I. 5 Prinsip Dasar
a. Principles of Ethics and Code of Professional Conduct of the American Dental Association
(ADA)
i. Patient Autonomy/self governance
1. Dokter gigi mempunyai kewajiban untuk menghormati hak pasien
dalam self determination (nasib sendiri) dan confidentiality (rahasia
pasien) pasien dilibatkan dalam pemilihan rencana perawatan
dengan pertimbangan kebutuhan pasien, keinginan, kemampuan, dan
menjaga privasi
2. Patient involvement
a. Informasikan ke pasien rencana perawatan yang akan dilakukan
ke pasien
3. Patient record
a. Wajib untuk menjaga kerahasiaan rekam medis pasien
b. Advisory opinions
i. Furnishing copies of records
1. Etis atas permintaan pasien atas rekam
medisnya
ii. Confidentiality dari rekam medis
1. Harus minta izin pasien jika pasien menolak,
dokter gigi yang merawat harus memikirkan
untuk mendapatkan nasihat hokum mengenai
penghentian hubungan dokter gigi-pasien
b. Non maleficence/do no harm
i. Konsep dari prinsip ini adalah melindungi pasien dari bahaya
ii. Dari prinsip garis besar :
1. Menjaga dan memperbaharui pengetahuan
2. Mengetahui limit diri
3. Merujuk
4. Mengetahui dalam keadaan tertentu, delegasi untuk patient-care
iii. Kode Perilaku Profesional
1. Edukasi
a. Hak istimewa dokter gigi untuk mendapat status professional
terutama pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.
2. Konsul dan rujukan
a. Dokter gigi wajib berkonsultasi dengan bantuan yang memiliki
keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman khusus sesuai
kebutuhan pasien
b. Setelah perawatan rujukan selesai, pasien harus dikembalikan
kecuali pasien mengungkapkan preferensi yang berbeda
c. Spesialis wajib untuk memberi tahu pasien jika ada perawatan
lebih lanjut.
d. Pendapat kedua tentang diagnosis dan rencana perawatan
terhadap pasien yang direkomendasikan.
3. Penggunaan personel pembantu
a. Melindungi kesehatan pasien dengan memberikan tugas kepada
porsenel membantu yang memenuhi syarat
4. Penurunan pribadi
a. Hal yang tidak etis bagi dokter gigi jika menggunakan zat
merusak atau menurunkan kemampuan praktik
b. Jika ada rekannya melakukan praktik yang tidak sesuai
tanggungjawab untuk melaporkan bukti tersebut
c. Kemampuan untuk praktik
i. Dokter gigi yang mengidap satu penyakit atau jadi
terganggu dengan cara apapun yang dapat
membahayakan pasien atau staf dokter gigi dengan
konsultasi dan saran
ii. Dokter gigi tersebut harus memantau penyakit atau
gangguan yang dialami dan membuat Batasan
5. Post exposure, bloodborne pathogens
a. Semua dokter gigi harus terlepas dari status bloodborne
pathogen kewajiban etis untuk memberi informasi kepada
tiap pasen kemungkinan terpapar darah atau bahan berpotensi
menular lainnya di tempat praktik
b. Untuk kebutuhan evaluasi dan tindak lanjut pasca paparan
pasien harus segera dirujuk ke praktisi kesehatan yang
berkualitas
c. Jika terjadi perluasan insiden paparan:
i. Dokter gigi tenaga ahli yang mengevaluasi (jika
dokter gigi adalah perseorangan)
ii. Tenaga ahli yang mengajukan pengujian yang akan
membantu dalam evaluasi pasien
iii. Jika anggota staf/orang ketiga lainnya adalah source
individual, dokter gigi harus mendorong orang tersebut
untuk bekerja sama sesuai kebutuhan evaluasi pasien
6. Pengabdian pasien
a. Ketika dokter gigi sedang melakukan perawatan, dokter gigi
tidak boleh memberhentikan perawatan tanpa memberi
pemberitahuan pada pasien dan kesempatan untuk mendapat
layanan dari dokter gigi lain
b. Proses perawatan dipastikan tidak akan mengancam kesehatan
mulut pasien
7. Hubungan personal dengan pasien
a. Menghindari hubungan interpersonal yang dapat mengganggu
penilaian professional mereka atau merusak kepercayaan
pasien
b.
iv. Kewajiban dokter gigi terhadap pasien
1. Bab I Kewajiban Umum
a. Pasal 7 : Dokter Gigi di Indonesia berkewajiban untuk mencegah
terjadinya infeksi silang yang membahayakan pasien, staf dan
masyarakat.
2. Bab II Kewajiban Dokter Gigi Terhadap Pasien
a. Pasal 11 : Dokter gigi di Indonesia wajib melindungi pasien dari
kerugian
i. Ayat 1 : Dalam meberikan pelayanan dokter gigi di
Indonesia wajib bertindak efisien, efektif, dan
berkualitas, sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan
pasien
ii. Ayat 2 : dalam hal ketidakmampuan melakukan
pemeriksaan atau pengobatan, dokter gigi wajib
merujuk pasien kepada dokter gigi/professional lainnya
dengan kompetensi yang sesuai
iii. Ayat 3 : dokter gigi di Indonesia yang menerima pasien
rujukan wajib mengembalikan kepada pengirim disertai
informasi tindakan yang telah dilakukan berikut
pendapat dan saran secara tertulis dalam amplop
tertutup
iv. Ayat 4 : dokter gigi di Indonesia wajib memberikan ijin
kepada pasien yang ingin melanjutkannya
perawatannya ke dokter gigi lain dengan menyertakan
surat rujukan berisikan rencana perawatan, perawatan,
atau pengobatan yang telah dilakukan, dilengkapi
dengan data lainnya sesuai kebutuhan.
b. Pasal 12 : dokter gigi di Indonesia wajib mengutamakan
kepentingan pasien
i. Ayat 1 : dokter gigi di Indonesia dalam melayani pasien
harus selalu mengedepankan ibadah dan tidak semata
mata mencari materi
ii. Ayat 2 : dokter gigi di Indonesia wajib memberikan
pertolongan darurat dalam batas-batas kemampuannya
sebagai suatu tugas kemanusiaan, kecuali bila ia yakin
ada orang lain yang lebih mampu melakukannya
iii. Ayat 3 : dokter gigi di Indonesia wajib mendahulukan
pasien yang datang dalam keadaan darurat
iv. Ayat 4 : dokter gigi di Indonesia wajib memberitahukan
pasien bagaimana cara memperoleh pertolongan bila
terjadi situasi darurat.
c. Pasal 13 : dokter gigi Indonesia wajib memperlakukan pasien
secara adil
i. Ayat 1 : dokter gigi di Indonesia tidak boleh menolak
pasien yang datang ke tempat praktiknya berdasarkan
pertimbangan status sosial-ekonomi, ras, agama, warna
kulit, jenis kelamin, kebangsaan, penyakit, dan kelainan
tertentu
ii. Ayat 2 : dokter gigi di Indonesia tidak dibenarkan
menuntut imbalan jasa atas kecelakaan/kelalaian
perawatan yang dilakukannya
d. Pasal 17 : dokter gigi di Indonesia, dapat menolong pasien
dalam keadaan darurat dan sedang dirawat oleh dokte lain,
selanjutnya pasien harus dikembalikan pada dokter gigi semula,
kecuali kalau pasien menyatakan pilihan lain.
3. Bab III Kewajiban Dokter Gigi Terhadap Teman Sejawat
a. Pasal 15 : Dokter Gigi di Indonesia harus memperlakukan teman
sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
i. Ayat 1 : Dokter Gigi di Indonesia wajib memelihara
hubungan baik dengan teman sejawat, baik dalam
kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan profesi.
Pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh
hendaknya diinformasikan kepada teman sejawat yang
lain.
ii. Ayat 2 : Sopan santun dan saling menghargai sesama
teman sejawat harus selalu diutamakan.Pembicaraan
mengenai teman sejawat yang menyangkut pribadi atau
dalam memberi perawatan harus disikapi secara benar,
informatif dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa
menyalahkan pihak lain
c. Beneficence / do good
i. Dokter gigi punya tuhas untuk meningkatkan kesejahteraan pasien Berbuat
baik
ii. Konsep beneficence
1. Bertindak demi kepentingan orang lain (Kode Etik Kedokteran Gigi Pasal
12)
2. Kewajiban
a. Pelayan pasien dan masyarakat luas pemberian perawatan
gigi yang kompeten dan tepat waktu
3. Pertimbangan etis melakukan perawatan fee-for-service, managed care
iii. Kode perilaku
1. Pelayanan masyarakat meningkatkan kesehatan gigi masyarakat
2. Pegawai pemerintah menjadikan diri sebagai bagian dari masyarakat
professional dan mematuhi peraturan etik
3. Penelitian dan pengembangan membuat hasil dan manfaat dari
upaya investigasi mereka yang tersedia bagi semua orang
4. Paten dan hak cipta
5. Penyalahgunaan dan kelalaian
iv. Opini nasihat
1. Melaporkan pelecehan dan pengabaian
2. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan
3. Perilaku mengganggu di tempat kerja
v. Kriteria beneficence
1. Mengutamakan altruism (berbuat tanpa pamrih, rela berkorban untuk
kepentingan orang lain)
2. Mengusahakan kebaikan lebih banyak dari keuntungannya
3. Maksimalisasi kepuasan dan kebahagiaan pasien
4. Meminimalisasi akibat buruk
5. Kewajiban menolong pasien kegawatdaruratan
6. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
7. Memberikan obat berkhasiat tapi murah.
d. Justice/fairness
i. Konsep dimana seorang professional memiliki kewajiban untuk bersikap adil
dalam berusan dengan pasien, kolega, dan masyarakat
ii. Pemilihan pasien
1. Tidak boleh menolak/memilih-milih dengan faktor-faktor berikut :
a. Ras
b. Kepercayaan
c. Warna kulit
d. Jenis kelamin
e. Asal-usul kebangsaan
2. Code of professional conduct
a. Wajib memberikan perawatan kepada mereka yang
membutuhkan
b. Keputusna untuk tidak memberikan perawatan kepada individu
tertentu karena individu tersebut terinfeksi HIV, hepatits B/C,
atau patogen darah lainnya
c. Keputusan mengenai jenis perawatan gigi yang
diberikan/rujukan yang dibuat/disarankan harus dilakukan atas
dasar yang sama seperti yang dilakukan pada pasien lain
d. Seperti halnya dengan semua pasien, dokter gigi individu harus
menentukan apakah dia memerlukan keterampilan,
pengetahuan, peralatan atau pengalaman orang lain.
e. Dokter gigi juga harus menentukan, setelah berkonsultasi
dengan dokter pasien, jika sesuai, jika status kesehatan pasien
akan dikompromikan secara signifikan dengan pemberian
perawatan gigi.
iii. Pelayanan darurat
1. Code of professional conduct
a. Dokter gigi wajib membuat pengaturan yang logis untuk
pelayanan darurat dalam merawat pasien yang sudah pada
record.
b. Dokter gigi juga wajib membuat pengaturan yang logis saat
dikonsultasikan dalam keadaan darurat oleh pasien yang tidak
tercatat dalam record.
c. Jika perawatan dilakukan oleh dokter gigi, setelah
menyelesaikan perawatan, memiliki kewajiban untuk
mengembalikan pasien ke dokter gigi pasien semula kecuali
permintaan pasien tidak menginginkannya lagi.