Anda di halaman 1dari 2

KASIH SEORANG SAHABAT

Setiap manusia dalam hidupnya memerlukan orang lain, oleh karena itulah mereka
disebut makhluk sosial. Kalian juga pasti memerlukan orang lain untuk tempat
berbagi cerita, pengalaman, untuk meminta nasehat, dan lain-lain. Sejak kecil kita
sudah mempunyai sahabat dan belajar untuk bersahabat. Seseorang yang disebut
sahabat itulah yang akan mengisi hidup kita, memperhatikan dan memberi nasehat
kepada kita.

Berbagai persahabatan dapat kita lihat dalam Alkitab. Salah satu persahabatan yang
terkenal misalnya persahabatan antara Daud dengan Yonatan, anak Raja Saul.
Persahabatan seperti ini amat mengharukan dan patut menjadi contoh bagi kita semua.
Dalam segala kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, Yonatan tidaklah menjadi
sombong. Kasih telah mengikat hatinya dengan hati Daud, sehingga ia membela Daud
dan rela berkorban untuknya. Berulang kali dikatakan dalam Alkitab bahwa Yonatan
mengasihi Daud seperti ia mengasihi dirinya sendiri.

"Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa
Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri."
1 Samuel 18:1

Hal ini sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam Perjanjian
Baru (Yoh 13:34-35). Kasih yang mendalam diantara mereka membuat Yonatan
bersedia menanggung resiko yang besar. Ia bahkan membela Daud dan bukan
membela ayahnya. Jubah, pakaian perang, panah, ikat pinggang yang menjadi
lambang kekuasaan seorang pangeran diberikannya kepada Daud. Resiko untuk diusir
atau dibunuh oleh Saul dipikul oleh Yonatan karena besarnya kasih diantara mereka. 

Apabila seseorang mengasihi sahabatnya, maka ia tidak akan berbuat sesuatu yang
merugikan sahabatnya. Ia malah memberikan sesuatu, memikirkan sesuatu yang
terbaik untuk sahabatnya. Kasih persaudaraan disebut juga kasih Philia. 

Dalam Amsal 17:17 dikatakan demikian:


"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam
kesukaran."

Sahabat yang baik tidak akan menjerumuskan temannya pada tindakan yang salah
atau meninggalkannya pada saat kesukaran datang. Justru pada saat seperti itulah kita
membutuhkan nasehat, dukungan, penghiburan, dari sahabat-sahabat kita. Kesusahan
bagaikan alat penguji besarnya kasih seorang sahabat. Melalui kesukaran, kita dapat
melihat kesetiaan sahabat kita.

Bagaimana cara membina persahabatan yang telah ada? Biasanya banyak orang yang
meninggalkan sahabatnya karena kesibukan  belajar/bekerja, jarak yang terlalu jauh
sehingga kesempatan untuk bertemu semakin sedikit, bahkan ada juga karena sahabat
kita telah memiliki pasangan hidup. Membina persahabatan tidaklah mudah. Untuk
membina persahabatan diperlukan usaha dari kedua belah pihak, antara lain
menyisihkan waktu untuk berkomunikasi (melalui surat, telepon, tatap muka, email,
dll), kerelaan untuk berkorban bagi sahabat (uang, waktu, hobby, dll).
Sahabat yang baik tidak hanya berdiri di pihak kita dan membenarkan segala tindakan
kita, tetapi akan memberi teguran juga apabila kita melakukan hal yang salah. Ia tidak
menutupi kesalahan temannya, melainkan menunjukkan jalan yang benar (1 Kor 13). 

Dalam suatu persahabatan tidak mustahil akan terjadi pertengkaran atau perbedaan
pendapat karena latar belakang kehidupan yang membentuk kita selama bertahun-
tahun pun berbeda dengan orang lain. Setiap manusia memang memiliki karakter
yang berbeda dan unik. Hal ini wajar dan malah dapat membangun diri kita sendiri.
Bersahabat secara positif akan memperluas cakrawala pengetahuan kita, membuat kita
makin dewasa dalam hidup kita. Dengan perbedaan pendapat kita diajar untuk
menghargai pendapat orang lain, untuk menerima kekurangan dan kelebihan sahabat
kita.

Marilah kita mulai belajar untuk mengasihi sahabat kita, untuk mengerti dan
menerima dia apa adanya, untuk saling menegur dan menasehati seperti yang
diajarkan Tuhan Yesus kepada kita. Janganlah ragu untuk memberikan perhatian-
perhatian kecil kepada sahabatmu baik dalam kehidupan sehari-hari atau pada saat
terjadinya peristiwa penting dalam hidupnya baik yang menggembirakan (misalnya
pada saat ia berulang-tahun, pada hari Valentine, hari Natal, dll) maupun pada saat ia
mengalami kesedihan yang mendalam (misalnya saat ia gagal dalam studi,
orangtuanya meninggal, putus dengan pacar, dll). 

Persahabatan antara kita, anak-anak Tuhan, adalah yang terindah dari semua
persahabatan karena didalamnya ada pengampunan Tuhan Yesus, ada kasih seperti
kasih yang telah diberikan Tuhan Yesus di atas kayu salib.

"Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi
kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." Yoh 15:12-13

Anda mungkin juga menyukai