Anda di halaman 1dari 16

MP. 1.1.

BERTEMAN

Berteman dapat diartikan sebagai hubungan atau relasi, dimana terjadi antara dua orang
atau lebih, baik itu seorang anak laki-laki dengan lawan jenisnya ataupun dengan
sejenisnya dengan mempunyai tujuan untuk bersosialisasi ataupun untuk mencapai sesuatu
yang mau dicapai bersama.
Dalam proses berteman itu, tidak semuanya dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang
diharapkan, namun terkadang dengan keadaan dan situasi ataupun hal-hal yang lain yang
sering ambil andil untuk terjadinya salah paham atau retaknya berteman.
Beberapa hal yang dapat menjadi hambatan dalam berteman antara lain: Egois, acuh tak
acuh, munafik, kurang peka akan kebuTuhan orang lain, pergaulan yang kurang luas,
kurang mendapatkan perhatian sehingga tidak dapat memberi perhatian.
Dalam pertemanan, ternyata untuk mengusahakan pertemanan yang indah,
menggembirakan dan saling mengembangkan bukanlah hal yang mudah. Perlu ada usaha-
usaha nyata untuk dapat menggapainya.
Sikap yang perlu diusahakan untuk dikembangkan, berdasar paulus, agar pertemanan
kita menjadi indah dan menggembirakan antara lain sehati sepikir, dalam satu kasih, satu
jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia,
dan Juga dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada
dirinya sendiri.
 Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (Fil 2:1-8) secara gamblang menjelaskan kepada kita
tentang bagaimana hendaknya kita mengambil sikap dalam relasi/pertemanan dengan orang lain.
“...hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.” (Fil 2: 2) demikian puladalam ayat berikutnya,
Paulus tetap dan senantiasa menasihatkan agar dalam membangun relasi dengan sesama (berteman)
hendaknya menempatkan orang lain yang utama dari pada kepentingan diri sendiri

MP. 1.2. BERSAHABAT

1. Arti Persahabatan :

 Sahabat adalah :Seseorang yang kita cintai,yang kita percayai dan yang
kita hormati secara khusus.
Kriteria seorang Sahabat : Sering ditetapkan sendiri oleh seseorang.
misalnya :Teman satu kelas, tempat tinggal berdekatan, teman yang punya hobi sama,
memiliki sifat yang sama, dll.
 Pola pergaulan remaja, bersifat: Meluas dan Menyempit ;
 Meluas ,karena: Mereka mulai terdorong untuk mengenal semakin banyak orang,
termasuk lawan jenisnya.
 Menyempit, karena: Hanya tertuju pada orang-orang khusus yang disebut sahabat.
Mereka dapat berteman dengan banyak orang, tetapi hanya satu atau dua                 orang saja
yang dianggap sahabat. Mereka menginginkan ada orang yang                 melindungi, yang mau
mendengarkan, yang mau mengerti dirinya, yang                 mau membantunya, dsbnya.

 Arti Persahabatan :

 Persahabatan adalah : Bentuk khusus kebersamaan yang mungkin orang dapat berbagi
rasa dalam suka dan duka serta saling menolong dengan kerelaan berkorban.
 Persahabatan merupakan : Suatu bentuk hubungan yang dibangun oleh 2 orang / lebih,
baik dengan sesama jenis atau jenis lain, yang timbul karena adanya dorongan dari
dalam diri manusia untuk saling melengkapi dan menyempurnakan.

2. Ciri Khas Sebuah Persahabatan:

a. Saling Mencintai :dapat ditunjukkan dengan sikap ;


 Selalu mau membantu,
 Selalu rela berkorban tanpa pamrih.
 Tahu bertenggang rasa

b.Saling Mermpercayai :misalnya;


 Berani membuka diri, menceritakan suka-duka hidup.
 Selau dapat memberi pujian dan kritik secara jujur. dll.
c. Saling Menghormati, misalnya :

 Menerima teman seadanya, dengan kelebihan dan kekurangannya.


 Selalu suka mendengar, menerima segala tindakan dan ucapan sebagai sesuatu yang
penting.

3. Makna Persahabatan dan Nilai-Nilai Persahabatan Menurut kitab Suci :

 Teks Kitab Suci 1 Sam. 18 : 1 – 4 dan 20 : 1 – 43 ;


 Yonatan adalah putra Raja Saul. Ia bersahabat dengan Daud.tetapi raja Saul tidak
menyukai Daud, karena ia iri hati pada kemampuan Daud, bahkan ia berniat
membunuh Daud.
 Sikap Yonatan :Tetap menjalin persahabatan dengan Daud dan menyelamatkan dia dari
ancaman ayahnya.
Sikap Yonatan patut dipuji. Ia tidak merasa persahabatannya dengan Daud hancur gara-
gara hubungan antara temannya (Daud)dan ayahnya kurang harmonis. Ia memandang
persahabatan tidak dapat dicampuradukan dengan sikap mendukung atau tidak
mendukung kepada ayahnya.
 Yonathan berupaya jujur terhadap Daud. Ia berani mengatakan segala sesuatu agar
sahabatnya selamat,termasuk menceritakan sikap ayahnya kepada sahabatnya itu,
padahal Yonathan adalah Putra Mahkota,yang posisinya dapat digeser oleh Daud. Itu
semua dilakukan oleh Yonathan tanpa pamrih.

 Ciri khas Persahabatan antara Daud dan Yonathan , adalah :


 Yonathan menyuruh Daud bersumpah demi kasihnya kepadanya.
 Yonathan mengasihi Daud, sama seperti ia mengasihi dirinya sendiri.

 Nilai-nilai Kristiani dari Persahabatan :


a. Persahabatan mengandaikan sikap kejujuran dan keterbukaan untuk saling
membangun.
b. Persahabatan perlu didasari kebenaran yang tidak dapat dikalahkan oleh ikatan apapun,
baik ikatan darah, ikatan fungsional maupun ikatan-ikatan lainnya.

4. Rangkuman :

 Tidak seorang manusiapun yang mampu hidup sendiri. Ia selalu membutuhkan orang lain. Itu
sebabnya manusia disebut “Mahkluk Sosial”
 Dalam kenyataan, relasi saling membutuhkan itu nampak dalam wujud yang beraneka ragam.
Ada yang semata-mata terbatas pada hubungan timbal balik, seperti orang di pasar, atau dalam
hubungan pekerjaan antara buruh dan majikan;dan ada pula dalam wujud lain
yakni :PERSAHABATAN.
 Banyak orang berteman tapi tidak bersahabat. Hubungan sahabat lebih kental dan lebih dalam
dibandingkan dengan pertemanan biasa.
 Hubungan yang kental dan mendalam itu dapat hancur oleh berbagai sebab, antara lain; sikap-
sikap:

 Ketidak jujuran
 Egoisme
 Mencari keuntungan sendiri
 Tidak setia
 Sikap pura-pura, dll.

MP.1.3.BERPACARAN :

A. Pergaulan Dengan Lawan Jenis:


 Memasuki masa remaja berarti memasuki relasi sosial yang makin luas. Relasi dulu yang
terbatas pada teman sejenis, mulai berkembang dan terarah pada ketertarikan dengan lawan
jenis. Ada yang mulai pacaran.
 Sering juga terjadi perubahan perilaku, misalnya :
 Ketika saeorang perempuan / laki-laki mulai tertarik dengan lawan jenisnya, ia akan
berupaya menampilkan diri sebaik mungkin agar lawan jenisnya tertarik.
 Ia juga akan berusaha merawat dirinya dan menjaga penampilannya.
 Muncul pula dampak negatif, misalnya :
 Konsentrasi belajar menurun.
 Mencari-cari alasan untuk pergi bersama pacarnya.
 Berbohong dalam soal keuangan, dll.
Rasa tertarik itu diberikan oleh Allah sendiri. Allah menciptakan manusia laki-laki dan
perempuan agar saling tertarik, dan dengan demikian mereka saling membantu
memperkembangkan satu terhadap yang lain.

B. Tahap-Tahap Keterikatan Seseorang terhadap Lawan Jenisnya , sebagai berikut:

 Mulai dari Pergaulan Biasa : Waktu masih kecil, orang tanpa malu dapat bergaul dengan
siapa saja, tanpa perasaan apapun , semua berjalan wajar.
 Mulai Remaja : Selain bergaul dengan siapa saja, ada diantaranya yang mulai bergaul secara
khusus, bahkan sampai pada tahap pacaran.
 Setelah Dewasa : Ketertarikan dan
pacaran itu akan lebih diarahkan menuju jenjang perkawinan.

A. Tujuan Dari Pacaran:


 Untuk saling mengenal satu sama lain ( kelebihan & kekurangannya ).
 Untuk belajar : saling mengenal kepribadiannya, kebiasaan baik-buruknya, latarbelakang
pendidikannya, dll.

B. Pandangan Kristiani Tentang Pacaran:

 Teks Kitab Suci; Luk. 14 : 28 – 34 .


 Kitab Suci memberikan inspirasi kepada mereka untuk menghayati tahap-tahap pergaulan
yang harus dilalui dalam terang Iman Kristiani. Salah satu inspirasi itu digambarkan dalam
teks Luk 14 : 28 – 34 ; yang mengisahkan tentang : Persiapan-persiapan yg dilakukan oleh
seseorang yg akan mendirikan menara.
 Orang tersebut harus merencanakan secara sungguh-sungguh segala biaya pembangunan
menara tersebut sehingga menara yg dicita-citakan itu dapat terwujud.
 Tentang : Seorang Raja yang sungguh membuat persiapan sebaik-baiknya sebelum terjun ke
medan perang.

 Dalam mengikuti Yesus, ada tuntutan-tuntutan khusus, misalnya :


= Adanya Persiapan.
= Adanya kesediaan untuk lepas dari berbagai keterikatan ataupun
kepentingan diri sendiri,
= Kesediaan untuk mendengarkan, dll.

C. Pacaran Yang Bertanggung Jawab :

Masa Pacaran perlu dilalui secara bertanggung jawab. Seagai orang beriman, kita diajak
untuk senantiasa bersatu dengan Allah, agar Allah sendirilah yg membimbing hubungan
kita dengan sang Pacar.

MP 2.1. YESUS SANG PENDOA :

A. Arti / Makna Doa :


 Doa adalah= suatu sarana komunikasi antara manusia dan Allah.
 Sarana Komunikasi = Dalam Doa melibatkan peran kedua belah pihak, baik manusia
maupun Allah sendiri.
 Dalam doa, bukan hanya berharap supaya Allah selalu mendengarkan seluruh harapan
manusia dan memahami segala kesulitan / persoalan yang dihadapi manusia; tetapi DOA
YANG BENAR adalah doa yang juga harus membiarkan Allah berbicara kepada manusia.
 Lewat doa, seorang diharapkan lebih mampu mendengarkan kebenaran dan hidup batin
yang lebih mendalam. Kita dapat berdoa dan mengungkapkan hubungan kita dengan Allah
dalam keheningan tanpa kata-kata.

B. Bentuk Bentuk Doa :

Macam-macam Ungkapan Doa :


1. Doa Syukur
2. Doa Permohonan
3. Doa Keluhan
4. Doa Harapan
5. Doa Pujian

 Doa Syukur : berisi ucapan ucapan syukur dan terimah kasih atas
bimbingan dan kasih dari Tuhan.
 Doa Permohonan : berisi permohonan kepada Tuhan atas kesulitan hidup
manusia.
 Doa Keluhan : berisi keluh kesah dan ratapan manusia atas kerapuhan
dan dosa-dosanya.

 Doa Harapan : berisi pengharapan atas pertolongan dan berkat Tuhan.


 Doa Pujian : berisi pujian atas karya dan keagungan Tuhan Sang
Pencipta.

C. Manfaat Doa :

 Dalam Doa, Manusia dapat berbicara kepada Allah sebagai Sahabat, tanpa melupakan bahwa
Allah harus dibiarkan untuk berbicara kepada manusia.
 Doa itu tidak hanya terarah bagi diri kita pribadi, melainkan juga terarah pada sesama manusia.
Dengan kata lain, relasi yang kita bangun dengan Allah seharusnya juga mendorong kita
semakin membangun relasi yang baik dengan sesama.
 Dengan doa, diharapkan mampu mengubah diri kita menjadi orang yang semakin baik,entah
dalam kata-kata maupun dalam perilaku hidup sehari – hari dengan orang lain.
 Melalui doa, manusia mampu menghayati kehadiran Allah yang setia mendampinginya dan
hadir untuk membebaskannya.

D. Yesus Pribadi Pendoa :

 Teks ; Luk. 11 : 1 – 13 :

 Yesus adalah pribadi yang suka berdoa. Seluruh hidup dan karya-Nya dihayati dalam
kesatuan dengan Bapa-Nya. Dengan kata lain, sebagai seorang pendoa, Yesus melihat
hidupnya sendiri adalah = suatu doa yang dipersembahkan kepada Bapa-Nya. Maka, setiap
saat, Yesus tidak lupa mencari tempat yang sunyi untuk berbicara dengan Bapa-Nya setelah
sepanjang hari telah melakukan Karya-karya-Nya di tengah sesama.
 Dalam doaNya, Yesus selalu menyerahkan diriNya dalam suka dan duka-Nya pada BapaNya.
Bagi Yesus bukan kehendak-Nya yang harus terjadi, melainkan kehendak Bapa-Nya.
 Yesus mengajar kita untuk menyapa Bapa dalam Doa “Bapa Kami”. Dalam doa tersebut,
Yesus mengajarkan suatu doa yang penuh dengan sikap Penyerahan, Cinta Kasih,
Keadilan, dan Pengampunan.

Kesimpulan :
“Doa dalam hidup sehari-hari tidak semata-mata berbicara kepada Tuhan, tetapi juga
mendengarkan Tuhan, merasakan dan mengalami kehadiran Tuhan dalam hidup sehari-hari.”

MP.2.2. YESUS YANG BERBELAS KASIH :

A. Makna Berbelas Kasih Dalam Hidup Sehari- Hari :

 Sikap Bela rasa / Turut merasakan penderitaan orang lain.


 Sikap Bathin (prihatin/peduli) kepada orang yang sedang menderita.
 Tindakan untuk menolong orang yang susah dan berniat meringankan penderitaannya.
 Berbelas Kasih bukan terutama menyangkut besar kecilnya bantuan yang dapat diberikan,
tetapi yang terpenting dalam sikap dan belas kasih adalah :
Sikap “Belarasa”: Turut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaan
dirinya.

B. Tujuan berbuat Kasih :

 Meringankan Penderitaan sesama.


 Agar ogar orang lain merasakan Kasih Allah.
 Agar sesama dan orang yang dibantu mengalami kebahagiaan.
 Mewujudkan Kerajaan Allah di tengah dunia.
 Terciptanya dunia / masyarakat yang aman, tenteram dan damai.
 Membantu orang lain untuk bisa mengatasi atau keluar dari kesulitan hidupnya.

C. Nilai belas Kasih Dari Tindakan Yesus Dalam : Luk 7:11-17 :


(Yesus Membangkitkan Anak Muda di Nain):

 Ketika Yesus melihat janda itu, tergeraklah hati- Nya oleh Belas Kasihan , (ay 13)
 Muncul Kepedulian/ belarasa dari Yesus ketika melihat janda itu.
 Melalui peristiwa itu, Yesus mewartakan Kerahiman Allah, yaitu:
Allah yang peduli dan berbelarasa pada orang – orang yang
tertimpa kemalangan dan yang putus harapan.
 Dengan menghidupkan anak dari janda itu, Yesus ingin menyatakan bahwa :
“ Allah yang membebaskan, Allah yang berbelaskasih kepada orang-orang yang
malang “
 Motivasi Belaskasih Yesus adalah :
Demi Pembebasan orang yg dikasihi-Nya. Belaskasih Yesus sesungguhnya
mengalirdari Allah Bapa sendiri. Allah mencintai semua orang tanpa
kecuali.Kasih Yesus menguatkan dan meneguhkan orang lain, sehingga orang
yang menderita merasa diselamatkan dan pada akhirnya memuliakan Allah.( bdk.
Luk 7 : 16 ).

A. Tindakan-Tindakan Kasih Yesus yang Patut Diteladani :

 Yesus selalu tergerak hati oleh rasa Belaskasih.


 Yesus selalu membantu orang-orang tanpa membedakan (menyembuhkan orang sakit,
membangkitkan orang mati,dll ).
 Yesus selalu menolong Tanpa Pamrih, Mis: mengampuni orang berdosa,dll.

MP.2.3. YESUS SANG PENGAMPUN :

A. Faktor-faktor Penghambat dalam Mengampuni / Memaafkan Orang Lain :

1. Egoisme : Keinginan untuk mempertahankan harga diri.


2. Mau menjaga wibawa
3. Merasa Gengsi
4. Masih ada dendam dalam hati
5. Malu mengakui kesalahan

 Tidak mengakui kesalahan, dapat menjadikan hati nurani tumpul, sehingga kesalahan
sebesar apaun dianggap sepele/ biasa saja.
 Akibatnya :
1. Orang bersalah akan tetap merasa bersalah (menjadi beban hidupnya)
2. Timbulnya permasalahan dan kebencian serta dendam yang berkepanjangan.
3. Relasi dengan sesama menjadi tidak harmonis.

B. Manfaat Mengampuni dan Diampuni.:

 Manfaat Mengampuni :
- Relasi dengan sesama menjadi lebih harmonis
- Lepas dari rasa bersalah
- Hidup terasa aman, damai dan tentram
- Memperoleh Rahmat dari Allah.
 Manfaat Diampuni ;
- Bebas dari rasa bersalah
- Batin menjadi tenang, bahagia dan damai.
- Bertobat dan dapat mengetahui kesalahan.

A. Pandangan Kristiani ( Kitab Suci ) tentang Sikap Yesus yang Suka Mengampuni .:

 Yesus digambarkan sebagai :


Pribadi yang selalu dengan kasih-Nya yang tidak terbatas kepada siapapun termasuk kepada
kaum pendosa. Kepada setiap pendosa yang bertobat, Yesus selalu membukakan “ Pintu Maaf “
dan “ Pengampunan “.
 Yesus mengajak para murid-Nya untuk selalu megampuni tanpa batas.
Tentang pengampunan, Yesus pernah berkata kepada para
murid-Nya :
“ Bukan sampai Tujuh kali “ ( Efr. Mat. 18 : 22 ).

 Dalam Yohanes 8 : 2-12 ;


Yesus menegaskan : Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, dan terhadap kesalahan itu,
Allah senatiasa mengampuni. oleh karena itu,jangan sampai melakukan penghakiman kepada
sesama yang berdosa tanpa mawas diri terlebih dahulu.
 Allah senantiasa mengampuni dan memberi kesempatan kepada manusia
untuk bertobat. Kepada perempuan yang berdosa, Yesus tidak bersikap mengadili, tapi memberi
kesempatan untuk merubah diri dan tidak berbuat dosa lagi. Hal tersebut tampaknya
melawan aturan, tetapi sesungguhnya Yesus hendak mengkritik aturan itu sendiri, yang sering
kali tidak adil dan tidak memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat.
 Sikap Orang Banyak dan sikap Yesus Terhadap Perempuan yang
kedapatan berbuat Zinah ,berdasarkan Teks Yoh. 8 : 2 – 12.:

a. Sikap Orang Banyak :


- Ingin mencobai Yesus
- Benci sehingga perempuan tersebut mau disingkirkan
- Jijik terhadap perempuan yang berzinah
- Menganggap perempuan itu hina/ pendosa
- Menganggap dirinya suci
- Menyeret dan mau mengadili perempuan itu
- Menghakimi dengan cara mau melemparinya dengan batu
b. Sikap Yesus :
- Berusaha menyadarkan orang banyak
- Yesus tidak menghukum perempuan itu tetapi mengampuninya
- Yesus membebaskan perempuan itu dari kesalahan dan dosanya.

MP.2.4.Yesus Pejuang Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender berarti:


kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya
sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan baik kegiatan politik,
hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas), serta
kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut.
Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dalam kesetaraan gender adalah:
persamaan hak antara kaum perempuan dengan kaum laki-laki, di mana persamaan itu mempunyai arti
yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Hal-hal yang dapat menjadi penghambat terjadinya kesetaraan gender:
(a) pola pikir tradisional yang masih melekat, yaitu bahwa perempuan tugasnya mengu rus rumah,
(b) Masih rendahnya kualitas hidup perempuan, sehingga ada kecenderungan untuk dinomorduakan,
(c) belum meratanya pemahaman konsep kesetaraan gender pada lapisan masyarakat.
Berbagai usaha yang dapat kita lakukan untuk mengusahakan kesetaraan gender:
(a) Penerimaan seseorang berdasarkan pribadi seseorang atau diri seseorang apaadanya bukan ditentukan
oleh jenis kelamin, kekayaan yang dimiliki, gelar yang disandang, pangkat dan kedudukan yang
dipangkunya, latar belakang kehidupannya dan sebagainya,
(b) memperlakukan orang lain dalam dunia kerja bukan berdasarkan jenis kelamin atau belaskasihan tetapi
berdasarkan kemampuan yang dimiliki, dan
(c) Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada perempuan untuk berkarier atau beraktivitas dalam
berbagai bidang kehidupan.
Dalam peristiwa Permpuan yang kedapatan berzinah, disini terdapat ketidak adilan gender yaitu:
bahwa perempuan itu yang harus dihukum, sementara laki-lakinya tidak mendapat perlakuan yang sama.
Perempuan itu yang disalahkan, sementara laki- lakinya tidak. Padahal terjadinya perzinahan itu
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang sama-sama bersalah.
Sikap Yesus terhadap perempuan yang berbuat Zinah:
Yesus sangat peduli dengan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, maka Dia berbuat sesuai untuk
mewujudkan kesetaraan itu. Yesus tidak ikut-ikutan menfonis dan menghukum wanita itu, tetapi Ia
memberikan kesempatan kepada perempuan itu untuk bertobat, untuk memperbaiki kesalahan yang telah
ia lakukan.
Kita sebagai pengikut Kristus hendaknya meneladani sikap Yesus ini, yang tidak serta merta memvonis
ataupun mengadili atas kesalahan orang lain, tetapi berusaha untuk bertindak bijak, dengan memberikan
kesempatan kepada siapapun yang melakukan kesalahan untuk bertobat dan memperbaiki diri.

MP.2.5. YESUS PEDULI TERHADAP PENDERITAAN SESAMA:

A. Bentuk Tindakan Peduli Terhadap Sesama :


 Peradaban modern diwarnai dengan bertumbuhnya “EGOISME & INDIVIDUALISME”
Cirinya :
 Orang kurang / malah tidak lagi peduli terhadap sesamanya.
 Mereka hanya memikirkan dirinya sendiri dan kurang / tidak memikirkan nasib
orang lain.
 Segala sesuatu dilakukan dengan ukuran asal menguntungkan dirinya.
 Akibatnya :
 Makin banyak orang miskin yang menjadi miskin,
 Orang yg menderita semakin menderita.
 Orang yg berdosa semakin jahat.
 Dan orang yang kesepian makin tidak menemukan sahabat.

 Egoisme dan tidak kepedulian juga menimpa keluarga-keluarga di zaman modern ini, dimana
banyak keluarga yang berantakan.
Di lingkungan sekolah : Banyak anak drop-out karena tidak ada yang membantu
membiayai; lingkungan sekolah menjadi kotor karena siswa membuang sampah sembarangan
karena beranggapan bahwa itu adalah pekerjaan tukang sapu sekolah (cleaning service).
B. Teladan Yesus Yang Selalu Bersikap Peduli Terhadap Sesama :

Teks Kitab Suci = Luk 6:6-11:

 Kisah penyembuhan orang sakit pada hari sabath, mau menunjukkan sikap Kepedulian
Yesus pada sesama-Nya, terutama yang menderita (orang yang mati tangan kanannya)
 Walaupun banyak hambatan dan tantangan dari orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat,
namun Yesus tetap menyembuhkan orang sakit itu.

Rangkuman :
 Dalam keseluruhan hidup Yesus, orang-orang yang menderita mempunyai tempat
istimewa dalam hati-Nya, bahkan menjadi prioritas dan perhatian dalam seluruh
karya-karya-Nya.
 Yesus tidak pernah membiarkan seorangpun hidup menderita. Ia akan cepat
tersentuh dan pilu hati menyaksikan orang datang meminta bantuan. Bahkan tanpa
diminta pun, Yesus tergerak hati-Nya untuk membantu dan memberikan
pertolongan.
 Kepekaan dan kepeduliaan Yesus terhadap penderitaan sesama sedemikian besar,
karena: Ia selalu memandang dan mengasihi mereka sebagai Anak-anak Allah yang
bermartabat luhur. Maka, demi menolong dan mengembalikan martabat mereka,
Yesus berani meruntuhkan aturan / hukum yang mengekang kemanusiaan dan ke-
Ilahi-an.

C. Tokoh –tokoh Yang PeduliTerhadap Sesama Yang Menderita:

Gereja Katolik memiliki tokoh-tokoh yang memiliki kepedulian dengan sesama / orang-orang
yang menderita dan yang tersingkir dari masyarakat , seperti :
 Ibu Theresia dari Calcuta- India.
 Pater Damian dari Molokai.
 Romo Mangun Wijaya dari pinggiran kali Code-Yogyakarta
 Romo Sandyawan, SJ
 Dan lain-lain.

MP 3.1. KEBEBASAN ANAK-ANAK ALLAH :

A. Pengantar :

 Kebebasan Merupakan Anugerah istimewa dari Allah kepada manusia, selain Hati Nurani dan
Akal Budi.
 Banyak orang mengartikan Kebebasan sebagai terlepas dari ikatan tugas, aturan atau keinginan
orang lain. Pemahaman yang keliru / sempit ini, sering kali berpengaruh pula pada sikap kita
terhadap tugas, aturan dan orang lain.

B. Arti / Makna Kebebasan :

Kebebasan Dimengerti dalam 2 segi ,yakni :

1. Arti Negatif : Kebebasan berati:


 Bebas dari rasa lapar, sakit, siksaan (kebebasan jasmaniah )
 Bebas dari belajar, dari suatu permainan, dari suatu organisasi. (kebebasan
kehendak)
 Bebas dari rasa marah, tekanan orang lain, bebas dari kejahatan. (keb.moral)
2. Arti Positif:
Kebebasan berarti :
Hak seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang baik dan berguna, baik
untuk dirinya ,sesama dan Tuhan.
Misalnya ; Bebas berdoa,menolong, mengeluarkan pendapat; dsb.

C. Fungsi Kebebasan :
 Berkat Kebebasan yang dimilikinya, manusia tampil sebagai Ciptaan Allah yang Bermartabat
Luhur.
 Berkat Kebebasan yang dimilikinya, manusia dapat mengembangkan dirinya menuju
Kesempurnaan.

D. Kebebasan Dan Tanggung Jawab Terhadap Aturan :

 Bagaimanapun kebebasan yang kita miliki, tidak pernah bebas dalam arti yang sepenuhnya.
Kebebasan yang kita miliki selalu berhadapan dengan norma/ aturan yang berlaku, baik yang
dibuat sendiri maupun yang dibuat bersama.
 Oleh karena itu, kebebasan perlu dijalankan secara bertanggung jawab.
 Norma / Aturan bukan merupakan penghalang kebebasan, sebab: Norma / aturan berfungsi
untuk mengatur supaya kehidupan bersama berjalan dengan tertib.

B. Pandangan Kristiani Tentang Kebebasan :

 Teks Kitab Suci : - Luk 4 : 18 – 19


- Gal 5 : 1 , 13 – 15

 Kebebasan merupakan : Hal yang hakiki dalam hidup manusia. Itulah sebabnya,
Selama hidupNya, Yesus berupaya menegakkan Kebebasan.
Dan hal ini merupakan missi utama yg di emban oleh Yesus dari Bapa-Nya ( cfr.
Luk 4 : 18 – 19 ).
 Setiap Orang Kristen percaya bahwa : Berkat Pembabtisan, ia diangkat menjadi Anak-anak
Allah yang merdeka dan bebas. Ia menjadi pribadi yang bebas dari dosa, dari hukum yang
menghambat relasi antara manusia dan Allah, dan dari kematian kekal. Ia juga menjadi
pribadi yang bebas untuk mengasihi dan melayani Allah dan sesamanya.

 Pandangan Kristiani tentang Kebebasan mengandung 2 segi yaitu :


 Di satu pihak, manusia memang harus bebas dari hal-hal yang mengekang dan
menghambat seseorang untuk berkembang dan untuk mengaktualisasikan dirinya.
 Di lain pihak juga, manusia harus bebas untuk melakukan segala sesuatu yang baik dan
benar dalam upaya membawa dirinya menuju kesempurnaan.

 KEBEBASAN : Merupakan sarana manusia untuk makin mendekati Allah. Oleh


karena itu , kebebasan harus dijalankan sesuai dengan kehendak Allah sendiri.
Kebebasan Sejati, pada dasarnya merupakan : Kebebasan sebagai Anak-anak Allah
sebagaimana yang diwartakan oleh Yesus, yang dalam seluruh hidup-Nya berupaya
mendatangkan kebebasan bagi orang-orang yang dijumpai-Nya. (bdk. Luk. 4:18-19).
 Yang lebih istimewa dari perjuangan Yesus untuk menegakkan Kebebasan Sejati ialah
,bahwa : DIA bejuang membebaskan sesama-Nya sekalipun Ia kehilangan kebebasan-
Nya sendiri.
 Sebagai Murid murid Yesus, kita adalah orang-orang yang telah dibebaskan berkat
Sengasara, Wafat, dan Kebangkitan-Nya, yang Rahmat-Nya kita terima secara khusus
dalam Baptisan. Maka sudah saatnya kitapun membebaskan sesama, bukan sebaliknya,
menggunakan kebebasan yang sudah diberikan itu untuk hal-hal yang tidak berguna. (bdk.
Gal. 5:13).

MP.3.2. YESUS MEWARTAKAN SABDA BAHAGIA :

A. PAHAM DAN UKURAN “BAHAGIA” DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI :

 Hidup Bahagia merupakan tujuan semua orang. Tidak seorangpun yang tidak menginginkan
hidup bahagia. Tetapi makna kebahagian seseorang, sangat tergantumg pada ukuran
kebahagiaannya.
 Pemahaman makna dan ukuran kebahagiaan juga akan menentukan sikap orang tersebut
terhadap: waktu, materi, orang lain, bahkan sikapnya terhadap Allah.
 Orang yang mengukur kebahagian dari Kepemilikan Harta Kekayaan biasanya akan
melakukan apa saja agar dapat memperoleh harta tersebut. Ia akan menggunakan sebagian
besar waktu, tenaga dan pikirannya untuk mendapatkan harta yang diinginkannya ; bahkan
bila perlu ia menghancurkan orang lain dan tidak perduli terhadap keprihatinan sesama di
sekitarnya.
 Ada orang yang menganggap bahwa ukuran kebahagiaan adalah : PERSAUDARAAN.
Mereka tidak terlalu mengejar materi, namun yang penting baginya adalah = dapat saling
bertemu, dapat saling memperhatikan, merasa diterima orang lain, dll.
 Ada orang yang menganggap bahwa : ukuran kebahagiaan adalah; Mempunyai Kedudukan
Tinggi; dan mereka ini biasanya akan berusaha agar dapat memperoleh kedudukan itu.
Cara yang dipakai : - Menjilat atasan
- Menyingkirkan teman yang dianggap saingannya, dsb.

B. PENGERTIAN BAHAGIA MENURUT AJARAN YESUS BERDASARKAN PANDANGAN


KRISTIANI (Teks Kitab Suci; Mat 5:1-12):

 Tema “KEBAHAGIAN” merupakan salah satu ajaran yang menarik dalam pewartaan Yesus .
Dalam kesempatan “Kotbah Di Bukit”, Yesus memaklumkan Sabda Bahagia sebagaimana
tertulis dalam Injil Matius 5:1-12 .
 Apa yang dimaklumkan Yesus dalam Sabda Bahagia itu, dirasakan oleh banyak orang sebagai
suatu yang melawan arus. Contohnya :
 Banyak orang yang meyakini bahwa kebahagiaan dapat terpenuhi apabila : memiliki
harta kekayaan yang berlimpah; namun Yesus justru mengatakan “
Berbahagialah Yang Miskin”.(ayat 3).
 Banyak orang juga beranggapan bahwa hidup itu bahagia bila dapat menikmati berbagai
kesenangan dan sukaria; tetapi Yesus mengatakan; “Berbahagialah orang yang
Berduka Cita.”(ayat 4).
Kedua contoh di atas mau memperlihatkan pandangan Yesus yang sangat berbeda dengan
pandangan dari orang-orang kebanyakan pada zaman-Nya.
 Sabda Bahagia merupakan salah satu pengajaran khusus yang ditujukan kepada para murid Yesus
pada awal karya-Nya.
 Maksud Yesus dengan SABDA BAHAGIANYA,Yaitu :
1. Yesus ingin menyiapkan para murid-Nya untuk Tugas Perutusan = Mewartakan Khabar
Gembira Keselamatan kepada dunia sebagaimana yang dikehendaki Allah .
2. Sabda Bahagia mempunyai nilai ; “ESKATOLOGIS” (berkaitan dengan akhir zaman ).
Nilai-nilai dalam Sabda Bahagia merupakan tuntutan atau prasyarat bagi semua orang yang
ingin masuk dalam Kerajaan Surga.
3. Sabda Bahagia merupakan Hukum Baru untuk menggantikan Hukum Lama. Dalam Hukum
Lama, relasi antar Manusia dgn Allah didasarkan pada Kewajiban yang dilaksanakan tanpa
cinta kasih; diganti dengan Hukum Baru yaitu “HUKUM KASIH”.
 Penjelasan kata-kata Kunci Sabda Bahagia :

1. Miskin di Hadapan Allah :(ayat 3):


Orang yang memiliki sikap Percaya secara mutlak dan berserah kepada Allah, dan
bukan mengandalkan kekuatan hidup atas kekayaan / kekuasaan / prestise, dsb.
2. Berduka Cita : (ayat 4);
Yang dimaksud disini bukan orang yang menangis karena tersinggung, dimarahi,
diejek, kecewa, putus asa, patah hati; melainkan orang yang berduka cita (orang yang
dalam penderitaanya tetap sabar dan tabah )
3. Lemah Lembut (ayat 5):
Orang yang dengan Rendah Hati, yang tidak mengumpat dan mengancam orang lain,
tidak bereaksi keras bila dihina dan dilukai perasaannya.
4. Lapar dan Haus akan Kebenaran: (ayat 6):
Orang yang lebih mengutamakan Kebutuhan Rohani demi terwujudnya Pemerintahan /
Kerajaan Allah.
5. Murah Hati (ayat 7):
Murah Hati berarti : Suka mengampuni, sebagaimana Allah juga Murah Hati dan
senantiasa Mengampuni.
6. Suci Hati :( ayat 8):
Orang yang Suci Hatinya adalah: Orang yang dalam hidupnya mencintai dan
mengabdi serta menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah tanpa syarat.
7. Membawa Damai (ayat 9):
Orang yang Membawa Damai, adalah : Orang yang bekerja untuk meningkatkan atau
menciptakan Kesatuan, Kerukunan dan Cinta Kasih serta Persaudaraan Sejati antar
manusia.
8. Dianiaya Oleh Sebab Kebenaran (ayat 10):
Orang Kristen diajak untuk memperjuangkan kebenaran, sekalipun mereka mendapat
berbagai penganiayaan.
9. Karena Aku Kamu Dicela dan Dianiaya ; (ayat 11):
Orang Kristen diajak untuk selau setia kepada Kristus sekalipun mereka mendapat
berbagai celaan dan penganiayaan, sebagai bukti bahwa mereka mencintai-Nya.
 Kesimpulan ;
 Yesus menyampaikan Sabda Bahagia dalam kaitannya dengan Surga. Maka ukuran yang
dipakai bukan terutama ukuran manusia, melainkan ukuran dari Allah sendiri.
 Seringkali ukuran Bahagia bagi Allah berbeda dengan ukuran yang dipakai oleh manusia.
Oleh karena itu,bagi manusia Sabda Bahagia itu seolah- olah tidak masuk akal, bahkan
bertentangan dengan kebiasaan manusia umumnya; Misalnya : Tidak ada seorangpun
yang hidup miskin, tetapi Allah menuntut kita untuk bersikap miskin. Semua orang ingin
hidupnya penuh sukaria, tetapi Allah mengatakan Berbahagialah orang yang berduka
cita, dsbnya.

.MP.3.3. KASIH YANG TIDAK MEMBEDAKAN :

A. ARTI CINTA TANPA PENGKOTAKAN :


 Mencintai sesama tanpa pandang bulu.
 Mencintai dengan ikhlas dan tulus tanpa pamrih.
 Mencintai orang lain yang tidak seagama, yang memusuhinya, yang berbeda
pandangan, ataupun yang tidak menuruti / memenuhi keinginannya.

B. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PRAKTEK CINTA YANG TERKOTAK-KOTAK


Antara Lain :

1. Faktor Hubungan Darah / suku / ras.


2. Faktor Ekonomi : ingin membalas kebaikan dari orang lain.
3. Faktor Psikologis ; mencintai sesama berdasarkan alasan/ motifasi tertentu.yani;
membalas jasa orang lain.
4. Faktor Agama : mencintai seseorang karena seagama.

C. PANDANGAN KRISTIANI TENTANG CINTA YANG UNIVERSAL :

 Teks : Luk. 10 : 25 – 37 :

 Yesus sendiri hidup dalam suasana masyarakat Yahudi, dimana cinta yang terkotak-kotak
masih dipraktekkan. Cinta diukur berdasarkan hal-hal yang sifatnya dangkal, misalnya ;
sedarah; seagama; segolongan; sepaham, status sosial yang tinggi, yang tidak mengkritik
pandangannya, dll.
 Contoh dalam Kitab Suci : Kisah Zakheus ,orang-orang yang sakit, orang berdosa,
perempuan yang kedapatan berbuat zinah, Lewi pemungut cukai, dll. Mereka dibenci oleh
banyak orang, terutama oleh para pemimpin agama karena dianggap berbeda dengan mereka.
 Situasi tersebut diatas sangat memprihatinkan. Yesus ternyata amat mencintai mereka;
buktinya :

 Yesus makan bersama dengan Zakheus di rumahnya sehingga akhirnya Zakheus


bertobat.
 Yesus menyembuhkan orang sakit, bukan menjauhi dan mengutuknya sebagai orang
yang dikutuk Allah.
 Yesus mengampuni orang Berdosa dan Perempuan yang berzinah sehingga
merekapun bertobat.
 Yesus menyelamatkan semua orang dengan mencintai mereka tanpa pandang bulu.
 Yesus tidak mengenal cinta yang terkotak-kotak.

 Apa yang melatarbelakangi Sikap Yesus itu ? :

o Yesus melihat bahwa : pada hakikatnya cinta itu sendiri selalu terarah pada orang
lain. Maksudnya : kalau kita mencintai orang lain, sesungguhnya kita harus berusaha
bagaimana orang yang dicintai itu bahagia. Cinta semacam itulah yang disebut
“CINTA SEJATI”.
o Cinta sejati : Mengandaikan adanya Keberanian seorang untuk Berkorban. Hal ini
telah diperlihatkan oleh Yesus sendiri, dimana Yesus sangat mencintai manusia
sehingga Rela Mengorbankan Diri-Nya.
o Cinta Sejati bukanlah monopoli agama tertentu atau bangsa tertentu, cinta sejati dapat
dimiliki oleh semua orang. Hal ini dapat dikembangkan apabila : Orang sadar bahwa
dirinya telah dicintai Allah dan Allah mencintai semua orang tanpa pandang bulu.
Maka,sebagai anak-anakNYA,semua orang dipanggil untuk menjadi
“DUTA ALLAH’ dalam menebarkan Cinta Sejati kepada semua
orang.

MP.3.4.MEMBANGUN DIRI SETURUT TELADAN YESUS

Remaja pada umumnya memiliki tokoh yang diidolakan dalam hidupnya. Pada
umumnya tokoh idola mereka adalah orang-orang yang terkenal, rupawan, dan berprestasi.
Dengan memiliki tokoh idola, dapat menjadikan tokoh idolanya sebagai acuan dalam
kehidupannya. Tokoh idola dapat menjadi semacam inspirasi, motiasi dan pendorong
semangat dalam setiap segi kehidaupan para remaja.
Yesus telah dan terus memberi pengaruh begitu mendalam dalam diri para pengikut-
Nya. Mereka yakin bahwa tidak mungkin ada orang lain yang sama atau lebih besar dari pada-
Nya. Bahkan Musa atau Elia tidak (Mrk 9: 2 – 8), Abraham juga tidak (Yoh 8:58). Tidak perlu
lagi “menantikan seorang lain” (Mat 11:3). Yesus adalah penggenapan setiap janji dan nubuat.
Kalau ada yang harus diangkat menjadi Mesias, Raja, Tuhan, Anak Allah, tidak ada
kemungkinan lain kecuali Yesus (Kis 2:36; Rom 1:4; Wahy 17:14; 19:16) Yesus adalah
terobosan sejarah manusia. Kata-kata-Nya adalah sabda Allah. Roh-Nya adalah Roh Allah.
Perasaan-Nya adalah perasaan Allah. Pada zaman ini percaya kepada Yesus berarti setuju
dengan yang telah dikatakan mengenai diri-Nya. Jika Percaya kepada Yesus berarti percaya
bahwa Dialah Allah kita.

TERIMA KASIH

@@@@@@@@@ANGELINA BAHY@@@@@@@@@@@

Anda mungkin juga menyukai