Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aldy Rizkiyanto

NIM : 20508334034

Prodi : D4 Teknik Mesin

Perbedaan UU ketenagakerjaan dangan RUU Omnibus Law Cipta Kerja

No Topik Undang-Undang Ketenagakerjaan RUU Omnibus Law Cipta Kerja

1 Waktu Istirahat dan Cuti

Istirahat Mingguan Pasal 79 ayat 2 huruf b UU No.13/2003 Draft RUU Cipta Kerja, aturan 5
(UUK) menyebutkan: hari kerja itu dihapus. Sehingga
Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 berbunyi:
(enam) hari kerja dalam 1 (satu) Istirahat mingguan 1 (satu) hari
minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
hari kerja dalam 1 (satu) minggu; (satu) minggu.

Istirahat Panjang Pasal 79 Ayat 2.d UUK menyatakan: Draft RUU Cipta Kerja ini
Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 menyerahkan regulasi terkait hak
(dua) bulan dan dilaksanakan pada cuti panjang kepada perusahaan.
tahun ketujuh dan kedelapan masing- RUU Cipta Kerja tidak
masing 1 (satu) bulan bagi mencantumkan hak cuti panjang
pekerja/buruh yang telah bekerja selama 2 bulan bagi pekerja/buruh
selama 6 (enam) tahun secara terus- yang sudah bekerja selama 6
menerus pada perusahaan yang sama tahun secara terus menerus dan
dengan ketentuan pekerja/buruh menyerahkan aturan itu kepada
tersebut tidak berhak lagi atas istirahat perusahaan atau perjanjian kerja
tahunannya dalam 2 (dua) tahun sama yang disepakati
berjalan dan selanjutnya berlaku untuk
setiap kelipatan masa kerja 6 (enam)
tahun.

Cuti Haid Pasal 81 UUK mengatur pekerja/buruh Draft RUU Cipta Kerja tidak
perempuan bisa memperoleh libur mencantumkan hak cuti haid bagi
pada saat haid hari pertama dan perempuan. RUU Cipta Kerja tidak
kedua pada saat haid menuliskan hak cuti haid di hari
pertama dan kedua masa
menstruasi yang sebelumnya
diatur dalam UU Ketenagakerjaan

Cuti hamil- Pasal 82 UUK mengatur mekanisme Draft RUU Cipta Kerja tidak
melahirkan cuti hamil-melahirkan bagi pekerja mencantumkan pembahasan,
perempuan. Di dalamnya juga perubahan atau status
termasuk cuti untuk istirahat bagi penghapusan dalam pasal
pekerja/buruh perempuan yang tersebut
mengalami keguguran
Hak untuk Pasal 83 UUK mengatur bahwa Draft RUU Cipta Kerja tidak
Menyusui pekerja/buruh perempuan yang mencantumkan pembahasan,
anaknya masih menyusu harus diberi perubahan atau status
kesempatan sepatutnya untuk penghapusan dalam pasal
menyusui anaknya jika hal itu harus tersebut
dilakukan selama waktu kerja.

Cuti Menjalankan Pasal 80 UUK menyatakan: Draft RUU Cipta Kerja tidak
Ibadah Keagamaan Pengusaha wajib memberikan mencantumkan pembahasan,
kesempatan yang secukupnya kepada perubahan atau status
pekerja/buruh untuk melaksanakan penghapusan dalam pasal
ibadah yang diwajibkan oleh tersebut
agamanya.

2 Upah

Upah satuan hasil Tidak diatur dalam UUK sebelumnya Adanya upah satuan hasil dan
dan waktu waktu.
Upah satuan hasil adalah upah
yang ditetapkan berdasarkan satu
waktu seperti harian, mingguan
atau bulanan. Sementara upah
satuan hasil adalah upah yang
ditetapkan berdasarkan hasil dari
pekerjaan yang telah disepakati.

Upah Minimum Upah minimum ditetapkan di tingkat Meniadakan upah minimum


Sektoral dan Upah Provinsi, Kabupaten/Kotamadya, dan sektoral kabupaten/kota (UMK),
Minimum Sektoral. Berdasarkan Pasal 89 UUK, upah minimum sektoral
Kabupaten/Kota setiap wilayah diberikan hak untuk kabupaten/kota (UMSK), sehingga
menetapkan kebijakan Upah minimum penentuan upah hanya
mereka sendiri baik di tingkat provinsi berdasarkan Upah Minimum
dan tingkat Kabupaten/Kotamadya. Provinsi (UMP)

Bonus Tidak diatur dalam UUK sebelumnya Memberikan bonus, atau


penghargaan lainnya bagi pekerja
sesuai dengan masa kerjanya.
Bonus tertinggi senilai lima kali
upah bagi pekerja yang telah
bekerja selama 12 tahun atau
lebih.

Perbedaan Rumus Rumus yang dipakai adalah UMt+{UMt, Rumus yang dipakai adalah UMt+1
menghitung upah x (INFLASIt + % ∆ PDBt )} = UMt + (UMt x %PEt)
minimum Keterangan : Keterangan :
UMn : Upah minimum yang ditetapkan UMt : Upah minimum tahun
UMt : Upah minimum tahun berjalan berjalan
Inflasit : Inflasi yang dihitung dari PEt : Pertumbuhan ekonomi
periode September tahun yang lalu tahunan
sampai dengan periode September Tidak ada ada inflasi, tapi menjadi
tahun berjalan pertumbuhan ekonomi daerah
∆ PDBt : Pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB) yang dihitung
dari pertumbuhan PDB yang mencakup
periode kwartal III dan IV tahun
sebelumnya dan periode kwartal I dan
II tahun berjalan

3 Pesangon

Uang Penggantian Diatur dalam pasal 156 (4) UUK Tidak adanya uang penggantian
Hak hak

Uang Penghargaan Diatur dalam pasal 156 (3) UUK Uang penghargaan masa kerja 24
Masa Kerja tahun dihapus. RUU Cipta Kerja
menghapus poin H dalam pasal
156 ayat 3 terkait uang
penghargaan bagi pekerja/buruh
yang memiliki masa kerja 24 tahun
atau lebih dimana seharusnya
pekerja/buruh menerima uang
penghargaan sebanyak 10 bulan
upah.

Uang pesangon Pasal 161 UUK menyebutkan : • Menghapuskan uang pesangon


(1) Dalam hal pekerja/buruh bagi pekerja/buruh yang di PHK
melakukan pelanggaran ketentuan karena surat peringatan. Padahal
yang diatur dalam perjanjian kerja, dalam UU Ketenagakerjaan pasal
peraturan perusahaan atau perjanjian 161 menyebutkan pekerja/buruh
kerja bersama, pengusaha dapat yang di PHK karena mendapat
melakukan pemutusan hubungan surat peringatan memiliki hak
kerja, setelah kepada pekerja/buruh mendapatkan pesangon.
yang bersangkutan diberikan surat • Menghapuskan uang pesangon
peringatan pertama, kedua, dan ketiga bagi pekerja/buruh yang di PHK
secara berturut-turut.Pasal 163 (1) karena peleburan, pergantian
UUK menyebutkan : status kepemilikan perusahaan.
Pengusaha dapat melakukan Pekerja/buruh yang di PHK karena
pemutusan hubungan kerja terhadap pergantian status kepemilikan
pekerja/buruh dalam hal terjadi perusahaan tidak akan diberi
perubahan status, penggabungan, pesangon lagi oleh perusahaan
peleburan, atau perubahan awal, sebab hal ini sudah dihapus
kepemilikan perusahaan dan pekerja/ dalam RUU Cipta Kerja.
buruh tidak bersedia melanjutkan
hubungan kerja, maka pekerja/buruh • Menghapuskan uang pesangon
berhak atas uang pesangon sebesar 1 bagi pekerja/buruh yang di PHK
(satu) kali sesuai ketentuan Pasal 156 karena perusahaan merugi 2
ayat (2), uang perhargaan masa kerja 1 tahun dan pailit. Pemerintah telah
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) menghapus UU Ketenagakerjaan
dan uang penggantian hak sesuai pasal 164 dan 165 di dalam RUU
ketentuan dalam Pasal 156 ayat Cipta Kerja. Jadi nantinya
(4).Pasal 164 dan 165 UUK mengatur pekerja/buruh yang di PHK karena
mengenai pekerja/buruh yang di PHK perusahaan mengalami kerugian
karena perusahaan merugi dan pailit dan pailit tidak mendapatkan
berhak mendapat pesangon.Pasal 166 pesangon.
UUK mengatur hak keluarga buruh • Menghapuskan uang santunan
atau pekerja. Bila buruh atau pekerja berupa pesangon bagi ahli waris
meninggal dunia, pengusaha harus atau keluarga apabila
memberikan uang kepada ahli waris. pekerja/buruh meninggal. Draft
Pasal 167 UUK mengatur mengenai RUU Cipta Kerja juga telah
pesangon untuk pekerja/buruh yang di menghapus pemberian uang
PHK karena memasuki usia pensiun. santunan berupa pesangon, hak
uang penghargaan masa kerja dan
uang penggantian hak bagi ahli
waris yang ditinggalkan.
• Menghapuskan uang pesangon
bagi pekerja/buruh yang di PHK
karena akan memasuki usia
pensiun. Pemerintah telah
menghapus pasal 167 UUK yang
isinya mengatur pesangon bagi
pekerja/buruh yang di PHK karena
memasuki usia pensiun.

4 Jaminan Sosial

Jaminan Pensiun Pasal 167 ayat (5) UUK menyatakan: Menghapus sanksi pidana bagi
Dalam hal pengusaha tidak perusahaan yang tidak
mengikutsertakan pekerja/buruh yang mengikutsertakan pekerja/buruh
mengalami pemutusan hubungan kerja dalam program jaminan pensiun.
karena usia pensiun pada program Dengan menghapus pasal 184 UU
pensiun maka pengusaha wajib Ketenagakerjaan yang
memberikan kepada pekerja/buruh menyatakan “Barang siapa
uang pesangon sebesar 2 (dua) kali melanggar ketentuan
ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang sebagaimana dimaksud dalam
penghargaan masa kerja 1 (satu) kali Pasal 167 ayat (5), dikenakan
ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang sanksi pidana penjara paling
penggantian hak sesuai ketentuan singkat 1 (satu) tahun dan paling
Pasal 156 ayat (4). lama 5 (lima) tahun dan atau
denda paling sedikit
Rp100.000.000.00 (seratus juta
rupiah) dan paling banyak
Rp500.000.000.00 (lima ratus juta
rupiah)”

Jaminan Tidak diatur dalam UUK sebelumnya Menambahkan program jaminan


Kehilangan sosial baru yaitu Jaminan
Pekerjaan Kehilangan Pekerjaan, yang
dikelola oleh BPJS
Ketenagakerjaan berdasarkan
prinsip asuransi sosial

5 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Alasan perusahaan Melihat pada UU Ketenagakerjaan, RUU Cipta Kerja menambah 5 poin
boleh melakukan ada 9 alasan perusahaan boleh lagi alasan perusahaan boleh
PHK melakukan PHK seperti: melakukan PHK, diantaranya
• Perusahaan bangkrut meliputi:
• Perusahaan tutup karena merugi • Perusahaan melakukan efisiensi
• Perubahan status perusahaan • Perusahaan melakukan
• pekerja/buruh melanggar perjanjian penggabungan, peleburan,
kerja pengambilalihan, atau pemisahan
• pekerja/buruh melakukan kesalahan perusahaan
berat • Perusahaan dalam keadaan
• pekerja/buruh memasuki usia penundaan kewajiban
pensiun pembayaran utang
• pekerja/buruh mengundurkan diri • Perusahaan melakukan
• pekerja/buruh meninggal dunia perbuatan yang merugikan
• pekerja/buruh mangkir pekerja/buruh
• Pekerja/buruh mengalami sakit
berkepanjangan atau cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya setelah
melampaui batas 12 (dua belas)
bulan

6 Status Kerja Pasal 59 UUK mengatur Perjanjian Menghapus pasal 59 UUK yang
Kerja Waktu Tertentu (PKWT) terhadap mengatur tentang syarat pekerja
pekerja itu maksimal dilakukan selama waktu tertentu atau pekerja
2 tahun, lalu boleh diperpanjang kontrak. Dengan penghapusan
kembali dalam waktu 1 tahun. pasal ini, maka tidak ada batasan
aturan seseorang pekerja bisa
dikontrak, akibatnya bisa saja
pekerja tersebut menjadi pekerja
kontrak seumur hidup.
7 Jam Kerja Waktu kerja lembur paling banyak Draft RUU Cipta Kerja berencana
hanya 3 jam per hari dan 14 jam per memperpanjang waktu kerja
minggu. lembur menjadi maksimal 4 jam
per hari dan 18 jam per minggu.

8 Outsourcing Aturan UU penggunaan outsourcing RUU Cipta Kerja akan membuka


dibatasi dan hanya untuk tenaga kerja kemungkinan bagi lembaga
di luar usaha pokok. outsourcing untuk
mempekerjakan pekerja untuk
berbagai tugas, termasuk pekerja
lepas dan pekerja penuh waktu.
Hal ini akan membuat penggunaan
tenaga alih daya semakin bebas.

9 Tenaga Kerja Asing Pasal 42 ayat 1 UUK menyatakan: Dalam RUU Cipta Kerja, izin
Setiap pemberi kerja yang tertulis TKA diganti dengan
mempekerjakan tenaga kerja asing pengesahan rencana penggunaan
wajib memiliki izin tertulis dari Menteri TKA
atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 43 ayat 1 Pemberi kerja yang Pasal 43 mengenai rencana


menggunakan tenaga kerja asing harus penggunaan TKA dari pemberi
memiliki rencana penggunaan tenaga kerja sebagai syarat mendapat izin
kerja asing yang disahkan oleh Menteri kerja dimana dalam RUU Cipta
atau pejabat yang ditunjuk. kerja, informasi terkait periode
penugasan ekspatriat, penunjukan
tenaga kerja menjadi warga
negara Indonesia sebagai mitra
kerja ekspatriat dalam rencana
penugasan ekspatriat dihapuskan

Ppasal 44 ayat 1; Pemberi kerja Pasal 44 mengenai kewajiban


tenaga kerja asing wajib menaati menaati ketentuan mengenai
ketentuan mengenai jabatan dan jabatan dan kompetensi TKA
standar kompetensi yang berlaku. dihapus.

Anda mungkin juga menyukai