Anda di halaman 1dari 9

PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA (OMNIBUS LAW) TAHUN 2020

DENGAN
UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN NOMOR 13 TAHUN 2003

OLEH : DR. H. DANIALSYAH, S.H.,M.H


No Topik Undang-Undang Ketenagakerjaan RUU Cipta Kerja
1 Waktu Istirahat dan Cuti    
Istirahat  Mingguan Pasal 79 ayat 2 huruf b UU No.13/2003 Draft RUU Cipta Kerja, aturan 5 hari kerja itu
(UUK) menyebutkan: dihapus. Sehingga berbunyi:
Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6
(enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu;
Istirahat Panjang Pasal 79 Ayat 2.d  UUK menyatakan: Draft RUU Cipta Kerja ini menyerahkan
Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 regulasi terkait hak cuti panjang kepada
(dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun perusahaan.
ketujuh dan kedelapan masing-masing 1
(satu) bulan bagi pekerja/buruh yang RUU Cipta Kerja tidak mencantumkan hak
telah bekerja selama 6 (enam) tahun cuti panjang selama 2 bulan bagi
secara terus-menerus pada perusahaan pekerja/buruh yang sudah bekerja selama 6
yang sama dengan ketentuan tahun secara terus menerus dan
pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi menyerahkan aturan itu kepada perusahaan
atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) atau perjanjian kerja sama yang disepakati
tahun berjalan dan selanjutnya berlaku
untuk setiap kelipatan masa kerja 6
(enam) tahun.
Cuti Haid Pasal 81 UUK mengatur pekerja/buruh Draft RUU Cipta Kerja tidak mencantumkan
perempuan bisa memperoleh libur pada  pembahasan, perubahan atau status
saat haid hari pertama dan kedua pada penghapusan dalam pasal tersebut
saat haid
Cuti hamil-melahirkan  Pasal 82 UUK mengatur mekanisme cuti Draft RUU Cipta Kerja tidak mencantumkan
hamil-melahirkan bagi pekerja pembahasan, perubahan atau status
perempuan. Di dalamnya juga termasuk penghapusan dalam pasal tersebut
cuti untuk istirahat bagi pekerja/buruh
perempuan yang mengalami keguguran
Hak untuk Menyusui  Pasal 83 UUK mengatur bahwa Draft RUU Cipta Kerja tidak mencantumkan
pekerja/buruh perempuan yang anaknya pembahasan, perubahan atau status
masih menyusu harus diberi kesempatan penghapusan dalam pasal tersebut
sepatutnya untuk menyusui anaknya jika
hal itu harus dilakukan selama waktu
kerja.
Cuti Menjalankan Ibadah Pasal 80 UUK menyatakan: Draft RUU Cipta Kerja tidak mencantumkan
Keagamaan Pengusaha wajib memberikan pembahasan, perubahan atau status
kesempatan yang secukupnya kepada penghapusan dalam pasal tersebut
pekerja/buruh untuk melaksanakan
ibadah yang diwajibkan oleh agamanya.

2 Upah    
Upah satuan hasil dan Tidak diatur dalam UUK sebelumnya Adanya upah satuan hasil dan waktu.
waktu Upah satuan hasil adalah upah yang
ditetapkan berdasarkan satu waktu seperti
harian, mingguan atau bulanan. Sementara
upah satuan hasil adalah upah yang
ditetapkan berdasarkan hasil dari pekerjaan
yang telah disepakati.

Upah Minimum Sektoral Upah minimum ditetapkan di tingkat Meniadakan upah minimum sektoral
dan Upah Minimum Provinsi, Kabupaten/Kotamadya, dan kabupaten/kota (UMK), upah minimum
Kabupaten/Kota Sektoral. Berdasarkan Pasal 89 UUK, sektoral kabupaten/kota (UMSK), sehingga
setiap wilayah  diberikan hak untuk penentuan upah hanya berdasarkan Upah
menetapkan kebijakan Upah minimum Minimum Provinsi (UMP)
mereka sendiri baik  di tingkat provinsi
dan tingkat Kabupaten/Kotamadya.
Bonus Tidak diatur dalam UUK sebelumnya Memberikan bonus, atau penghargaan
lainnya bagi pekerja sesuai dengan masa
kerjanya. Bonus tertinggi senilai lima kali
upah bagi pekerja yang telah bekerja selama
12 tahun atau lebih.
Perbedaan Rumus Rumus yang dipakai adalah UMt+{UMt, x Rumus yang dipakai adalah UMt+1 = UMt +
menghitung upah (INFLASIt + % ∆ PDBt )} (UMt x %PEt) 
minimum  
Keterangan : Keterangan :
UMn : Upah minimum yang ditetapkan UMt : Upah minimum tahun berjalan
UMt : Upah minimum tahun berjalan PEt : Pertumbuhan ekonomi tahunan
Inflasit : Inflasi yang dihitung dari periode Tidak ada ada inflasi, tapi menjadi
September tahun yang lalu sampai pertumbuhan ekonomi daerah
dengan periode September tahun
berjalan
∆ PDBt : Pertumbuhan Produk Domestik
Bruto (PDB) yang dihitung dari
pertumbuhan PDB yang mencakup
periode kwartal III dan IV tahun
sebelumnya dan periode kwartal I dan II
tahun berjalan

3 Pesangon    
Uang Penggantian Hak Diatur dalam pasal 156 (4) UUK Tidak adanya uang penggantian hak
Uang Penghargaan Masa Diatur dalam pasal 156 (3) UUK Uang penghargaan masa kerja 24 tahun
Kerja dihapus. RUU Cipta Kerja menghapus poin
H dalam pasal 156 ayat 3 terkait uang
penghargaan bagi pekerja/buruh yang
memiliki masa kerja 24 tahun atau lebih
dimana seharusnya pekerja/buruh menerima
uang penghargaan sebanyak 10 bulan upah.
Uang pesangon  Pasal 161 UUK menyebutkan : • Menghapuskan uang pesangon bagi
(1) Dalam hal pekerja/buruh melakukan pekerja/buruh yang di PHK karena surat
pelanggaran ketentuan yang diatur peringatan. Padahal dalam UU
dalam perjanjian kerja, peraturan Ketenagakerjaan pasal 161 menyebutkan
perusahaan atau perjanjian kerja pekerja/buruh yang di PHK karena
bersama, pengusaha dapat melakukan mendapat surat peringatan memiliki hak
pemutusan hubungan kerja, setelah mendapatkan pesangon.
kepada pekerja/buruh yang
bersangkutan diberikan surat peringatan
• Menghapuskan uang pesangon bagi
pertama, kedua, dan ketiga secara pekerja/buruh yang di PHK karena
berturut-turut. peleburan, pergantian status kepemilikan
perusahaan. Pekerja/buruh yang di PHK
Pasal 163  (1) UUK menyebutkan :  karena pergantian status kepemilikan
Pengusaha dapat melakukan pemutusan perusahaan tidak akan diberi pesangon lagi
hubungan kerja terhadap pekerja/buruh oleh perusahaan awal,  sebab hal ini sudah
dalam hal terjadi perubahan status, dihapus dalam RUU Cipta Kerja.
penggabungan, peleburan, atau
perubahan kepemilikan perusahaan dan • Menghapuskan  uang pesangon bagi
pekerja/ buruh tidak bersedia pekerja/buruh yang di PHK karena
melanjutkan hubungan kerja, maka perusahaan merugi 2 tahun dan pailit.
pekerja/buruh berhak atas uang Pemerintah telah menghapus UU
pesangon sebesar 1 (satu) kali sesuai Ketenagakerjaan pasal 164 dan 165 di
ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang dalam RUU Cipta Kerja. Jadi nantinya
perhargaan masa kerja 1 (satu) kali pekerja/buruh yang di PHK karena
ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang perusahaan mengalami kerugian dan pailit
penggantian hak sesuai ketentuan dalam tidak mendapatkan pesangon.
Pasal 156 ayat (4).
• Menghapuskan uang santunan berupa
Pasal 164 dan 165 UUK mengatur pesangon bagi ahli waris atau keluarga
mengenai pekerja/buruh yang di PHK apabila pekerja/buruh meninggal. Draft RUU
karena perusahaan merugi dan pailit Cipta Kerja juga telah menghapus
berhak mendapat pesangon. pemberian uang santunan berupa
pesangon, hak uang penghargaan masa
Pasal 166 UUK mengatur hak keluarga kerja dan uang penggantian hak bagi ahli
buruh atau pekerja. Bila buruh atau waris yang ditinggalkan.
pekerja meninggal dunia, pengusaha
harus memberikan uang kepada ahli • Menghapuskan uang pesangon bagi
waris. pekerja/buruh yang di PHK karena akan
memasuki usia pensiun. Pemerintah telah
Pasal 167 UUK mengatur mengenai menghapus pasal 167 UUK yang isinya
pesangon untuk pekerja/buruh yang di mengatur pesangon bagi pekerja/buruh yang
PHK karena memasuki usia pensiun. di PHK karena memasuki usia pensiun.
4 Jaminan Sosial    
Jaminan Pensiun Pasal 167 ayat (5) UUK menyatakan: Menghapus sanksi pidana bagi perusahaan
Dalam hal pengusaha tidak yang tidak mengikutsertakan pekerja/buruh
mengikutsertakan pekerja/buruh yang dalam program jaminan pensiun.
mengalami pemutusan hubungan kerja
karena usia pensiun pada program Dengan menghapus pasal 184 UU
pensiun maka pengusaha wajib Ketenagakerjaan yang menyatakan "Barang
memberikan kepada pekerja/buruh uang siapa melanggar ketentuan sebagaimana
pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan dimaksud dalam Pasal 167 ayat (5),
Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan dikenakan sanksi pidana penjara paling
masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
156 ayat (3) dan uang penggantian hak (lima) tahun dan atau denda paling sedikit
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4). Rp100.000.000.00 (seratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp500.000.000.00 (lima ratus
juta rupiah)"
Jaminan Kehilangan Tidak diatur dalam UUK sebelumnya Menambahkan program jaminan sosial baru
Pekerjaan yaitu Jaminan Kehilangan Pekerjaan, yang
dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan
berdasarkan prinsip asuransi social
5 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)    
Alasan perusahaan boleh Melihat pada UU Ketenagakerjaan, ada  RUU Cipta Kerja menambah 5 poin lagi
melakukan PHK 9 alasan perusahaan boleh melakukan alasan perusahaan boleh melakukan PHK,
PHK seperti: diantaranya meliputi:
• Perusahaan bangkrut • Perusahaan melakukan efisiensi
• Perusahaan tutup karena merugi • Perusahaan melakukan penggabungan,
• Perubahan status perusahaan peleburan, pengambilalihan, atau
• pekerja/buruh melanggar perjanjian pemisahan perusahaan
kerja • Perusahaan dalam keadaan penundaan
• pekerja/buruh melakukan kesalahan kewajiban pembayaran utang
berat • Perusahaan melakukan perbuatan yang
• pekerja/buruh memasuki usia pensiun merugikan pekerja/buruh
• pekerja/buruh mengundurkan diri • Pekerja/buruh mengalami sakit
• pekerja/buruh meninggal dunia berkepanjangan atau cacat akibat
• pekerja/buruh mangkir kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan
pekerjaannya setelah melampaui batas 12
(dua belas) bulan
6 Status Kerja Pasal 59 UUK mengatur Perjanjian Kerja Menghapus pasal 59 UUK yang mengatur
Waktu Tertentu (PKWT) terhadap tentang syarat pekerja waktu tertentu atau
pekerja itu maksimal dilakukan selama 2 pekerja kontrak. Dengan penghapusan pasal
tahun, lalu boleh diperpanjang kembali ini, maka tidak ada batasan aturan
dalam waktu 1 tahun. seseorang pekerja bisa dikontrak, akibatnya
bisa saja pekerja tersebut menjadi pekerja
kontrak seumur hidup.
7 Jam Kerja Waktu kerja lembur paling banyak hanya Draft RUU Cipta Kerja berencana
3 jam per hari dan 14 jam per minggu. memperpanjang waktu kerja lembur menjadi
maksimal 4 jam per hari dan 18 jam per
minggu.
8 Outsourcing Aturan UU penggunaan outsourcing RUU Cipta Kerja akan membuka
dibatasi dan hanya untuk tenaga kerja di kemungkinan bagi lembaga outsourcing
luar usaha pokok. untuk mempekerjakan pekerja untuk
berbagai tugas, termasuk pekerja lepas dan
pekerja penuh waktu. Hal ini akan membuat
penggunaan tenaga alih daya semakin
bebas.
9 Tenaga Kerja Asing Pasal 42 ayat 1 UUK menyatakan: Dalam RUU Cipta Kerja, izin tertulis TKA
Setiap pemberi kerja yang diganti dengan pengesahan rencana
mempekerjakan tenaga kerja asing wajib penggunaan TKA
memiliki izin tertulis dari Menteri atau
pejabat yang ditunjuk.
Pasal 43 ayat 1 Pemberi kerja yang Pasal 43 mengenai rencana penggunaan
menggunakan tenaga kerja asing harus TKA dari pemberi kerja sebagai syarat
memiliki rencana penggunaan tenaga mendapat izin kerja dimana dalam RUU
kerja asing yang disahkan oleh Menteri Cipta kerja, informasi terkait periode
atau pejabat yang ditunjuk. penugasan ekspatriat, penunjukan tenaga
kerja menjadi warga negara Indonesia
sebagai mitra kerja ekspatriat dalam
rencana penugasan ekspatriat dihapuskan
 
Ppasal 44 ayat 1;    Pemberi kerja tenaga Pasal 44 mengenai kewajiban menaati
kerja asing wajib menaati ketentuan ketentuan mengenai jabatan dan
mengenai jabatan dan standar kompetensi TKA dihapus.
kompetensi yang berlaku.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai