Anda di halaman 1dari 6

Tabel Jatah Warisan

Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, wa ba'du,


Alhamdulillah, kita telah mengenal daftar ahli waris di kalangan lelaki dan perempuan. Kita juga telah
mempelajari tentang ashabah dan hajib (penghalang warisan).

Selanjutnya, dari semua pembahasan itu, kita akan melihat tabel jatah warisan masing-masing.

Tabel Jatah Warisan untuk 15 Ahli Waris Laki-laki

No Ahli Waris Jatah Warisan Syarat Hajib (Penghalang)


01 Anak lelaki (Ibn) Ashabah - -

02 Cucu lelaki dari Anak lelaki (Ibn)


anak lelaki (Ibnul Ashabah -
Ibn)
03 Ayah Tidak ada keturunan mayit (laki -
Ashabah
laki/perempuan)
Ada keturunan mayit yang laki-
1/6
laki
Tidak ada keturunan mayit yang
1/6 + Ashabah lelaki. Ada keturunan mayit yang
perempuan
04 Kakek dari ayah 1. Tidak ada keturunan mayit Ayah
(Jadd) Ashabah baik laki maupun perempuan
2.Tidak ada Ayah
Ada keturunan mayit yang laki-
1/6
laki
Tidak ada keturunan mayit yang
1/6 + Ta’shib lelaki. Dan ada keturunan mayit
yang perempuan
05 Saudara lelaki 1. Ibn (anak laki-laki)
kandung (Akh 2. Ibnul Ibn
Tidak ada ahli waris yang
Syaqiq) Ashabah 3. Ayah
menjadi hajib-nya
4. Kakek (menurut sebagian
ulama)
06 Saudara lelaki 1. Ahli waris dari no. 1 – 5
seayah (Akh li Abb) 2. Saudara perempuan
kandung (Ukhtun Syaqiqah)
yang menjadi ashabah
bersama anak perempuan
Tidak ada ahli waris yang atau cucu perempuan dari
Ashabah
menjadi hajib-nya anak lelaki (bintul Ibn)

07 Saudara seibu 1. Semua keturunan mayit


(Akh li Umm) 1. Jumlah mereka hanya satu baik laki maupun wanita
1/6 orang 2. Ayah dan kakek dan keatas
2.Tidak ada yang memahjubkan

1/3 dibagi rata baik 1. Jumlah mereka 2 orang atau


lelaki maupun lebih
wanita 2. Tidak ada yang memahjubkan
08 Keponakan lelaki 1. Ahli waris dari no 1 s/d 6
dari saudara lelaki 2. Saudara perempuan
– [Anak lelaki dari kandung (Ukhtun Syaqiqah)
saudara kandung yang menjadi ashabah
lelaki] bersama anak perempuan
(Ibnu Akh Syaqiq) atau cucu perempuan dari
Ashabah anak lelaki (bintul Ibn)
Tidak ada yang memahjub-nya
3. saudari sebapak (Ukht li
Abb) yang menjadi ashabah
ma’al ghair bersama anak
perempuan atau cucu
perempuan dari anak lelaki
(bintul Ibn).

09 Keponakan lelaki 1. Ahli waris dari no 1 s/d 8 –


dari saduara lelaki kecuali no. 7
se-ayah – [Anak
lelaki dari saudara 2. Saudara perempuan
satu ayah] kandung (Ukhtun Syaqiqah)
(Ibnul Akh li Abb) yang menjadi ashabah
bersama anak perempuan
atau cucu perempuan dari
Ashabah Tidak ada yang memahjub-nya anak lelaki (bintul Ibn)

3. saudari sebapak (Ukht li


Abb) yang menjadi ashabah
ma’al ghair bersama anak
perempuan atau cucu
perempuan dari anak lelaki
(bintul Ibn).

10 Paman kandung – 1. Ahli waris dari no 1 s/d 9 –


[Saudara ayah kecuali no. 7
sekandung]
(‘Amm Syaqiq) 2. Saudara perempuan
kandung (Ukhtun Syaqiqah)
yang menjadi ashabah
bersama anak perempuan
atau cucu perempuan dari
Ashabah Tidak ada yang memahjub-nya
anak lelaki (bintul Ibn)

3. saudari sebapak (Ukht li


Abb) yang menjadi ashabah
ma’al ghair bersama anak
perempuan atau cucu
perempuan dari anak lelaki
(bintul Ibn).
11 Paman seayah – 1. Ahli waris dari no 1 s/d 10 –
[Saudara bapak kecuali no. 7
seayah]
(‘Amm li Abb) 2. Saudara perempuan
kandung (Ukhtun Syaqiqah)
yang menjadi ashabah
Ashabah Tidak ada yang memahjub-nya
bersama anak perempuan
atau cucu perempuan dari
anak lelaki (bintul Ibn)

3. saudari sebapak (Ukht li


Abb) yang menjadi ashabah
ma’al ghair bersama anak
perempuan atau cucu
perempuan dari anak lelaki
(bintul Ibn).

12 Sepupu lelaki dari 1. Ahli waris dari no 1 s/d 11 –


paman sekandung kecuali no. 7
– [Anak lelaki
Saudara ayah 2. Saudara perempuan
sekandung] kandung (Ukhtun Syaqiqah)
(Ibnu ‘Amm yang menjadi ashabah
Syaqiq) bersama anak perempuan
atau cucu perempuan dari
Ashabah Tidak ada yang memahjub-nya
anak lelaki (bintul Ibn)

3. saudari sebapak (Ukht li


Abb) yang menjadi ashabah
ma’al ghair bersama anak
perempuan atau cucu
perempuan dari anak lelaki
(bintul Ibn).
13 Sepupu lelaki dari 1. Ahli waris dari no 1 s/d 12 –
paman seayah – kecuali no. 7
[Anak lelaki
Saudara ayah 2. Saudara perempuan
sebapak] kandung (Ukhtun Syaqiqah)
(Ibnu ‘Amm li Abb) yang menjadi ashabah
bersama anak perempuan
atau cucu perempuan dari
Ashabah Tidak ada yang memahjub-nya
anak lelaki (bintul Ibn)

3. saudari sebapak (Ukht li


Abb) yang menjadi ashabah
ma’al ghair bersama anak
perempuan atau cucu
perempuan dari anak lelaki
(bintul Ibn).
14 Suami Mayit tidak memiliki keturunan -
½
baik lelaki maupun wanita
Mayit memiliki keturunan baik
¼
lelaki maupun wanita
15 Orang yang
memerdekakan Ashabah Tidak ada yang memahjub-nya Ashabah Nasabiyah
budak (Mu’tiq)
Tabel Jatah Warisan untuk 10 Ahli Waris Perempuan

No Ahli Waris Jatah Warisan Syarat Hajib (Penghalang)


01 Anak perempuan 1/2 1.Tidak ada Muashib (anak lelaki) -
(Bint) 2. Tidak ada Musyaarik (bintun
hanya seorang)

2/3 dibagi sama 1.Tidak ada Muashib (anak lelaki)


rata 2. Ada Musyaarik (bintun
berjumlah 2 orang atau lebih)
Ashabah Jika ada saudaranya laki-laki
(anak lelaki mayit)
02 Cucu perempuan 1/2 1.Tidak ada Muashib (cucu lelaki 1. Anak lelaki yang lebih tinggi
dari anak lelaki dari anak lelaki – Ibnul Ibn) kedudukannya
(Bintul Ibn) 2. Tidak ada Musyaarik (bintul Ibn
seorang) 2. Anak perempuan yang
3. Tidak ada anak perempuan berjumlah 2 atau lebih yang
(Bint) mendapat 2/3.
2/3 1. Tidak ada Muashib (Ibnul Ibn)
2. Ada Musyaarik (bintu ibn Akan tetapi hajib no.2 ini tidak
berjumlah 2 orang atau lebih) berlaku jika Bintul Ibn menjadi
3. Tidak ada anak perempuan ashabah bil ghair karena ada
(Bint) Ibnul Ibn.
1/6 1. Tidak ada Muashib (Ibnul Ibn)
Takmilatan li 2. Ada satu anak perempuan
tsulutsain (Bint) yang mendapatkan jatah ½
(penggenap agar warisan.
menjadi 2/3)
Ketika ada Bint yang mendapat
jatah ½ maka Bintul Ibn
mendapat 1/6 sbg penggenap
agar menjadi 2/3.
Ashabah Jika ada saudaranya laki-lakinya
atau sepupunya yang lelaki (Ibnul
Ibn)
03 Ibu 1/3 1. Mayit tidak memiliki -
keturunan
2. Mayit tidak memiliki saudara/i
(sekandung/seayah/seibu)
berjumlah 2 atau lebih.
3. bukan termasuk masalah
ghorowiyah/umariyah
1/6 1. Mayit memiliki keturunan
2. Mayit memiliki saudara/i yang
berjumlah 2 atau lebih
3. Bukan termasuk masalah
ghorowiyah/umariyah
1/3 dari sisa yang Hanya terjadi ketika ada orang
telah diambil oleh meninggal, sementara ahli
suami atau istri si warisnya hanya salah satu dari 2
mayit. keadaan berikut:
1. Istri, ibu dan bapak
Disebut dengan 2. Suami, ibu, dan bapak
masalah
Ghorowiyah/
Umariyah
04 Nenek dari pihak 1/6 Tidak ada ibu Ibu
& ayah dan nenek Untuk dibagi rata
05 dari pihak ibu untuk semuanya

06 Saudari kandung ½ 1. Tidak ada Musyaarik (ukhtun 1. Anak lelaki dan keturunan
(Ukht Syaqiqah) syaqiqah hanya 1 orang) laki lakinya
2. Ayah
2. Tidak ada Muashib (Akh 3. Kakek (menurut pendapat
Syaqiq) yang lebih kuat)

3. Tidak ada yang memahjub-nya


2/3 untuk dibagi 1. Ada Musyaarik (ukhtun
rata ke semua syaqiqah 2 orang atau lebih)
saudara perempuan
2.Tidak ada Muashib (Akh Syaqiq)

3.Tidak ada yang memahjub-nya


Ashabah 1. Ashabah bil Ghair dengan Akh
syaqiq. Dengan porsi = 2:1

2. Ashabah ma’al ghair


Jika ada seorang anak perempuan
(Bint) atau lebih atau
Ada cucu perempuan dari anak
laki.

3. tidak ada yang memahjubkan


07 Saudari seayah 1/2 1. Tidak ada Musyaarik (Ukhtun li 1. anak lelaki (Ibn) dan
(Ukht li Abb) Abb hanya 1 orang) keturunan laki-laki (Ibnul Ibn)
2. Ayah
2. Tidak ada Muashib (Akh li Abb) 3. Saudara lelaki kandung (Akh
Syaqiq)
3. Tidak ada ukhtun syaqiqoh 4. Saudari kandung yang
berjumlah 2 atau lebih
4. Tidak ada yang memahjub-nya
Akan tetapi hajib no.4 ini tidak
2/3 1. Ada Musyaarik (ukhtun lil Ab berlaku jika saudari seayah
dibagi rata untuk berjumlah 2 orang atau lebih) menjadi ashabah bil ghair
semua saudari 2. Tidak ada Muashib (Akh li Abb) dengan saudara lelaki seayah.
sebapak 3. Tidak ada Ukht Syaqiqah
4. Tidak ada yang memahjub-nya 5. saudari kandung (Ukht
Syaqiqah) yang menjadi
1/6 1. Ada ukhtun syaqiqoh 1 orang ashabah ma’al ghair karena
Takmilatan li yang mendapat ½ ada Bint (putri mayit) atau
tsulutsain bintul ibn
(penggenap agar 2.Tidak ada Muashib
menjadi 2/3) 6. Kakek (Menurut pendapat
1. Ashabah bil Ghair dengan Akh kuat)
Ashabah li Abb. Dengan porsi = 2:1

2. Ashabah ma’al ghair


Jika ada seorang anak perempuan
(Bint) atau lebih atau
Ada cucu perempuan dari anak
laki.

3. Tidak ada yang memahjubkan


08 Saudari seibu 1/6 1. Berjumlah hanya satu orang 1. Keturunan mayit laki
2. Tidak ada yang memahjubkan maupun wanita
2. Ayah
1/3 1. Berjumlah 2 orang atau lebih 3. kakek dan keatas
Dibagi rata, baik 2. Tidak ada yang memahjubkan
lelaki maupun
perempuan.
09 Istri 1/4 dibagi rata jika -
Mayit tidak memiliki keturunan
jumlahnya ada dua
baik lelaki maupun wanita
atau lebih
1/8 dibagi rata jika -
Mayit memiliki keturunan baik
jumlahnya ada dua
lelaki maupun wanita
atau lebih
10 Wanita yang Ashabah Tidak ada yang memahjub-nya
memerdekakan Ashabah Nasabiyah
budak (Mu’tiqah)

Demikian
Allahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai