Anda di halaman 1dari 31

Budiday

a
Tabulampot
(Tanaman Buah Dalam Pot)
Anggu
r by dp
Anggur merupakan tanaman yang berwibawa, berestetika, dan bernilai komersial
tinggi. Menariknya lagi, anggur juga bisa ditanam di pot sehingga relatif tidak butuh
lahan luas. Istilahnya Tabulampot (Tanaman Buah Dalam Pot).

1
1. Syarat Tumbuh Anggur.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menanam anggur, baik di tanah
maupun pot, antara lain:

1. Anggur bisa tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah dengan laju angin tidak
terlalu kencang, berketinggian 0 - 800 mdpl, suhu 10 - 35°C, dan musim kemarau
panjang (4 - 7 bulan), dengan curah hujan max. 800 mm / tahun, sebab jika lebih
dari itu tanaman anggur rentan rusak dan terserang banyak penyakit serta hama.

2. Anggur butuh paparan sinar matahari (simat) min. 6 jam sehari. Jika kurang dari
itu, ia biasanya juga mudah diserang penyakit jamur dan busuk buah. Kalau pun
berbuah hasilnya sedikit dan kualitasnya buruk.

3. Pada dasarnya anggur bisa beradaptasi dengan semua jenis tanah yang bersifat
gembur, remah, subur & poros (mudah menyerap air / tidak menggenang /
berdrainase baik). Bagaimana mengukur level drainase tanah? Buat lubang di
tanah, isi dengan air hingga penuh. Jika cepat mengering berarti poros. Tapi jika
seharian air masih menggenang, berarti tidak poros. Harus diatasi dulu dengan
memberi pupuk organik seperti kompos / pupuk kandang. Hindari pupuk sintetis,
sebab bisa makin memadatkan tanah & memperburuk level drainase.

Tanah juga harus subur & kaya nutrisi. Untuk mengetahuinya bisa dengan
melihat apakah ada beragam tumbuhan seperti rumput, semak2, dsb. yang
tumbuh di tanah itu. Jika ya, berarti subur. Tidak kalah penting, tanaman anggur
tumbuh optimal pada tanah dengan pH 6 – 7. Cara mengetahui pH tanah,
dengan memakai pH Meter untuk tanah.

2. Varietas Bibit Anggur


Secara umum ada 2 jenis bibit anggur, yaitu (1) anggur meja / table grape yang
untuk langsung dimakan, dan umumnya masuk dalam spesies Vitis Lambrusca.
Serta, (2) anggur untuk diminum, yang umumnya masuk dalam spesies Vitis Vinifera.
Anggur jenis ke 2 ini kurang enak dimakan langsung buahnya, dan lebih cocok untuk
diolah sebagai bahan membuat selai, jus, sirup, jelly, wine, dsb..

Hingga kini belum ada varietas anggur impor yang terbukti adaptif di iklim Indonesia
mengalahkan anggur lokal. Karena itu, memilih bibit anggur yang berasal dari hasil
sambung (grafting) antara varietas impor dengan varietas lokal, seperti Isabella &
Red Master sebagai batang bawah / rootstock adalah langkah tepat. Yang disebut
varietas lokal ini pun sebenarnya varietas impor juga, hanya saja ia sudah dianggap
sebagai varietas lokal karena sudah terbukti adaptif untuk iklim di Indonesia.

Beberapa varietas impor yang cocok ditanam dan disambungkan sebagai batang
atas / scion (atau banyak juga yang menyebutnya entress) dengan rootstock varietas
lokal di Indonesia, antara lain:
1. Jupiter. Bentuk buah oval, kulit rasa manis (21 brix). Dari
merah keunguan saat matang, daging pemangkasan sampai panen perlu
tebal, tekstur renyah, tanpa biji dan waktu + 105 hari.

2
2. Ninel. Rasa manis, tandan 1000-
3000 gram, kulit tipis, punya daya
simpan pasca panen bagus.

3. Black Panther. Sesuai nama, hitam


saat matang. Bentuk oval, kulit tebal.
Rasa manis 17-19 brix. Tingkat
adaptasi tinggi. Bisa dipanen 1-2 tahun
paska tanam, fase pematangan +100

hari.

4. Victor. Buah cantik, kulit merah


muda, kuning-merah muda, dan merah-
ungu tua. Bentuk oval runcing. Daging
keras, tekstur padat tapi lembut &
berair. Rasa manis, tandan 600-1500
gram, Fase pematangan 100-105 hari.

5. Transfiguration. Buah besar lonjong


papiler,merah kekuningan saat matang.
Daging padat, tekstur renyah dan juicy,
biji sedikit dan rasa manis.

6. Nizina. Merah keunguan, kulit tebal


tapi lunak mudah dimakan. Daging
tebal, juicy, manis + 19,5 brix, bisa
dipanen 2-3 tahun sejak tanam. Fase
pematangan 125-130 hari, tandan 700-
2500 gram.
3
.

7. Original. Merah cerah, bentuk


memanjang runcing di ujung, kulit tipis
dan biji sedikit. Daging padat bertekstur
crispy, manis, tandan 500-700 gram,
berat @ 4-6 gram.

8. Romeo. Asal Rusia. Bentuk oval,


merah saat matang. Buah 9-10 gram.
Daging padat manis 19-22 brix. Tandan
besar 500-800 gr. dgn. tangkai tunggal.
Fase pematangan 120-130 hari.

9. Manicure Fingger. Sesuai


namanya, bentuknya bulat lonjong
seperti jari wanita. Kulit merah
keunguan. Daging tebal tekstur renyah.
Rasa manis mampu mencapai 19 brix.

10. Dixon. Kuning merah muda saat


matang bentuk slinder. Daging berair
tekstur renyah, kulit padat, manis.
Tandan 600-1000 gram. Bisa dipanen

1-2 tahun dengan bibit hasil grating.


Fase pemasakan 120-125 hari. Setelah
matang, kelompok menggantung

4
selama + 1 bulan, setelah itu buah
berubah menjadi kismis.

11. Baikonur. Warna ungu tua saat


matang, bentuk bulat lonjong dengan
ujung meruncing. Bisa dipanen 105 hari
paska pangkas. 13. Julian. Asal Ukraina, Berbiji, bentuk
oval, sedikit lonjong, warna merah
12. Veles. Oval, merah jambu agak muda sedikit kuning saat matang.
transparan,tanpa biji, daging tebal, Daging tebal, padat dan berteksttur
padat, manis dengan aroma muscat. renyah. Rasa manis 16-18 brix. Tingkat
Tahan terhadap jamur (embun tepung adaptasi bagus, tapi buah mudah
& oidium). Tandan 2000-3000 gr dg. pecah jika kena hujan. Bisa dibuahkan
tangkai tunggal. 1-2 tahun HST, dengan fase
pematangan 95-105 hari.

14. Akademik. Bentuk bulat lonjong,


kulit hitam saat matang, daging tebal
bertekstur kering, rata-rata berbiji 1..

Untuk mendapat bibit-bibit anggur ini, bisa dilakukan dengan cara:

1. Generatif, menyemai sendiri dari bijinya;


2. Vegetatif, dengan mencangkok, stek cabang / mata; atau
3. Beli bibit siap tanam, yang biasanya berasal dari hasil sambung (grafting) dengan
batang bawah RS (rootstock) varietas lokal yang lebih adaptif di Indonesia.
.

3. Pot / Planter Bag dan Rambatan

Tabulampot anggur bisa ditanam di pot / planter bag berdiameter:

o < 50 cm (ukuran kecil),


o 50 - 60 cm (ukuran sedang), atau
o 60 cm (ukuran besar).

5
Makin besar ukuran pot / planter bag yang digunakan, makin baik kualitas dan
kuantitas buahnya. Tabulampot anggur dengan pot / planter bag ukuran kecil
biasanya digunakan untuk kepentingan dekorasi, hiasan atau estetika. Sedang pot /
planter bag ukuran besar digunakan untuk mengejar hasil buah sebanyak mungkin.

4. Media Tanam dan Sterilisasi

Media tanam yang berkualitas harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
1. Bertesktur gembur, remah dan porous.
2. Kaya kandungan bahan organik dan unsur hara.
3. pH tanah cenderung netral atau kisaran level 6 - 7.
4. Didominasi organisme tanah bermanfaat dan minim organisme merugikan
(patogen).
5. Mampu menyimpan air dalam jumlah sedang, tidak kurang atau berlebihan.
6. Dalam jangka panjang, tekstur tanah tidak mudah memadat dan mengeras.

Ada banyak versi komposisi media tanam (metan). Jika suka yang praktis dan tidak
ribet, bisa menggunakan salah satu dari 2 komposisi ini:

1. Tanah gembur + arang sekam / sekam bakar + pupuk kompos (1:1:1), atau
2. Media tanam siap pakai + arang sekam / sekam bakar (1:1)

Untuk komposisi 1, kita hanya perlu mencari tanah gembur di sekeliling rumah,
sedang arang sekam / sekam bakar dan pupuk kompos bisa dibeli di toko tanaman.
Jika sulit mendapat tanah gembur, gunakan komposisi 2. Beli saja metan siap pakai
dan arang sekam di toko tanaman, tapi pastikan yang memakai kemasan pabrik
(bukan kemasan dari karung bekas) dan ada keterangan “bisa untuk tanaman
buah”, sebab ada juga metan kemasan yang dikhususkan untuk tanaman hias,
sehingga tidak cocok untuk anggur.

6
Dikatakan siap pakai karena metan ini telah memiliki campuran aneka jenis
bahan (kompos, pupuk kandang, tanah merah, cocopeat, arang sekam, dsb) dan
dikemas dalam karung atau kemasan plastik. Namun, meski telah memiliki campuran
aneka jenis bahan, metan kemasan sejatinya juga BELUM SIAP PAKAI, sebab di
dalamnya belum mengandung pasir atau arang sekam dalam jumlah yang cukup,
sehingga porousitasnya masih sangat buruk. Karena itu, kita perlu menambahkan
campuran berikut: (note: komposisi no. 1 yang terbaik)

1. Metan kemasan + pasir + arang sekam (3:1:1)


2. Metan kemasan + arang sekam (1:1)
3. Metan kemasan + pasir (2:1)

4. 1. Sterilisasi Metan

Sebelum ditanami, metan perlu disterilkan dulu.


Dari sekian banyak metode sterilisasi, ada 2
metode yang paling mudah yaitu; (1) solarisasi,
dan (2) kocor air panas. Meski teknisnya
berbeda, tapi kedua metode ini punya prinsip
kerja sama, yaitu meningkatkan suhu tanah di
atas 60°C. Pada suhu tersebut, hampir semua
organisme tanah jenis apapun akan mati.

4. 1. 1. Solarisasi Tanah.

Merupakan metode sterilisasi yang


memanfaatkan panas matahari untuk menaikkan suhu tanah hingga temperatur yang
diinginkan. Metode ini ideal untuk membuat metan dalam jumlah banyak. Alat yang
diperlukan yaitu plastik transparan jenis PE (Polietilena / Polyethylene), yang
berfungsi untuk menahan dan mengisolasi energi panas matahari yang masuk ke
dalam plastik agar energi panas bisa merambat ke tanah dalam waktu lama. Plastik
ini bisa dibeli di toko bangunan. Biasanya disebut Plastik Cor Transparan. Harganya
umumnya tidak lebih dari 10 ribu rupiah per meter. Beli 3 - 5 meter, belah hingga
lebarnya jadi 2 meter, kemudian ikuti petunjuk berikut:.

a. Sebar tanah dengan ketebalan max. 5 cm, tidak boleh lebih, karena makin tebal
lapisan, maka makin sulit mencapai suhu di atas 60°C.
b. Siram seluruh tanah dengan air se-basah 2nya untuk memudahkan energi panas
matahari merambat ke seluruh bagian tanah hingga lapisan terbawah, sebab air
memiliki sifat konduksi (menghantar panas).
c. Tutupi tanah dengan plastik dan letakkan pemberat (batu, bata, kayu, dsb.) di
pinggirannya agar posisi plastik tidak bergeser dan aman dari hempasan angin.
d. Biarkan 1 - 2 hari, kecuali cuaca mendung / hujan, maka durasi harus
diperpanjang sampai mendapat cuaca yang benar-benar panas.
e. Selesai! Tanah siap digunakan.

4. 1. 2. Kocor Air Panas.

7
Metode ini lebih cepat dibanding metode pertama, tapi hanya ideal untuk
mensterilkan tanah atau metan dalam jumlah sedikit. Caranya, dengan merebus air
hingga mendidih, kemudian diamkan sebentar hingga suhu turun jadi + 90°C.
Mengapa tidak menggunakan air mendidih atau 100°C? Karena pada suhu
tersebut air dapat merusak kandungan C-Organik atau bahan organik tanah.
Padahal bahan tersebut dibutuhkan untuk menunjang kesuburan tanah.

Petunjuk teknis sterilisasi tanah menggunakan air panas:


#1 – Sebarkan tanah hingga ketebalan maksimal 5 cm.
#2 – Siram tanah dengan air biasa sebasah-basahnya.
#3 – Angin-anginkan tanah selama beberapa waktu sampai air berlebih mengalir
keluar dari tanah.
#4 – Terakhir, siram tanah dengan air panas hingga sebasah-basahnya, sejumlah
sama seperti pada poin #2..
#5 – Selesai! Tanah siap anda gunakan.

3. 1. 2. Sterilisasi Sekam Padi (Tambahan)


Jika ingin menggunakan sekam padi sebagai campuran media tanam, disarankan
juga ikut disterilkan bersamaan dengan sterilisasi tanah. Caranya, tanah dan sekam
padi dicampur dengan perbandingan 1:1, kemudian disterilkan. Setelah disterilkan,
selanjutnya tinggal menambahkan bahan lain dengan takaran yang sama.

Mengapa sekam padi perlu disterilkan? Sekam padi sering menjadi sarang tungau
/ kutu akar atau jenis kutu lain dan ditumbuhi berbagai macam jamur yang tidak jelas
apakah aman bagi tanaman atau justru merugikan. Karena itu, sterilisasi diperlukan
untuk memusnahkan itu semua.

Selain disterilkan, metan juga harus dipastikan level pH-nya netral sesuai untuk
tanaman anggur, yaitu di kisaran 6 - 7. Umumnya, tanah di Indonesia level pH-nya
asam atau kurang dari 6. Begitu pun metan kemasan siap pakai dan pupuk kompos /
kandang yang beredar di pasaran, kadang juga level pH-nya asam. PH meter bisa
memastikan apakah metan yang kita siapkan asam, basa, atau sudah dalam kondisi
netral. Jika benar metan dalam kondisi asam, maka tambahkan kapur dolomit, yaitu
bahan organik berupa kapur alam yang tinggi kandungan kalsium & magnesiumnya.
Kedua mineral ini mampu menaikkan pH tanah ke level yang diinginkan.
Bedakan Kapur Dolomit dan Kapur Pertanian. Kapur dolomit mengandung kalsium
dan magnesium, sedang kapur pertanian hanya mengandung kalsium, dan hanya
mampu mempertahankan pH tanah dalam waktu singkat akibat tidak adanya
magnesium di dalamnya. Kapur dolomit diberikan saat metan telah dimasukkan ke
dalam pot / planter bag. Cara aplikasinya, ditabur
merata di atas metan, lalu disiram air hingga larut ke
dalam metan. Dosisnya berdasar diameter pot ialah:
(note: 1 sendok penuh / menggunung)

- Diameter 30 - 40 cm = 1 - 2 sendok teh


- Diameter 40 - 50 cm = 1 - 2 sendok makan
- Diameter 50 - 60 cm = 2 - 3 sendok makan
- Diameter 60 - 70 cm = 3 - 4 sendok makan

Terakhir, agar metan benar2 siap ditanami bibit


anggur yang sudah kita beli, ia juga perlu penangkal
agar terhindar dari gangguan hama dan penyakit
8
yang kita tak pernah tahu kapan datang. Biasanya, kita baru sadar setelah mereka
bersarang dan memiliki populasi besar di dalam metan, sehingga dampaknya terlihat
ketika koloni hama & penyakit tersebut merusak tanaman dengan munculnya gejala2
seperti:

- daun mendadak menguning, layu, atau mengering


- batang mendadak patah atau membusuk
- pohon mendadak mati, dan sebagainya.

Sayangnya, saat gejala2 itu muncul, semua telah terlambat. Dalam artian, perakaran
pohon sudah rusak parah, sehingga sulit menyembuhkannya. Solusinya ialah
dengan disiplin melakukan pencegahan serangan hama & penyakit di sepanjang
hidup tanaman. Bagaimana melakukan pencegahan sedini mungkin sejak awal
tanam, yaitu dengan memberi pestisida penolak hama-penyakit. Namun begitu,
dalam pemakaian pestisida ini sebisa mungkin diusahakan menggunakan pestisida
yang terbuat dari bahan organik, bukan pestisida yang sintetis / kimia.

Ada 2 jenis pestisida organik yang perlu disiapkan, yaitu pestisida yang dikocor ke
metan atau perakaran dan pestisida yang disemprot ke batang, daun dan buah. Di
samping itu, golongan pestisida yang digunakan juga ada 2 macam yakni Insektisida
(pembunuh serangga / hama) dan Fungisida (pembunuh jamur / penyakit). Untuk
pestisida organik yang dikocor ke media tanam atau perakaran, bisa menggunakan
beberapa produk berikut:

Metarizep adalah produk bioinsektisida yang mengandung 2 jenis cendawan


antagonis -- Metarhizium anisopliae dan Beauveria bassiana -- yang berperan
membunuh puluhan bahkan ratusan jenis hama pengganggu tanaman, termasuk
semut, rayap, uret, ulat, belalang, kumbang dan seterusnya.

Anfush ialah produk biofungisida yang mengandung 2 jenis cendawan antagonis


yaitu Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. yang berguna untuk membunuh berbagai
jenis cendawan patogen penyebab penyakit pada tanaman. Sedang Dithane M-45
merupakan fungisida berbentuk tepung yang biasa digunakan untuk mengendalikan
penyakit yang berasal dari jamur (fungal borne disease) berspektrum luas pada
pertanian, hortikultura, florikultur, dan tanaman pangan

9
10
Adapun untuk pestisida organik yang disemprot ke batang, daun & buah, bisa
memakai pestisida organik yang mampu bekerja sebagai insektisida dan fungisida
sekaligus, contohnya adalah pestisida organik MAGICgro G7 dari Green World.
Produk-produk ini akan menjadi pasukan keamanan yang bekerja 24 jam setiap hari
untuk melindungi metan kita dari segala serangan hama & penyakit.

Dosis dan Cara Aplikasi:


Anfush sebanyak 10 gram dibenamkan ke dalam area perakaran tanaman.
Metarizep sebanyak 1 gram dilarutkan ke dalam 1 liter air bersih, kemudian
didiamkan dulu selama 6 - 12 jam untuk mengaktifkan cendawan di dalamnya.
Setelah itu siramkan ke media tanam. 1 liter larutan Metarizep bisa digunakan untuk
1 pot diameter 40-70 cm atau 2 pot diameter < 40cm.

Waktu aplikasi:
Anfush dan Metarizep bisa diberikan sebelum atau setelah pohon ditanam dalam
pot. Namun keduanya tidak boleh diberikan bersamaan, harus ada jeda waktu min. 3
hari supaya cendawan dari masing-masing produk tidak saling berbenturan.

Aplikasi Anfush harus diulang 2 - 3 kali tiap bulan sesuai petunjuk di kemasan, dan
ulangi lafi di tahun berikutnya sebanyak 2 - 3 kali aplikasi sebagaimana tahun
pertama. Metarizep harus diulang 5 - 6 kali setahun atau tiap 2 bulan sekali sesuai
petunjuk di kemasan. Sedang fungisida Dithane, dosisnya 2 gram / liter air
disemprotkan merata ke seluruh daun sisi atas-bawah dan batang. Ulangi aplikasi
tiap minggu sekali pada musim hujan dan 2 minggu sekali saat kemarau.

Peringatan !!!
Dilarang keras memasukkan pestisida kimia apapun ke dalam media tanam, sebab
akan membunuh cendawan-cendawan dari Anfush & Metarizep. HIndari juga
penggunaan fungisida sistemik seperti Amistartop, Flasher dsb. pada tahap
pencegahan, sebab fungisida golongan ini rentan menimbulkan resistensi /
kekebalan pada penyakit / jamur sasaran jika diaplikasikan lebih dari 3 kali aplikasi

11
berturut-turut. Fungisida sistemik bisa digunakan saat pohon sudah terlanjur
diserang jamur dan sulit diatasi oleh fungisida kontak.
5. Penanaman

Langkah 1. Siapkan pot yang telah diisi metan hingga memenuhi 3/4 tinggi pot.
Jangan terlalu penuh, sebab tiap 4 bulan nanti harus ditambah pupuk kompos /
kandang untuk menjaga agar tetap subur.

Langkah 2. Tanam bibit tepat di tengah pot. Pastikan titik sambung bibit (grafting)
berada jauh di atas permukaan metan, dan tidak tersentuh metan sampai pohon
tumbuh dewasa, sehingga tidak akan ada akar tanaman yang tunbuh dari batang
atas (entress).

Langkah 3. Tancapkan tiang ajir di samping bibit sebagai rambatan sementara, atau
jika instalasi rambatan kita sudah siap, maka bisa langsung dipasangkan ke pot.

Langkah 4. Siram metan se-basah2nya.

Langkah 5. Agar tanaman tidak stres pasca pindah tanam (ciri stres: daun
mendadak layu dan pucuk tunas mengering), ada baiknya metan dikocori vitamin B1
(liquinox). Dosisnya 1 sendok teh / liter, atau 5 liter untuk pot / planter bag diameter
50 cm. Stres paska pindah tanam juga bisa dihindari dengan memberi pot naungan /
peneduh agar tak terpapar simat langsung, paling tidak selama seminggu pertama,
Atau jika pot tidak terlalu besar, pindah ke tempat yang hanya mendapat simat pagi
max. jam 09.00 WIB. Naungan plastik UV bisa terus dipasang karena berguna dalam
menahan sinar UV yang berlebihan dan air hujan yang dapat merusak tanaman.

12
Langkah 6. Setelah 1 minggu HST, letakkan pot di lokasi yang mendapat simat
langsung min. 6 jam / hari,
6. Penyiraman.

Selama beberapa bulan pertama, sebelum dilakukan pemangkasan batang pertama


kali, penyiraman cukup 2 x seminggu jika cuaca cerah agar tidak terjadi pembusukan
akar dan kematian pohon akibat kelembaban metan berlebih. Prinsip: tunda
penyiraman jika metan masih lembab. Di musim hujan, taruh pot di tempat teduh.
Bisa dengan plastik UV. Lakukan selama min. 4 bulan pertama. Setelah itu, pohon
anggur boleh terpapar air hujan karena sudah lebih tahan cuaca ekstrim, tapi
sebaiknya tetap tutup pot dengan plastik atau semacamnya agar metan tidak tercuci.
Dampak jika metan tercuci air hujan:

 pH tanah menjadi asam.


 Nutrisi di dalam metan hilang terbawa air
 Metan memadat dan kekurangan oksigen, sehingga memicu pembusukan akar
tanaman

Seiring bertambah besarnya pohon, frekuensi penyiraman harus ditingkatkan lebih


sering menjadi 1 - 2 hari sekali secara bertahap.

7. Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan terpenting yang harus dilakukan dalam
memelihara anggur. Bahkan saat mempersiapkan metan, seperti sudah kita bahas di

13
bab 3, kita juga sudah harus melakukan pemupukan dasar dengan menambahkan
pupuk dalam metan yang kita siapkan, yaitu:

a. Pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah difermentasi sempurna.


b. Kapur dolomit

Tujuannya memperbaiki kualitas tanah, baik fisik (sifat gembur, remah dan
berporousitas tinggi), kimia (mengandung unsur hara makro - mikro lengkap,
berlimpah dan memiliki pH cenderung netral), serta biologi (tanah mengandung
banyak mikroorganisme baik dan minim mikroorganisme merugikan) agar metan
yang kita siapkan layak ditanami pohon anggur. Setelah penanaman, dan sepanjang
hidup pohon anggur, pemupukan harus terus rutin dilakukan setiap beberapa minggu
/ bulan sekali. Berbeda dengan pemupukan dasar yang dilakukan sebelum pohon
anggur ditanam, pemupukan susulan yang dilakukan setelah pohon ditanam
bertujuan untuk mempertahankan kualitas tanah agar tidak menurun, serta
menambah dan menjaga ketersediaan unsur hara tanah agar tanaman tidak
kelaparan. Pemupukan susulan ini terbagi jadi 3 fase, yaitu:

a. Fase Vegetatif (Pertumbuhan).


Yaitu pemupukan yang dilakukan selama pohon anggur sedang tidak berbunga dan
berbuah. Dimulai sejak tanaman anggur masih kecil atau baru ditanam hingga
tumbuh dewasa dan siap dibuahkan pertama kali. Sedang pada pohon dewasa yang
telah produktif, fase vegetatif berlangsung selama masa istirahat, yaitu antara waktu
pasca panen hingga menjelang pembuahan berikutnya. Pupuk yang digunakan pada
fase ini ialah:

 Pupuk kompos, atau kandang yang telah difermentasi sempurna


 Kapur dolomit
 NPK 16-16-16, atau Pupuk organik Biotogrow Gold

Harus diingat, jika menggunakan pupuk kandang, maka harus difermentasi


sempurna dulu sampai bentuk, warna dan aromanya berubah mirip seperti tanah.
Tujuannya untuk memusnahkan segala bibit hama-penyakit dan menghilangkan gas-
gas beracun yang masih terkandung di dalamnya.

Aturan pakai pupuk kompos / pupuk kandang dan kapur dolomit

Waktu: Keduanya diberikan pertama kali 4 bulan setelah tanam secara bersamaan
dan diulangi tiap 4 bulan sampai menjelang pembuahan.

Dosis pupuk kompos / kandang: 1 - 3 gayung (disesuaikan ukuran pot)

14
Dosis kapur dolomit: – Pot diameter 40 - 50 cm = 1 - 2 sendok makan
– Pot diameter 50 - 60 cm = 2 - 3 sendok makan

Tuang pupuk kompos / kandang ke metan hingga merata, terus taburkan juga kapur
dolomit di atasnya. Lebih bagus lagi jika pupuk kompos / kandang ditutup dengan
metan, supaya kandungan unsur hara dalam pupuk tidak banyak menguap.

Caranya: keruk dan keluarkan media tanam dalam pot secukupnya, lalu masukkan
pupuk kompos / kandang ke dalam pot. Taburkan juga kapur dolomit merata di
atasnya, dan, masukkan kembali media tanam yang telah dikeluarkan di awal tadi ke
dalam pot untuk menutupi seluruh bagian pupuk. Selesai!

Pemberian NPK 16-16-16 di fase vegetatif bertujuan menyediakan unsur hara makro
primer dan sekunder, diberikan pertama kali 1 bulan setelah tanam dan diulangi
setiap 2 minggu sekali sampai menjelang pembuahan, dengan dosis:.

– 3 bulan pertama, 1 sendok teh.


– bulan ke 4 hingga menjelang pembuahan, 1 sendok makan.

Cara aplikasi: Ditabur merata di atas media tanam, lalu siram hingga seluruh pupuk
larut ke dalam tanah.

15
Biotogrow Gold adalah sejenis Pupuk Organik Cair (POC) yang kandungannya
amat lengkap. Di dalamnya mengandung unsur hara makro & mikro, hormon
pemacu tumbuh dan bahan organik pembenah tanah. Ia juga mengandung 14 jenis
mikroba menguntungkan yang sangat bermanfaat untuk memperbaiki sekaligus
menjaga kesehatan dan kesuburan tanah, menekan serangan hama & penyakit,
membantu menyediakan unsur hara bagi tanaman, dan manfaat lainnya.

Biotogrow Gold sudah mewakili pupuk NPK Mutiara, pupuk daun seperti Gandasil
atau Growmore, produk ZPT atau hormon pemacu tumbuh, pupuk organik cair,
pupuk hayati dan produk isolat mikroba mycoriza maupun isolat mikroba2 lain.

Waktu: Diberikan pertama kali 1


bulan setelah tanam dan diulangi
tiap minggu sekali sepanjang umur
tanaman dengan dosis sebagai
berikut:

– Usia < 2 tahun = 2 ml /


liter air
– Usia 2 - 5 tahun = 3 ml /
liter air
– Usia > 5 tahun = 4 ml /
liter air

Cara aplikasi: Disemprot


merata ke seluruh permukaan
daun sisi atas - bawah dan
batang tanaman serta disiram
juga ke perakaran. Waktu
terbaik, pagi sebelum jam
07.00 WIB dan sore lepas jam
17.00 WIB.
b. Fase Generatif
(Pembuahan).
Yaitu pemupukan yang
dilakukan untuk merangsang
pohon anggur berbuah. Jika
selama ini kita sering dengar
istilah “Pupuk Pembuahan”,
“Pupuk Perangsang Buah”,
“Pupuk Buah” atau semisalnya,
itu mengartikan bahwa pupuk tersebut dikhususkan untuk pemupukan fase generatif.
Pupuk yang digunakan ialah:

 Pupuk kompos / kandang


 Kapur dolomit
 Pupuk KNO3 Putih
 Pupuk MKP

16
Pupuk MKP dan pupuk KNO3 adalah jenis pupuk majemuk berbentuk kristal yang
mudah larut dalam air, sehingga cepat diserap tanaman. Pengaplikasiannya bisa
dengan cara disemprotkan, dikocor atau ditabur bersamaan keduanya.

Pupuk MKP (Mono Potassium Phosphate) memiliki kandungan unsur hara


Phosphate (P) dalam bentuk P2O5 52% dan Kalium (Potassium Oxide) dalam
bentuk K2O 34% yang bermanfaat merangsang pertumbuhan akar, merangsang
pembungaan, baik untuk pengisian buah / umbi dan mencegah kerontokan bunga
dan buah. Adapun pupuk KNO3 Putih (PN Prill) memiliki kandungan hara nitrogen
(N) 13% dan kalium (K2O) 45% yang cocok diaplikasikan pada fase generatif (awal
pembungaan dan pengisian buah),
mencegah bunga dan buah rontok, baik
untuk pengisian buah dan meningkatkan
kualitas hasil panen.

Dosis pupuk MKP dan pupuk KNO3 Putih


jika dikocor atau disiram adalah masing-
masing sebesar 5 - 10 gram / liter, sedang
jika disemprotkan sebesar 3 - 5 gram / liter.
Ada pun waktu aplikasinya ialah 3 x aplikasi
interval 1 minggu menjelang pembungaan
sampai pengisian buah.

c. Fase Pembesaran Buah.


Yaitu pemupukan yang dilakukan selama pohon anggur sedang berbuah, yaitu sejak
ukuran buah sudah sebesar biji jagung hingga menjelang panen. Fase ini sering juga
disebut “Fase pengisian umbi dan buah”. Pupuk yang digunakan ialah:

 Pupuk MKP
 Pupuk KNO3 Putih
 Biotogrow Gold

Dosis dan waktu aplikasi sama dengan fase generatif.

8. Pemangkasan / Pembuahan

Ada 2 tujuan pemangkasan. Pertama, untuk membentuk tajuk (bentuk rambatan). Ke


dua, untuk merangsang tanaman berbuah.

Anggur merupakan tanaman buah yang berasal dari Benua Amerika dan Eropa yang
memiliki 4 musim dalam setahun; musim gugur, dingin, semi dan panas. Tidak
seperti Indonesia yang hanya mengalami 2 musim, yaitu musim hujan dan kemarau.

Perbedaan iklim ini menyebabkan pohon anggur umumnya tidak bisa berbuah
secara alami di Indonesia, sehingga diperlukan campur tangan manusia untuk

17
membantu tanaman ini berbuah. Konkritnya, menuntut kita memberikan perlakuan
khusus saat pohon ingin dibuahkan untuk memanipulasi kondisi lingkungan
tumbuhnya supaya mirip seperti di negeri asalnya.

Syarat tabulampot anggur sudah siap dibuahkan ialah harus berumur min. 6 bulan
sejak HST, dengan asumsi pohon tumbuh sehat dan subur. Alternatif lain yang bisa
dijadikan syarat tabulampot anggur boleh dibuahkan yaitu jika diameter batang
tersier minimal sudah sebesar pensil. Ada banyak cara pengangguran di Indonesia
dalam membuahkan anggur, tapi pada prinsipnya mereka berusaha:

 Memberikan pupuk berkandungan Phosphate dan Kalium tinggi serta dilakukan


pengeringan tanah untuk mempercepat tanaman beralih dari fase vegetatif
(pertumbuhan seluruh organ) ke fase generatif (pertumbuhan bunga dan buah).

 Kemudian dilakukan pemangkasan pada cabang2 pohon hingga dihabiskan 90%


untuk menumbuhkan cabang2 baru yang diharapkan membawa calon bunga.

Jadi, apapun versi teknis pembuahan yang digunakan, pasti akan mengacu pada 2
hal di atas. Salah satu metode / prosedur yang banyak digunakan ialah metode /
prosedur 4-P, yaitu: Penyuburan / Pemupukan > Pengeringan > Pengairan >
Pemangkasan.

8.1. Penyuburan / Pemupukan


Langkah pertama saat pohon anggur akan dibuahkan ialah melakukan penyuburan
dengan memberi pupuk MKP dan KNO3 Putih dengan dosis masing-masing 1/2
sendok teh dilarutkan dalam 1 liter air, lalu dikocorkan ke area perakaran pohon.
Pupuk MKP dan KNO3 Putih berfungsi sebagai pupuk perangsang buah.

Pemberian pupuk MKP dan KNO3 Putih ini dilakukan bersamaan dengan pupuk
kompos / kandang dan kapur dolomit yang sebelumnya secara rutin telah diberikan
pada masa vegetaif. Hanya saja, dalam pemberian kali terakhir menjelang
dilakukannya pemangkasan pembuahan (fase generatif) ini, dosisnya harus
dikurangi 50% dari dosis normal.

7.2. Pengeringan
Mulai keesokan harinya, hentikan penyiraman selama 7 - 10 hari ke depan, sampai
daun2 tampak setengah layu. Selama periode ini, media tanam tidak boleh
mendapat air sedikitpun. Jika pohon tidak memiliki naungan, gunakan plastik atau
terpal sebagai penutup pot untuk antisipasi apabila turun hujan.

7.3. Pengairan
Setelah masa pengeringan selesai, lakukan penyiraman kembali dengan frekuensi
lebih tinggi, yaitu 2 kali sehari (pagi dan sore) selama 4 - 7 hari ke depan. Tujuannya
untuk mengembalikan kadar air dalam tubuh tanaman. Di hari yang sama setelah
pengairan pertama kali, kocorkan kembali pupuk MKP dan KNO3 Putih dengan dosis
yang sama seperti sebelumnya.

Ciri2 masa pengairan telah selesai ialah dengan memotong salah satu pucuk
cabang. Jika beberapa menit kemudian bekas potongan meneteskan air, maka
pohon sudah siap dipangkas. Namun jika tidak, artinya masa pengairan belum
selesai.

18
7.4. Pemangkasan
Setelah masa pengairan selesai, kita bisa melakukan pangkas pembuahan. Sejak
hari ini dan seterusnya, frekuensi penyiraman kembali normal, yakni cukup 1 kali
sehari. Catatan: selama perlakuan 4-P ini, pohon anggur tidak boleh diberikan pupuk
dan pestisida apapun kecuali Pupuk MKP dan KNO3 Putih.

Beberapa minggu pasca pemangkasan akan tumbuh cabang-cabang baru yang


sekaligus membawa calon bunga. Setiap cabang biasanya mampu membawa
sebanyak 1 - 4 tandan bunga, tergantung usia pohon. Semakin berumur, pohon akan
semakin produktif.

Contoh cabang yang membawa calon bunga


Teknis pemangkasan sangat dipengaruhi model rambatan. Di bawah ini kita bahas 2
model rambatan yang penerapannya mudah dan sederhana, namun tetap memberi
hasil panen maksimal.

Rambatan Model 1

Model pertama ini sangat ideal untuk tabulampot anggur yang menggunakan pot
diameter 40-50 cm. Ada satu kelebihan utama rambatan model ini, dimana pohon
bisa langsung dibuahkan sejak pemangkasan pertama. Tidak seperti model
rambatan lain yang memerlukan pemangkasan beberapa kali sebelum pohon
dibuahkan. Dengan begitu, pohon anggur bisa berbuah sangat cepat, kurang dari 6
bulan sejak tanam ke pot.

Langkah pertama, biarkan pohon tumbuh liar selama beberapa bulan sampai
pangkal batang pohon berwarna coklat, berkayu, dan berdiameter minimal sebesar
pensil. Setelah kriteria ini tercapai, maka pohon bisa segera dibuahkan. Hindari
membuahkan pohon anggur pada musim hujan, karena bunga dan buah bisa hancur
100% akibat curah hujan tinggi, kecuali jika anda menanamnya di greenhouse.

Buang semua cabang dan hanya sisakan pangkal batang setinggi 3 - 5 mata tunas di
atas titik sambungan. Tapi jika pohon anggur anda berasal dari hasil stek batang dan
cangkok, maka sisakan setinggi 1 jengkal dari permukaan pot. Lihat ilustrasi berikut:

19
(Ilustrasi 1-a: Pangkas pembuahan pertama)

Beberapa waktu kemudian, akan muncul tunas baru yang sekaligus membawa
bunga.

20
(Ilustrasi 1-b: Pangkas pembuahan pertama)

Pada pangkas pembuahan ke dua, buang semua cabang kecuali 2 cabang paling
atas. Lalu, potong kedua cabang itu dengan menyisakan 2 mata tunas pada cabang
bagian bawah dan 4 - 7 mata tunas pada cabang bagian atas. Lihat gambar berikut:

(Ilustrasi 2: Pangkas pembuahan kedua)


Pada pangkas pembuahan ke tiga, dst. buang cabang yang memiliki 4 - 7 mata
tunas. Lantas, pada cabang yang memiliki 2 mata tunas, potonglah kedua ranting
dengan menyisakan 4 - 7 mata tunas pada ranting bagian atas dan 2 mata tunas
pada ranting bagian bawah, sama seperti pangkas pembuahan pertama
sebelumnya. Berikut ilustrasinya:

21
(Ilustrasi 3: Pangkas pembuahan ketiga)

(Ilustrasi 4: Pangkas pembuahan keempat)


“Bagaimana jika ingin menghasilkan panen yang berlimpah?” Nah, untuk tujuan
produksi buah secara optimal, kita perlu menggunakan rambatan model kedua
berikut. Mari simak baik-baik!

Rambatan Model 2

Model ini mengadopsi rambatan Vertical Shoot Position Trellis System (VSP Trellis
System), yang umum dipakai di banyak perkebunan anggur di dunia, khususnya
Amerika dan Eropa. Sebetulnya VSP Trellis System masih terbagi lagi jadi beberapa,
yaitu model Single Cordon dan Double Cordon. Tapi di sini, kita hanya membahas
Single Cordon karena model ini jauh lebih sederhana dibanding Double Cordon.

Perlu dicatat, pohon anggur yang dirambatkan dengan model ini membutuhkan
perakaran yang luas dan kokoh. Karena itu, ukuran pot yang digunakan harus besar,
minimal 60 CM. Makin besar, makin bagus.

Pertama-tama, sejak awal bibit ditanam ke pot, arahkan pertumbuhannya ke


samping atau horizontal dengan panjang antara 150 - 200 cm. Seluruh tunas air
yang muncul dibiarkan tumbuh, karena akan dibesarkan menjadi percabangan
pohon. Setelah batang horizontal melebihi panjang yang diinginkan, segera potong
pucuknya supaya pertumbuhannya terhenti.

22
(Ilustrasi: Pembentukan batang horizontal)

Gambar: Contoh tunas air – dilingkari merah

23
Bersamaan dengan itu, lakukan penjarangan tunas air dengan membuang sebagian
besar tunas dan menyisakan beberapa saja yang memiliki jarak sekitar 40 cm antar
tunas air sebagaiman ilustrasi berikut:

(Ilustrasi: Penjarangan tunas air)


Selanjutnya, biarkan tunas2 air yang disisakan itu tumbuh besar menjadi
percabangan vertikal.

Perlu diketahui bahwa pertumbuhan antar cabang biasanya tidak bisa kompak.
Ada yang tumbuh cepat, ada yang lambat. Untuk menyiasatinya, potong pucuk
cabang yang tingginya sudah mencapai 150 cm dari batang horizontal agar
pertumbuhannya terhenti. Biasanya, akan muncul tunas2 baru di sekujur batang pada
cabang yang telah dipotong pucuknya itu. Biarkan mereka tumbuh tapi batasi
panjangnya max. 2 jengkal. Jika melewati itu potong pucuknya agar berhenti tumbuh.
Ulangi perlakuan ini pada cabang2 lain hingga seluruh cabang vertikal berhasil
mencapai ketinggian 150 cm seperti ilustrasi di bawah ini:

24
(Ilustrasi: Pembesaran tunas air menjadi percabangan vertikal)

Setelah semua cabang vertikal mencapai ketinggian 150 cm, kemudian batangnya
telah berkayu dan berukuran min. sebesar pensil, maka pohon siap dibuahkan.
Namun tidak berlaku jika saat itu sedang atau akan memasuki musim hujan. Di
mana, pembuahan harus menunggu awal musim kemarau berikutnya. Prosedur
pembuahan sama seperti yang telah dibahas pada rambatan model 1 sebelumnya.
Pohon harus diberi perlakuan 4-P (Penyuburan, Pengeringan, Pengairan,
Pemangkasan). Untuk perlakuan tahap 1-3 mengikuti pedoman tentang pembuahan.
Sedang untuk perlakuan terakhir, yakni Pemangkasan, silahkan ikuti instruksi
berikut.

Pada pangkas pembuahan pertama kali, semua cabang dipotong dan disisakan
masing-masing 2 mata tunas. Tidak lama kemudian, akan muncul tunas2 baru
sekaligus membawa bunga.

25
(Ilustrasi: Pangkas pembuahan pertama)

Pada pangkas pembuahan ke dua, potong semua ranting di seluruh cabang dengan
menyisakan 5 mata tunas pada ranting bagian atas dan 2 mata tunas pada ranting
bagian bawah. Beberapa waktu kemudian akan tumbuh tunas2 baru sekaligus
membawa bunga.

(Ilustrasi: Pangkas pembuahan kedua)

Sedang untuk pangkas pembuahan ke tiga, dst,, silahkan ikuti ilustrasi berikut!

26
(Ilustrasi: Pangkas pembuahan ketiga)

(Ilustrasi: Pangkas pembuahan keempat)

(Ilustrasi: Pangkas pembuahan kelima)


27
8. Perawatan Selama Berbuah

Supaya buah tidak mudah rontok, ukuran buah besar dan berkadar gula tinggi, anda
perlu melakukan beberapa teknis perawatan sebagai berikut:

7.1. Penyiraman
Sejak pohon dipangkas pembuahan hingga seterusnya, lakukan penyiraman rutin
setiap 1 kali sehari. Penyiraman berlebih sangat dihindari karena bisa memicu
kerontokan pada bunga dan buah. Pastikan pohon tidak mengalami kekeringan
walau hanya sehari saja. Karena jika terjadi, buah akan mengeriput dan kempis /
menyusut. Meski setelah pohon disiram lagi buah akan kembali normal seperti
semula, tapi sejak kasus kekeringan itu, buah akan berhenti berkembang atau kerdil
dan menghambat pematangan buah.

7.2. Pemupukan
Setelah ukuran buah sudah sebesar biji jagung, lakukan prosedur pemupukan di
bawah ini.

Pupuk yang digunakan dan dosis:


1. NPK 16-16-16= 1 smk (pot diameter 40-50cm) atau 2 smk (pot diameter 50-60cm)
2. KNO3 Putih= 1 sendok teh
3. Biotogrow Gold= 2-4 ml (menyesuaikan usia tanaman)

Cara aplikasi:
 NPK 16-16-16 ditabur merata, lalu siram hingga pupuk larut ke dalam tanah.
 Biotogrow Gold dan KNO3 Putih dilarutkan ke dalam 1 liter air, lalu siram ke
perakaran, tidak boleh disemprot karena bisa merusak buah.

Waktu aplikasi:
Ketiga pupuk diaplikasikan bersamaan, dimulai saat ukuran buah sudah sebesar biji
jagung dan diulangi setiap 2 minggu sekali untuk NPK dan KNO3, sedang Biotogrow
Gold diulangi setiap seminggu sekali. Aplikasi semua pupuk dihentikan 2 minggu
sebelum panen.

7.3. Penjarangan Buah


Saat buah sudah sebesar kelereng, lakukan penjarangan buah dengan cara
membuang buah yang rusak dan ukurannya terlalu kecil. Persentase buah yang
harus dibuang minimal 30% per tandan. Dampak buruk yang terjadi apabila tidak
dilakukan penjarangan sejak dini adalah seiring membesarnya ukuran buah,
sebagian mereka akan retak dan pecah akibat saling menghimpit dalam satu tandan.
Selain itu, buah yang terlalu rapat akan memudahkan jamur dan kutu hinggap dan
berkembang di area sela-sela buah akibat minimnya sirkulasi udara di lokasi
tersebut. Alhasil, sebagian atau bahkan seluruh buah akan rusak dan membusuk.

7.4. Pembatasan Daun


Batasi seluruh cabang baru, baik yang membawa buah maupun tidak maksimal 15
daun per cabang. Jika ada yang melebihi itu, lakukan pemangkasan pada pucuk
cabang yang dimaksud supaya pertumbuhannya berhenti. Hal itu perlu dilakukan
supaya nutrisi tanaman bisa terfokus ke pembesaran buah. Untuk cabang yang
membawa buah, 15 daun dihitung mulai dari tandan buah paling atas. Sedangkan
pada cabang yang tidak membawa buah, 15 daun dihitung dari pangkal cabang.
28
Tunas-tunas air yang muncul di percabangan dibiarkan tumbuh, namun dibatasi
panjangnya maksimal 1 jengkal.

8. Panen

Buah anggur dapat dipanen pada usia antara 90-180 hari sejak pangkas
pembuahan, tergantung varietas yang anda tanam. Langkah penting yang perlu
anda lakukan sebelum panen adalah menghentikan pemberian pupuk apapun pada
30 hari terakhir menjelang panen dan menghentikan penyiraman selama 2-4 hari
terakhir sebelum buah dipetik.

8. Pembuahan Berikutnya

Setelah buah dipanen, jadwal penyiraman kembali normal, yakni setiap hari sekali.
Kemudian lakukan penyuburan dengan memberikan pupuk kandang, kapur dolomit,
pupuk MKP dan KNO3 Putih dengan dosis dan cara aplikasi yang sama seperti
sebelumnya. Penyuburan sangat diperlukan untuk mengembalikan nutrisi dan
energi tanaman yang telah banyak dikeluarkan selama pembesaran buah.
Setelah penyuburan, 1 bulan kemudian anda bisa melakukan prosedur pengeringan
kembali untuk pembuahan berikutnya.

Tujuan menunggu 1 bulan ialah memberi kesempatan pohon anggur beristirahat dan
melakukan pemulihan pasca panen (mengumpulkan nutrisi dan energi). Namun hal
ini tidak berlaku apabila akan mendekati musim hujan. Seperti yang sudah sering
saya katakan, bahwa pohon anggur hanya boleh dibuahkan pada musim kemarau.
Kecuali jika anda menanamnya di bawah greenhouse atau pohon diberi naungan
atap plastik transparan sehingga terlindung dari hujan, maka silahkan membuahkan
pohon anggur kapan saja. Nah, jika ternyata setelah panen sudah mendekati musim
hujan, maka pembuahan harus ditunda sampai awal musim kemarau berikutnya.
Selama musim hujan, pohon bisa anda berikan pupuk MKP dan KNO3 Putih setiap 1
bulan sekali dengan dosis dan cara aplikasi yang sama saat penyuburan.

9. Pengendalian Hama & Penyakit

Memelihara pohon anggur itu mudah. Namun akan menjadi agak sulit ketika
serangan hama dan penyakit tiba. Hama dan penyakit adalah tantangan paling besar
dalam budidaya anggur di manapun, bahkan di tingkat perkebunan komersial
sekalipun. Prinsipnya: “Mencegah lebih mudah daripada mengobati”. Maka,
sangat disarankan melakukan pencegahan sedini mungkin sejak awal tanam,
dengan memberi pestisida penolak hama-penyakit. Seperti yang sudah kita tahu,
pestisida ada yang sintetis/kimia dan ada yang dibuat dari bahan organik.

Di Daunku.com, saya hanya akan merekomendasikan pestisida organik. Kecuali jika


hama & penyakit yang menyerang cuma bisa diatasi oleh pestisida kimia, maka
terpaksa saya akan merekomendasikan pestisida kimia tersebut. Ada 2 jenis
pestisida organik yang perlu disiapkan yaitu pestisida yang dikocor ke media
tanam atau perakaran dan pestisida yang disemprot ke batang, daun dan buah.

29
Di samping itu, golongan pestisida yang digunakan juga ada 2 macam yakni
Insektisida (pembunuh serangga/hama) dan Fungisida (pembunuh jamur/penyakit).
Untuk pestisida organik yang dikocor ke media tanam atau perakaran, anda bisa
gunakan 2 produk berikut:

1. Metarizep (bioinsektisida)
2. Anfush (biofungisida)

Sedangkan untuk pestisida organik yang disemprot ke batang, daun dan buah, anda
bisa gunakan produk pestisida organik yang mampu bekerja sebagai insektisida dan
fungisida sekaligus. Contohnya adalah pestisida organik MAGICgro G7 dari Green
World. Namun jika anda menggunakan pestisida organik yang hanya berkerja
sebagai insektisida, maka anda perlu tambahan pestisida organik golongan
fungisida. Fungisida organik yang saya sarankan adalah fungisida berbahan aktif
Tembaga seperti merek Copcide misalnya. Tembaga adalah unsur kimia yang boleh
digunakan dalam pertanian organik berdasarkan Standar Pertanian Organik Eropa.

(Gambar: Fungisida Copcide)

PENUTUP

Akhirnya selesai juga panduan ini. Saya perlu menekankan kembali masalah
pengendalian hama & penyakit, bahwa anda WAJIB melaksanakan poin ini sebisa
mungkin sejak pra-tanam, yakni saat pembuatan media tanam Karena penyebab
terbesar pohon anggur tumbuh lambat, kerdil dan mati yang paling umum adalah
karena pohon diserang hama-penyakit dan tidak segera ditangani dengan baik.
Hampir sebagian besar penghobi pemula terjatuh dalam masalah ini. Saya harap,
anda bukan korban selanjutnya. --------------------------------------------

30

Anda mungkin juga menyukai