1
EPIDEMIOLOGI
ORAL
PBL 4
Definisi, Ruang Lingkup,
dan Tujuan Epidemiologi
Konsep Sakit, Faktor
Penyebab Penyakit dan yang
Mempengaruhi Kesehatan,
Proses Perjalanan dan Sistem
Klasifikasi Penyakit
Demos: Penduduk
EPIDEMIOLOGI
Epi: Pada Logos: Ilmu
Studi tentang distribusi dan determinan/faktor yang menentukan kejadian/keadaan berkaitan dengan
kesehatan pada suatu populasi tertentu dan aplikasi dari ilmu ini untuk mencegah dan
mengendalikan masalah kesehatan
EPIDEMIOLOGI ORAL
Studi distribusi dan determinan status kesehatan oral atau
kejadian pada populasi tertentu, dan aplikasi studi ini adalah untuk mengontrol
masalah kesehatan oral
RUANG LINGKUP
EPIDEMIOLOGI
Populasi yang telah ditentukan.
Populasi yang digunakan dalam epidemiologi dipilih dari daerah/ negara tertentu pada waktu yang
telah ditentukan pula
Mencari etiologi penyakit
Menentukan perluasan penyakit
Enabling/disabling factors
• Pendapatam >>, nutrisi buruk, lingkungan tinggal buruk, perawatan kesehatan kurang
memadai
Precipitating factors
• Paparan agen spesifik dapat dikaitkan dengan onset penyakit
Reinforcing factors
• Paparan berulang, kondisi lingkungan, bekerja terlalu keras
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESEHATAN
keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial.
“Environment of
Health”
“Force Field and Well-
Being Paradigms of
Health”
belum menimbulkan belum sampai ada dan tanda penyakit. sembuh dengan
Communicable diseases
Penyakit yang dapat tertular dari satu individu ke individu lainnya, atau bahkan dari binatang ke manusia,
sifatnya dideskripsikan dengan istilah infectious dan contagious (menular).
Penyebarannya dapat melalui virus dan bakteri di udara, serta dapat juga melalui darah dan cairan tubuh.
AWI
Konsep Dasar
Screening, Survey-
surveillance dan
Sensus
Konsep Dasar Screening,
Survey-surveillance dan Sensus
Muhammad Hanif Munandar
1506724045
Screening pada manusia dilakukan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya penyakit atau
faktor risiko penimbul penyakit
Screening Menguntungkan berpotensi memberikan
hasil berupa pencegahan sekunder melalui
deteksi dan tindakan awal
Sebuah proses yang menggunakan berbagai macam uji
pada skala besar untuk mengidentifikasi keberadaan
penyakit pada orang-orang yang tampak sehat.
Screening:
Lead time
Length bias
Kriteria Uji screening
2. Attack Rate (AR): Attack rate adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu saat dibandingkan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit pada saat yang sama. Angka ini dibutuhkan untuk mengetahui derajat
penyerangan suatu penyakit dalam populasi tersebut.
3. Densitas Insidens (Hazard rate, incidence density rate, person-time incidence):
Insidensi density digunakan untuk mengukur kecepatan terjadinya suatu kasus
baru dalam populasi.
PREVALENSI
•Prevalensi adalah frekuensi kasus yang menggunakan pengukuran epidemiologis
tentang seberapa sering penyakit atau kondisi terjadi pada suatu populasi.
•Prevalensi mengukur seberapa banyak penyakit atau kondisi yang terjadi pada titik
waktu tertentu.
PREVALENSI
Terdapat beberapa faktor dalam penentuan prevalensi :
•Tingkat keparahan dari penyakit: apabila perkembangan suatu penyakit terjadi pada
waktu yang singkat maka prevalensinya akan menurun.
•Lamanya waktu/durasi suatu penyakit: apabila durasinya terjadi lebih lama maka
akan menunjukkan prevalensi yang tinggi
•Jumlah kasus baru: mudahnya perkembangan suatu penyakit menjadikan prevalensi
semakin meningkat.
PERBEDAAN INSIDENSI DAN
PREVALENSI
Insidensi Prevalensi
Numerator jumlah kasus penyakit baru yang terjadi jumlah kasus penyakit yang ada pada titik
selama periode waktu yang spesifik waktu
Denominator populasi yang berisiko populasi yang berisiko
Focus • kejadian merupakan kasus baru • ada atau tidak adanya sebuah penyakit
• waktu kejadian penyakit • Periode waktu yang berubah-ubah
Kegunaan • menggambarkan risiko menjadi • memperkirakan kemungkinn populasi
penyakit terkena penyakit pada periode dalam studi.
• pengukuran utama penyakit atau • Tidak menunjukkan kausal dari suatu
kondisi akut tetapi juga digunakan untuk terjadinya penyakit.
penyakit kronis. • Lebih disukai untuk studi utilisasi
• lebih berguna untuk studi mengenai pelayanan kesehatan
penyebab kejadian penyakit
tidak bergantung pada durasi rata-rata bergantung pada durasi rata-rata lama
lama penyakit penyakit
MORTALITAS DAN
MORBIDITAS
•Mortalitas dan morbiditas merupakan salah satu indikator status kesehatan suatu
populasi.
•Kematian merupakan kejadian yang unik dan universal.
•Usia dan penyebab kematian menyediakan gambaran status kesehatan.
MORTALITAS
•Mortalitas merupakan istilah lain untuk kematian.
•Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
•Rata-rata kematian untuk seluruh kematian atau penyebab spesifik kematian dihitung
dengan cara berikut:
•Maternal Mortality Rate: kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan atau
komplikasi saat melahirkan.
•Angka Kematian Orang Dewasa: kematian pada usia 15-60 tahun per 1000 populasi.
Angka kematian orang dewasa membantu untuk menganalisa kesenjangan ksehatan
antarnegara pada penduduk usia kerja atau usia produktif.
•Angka harapan hidup merupakan cara mengukur status kesehatan sebuah populasi.
Angka harapan hidup didapatkan dengan cara rata-rata jumlah umur dari seseorang
yang diharapkan untuk hidup jika angka mortalitas terbaru berlanjut.
MORBIDITAS
•Morbiditas adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk.
•Morbiditas adalah kondisi seseorang dikatakan sakit apabila terdapat keluhan kesehatan yang
dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari seperti tidak dapat bekerja, mengurus rumah tangga
dan kegiatan normal yang lain.
•Morbiditas dapat membantu dalam memberikan alasan yang lebih jelas terhadap “trend”
mortalitas.
•Perubahan dalam rata rata kematian bisa disebabkan oleh adanya perubahan rata rata morbiditas
atau perubahan padacase-fatality. Sumber data morbiditas:
• Data rumah sakit
• Konsultasi pelayanan kesehatan primer
• Pelayanan spesialis
• Register of disease events (seperti cacncer dan kelainan kongenital)
RATIO
•Merupakan pecahan yang penyebut dan pembilangnya berbeda satu sama lain
•Contohnya : Relative Risk atau Odds Ratio
•Odds ratio digunakan untuk studi case-control dalam melihat hubungan antara paparan dan
suatu penyakit.
•Rumus Odds Ratio
INDEKS PENILAIAN STATUS
KESGIMUL
•DMFT/S
•Significant Caries Index (SIC)
•PUFA
•Silness Loe Index
•Oral Hygiene Index Simplified (OHIS)
•Patient Hygiene Performance (PHP)
•Indeks Periodontal Komunitas (CPI)
DMFT/S
Indeks DMFT/S dapat menjelaskan prevalensi karies, melalui data numerik yang di
dapat dari menghitung jumlah Decayed (D), Missing (M), Filling (F).
Komponen
•Decayed (D) : gigi dengan karies, tambalan dengan karies rekuren, sisa akar, tambalan
rusak karena karies, tambalan sementara, permukaan gigi yang ditambal dengan
permukaan lainnya berlubang
•Misssing (M) : gigi yang hilang karena karies. Yang tidak termasuk gigi hilang karena :
• Ekstraksi gigi karena ortho, impaksi, penyakit periodontal
• Gigi yang tidak erupsi
• Hilang kongenital
• Avulsi gigi karena trauma atau kecelakaan
Filling (F) : gigi yang ditambal karena karies, tambalan tidak ada karies sekunder
tanpa karies primer pada permukaan lainnya. SERTA, gigi dengan mahkota karena
karies. Yang tidak termasuk restorasi karena :
•Trauma atau fraktur
•Hipoplasia
•Abutment
•PSA karena trauma
•Fissure sealant
•Tambalan preventif
ATURAN PERHITUNGAN DMFT
1. Nilai D/ decayed : pada setiap gigi yang terdapat karies diberi nilai 1 dan gigi
yang sehat diberi nilai 0
2. Nilai M/ missing : pada setiap gigi yang hilang diberi nilai 1 dan gigi yang sehat
diberi nilai 0
3. Nilai F/ filling : pada setiap gigi yang ditambal diberi nilai 1
4. Setiap gigi tidak boleh diberi nilai lebih dari satu untuk D, M, F
5. Skor maksimal adalah 32
ATURAN PERHITUNGAN DMFS
1. Setiap gigi dihitung berdasarkan jumlah permukaan yang ada yaitu gigi anterior 4 permukaan dan gigi posterior 5
permukaan
2. Nilai D pada tiap gigi ditentukan sesuai luas keterlibatan karies pada gigi tersebut, contohnya bila karies pada
permukaan labil dan distal pada gigi 11 maka nilai D nya adalah 2
3. Nilai M disesuaikan dengan jumlah permukaan gigi yang hilang, contohnya bila gigi 11 hilang maka nilai M nya
adalah 4
4. Nilai F juga disesuaikan dengan jumlah permukaan gigi
5. Skor maksimal untuk 28 gigi adalah 128
• 12 gigi anterior (12 x 4 = 48)
• 16 gigi posterior (16 x 5 = 80)
6. Skor maksimal untuk 32 gigi adalah 148 (molar terakhir terlibat)
• 12 gigi anterior (12 x 4 = 48)
• 16 gigi posterior ( 20 x 5 = 100)
•Pada gigi sulung memiliki prinsip yang sama, hanya berbeda pada penulisannya
ditulis dengan hurus kecil (dmft/s). Skor maksimal untuk dmft = 20 dan dmfs = 88
•Rumus perhitungan DMFT/S perindividu didapat dengan: DMFT/S individu = D +
M+F
•Rumus perhitungan DMFT/S untuk populasi didapat dengan :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑀𝐹𝑇 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
KATEGORI SKOR DMFT
MENURUT WHO
Significant Caries Index
• Merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur kelompok dengan
nilai karies yang tinggi dalam suatu populasi.
• Cara menghitung SiC:
• Individu dikelompokkan berdasarkan nilai DMFT
• Pilih populasi dari 1/3 dengan nilai tertinggi
• Rata-rata dari DMFT pada 1/3 populasi tersebut merupakan nilai SiC
• Cara menghitung
PUFA
• PUFA adalah indeks yang digunakan untuk menilai keadaan rongga
mulut yang diakibatkan karies tak terawat. PUFA/pufa adalah hal yang
sama hanya saja membedakan gigi sulung dan permanen.
• P/p = Terbukanya ruang pulpa di bagian koronal karena adanya karies
dan hanya tersisa akar. Tidak perlu dilakukan probing untuk
menentukan (gambar a, b)
• U/u = Ulserasi akibat trauma terhadap potongan tajam dari gigi
dengan karies hingga pulpa atau sisa akar (Gambar C & D)
• F/f = Fistula dicatat ketika terdapat sinus tract yang mengalirkan pus
yang berhubugan dengan gigi dengan karies yang mencapai pulpa
(Gambar E & F)
• A/a = Abses yang dinilai ketika terdapat pembengkakan yang
mengandung pus pada gigi karies mencapai pulpa (Gambar G & H)
• Skor diberikan pada PUFA sebesar 1 per gigi yang terlibat.
• Indeks PUFA dihitung dengan cara yang sama seperti DMFT. Skor
maksimal adalah 32 untuk gigi permanen dan 20 untuk gigi sulung
• Rumus: PUFA = P+U+F+A
• Prevalensi dari PUFA dihitung dengan rumus:
Sillness-Loe Index
• Indeks ini digunakan untuk menilai ketebalan debris dan plak yang
berada di margin gingiva.
• Untuk menghitung pada indeks ini, hanya melihat dari gigi 16, 12, 24,
36, 32, dan 44.
• Bilamana salah satu gigi tersebut hilang, maka tidak akan disubtitusi
dan hanya dihitung berdasarkan gigi yang ada.
• Plak dan debris dihitung berdasarkan permukaan gigi, yaitu labial,
lingual, mesial dan distal. Setiap permukaan dapat diberi skor 0-3
berdasarkan kriteria yang ada.
Cara menghitung skor Sillness-Loe Index
Untuk menghitung skor per gigi adalah:
Studi deskriptif murni tidak dapat menjelaskan mengenai hubungan antara paparan dan
efek.
z
Epidemiologi Analitik
Cross
Ekologis
Sectional
Case-Control Kohort/Insidens
z
Ekologis
Lakukan pemeriksaan pada peserta atau pengisian kuesioner oleh peserta untuk
mendapatkan data yang akan diukur selanjutnya.
Setelah data didapat, peneliti dapat menghitung prevalensi dan/atau variasi dari
sampel.
Petersen PE. The World Oral Health Report 2003 WHO Global Oral Health Programme. 2003.
Karies
• Pencegahan: meningkatkan resistensi gigi (ex: fluoride sistemi, topical
dan kimia), penanggulangan plak (sikat gigi, kumur), modifikasi diet
(kurangi karbohidrat, makanan lengket, mengganti dengan makanan
olahan alami), intervensi preventif (pfs/fluoride varnish)
• “what/apa” • “where/dimana”
• Apa penyebab dari • Faktor-faktor
suatu penyakit Host eksternal/lingkungan yang akan
mempengaruhi keterpaparan
/penularan penyakit
100 SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
▹ Factor keempat
(time/waktu) juga
merupakan komponen
dari setiap proses
penyakit.
101 AGENT (AGEN) - “WHAT/APA”
Mikroba
• Bakteri, virus, fungi, dan
protozoa
Penyebab • (non infeksi)
Penyakit • Kontaminan kimia, (l-
tryptophan
eosinophiliamyalgia syndrome
Agent • Kekuatan fisik carpal tunnel
syndrome)
102 HOST - “WHO/SIAPA”
Hewan
HOST Organisme
Mempengaruhi Manusia
eksposur,
kerentanan, atau ▹ Usia, ras, jenis kelamin ▹ Komposisi genetik
respons individu ▹ Status sosial ekonomi ▹ Status gizi dan
imunologi
terhadap agen ▹ Perilaku (merokok,
penyalahgunaan ▹ struktur anatomi
penyebab narkoba, gaya hidup, ▹ keberadaan penyakit
praktik seksual dan atau obat-obatan,
kontrasepsi, kebiasaan
▹ Susunan psikologis
makan)
103 HOST - “WHO/SIAPA”
Organisme
Agent Host membawa Agent
(mikroba)
Faktor Faktor
biologis sosioekonomi
105 TIME (WAKTU)
Inkubasi
TIME
Faktor tingkat waktu / time dalam epidemiologi oral penting
diketahui dalam upaya mencari etiologi suatu penyakit /
paparan.
Uraian tentang waktu pada distribusi kejadian penyakit atau
masalah kesehatan pada prinsipnya berkaitan dengan
pertanyaan “kapan”.
Pengertian waktu berkaitan dengan detik, menit, jam, hari,
minggu, bulan, tahun, dekade dan abad.
TIME, PEOPLE, PLACE
TIME
Fluktuasi Jangka Perubahan secara Perubahan jangka
Pendek berkala (siklis) panjang/ secular
• Perubahan angka • Keadaan dimana • Perubahan pada
penyakit / paparan timbulnya dan frekuensi penyakit/
berlangsung memuncaknya angka paparan dihitung
beberapa jam, hari, penyakit / paparan dalam suatu periode
minggu, dan bulan terjadi berulang-ulang waktu yang lama
yang artinya dalam setiap beberapa sampai bertahun-
jangka waktu tersebut bulan, tahun, atau tahun atau dekade.
terjadi peningkatan setiap beberapa • Contoh : Penelitian
jumlah penderita tahun. terbaru dari Italia
penyakit. • Contohnya, penyakit melaporkan
demam berdarah penurunan lebar
yang sering terjadi lengkung maksila dari
sesudah pergantian tahun 1950an hingga
musim hujan ke 1990an.
musim kemarau
TIME, PEOPLE, PLACE
PEOPLE
Karakteristik individu yang ada hubungan dengan
keterpajanan atau kerentanan terhadap suatu penyakit.
Dalam mengamati karakteristik individu ataupun populasi
yang terpenting adalah di antaranya yang berkaitan dengan
biologis (status nutrisi, imunitas, jenis kelamin, ras/etnis,
usia); berkaitan dengan tingkah laku (merokok, kebiasaan
makan dan tidur, ciri pembawaan kepribadian, pilihan diet,
agama yang diyakini); atau yang berhubungan dengan sosial-
ekonomi (pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status
perkawinan) maupun yang berhubungan dengan tahap dalam
kehidupan (fetus, anak-anak, remaja, dewasa, lansia).
TIME, PEOPLE, PLACE
PEOPLE
Usia Jenis Kelamin Ras dan Etnis Sosial-ekonomi
• Salah satu variabel • Jenis kelamin juga • Berkaitan dengan • Dibuat dari
penting karena dapat mempunyai pengaruh gaya hidup, adat banyak variabel
secara langsung penting terhadap istiadat, status pekerjaan,
menjadi faktor yang prevalensi penyakit
mempengaruhi gigi dan mulut pada kebudayaan, pendapatan
perkembangan suatu masyarakat. kebiasaan makan, keluarga,
penyakit atau Contoh : dan susunan pendidikan,
berpengaruh secara • Penyakit kanker oral genetik. kondisi kehidupan
tidak langsung di Indonesia lebih • Contoh : dan status sosial.
bersama dengan banyak diderita laki-
variabel lain.
prevalensi
laki dibandingkan
• Contoh : resesi gingiva dengan wanita
penyakit
diderita oleh orang • Secara umum periodontal lebih
lanjut usia. prevalensi dan tinggi pada orang
keparahan penyakit kulit hitam
periodontal lebih daripada kulit
tinggi pada laki-laki putih.
dibandingkan dengan
wanita.
TIME, PEOPLE, PLACE
PLACE
Pada prinsipnya sama dengan mencoba menjawab pertanyaan
“dimana”. Tempat kejadian kasus atau masalah kesehatan erat
kaitannya dengan lingkungan yang sesuai dengan model segitiga
epidemiologi (Host, Agent, Environment).
Faktor tingkat tempat/ place yang digunakan dalam epidemiologi
oral termasuk cluster, daerah geografi dari penyebaran penyakit/
paparan, iklim, infrastruktur pedesaan / perkotaan, lokasi
pabrik, lingkungan tempat kerja, kondisi sanitasi, dan sumber-
sumber umum propagasi infeksi atau penyakit.
Contoh : Sebuah penelitian belakangan ini menunjukkan bahwa
kesehatan mulut dan umum pada tawanan lebih berisiko tinggi
dibandingkan dengan populasi umum di Inggris.
REFERENSI
People : Pasien
Randomized Place : Terkontrol (Laboratorium)
Controlled Trials Goal : Menemukan pengobatan baru
People : Komunitas
Community Place : Terkontrol (Lab)
Trials Goal : Upaya pencegahan yang
menargetkan perilaku kelompok
Berdasarkan oral health epidemiology
principles and practice,
Orang yang sama (yaitu, kasus) menerima dua
Crossover (atau lebih) jenis eksposur secara berurutan.
Study Diperlukan “washout period”, untuk
meminimalkan “carryover effect”.
Logo
Terima Kasih
137
Evaluasi Program
Pencegahan Penyakit
Gigi dan Mulut
Felton, Ann; Alison Chapman; Simon Felton. 2014. Basic Guide to Oral Health Education and Promotion.2nd ed. UK: John Wiley & Sons. p
273
Evidence-Based Prevention
• Program, strategi dan kebijakan pencegahan yang terus diuji di bawah
penelitian dan ditemukan efektif dalam mengubah perilaku.
• Contoh strategi pencegahan:
– Fluoridasi air minum
– Administrasi fluor topikal
– Fissure sealant untuk gigi M1
– Pemilihan diet rendah gula ekstrinsik
– Teknik pembersihan rongga mulut yang efektif
– Kontrol gigi secara rutin untuk screening ada/tidaknya penyakit seperti karies,
penyakit periodontal dan oral cancer
Mason, Jill. 2010. Concepts in Dental Public Health. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. p 97-104.
Fokus Evaluasi
Model
Evaluasi
berdasarkan
Scheetz dan
Gholston
Mason, Jill. 2010. Concepts in Dental Public Health. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. p 97-104.
Metode Evaluasi
• Metode ini lebih
Metode menjelaskan mengapa
sesuatu berubah, apa
kualitatif faktor-faktornya
Framework
untuk Evaluasi
Program
Mason, Jill. 2010. Concepts in Dental Public Health. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. p 97-104.
Mason, Jill. 2010. Concepts in Dental Public Health. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. p 97-104.
Referensi
• Felton, Ann; Alison Chapman; Simon Felton. 2014. Basic Guide to Oral
Health Education and Promotion.2nd ed. UK: John Wiley & Sons. p 273
• Mason, Jill. 2010. Concepts in Dental Public Health. 2nd ed.
Philadelphia: Lippincott 10.7860/JCDR/2017/25866.10110
Williams and Wilkins. p 97-104.
• Types of Evaluation in Health Promotion and Disease Prevention
Programs - Rural Toolkit [Internet]. Ruralhealthinfo.org. 2016 [cited 5
September 2017]. Available from:
https://www.ruralhealthinfo.org/community-health/health-
promotion/4/types-of-evaluation
Instrumen Oral
Health-Related
Quality of
Life/OHRQoL
Bennadi D, Reddy C. Oral health related quality of life. J Int Soc Prevent Communit Dent [serial online] 2013
[cited 2018 Sep 4];3:1-6. Available from: http://www.jispcd.org/text.asp?2013/3/1/1/115700
Chattopadhyay A. Oral Health Epidemiology - Principles and Practice. Jones and Bartlett Publishers; 2011.
Oral Health Related-Quality of
Life (OHRQoL)
Memfasilitasi komunikasi
IBU HAMIL
ANAK
Di beberapa negara di Asia, gigi berlubang merupakan penyakit paling
umum yang terjadi pada 60-90 persen pada anak usia sekolah.
Sedangkan di Indonesia, pengidap karies gigi cenderung meningkat
dalam tiga dasawarsa terakhir.
Riset yang melibatkan 800 murid Sekolah Dasar (SD) itu menunjukkan ada
hubungan lubang gigi dengan prestasi belajar, jumlah presensi, kepercayaan
diri, dan kualitas hidup anak.
REFERENSI
• Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan
Sepelekan Lubang Gigi, Akibatnya Lebih Besar dari Dugaan",
https://sains.kompas.com/read/2017/09/06/194838123/jangan-sepel
ekan-lubang-gigi-akibatnya-lebih-besar-dari-dugaan
.