Viticultur.

Sumber lain seperti Department of Agriculture, Forestry and Fisheries Republic of


South Africa juga menyebutkan, kuncinya adalah tanah harus memiliki sifat gembur,
remah, subur, dan berdrainase (berporousitas) baik. Dikuatkan juga oleh University
of California, pohon anggur dapat tumbuh dan berbuah di berbagai jenis tanah, asal
tanah tersebut memiliki drainase baik.

Bagaimana cara mengukur level drainase tanah? Tom Powers memberi cara
sederhana. Buatlah lubang sedalam kira-kira 1 meter di kebun anda. Kemudian isi
lubang tersebut dengan air hingga penuh. Jika 24 jam kemudian air mengering,
maka berarti tanah tersebut memiliki level drainase yang sangat baik.

Untuk menguji tanah pekarangan, anda tidak perlu menggali sedalam itu. Bagi saya,
40-50 cm saja sudah cukup. Jika ternyata air tidak mengering dalam 24 jam, itu
artinya tanah pekarangan anda punya masalah drainase. Hal ini bisa diatasi dengan
menambahkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang dan menghindari
penggunaan pupuk sintetis, karena dapat meningkatkan kepadatan tanah, sehingga
memperparah level drainase menjadi semakin buruk.

Selain berdrainase baik, tanah juga harus subur dan kaya nutrisi. Tom Powers
juga punya trik untuk mengetahui kesuburan tanah suatu lahan. Caranya dengan
melihat apakah ada beragam jenis tumbuhan, terutama aneka jenis rumput & semak2
yang tumbuh subur di lahan itu. Jika iya, maka bisa dipastikan tanah tersebut punya
kesuburan yang baik. Saya pertegas kembali, tolok ukurnya adalah adanya beragam
jenis tumbuhan, bukan hanya didominasi beberapa jenis tumbuhan saja.

Kunci terakhir yang masih berkait dengan kondisi tanah ialah masalah pH
tanah. Diane Brown via laman Michigan State University Extension mengatakan,
tanaman anggur akan tumbuh optimal pada tanah dengan pH antara 5,5 – 6,5. Jadi,
silahkan melakukan pengecekan pH tanah di kebun anda. Kita bisa memakai alat pH
Meter yang banyak dijual di pasaran. Setiap penghobi sangat disarankan memiliki
alat ini, karena pH tanah akan terus berubah seiring waktu, sehingga diperlukan
pengecekan secara berkala. Contoh alat pH meter:
3. Perencanaan

Setelah yakin tempat tinggal anda punya 3 syarat tumbuh di atas, maka sekarang
saatnya membuat rencana tanam. Ada 2 hal yang harus direncanakan, yaitu memilih
varietas anggur dan menentukan sistem rambatan pohon.

3.1. Varietas Anggur


Sampai artikel ini ditulis, ada lebih dari 50 varietas anggur yang tersebar di pasar
bibit tanaman buah Indonesia, khususnya di pasar berbasis online seperti Lazada,
Tokopedia, Bukalapak, grup jual-beli FB, dsb.

Varietas apa yang terbaik? Jawabannya relatif, tapi amat disarankan memilih
varietas yang toleran terhadap serangan penyakit, karena serangan penyakit
merupakan masalah serius dalam berkebun anggur. Sejatinya, tidak ada satu pun
varietas yang kebal dari penyakit. Sebagai konsekuensinya, kita perlu memilih
varietas yang sekalipun diserang penyakit, tapi ia mampu bertahan / kuat dan mudah
diobati. Dalam buku Living on an Acre: A Practical Guide to the Self-Reliant Life (2nd
Edition) yang disusun U.S. Department of Agriculture disebutkan, ada 3 kelompok
besar varietas anggur yang tersebar di seluruh dunia:

1. American Grapes
2. European Grapes
3. Hybrid Grapes (persilangan American dengan European Grapes)

Pilihlah varietas anggur yang masuk dalam kelompok Hybrid Grapes! Hindari
mengoleksi varietas yang masuk kelompok European Grapes, karena semua
varietas yang ada di kelompok ini sangat lemah terhadap penyakit. Hindari juga
varietas American Grapes, karena sebagian besar anggur kelompok ini bukan
termasuk anggur meja sehinggga rasa buahnya kurang enak untuk dimakan
langsung (note: biasanya diolah jadi bahan selai, jus, sirup, jelly, wine, dsb.).

Di samping itu, anda juga bisa mempertimbangkan untuk memilih bibit anggur yang
berasal dari hasil sambung (grafting) dengan varietas anggur lokal. Jenis anggur
lokal yang biasa disambungkan ke anggur import adalah Isabella dan Red Master.

Hindari membeli bibit anggur varietas import hasil cangkok dan stek!
Karena sampai saat ini, belum ada varietas anggur import yang terbukti adaptif dan
tahan banting di iklim Indonesia mengalahkan anggur lokal. Tujuan penyambungan
anggur import dengan anggur lokal adalah untuk menjadikan anggur import tumbuh
adaptif dan tahan terhadap jenis tanah dan iklim tropis di negara kita. Anda juga bisa
membeli bibit anggur di toko online Sentra Bibit Anggur No.1 Di Indonesia.

3.2. Sistem Rambatan


Anggur adalah jenis tanaman merambat, maka menyediakan media rambat adalah
keharusan. Ada banyak sistem rambatan yang tersedia, mulai dari yang sederhana
hingga yang membutuhkan biaya besar. Di sini, saya hanya akan share satu jenis
sistem rambatan yang paling mudah, tapi umum digunakan di perkebunan anggur di
seluruh dunia, yaitu Vertical Shoot Position Trellis System (VSP Trellis System).
Oya, sistem rambatan satu ini memiliki beberapa variasi seperti Single Cordon dan
Double Cordon. Yang akan saya share adalah model Single Cordon.
Mengapa saya memilih sistem ini? Tom Powers mengatakan, VSP Trellis System
sangat direkomendasikan untuk budidaya anggur di wilayah dengan suhu dan
kelembaban udara tinggi seperti Indonesia. Sistem ini memungkinkan sebagian
besar daun mendapat paparan sinar matahari yang cukup dan mendukung sirkulasi
udara yang optimal di area daun dan percabangan. Kedua hal ini sangat penting
untuk menjaga kesehatan pohon anggur dan menekan serangan hama dan penyakit.

Keunggulan lain VSP Trellis System ialah bentuknya yang ramping dan minimalis,
sehingga mudah diterapkan pada pekarangan kecil sekalipun. Sampai di sini anda
telah memiliki 2 rencana besar diatas. Sekarang saatnya keluar menuju kebun anda.

4. Penanaman

Waktu terbaik menanam anggur ke lahan adalah pada awal musim kemarau. Hindari
menanam di musim hujan, karena resiko tanaman rusak dan mati sangat tinggi.
Kecuali jika anda menanam di green house, atau setidaknya memiliki naungan bagi
tanaman anggur anda. Hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah jumlah
pohon, jarak dan arah tanam.
4.1. Jarak & Arah Tanam
Bagi anda yang hanya menanam 1 pohon
anggur, anda bisa abaikan masalah jarak
tanam. Namun jika ingin menanam 2
pohon atau lebih, maka jarak tanam antar
pohon harus diatur dengan baik.

Jangan sampai jarak pohon terlalu dekat,


sehingga pohon satu dengan yang lain
saling menghalangi paparan sinar
matahari dan menghambat sirkulasi udara
di sekitar tanaman. Dalam VSP Trellis
System, untuk menghasilkan buah anggur
dengan kualitas baik bisa menggunakan
aturan berikut:

 Jarak antar pohon= 1,5 – 2 meter


 Jarak antar baris= 2 – 2,5 meter

Selain jarak tanam, anda juga perlu mengatur arah baris tanaman agar paparan
sinar matahari dapat mengenai hampir semua daun secara maksimal. Sehingga
tidak ada bagian sisi tanaman tertentu yang ternaung (terhalang dari sinar matahari).
Arah baris tanaman yang paling direkomendasikan adalah sejajar dengan
pergerakan sinar matahari yaitu dari Timur ke Barat.

Bagi anda yang menanam hanya 1 pohon anggur bisa gunakan aturan di atas
apabila memungkinkan. Namun jika tidak bisa, karena keterbatasan lahan, maka
posisi pohon anggur disesuaikan saja dengan kondisi lahan. Setelah anda berhasil
menetapkan jarak dan arah pohon anggur, sekarang anda bisa menghitung
kebutuhan pohon anggur sesuai lahan yang tersedia.

Contoh: Jika anda memilih jarak tanam antar pohon dan baris masing-masing 2
meter atau kita sebut 2 x 2 meter, yang berarti luasnya 4 m². Sedang ukuran lahan
yang ingin ditanami adalah 4 x 6 meter (luas= 24 m²), maka jumlah pohon yang anda
butuhkan adalah: 24 m² : 4 m²= 6 pohon.
4.2. Penanaman Bibit Anggur
Lakukan penanaman bibit anggur dan siram dengan air secukupnya. Setelah selesai
ditanam, berikan 1 bilah bambu, kayu atau semisalnya sebagai rambatan sementara
supaya posisi tanaman berdiri tegak lurus. Langkah berikutnya, lakukan perawatan
supaya pohon tumbuh sehat dan cepat besar.

4.3. Pengairan & Pemupukan


Penyiraman dilakukan tiap hari atau beberapa hari sekali (tergantung cuaca).
Prinsipnya, tanah tidak boleh kekeringan. Bicara pemupukan, karena metode yang
kita terapkan pertanian organik, maka kita tidak memakai pupuk kimia sedikit pun.
Mengapa? Ketika ekosistem mikroba di dalam tanah sudah ideal, maka
kebutuhan nutrisi pohon anggur akan tersedia dengan sendirinya. Tugas kita
ialah menambahkan bahan organik secara teratur untuk menghidupi ekosistem
mikroba tersebut. Di samping itu, kita juga perlu memasukkan biofertilizer,
biodekomposer dan biopestisida secara teratur untuk menjaga ekosistem mikroba
menguntungkan tetap dominan di dalam tanah. Jangan sampai mikroba merugikan
mengambil alih ekosistem mereka.

Apa itu biofertilizer? Definisi singkatnya adalah pupuk


yang mengandung sekumpulan mikroba bermanfaat yang
berperan menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Biofertilizer yang saya gunakan di sini ialah Biotogrow
Gold. Jadwal pemupukan terbagi jadi 2, yaitu pemupukan
4 bulan sekali dan 1 minggu sekali.

a) Pemupukan 4 Bulan Sekali: Pupuk kompos / kandang (10 kg)


Jika menggunakan pupuk kandang, maka harus difermentasi
sempurna terlebih dulu sampai bentuk, warna dan aromanya
berubah mirip seperti tanah. Tujuan fermentasi ialah untuk
memusnahkan segala bibit hama-penyakit dan menghilangkan
gas-gas beracun yang masih terkandung di dalam pupuk kandang.
Lihat gambar contoh pupuk kandang yang telah difermentasi
sempurna. Cara aplikasi: Pupuk kandang dibenamkan dalam
tanah mengelilingi pohon sejauh 40-50 cm.

b) Pemupukan 1 Minggu Sekali: Biotogrow (2 ml/liter air). Cara aplikasi: Kocorkan


pada sekeliling perakaran pohon di dekat batang.

Mungkin muncul pertanyaan dalam benak anda: “Apa mungkin pohon anggur
bisa tumbuh optimal tanpa pupuk sintetis sama sekali?” Jawabannya sangat bisa.
Bernadine C. Strik, profesor dari Department of Horticulture di Oregon State
University menjelaskan dalam publikasinya “Growing Table Grapes“, pemupukan
pohon anggur mesti dilakukan secara hemat. Sebab, lebih banyak masalah yang
terjadi jika kelebihan daripada kekurangan pupuk. Ia menyebutkan, kebutuhan unsur
hara nitrogen tanaman anggur selama fase pembesaran (sejak awal tanam hingga
siap dibuahkan) ialah 43 – 72 gram.

Sekarang mari kita hitung jumlah nitrogen yang terkandung dalam bahan organik
yang kita tambahkan ke dalam tanah selama fase pembesaran pohon anggur,
dengan asumsi pohon akan dibuahkan pada usia 8-10 bulan setelah tanam:
 Saat pengolahan tanah= 25 kg
 Pemupukan bulan ke-3 dan ke-6= 10 kg x 2 kali aplikasi= 20 kg
 Jumlah= 45 kg

Sementara kandungan nitrogen dalam pupuk kandang / kompos rata-rata bekisar


1%. Itu artinya, jumlah nitrogen di dalam 45 kg pupuk kandang/kompos adalah: 45
kg x 1%= 450 gram. Kandungan nitrogen sebesar 450 gram tersebut tidak langsung
ada begitu saja, namun tersedia secara sedikit demi sedikit dan berkesinambungan.

Fritz Westover dalam tulisannya di Compost Use in Vineyards menjelaskan, dari


jumlah total nitrogen dalam kompos, hanya 30% yang akan diserap tanaman anggur
secara bertahap dari waktu ke waktu. 15% akan diserap pada 8 bulan pertama dan
15% sisanya diserap bertahap hingga 2,5 tahun ke depan. Artinya, dari 450 gram
nitrogen itu, akan tersedia 67,5 gr nitrogen untuk memenuhi kebutuhan selama fase
pembesaran. Itu sudah mencukupi sesuai rekomendasi Bernadine C. Strik yang
menyarankan 43-72 gram. Bahkan jumlah 67,5 gram itu belum termasuk kandungan
nitrogen yang ada pada Biotogrow. Jadi, sudah lebih dari cukup.

Mengapa yang dihitung hanya unsur nitrogennya saja? Karena selama fase
pembesaran, nitrogen adalah unsur hara yang paling tinggi kebutuhannya dibanding
semua unsur lain, sehingga ketika unsur hara nitrogen terpenuhi, maka bisa
dipastikan unsur hara lain seperti fosfor dan kalium akan tercukupi dengan
sendirinya. Ini karena pupuk kandang / kompos tidak hanya mengandung nitrogen,
tapi juga unsur hara lainnya. Jadi kesimpulannya, jangan ragu meninggalkan
pupuk sintetis menuju full-organik!

5. Pembentukan Tajuk

Sejak awal tanam, pohon anggur harus diatur pola merambatnya supaya memiliki
bentuk dan ukuran sesuai sistem rambatan yang telah ditentukan, yakni VSP Trellis
System. Cara mengaturnya cukup mudah.

Langkah 1: Pembentukan Batang Horizontal


Pertama, biarkan pohon tumbuh tinggi hingga melampaui kawat terbawah. Setelah
tercapai, belokkan batang ke arah horizontal mengikuti alur kawat paling bawah. Ikat
batang anggur ke kawat supaya posisinya tidak berubah. Seluruh tunas air yang
muncul di sekujur batang pohon dibiarkan tumbuh dan dirawat dengan baik, jangan
sampai rusak. Tunas-tunas air ini nantinya akan dibesarkan menjadi percabangan
pohon dan berfungsi untuk menghasilkan buah anggur. Setelah batang horizontal
mencapai panjang yang diinginkan, yakni antara 1,5 – 2 meter (dalam panduan ini
saya buat 2 meter), potong bagian pucuk batang supaya pertumbuhannya terhenti.

Ilustrasi: Pembentukan batang horizontal


Contoh tunas air (dilingkari merah).

Langkah 2: Pembentukan Percabangan Vertikal


Setelah pucuk batang dipotong, masih di waktu yang sama, lakukan penjarangan /
pemangkasan sebagian besar tunas air. Atur jaraknya jadi 40-50 cm.

Ilustrasi: Pengaturan jarak tunas air

Seiring waktu, tunas-tunas tersebut akan tumbuh besar dan panjang menjadi
percabangan pohon. Arahkan seluruh cabang tumbuh vertikal ke atas dengan cara
mengikatnya ke kawat rambatan. Biasanya, pertumbuhan antara cabang satu
dengan yang lain tidak akan kompak. Ada yang cepat, ada yang lambat, dan ada
yang sangat lambat.
Nah, supaya pertumbuhannya kompak, maka lakukan teknis berikut:
Setelah ketinggian cabang yang pertumbuhannya lebih cepat sudah mencapai kawat
paling atas, potong pucuknya supaya pertumbuhannya terhenti. Pasca pemotongan
pucuk, biasanya akan muncul tunas-tunas baru di dekat area potongan. Buanglah
semua tunas tersebut. Beri perlakuan yang sama pada cabang lainnya sampai
semua cabang mencapai ketinggian kawat paling atas. Dengan begitu, anda akan
memiliki pohon anggur dengan percabangan yang kompak.

Oya, semua tunas air yang muncul di cabang vertikal dibiarkan tumbuh. Kecuali jika
pertumbuhannya melebihi 1 meter, harus dibuang. Tunas-tunas air ini berguna untuk
meningkatkan biomassa tanaman yang penting untuk mengokohkan perakaran, dan
memperkuat / memperbesar batang pohon, seperti penjelasan Fassaden Gruen.

Ilustrasi: Membesarkan percabangan vertikal

Catatan: Ilustrasi di atas untuk penanaman 1 pohon anggur. Jika anda menanam 2
pohon atau lebih dalam satu barisan, maka cabang vertikal paling bawah harus
dibuang, supaya tidak mengganggu percabangan pohon di sebelahnya.

Mengapa percabangan harus dibuat kompak?


Tujuannya bukan soal keindahan atau kerapihan. Tapi hal itu diperlukan supaya
semua cabang memiliki ukuran diameter batang yang sama. Masalah diameter
batang ini sangat penting, karena berkaitan erat terhadap kualitas dan kuantitas
buah yang akan dihasilkan nantinya. Cabang yang kurus (diameter batangnya kecil)
akan menghasilkan buah dengan kualitas dan kuantitas rendah, atau bahkan tidak
menghasilkan buah sama sekali.

(!) PENTING: Selama proses pembentukan tajuk, anda harus melakukan


pencegahan hama & penyakit yang akan saya bahas pada bab terakhir
panduan ini. Karena jika pohon anggur diserang hama atau penyakit selama proses
pembentukan tajuk berlangsung, terutama saat pembentukan percabangan vertikal,
maka pembentukan tajuk bisa gagal total. Apabila gagal, anda harus mengulang
prosesnya dari awal lagi dengan membuang batang horizonal yang ada untuk
membentuk batang horizontal baru.

Satu hal lagi, buang semua bunga yang muncul selama proses pembentukan
tajuk. Karena pembuahan dini dapat mengganggu pertumbuhan pohon anggur
dan menggagalkan proses pembentukan tajuk. Setelah tajuk terbentuk
sempurna, mari kita lanjutkan ke tahap berikutnya.
6. Pembuahan

Pohon anggur siap dibuahkan apabila proses pembentukan tajuk telah selesai dan
terpenuhinya 2 kriteria berikut:

1. Kulit batang horizontal telah berkayu dan mengelupas


2. Percabangan vertikal telah berkayu dan diameter batangnya min. sebesar pensil.

Jika kedua kriteria tadi tidak terpenuhi


dan pohon dipaksa berbuah, maka
buah yang dihasilkan akan sedikit dan
berkualitas rendah. Lebih buruk lagi,
dampak negatif itu akan terulang pada
pembuahan berikutnya. Biasanya pada
pembuahan ke-3 atau ke-4 baru
kembali normal. Dalam artian, hasil
panen akan sebagaimana mestinya.
Karena itu, lebih baik tunggu sampai 2
kriteria tadi terpenuhi supaya hasil buah
perdana bisa semaksimal mungkin.
Lihat gambar: Contoh kulit batang
sudah berkayu dan mengelupas.

Waktu pembuahan terbaik adalah di


awal musim kemarau.
Membuahkan di musim hujan sangat
dihindari karena seluruh buah bisa
rusak dan hancur akibat curah hujan
tinggi dan serangan jamur yang ekstrim
pada musim tersebut. Anda bisa
membuahkan anggur di musim hujan
asal ditanam di greenhouse, dimana
tanaman terlindung dari paparan hujan.

Pohon anggur membutuhkan perlakuan khusus untuk bisa berbuah optimal.


Pohon yang berbuah tanpa melalui prosedur yang benar akan menghasilkan buah
dengan kualitas dan kuantitas rendah, atau bahkan tidak berbuah sama sekali.
Selain itu, prosedur pembuahan yang salah dapat menimbulkan masalah kesehatan
pada pohon pasca panen, serta berdampak buruk pada pembuahan berikutnya.
Dimana hasil buah selanjutnya akan menurun signifikan, kualitas maupun kuantitas.

6.1. Prosedur 4-P


Pembuahan pohon anggur dilakukan dengan menerapkan prosedur 4-P yaitu:
1. Penyuburan
2. Pengeringan
3. Pengairan
4. Pemangkasan

Mengapa perlu dilakukan 5 perlakuan di atas?


Hal itu merupakan bentuk upaya merekayasa kondisi tanaman agar menyerupai
seperti di iklim asalnya, yakni wilayah dengan 4 musim dalam setahun (gugur,
dingin, semi, panas). Pada musim gugur, tanaman anggur mulai berhenti tumbuh
dan merontokkan daunnya. Setelah musim gugur berakhir, lanjut ke musim dingin,
dimana kondisi tanah menjadi kering karena membeku dan suhu udara mencapai nol
derajat celcius bahkan lebih rendah. Pada kondisi tersebut tanaman anggur
mengalami masa dormant, yakni seluruh organ tanaman tidak ada pertumbuhan
sama sekali, alias tidur. Pada akhir musim dingin, salju dan es di sekitar pohon akan
mencair dan membasahi seluruh perakaran anggur. Beberapa waktu kemudian,
tibalah musim semi, dimana pohon anggur mulai terbangun dengan munculnya
tunas-tunas baru yang sekaligus membawa bunga. Nantinya, buah akan dipanen
pada akhir musim berikutnya, yakni musim panas. Setelah musim panas berakhir
dan buah selesai dipanen, maka mulai masuk awal musim gugur, dimana siklus
berulang kembali dari awal. Nah, prosedur 4-P berupaya untuk merekayasa siklus
musim gugur, dingin dan semi di atas. Karena di Indonesia tidak memiliki ketiga
musim itu. Berikut langkah-langkahnya:

Langkah 1 – Penyuburan
Berikan 10 kg pupuk kandang/kompos dan Biotogrow secara bersamaan. Caranya
sama seperti pada pemupukan rutin sebelumnya.

Langkah 2 – Pengeringan
Mulai keesokan harinya, hentikan penyiraman selama minimal 1 bulan kedepan.
Caranya dengan tidak memberikan air sedikit pun. Untuk menghindari air hujan,
tinggikan tanah sekeliling pohon setinggi 10-20 cm dengan radius 1 meter dari
batang. Lalu tutupi tanah yang ditinggikan tersebut dengan plastik gelap atau terpal.
Tujuan tanah ditinggikan 10-20 cm supaya tidak ada air yang mengalir mendekati
perakaran tanaman. Proses pengeringan selesai apabila seluruh pucuk dan sulur
telah berhenti tumbuh atau bahkan mengering.

Langkah 3 – Pengairan
Setelah masa pengeringan selesai, mulai saat ini penyiraman dilakukan 2 kali sehari
(pagi-sore) selama 10 hari kedepan untuk mengembalikan kadar air dalam tubuh
tanaman.

Langkah 4 – Pemangkasan
Setelah masa pengairan selesai, kini saatnya melakukan pemangkasan. Potonglah
seluruh cabang vertikal dengan menyisakan 2 mata tunas pada masing-masing
cabang. Setelah dipangkas, buang juga seluruh daun sampai pohon gundul tanpa
daun. Sejak saat ini, penyiraman cukup dilakukan 1 kali sehari, karena penyiraman
berlebih dapat merontokkan bunga yang akan tumbuh nantinya.

Ilustrasi: Pangkas pembuahan pertama kali


Beberapa minggu kemudian, akan tumbuh tunas baru yang membawa calon bunga.
Namun pada kasus tertentu, jika tidak ada satupun tunas yang membawa bunga,
jangan khawatir. Biasanya pohon akan berbunga pada pembuahan berikutnya.
Kasus ini hanya terjadi pada varietas tertentu saja. Jika upaya pembuahan pertama
ini tidak berhasil, maka tunas-tunas baru tadi harus dibiarkan tumbuh hingga 4
bulan kedepan sebelum pohon dibuahkan kembali. Tujuannya untuk membesarkan
seluruh tunas menjadi cabang vertikal baru. Teknis pemangkasan pada pembuahan
berikutnya harus mengikuti petunjuk pada bab selanjutnya.

6.2. Perawatan Selama Berbuah


Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi & meningkatkan kualitas buah, maka lakukan
beberapa hal ini:

a). Pemupukan.
Saat ukuran buah sudah sebesar biji jagung, beri Biotogrow dengan dosis & cara
aplikasi yang sama seperti sebelumnya sampai menjelang panen.

b). Pembatasan Jumlah Daun.


Batasi jumlah daun pada masing2 cabang vertikal sebanyak 16-18 helai. Cabang
yang tumbuh melebihi 18 helai daun harus dipotong tepat di antara daun ke-18 dan
ke-19 supaya nutrisi bisa terfokus ke pembesaran buah. Pada cabang yang tidak
membawa buah, daun dihitung dari pangkal cabang. Sedang pada cabang yang
membawa buah, daun dihitung mulai dari tandan buah.

c). Pembatasan Tunas Air.


Tunas air yang muncul di seluruh cabang vertikal dibiarkan tumbuh, tapi dibatasi
panjangnya max. 1 jengkal. Jika melebihi itu, potes pucuknya supaya
pertumbuhannya terhenti. Tunas-tunas air ini berguna untuk membantu fotosintesis,
sehingga meningkatkan bobot dan kadar gula buah.

d). Penjarangan Buah.


Buang semua buah yang pertumbuhannya tidak bagus dan terlalu kecil. Kemudian
kurangi buah yang saling berdesakan. Bagian ini sangat penting! Jika buah yang
berdesakan tidak segera dikurangi, nantinya sebagian besar buah akan pecah dan
membusuk. Alhasil, anda bisa gagal panen.

6.3. Panen
Buah anggur dapat dipanen pada usia 80-180 hari (tiap varietas berbeda-beda),
terhitung sejak hari pemangkasan saat melakukan prosedur 4-P. Hentikan
penyiraman seminggu sebelum panen untuk mengurangi kadar air buah supaya
daya simpan buah meningkat. Bersamaan dengan itu, hentikan juga penyemprotan
pestisida organik.

6.4. Pembuahan Selanjutnya


Setelah buah dipanen, pohon anggur bisa langsung dibuahkan kembali
mengikuti prosedur 4-P seperti sebelumnya. Namun tidak berlaku jika waktu panen
mendekati musim hujan. Dengan sangat terpaksa, anda harus menunggu awal
musim kemarau berikutnya. Yang perlu anda lakukan saat itu adalah melakukan
penyuburan saja. Kecuali anda menanam di dalam greenhouse, maka musim hujan
tidak lagi menjadi masalah. Hanya saja, proses pengeringan tanah bisa berlangsung
lebih lama karena meningkatnya kandungan air dalam tanah.
Pada pembuahan kedua, ada perbedaan besar di dalam teknis
pemangkasannya.
Saat pangkas pembuahan pertama, masing2 cabang vertikal dipotong dan disisakan
2 mata tunas. Hasilnya, akan muncul 2 cabang vertikal baru dari 2 mata tunas
tersebut. Nah, pada pembuahan kedua, pangkaslah cabang paling pangkal (paling
dekat dengan batang horizontal) dengan menyisakan 2 mata tunas dan pangkas
cabang di atasnya dengan meyisakan 5 mata tunas. Cara pemangkasan ini
mengikuti metode “Rod Pruning / Medium-Long Pruning” dari Fassaden Gruen.

(Ilustrasi: Pangkas pembuahan kedua)

(Gambar: Contoh hasil pemangkasan dengan menyisakan 2 dan 5 mata tunas)

Pada pembuahan ketiga dan seterusnya, pemangkasan dilakukan dengan


membuang cabang yang memiliki banyak ranting. Kemudian memotong 2 cabang
yang tersisa mengikuti cara pembuahan sebelumnya, yaitu menyisakan 2 mata tunas
pada cabang paling pangkal dan 5 mata tunas pada cabang di atasnya.

(Ilustrasi: Pangkas pembuahan ketiga)


(Ilustrasi: Pangkas pembuahan keempat)

(Ilustrasi: Pangkas pembuahan kelima dan seterusnya)

7. Pengendalian Hama & Penyakit

Sampai kapanpun, pohon anggur tidak bisa lepas dari gangguan hama dan penyakit.
Sehingga, perlu dilakukan pencegahan sedini mungkin sebelum serangan datang
secara masif. Lakukan penyemprotan rutin menggunakan pestisida organik dengan
aturan pakai mengikuti petunjuk di kemasan produk. Ada banyak produk pestisida
organik di pasaran. Carilah produk yang tidak hanya mengendalikan hama/serangga,
tetapi juga mengatasi jamur, virus dan bakteri. Selain itu, pilihlah produk yang reaksi
racunnya bekerja secara kontak & sistemik. Salah satu produk yang menawarkan itu
adalah MAGICgro G7.

Gambar: Pestisida organik MAGICgro G7


Akhirnya selesai juga materinya. Ketika kita mampu membangun ekosistem tanah
yang baik, maka InsyaAllah, tanaman apapun termasuk anggur akan tumbuh subur
dan sehat. Untuk mencapai itu, kita perlu menerapkan manajemen budidaya organik
secara tepat dan totalitas. Menjauhi penggunaan pestisida kimia di pekarangan
rumah menurut saya adalah keharusan. Sedangkan bicara pupuk sintetis/kimia,
selama cara penggunaanya tepat dan terukur, maka tidak akan mengganggu
ekosistem tanah yang telah kita bangun. Sehingga sah-sah saja jika anda ingin
menggunakannya.

Namun saya pribadi lebih memilih full-organik alias tanpa pupuk sintetis sama sekali.
Karena sebagaimana yang telah kita bahas, penggunaan bahan organik saja sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman anggur. Seluruh produk yang
saya sebutkan di dalam panduan ini hanyalah sebagai referensi saja. Anda bebas
menggunakan merek lain sesuai selera.

Oke.. kita akhiri sampai di sini. Terimakasih dan salam berkebun!

Anda mungkin juga menyukai