Anda di halaman 1dari 29

 Tidak ada orang yang mahir menulis jika tidak mau membaca

 Studi tentang kalimat merupakan dasar penting utk mencapai


kemahiran berbahasa.
 Unsur terkecil dalam berbahasa adalah kalimat. Kata merupakan
unsur dalam kalimat.
 Dgn kalimatlah kita melakukan tukar-menukar pikiran dengan orang
lain.
 Bahasa yang baik dan benar pada hakikatnya terwujud pada
pembentukan dan pemakaian kalimat.
 Makna kalimat dalam bahasa lisan dipengaruhi intonasi; bahasa tulis
dipengaruhi tanda baca.

Perhatikan:
- Dia sedang belajar.
- Dia sedang belajar?
SEBUAH KALIMAT MELIPUTI: KATA, FRASA, KLAUSA, KALIMAT
KATA = Kesatuan kalimat yang terkecil, tetapi sangat berperan dalam menentukan
makna kalimat secara utuh. Kata yang terdapat dalam kalimat saling berhubungan
dalam menentukan arti sebuah kalimat. Dalam sebuah kalimat kata tidak bisa
bertahan dalam makna leksikalnya.

FRASA = Kelompok kata (lebih besar dari kata dan lebih kecil dari kalimat)
Proposal penelitian harus segera dikumpulkan
Proposal penelitian (frasa)
Harus segera dikumpulkan (frasa)

Frase tidak sama dengan kata majemuk.


Bandingkan:
Orang sakit dengan rumah sakit

KLAUSA: Satuan kalimat yang sudah memenuhi pola dasar kalimat (sudah ada
unsur subjek dan predikat).
Kami belajar ketika mereka sedang bermain
Kami belajar = Klausa I
Ketika mereka sedang bemain = klausa II
Beda frasa dengan klausa:
Frasa hanya kelompok kata sedang klausa terdiri dari subjek dan predikat.
KATA TUGAS: selain kata kerja, kata benda, dan kata sifat.
Kata yang tidak mempunyai makna leksikal, tidak bisa diberi imbuhan.
Kata tugas sangat menentukan dalam pembentukan makna sebuah kalimat.
Kata tugas bisa menyatakan hubungan: penegasan, pertentangan, pilihan,
persyaratan, dll.
Kata tugas bisa sebagai:
Pengantar kata benda: di, ke, pada, tentang, dll.
Pengantar kata kerja: akan, hendak, ingin, dll.
Pengantar kata sifat: sangat, paling, amat, dll.
Pengantar transformasi: dan, lalu, atau, dll.
Kata tugas berupa partikel: lah, kah, tah, pun.
Contoh:
Penelitian Polda Metro Jaya; Penelitian di Polda Metro Jaya
Saya makan; Saya akan makan
Udara sejuk; Udara sangat sejuk
Perhatikan! ; Perhatikanlah!

Ingat!!!! Dalam judul huruf pertama kata tugas tetap huruf kecil.
“Penanganan Anak Berhadapan Hukum oleh Penyidik Satreskrim Polres Jakarta
Pusat”
KALIMAT:
Bentuk ketatabahasaan yang sudah maksimal dan bukan
merupakan bagian dari konstruksi yang lebih besar.
Kalimat bisa merupakan gabungan kata dengan kata, kata
dengan frasa, frasa dengan frasa.
Perhatikan:
1. Seorang mahasiswa tidak mengikuti pelajaran bahasa
Indonesia hari ini
2. Sakit perutnya

Agar kalimat harmonis harus jelas unsur S-P-O-K


A. Subjek
Subjek (S) ialah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok,
benda, sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal atau
pokok pembicaraan.
Ciri-ciri
subjek yaitu jawaban apa atau siapa, disertai kata petunjuk, memiliki
keterangan pembahas yang, didahului kata bahwa, dan tidak didahului
kata depan.
Contoh :
Leonardo da Vinci/ adalah seorang pelukis yang terkenal
S
Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa
S
Bahwa Leonardo da vinci merupakan pelukis yang terkenal/ diakui/ oleh
S
dunia
B. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu
melakukan apa atau dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat
dapat juga berupa sifat, situasi, status, ciri atau jatidiri subjek.
Ciri-ciri predikat yaitu berupa kata kerja; bukan berupa kata
kerja; disertai aspek bahasa; disertai kata adalah, yaitu, dan
merupakan; dapat diingkarkan
Contoh :
Leonardo da Vinci/ adalah seorang pelukis yang terkenal
P
Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa
P
C. Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.

Ciri-ciri :
Berada di belakang predikat; objek bisa menjadi subjek pada
kalimat pasif.

Contoh :
Lukisannya yang terkenal/ bernama/ Monalisa
O Pelengkap
Leonardo da Vinci menguasai/ pengetahuan tentang cara
membuat senapan, kincir angin, dan pesawat terbang
objek
Pengetahuan tentang membuat senapan dikuasai Leonardo
S
Da Vinci
D. Keterangan
Keterangan (K) ialah bagian kalimat yang menerangkan
berbagai hal mengenai bagian yang lainnya.

Ciri-ciri keterangan berupa kata, frase, dan klausa, didahului


kata depan, dan tidak terikat posisi.
Contoh :
Di samping bakat melukis/ Leonardo memiliki pengetahuan di
berbagai bidang

Monalisa/ lukisannya yang terkenal,/ telah mengantar


Keterangan aposisi
Leonardo da Vinci menjadi tokoh besar di zaman Renaisance
KESALAHAN YANG
SERING TERJADI
DALAM MENYUSUN
KALIMAT
 Membuat kalimat yang panjang sekali sehingga tidak jelas subjek
dan predikatnya. Biasanya, kesalahan ini muncul akibat
banyaknya penggunaan kata penghubung.

Kita harus menyadari bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya


masih berpikiran negatif terhadap Polri yang dalam pelaksanaan
tugasnya masih diwarnai dengan nuansa KKN sehingga masyarakat
masih enggan memberikan dukungan terhadap Polri sampai mereka
bisa melihat polisi bisa bekerja secara profesional.

Bandingkan dengan:
Kita harus menyadari bahwa masyarakat Indonesia pada
umumnya masih berpikiran negatif terhadap Polri. Hal tersebut
terjadi karena dalam pelaksanaan tugasnya, masih sering
diwarnai dengan nuansa KKN. Tidak mengherankan, jika
masyarakat masih enggan memberikan dukungan terhadap
Polri sampai mereka bisa melihat polisi bisa bekerja secara
profesional.
Apakah semua keterangan yang saudara berikan tersebut
diatas benar dan dapat di pertanggung jawabkan dikemudian
hari atau dipengadilan nanti dan apakah sewaktu dilakukan
pemeriksaan ini sdr merasa ditekan, dipaksa ataupun
dipengaruhi baik oleh orang lain maupun oleh pemeriksa?.

Apakah semua keterangan yang Saudara berikan dalam


Berita Acara Pemeriksaan ini sudah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan di pengadilan nanti? Apakah
sewaktu dilakukan pemeriksaan, Saudara merasa ditekan,
dipaksa, ataupun dipengaruhi pemeriksa atau orang lain?
Semua keterangan yang saya berikan tersebut adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan dikemudian hari atau dipengadilan nantinya dan
saya tidak merasa ditekan, dipaksa ataupun dipengaruhi baik oleh orang
lain maupun oleh pemeriksa.

Semua keterangan yang saya berikan sudah benar dan dapat


dipertanggungjawabkan di pengadilan nanti. Saat diperiksa, saya tidak
merasa ditekan, dipaksa, ataupun dipengaruhi oleh penyidik maupun
orang lain.

Masalah yang dibahas dalam sikripsi ini hanya berhubungan dengan


penyidikan yang ada hubungannya dengan tindak pidana pencurian saja.

Bandingkan dengan
Masalah yang dibahas dalam skripsi ini berhubungan dengan penyidikan
tindak pidana pencurian saja.
Masalah yang dibahas dalam skripsi ini hanya berhubungan dengan
penyidikan tindak pidana pencurian.
 Membuat kalimat yang tidak ada subjek atau predikatnya
(S dan P adalah unsur utama dalam membuat kalimat).

Pelaku yang bekerja di salah satu perusahaan swasta.


Karena pelaku melawan, maka polisi melakukan upaya paksa.

Bedakan dengan:

Pelaku bekerja di salah satu perusahaan swasta.


S P K
Pelaku yang bekerja di salah satu perusahaan swasta
S
ditangkap polisi.
P O
Karena pelaku melawan, polisi melakukan upaya paksa
K (anak kalimat) S P O
Contoh lain:

Pembangunan itu untuk menyejahterakan masyarakat.


Subjek Keterangan

Bagi para mahasiswa yang akan menulis skiripsi harus mengikuti


Keterangan Predikat
kuliah bahasa Indonesia.
Objek
Pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dan observasi.
?

Bedakan dengan:

Pembangunan itu menyejahterakan masyarakat.


S P O
Para mahasiswa yang akan menulis skripsi harus mengikuti
S P
kuliah bahasa Indonesia
O
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi
S P O
Contoh lain:

Budi sedang belajar.


S P

Mahasiswa yang kuliah di STIK itu sedang belajar.


S P

Ketika mereka datang, mahasiswa yang kuliah di STIK itu


K S
sedang belajar bahasa Indonesia yang berhubungan dengan
P O
penulisan skripsi.
 Kekurangtepatan dalam menggunakan tanda baca. Misalnya, ada
tanda baca yang lepas sendirian pada satu baris (hal ini
disebabkan karena tanda baca tersebut tidak menempel pada
sebuah kata).

Kenyataanya , tidak semua masalah dapat terselesaikan dengan


penerapan hukum positif ( hukum pidana ). Adakalanya,
penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui pendekatan kultural
/ budaya yang berlaku di daerah setempat.

Kenyataanya, tidak semua masalah dapat terselesaikan dengan


penerapan hukum positif (hukum pidana). Adakalanya, penyelesaian
masalah dapat dilakukan melalui pendekatan kultural/ budaya yang
berlaku di daerah setempat.

Perbaikan itu akan dilakukan terus – menerus

Seharusnya :
Perbaikan itu harus dilakukan terus-menerus
 Salah dalam cara menuliskan istilah asing atau dalam cara
mengadopsi istilah asing.

Istilah asing (termasuk bahasa daerah) harus ditulis dengan


menggunakan huruf miring.

Dinamisnya kehidupan selalu dibayang-bayangi oleh kejahatan


sebagaimana tersebut dalam ungkapan “Crime is the shadow of
civilization” (Chairuddin Ismail: 19).

Dinamisnya kehidupan selalu dibayang-bayangi oleh kejahatan


sebagaimana tersebut dalam ungkapan “Crime is the shadow of
civilization” (Chairuddin Ismail: 19).

Menurut cerita para orang tua batak Begu Ganjang adalah sesosok
mahluk ghaib seperti iblis, yang identik dengan Genderuwo yang
dikenal dikalangan orang Jawa.

Menurut cerita para orang tua Batak, begu ganjang adalah sesosok
makhluk gaib seperti iblis, yang identik dengan genderuwo yang
dikenal di kalangan orang Jawa.
Kesalahan pengetikan

Berdasarkan hokum seharusnya hukum

Buku – buku
Buku-buku

Kepolisian menjadi kepolusian (karena i dan u


berdekatan di keyboard ‘ papan ketik’
KALIMAT TUNGGAL
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya menyatakan satu pokok
Pembicaraan yang dinyatakan pada subjek (S) kalimat. Penjelasan terhadap
subjek tersebut dinyatakan pada predikat (P). Jika predikat kalimat
menggunakan kata kerja aktif transitif, kalimat tersebut dilengkapi dengan
objek tertentu. Sebaliknya, jika menggunakan kata kerja intransitive tidak
diperlukan objek.
Bagian lain yang berfungsi memberikan penjelasan tambahan terhadap
predikat kalimat adalah keterangan. Pola umum kalimat tunggal tersebut juga
sederhana, yaitu S/P, S/P/O, S/P/K, S/P/O/K, yang dapat diubah menjadi
variasi tertentu melalui pertukaran bagian-bagiannya.
Usahanya berhasil. (S/P)
Petani itu menyiangi sawahnya.(S/P/O)
Mahasiswa itu belajar dengan tekun. (S/P/K)
Kami memanfaatkan peluang itu dengan baik. (S/P/O/K)
KALIMAT MAJEMUK SETARA
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari
penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan
menyatakan peristiwa yang terjadi secara berturut-turut atau dalam
waktu yang bersamaan. Hubungan koordinatif antara bagian kalimat yang
satu dan bagian kalimat yang lain yang setara itu akan terlihat pada
penggunaan kata sambung (kata penghubung) sebagai koordinator
dalam struktur kalimat majemuk. Kalimat majemuk setara mempunyai
ciri (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal dan (2)
kedudukan tiap kalimat sederajad.

Karena kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, lebih tepat jika


kalimat yang digabung itu disebut dengan istilah klausa. Penggabungan
kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk dapat menunjukkan
beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi yang sangat
tergantung pada kata penghubung di antaranya adalah pejumlahan,
pertentangan, pemilihan, perurutan, dan penguatan. Untuk lebih jelasnya
dapat dibaca dalam tabel di bawah ini.
KATA PENGHUBUNG
JENIS HUBUNGAN FUNGSI
(KONJUNGSI)
Menyatakan penjumlahan atau gabungan Dan, serta, baik,
Penjumlahan
kegiatan, keadaan, peristiwa, proses maupun, sesudah itu
Menyatakan apa yang dinyatakan pada
Tetapi, sedangkan,
Pertentangan klausa pertama bertentangan dengan klausa
bukannya, melainkan
kedua
Menyatakan pilihan di antara dua
Pemilihan atau
kemungkinan
Perurutan Menyatakan kejadian yang berurutan Lalu, kemudian
Malah(an), bahkan,
Menyatakan penguatan atau penekanan
Penguatan apalagi, lagipula,
terhadap peristiwa
tambahan pula

Ia menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki kesalahannya


Tingkah lakunya yang uruk itu buka saja merugikan dirinya, tetapi juga keluarganya
Kita menyelesaikan pekerjaan itu dengan segera atau menyerahkan kepada orang lain
Ia pergi kuliah kemudian membesuk temannya di rumah sakit
Pandemi covid-19 bukan saja berdampak bagi kesehatan bahkan terhadap kondisi ekonomi
global
KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terbentuk dari sebuah
kalimat tunggal yang salah satu bagiannya mengalami perluasan atau
penggantian dengan kalimat lain. Hubungan bagian kalimat yang satu dengan
bagian kalimat yang lain dalam suatu struktur kalimat majemuk tidak sama
atau bertingkat. Bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat
(klausa utama), sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak
kalimat (klausa sematan).

Hubungan antara induk kalimat dan anak kalimatnya bersifat subordinatif.


Penggunaan kata sambung tertentu sebagai subordinator dalam perluasan
kalimat tunggal menentukan hubungan induk kalimat dengan anak kalimat. Oleh
karena itu, konjungtor yang menghubungkan antara klausa kalimat majemuk
bertingkat berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara. Dalam
tabel di bawah dapat dilihat jenis hubungan antarklausa, konjungtor atau kata
penghubung, dan fungsinya.
JENIS
FUNGSI KATA PENGHUBUNG (KONJUNGSI)
HUBUNGAN
Waktu Klausa bawahan menyatakan waktu terjadinya Sejak, sedari, sewaktu, sementara,
peristiwa atau keadaan yang dinyatakan pada seraya, setelah, sambal, sehabis,
klausa utama sebelum, ketika, tatkala, hingga,
sampai, selama

Syarat/ Klausa bawahan menyatakan syarat atau Jika(lau), seandainya, andaikata,


pengandaian pengandaian asal(kan), kalau, apabila, bilamana,
manakala

Tujuan Terlaksananya apa yang disebut dalam klausa Agar, supaya, untuk, biar

Konsesif Klausa bawahan menyatakan suatu tujuan Walau(pun), meski(pun),


atau harapan dari apa yang disebut dalam kendati(pun), biar(pun), sekalipun,
klausa utama sungguh(pun)

Pembandingan Klausa bawahan memuat pernyataan yang Seperti, laksana, bagaikan,


tidak akan mengubah apa yang dinyatakan sebagaimana, daripada, alih-alih,
dalam klausa utama ibarat
Memperlihatkan perbandingan antara
pernyataan pada klausa utama dengan
penrnyataan pada klausa bawahan
JENIS KATA PENGHUBUNG
FUNGSI
HUBUNGAN (KONJUNGSI)

Penyebaban Klausa bawahan menyatakan sebab atau Sebab, karena, oleh karena
alasan terjadinya sesuatu yang dinyatakan
dalam klausa utama

Pengakibatan Klausa bawahan menyatakan apa yang Sehingga, sampai, sampai-


dinyatakan dalam klausa utama sampai, maka

Cara Klausa bawahan menyatakan cara


pelaksanaan dan alat dari apa yang Dengan, tanpa
dinyatakan oleh klausa utama

Kemiripan Klausa bawahan menyatakan adanya


kenyataan yang mirip dengan keadaan Seolah-olah, seakan-akan
yang sebenarnya
Penjelasan/
penegasan Klausa bawahan menyatakan penjelasan bahwa
atau penegasan terhadap peristiwa yang
dinyatakan pada klausa utama
Contoh : Ia datang di rumah kemarin. (kalimat tunggal)
Ia datang di rumah ketika kami sedang merayakan hari ulang tahun adikku.
(kalimat majemuk yang diperluas) (kemarin mengalami perluasan/
pergantian).

Peluasan kalimat melalui hubungan waktu dengan menggunakan


kata sambung ketika, setelah, sewaktu, selama, sementara.
Contoh :
Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh pinjaman modal
dari bank. Perluasan kalimat melalui hubungan syarat dengan
menggunakan kata sambung jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila,
manakala. Contoh : Saya bekerja dengan tekun bila berhasil diterima sebagai
pegawai di kantor itu.

Perluasan kalimat melalui hubungan pengandaian dengan


menggunakan kata sambung seandainya dan sekiranya.
Contoh :
Seandainya usul-usul yang diajukannya itu diterima oleh pengurus, tentu
program kerja organisasi dapat terlaksana dengan baik.
Perluasan kalimat melalui hubungan tujuan dengan menggunakan kata
sambung agar dan supaya
Contoh :
Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat mencapai indeks
prestasi yang tinggi.

Perluasan kalimat melalui hubungan perlawanan (konsesif) dengan


menggunakan kata sambung meskipun, walaupun, sungguhpun, dan biarpun
Contoh :
Meskipun hari hujan, anak itu pergi juga ke sekolah.

Perluasan kalimat melalui hubungan pemiripan atau perbandingan dengan


menggunakan kata sambung seperti, laksana, dan sebagaimana.
Contoh : Wajah gadis itu cantik dan menawan laksana bulan purnama.

Perluasan kalimat melalui hubungan sebab dengan menggunakan kata


sambung sebab dan karena.
Contoh :
Pekerja itu tidak dapat merampungkan pekerjaannya sebab seminggu ia sakit.
Perluasan kalimat melalui hubungan akibat dengan
menggunakan kata sambung hingga, sehingga, dan sampai.
Contoh :
Ayah bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit.

Perluasan kalimat melalui hubungan penjelasan atau penegasan


dengan menggunakan kata sambung bahwa.
Contoh :
Ia baru sadar bahwa pendidikan itu sangat penting bagi masa depan
anak-anaknya.

Perluasan kalimat melalui hubungan cara atau alat dengan


menggunakan kata sambung dengan.
Contoh :
Polisi menyelidiki peristiwa kejahatan tersebut dengan menyamar
sebagai buruh pabrik.
JENIS KONJUNGSI
Konjungsi atau kata penghubung dalam bahasa Indonesia terdiri atas
konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang terletak di tengah kalimat, dan
konjungsi antarkalimat, yaitu konjungsi yang terletak di awal kalimat. Jenis konjugsi
ini menentukan perlu tidaknya disisipkan tanda baca koma di dalam kalimat.
Konjungsi intrakalimat ada yang harus diikuti tanda koma, ada pula yang tidak.
Sebaliknya, konjungsi antarkalimat harus diikuti tanda koma.
Konjungsi intrakalimat yang tidak didahului koma adalah agar/ supaya, sehingga,
karena, sebab, bahwa, dan maka.
Konjungsi intrakalimat didahului koma: padahal, sedangkan, tetapi, yaitu, seperti,
atau, dan. Konjungsi “atau” dan “dan” yang didahului koma adalah apabila terdapat
pemerian atau keterangan yang beruntun lebih dari dua.
Misalnya:
Beberapa bagian dari proses penyidikan adalah pemeriksaan, penyitaan, dan
penahanan.
Beberapa konjungsi antarkalimat, yaitu: akan tetapi, akibatnya, di pihak lain, jadi,
dengan demikian, di samping itu, selain itu, berkaitan dengan itu, sehubungan
dengan itu, walaupun demikian, kemudian, selanjutnya, kesimpulannya.
Contoh:
….aparat sudah memberikan tembakan peringatan. Akan tetapi, penjahat itu masih
terus melawan sehingga timah panas diarahkan ke bagian tubuh pelaku.
Perkembangan sebuah kota seharusnya memberikan kesempatan
kepada siapa saja secara setara untuk memperbaiki kehidupan.
Namun, faktanya, kaum perempuan masih menghadapi berbagai
streotif dan beban sosial yang membuat mereka belum memiliki
kesempatan seluas kaum lelaki.

Partai politik selama ini lebih banyak dikenal warga masyarakat dari
popularitas ketua umum dan kader partainya daripada rencana
kebijakan publik yang diperjuangkan. Bahkan, warga masyarakat tidak
bisa membedakan partai politik dari program dan rencana kebijakan
publik yang diperjuangkan.

Anda mungkin juga menyukai