Anda di halaman 1dari 8

Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019

ISBN 987-623-7482-00-0

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA CEDERA


OLAHRAGA BAGI SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR
KECAMATAN NEGARA
1
I Made Kusuma Wijaya, 2Pt Dewi Sri Wahyuni, 3Kmg Hendra Setiawan, 4Md Kurnia
Widiastuti Giri
1Prodi Kedokteran FK Undiksha, 2Prodi Kedokteran FK Undiksha, 3Prodi Kedokteran FK Undiksha, 4Prodi Kedokteran FK
Undiksha.
E-mail: imadekusumawijaya@yahoo.co.id

ABSTRACT
This community service activity aims to improve the knowledge and skills of students and sports
teachers in conducting first aid that is important to providing comfort and supporting the healing process of
sports injuries. This training activity is carried out with a contextual approach that is giving a theory in
advance about various injury cases and first aid methods, then proceed with a demonstration by the speaker
as well as the practice carried out by all trainees during the simulation. The results of the training showed
an increase in the knowledge and skills of participants in conducting first aid in sports injuries obtained
from the results of tests and observations made on all participants. Furthermore, participants are expected
to be able to socialize the knowledge and skills they have acquired to students and other teachers in their
respective schools so that all students and teachers are expected to have good knowledge and skills about
first aid in sports injuries

Keywords: first aid, injury, sports

ABSTRAK
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan siswa dan guru olahraga dalam melakukan pertolongan pertama yang penting untuk
memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan pada cedera olahraga. Kegiatan pelatihan ini
dilakukan dengan pendekatan kontekstual yaitu memberikan teori terlebih dahulu tentang berbagai kasus
cedera dan metode pertolongan pertama, kemudian dilanjutkan dengan melakukan demonstrasi oleh
pemateri serta praktek yang dilakukan oleh seluruh peserta pelatihan pada saat melakukan simulasi. Hasil
pelatihan menunjukan terjadinya peningkatan pengetahuan serta keterampilan peserta dalam melakukan
pertolongan pertama pada cedera olahraga yang diperoleh dari hasil test dan observasi yang dilakukan pada
seluruh peserta. Selanjutnya peserta dapat mensosialisasikan pengetahuan serta keterampilan yang telah
mereka peroleh kepada siswa dan guru lainnya di sekolah masing-masing sehingga diharapkan seluruh siswa
dan guru mamiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik tentang pertolongan pertama pada cedera
olahraga

Kata kunci: pertolongan, pertama, cedera, olahraga

PENDAHULUAN manusia di bidang kesehatan merupakan


Tujuan pembangunan kesehatan suatu upaya yang besar, sehingga tidak
adalah untuk tercapainya kemampuan hanya dilakukan oleh pemerintah saja
hidup sehat bagi setiap penduduk atau tetapi perlu adanya keterlibatan
individu agar dapat mewujudkan derajat masyarakat.
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas
mencapai keberhasilan tersebut erat fisik yang terencana dan terstruktur yang
kaitannya dengan pembinaan dan melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang
pengembangan sumber daya manusia dan ditujukan untuk meningkatkan
sebagai modal dasar pembangunan kebugaran jasmani. Berbagai manfaat akan
nasional. Pengembangan sumber daya diperoleh melalui olahraga baik fisik,

488
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0

mental dan sosial, sehingga melalui secara dini (pertolongan pertama) terhadap
olahraga ini diharapkan akan tercapai berbagai cedera akibat aktivitas olahraga
tujuan pembangunan kesehatan yaitu tersebut memegang peranan yang sangat
tercapainya kemampuan hidup sehat bagi penting, karena pertolongan pertama pada
setiap penduduk atau individu agar dapat berbagai cedera tersebut akan dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat memberikan rasa nyaman dan menunjang
yang optimal. Mengingat pentingnya proses penyembuhan, mencegah cacat, dan
peranan olahraga tersebut maka bahkan dapat menyelamatkan jiwa
pemerintah telah memasukannya sebagai penderita.
bagian pendidikan di sekolah dari jenjang Pertolongan pertama adalah
sekolah dasar sampai sekolah menengah penanganan atau perawatan awal dari
atas. Aktivitas olahraga pada jenjang terjadinya suatu penyakit atau kecelakaan.
pendidikan, telah dimasukan dalam Hal ini dapat dilakukan oleh orang yang
kurikulum sebagai mata pelajaran ataupun bukan ahli dalam menangani kejadian sakit
ekstrakurikuler di sekolah. atau cedera, sambil menunggu pengobatan
Namun fenomena yang terjadi di definitif yang dapat diakses. Cedera yang
Indonesia menunjukan kejadian cedera ringan/minor tidak perlu memerlukan
olahraga yang masih tinggi di sekolah, perawatan medis yang lebih lanjut, setelah
seperti luka, memar, keseleo, kram, patah dilakukan pertolongan pertama. Biasanya
tulang, dll yang dapat terjadi pada berbagai terdiri dari beberapa kasus yang sederhana,
kegiatan baik intrakurikuler maupun dimana teknik pertolongan pertama dapat
ekstrakurikuler. Cedera merupakan diberikan kepada individu untuk
rusaknya jaringan yang disebabkan adanya melakukan hal tersebut dengan peralatan
kesalahan teknis, benturan, atau aktivitas yang minimal. Dan yang lebih penting lagi
fisik yang melebihi batas beban latihan, adalah diperlukan tindakan cepat dan
sehingga otot dan tulang tidak lagi dalam efektif dalam mempertahankan hidup dan
keadaan anatomis. Cedera tidak hanya dapat meminimalkan terjadinya kecacatan.
terjadi pada saat berolahraga, namun pada Berbagai keterampilan dalam
saat pembelajaran penjasorkes, cedera melakukan pertolongan pertama perlu
akan selalu membayangi terlebih pada dimiliki oleh siswa dan guru di sekolah,
materi yang relatif berat. Berbagai langkah antara lain keterampilan dalam merawat
dapat dilaksanakan untuk memaksimalkan luka sehingga tidak menimbulkan infeksi
upaya yang dapat mencegah timbulnya yang dapat memperpanjang masa
berbagai kecelakaan tersebut, namun penyembuhan luka tersebut, keterampilan
dengan tidak mengabaikan upaya melakukan metode RICE (Rest, Ice,
pengobatan terhadap cedera karena kita Compresion, Elevation) dalam
tidak dapat memprediksi kapan kejadian memberikan pertolongan pertama pada
itu akan terjadi. cedera disamping itu diperlukan juga
Upaya pengobatan ditujukan untuk keterampilan siswa dalam menggunakan
penyembuhan cedera, pengurangan bidai apabila menemukan penderita patah
penderitaan akibat cedera, ataupun tulang. Dengan keterampilan tersebut
pengendalian kecacatan agar kualitas siswa dan guru akan dapat memberikan
penderita dapat terjaga. Berdasarkan pertolongan pertama terhadap cedera
penjelasan tersebut maka penanggulangan olahraga dengan maksimal.

489
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0

Berdasarkan permasalahan tersebut di olahraga serta teknik pertolongan pertama


atas maka sangat perlu adanya bentuk yang dapat dilakukan. Selanjutnya untuk
pelatihan pertolongan pertama pada cedera meningkatkan keterampilan peserta dalam
olahraga bagi siswa dan guru sehingga hal pertolongan pertama dilaksanakan
melalui pelatihan tersebut diharapkan melalui demonstrasi yaitu untuk
siswa dapat menolong dirinya sendiri dan mendemonstrasikan teknik-teknik
orang lain. Adapun tujuan dari pertolongan pertama serta praktek yaitu
pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut peserta pelatihan mempraktekkan teknik-
adalah untuk meningkatkan pengetahuan teknik pertolongan pertama tersebut
serta keterampilan pertolongan pertama dengan melakukan simulasi.
pada cedera olahraga bagi siswa dan guru Keberhasilan penyelenggaraan
sekolah dasar. kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat
dilihat dari hasil evaluasi terhadap proses
METODE sepanjang pelaksanaan kegiatan tersebut
Kegiatan pengabdian kepada yaitu ketekunan dan keaktifan para peserta
masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan untuk ikut terlibat dalam
pelatihan pertolongan pertama pada cedera berbagai kegiatan pada pelatihan tersebut.
olahraga bagi siswa dan guru sekolah Sedangkan evaluasi terhadap hasil
dasar di Kecamatan Negara, yang pelatihan tersebut dilaksanakan melalui
dilaksanakan melalui beberapa tahapan pre-test untuk mengetahui pemahaman
yaitu tahap perencanaan, pelatihan dan siswa dan guru tentang pertolongan
evaluasi. pertama pada cedera olahraga sebelum
Pada tahap perencanaan, pelatihan dan post-test untuk mengetahui
dilaksanakan melalui diskusi tentang pemahaman siswa dan guru tentang
berbagai permasalahan yang sering pertolongan pertama pada cedera olahraga
ditemukan dalam penanganan kasus cedera setelah dilaksanakan pelatihan serta
olahraga pada siswa, kemudian disusun melalui praktek yang dilakukan oleh
skala prioritas sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan melalui simulasi pada
dan sumber daya yang tersedia. beberapa kasus cedera olahraga yaitu luka
Selanjutnya disusun rencana kerja, lecet, patah tulang, memar, dan
penetapan peserta, waktu dan tempat kesleo/terkilir untuk penilaian terhadap
pelatihan serta pengumpulan dokumen dan keterampilan siswa dan guru dalam
bahan yang diperlukan dalam teknis memberikan pertolongan pertama
pelatihan.
Pada tahap pelaksanaan, pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN
dilaksanakan melalui pendekatan A. Deskripsi Umum Pelaksanaan
kontekstual dimana pada awal kegiatan Kegiatan
peserta pelatihan diberikan pengetahuan Sesuai dengan permasalahan yang
(teori) tentang pertolongan pertama yaitu dihadapi oleh sekolah maka program
pengertian pertolongan pertama, pelaku pengabdian masyarakat ini dilaksanakan
pertolongan pertama, tujuan pertolongan dalam bentuk pelatihan pertolongan
pertama, alat dan obat pertolongan pertama pada cedera olahraga bagi siswa
pertama. Disamping itu diberikan pula dan guru sekolah dasar di Kecamatan
materi tentang berbagai macam cedera Negara. Kegiatan ini dilaksanakan di

490
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0

Sekolah Dasar Negeri 1 Baluk, yang Hasil evaluasi yang dilakukan


diikuti oleh siswa dan guru sekolah dasar terhadap tingkat pengetahuan peserta
di Kecamatan Negara yang berjumlah 20 tentang pertolongan pertama pada cedera
orang. olahraga diperoleh bahwa terjadi
Kegiatan pelatihan dimulai dengan peningkatan yang diperoleh dari hasil pre-
memberikan tes awal (pre-test) kepada test dengan nilai rata-rata 7 dan pada post-
seluruh peserta pelatihan untuk test meningkat dengan nilai rata-rata 9,4.
mendapatkan pengetahuan awal yang telah Terjadi pula peningkatan dalam
dimiliki oleh peserta. Kemudian keterampilan peserta dalam pertolongan
dilaksanakan penyajian materi yang dibagi pertama pada cedera olahraga yang terlihat
dalam 4 sesi, yaitu: pendahuluan, dari hasil penilaian terhadap praktek
pemaparan materi dan demonstrasi oleh pertolongan pertama yang dilakukan oleh
pemateri, diskusi, dan simulasi dari peserta peserta saat melakukan simulasi.
pelatihan dibantu narasumber dari tim p2m
Penyajian materi dilaksanakan dengan
metode ceramah yang dilanjutkan dengan
demonstrasi. Adapun materi yang
diberikan selama pelatihan, yaitu
pengertian serta berbagai jenis cedera
olahraga, pencegahan cedera olahraga,
pertolongan pertama pada cedera olahraga.
Kemudian pemateri mendemonstrasikan
berbagai prosedur pertolongan pertama
yang dapat dilaksanakan siswa dan guru
olahraga. Sesi terakhir dalam penyampaian
materi adalah pelaksanaan simulasi oleh
peserta pelatihan dipandu oleh tim p2m
Undiksha. Dalam simulasi ini peserta
pelatihan dibagi menjadi beberapa
kelompok dan diberikan kasus yang
berbeda pada masing-masing kelompok.
Setelah penyajian materi berakhir maka
selanjutnya diberikan post-test pada
seluruh peserta pelatihan.
Gambar 1. Test dan Simulasi pemasangan
B. Hasil Kegiatan bidai
Kegiatan pelatihan pertolongan
pertama pada cedera olahraga bagi siswa C. Pembahasan
dan guru sekolah dasar yang telah Menurut Wuest dan Bucher dalam
dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. Sukadiyanto (2008), pembelajaran penjas
Seluruh peserta pelatihan telah mengikuti merupakan proses pendidikan yang
berbagai sesi pelatihan dengan tekun dan bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan
aktif. meningkatkan perkembangan manusia
dengan menggunakan media aktivitas

491
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0

jasmani yang terpilih untuk Pada kegiatan pelatihan pertolongan


merealisasikannya. Dalam kenyataannya, pertama pada cedera olahraga bagi siswa
proses pembelajaran Penjasorkes sangat dan guru sekolah dasar, peserta pelatihan
sering terjadi kasus cedera yang terlebih dahulu diberikan pengetahuan dan
disebabkan oleh bermacam-macam sebab. pemahaman tentang cedera olahraga serta
Menurut Andun Sudijandoko dalam pertolongan pertama yang dapat diberikan.
Rismayanthi, penyebab terjadinya cedera Beberapa kasus cedera yang membutuhkan
antara lain: pertolongan pertama yang dibahas dalam
- Faktor Individu yaitu umur, kematangan pelatihan tersebut antara lain luka, patah
seorang, pengalaman, tingkat latihan, tulang, kesleo, memar. Berbagai kasus
teknik, pemanasan, istirahat, kondisi cedera tersebut membutuhkan
tubuh, gizi, keterampilan untuk melakukan
- Faktor lainnya yaitu peralatan, fasilitas, pertolongan pertama.
cuaca, karakter pada olahraga dan Pada kasus luka, kader dilatih untuk
materi pelajaran, membersihkan luka dengan tepat (satu
Cedera olahraga yang dapat terjadi arah) sehingga tidak menimbulkan infeksi
pada siswa saat mengikuti mata pelajaran serta memberikan desinfektan dengan
penjaskes antara lain: betadin pada luka yang telah dibersihkan.
a. Strain, merupakan kerusakan yang Luka yaitu suatu keadaan terputusnya
terjadi pada saat otot dan atau tendon kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
karena penggunaan atau peregangan kekerasan atau injury. Luka harus
yang berlebihan. dibersihkan dengan baik sehingga tidak
b. Sprain, merupakan kerusakan yang ada lagi benda asing dalam luka yang
terjadi pada ligamen karena dapat menimbulkan infeksi ataupun
peregangan yang berlebihan. Sprain memperpanjang proses penyembuhan.
derajat ringan biasa disebut keseleo. Adapun langkah-langkah membersihkan
c. Contusio (benturan), merupakan luka sebagai berikut:
kerusakan yang terjadi pada jaringan Langkah 1. Cuci tangan menggunakan
lunak karena benturan langsung pada sabun dan air atau pembersih
otot atau ligamen. Bila disertai dengan tangan
perdarahan disebut hematom (memar). Langkah2. Terapkan tekanan lembut
d. Frakture / patah tulang. Merupakan (Langkah ini hanya berlaku
terputusnya kontinuitas tulang dan jika luka berdarah. Luka kecil
atau tulang rawan baik komplit dan goresan mungkin tidak
maupun tidak komplit. memerlukan tekanan).
e. Muscle Cramp (kram otot). Kelainan Langkah 3. Bilas dengan air (Setelah
pada otot akibat gangguan sirkulasi dicuci jika lukanya tidak bisa
darah. dibersihkan, hubungi dokter).
f. Luka. Merupakan hilangnya / Langkah 4. Gunakan salep antibiotik untuk
diskontinuitas jaringan yang membantu menjaga
menyebabkan terpaparnya jaringan kelembaban kulit dan
dengan dunia luar, misalnya laserasi, mengurangi kemungkinan
maserasi, ekskoriasi (lecet). infeksi.

492
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0

Langkah 5. Perban luka (Jika anda Pada kasus kesleo dan memar kader
memiliki goresan kecil atau dilatih untuk melaksanakan metode RICE
potongan, bersihkan dan (Rest, Ice, Compresion, Elevation).
biarkan saja. Jika tidak, Penanganan cedera dengan metode RICE
letakkan perban yang steril akan sangat berguna dalam memberikan
pada luka setelah pertolongan pertama, diamana dengan
membersihkannya.) penanganan tersebut akan dapat
Pada kasus patah tulang peserta dilatih mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri.
untuk memasang bidai untuk imobilisasi Metode RICE (Rest, Ice, Compresion,
patah tulang sehingga saat pemindahan Elevation) sebagai berikut:
penderita untuk dirujuk, cedera tidak
bertambah berat. Pembidaian adalah Rest (istirahat)
penangan pertama dalam menghadapai Bagian tubuh yang cedera harus
kasus patah tulang. Adapun tujuan segera diistirahatkan, karena gerakan aktif
pembidaian adalah sebagai berikut: akan meningkatkan perdarahan dan
1. Mencegah terjadi pergeseran pada pembengkakan yang terjadi sehingga nyeri
bagian ujung tulang yang patah akan berlanjut. Bagian yang terluka segera
2. Mengurangi akan terjadinya cedera diistirahatkan untuk meminimalkan
pada bagian tulang yang patah perdarahan dalam dan pembengkakan serta
3. Memberikan istirahat pada bagian untuk mencegah bertambah parahnya
tulang yang patah, sehingga cedera.
mengurangi rasa nyeri pada tulang

Prosedur Untuk Pembidaian


1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
dalam pembidaian
2. Lepas segala sesuatu yang
mengganggu proses pembidaian.
Contohnya sepatu, aksesoris, jam, dan
lain-lain
3. Untuk pembidaian melalui dua sendi
perlu diukur panjang bidai pada sisi Ice (es)
kontralateral pasien yang tidak Bagian tubuh yang cedera dikompres
mengalami kelainan atau normal dingin/es, untuk mengurangi terjadinya
4. Pada bidai perlu dipastikan tidak ketat perdarahan dan pembengkakan,
maupun longgar mengurangi rasa nyeri, mengurangi reaksi
5. Lakukan pembungkusan bidai dengan inflamasi (peradangan) dan spasme otot.
pembalut sebelum digunakan Mula-mula kompres dingin/es dilakukan
6. Pengikatan bidai pada pasien dengan selama 15-20 menit setiap 1-2 jam,
pembalut di sebelah proksimal dan kemudian frekwensi diturunkan secara
distal pada bagian tulang patah bertahap sampai 24-48 jam disesuaikan
7. Setelah selesai memasang bidai dengan berat ringannya cedera
lakukan pengangkatan bagian tubuh
yang dibidai

493
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0

RICE dilakukan selama 24-48 jam


pertama sejak terjadinya cedera. Setelah
itu dapat dilakukan kombinasi kompres
dingin dan hangat untuk memperbaiki
vaskularisasi (sirkulasi) jaringan yang
cedera. Pertolongan pertama sangatlah
penting agar tidak menimbulkan dampak
yang lebih buruk. Untuk dapat
Compression (balut tekan) memberikan pertolongan pertama tentu
Penggunaan bandage untuk balut membutuhkan pengetahuan dan
tekan pada daerah yang mengalami cedera pemahaman yang baik terhadap cedera
akan menurunkan tingkat perdarahan dan tersebut sehingga pada saat melakukan
mencegah terjadinya pembengkakan. pertolongan pertama, siswa ataupun guru
Membungkus daerah yang mengalami olahraga dapat melakukannya dengan baik.
cedera dengan perban elastik dan Siswa dan guru tentu memegang peranan
mengangkatnya sampai diatas jantung, yang sangat penting dan strategis dalam
akan membantu mengurangi mengatasi berbagai kasus cedera olahraga
pembengkakan. karena merekalah yang pertama kali
menemukan kejadian cedera tersebut di
lapangan.
Yang sering menjadi permasalahan
siswa dan guru dalam memberikan
pertolongan pertama adalah keterbatasan
pengetahuan dan pemahaman tentang
berbagai kasus cedera yang belum pernah
mereka ketahui ataupun jarang mereka
temukan, sehingga akan mengalami
kesulitan untuk melakukan tindakan.
Elevation (meninggikan) Dengan demikian maka pelatihan
Bagian badan yang mengalami cedera pertolongan pertama ini sangatlah
diposisikan lebih tinggi sehingga aliran bermanfaat untuk meningkatkan
arah ke bagian yang cedera berkurang. pengetahuan dan keterampilan siswa dan
guru dalam melaksanakan pertolongan
pertama serta menambah wawasan mereka
tentang berbagai hal baru yang belum
mereka ketahui/pahami. Pelatihan ini
diharapkan dapat berkelanjutan sehingga
akan diperoleh lebih banyak lagi siswa dan
guru yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan pertolongan pertama pada
cedera olahraga. Selanjutnya peserta yang
telah terlatih diharapkan dapat
mensosialisasikan pengetahuan dan
keterampilan yang telah mereka dapatkan

494
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0

tersebut kepada siswa dan guru lainnya di sekolah dasar di Kecamatan Negara dapat
sekolahnya masing-masing. Siswa dan disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan
guru serta tim pelatih diharapkan juga tersebut telah berjalan dengan baik yang
untuk selalu menjalin komunikasi untuk dapat diketahui dari hasil yaitu:
dapat mengatasi berbagai permasalahan a. Ketekunan dan keaktifan seluruh
yang dapat timbul pada saat peserta
pelaksanaannya di lapangan/ sekolah b. Terjadi peningkatan pengetahuan dan
masing-masing. pemahaman peserta tentang berbagai
kasus cedera serta pertolongan
SIMPULAN pertamanya.
c. Terbentuknya keterampilan pada siswa
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan guru dalam melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat dalam pertolongan pertama pada cedera
bentuk pelatihan pertolongan pertama pada olahraga.
cedera olahraga bagi siswa dan guru
Rahayu PW. 2013. Identifikasi Cedera dan
DAFTAR PUSTAKA Faktor Penyebabnya dalam Proses
Pembelajaran Penjas di Sekolah
Depkes RI 2008. Laporan riskesdas 2007 Dasar Negeri Pada Kecamatan
Provinsi Bali. Badan Penelitian Banyu Urip Kabupaten Purworejo
Dan Pengembangan Kesehatan.
Jakarta Sukadiyanto. 2008. Peranan Mata Kuliah
Pendidikan Jasmani Di Perguruan
Eka H. 2016. Epilepsi: Pertolongan Tinggi. Cakrawala Pendidikan.
Pertama dan Penanganannya.
Diakses, tanggal 20 Agustus 2019 Wijaya K. 2015. Pelatihan Pertolongan
https://www.ekahospital.com/id/me Pertama Pada Penyakit (P3P) pada
dia-detail/health-info/epilepsy-the- Kader Kesehatan Remaja SMP Se-
first-aid-and-the-right-treatment Kecamatan Sukasada. Makalah

Haryanto R. 2013. Pertolongan Pertama Suputra A. 2014. Pelatihan Pertolongan


Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Strategis Kementerian Kesehatan Pada Guru-guru Pembina dan
2015-2019. Jakarta Anggota PMR Madya Se-
Kecamatan Banjar,
Rismayanthi C. 2013. Hakikat Cedera
Olahraga. Bahan ajar PPC.
Universitas Negeri Yogyakarta

Kabupaten Buleleng Tahun 2014. Makalah

495

Anda mungkin juga menyukai