Anda di halaman 1dari 108

Kode Etik

Profesi Akuntan Publik

Per 1 Oktober 2008

Diterjemahkan (dengan modifikasi) dari Code of Ethics For Professional Accountants yang
ditetapkan oleh International Ethics Standards Broad for Accountants (“IESBA”) seperti yang
tercantum dalam Handbook of International Auditing, Assurance, and Ethic Pronouncements
– 2008 Edition yang dikeluarkan oleh International Federation of Accountans (“IFAC”)

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Standar Profesional Akuntan Publik

ii Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Sambutan Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Sambutan ketua umum


institut akuntan publik indonesia

Pertama-tama kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena hanya dengan berkat rahmat-Nya maka Dewan Standar Profesi Institut Akuntan
Publik Indonesia dapat memenuhi amanah dari Institut Akuntan Publik Indonesia untuk
menyusun serta mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik di
Indonesia dengan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini.
Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika profesi dan memberikan kerangka
konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. Bagian B dari Kode Etik ini memberikan
ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu.
Akhirnya, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
tidak mungkin kami sebutkan satu per satu, yang telah bekerja keras sejak penyusunan
materi hingga ditetapkannya Kode Etik ini.

Jakarta, Oktober 2008


Institut Akuntan Publik Indonesia

Tia Adityasih
Ketua Umum

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia iii


Standar Profesional Akuntan Publik

iv Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Sambutan Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Sambutan DEWAN STANDAR PROFESI


institut akuntan publik indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir ini, standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik
(secara bersama-sama disebut “Standar Profesi”) serta standar akuntansi di dunia
internasional telah mengalami perkembangan yang demikian cepat dan dinamis sebagai
akibat dari globalisasi dunia usaha, meningkatnya transaksi korporasi lintas negara, serta
tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian laporan keuangan
(terutama laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan publik atau perusahaan yang
terkait dengan akuntabilitas publik). Perkembangan yang terjadi pada tatanan global
tersebut juga ikut memengaruhi perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dengan segala dinamika dan tantangan yang
harus dihadapi.
Dalam menanggapi perkembangan tersebut, Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI), sebagai organisasi profesi akuntan publik di Indonesia, merasakan adanya suatu
kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran
Standar Profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi Internasional. Tujuan dari
pemutakhiran tersebut adalah untuk memastikan bahwa selain di Indonesia, Standar Profesi
yang digunakan di Indonesia dapat juga diterima dan berlaku di dunia internasional.
Sesuai dengan wewenang yang telah diberikan oleh IAPI, Dewan Standar Profesi
Institut Akuntan Publik Indonesia (DSP IAPI) melaksanakan tugas pengembangan dan
pemutakhiran atas Standar Profesi secara berkesinambungan, yang merupakan tugas
sangat penting dan bertujuan untuk meningkatkan profesi akuntan publik di Indonesia,
terutama dalam meningkatkan kompetensi, kualitas, daya saing, dan profesionalisme
akuntan publik, sehingga profesi akuntan publik di Indonesia dapat selalu mengikuti dan
memenuhi tuntutan perkembangan zaman.
Sebagai salah satu langkah awal dalam proses pengembangan dan pemutakhiran
Standar Profesi, DSP telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan
Publik (Kode Etik). Sudah selayaknya puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas diterbitkannya Kode Etik ini sebagai langkah awal dari suatu perjalanan
panjang yang akan kita lalui bersama dalam pemutakhiran Standar Profesi.
Kode Etik ini, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 dan menggantikan
Aturan Etika yang berlaku sebelum diterbitkannya Kode Etik ini, menetapkan prinsip dasar
dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan
publik (KAP) atau jaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan
merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional (baik jasa assurance maupun
jasa selain assurance) kepada pengguna jasa.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 


Standar Profesional Akuntan Publik

Kode Etik ini terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A dan Bagian B. Bagian A
menjelaskan prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu prinsip integritas, objektivitas, dan
kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional, prinsip kerahasiaan,
dan prinsip perilaku profesional. Bagian B menjelaskan konsep ancaman (threats) dan
pencegahan (safeguards), serta memberikan pedoman mengenai aturan etika profesi dalam
berbagai situasi yang mencakup: (i) penunjukan praktisi, KAP, atau jaringan KAP, (ii)
benturan kepentingan, (iii) pendapat kedua, (iv) imbalan jasa profesional dan bentuk
remunerasi lainnya, (v) pemasaran jasa profesional, (vi) penerimaan hadiah atau bentuk
keramah-tamahan lainnya, (vii) penyimpanan aset milik klien, (viii) objektivitas dalam
semua jasa profesional, dan (ix) independensi dalam perikatan assurance.

Dengan diterbitkannya Kode Etik ini, saya ingin mengajak kita semua yang terlibat dalam
profesi akuntan publik untuk ikut mendukung serta menyukseskan pemberlakuan dan
penerapan Kode Etik ini dengan menerima, menghayati, dan melaksanakan dengan
baik seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang tercantum dan terkandung di
dalam Kode Etik ini dalam setiap aspek kehidupan kita, baik kehidupan pribadi maupun
kehidupan profesi. Sebagai akuntan publik maupun bagian dari profesi akuntan publik,
sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk selalu berusaha meningkatkan
kompetensi, kualitas, daya saing, dan profesionalisme profesi akuntan publik secara
berkesinambungan di mata masyarakat Indonesia dan dunia. Oleh karena itu, marilah kita
bersama-sama dengan bangga melaksanakan tanggung jawab tersebut serta mewujudkan
harapan dan tujuan kita.

Jakarta, Oktober 2008


Institut Akuntan Publik Indonesia

Djohan Pinnarwan
Ketua DSP IAPI

vi Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Dewan Standar Profesi


Institut Akuntan Publik Indonesia 2007-2008

Djohan Pinnarwan Ketua


Syarief Basir Wakil Ketua
Eddy Setiawan Anggota
Fitradewata Teramihardja Anggota
Godang P. Panjaitan Anggota
Handri Tjendra Anggota
Johannes Emile Runtuwene Anggota
Kusumaningsih Angkawidjaja Anggota

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia vii


Standar Profesional Akuntan Publik

viii Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Pendahuluan

PENDAHULUAN

Salah satu misi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) adalah menyusun dan
mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik yang berkualitas
dengan mengacu pada standar internasional. Sehubungan dengan hal tersebut, IAPI telah
memberikan tanggung jawab kepada Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik
Indonesia untuk mengembangkan dan menetapkan suatu standar profesi dan kode etik
profesi yang berkualitas yang berlaku bagi profesi akuntan publik di Indonesia.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian
A dan Bagian B. Bagian A dari Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika profesi dan
memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. Bagian B dari Kode
Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada
situasi tertentu.

Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan
oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik
yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang
memberikan jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance seperti
yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi. Untuk tujuan Kode Etik ini,
individu tersebut di atas selanjutnya disebut Praktisi. Anggota IAPI yang tidak berada
dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa professional seperti tersebut
di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A dari Kode Etik ini. Suatu KAP
atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih
ringan daripada ketentuan yang diatur dalam Kode Etik ini.

Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika
profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi
yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang
berlaku ternyata berbeda dari Kode Etik ini. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar
dan aturan etika profesi yang diatur dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau
peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip
dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.

Kode Etik ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011.


Lihat paragraf 290.14 untuk definisi Jaringan KAP.

Lihat paragraf 290.2 dan paragraf 290.3 untuk definisi perikatan assurance.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia ix


Standar Profesional Akuntan Publik

 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Daftar Isi Ringkas Kode Etik Profesi Akuntan Publik

DAFTAR ISI
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Halaman

Sambutan Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia................................. iii


Sambutan Dewan Standar Profesi
Institut Akuntan Publik Indonesia........................................................................ v - vi
Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia 2007-2008................ vii
Pendahuluan................................................................................................................. ix

Daftar Isi Kode Etik Profesi Akuntan Publik............................................................ xi

Daftar Isi Bagian A Prinsip Dasar Etika Profesi....................................................... xiii

BAGIAN A PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI


Seksi 100 Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi.............................................. 1-6
Seksi 110 Prinsip Integritas............................................................................. 7
Seksi 120 Prinsip Objektivitas........................................................................ 9
Seksi 130 Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan
Kehati-hatian Profesional.............................................................. 11
Seksi 140 Prinsip Kerahasiaan........................................................................ 13 - 14
Seksi 150 Prinsip Perilaku Profesional.......................................................... 15

Daftar Isi Bagian B Aturan Etika Profesi................................................................... 17

BAGIAN B ATURAN ETIKA PROFESI


Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan............................................................ 19 - 23
Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP........................... 25 - 28
Seksi 220 Benturan Kepentingan................................................................... 29 - 30
Seksi 230 Pendapat Kedua.............................................................................. 31
Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya..... 33 - 35
Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional........................................................... 37
Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-tamahan Lainnya 39
Seksi 270 Penyimpanan Aset Milik Klien..................................................... 41
Seksi 280 Objektivitas–Semua Jasa Profesional........................................... 43
Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance................................... 45 - 93

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia xi


Standar Profesional Akuntan Publik

xii Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Daftar Isi Prinsip Dasar Etika Profesi

BAGIAN A
PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI


DAFTAR ISI

Paragraf

Seksi 100 Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesi.................................. 100.01 - 100.21

Seksi 110 Prinsip Integritas................................................................. 110.01 - 110.03

Seksi 120 Prinsip Objektivitas............................................................ 120.01 - 120.02

Seksi 130 Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan


Kehati-hatian Profesional.................................................. 130.01 - 130.06

Seksi 140 Prinsip Kerahasiaan............................................................ 140.01 - 140.08

Seksi 150 Prinsip Perilaku Profesional.............................................. 150.01 - 150.02

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia xiii


Standar Profesional Akuntan Publik

xiv Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesi

1 Seksi 100
2
3 PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI
4
5
6 Pendahuluan
7
8 100.1  Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi
9 lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan
10 publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas pada
11 kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika bertindak untuk kepentingan publik, setiap
12 Praktisi harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan kode etik profesi
13 yang diatur dalam Kode Etik ini.
14
15 100.2  Kode Etik ini terdiri dari dua bagian. Bagian A dari Kode Etik ini menetapkan
16 prinsip dasar etika profesi untuk setiap Praktisi dan memberikan kerangka konseptual
17 untuk penerapan prinsip tersebut. Kerangka konseptual tersebut memberikan pedoman
18 terhadap prinsip dasar etika profesi. Setiap Praktisi wajib menerapkan kerangka konseptual
19 tersebut untuk mengidentifikasi ancaman (threats) terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
20 etika profesi dan mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut. Jika ancaman tersebut
21 merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan
22 (safeguards) yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan
23 ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima, sehingga kepatuhan
24 terhadap prinsip dasar etika profesi tetap terjaga.
25
26 100.3  Bagian B dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan
27 kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu dan contoh-contoh pencegahan yang
28 diperlukan untuk mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi,
29 serta memberikan contoh-contoh situasi ketika pencegahan untuk mengatasi ancaman
30 tidak tersedia, dan oleh karena itu, setiap kegiatan atau hubungan yang terjadi sehubungan
31 dengan pelaksanaan pekerjaan oleh Praktisi yang dapat menimbulkan ancaman terhadap
32 kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi harus dihindari.
33
34 Prinsip Dasar
35
36 100.4  Setiap Praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi di bawah ini:
37 (a) Prinsip integritas.
38 Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan
39 hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
40
41
42
43 Suatu hal yang tidak penting dan tidak mempunyai dampak.


Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 


Standar Profesional Akuntan Publik

1 (b) Prinsip objektivitas.


2 Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau
3 pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain memengaruhi
4 pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.
5 (c) Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional (professional
6 competence and due care).
7 Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu
8 tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi
9 kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan
10 perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan
11 pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar
12 profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.
13 (d) Prinsip kerahasiaan.
14 Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
15 hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan
16 informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi
17 kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan
18 hukum atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari
19 hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh Praktisi untuk
20 keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.
21 (e) Prinsip perilaku profesional.
22 Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus
23 menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
24
25 Masing-masing prinsip dasar etika profesi tersebut dijelaskan secara lebih rinci pada
26 Seksi 110–150 dari Kode Etik ini.
27
28 Pendekatan Kerangka Konseptual
29
30 100.5  Ancaman terhadap kepatuhan Praktisi pada prinsip dasar etika profesi
31 dapat terjadi dalam situasi tertentu ketika Praktisi melaksanakan pekerjaannya. Karena
32 beragamnya situasi tersebut, tidak mungkin untuk menjelaskan setiap situasi yang dapat
33 menimbulkan ancaman tersebut beserta pencegahan yang tepat dalam Kode Etik ini.
34 Selain itu, karena berbedanya sifat perikatan dan penugasan pekerjaan, pencegahan yang
35 diterapkan untuk menghadapi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
36 profesi dapat berbeda untuk situasi yang berbeda. Kerangka konseptual mengharuskan
37 Praktisi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menangani setiap ancaman terhadap
38 kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dengan tujuan untuk melindungi kepentingan
39 publik, serta tidak hanya mematuhi seperangkat peraturan khusus yang dapat bersifat
40 subjektif.
41 Kode Etik ini memberikan suatu kerangka untuk membantu Praktisi dalam
42 mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi ancaman terhadap kepatuhan pada
43 prinsip dasar etika profesi. Jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman

 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesi

1 yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan
2 diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
3 dapat diterima, sehingga kepatuhan terhadap prinsip dasar etika profesi tetap terjaga.
4
5 100.6  Setiap Praktisi harus mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan
6 pada prinsip dasar etika profesi ketika ia mengetahui, atau seharusnya dapat mengetahui,
7 keadaan atau hubungan yang dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap prinsip dasar
8 etika profesi.
9
10 100.7  Setiap Praktisi harus memperhatikan faktor-faktor kualitatif dan
11 kuantitatif dalam mempertimbangkan signifikansi suatu ancaman. Jika Praktisi tidak
12 dapat menerapkan pencegahan yang tepat, maka ia harus menolak untuk menerima
13 perikatan tersebut atau menghentikan jasa profesional yang diberikannya, atau bahkan
14 mengundurkan diri dari perikatan tersebut.
15
16 100.8  Praktisi mungkin saja melanggar suatu ketentuan dalam Kode Etik ini secara
17 tidak sengaja. Tergantung dari sifat dan signifikansinya, pelanggaran tersebut mungkin saja
18 tidak mengurangi kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi jika pelanggaran tersebut
19 dapat dikoreksi sesegera mungkin ketika ditemukan dan pencegahan yang tepat telah
20 diterapkan.
21
22 100.9  Bagian B dari Kode Etik ini mencakup contoh-contoh yang memberikan
23 ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual bagi Praktisi. Contoh-contoh tersebut
24 bukan merupakan suatu daftar lengkap mengenai semua situasi yang dihadapi oleh Praktisi
25 yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
26 Oleh karena itu, tidak cukup bagi Praktisi untuk hanya mematuhi contoh-contoh yang
27 diberikan, melainkan harus menerapkan juga kerangka konseptual tersebut dalam berbagai
28 situasi yang dihadapinya.
29
30 Ancaman dan Pencegahan
31
32 100.10  Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai
33 situasi. Ancaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
34 (a) Ancaman kepentingan pribadi, yaitu ancaman yang terjadi sebagai akibat dari
35 kepentingan keuangan maupun kepentingan lainnya dari Praktisi maupun anggota
36 keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari Praktisi;
37
38
39 
Suatu penyertaan dalam saham atau efek ekuitas lainnya, atau suatu pemerolehan hutang, pinjaman,
40 atau instrumen hutang lainnya, dari suatu entitas, termasuk hak dan kewajiban untuk mendapatkan
41 penyertaan atau pemerolehan tersebut serta hasil yang terkait secara langsung dengannya.
42 
Suami atau istri atau orang yang menjadi tanggungan.
43 
Orang tua, anak, atau saudara kandung yang bukan merupakan anggota keluarga langsung.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 


Standar Profesional Akuntan Publik

1 (b) Ancaman telaah-pribadi, yaitu ancaman yang terjadi ketika pertimbangan yang
2 diberikan sebelumnya harus dievaluasi kembali oleh Praktisi yang bertanggung jawab
3 atas pertimbangan tersebut;
4 (c) Ancaman advokasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi menyatakan sikap atau
5 pendapat mengenai suatu hal yang dapat mengurangi objektivitas selanjutnya dari
6 Praktisi tersebut;
7 (d) Ancaman kedekatan, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi terlalu bersimpati
8 terhadap kepentingan pihak lain sebagai akibat dari kedekatan hubungannya; dan
9 (e) Ancaman intimidasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi dihalangi untuk
10 bersikap objektif.
11
12 100.11  Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya
13 ke tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
14 (a) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan; dan
15 (b) Pencegahan dalam lingkungan kerja.
16
17 100.12  Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan
18 mencakup antara lain:
19 (a) Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi;
20 (b) Persyaratan pengembangan dan pendidikan profesional berkelanjutan;
21 (c) Peraturan tata kelola perusahaan;
22 (d) Standar profesi;
23 (e) Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi profesi atau regulator;
24 (f) Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberikan kewenangan hukum atas
25 laporan, komunikasi, atau informasi yang dihasilkan oleh Praktisi.
26
27 100.13  Bagian B dari Kode Etik ini membahas pencegahan dalam lingkungan kerja.
28
29 100.14  Pencegahan tertentu dapat meningkatkan kemungkinan untuk
30 mengidentifikasi atau menghalangi perilaku yang tidak sesuai dengan etika profesi.
31 Pencegahan tersebut dapat dibuat oleh profesi, perundang–undangan, peraturan, atau
32 pemberi kerja, yang mencakup antara lain:
33 (a) Sistem pengaduan yang efektif dan diketahui secara umum yang dikelola oleh pemberi
34 kerja, profesi, atau regulator, yang memungkinkan kolega, pemberi kerja, dan anggota
35 masyarakat untuk melaporkan perilaku Praktisi yang tidak profesional atau yang tidak
36 sesuai dengan etika profesi.
37 (b) Kewajiban yang dinyatakan secara tertulis dan eksplisit untuk melaporkan pelanggaran
38 etika profesi yang terjadi.
39
40 100.15  Sifat pencegahan yang diterapkan sangat beragam, tergantung dari
41 situasinya. Dalam memberikan pertimbangan profesionalnya terhadap pencegahan
42 tersebut, setiap Praktisi harus mempertimbangkan hal-hal yang dapat menyebabkan tidak
43 dapat diterimanya pertimbangan tersebut oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki

 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesi

1 pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, termasuk pengetahuan mengenai


2 signifikansi ancaman dan pencegahan yang diterapkan.
3
4 Penyelesaian Masalah yang Terkait
5 dengan Etika Profesi
6
7 100.16  Dalam mengevaluasi kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, Praktisi
8 mungkin diharuskan untuk menyelesaikan masalah dalam penerapan prinsip dasar etika
9 profesi.
10
11 100.17 Ketika memulai proses penyelesaian masalah yang terkait dengan etika
12 profesi, baik secara formal maupun informal, setiap Praktisi baik secara individu maupun
13 bersama-sama dengan koleganya, harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
14 (a) Fakta yang relevan;
15 (b) Masalah etika profesi yang terkait;
16 (c) Prinsip dasar etika profesi yang terkait dengan masalah etika profesi yang dihadapi;
17 (d) Prosedur internal yang berlaku; dan
18 (e) Tindakan alternatif.
19
20 Setelah mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, Praktisi harus menentukan
21 tindakan yang sesuai dengan prinsip dasar etika profesi yang diidentifikasi. Praktisi harus
22 mempertimbangkan juga akibat dari setiap tindakan yang dilakukan. Jika masalah etika
23 profesi tersebut tetap tidak dapat diselesaikan, maka Praktisi harus berkonsultasi dengan
24 pihak yang tepat pada KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja untuk membantu
25 menyelesaikan masalah etika profesi tersebut.
26
27 100.18  Jika masalah etika profesi melibatkan konflik dengan, atau dalam, organisasi
28 klien atau pemberi kerja, maka Praktisi harus mempertimbangkan untuk melakukan
29 konsultasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti
30 komite audit.
31
32 100.19  Praktisi sangat dianjurkan untuk mendokumentasikan substansi
33 permasalahan dan rincian pembahasan yang dilakukan atau keputusan yang diambil
34 yang terkait dengan permasalahan tersebut.
35
36 100.20  Jika masalah etika profesi yang signifikan tidak dapat diselesaikan,
37 maka Praktisi dapat meminta nasihat profesional dari organisasi profesi yang relevan
38 atau penasihat hukum untuk memperoleh pedoman mengenai penyelesaian masalah
39 etika profesi yang terjadi tanpa melanggar prinsip kerahasiaan. Sebagai contoh, ketika
40 menemukan kecurangan (fraud), Praktisi harus mempertimbangkan untuk memperoleh
41 nasihat hukum dalam menentukan ada tidaknya keharusan untuk melaporkan tanpa
42 melanggar prinsip kerahasiaan.
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 


Standar Profesional Akuntan Publik

1 100.21  Jika setelah mendalami semua kemungkinan yang relevan, masalah etika
2 profesi tetap tidak dapat diselesaikan, maka Praktisi harus menolak untuk dikaitkan
3 dengan hal yang menimbulkan masalah etika profesi tersebut. Dalam situasi tertentu,
4 merupakan suatu langkah yang tepat bagi Praktisi untuk tidak melibatkan dirinya dalam
5 tim perikatan atau penugasan tertentu, atau bahkan mengundurkan diri dari perikatan
6 tersebut atau dari KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42 Semua personel yang terlibat dalam suatu perikatan, termasuk tenaga ahli dari luar KAP atau Jaringan


43 KAP yang digunakan dalam pelaksanaan perikatan tersebut.

 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Prinsip Integritas

1 Seksi 110
2
3 PRINSIP INTEGRITAS
4
5
6 110.1  Prinsip integritas mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam
7 hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
8
9 110.2  Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi
10 lainnya yang diyakininya terdapat:
11 (a) Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan;
12 (b) Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati; atau
13 (c) Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang
14 seharusnya diungkapkan.
15
16 110.3  Praktisi tidak melanggar paragraf 110.2 dari Kode Etik ini jika ia memberikan
17 laporan yang dimodifikasi atas hal-hal yang diatur dalam paragraf 110.2 tersebut.
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 


Standar Profesional Akuntan Publik

 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Prinsip Objektivitas

1 Seksi 120
2
3 PRINSIP OBJEKTIVITAS
4
5
6 120.1  Prinsip objektivitas mengharuskan Praktisi untuk tidak membiarkan
7 subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak
8 lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.
9
10 120.2  Praktisi mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi
11 objektivitasnya. Karena beragamnya situasi tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan
12 setiap situasi tersebut. Setiap Praktisi harus menghindari setiap hubungan yang bersifat
13 subjektif atau yang dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan
14 profesionalnya.
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 


Standar Profesional Akuntan Publik

10 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional

1 Seksi 130
2
3 PRINSIP KOMPETENSI SERTA SIKAP KECERMATAN
4 DAN KEHATI-HATIAN PROFESIONAL
5
6
7 130.1  Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
8 mewajibkan setiap Praktisi untuk:
9 (a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk menjamin
10 pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau pemberi kerja; dan
11 (b) Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan standar
12 profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.
13
14 130.2  Pemberian jasa profesional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang
15 cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional. Kompetensi profesional
16 dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai berikut:
17 (a) Pencapaian kompetensi profesional; dan
18 (b) Pemeliharaan kompetensi profesional.
19
20 130.3  Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran dan
21 pemahaman yang berkelanjutan terhadap perkembangan teknis profesi dan perkembangan
22 bisnis yang relevan. Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan
23 sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar dapat
24 melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan profesional.
25
26 130.4  Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap Praktisi
27 untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu, sesuai dengan
28 persyaratan penugasan.
29
30 130.5  Setiap Praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang
31 tepat bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional.
32
33 130.6  Bila dipandang perlu, Praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional
34 yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya untuk
35 menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang terkait dengan jasa
36 profesional yang diberikan.
37
38
39
40
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 11


Standar Profesional Akuntan Publik

12 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Prinsip Kerahasiaan

1 Seksi 140
2
3 PRINSIP KERAHASIAAN
4
5
6 140.1  Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap Praktisi untuk tidak melakukan
7 tindakan-tindakan sebagai berikut:
8 (a) Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan
9 profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau Jaringan KAP
10 tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat kewajiban
11 untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya
12 yang berlaku; dan
13 (b) Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan
14 profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
15
16 140.2  Setiap Praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam
17 lingkungan sosialnya. Setiap Praktisi harus waspada terhadap kemungkinan pengungkapan
18 yang tidak disengaja, terutama dalam situasi yang melibatkan hubungan jangka
19 panjang dengan rekan bisnis maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga
20 dekatnya.
21
22 140.3  Setiap Praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh
23 calon klien atau pemberi kerja.
24
25 140.4  Setiap Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi
26 terjaga dalam KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja.
27
28 140.5  Setiap Praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu
29 untuk memastikan terlaksananya prinsip kerahasiaan oleh mereka yang bekerja di bawah
30 wewenangnya, serta pihak lain yang memberikan saran dan bantuan profesionalnya.
31
32 140.6  Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus berlanjut, bahkan
33 setelah berakhirnya hubungan antara Praktisi dengan klien atau pemberi kerja. Ketika
34 berpindah kerja atau memperoleh klien baru, Praktisi berhak untuk menggunakan
35 pengalaman yang diperoleh sebelumnya. Namun demikian, Praktisi tetap tidak boleh
36 menggunakan atau mengungkapkan setiap informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh
37 sebelumnya dari hubungan profesional atau hubungan bisnis.
38
39 140.7  Di bawah ini merupakan situasi-situasi yang mungkin mengharuskan Praktisi
40 untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia atau ketika pengungkapan tersebut
41 dianggap tepat:
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 13


Standar Profesional Akuntan Publik

1 (a) Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau pemberi
2 kerja;
3 (b) Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, sebagai contoh:
4 (i) Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan; atau
5 (ii) Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran
6 hukum; dan
7 (c) Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk mengungkapkan,
8 selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum:
9 (i) Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi
10 profesi atau regulator;
11 (ii) Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi
12 profesi atau regulator;
13 (iii) Dalam melindungi kepentingan profesional Praktisi dalam sidang pengadilan;
14 atau
15 (iv) Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.
16
17 140.8  Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia,
18 setiap Praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
19 (a) Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga, jika klien atau
20 pemberi kerja mengizinkan pengungkapan informasi oleh Praktisi;
21 (b) Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan. Ketika
22 fakta atau kesimpulan tidak didukung bukti, atau ketika informasi tidak lengkap,
23 pertimbangan profesional harus digunakan untuk menentukan jenis pengungkapan
24 yang harus dilakukan; dan
25 (c) Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju. Setiap Praktisi harus
26 memastikan tepat tidaknya pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut.
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

14 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Perilaku Profesional

1 Seksi 150
2
3 PERILAKU PROFESIONAL
4
5
6 150.1  Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Praktisi untuk mematuhi
7 setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan
8 yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat
9 mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan
10 memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan
11 reputasi profesi.
12
13 150.2  Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap
14 Praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi. Setiap Praktisi harus bersikap jujur
15 dan tidak boleh bersikap atau melakukan tindakan sebagai berikut:
16 (a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat diberikan,
17 kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh; atau
18 (b) Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak
19 didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 15


Standar Profesional Akuntan Publik

16 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Daftar Isi Kode Etik Profesi

BAGIAN B
Kode etik PROFESI

DAFTAR ISI

Seksi Paragraf

Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan.......................................... 200.001 - 200.015

Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP......... 210.001 - 210.019

Seksi 220 Benturan Kepentingan................................................. 220.001 - 220.006



Seksi 230 Pendapat Kedua............................................................ 230.001 - 230.003

Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk


Remunerasi Lainnya..................................................... 240.001 - 240.008

Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional......................................... 250.001 - 250.002

Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk


Keramah-tamahan Lainnya........................................... 260.001 - 260.003

Seksi 270 Penyimpanan Aset Milik Klien................................... 270.001 - 270.003

Seksi 280 Objektivitas–Semua Jasa Profesional......................... 280.001 - 280.004

Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance................ 290.001 - 290.214

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 17


Standar Profesional Akuntan Publik

18 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Ancaman dan Pencegahan

1 Seksi 200
2
3 ANCAMAN DAN PENCEGAHAN
4
5
6 Pendahuluan
7
8 200.1  Seksi ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual yang
9 tercantum pada Bagian A dari Kode Etik ini oleh Praktisi. Contoh-contoh yang diberikan
10 dalam Seksi ini bukan merupakan daftar lengkap mengenai setiap situasi yang dihadapi
11 oleh Praktisi yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhannya pada prinsip
12 dasar etika profesi. Oleh karena itu, tidak cukup bagi Praktisi untuk hanya mematuhi
13 contoh-contoh yang diberikan, melainkan harus menerapkan juga kerangka konseptual
14 tersebut dalam setiap situasi yang dihadapinya.
15
16 200.2  Setiap Praktisi tidak boleh terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan, atau aktivitas
17 yang dapat mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi profesinya, yang dapat
18 mengakibatkan pertentangan dengan jasa profesional yang diberikannya.
19
20 Ancaman dan Pencegahan
21
22 200.3  Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai
23 situasi. Ancaman-ancaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
24 (a) Ancaman kepentingan pribadi;
25 (b) Ancaman telaah pribadi;
26 (c) Ancaman advokasi;
27 (d) Ancaman kedekatan; dan
28 (e) Ancaman intimidasi.
29
30 Ancaman-ancaman tersebut telah dibahas pada Bagian A dari Kode Etik ini. Sifat dan
31 signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat dan jenis jasa profesional yang
32 diberikan kepada pihak-pihak di bawah ini:
33 (a) Klien audit laporan keuangan;
34 (b) Klien assurance selain klien audit laporan keuangan; atau
35 (c) Klien selain klien assurance.
36
37 200.4  Contoh-contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kepentingan
38 pribadi bagi Praktisi mencakup antara lain:
39 (a) Kepentingan keuangan pada klien atau kepemilikan bersama dengan klien atas suatu
40 kepentingan keuangan.
41 (b) Ketergantungan yang signifikan atas jumlah imbalan jasa profesional yang diperoleh
42 dari suatu klien.
43 (c) Hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 19


Standar Profesional Akuntan Publik

1 (d) Kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien.


2 (e) Peluang kerja yang potensial di klien.
3 (f) Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen yang terkait dengan perikatan
4 assurance.
5 (g) Pinjaman yang diberikan kepada, atau diperoleh dari, klien assurance maupun direksi
6 atau pejabatnya.
7
8 200.5  Contoh-contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi
9 mencakup antara lain:
10 (a) Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian kembali hasil
11 pekerjaan Praktisi.
12 (b) Pelaporan mengenai operasi sistem keuangan setelah keterlibatan Praktisi dalam
13 perancangan atau pengimplementasiannya.
14 (c) Keterlibatan Praktisi dalam penyusunan data yang digunakan untuk menghasilkan
15 catatan yang akan menjadi hal pokok (subject matter) dari perikatan.
16 (d) Anggota tim assurance sedang menjabat, atau belum lama ini pernah menjabat,
17 sebagai direksi atau pejabat klien.
18 (e) Anggota tim assurance sedang dipekerjakan, atau belum lama ini pernah dipekerjakan,
19 oleh klien pada suatu kedudukan yang mempunyai pengaruh langsung dan signifikan
20 atas hal pokok dari perikatan.
21 (f) Pemberian jasa profesional kepada klien assurance yang dapat memengaruhi hal pokok
22 dari perikatan assurance.
23
24 200.6  Contoh-contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman advokasi mencakup
25 antara lain:
26 (a) Mempromosikan saham suatu entitas yang efeknya tercatat di bursa (“Emiten”) yang
27 merupakan klien audit laporan keuangan.
28
29
30 
Suatu imbalan jasa profesional yang dihitung berdasarkan suatu dasar yang telah ditentukan di
31 muka yang terkait dengan hasil dari suatu transaksi atau hasil dari pelaksanaan suatu pekerjaan. Suatu
32 imbalan jasa profesional yang ditentukan oleh pengadilan atau otoritas publik lainnya bukan merupakan
33 imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen.
34 
Merupakan: (i) semua anggota tim perikatan assurance; (ii) semua personel dalam KAP yang
35 dapat secara langsung memengaruhi hasil dari perikatan assurance, termasuk: (a) personel yang
36 dapat memengaruhi kompensasi dari rekan perikatan atau personel yang secara langsung melakukan
37 pengawasan, pengelolaan, atau bentuk pengawasan lainnya atas rekan perikatan sehubungan dengan
38 kinerja perikatan tersebut (dalam perikatan audit laporan keuangan, termasuk personel yang berada pada
39 hierarki organisasi yang lebih tinggi dari rekan perikatan), (b) personel yang memberikan konsultasi atas
40 isu, transaksi, atau kejadian khusus yang terkait dengan suatu hal teknis atau industri, dan (c) personel
41 yang melakukan pengendalian mutu perikatan; dan (iii) dalam perikatan audit laporan keuangan,
42 semua personel yang berada dalam Jaringan KAP yang dapat secara langsung memengaruhi hasil dari
43 perikatan.

20 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Ancaman dan Pencegahan

1 (b) Memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi atau perselisihan
2 dengan pihak ketiga.
3
4 200.7  Contoh-contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kedekatan
5 mencakup antara lain:
6 (a) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota keluarga
7 dekat dari direktur atau pejabat klien.
8 (b) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota keluarga
9 dekat dari karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan
10 signifikan terhadap hal pokok dari perikatan.
11 (c) Mantan rekan KAP atau Jaringan KAP yang menjadi direktur, pejabat, atau karyawan
12 klien dengan kedudukan yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap hal
13 pokok dari perikatan.
14 (d) Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali
15 nilainya secara jelas tidak signifikan.
16 (e) Hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau Jaringan KAP
17 dengan klien assurance.
18
19 200.8  Contoh-contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman intimidasi
20 mencakup antara lain:
21 (a) Ancaman atas pemutusan perikatan atau penggantian tim perikatan.
22 (b) Ancaman atas litigasi.
23 (c) Ancaman melalui penekanan atas pengurangan lingkup pekerjaan dengan tujuan
24 untuk mengurangi jumlah imbalan jasa profesional.
25
26 200.9  Praktisi mungkin menghadapi situasi yang dapat menimbulkan ancaman
27 khusus terhadap kepatuhan pada satu atau lebih prinsip dasar etika profesi. Ancaman
28 khusus tersebut tidak dapat diklasifikasikan menurut jenis ancaman seperti yang tercantum
29 pada paragraf 200.3 dari Kode Etik ini. Setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap
30 situasi dan ancaman khusus tersebut, baik dalam hubungan profesional maupun hubungan
31 bisnisnya.
32
33 200.10  Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya
34 ke tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
35 (a) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan; dan
36 (b) Pencegahan dalam lingkungan kerja.
37
38 Contoh-contoh pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan
39 telah dijelaskan pada paragraf 100.12 dari Kode Etik ini.
40
41
42 
Personel yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan dari suatu entitas, tanpa memperhatikan
43 jabatan atau kedudukannya.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 21


Standar Profesional Akuntan Publik

1 200.11  Dalam lingkungan kerja, pencegahan yang tepat sangat beragam, tergantung
2 dari situasinya. Pencegahan lingkungan kerja terdiri dari pencegahan pada tingkat institusi
3 dan pada tingkat perikatan. Setiap Praktisi harus menggunakan pertimbangannya
4 secara saksama untuk menentukan cara terbaik dalam menghadapi ancaman yang telah
5 diidentifikasi. Setiap Praktisi harus mempertimbangkan juga dapat tidaknya pertimbangan
6 tersebut diterima oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai
7 semua informasi yang relevan, termasuk pengetahuan mengenai signifikansi ancaman dan
8 pencegahan yang diterapkan. Pertimbangan tersebut dapat dipengaruhi oleh signifikansi
9 ancaman, sifat perikatan, dan struktur KAP atau Jaringan KAP.
10
11 200.12  Pencegahan pada tingkat institusi dalam lingkungan kerja mencakup antara
12 lain:
13 (a) Kepemimpinan KAP atau Jaringan KAP yang menekankan pentingnya kepatuhan
14 pada prinsip dasar etika profesi.
15 (b) Kepemimpinan KAP atau Jaringan KAP yang memastikan terjaganya tindakan untuk
16 melindungi kepentingan publik oleh anggota tim assurance.
17 (c) Kebijakan dan prosedur untuk menerapkan dan memantau pengendalian mutu
18 perikatan.
19 (d) Kebijakan yang terdokumentasi mengenai pengidentifikasian ancaman terhadap
20 kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, pengevaluasian signifikansi ancaman,
21 serta pengidentifikasian dan penerapan pencegahan untuk menghilangkan ancaman
22 atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima (kecuali jika ancaman tersebut
23 merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan).
24 (e) Untuk KAP yang melakukan perikatan assurance, kebijakan independensi yang
25 terdokumentasi mengenai pengidentifikasian ancaman terhadap independensi, serta
26 pengevaluasian signifikansi ancaman dan penerapan pencegahan yang tepat untuk
27 menghilangkan ancaman atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima (kecuali
28 jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak
29 signifikan).
30 (f) Kebijakan dan prosedur internal yang terdokumentasi yang memastikan terjaganya
31 kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
32 (g) Kebijakan dan prosedur untuk memastikan pengidentifikasian kepentingan atau
33 hubungan antara anggota tim perikatan dan KAP atau Jaringan KAP dengan klien.
34 (h) Kebijakan dan prosedur untuk memantau dan mengelola ketergantungan KAP atau
35 Jaringan KAP terhadap jumlah imbalan jasa profesional yang diperoleh dari suatu
36 klien.
37 (i) Penggunaan rekan dan tim perikatan dengan lini pelaporan yang terpisah dalam
38 pemberian jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance.
39 (j) Kebijakan dan prosedur yang melarang personel yang bukan merupakan anggota tim
40 perikatan untuk memengaruhi hasil pekerjaan perikatan.
41 (k) Komunikasi yang tepat waktu mengenai kebijakan dan prosedur (termasuk
42 perubahannya) kepada seluruh rekan dan staf KAP atau Jaringan KAP, serta pelatihan
43 dan pendidikan yang memadai atas kebijakan dan prosedur tersebut.

22 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Ancaman dan Pencegahan

1 (l) Penunjukan seorang anggota manajemen senior untuk bertanggung jawab atas
2 pengawasan kecukupan fungsi sistem pengendalian mutu KAP atau Jaringan KAP.
3 (m) Pemberitahuan kepada seluruh rekan dan staf KAP atau Jaringan KAP mengenai klien-
4 klien assurance dan entitas-entitas yang terkait dengannya dan mewajibkan seluruh
5 rekan dan staf KAP atau Jaringan KAP tersebut untuk menjaga independensinya
6 terhadap klien assurance dan entitas yang terkait tersebut.
7 (n) Mekanisme pendisiplinan untuk mendukung kepatuhan pada kebijakan dan prosedur
8 yang telah diterapkan.
9 (o) Kebijakan dan prosedur yang mendorong dan memotivasi staf untuk berkomunikasi
10 dengan pejabat senior KAP atau Jaringan KAP mengenai setiap isu yang terkait dengan
11 kepatuhan pada prisip dasar etika profesi yang menjadi perhatiannya.
12
13 200.13  Pencegahan pada tingkat perikatan dalam lingkungan kerja mencakup antara
14 lain:
15 (a) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau
16 untuk memberikan saran yang diperlukan.
17 (b) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga yang independen, seperti komisaris
18 independen, organisasi profesi, atau Praktisi lainnya.
19 (c) Mendiskusikan isu-isu etika profesi dengan pejabat klien yang bertanggung jawab atas
20 tata kelola perusahaan.
21 (d) Mengungkapkan kepada pejabat klien yang bertanggung jawab atas tata kelola
22 perusahaan mengenai sifat dan besaran imbalan jasa profesional yang dikenakan.
23 (e) Melibatkan KAP atau Jaringan KAP lain untuk melakukan atau mengerjakan kembali
24 suatu bagian dari perikatan.
25 (f) Merotasi personel senior tim assurance.
26
27 200.14  Praktisi dapat mengandalkan juga pencegahan yang telah diterapkan oleh
28 klien, tergantung dari sifat penugasannya. Namun demikian, Praktisi tidak boleh hanya
29 mengandalkan pencegahan tersebut untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat
30 diterima.
31
32 200.15  Pencegahan dalam sistem dan prosedur yang diterapkan oleh klien mencakup
33 antara lain:
34 (a) Pihak dalam organisasi klien selain manajemen meratifikasi atau menyetujui
35 penunjukan KAP atau Jaringan KAP.
36 (b) Klien memiliki karyawan yang kompeten dengan pengalaman dan senioritas yang
37 memadai untuk mengambil keputusan manajemen.
38 (c) Klien telah menerapkan prosedur internal untuk memastikan terciptanya proses
39 pemilihan yang objektif atas perikatan selain perikatan assurance.
40 (d) Klien memiliki struktur tata kelola perusahaan yang memastikan terciptanya
41 pengawasan dan komunikasi yang memadai sehubungan dengan jasa profesional
42 yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP.
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 23


Standar Profesional Akuntan Publik

24 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP

1 Seksi 210
2
3 PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP
4
5
6 Penerimaan Klien
7
8 210.1  Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus mempertimbangkan
9 potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang
10 diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut. Ancaman potensial terhadap integritas atau
11 perilaku profesional antara lain dapat terjadi dari isu-isu yang dapat dipertanyakan yang
12 terkait dengan klien (pemilik, manajemen, atau aktivitasnya).
13
14 210.2  Isu-isu yang terdapat pada klien yang jika diketahui dapat mengancam
15 kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi mencakup antara lain keterlibatan klien dalam
16 aktivitas ilegal (seperti pencucian uang), kecurangan, atau pelaporan keuangan yang tidak
17 lazim.
18
19 210.3  Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi. Jika ancaman tersebut merupakan
20 ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat
21 harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
22 menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
23
24 210.4  Pencegahan yang tepat mencakup antara lain:
25 (a) Memperoleh pemahaman tentang klien, pemilik, manajer, serta pihak yang bertanggung
26 jawab atas tata kelola dan kegiatan bisnis perusahaan, atau
27 (b) Memastikan adanya komitmen dari klien untuk meningkatkan praktik tata kelola
28 perusahaan atau pengendalian internalnya.
29
30 210.5  Setiap Praktisi harus menolak untuk menerima suatu perikatan jika ancaman
31 yang terjadi tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima.
32
33 210.6  Keputusan untuk menerima suatu klien harus ditelaah secara berkala untuk
34 perikatan yang berulang (recurring engagements).
35
36 Penerimaan Perikatan
37
38 210.7  Setiap Praktisi hanya boleh memberikan jasa profesionalnya jika memiliki
39 kompetensi untuk melaksanakan perikatan tersebut. Sebelum menerima perikatan, setiap
40 Praktisi harus mempertimbangkan setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
41 dasar etika profesi yang dapat terjadi dari diterimanya perikatan tersebut. Sebagai contoh,
42 ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 25


Standar Profesional Akuntan Publik

1 hatian profesional dapat terjadi ketika tim perikatan tidak memiliki kompetensi yang
2 diperlukan untuk melaksanakan perikatan dengan baik.
3
4 210.8  Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang
5 diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara
6 jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus diterapkan untuk menghilangkan
7 ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut
8 mencakup antara lain:
9 (a) Memperoleh pemahaman yang memadai mengenai sifat dan kompleksitas kegiatan
10 bisnis klien, persyaratan perikatan, serta tujuan, sifat, dan lingkup pekerjaan yang
11 akan dilakukan.
12 (b) Memperoleh pengetahuan yang relevan mengenai industri atau hal pokok dari
13 perikatan.
14 (c) Memiliki pengalaman mengenai peraturan atau persyaratan pelaporan yang
15 relevan.
16 (d) Menugaskan jumlah staf yang memadai dengan kompetensi yang diperlukan.
17 (e) Menggunakan tenaga ahli jika dibutuhkan.
18 (f) Menyetujui jangka waktu perikatan yang realistis untuk melaksanakan perikatan.
19 (g) Mematuhi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang dirancang sedemikian
20 rupa untuk memastikan diterimanya perikatan hanya bila perikatan tersebut dapat
21 dilaksanakan secara kompeten.
22
23 210.9  Setiap Praktisi harus mengevaluasi keandalan dari saran atau pekerjaan tenaga
24 ahli jika ia menggunakan saran atau pekerjaan tersebut dalam melaksanakan perikatannya.
25 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti reputasi, keahlian, sumber
26 daya yang tersedia, serta standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku. Informasi
27 tersebut mungkin dapat diperoleh dari pengalaman sebelumnya dengan tenaga ahli
28 tersebut atau melalui konsultasi dengan pihak lain.
29
30 210.10  Setiap Praktisi tidak diperkenankan untuk menerima dan melaksanakan
31 perikatan assurance yang jenis, periode, dan jenis prinsip-akuntansi-yang-berlaku-
32 umum (contoh: Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia atau di Amerika Serikat, atau
33 International Financial Reporting Standards) yang digunakannya sama dengan perikatan
34 assurance yang telah dilakukan oleh Praktisi lain, kecuali apabila perikatan tersebut harus
35 dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, hukum, atau peraturan
36 lainnya yang berlaku, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, yang dikeluarkan oleh
37 pihak atau lembaga yang berwenang.
38
39 Perubahan dalam Penunjukan
40 Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
41
42 210.11  Seorang Praktisi yang ditunjuk untuk menggantikan Praktisi lain atau seorang
43 Praktisi yang sedang mempertimbangkan untuk mengikuti tender perikatan (selanjutnya

26 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP

1 secara kolektif disebut “Praktisi Pengganti”) dari calon klien yang sedang dalam perikatan
2 dengan Praktisi lain (“Praktisi Pendahulu”) harus menentukan ada tidaknya alasan
3 profesional atau alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut, yaitu adanya
4 hal-hal yang dapat mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Sebagai contoh,
5 ancaman terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional dapat
6 terjadi ketika Praktisi Pengganti menerima perikatan sebelum mengetahui seluruh fakta
7 yang terkait.
8
9 210.12  Signifikansi setiap ancaman harus selalu dievaluasi. Dalam melakukan evaluasi
10 tersebut, tergantung dari sifat perikatannya, Praktisi Pengganti dapat berkomunikasi
11 langsung dengan Praktisi Pendahulu untuk memperoleh pemahaman mengenai latar
12 belakang penggantian Praktisi tersebut, sehingga Praktisi Pengganti dapat memutuskan
13 tepat tidaknya menerima perikatan tersebut. Sebagai contoh, alasan penggantian Praktisi
14 yang dikemukakan oleh calon klien mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan fakta
15 yang sesungguhnya, yang mungkin mengindikasikan adanya perbedaan pendapat antara
16 calon klien dengan Praktisi Pendahulu, sehingga hal tersebut dapat memengaruhi Praktisi
17 Pengganti untuk menentukan diterima tidaknya penunjukan tersebut.
18
19 210.13  Setiap Praktisi Pendahulu harus menjaga prinsip kerahasiaan. Lingkup
20 informasi mengenai hal-hal yang dapat dan harus didiskusikan oleh Praktisi Pendahulu
21 dengan Praktisi Pengganti ditentukan oleh sifat perikatan serta hal-hal sebagai berikut:
22 (a) Persetujuan dari klien untuk melakukan komunikasi tersebut, atau
23 (b) Ketentuan hukum, peraturan, atau kode etik profesi yang terkait dengan komunikasi
24 dan pengungkapan tersebut.
25
26 210.14  Jika tidak memperoleh persetujuan dari klien, Praktisi Pendahulu tidak
27 boleh secara sukarela memberikan informasi mengenai klien kepada Praktisi Pengganti.
28 Seksi 140 dari Kode Etik ini mengatur situasi dan kondisi yang memperbolehkan Praktisi
29 untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia.
30
31 210.15  Jika ancaman yang diidentifikasi merupakan ancaman selain ancaman yang
32 secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan
33 diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
34 dapat diterima.
35
36 210.16  Pencegahan yang dapat dilakukan oleh Praktisi Pengganti seperti yang
37 dimaksud dalam paragraf 210.15 dari Kode Etik ini mencakup antara lain:
38 (a) Mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan klien secara lengkap dan terbuka
39 dengan Praktisi Pendahulu;
40 (b) Meminta Praktisi Pendahulu untuk memberikan informasi mengenai hal-hal yang
41 berhubungan dengan klien yang diketahuinya yang relevan bagi Praktisi Pengganti,
42 sebelum Praktisi Pengganti memutuskan untuk menerima perikatan tersebut.
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 27


Standar Profesional Akuntan Publik

1 (c) Ketika menanggapi permintaan untuk tender, Praktisi Pengganti harus mencantumkan
2 dalam dokumen tendernya persyaratan mengenai komunikasi dengan Praktisi
3 Pendahulu sebelum menerima perikatan tersebut dengan tujuan untuk menanyakan
4 ada tidaknya alasan profesional atau alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan
5 tersebut.
6
7 210.17  Pada umumnya Praktisi Pengganti harus memperoleh persetujuan dari
8 calon klien, sebaiknya secara tertulis, sebelum melakukan komunikasi dengan Praktisi
9 Pendahulu. Jika persetujuan tersebut telah diberikan oleh calon klien, maka Praktisi
10 Pendahulu harus mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan lain yang relevan
11 yang berlaku. Informasi yang diberikan oleh Praktisi Pendahulu kepada Praktisi Pengganti
12 harus disampaikan dengan jujur dan jelas. Jika Praktisi Pengganti tidak dapat melakukan
13 komunikasi dengan Praktisi Pendahulu, maka Praktisi Pengganti harus mencoba untuk
14 memperoleh informasi mengenai semua kemungkinan ancaman yang dapat terjadi
15 melalui cara-cara lain, seperti melakukan wawancara dengan pihak ketiga, atau melakukan
16 penyelidikan mengenai latar belakang manajemen senior atau pihak yang bertanggung
17 jawab atas tata kelola perusahaan dari klien.
18
19 210.18  Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat
20 yang dapat diterima melalui penerapan pencegahan, maka Praktisi Pengganti harus
21 menolak perikatan yang ditawarkan, kecuali jika Praktisi Pengganti mempunyai keyakinan
22 yang kuat mengenai dapat diperolehnya informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi
23 ancaman tersebut dengan cara lain.
24
25 210.19  Praktisi Pengganti dapat diminta untuk melakukan pekerjaan yang bersifat
26 sebagai pelengkap atau merupakan pekerjaan tambahan dari Praktisi Pendahulu. Kondisi
27 ini mungkin menimbulkan potensi ancaman terhadap kompetensi serta sikap kecermatan
28 dan kehati-hatian profesional karena kurang atau tidak lengkapnya informasi. Pencegahan
29 terhadap ancaman ini mencakup antara lain pemberitahuan kepada Praktisi Pendahulu
30 mengenai pekerjaan yang akan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan
31 kepada Praktisi Pendahulu untuk menyediakan semua informasi yang relevan agar Praktisi
32 Pengganti dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

28 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Benturan Kepentingan

1 Seksi 220
2
3 BENTURAN KEPENTINGAN
4
5
6 220.1  Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
7 mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karena
8 situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
9 etika profesi. Sebagai contoh, ancaman terhadap objektivitas dapat terjadi ketika Praktisi
10 bersaing secara langsung dengan klien atau memiliki kerja sama usaha atau kerja
11 sama sejenis lainnya dengan pesaing utama klien. Ancaman terhadap objektivitas atau
12 kerahasiaan dapat terjadi ketika Praktisi memberikan jasa profesional untuk klien-klien
13 yang kepentingannya saling berbenturan atau kepada klien-klien yang sedang saling
14 berselisih dalam suatu masalah atau transaksi.
15
16 220.2  Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman. Pengevaluasian
17 tersebut harus dilakukan sebelum menerima atau meneruskan hubungan dengan klien
18 atau perikatan, dan mencakup pertimbangan mengenai ada tidaknya kepentingan bisnis
19 atau hubungan dengan klien atau pihak ketiga, yang dapat menimbulkan ancaman. Jika
20 ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan,
21 maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan
22 ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
23
24 220.3  Tergantung dari penyebab benturan kepentingan, pencegahan yang dilakukan
25 oleh Praktisi umumnya harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
26 (a) Memberitahukan klien mengenai setiap kepentingan atau kegiatan bisnis KAP atau
27 Jaringan KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, dan memperoleh
28 persetujuan dari klien untuk melanjutkan hubungan dengan klien berdasarkan kondisi
29 tersebut, atau
30 (b) Memberitahukan semua pihak yang relevan yang teridentifikasi mengenai pemberian
31 jasa profesional oleh Praktisi kepada dua atau lebih klien yang kepentingannya saling
32 berbenturan, dan memperoleh persetujuan dari klien-klien tersebut untuk melanjutkan
33 hubungan dengan mereka berdasarkan kondisi tersebut, atau
34 (c) Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi secara
35 tidak eksklusif untuk suatu klien (sebagai contoh, tidak bertindak secara eksklusif
36 untuk suatu industri atau jasa tertentu), dan memperoleh persetujuan dari klien untuk
37 bertindak demikian.
38
39 220.4  Berikut ini adalah pencegahan tambahan yang harus dipertimbangkan
40 juga:
41 (a) Penggunaan tim perikatan yang terpisah dalam memberikan jasa profesional kepada
42 klien-klien yang kepentingannya saling berbenturan;
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 29


Standar Profesional Akuntan Publik

1 (b) Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak berhak
2 (sebagai contoh, pemisahan fisik yang jelas atas masing-masing tim perikatan tersebut
3 di atas, dan penyimpanan data yang aman dan terjaga kerahasiaannya);
4 (c) Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan mengenai keamanan dan
5 kerahasiaan data;
6 (d) Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap rekan dan staf
7 KAP atau Jaringan KAP; dan
8 (e) Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabat senior KAP atau
9 Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan.
10
11 220.5  Jika benturan kepentingan menyebabkan ancaman terhadap satu atau lebih
12 prinsip dasar etika profesi (termasuk prinsip objektivitas, kerahasiaan, atau perilaku
13 profesional) yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima
14 melalui penerapan pencegahan yang tepat, maka Praktisi harus menolak untuk menerima
15 perikatan tersebut atau bahkan mengundurkan diri dari satu atau lebih perikatan yang
16 berbenturan kepentingan tersebut.
17
18 220.6  Jika klien tidak memberikan persetujuan kepada Praktisi sehubungan dengan
19 permohonan Praktisi untuk memberikan jasa profesionalnya kepada pihak lain (baik klien
20 maupun calon klien) yang kepentingannya berbenturan dengan klien, maka Praktisi tidak
21 boleh melanjutkan pemberian jasa profesionalnya kepada salah satu dari pihak-pihak
22 tersebut.
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

30 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Pendapat Kedua

1 Seksi 230
2
3 PENDAPAT KEDUA
4
5
6 230.1  Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika
7 Praktisi diminta untuk memberikan pendapat kedua (second opinions) mengenai penerapan
8 akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/ prinsip lain untuk keadaan atau transaksi
9 tertentu oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak selain klien. Sebagai contoh, ancaman
10 terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional dapat terjadi
11 ketika pendapat kedua tidak didasarkan pada fakta yang sama seperti fakta yang disajikan
12 kepada Praktisi yang memberikan pendapat pertama, atau didasarkan pada bukti yang
13 tidak memadai. Signifikansi ancaman akan tergantung dari kondisi yang melingkupi
14 permintaan pendapat kedua, serta seluruh fakta dan asumsi lain yang tersedia yang terkait
15 dengan pendapat profesional yang diberikan.
16
17 230.2  Ketika diminta untuk memberikan pendapat kedua, setiap Praktisi harus
18 mengevaluasi signifikansi setiap ancaman dan, jika ancaman tersebut merupakan
19 ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat
20 harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
21 menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara
22 lain:
23 (a) Meminta persetujuan dari klien untuk menghubungi Praktisi yang memberikan
24 pendapat pertama;
25 (b) Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat yang diberikan kepada klien; dan
26 (c) Memberikan salinan pendapat kepada Praktisi yang memberikan pendapat
27 pertama.
28
29 230.3  Jika perusahaan atau entitas yang meminta pendapat tidak memberikan
30 persetujuannya kepada Praktisi yang memberikan pendapat kedua untuk melakukan
31 komunikasi dengan Praktisi yang memberikan pendapat pertama, maka Praktisi yang
32 diminta untuk memberikan pendapat kedua tersebut harus mempertimbangkan seluruh
33 fakta dan kondisi untuk menentukan tepat tidaknya pendapat kedua diberikan.
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 31


Standar Profesional Akuntan Publik

32 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya

1 Seksi 240
2
3 IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK
4 REMUNERASI LAINNYA
5
6
7 240.1  Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang diberikan,
8 Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai.
9 Fakta terjadinya jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh Praktisi yang satu
10 lebih rendah dari Praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik
11 profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi
12 dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan. Sebagai contoh,
13 ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-
14 hatian profesional dapat terjadi ketika besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan
15 sedemikian rendahnya, sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya
16 perikatan dengan baik berdasarkan standar teknis dan standar profesi yang berlaku.
17
18 240.2  Signifikansi ancaman akan tergantung dari beberapa faktor, seperti besaran
19 imbalan jasa profesional yang diusulkan, serta jenis dan lingkup jasa profesional yang
20 diberikan. Sehubungan dengan potensi ancaman tersebut, pencegahan yang tepat
21 harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
22 menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara
23 lain:
24 (a) Membuat klien menyadari persyaratan dan kondisi perikatan, terutama dasar
25 penentuan besaran imbalan jasa profesional, serta jenis dan lingkup jasa profesional
26 yang diberikan.
27 (b) Mengalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan staf yang kompeten dalam
28 perikatan tersebut.
29
30 240.3  Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen telah digunakan secara luas
31 untuk jasa profesional tertentu selain jasa assurance. Namun demikian, dalam situasi
32 tertentu imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dapat menimbulkan ancaman
33 terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, yaitu ancaman kepentingan pribadi
34 terhadap objektivitas. Signifikansi ancaman tersebut akan tergantung dari beberapa faktor
35 sebagai berikut:
36 (a) Sifat perikatan;
37 (b) Rentang besaran imbalan jasa profesional yang dimungkinkan;
38 (c) Dasar penetapan besaran imbalan jasa profesional;
39 (d) Ada tidaknya penelaahan hasil pekerjaan oleh pihak ketiga yang independen.
40
41 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen untuk jasa profesional selain jasa assurance
42 yang diberikan kepada klien assurance diatur dalam Seksi 290 dari Kode Etik ini.
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 33


Standar Profesional Akuntan Publik

1 240.4  Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
2 merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan
3 yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut
4 atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara
5 lain:
6 (a) Perjanjian tertulis dengan klien yang dibuat di muka mengenai dasar penentuan
7 imbalan jasa profesional.
8 (b) Pengungkapan kepada pihak pengguna hasil pekerjaan Praktisi mengenai dasar
9 penentuan imbalan jasa profesional.
10 (c) Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
11 (d) Penelaahan oleh pihak ketiga yang objektif terhadap hasil pekerjaan Praktisi.
12
13 240.5  Dalam situasi tertentu, seorang Praktisi dapat menerima imbalan jasa
14 profesional rujukan atau komisi (referral fee) yang terkait dengan diterimanya suatu
15 perikatan, sebagai contoh, jika Praktisi tidak memberikan jasa profesional tertentu
16 yang dibutuhkan, maka imbalan jasa dapat diterima oleh Praktisi tersebut sehubungan
17 dengan perujukan klien yang berkelanjutan (continuing client) tersebut kepada tenaga
18 ahli atau Praktisi yang lain. Praktisi dapat menerima komisi dari pihak ketiga (seperti
19 penjual perangkat lunak) sehubungan dengan penjualan barang atau jasa kepada klien.
20 Penerimaan imbalan jasa profesional rujukan atau komisi tersebut dapat menimbulkan
21 ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas, kompetensi, serta sikap kecermatan
22 dan kehati-hatian profesional.
23
24 240.6  Seorang Praktisi dapat membayar juga imbalan jasa professional rujukan
25 untuk mendapatkan klien atau perikatan, sebagai contoh, Praktisi A membayar imbalan
26 jasa profesional rujukan kepada Praktisi B untuk mendapatkan suatu perikatan (dari
27 suatu klien yang masih tetap menjadi klien dari Praktisi B) yang membutuhkan keahlian
28 khusus yang dimiliki oleh Praktisi A yang tidak dimiliki atau ditawarkan oleh Praktisi
29 B. Pembayaran imbalan jasa profesional rujukan tersebut dapat menimbulkan ancaman
30 kepentingan pribadi terhadap objektivitas, kompetensi, serta sikap kecermatan dan
31 kehatian-hatian profesional.
32
33 240.7  Setiap Praktisi tidak boleh membayar atau menerima imbalan jasa profesional
34 rujukan atau komisi, kecuali jika Praktisi telah menerapkan pencegahan yang tepat untuk
35 mengurangi ancaman atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
36 tersebut mencakup antara lain:
37 (a) Mengungkapkan kepada klien mengenai perjanjian pembayaran atau penerimaan
38 imbalan jasa professional rujukan kepada Praktisi lain atas suatu perikatan.
39 (b) Memperoleh persetujuan di muka dari klien mengenai penerimaan komisi dari pihak
40 ketiga atas penjualan barang atau jasa kepada klien.
41
42
43

34 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya

1 240.8  Praktisi dapat membeli seluruh atau sebagian kepemilikan KAP atau Jaringan
2 KAP lain dengan melakukan pembayaran kepada individu yang sebelumnya memiliki
3 KAP atau Jaringan KAP tersebut, atau dengan melakukan pembayaran kepada ahli waris
4 atau walinya. Pembayaran tersebut bukan merupakan imbalan jasa profesional rujukan
5 atau komisi seperti yang diatur dalam paragraf 240.5–240.7 dari Kode Etik ini.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 35


Standar Profesional Akuntan Publik

36 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Pemasaran Jasa Profesional

1 Seksi 250
2
3 pemasaran jasa profesional
4
5
6 250.1  Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi
7 ketika Praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran
8 lainnya. Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada perilaku
9 profesional dapat terjadi ketika jasa profesional, hasil pekerjaan, atau produk yang
10 ditawarkan tidak sesuai dengan prinsip perilaku profesional.
11
12 250.2  Setiap Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa
13 profesionalnya. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan tindakan-
14 tindakan sebagai berikut:
15 (a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat diberikan,
16 kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh; atau
17 (b) Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak
18 didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.
19
20 Jika Praktisi memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu iklan atau bentuk pemasaran
21 lainnya, maka Praktisi harus melakukan konsultasi dengan organisasi profesi.
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42 
Komunikasi yang ditujukan kepada publik mengenai informasi atas jasa profesional atau keahlian yang
43 diberikan oleh Praktisi dengan tujuan untuk memperoleh suatu perikatan.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 37


Standar Profesional Akuntan Publik

38 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-tamahan Lainnya

1 Seksi 260
2
3 penerimaan hadiah atau bentuk
4 keramah-tamahan lainnya
5
6
7 260.1  Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya
8 mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya (hospitality) oleh
9 klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan
10 pada prinsip dasar etika profesi, sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap
11 objektivitas dapat terjadi ketika hadiah dari klien diterima, atau ancaman intimidasi
12 terhadap objektivitas dapat terjadi sehubungan dengan kemungkinan dipublikasikannya
13 penerimaan hadiah tersebut.
14
15 260.2  Signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat, nilai, dan
16 maksud di balik pemberian tersebut. Jika pemberian tersebut disimpulkan oleh pihak
17 ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan
18 sebagai pemberian yang secara jelas tidak signifikan, maka Praktisi dapat menyimpulkan
19 pemberian tersebut sebagai pemberian yang diberikan dalam kondisi bisnis normal, yaitu
20 pemberian yang tidak dimaksudkan untuk memengaruhi pengambilan keputusan atau
21 untuk memperoleh informasi. Dalam kondisi demikian, Praktisi dapat menyimpulkan
22 tidak terjadinya ancaman yang signifikan terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
23 profesi.
24
25 260.3  Jika ancaman yang dievaluasi merupakan ancaman selain ancaman yang
26 secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan
27 diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
28 dapat diterima. Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat
29 yang dapat diterima, maka Praktisi tidak diperbolehkan untuk menerima pemberian
30 tersebut.
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 39


Standar Profesional Akuntan Publik

40 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Penyimpanan Aset Milik Klien

1 Seksi 270
2
3 PENYIMPANAN ASET MILIK KLIEN
4
5
6 270.1  Setiap Praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab penyimpanan uang atau
7 aset lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku
8 dan jika demikian, Praktisi wajib menyimpan aset tersebut sesuai dengan ketentuan hukum
9 yang berlaku.
10
11 270.2  Penyimpanan aset milik klien dapat menimbulkan ancaman terhadap
12 kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi
13 terhadap perilaku profesional dan objektivitas dapat terjadi dari penyimpanan aset klien
14 tersebut. Praktisi yang dipercaya untuk menyimpan uang atau aset lainnya milik pihak
15 lain harus melakukan pencegahan sebagai berikut:
16 (a) Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau Jaringan KAP, atau aset
17 pribadinya;
18 (b) Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan;
19 (c) Setiap saat siap mempertanggungjawabkan aset tersebut kepada individu yang berhak
20 atas aset tersebut, termasuk seluruh penghasilan, dividen, atau keuntungan yang
21 dihasilkan dari aset tersebut; dan
22 (d) Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku sehubungan dengan
23 penyimpanan dan pertanggungjawaban aset tersebut.
24
25 270.3  Selain itu, setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap ancaman atas
26 kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi sehubungan dengan
27 keterkaitan Praktisi dengan aset tersebut, sebagai contoh, keterkaitan Praktisi dengan aset
28 yang berhubungan dengan kegiatan ilegal, seperti pencucian uang. Sebagai bagian dari
29 prosedur penerimaan klien dan perikatan, setiap Praktisi harus melakukan wawancara yang
30 memadai mengenai sumber aset tersebut dan mempertimbangkan kewajiban yang timbul
31 berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. Dalam kondisi demikian,
32 Praktisi dapat mempertimbangkan untuk meminta nasihat hukum.
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 41


Standar Profesional Akuntan Publik

42 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Objektivitas—Semua Jasa Profesional

1 Seksi 280
2
3 OBJEKTIVITAS—SEMUA JASA PROFESIONAL
4
5
6 280.1  Dalam memberikan jasa profesionalnya, setiap Praktisi harus
7 mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
8 objektivitas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan,
9 klien maupun direktur, pejabat, atau karyawannya. Sebagai contoh, ancaman kedekatan
10 terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas dapat terjadi dari hubungan keluarga,
11 hubungan kedekatan pribadi, atau hubungan bisnis.
12
13 280.2  Setiap Praktisi yang memberikan jasa assurance harus bersikap independen
14 terhadap klien assurance. Independensi dalam pemikiran (independence of mind) dan
15 independensi dalam penampilan (independence in appearance) sangat dibutuhkan untuk
16 memungkinkan Praktisi untuk menyatakan pendapat, atau memberikan kesan adanya
17 pernyataan pendapat, secara tidak bias dan bebas dari benturan kepentingan atau pengaruh
18 pihak lain. Seksi 290 dari Kode Etik ini memberikan pedoman mengenai ketentuan
19 independensi bagi Praktisi ketika melakukan perikatan assurance.
20
21 280.3  Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika memberikan jasa
22 profesional akan tergantung dari kondisi tertentu dan sifat dari perikatan yang dilakukan
23 oleh Praktisi.
24
25 280.4  Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang
26 diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang
27 secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan
28 diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
29 dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
30 (a) Mengundurkan diri dari tim perikatan.
31 (b) Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai.
32 (c) Menghentikan hubungan keuangan atau hubungan bisnis yang dapat menimbulkan
33 ancaman.
34 (d) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan manajemen senior KAP atau Jaringan
35 KAP.
36 (e) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak klien yang bertanggung jawab atas
37 tata kelola perusahaan.
38
39
40
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 43


Standar Profesional Akuntan Publik

44 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 Seksi 290
2
3 INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASSURANCE
4
5
6 Pendahuluan
7
8 290.1  Dalam melaksanakan perikatan assurance, Kode Etik ini mewajibkan anggota
9 tim assurance, KAP, dan jika relevan, Jaringan KAP, untuk bersikap independen terhadap
10 klien assurance sehubungan dengan kapasitas mereka untuk melindungi kepentingan
11 publik.
12
13 290.2  Perikatan assurance bertujuan untuk meningkatkan tingkat keyakinan
14 pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance atas hasil pengevaluasian atau hasil
15 pengukuran yang dilakukan atas hal pokok berdasarkan suatu kriteria tertentu.
16
17 290.3  Dalam perikatan assurance, Praktisi menyatakan pendapat yang bertujuan
18 untuk meningkatkan tingkat keyakinan pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance
19 yang dituju, selain pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok, mengenai hasil
20 pengevaluasian atau hasil pengukuran yang dilakukan atas hal pokok berdasarkan suatu
21 kriteria tertentu.
22
23 290.4  Hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran yang dilakukan atas hal pokok
24 merupakan informasi yang dihasilkan dari penerapan kriteria tertentu terhadap hal pokok.
25 Istilah “informasi hal pokok” (subject matter information) digunakan untuk menunjukkan
26 hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran dari hal pokok tersebut, sebagai contoh:
27 (a) Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan yang disajikan dalam laporan
28 keuangan (informasi hal pokok) merupakan hasil penerapan kerangka kerja pelaporan
29 keuangan untuk pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan, sebagai
30 contoh, penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (kriteria) atas posisi
31 keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas (ketiganya merupakan hal pokok) dari
32 suatu entitas.
33 (b) Asersi mengenai efektivitas pengendalian internal (informasi hal pokok) merupakan
34 hasil penerapan kerangka kerja untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal,
35 sebagai contoh, penerapan kriteria pengendalian internal berdasarkan The Committee
36 of Sponsoring Organizations of The Tradeway Commision (”COSO”) (kriteria) atas
37 proses pengendalian internal (hal pokok).
38
39
40 
Dalam perikatan assurance pelaporan langsung (direct reporting assurance engagement), merupakan
41 pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok. Dalam perikatan assurance berbasis asersi (assertion-based
42 assurance engagement), merupakan pihak yang bertanggung jawab atas informasi hal pokok dan mungkin
43 bertanggung jawab juga atas hal pokok.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 45


Standar Profesional Akuntan Publik

1 290.5  Bentuk perikatan assurance dapat berupa perikatan assurance berbasis asersi
2 (assertion-based assurance engagement) maupun perikatan assurance pelaporan langsung
3 (direct reporting assurance engagement). Kedua bentuk perikatan assurance tersebut
4 melibatkan tiga pihak yang berbeda, yaitu Praktisi, pihak yang bertanggung jawab atas
5 hal pokok atau informasi hal pokok, dan pengguna hasil pekerjaan yang dituju.
6
7 290.6  Dalam perikatan assurance berbasis asersi, termasuk perikatan audit laporan
8 keuangan, pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok dilakukan oleh pihak yang
9 bertanggung jawab atas hal pokok. Informasi hal pokok adalah informasi yang tersedia
10 dalam bentuk asersi yang dibuat oleh pihak yang bertanggung jawab untuk pengguna
11 hasil pekerjaan yang dituju.
12
13 290.7  Dalam perikatan assurance pelaporan langsung, Praktisi dapat melakukan
14 pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok secara langsung maupun dengan
15 memperoleh representasi dari pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok yang
16 sebelumnya telah melakukan pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok tersebut
17 yang tidak tersedia bagi pengguna yang dituju. Informasi hal pokok disediakan bagi
18 pengguna yang dituju dalam bentuk laporan assurance.
19
20 290.8  Independensi yang diatur dalam Kode Etik ini mewajibkan setiap Praktisi
21 untuk bersikap sebagai berikut:
22 (a) Independensi dalam pemikiran. Independensi dalam pemikiran merupakan sikap
23 mental yang memungkinkan pernyataan pemikiran yang tidak dipengaruhi oleh hal-
24 hal yang dapat mengganggu pertimbangan profesional, yang memungkinkan seorang
25 individu untuk memiliki integritas dan bertindak secara objektif, serta menerapkan
26 skeptisisme profesional.
27 (b) Independensi dalam penampilan. Independensi dalam penampilan merupakan sikap
28 yang menghindari tindakan atau situasi yang dapat menyebabkan pihak ketiga (pihak
29 yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan,
30 termasuk pencegahan yang diterapkan) meragukan integritas, objektivitas, atau
31 skeptisisme profesional dari anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP.
32
33 290.9  Penggunaan kata “independensi” yang berdiri sendiri dapat menimbulkan
34 kesalahpahaman, yang dapat menyebabkan pengamat beranggapan bahwa seseorang yang
35 menggunakan pertimbangan profesional harus bebas dari semua pengaruh hubungan
36 ekonomi, hubungan keuangan, maupun hubungan lainnya. Namun demikian, kondisi
37 seperti itu mustahil terjadi, karena setiap anggota masyarakat memiliki hubungan satu
38 dengan lainnya. Oleh karena itu, signifikansi setiap hubungan ekonomi, hubungan
39 keuangan, maupun hubungan lainnya harus dievaluasi, terutama yang berkaitan dengan
40 hal-hal yang dapat menyebabkan pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan
41
42
43

46 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 mengenai semua informasi yang relevan menyimpulkan tidak dapat diterimanya hubungan
2 tersebut.
3
4 290.10  Kode Etik ini tidak memberikan ilustrasi mengenai setiap situasi yang dapat
5 menimbulkan ancaman terhadap independensi dan penerapan pencegahan yang tepat,
6 mengingat beragamnya setiap situasi yang relevan, serta beragamnya sifat perikatan
7 assurance, ancaman yang dapat terjadi, dan pencegahan yang tepat. Kerangka kerja
8 konseptual dibuat dengan tujuan untuk melindungi kepentingan publik. Oleh karena
9 itu, kerangka kerja konseptual mengharuskan anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan
10 KAP untuk menerapkan kerangka kerja konseptual secara tepat dalam mengidentifikasi,
11 mengevaluasi, dan menangani ancaman terhadap independensi, serta tidak hanya
12 mematuhi seperangkat peraturan yang ada.
13
14 Pendekatan Konseptual atas Independensi
15
16 290.11  Anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP harus menerapkan kerangka
17 kerja konseptual yang terdapat dalam Bagian A dari Kode Etik ini sesuai dengan situasi
18 yang dihadapinya. Selain mengidentifikasi hubungan antara anggota tim assurance,
19 KAP, atau Jaringan KAP dengan klien assurance, pertimbangan mengenai ada tidaknya
20 ancaman terhadap independensi yang timbul dari hubungan antara pihak-pihak di luar
21 tim assurance dengan klien assurance harus dilakukan juga.
22
23 290.12  Contoh-contoh yang diberikan dalam Seksi ini bertujuan untuk memberikan
24 ilustrasi mengenai penerapan kerangka kerja konseptual, dan bukan merupakan suatu
25 daftar lengkap mengenai setiap situasi yang dapat menimbulkan ancaman terhadap
26 independensi. Oleh karena itu, anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP harus
27 menerapkan kerangka kerja konseptual dalam berbagai situasi yang dihadapinya, serta
28 tidak hanya mengacu pada contoh-contoh yang diberikan.
29
30 290.13  Sifat setiap ancaman terhadap independensi dan penerapan pencegahan
31 yang tepat untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat
32 yang dapat diterima sangat beragam, tergantung dari karakteristik perikatan assurance,
33 seperti perikatan audit laporan keuangan atau perikatan assurance selain perikatan audit
34 laporan keuangan. Selain itu, dalam perikatan assurance selain perikatan audit laporan
35 keuangan, sifat ancaman terhadap independensi dan penerapan pencegahan yang tepat
36 akan tergantung dari tujuan, informasi hal pokok, dan pengguna laporan yang dituju.
37 Oleh karena itu, KAP atau Jaringan KAP harus mengevaluasi setiap situasi, sifat perikatan
38 assurance, dan ancaman terhadap independensi yang relevan untuk menentukan tepat
39 tidaknya menerima atau melanjutkan suatu perikatan, sifat pencegahan yang dibutuhkan,
40 dan terlibat tidaknya seseorang dalam tim assurance.
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 47


Standar Profesional Akuntan Publik

1 Jaringan dan Jaringan KAP


2
3 290.14  Suatu entitas yang berada dalam atau dimiliki oleh suatu Jaringan dapat
4 berupa KAP (yang dapat berbentuk perusahaan perseorangan (sole practitioner),
5 persekutuan (partnership), atau koperasi jasa audit) atau Jaringan KAP.
6
7 290.15  Setiap KAP yang berada dalam suatu Jaringan dan setiap Jaringan KAP
8 wajib menjaga independensinya terhadap klien audit laporan keuangan dari setiap KAP
9 yang berada dalam Jaringan tersebut. Selain itu, untuk klien assurance selain klien audit
10 laporan keuangan, setiap KAP yang berada dalam suatu Jaringan dan setiap Jaringan KAP
11 harus mempertimbangkan setiap ancaman yang dapat terjadi dari kepentingan keuangan
12 pada atau hubungan lainnya dengan klien assurance yang dimiliki oleh KAP yang berada
13 dalam Jaringan tersebut.
14
15 290.16  Untuk meningkatkan kemampuannya dalam memberikan jasa profesional,
16 suatu KAP seringkali membentuk suatu struktur yang lebih besar dengan KAP atau entitas
17 lain. Dapat tidaknya struktur yang lebih besar ini menjadi suatu Jaringan tergantung dari
18 fakta dan situasi tertentu, dan tidak tergantung dari terpisah tidaknya KAP atau entitas
19 satu dengan lainnya secara hukum. Sebagai contoh, pembentukan suatu struktur yang
20 lebih besar yang bertujuan untuk memfasilitasi pekerjaan rujukan tidak dengan sendirinya
21 memenuhi kriteria sebagai suatu Jaringan. Sebaliknya, pembentukan suatu struktur yang
22 lebih besar yang bertujuan untuk melakukan kerjasama dengan menggunakan secara
23 bersama nama merek (brand name), sistem pengendalian mutu, atau sumber daya
24 profesional dalam jumlah yang signifikan, dapat dianggap sebagai suatu Jaringan.
25
26 290.17  Pertimbangan mengenai terpenuhi tidaknya suatu struktur yang lebih besar
27 sebagai suatu Jaringan harus dilakukan sehubungan dengan kemungkinan pihak ketiga
28 yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan untuk
29 menyimpulkan, dengan mempertimbangkan semua hal-hal yang relevan, terhubungnya
30 seluruh entitas satu dengan lainnya dalam struktur tersebut sedemikian rupa yang dapat
31 mengesankan keberadaan sebuah Jaringan. Pertimbangan tersebut harus diterapkan secara
32 konsisten dan menyeluruh pada Jaringan tersebut.
33
34 290.18  Suatu Jaringan dapat tercipta melalui pembentukan suatu struktur yang lebih
35 besar dengan tujuan untuk melakukan kerja sama dan secara jelas berbagi pendapatan atau
36
37 
Suatu struktur yang lebih besar yang dibentuk dengan tujuan untuk melakukan kerjasama di
38 antara entitas-entitas dalam struktur tersebut dan secara jelas: (i) berbagi pendapatan atau beban; (ii)
39 memiliki kepemilikan, pengendalian, atau manajemen bersama; (iii) memiliki kebijakan dan prosedur
40 pengendalian mutu bersama; (iv) memiliki strategi bisnis bersama; (v) menggunakan nama merek (brand
41 name) bersama; atau (vi) berbagi sumber daya profesional secara signifikan.
42 
Entitas yang bukan merupakan KAP tetapi berada dalam atau dimiliki oleh suatu Jaringan. Entitas
43 tersebut dapat berupa kantor konsultan atau kantor penasihat hukum.

48 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 beban di antara entitas-entitas dalam struktur tersebut. Namun demikian, pengalokasian


2 beban yang tidak material tidak dengan sendirinya menciptakan sebuah Jaringan. Selain
3 itu, pengalokasian beban yang hanya terbatas pada beban-beban yang berkaitan dengan
4 pengembangan metodologi, pedoman, atau pelatihan audit tidak dengan sendirinya
5 menciptakan sebuah Jaringan. Lebih jauh lagi, keterkaitan antara suatu KAP dengan
6 suatu entitas selain entitas yang tidak terkait dalam memberikan jasa profesional atau
7 dalam mengembangkan suatu produk secara bersama-sama tidak dengan sendirinya
8 menciptakan sebuah Jaringan.
9
10 290.19  Suatu Jaringan dapat tercipta melalui pembentukan suatu struktur yang lebih
11 besar dengan tujuan untuk melakukan kerja sama dan seluruh entitas dalam struktur
12 tersebut memiliki kepemilikan, pengendalian, atau manajemen bersama. Hal ini dapat
13 terjadi melalui suatu perjanjian atau mekanisme lainnya.
14
15 290.20  Suatu Jaringan dapat juga tercipta melalui pembentukan suatu struktur yang
16 lebih besar dengan tujuan untuk melakukan kerja sama dan seluruh entitas dalam struktur
17 tersebut memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian mutu bersama yang dirancang,
18 diterapkan, dan dipantau oleh mereka sendiri.
19
20 290.21  Suatu Jaringan dapat juga tercipta melalui pembentukan suatu struktur yang
21 lebih besar dengan tujuan untuk melakukan kerja sama dan seluruh entitas dalam struktur
22 tersebut memiliki strategi bisnis bersama. Hal ini dapat terjadi melalui suatu perjanjian
23 di antara entitas-entitas tersebut. Suatu entitas bukan merupakan anggota atau bagian
24 dari suatu Jaringan hanya karena entitas tersebut bekerja sama dengan entitas lain dalam
25 menanggapi suatu permintaan penawaran jasa profesional.
26
27 290.22  Suatu Jaringan dapat tercipta melalui pembentukan suatu struktur yang lebih
28 besar dengan tujuan untuk melakukan kerja sama dan seluruh entitas dalam struktur
29 tersebut menggunakan nama merek bersama. Nama merek bersama dapat berupa suatu
30 inisial atau suatu nama. Sebagai contoh, suatu KAP dan Jaringan KAP dapat dianggap
31 sebagai bagian dari suatu Jaringan yang sama ketika KAP dan Jaringan KAP tersebut
32 mencantumkan nama merek Jaringan yang sama tersebut dalam laporan-laporan yang
33 diterbitkannya.
34
35 290.23  Suatu KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan kesan sebagai bagian
36 dari suatu Jaringan meskipun pada kenyataannya KAP atau Jaringan KAP tersebut bukan
37 merupakan bagian dari Jaringan tersebut dan tidak menggunakan nama merek bersama
38 sebagai bagian dari nama KAP atau Jaringan KAP, jika KAP atau Jaringan KAP tersebut
39 mencantumkan dalam alat tulis kantor, pernak-pernik, maupun bahan promosi lainnya
40 mengenai keterhubungan KAP atau Jaringan KAP tersebut dengan Jaringan tersebut.
41 Oleh karena itu, setiap KAP atau Jaringan KAP harus berhati-hati dalam mencantumkan
42 keterlibatannya dalam suatu Jaringan untuk menghindari kekeliruan persepsi mengenai
43 keterhubungan KAP atau Jaringan KAP dengan Jaringan tersebut.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 49


Standar Profesional Akuntan Publik

1 290.24  Ketika suatu KAP menjual sebagian dari praktiknya, perjanjian penjualan
2 kadang-kadang memperbolehkan bagian praktik yang dijual tersebut untuk tetap
3 menggunakan nama KAP atau bagian dari nama KAP selama suatu jangka waktu tertentu,
4 meskipun bagian KAP yang dijual tersebut tidak lagi terkait dengan KAP. Dalam situasi
5 tersebut, meskipun KAP dan bagian KAP yang dijual tersebut tetap berpraktik dengan
6 menggunakan nama yang sama, pada kenyataannya mereka tidak dimiliki oleh suatu
7 struktur yang lebih besar yang dibentuk dengan tujuan untuk melakukan kerja sama, dan
8 oleh karena itu, mereka bukan merupakan Jaringan KAP. KAP dan bagian KAP yang dijual
9 tersebut harus berhati-hati dalam menjelaskan status entitasnya ketika merepresentasikan
10 dirinya kepada pihak di luar mereka untuk menghindari kekeliruan persepsi.
11
12 290.25  Suatu Jaringan dapat juga tercipta melalui pembentukan suatu struktur yang
13 lebih besar dengan tujuan untuk melakukan kerja sama dan seluruh entitas dalam struktur
14 tersebut berbagi sumber daya profesional secara signifikan. Sumber daya profesional
15 tersebut mencakup:
16 (a) Sistem bersama yang memungkinkan semua entitas yang berada dalam struktur tersebut
17 untuk bertukar informasi, seperti data klien, tagihan, dan catatan waktu kerja;
18 (b) Rekan dan staf;
19 (c) Departemen teknis untuk berkonsultasi mengenai isu, transaksi, atau kejadian yang
20 berhubungan dengan hal teknis atau industri tertentu dalam perikatan assurance;
21 (d) Metode atau pedoman audit; dan
22 (e) Pelatihan dan fasilitas pelatihan.
23
24 290.26  Penentuan mengenai signifikan tidaknya sumber daya profesional yang
25 digunakan bersama yang menjadikan KAP atau Jaringan KAP sebagai entitas-entitas
26 yang dimiliki oleh suatu Jaringan, harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang relevan.
27 Ketika sumber daya yang digunakan bersama hanya terbatas pada metodologi, pedoman,
28 atau pelatihan audit, tanpa melibatkan pertukaran personel, klien, atau informasi pasar,
29 kemungkinan besar sumber daya yang digunakan bersama tersebut tidak dianggap
30 signifikan. Namun demikian, ketika sumber daya yang digunakan bersama tersebut
31 melibatkan pertukaran personel atau informasi (seperti ketika staf diperoleh dari suatu
32 lokasi sumber daya bersama, atau ketika suatu departemen teknis dibentuk dalam suatu
33 struktur yang lebih besar dengan tujuan untuk menyediakan konsultasi teknis yang wajib
34 diterapkan kepada seluruh entitas yang berada dalam struktur tersebut), kemungkinan
35 besar pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi
36 yang relevan akan menyimpulkan penggunaan sumber daya yang digunakan bersama
37 tersebut sebagai sumber daya yang signifikan.
38
39 Perikatan Assurance Berbasis Asersi
40
41 Perikatan Audit Laporan Keuangan
42 290.27  Mengingat relevansi perikatan audit laporan keuangan terhadap berbagai
43 pengguna potensial laporan keuangan, maka independensi dalam pemikiran dan

50 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 independensi dalam penampilan merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu,
2 dalam perikatan audit laporan keuangan, setiap anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan
3 KAP wajib menjaga independensinya terhadap klien audit laporan keuangan. Persyaratan
4 independensi tersebut mencakup larangan bagi anggota tim assurance untuk memiliki
5 hubungan tertentu dengan direktur, pejabat, dan karyawan klien assurance yang memiliki
6 posisi yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap informasi hal pokok (laporan
7 keuangan). Pertimbangan harus dilakukan juga mengenai ada tidaknya ancaman terhadap
8 independensi yang dapat terjadi dari hubungan antara anggota tim assurance, KAP, atau
9 Jaringan KAP dengan direktur, pejabat, dan karyawan klien assurance yang memiliki posisi
10 yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap hal pokok (posisi keuangan, kinerja
11 keuangan, dan arus kas).
12
13 Perikatan Assurance Berbasis Asersi Selain Perikatan
14 Audit Laporan Keuangan
15 290.28  Dalam perikatan assurance berbasis asersi selain perikatan audit laporan
16 keuangan, anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya
17 terhadap klien tersebut (yaitu pihak yang bertanggung jawab atas informasi hal pokok
18 dan mungkin bertanggung jawab juga atas hal pokok). Persyaratan independensi tersebut
19 mencakup larangan bagi anggota tim assurance untuk memiliki hubungan tertentu dengan
20 direktur, pejabat, dan karyawan klien assurance yang memiliki posisi yang berpengaruh
21 langsung dan signifikan terhadap informasi hal pokok. Pertimbangan harus dilakukan juga
22 mengenai ada tidaknya ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi dari hubungan
23 antara anggota tim assurance dengan karyawan klien assurance yang memiliki posisi yang
24 berpengaruh langsung dan signifikan terhadap hal pokok. Selain itu, pertimbangan harus
25 dilakukan mengenai ada tidaknya ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi dari
26 kepentingan dan hubungan yang terjadi antara anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan
27 KAP dengan pihak yang bertanggung jawab tersebut.
28
29 290.29  Pada sebagian besar perikatan assurance berbasis asersi selain perikatan audit
30 laporan keuangan, pihak yang bertanggung jawab merupakan pihak yang bertanggung
31 jawab atas informasi hal pokok dan hal pokok. Namun demikian, dalam beberapa perikatan,
32 pihak yang bertanggung jawab belum tentu bertanggung jawab atas hal pokok. Sebagai
33 contoh, ketika Praktisi melakukan perikatan assurance atas laporan yang disiapkan oleh
34 konsultan lingkungan hidup yang ditunjuk oleh suatu entitas untuk melaporkan kegiatan
35 entitas dalam pelestarian lingkungan hidup yang akan diserahkan kepada pengguna yang
36 dituju, konsultan lingkungan hidup tersebut merupakan pihak yang bertanggung jawab
37 atas informasi hal pokok (laporan kegiatan pelestarian lingkungan hidup), sedangkan
38 entitas tersebut merupakan pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok (kegiatan
39 pelestarian lingkungan hidup).
40
41 290.30  Dalam perikatan assurance berbasis asersi selain perikatan audit laporan
42 keuangan, ketika pihak yang bertanggung jawab merupakan pihak yang hanya bertanggung
43 jawab atas informasi hal pokok (dan tidak bertanggung jawab atas hal pokok), anggota tim

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 51


Standar Profesional Akuntan Publik

1 assurance, KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap pihak yang
2 bertanggung jawab atas informasi hal pokok (klien assurance). Selain itu, pertimbangan
3 harus dilakukan terhadap ada tidaknya ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi
4 dari kepentingan dan hubungan antara anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP
5 dengan pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok.
6
7 Perikatan Assurance Pelaporan Langsung
8
9 290.31  Dalam perikatan assurance pelaporan langsung, anggota tim assurance, KAP,
10 atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap klien assurance (pihak yang
11 bertanggung jawab atas hal pokok).
12
13 Laporan Assurance yang Penggunaannya Terbatas
14
15 290.32  Pihak-pihak yang tercantum dalam suatu laporan assurance yang
16 penggunaannya terbatas yang ditujukan kepada klien selain klien audit laporan keuangan
17 dapat diasumsikan memiliki pemahaman yang memadai mengenai tujuan, informasi
18 hal pokok, dan keterbatasan laporan sehubungan dengan keterlibatan mereka dalam
19 menentukan sifat dan lingkup prosedur yang dilakukan dalam melaksanakan perikatan
20 tersebut, termasuk kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi atau mengukur hal
21 pokok. Pemahaman yang dimiliki oleh pihak yang tercantum dalam laporan assurance
22 tersebut dan kemampuan KAP dalam mengomunikasikan pencegahan yang tepat
23 kepada semua pengguna laporan dapat meningkatkan efektivitas pencegahan atas
24 ancaman terhadap independensi dalam penampilan. Hal ini dapat menjadi bahan
25 pertimbangan bagi KAP dalam mengevaluasi setiap ancaman terhadap independensi
26 dan mempertimbangkan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman tersebut
27 atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Setidaknya, penerapan ketentuan
28 dalam Seksi ini harus dilakukan dalam mengevaluasi independensi anggota tim assurance
29 maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya. Selain itu, jika
30 KAP memiliki kepentingan keuangan yang material pada klien assurance, baik secara
31 langsung (kepentingan keuangan langsung) maupun tidak langsung (kepentingan
32 keuangan tidak langsung), maka ancaman kepentingan pribadi yang terjadi akan
33 demikian signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi
34 ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Untuk setiap ancaman yang terjadi
35 dari kepentingan dan hubungan Jaringan KAP, pertimbangan yang bersifat terbatas
36 mungkin sudah cukup memadai.
37
38 
Suatu kepentingan keuangan yang: (i) dimiliki secara langsung oleh, dan di bawah pengendalian
39 dari, seorang individu atau suatu entitas (termasuk entitas yang dikelola oleh pihak lain); atau (ii)
40 dimiliki melalui suatu kendaraan investasi, estate, wali amanat, atau kendaraan perantara lainnya yang
41 dikendalikan oleh individu atau entitas tersebut.
42 
Suatu kepentingan keuangan yang dimiliki melalui suatu kendaraan investasi, estate, wali amanat,
43 atau kendaraan perantara lainnya yang tidak dikendalikan oleh individu atau entitas tersebut.

52 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 Pihak yang Bertanggung Jawab


2
3 290.33  Pada sebagian perikatan assurance selain perikatan audit laporan keuangan,
4 baik yang berupa perikatan berbasis asersi maupun perikatan pelaporan langsung, mungkin
5 saja terdapat beberapa pihak yang bertanggung jawab. Dalam perikatan seperti itu, untuk
6 menentukan perlu tidaknya menerapkan ketentuan dalam Seksi ini terhadap setiap pihak
7 yang bertanggung jawab atas informasi hal pokok, KAP dapat mempertimbangkan ada
8 tidaknya kepentingan atau hubungan antara anggota tim assurance atau KAP dengan pihak
9 yang bertanggung jawab yang dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi, selain
10 ancaman yang secara jelas tidak signifikan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
11 dalam hal ini adalah sebagai berikut:
12 (a) Materialitas dari informasi hal pokok (atau hal pokok) yang menjadi tanggung jawab
13 dari pihak tertentu; dan
14 (b) Luas kepentingan publik yang terkait dengan perikatan.
15
16 Jika KAP menentukan bahwa ancaman terhadap independensi yang terjadi dari kepentingan
17 atau hubungan dengan pihak yang bertanggung jawab secara jelas tidak signifikan, maka
18 penerapan seluruh ketentuan dalam Seksi ini mungkin tidak perlu dilakukan.
19
20 Pertimbangan Lainnya
21
22 290.34  Ancaman dan pencegahan yang diidentifikasi dalam Seksi ini umumnya
23 dibahas dalam konteks kepentingan atau hubungan antara anggota tim assurance, KAP,
24 atau Jaringan KAP dengan klien assurance. Dalam melaksanakan perikatan assurance untuk
25 klien yang merupakan Emiten, setiap KAP atau Jaringan KAP harus mengidentifikasi
26 sedini mungkin dan mempertimbangkan kepentingan dan hubungan yang terjadi yang
27 melibatkan entitas-entitas yang terkait dengan Emiten. Dalam perikatan assurance selain
28 perikatan audit laporan keuangan, jika tim assurance berkeyakinan bahwa entitas-entitas
29 lain yang terkait dengan Emiten tersebut relevan dengan pengevaluasian atas independensi
30 KAP atau Jaringan KAP terhadap Emiten, maka tim assurance harus mempertimbangkan
31
32
33 
Entitas-entitas yang memiliki hubungan sebagai berikut dengan Emiten: (i) entitas yang memiliki
34 pengendalian, baik secara langsung maupun tidak langsung, atas Emiten selama Emiten tersebut
35 material bagi entitas tersebut; (ii) entitas dengan kepentingan keuangan langsung pada Emiten selama
36 entitas tersebut memiliki pengaruh signifikan atas Emiten, dan kepentingan keuangan tersebut material
37 bagi entitas tersebut; (iii) entitas yang dikendalikan oleh Emiten, baik secara langsung maupun tidak
38 langsung; (iv) entitas yang padanya terdapat kepentingan keuangan secara langsung oleh Emiten atau
39 oleh entitas yang dikendalikan oleh Emiten (baik secara langsung maupun tidak langsung), sehingga
40 memberikan Emiten maupun entitas yang dikendalikan olehnya pengaruh signifikan atas entitas tersebut,
41 dan kepentingan keuangan tersebut material bagi Emiten maupun entitas yang dikendalikan olehnya
42 tersebut; dan (v) entitas yang berada dalam pengendalian bersama dengan Emiten selama entitas tersebut
43 dan Emiten material terhadap entitas yang mengendalikan mereka.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 53


Standar Profesional Akuntan Publik

1 entitas-entitas lain yang terkait dengan Emiten tersebut dalam mengevaluasi ancaman
2 terhadap independensi dan dalam menerapkan pencegahan yang tepat.
3
4 290.35  Pengevaluasian atas ancaman terhadap independensi dan tindakan
5 selanjutnya harus didukung oleh bukti yang diperoleh sebelum menerima perikatan
6 dan selama perikatan berlangsung. Kewajiban untuk melakukan pengevaluasian dan
7 tindakan selanjutnya tersebut timbul ketika anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP
8 mengetahui, atau seharusnya mengetahui, situasi atau hubungan yang dapat mengurangi
9 independensi. Pada praktiknya, pelanggaran terhadap ketentuan dalam Seksi ini secara
10 tidak disengaja oleh anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP mungkin saja terjadi.
11 Jika pelanggaran yang tidak disengaja tersebut terjadi, umumnya pelanggaran tersebut
12 tidak akan mengurangi independensi terhadap klien assurance selama KAP atau Jaringan
13 KAP memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk mendukung terjaganya
14 independensi dan sesegera mungkin memperbaiki pelanggaran yang ditemukan dengan
15 menerapkan pencegahan yang tepat.
16
17 290.36  Ancaman terhadap independensi yang dibahas dalam Seksi ini mencakup
18 ancaman yang signifikan dan ancaman yang secara jelas tidak signifikan. Faktor-faktor
19 kualitatif dan kuantitatif harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi signifikansi setiap
20 hal yang terkait. Suatu hal dapat diasumsikan sebagai suatu hal yang secara jelas tidak
21 signifikan hanya jika hal tersebut tidak berarti atau tidak penting dan tidak berdampak.
22
23 Tujuan dan Struktur dari Seksi Ini
24
25 290.37  Tujuan dari Seksi ini adalah untuk membantu anggota tim assurance dan
26 KAP atau Jaringan KAP dalam:
27 (a) Mengidentifikasi ancaman terhadap independensi;
28 (b) Mengevaluasi ada tidaknya ancaman yang secara jelas tidak signifikan; dan
29 (c) Untuk ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, mengidentifikasi
30 dan menerapkan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
31 menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
32
33 Pertimbangan harus selalu dilakukan atas hal-hal yang dapat menyebabkan ditariknya
34 kesimpulan oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua
35 informasi yang relevan (termasuk pencegahan yang diterapkan) sebagai suatu hal
36 yang tidak dapat diterima. Ketika tidak ada satu pun pencegahan yang tersedia untuk
37 mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima, satu-satunya tindakan yang tepat
38 adalah dengan menghentikan kegiatan atau melepaskan kepentingan yang menimbulkan
39 ancaman tersebut, atau bahkan dengan menolak untuk menerima atau melanjutkan
40 perikatan assurance.
41
42 290.38  Seksi ini diakhiri dengan beberapa contoh mengenai penerapan pendekatan
43 konseptual atas independensi dalam situasi dan hubungan tertentu. Contoh-contoh

54 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 tersebut membahas ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi dalam situasi
2 dan hubungan tertentu (paragraf 290.100–290.214). Pertimbangan profesional harus
3 digunakan dalam menentukan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau
4 menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pada contoh-contoh tertentu, ancaman
5 terhadap independensi demikian signifikan, sehingga tindakan yang dimungkinkan
6 adalah dengan menghentikan kegiatan atau melepaskan kepentingan yang menimbulkan
7 ancaman tersebut, atau bahkan dengan menolak untuk menerima atau melanjutkan
8 perikatan assurance. Pada contoh-contoh yang lain, ancaman tersebut dapat dihilangkan
9 atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan yang tepat.
10 Contoh-contoh tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan ilustrasi mengenai setiap
11 situasi ancaman yang akan dihadapi.
12
13 290.39  Beberapa contoh tertentu dalam Seksi ini memberikan ilustrasi mengenai
14 penerapan kerangka kerja konseptual dalam perikatan audit laporan keuangan Emiten.
15 Namun demikian, penerapannya dalam perikatan audit laporan keuangan bagi entitas
16 selain Emiten sangat dianjurkan.
17
18 290.40  Ketika ancaman terhadap independensi selain ancaman yang secara jelas
19 tidak signifikan terindentifikasi dan, jika KAP atau Jaringan KAP memutuskan untuk
20 tetap menerima atau melanjutkan perikatan assurance, maka keputusan tersebut harus
21 didokumentasikan. Dokumentasi tersebut harus memuat penjelasan mengenai ancaman
22 yang diidentifikasi dan pencegahan yang diterapkan untuk menghilangkan ancaman
23 tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
24
25 290.41  Pengevaluasian atas signifikansi dari setiap ancaman terhadap independensi
26 dan pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat
27 diterima harus mempertimbangkan kepentingan publik. Entitas-entitas tertentu mungkin
28 merupakan entitas dengan kepentingan publik yang signifikan, yaitu entitas yang karena
29 hasil usaha, ukuran, atau status perusahaannya menyebabkannya memiliki banyak
30 pemangku kepentingan (stakeholders) (“Entitas Kepentingan Publik”), sebagai contoh,
31 Emiten, lembaga pemberi pinjaman, perusahaan asuransi, dan lembaga dana pensiun.
32 Mengingat signifikannya kepentingan publik terhadap laporan keuangan Emiten, beberapa
33 paragraf tertentu dalam Seksi ini mengatur juga hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
34 audit laporan keuangan Emiten. Penerapan kerangka kerja konseptual dalam audit laporan
35 keuangan Emiten harus dipertimbangkan juga untuk audit laporan keuangan setiap Entitas
36 Kepentingan Publik.
37
38 290.42  Komite audit dapat memiliki peranan penting dalam tata kelola perusahaan
39 bila mereka independen terhadap manajemen klien dan dapat membantu memberikan
40 keyakinan kepada dewan komisaris mengenai independensi KAP atau Jaringan KAP dalam
41 melaksanakan perikatan audit. Komunikasi yang rutin mengenai hubungan dan hal-hal
42 lain yang dapat mengurangi independensi harus dilakukan antara KAP dengan komite
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 55


Standar Profesional Akuntan Publik

1 audit Emiten (atau pihak lain yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan dari
2 Emiten, jika tidak terdapat komite audit).
3
4 290.43  Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai komunikasi
5 independensi dengan komite audit atau pihak lain yang bertanggung jawab atas tata kelola
6 perusahaan. Dalam audit laporan keuangan Emiten, setiap KAP harus mengomunikasikan
7 secara lisan dan tulisan sekurang-kurangnya setahun sekali mengenai semua hubungan
8 dan hal-hal lain yang relevan yang menurut penilaian profesionalnya dapat mengurangi
9 independensi antara KAP atau Jaringan KAP dengan klien audit laporan keuangan. Hal-
10 hal yang perlu dikomunikasikan akan bervariasi dalam setiap situasi dan harus ditentukan
11 oleh KAP, tetapi umumnya harus mencakup hal-hal yang relevan yang diatur dalam Seksi
12 ini.
13
14 Periode Perikatan
15
16 290.44  Setiap anggota tim assurance dan KAP wajib menjaga independensinya
17 terhadap klien assurance selama periode perikatan assurance. Periode perikatan tersebut
18 dimulai sejak tim assurance mulai melaksanakan perikatan dan berakhir ketika laporan
19 assurance diterbitkan, kecuali jika perikatan tersebut merupakan perikatan yang berulang.
20 Dalam perikatan assurance yang berulang, berakhirnya periode perikatan assurance
21 ditentukan oleh terjadinya lebih akhir salah satu dari peristiwa-peristiwa di bawah ini:
22 (i) salah satu pihak yang mengadakan perikatan memberitahukan berakhirnya hubungan
23 profesional di antara mereka, atau (ii) ketika laporan assurance final diterbitkan.
24
25 290.45  Dalam perikatan audit laporan keuangan, periode perikatan mencakup
26 periode yang tercantum dalam laporan keuangan yang diaudit oleh KAP. Jika suatu entitas
27 menjadi klien audit laporan keuangan selama atau setelah periode yang tercantum dalam
28 laporan keuangan yang akan diaudit, maka KAP harus mempertimbangkan ada tidaknya
29 ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi dari:
30 (a) Hubungan keuangan atau hubungan bisnis dengan klien audit laporan keuangan yang
31 terjadi selama atau setelah periode yang tercantum dalam laporan keuangan, tetapi
32 sebelum diterimanya perikatan audit laporan keuangan; atau
33 (b) Jasa-jasa profesional yang telah diberikan sebelumnya kepada klien audit laporan
34 keuangan.
35
36 Serupa dengan perikatan audit laporan keuangan, pertimbangan tersebut di atas harus
37 dilakukan juga untuk perikatan assurance selain perikatan audit laporan keuangan.
38
39 290.46  Jika jasa profesional selain jasa assurance telah diberikan sebelumnya kepada
40 klien audit laporan keuangan selama atau setelah periode yang tercantum dalam laporan
41 keuangan, tetapi sebelum dimulainya pelaksanaan perikatan audit laporan keuangan, dan
42 jika jasa profesional tersebut tidak diperbolehkan menurut ketentuan Kode Etik ini selama
43 periode perikatan audit laporan keuangan, maka ancaman terhadap independensi yang

56 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 terjadi dari pemberian jasa profesional tersebut, jika ada, harus dipertimbangkan. Jika
2 ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan,
3 maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi
4 ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara
5 lain:
6 (a) Mendiskusikan isu-isu independensi yang terkait dengan ketentuan mengenai
7 pemberian jasa profesional selain jasa assurance dengan pihak klien audit laporan
8 keuangan yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit;
9 (b) Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan mengenai tanggung jawab
10 klien atas hasil pekerjaan dari perikatan selain perikatan assurance;
11 (c) Tidak mengikutsertakan personel yang melaksanakan perikatan selain perikatan
12 assurance dalam perikatan audit laporan keuangan; dan
13 (d) Melibatkan KAP lain untuk menelaah hasil pekerjaan perikatan selain perikatan
14 assurance atau untuk melakukan kembali (reperform) pelaksanaan perikatan selain
15 perikatan assurance tersebut selama diperlukan untuk memungkinkan KAP lain
16 tersebut mengambil tanggung jawab atas perikatan selain perikatan assurance
17 tersebut.
18
19 290.47  Suatu jasa profesional selain jasa assurance yang diberikan kepada klien audit
20 laporan keuangan selain Emiten tidak akan mengurangi independensi KAP atau Jaringan
21 KAP ketika klien tersebut menjadi Emiten selama:
22 (a) Jasa profesional selain jasa assurance yang diberikan sebelumnya merupakan jasa yang
23 diperbolehkan bagi klien audit laporan keuangan selain Emiten berdasarkan Seksi
24 ini;
25 (b) Jika jasa profesional tersebut merupakan jasa profesional yang tidak diperbolehkan
26 untuk diberikan kepada Emiten berdasarkan ketentuan dalam Seksi ini, maka jasa
27 profesional selain jasa assurance tersebut harus diakhiri dalam suatu periode yang
28 wajar sebelum klien tersebut menjadi Emiten; dan
29 (c) KAP telah menerapkan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan setiap ancaman
30 terhadap independensi yang terjadi dari jasa profesional yang diberikan sebelumnya
31 atau mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
32
33 Paragraf 290.48–290.99 sengaja dikosongkan.
34
35 Ancaman Terhadap Independensi dalam Perikatan
36 Assurance Beserta Pencegahannya
37
38 Pendahuluan
39 290.100  Contoh-contoh di bawah ini memberikan ilustrasi mengenai situasi dan
40 hubungan tertentu yang dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi. Contoh-
41 contoh tersebut menjelaskan potensi ancaman yang dapat terjadi dan pencegahan
42 yang tepat untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat
43 yang dapat diterima pada situasi tertentu. Contoh-contoh tersebut tidak dimaksudkan

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 57


Standar Profesional Akuntan Publik

1 untuk memberikan ilustrasi mengenai setiap situasi ancaman. Pada praktiknya, anggota
2 tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP akan diharuskan untuk menilai implikasi dari
3 situasi dan hubungan yang serupa namun tidak sama, serta menentukan dapat tidaknya
4 pencegahan, termasuk pencegahan seperti yang diuraikan pada paragraf 200.12–200.15
5 dalam Kode Etik ini, diterapkan untuk mengatasi secara memuaskan ancaman terhadap
6 independensi.
7
8 290.101  Selain berkaitan dengan perikatan assurance untuk klien audit laporan
9 keuangan, contoh-contoh tersebut juga berkaitan dengan perikatan assurance untuk
10 klien selain klien audit laporan keuangan. Contoh-contoh tersebut memberikan ilustrasi
11 mengenai pencegahan yang harus diterapkan untuk memenuhi persyaratan bagi anggota
12 tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP untuk menjaga independensinya terhadap klien
13 audit laporan keuangan, serta bagi anggota tim assurance dan KAP untuk menjaga
14 independensinya terhadap klien assurance selain klien audit laporan keuangan. Contoh-
15 contoh tersebut tidak mencakup laporan assurance untuk klien assurance selain klien
16 audit laporan keuangan yang penggunaannya terbatas bagi pihak yang tercantum dalam
17 laporan tersebut. Seperti yang dijelaskan pada paragraf 290.32 dari Kode Etik ini, dalam
18 perikatan seperti itu, anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsung atau
19 anggota keluarga dekatnya harus menjaga independensinya terhadap klien assurance.
20 Selain itu, KAP atau Jaringan KAP tidak boleh memiliki kepentingan keuangan yang
21 material, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada klien assurance.
22
23 290.102  Contoh-contoh tersebut memberikan juga ilustrasi mengenai penerapan
24 kerangka kerja konseptual pada klien audit laporan keuangan dan klien assurance selain
25 klien audit laporan keuangan, serta harus dibaca dalam kaitannya dengan paragraf
26 290.33 dari Kode Etik ini yang menjelaskan mengenai selalu terdapatnya satu pihak yang
27 bertanggung jawab, yaitu klien assurance, pada sebagian besar perikatan assurance. Namun
28 demikian, pada beberapa perikatan assurance, terdapat dua pihak yang bertanggung jawab.
29 Dalam situasi tersebut, pertimbangan harus dilakukan terhadap setiap ancaman yang
30 dapat terjadi dari kepentingan dan hubungan antara anggota tim assurance, KAP, atau
31 Jaringan KAP dengan pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok.
32
33 290.103  Pada beberapa perikatan assurance, terdapat dua pihak yang bertanggung
34 jawab. Dalam situasi tersebut, pertimbangan harus dilakukan terhadap setiap ancaman
35 yang dapat terjadi dari kepentingan dan hubungan antara anggota tim assurance, KAP,
36 atau Jaringan KAP dengan pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok.
37
38 Kepentingan Keuangan
39 Pendahuluan
40 290.104  Kepentingan keuangan pada klien assurance dapat menimbulkan ancaman
41 kepentingan pribadi. Pertimbangan mengenai sifat dari setiap kepentingan keuangan
42 harus dilakukan dalam mengevaluasi signifikansi dari ancaman dan pencegahan yang
43 tepat yang harus diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya

58 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 ke tingkat yang dapat diterima. Hal ini mencakup pengevaluasian peran dari pihak yang
2 memiliki kepentingan keuangan, serta materialitas dan jenis kepentingan keuangan (baik
3 yang bersifat langsung maupun tidak langsung).
4
5 290.105  Pertimbangan mengenai beragamnya kepentingan keuangan harus
6 dilakukan dalam mengevaluasi jenis kepentingan keuangan, yang dapat diklasifikasikan
7 sebagai berikut: (i) kepentingan keuangan dari suatu pihak yang tidak memiliki kendali
8 atas medium investasi atau atas kepentingan keuangan yang dimiliki (sebagai contoh,
9 reksadana, unit trust, atau instrumen perantara sejenis lainnya), atau (ii) kepentingan
10 keuangan dari suatu pihak yang memiliki kendali atas kepentingan keuangan (seperti wali
11 amanat (trustee)) atau memiliki kemampuan untuk memengaruhi keputusan investasi.
12 Dalam mengevaluasi signifikansi setiap ancaman terhadap independensi,
13 pertimbangan mengenai tingkat pengendalian atau pengaruh atas instrumen perantara,
14 kepentingan keuangan yang dimiliki, atau strategi investasi merupakan hal yang penting.
15 Suatu kepentingan keuangan merupakan kepentingan keuangan yang bersifat langsung
16 jika terdapat kendali atas hal-hal tersebut di atas. Sebaliknya, suatu kepentingan keuangan
17 merupakan kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung jika tidak terdapat kendali
18 atas hal-hal tersebut di atas.
19
20 Ketentuan yang Berlaku bagi Setiap Klien Assurance
21 290.106  Ketika anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsungnya
22 memiliki kepentingan keuangan yang bersifat langsung maupun kepentingan keuangan
23 yang bersifat tidak langsung yang material pada klien assurance, ancaman kepentingan
24 pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga pencegahan yang tepat untuk
25 menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima
26 adalah dengan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
27 (a)  Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat langsung sebelum seorang individu
28 menjadi anggota tim assurance;
29 (b) Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung sebelum seorang
30 individu menjadi anggota tim assurance, baik secara keseluruhan maupun dalam
31 jumlah yang memadai hingga kepentingan keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi
32 material; atau
33 (c) Mengeluarkan personel tersebut dari tim assurance.
34
35 290.107  Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance
36 maupun anggota keluarga langsungnya menerima suatu pemberian, sebagai contoh,
37 warisan, hadiah, atau kepentingan keuangan yang bersifat langsung maupun kepentingan
38 keuangan yang bersifat tidak langsung yang material pada klien assurance sebagai akibat
39 dari penggabungan usaha. Pencegahan-pencegahan di bawah ini harus diterapkan untuk
40 menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima:
41 (a) Melepaskan kepentingan keuangan sedini mungkin; atau
42 (b) Mengeluarkan anggota tim assurance dari perikatan assurance.
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 59


Standar Profesional Akuntan Publik

1 Pertimbangan mengenai perlu tidaknya pencegahan tambahan yang diperlukan untuk


2 mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima harus dilakukan sampai dengan
3 dilepaskannya kepentingan keuangan atau dikeluarkannya personel terkait dari tim
4 assurance. Pencegahan tambahan tersebut mencakup antara lain:
5 (a) Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman dengan pihak yang memiliki
6 tanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit; atau
7 (b) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaaan yang telah dilakukan
8 atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
9
10 290.108  Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance
11 mengetahui adanya kepentingan keuangan yang bersifat langsung maupun kepentingan
12 keuangan yang bersifat tidak langsung yang material pada klien assurance yang dimiliki
13 oleh anggota keluarga dekatnya. Dalam mengevaluasi signifikansi setiap ancaman,
14 pertimbangan harus dilakukan terhadap sifat hubungan yang terjadi antara anggota
15 tim assurance dengan anggota keluarga dekatnya tersebut, dan materialitas kepentingan
16 keuangan tersebut. Setelah mengevaluasi signifikansi setiap ancaman, anggota tim
17 assurance harus mempertimbangkan dan menerapkan pencegahan yang tepat, yang
18 mencakup antara lain:
19 (a) Melepaskan kepentingan keuangan yang dimiliki oleh anggota keluarga dekatnya
20 sedini mungkin, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga
21 kepentingan keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material;
22 (b) Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman dengan pihak yang memiliki
23 tanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit;
24 (c) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
25 menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim assurance tersebut,
26 atau untuk memberikan saran yang diperlukan; atau
27 (d) Mengeluarkan personel tersebut dari tim assurance.
28
29 290.109  Ketika anggota tim assurance atau KAP, yang bertindak sebagai wali amanat
30 dari klien assurance, memiliki kepentingan keuangan yang bersifat langsung maupun
31 kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung yang material pada klien assurance,
32 ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi dari kemungkinan pengaruh lembaga wali
33 amanat (trust) atas klien assurance. Oleh karena itu, kepentingan keuangan seperti ini
34 hanya dapat dipertahankan jika:
35 (a) Anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsungnya dan KAP bukan
36 merupakan pihak penerima manfaat dari lembaga wali amanat;
37 (b) Kepentingan yang dimiliki oleh lembaga wali amanat pada klien assurance tidak
38 bersifat material terhadap lembaga wali amanat tersebut;
39 (c) Lembaga wali amanat tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas klien assurance;
40 dan
41 (d) Anggota tim assurance atau KAP tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas setiap
42 keputusan investasi yang melibatkan kepentingan keuangan pada klien assurance.
43

60 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 290.110  Pertimbangan harus dilakukan mengenai ada tidaknya ancaman


2 kepentingan pribadi yang dapat terjadi dari kepentingan keuangan yang dimiliki oleh
3 personel di luar tim assurance maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga
4 dekatnya pada klien assurance. Personel tersebut mencakup:
5 (a) Rekan (termasuk anggota keluarga langsungnya) yang bukan merupakan anggota tim
6 assurance;
7 (b) Rekan dan karyawan tingkat manajerial yang memberikan jasa profesional selain jasa
8 assurance kepada klien assurance; dan
9 (c) Personel yang memiliki hubungan dekat dengan anggota tim assurance.
10
11 Ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi akan tergantung dari faktor-faktor
12 sebagai berikut:
13 (a) Struktur organisasi, operasi, dan pelaporan dalam KAP; dan
14 (b) Sifat dari hubungan yang terjadi antara personel tersebut dengan anggota tim
15 assurance.
16
17 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
18 ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat
19 harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
20 yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
21 (a) Menetapkan kebijakan yang membatasi kepemilikan kepentingan seperti yang
22 dimaksud di atas;
23 (b) Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman tersebut dengan pihak yang
24 memiliki tanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit; atau
25 (c) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
26 menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang
27 diperlukan.
28
29 290.111  Pelanggaran yang tidak disengaja atas Seksi ini yang berkaitan dengan
30 kepentingan keuangan pada klien assurance tidak akan mengurangi independensi anggota
31 tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP selama:
32 (a) KAP dan Jaringan KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan
33 seluruh tenaga profesionalnya untuk sesegera mungkin melaporkan kepada KAP setiap
34 pelanggaran yang terjadi sebagai akibat dari pembelian, warisan, atau pemerolehan
35 kepentingan keuangan lainnya pada klien assurance;
36 (b) Sesegera mungkin KAP dan Jaringan KAP memberitahukan tenaga profesional yang
37 bersangkutan untuk melepaskan kepentingan keuangan yang menyebabkan ancaman
38 tersebut; dan
39 (c) Sedini mungkin melepaskan kepentingan keuangan setelah teridentifikasinya ancaman
40 atau mengeluarkan tenaga profesional yang bersangkutan dari tim assurance.
41
42 290.112  Setiap KAP harus mempertimbangkan pencegahan yang dapat diterapkan
43 ketika terjadi pelanggaran atas Seksi ini secara tidak sengaja yang berkaitan dengan

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 61


Standar Profesional Akuntan Publik

1 kepentingan keuangan pada klien assurance. Pencegahan tersebut mencakup antara


2 lain:
3 (a) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
4 menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim assurance; atau
5 (b) Tidak melibatkan personel yang bersangkutan dalam setiap pengambilan keputusan
6 penting yang berkaitan dengan perikatan assurance.
7
8 Ketentuan yang Hanya Berlaku bagi Klien Audit Laporan Keuangan
9 290.113  Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan yang
10 bersifat langsung pada klien audit laporan keuangan, ancaman kepentingan pribadi yang
11 dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang dapat
12 mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, satu-
13 satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan audit adalah
14 dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut.
15
16 290.114  Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan yang
17 bersifat tidak langsung yang material pada klien audit laporan keuangan, ancaman
18 kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satu pun
19 pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
20 Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan
21 perikatan audit adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara
22 keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga kepentingan keuangan yang
23 tersisa menjadi tidak lagi material.
24
25 290.115  Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan yang
26 material pada suatu entitas yang memiliki kendali atas klien audit laporan keuangan,
27 ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak
28 ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang
29 dapat diterima. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat
30 melaksanakan perikatan audit adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut,
31 baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga kepentingan
32 keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material.
33
34 290.116  Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika program manfaat
35 pensiun KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan pada klien audit laporan
36 keuangan. Oleh karena itu, signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman
37 tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
38 pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan
39 ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
40
41
42
43

62 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 290.117  Ketika rekan yang tidak terkait dengan perikatan assurance maupun
2 keluarga langsungnya, yang berpraktik pada kantor yang sama dengan rekan perikatan
3 (engagement partner) suatu klien audit laporan keuangan, memiliki kepentingan keuangan
4 yang bersifat tidak langsung yang material maupun yang bersifat langsung pada klien audit
5 tersebut, ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga
6 tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang
7 dapat diterima. Oleh karena itu, rekan yang tidak terkait dengan perikatan assurance
8 maupun keluarga langsungnya tidak boleh memiliki kepentingan keuangan seperti yang
9 dimaksud di atas pada klien tersebut.
10
11 290.118  Kantor tempat rekan perikatan berpraktik sehubungan dengan audit laporan
12 keuangan belum tentu merupakan kantor tempat rekan tersebut bertugas. Oleh karena itu,
13 ketika rekan perikatan berlokasi pada kantor yang berbeda dengan anggota lainnya dari
14 tim assurance, pertimbangan harus dilakukan untuk menentukan lokasi kantor tempat
15 rekan perikatan berpraktik sehubungan dengan audit tersebut.
16
17 290.119  Ketika rekan dan karyawan manajerial (termasuk anggota keluarga langsung
18 mereka) yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien audit laporan
19 keuangan, kecuali mereka yang keterlibatannya secara jelas tidak signifikan, memiliki
20 kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung yang material maupun yang bersifat
21 langsung pada klien tersebut, ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian
22 signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman
23 tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, rekan dan karyawan manajerial
24 (termasuk anggota keluarga langsung mereka) tidak boleh memiliki kepentingan keuangan
25 seperti yang dimaksud di atas pada klien tersebut.
26
27 290.120  Kepentingan keuangan pada klien audit laporan keuangan yang dimiliki
28 oleh anggota keluarga langsung dari: (i) rekan yang berlokasi pada kantor yang sama
29 dengan kantor tempat rekan perikatan berpraktik sehubungan dengan perikatan audit,
30 atau (ii) rekan atau karyawan manajerial yang memberikan jasa profesional selain jasa
31 assurance kepada klien audit laporan keuangan, tidak menciptakan ancaman yang tidak
32 dapat diterima selama kepentingan keuangan tersebut diperoleh sehubungan dengan
33 haknya sebagai karyawan (sebagai contoh, hak atas manfaat pensiun atau hak atas opsi
34 saham) dan jika diperlukan, pencegahan yang tepat diterapkan untuk mengurangi ancaman
35 terhadap independensi ke tingkat yang dapat diterima.
36
37
38
39 
Suatu subkelompok yang dapat dibedakan, baik yang diorganisasi secara geografis maupun secara
40 lini usaha.
41 
Seorang rekan atau personel lain dalam KAP yang: (i) bertanggung jawab atas perikatan dan
42 kinerjanya, serta atas laporan yang dikeluarkan olehnya atas nama KAP; dan (ii) memiliki wewenang
43 dari organisasi profesi atau badan pengatur (jika dipersyaratkan).

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 63


Standar Profesional Akuntan Publik

1 290.121  Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance,
2 KAP, atau Jaringan KAP, serta klien audit laporan keuangan maupun direktur, pejabat, atau
3 pemilik pengendalinya, memiliki kepentingan keuangan pada suatu entitas yang sama.
4 Pelanggaran atas independensi terhadap klien audit laporan keuangan tidak terjadi jika:
5 (a) Kepentingan keuangan anggota tim assurance, KAP, Jaringan KAP, dan klien audit
6 laporan keuangan maupun direktur, pejabat, atau pemilik pengendalinya, tidak
7 material pada entitas tersebut di atas; dan
8 (b) Klien audit laporan keuangan tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas entitas
9 tersebut.
10
11 Ketika kepentingan keuangan pada entitas tersebut di atas material, baik bagi KAP,
12 Jaringan KAP, atau klien audit laporan keuangan, dan klien audit laporan keuangan
13 memiliki pengaruh yang signifikan atas entitas tersebut, tidak ada satu pun pencegahan
14 yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu,
15 KAP dan Jaringan KAP harus melepaskan kepentingan keuangannya pada entitas tersebut
16 atau menolak untuk menerima perikatan audit laporan keuangan.
17 Setiap anggota tim assurance dengan kepentingan keuangan yang material harus
18 melakukan salah satu dari pencegahan-pencegahan di bawah ini:
19 (a) Melepaskan seluruh kepentingan keuangannya;
20 (b) Melepaskan kepentingan keuangannya dalam jumlah yang memadai hingga
21 kepentingan keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material; atau
22 (c) Mengundurkan diri dari tim perikatan audit laporan keuangan.
23
24 Ketentuan yang Hanya Berlaku bagi Klien Assurance Selain Klien Audit Laporan
25 Keuangan
26 290.122  Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang bersifat langsung pada
27 klien assurance selain klien audit laporan keuangan, ancaman kepentingan pribadi yang
28 dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang dapat
29 mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, satu-
30 satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya adalah
31 dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut.
32
33 290.123  Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung
34 yang material pada klien assurance selain klien audit laporan keuangan, ancaman
35 kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satu pun
36 pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
37 Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan
38 perikatannya adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara
39 keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga kepentingan keuangan yang
40 tersisa menjadi tidak lagi material.
41
42 290.124  Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang material pada suatu
43 entitas yang memiliki kendali atas klien assurance selain klien audit laporan keuangan,

64 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak
2 ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang
3 dapat diterima. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat
4 melaksanakan perikatannya adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut,
5 baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga kepentingan
6 keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material.
7
8 290.125  Ketika laporan perikatan assurance selain perikatan audit laporan keuangan
9 yang penggunaannya terbatas diterbitkan, pengecualian terhadap ketentuan dalam paragraf
10 290.106–290.110, dan paragraf 290.122–290.124, diatur dalam paragraf 290.32 dari Kode
11 Etik ini.
12
13 Pinjaman dan Penjaminan yang Diberikan oleh Klien Assurance, serta Simpanan
14 yang Ditempatkan pada Klien Assurance
15 290.126  Pinjaman atau penjaminan pinjaman yang diberikan kepada KAP oleh klien
16 assurance yang merupakan bank atau institusi sejenis tidak akan menimbulkan ancaman
17 terhadap independensi jika pinjaman atau penjaminan tersebut diberikan melalui prosedur,
18 kondisi, dan persyaratan yang lazim, dan jumlah pinjaman tersebut tidak material bagi
19 KAP dan klien assurance. Ketika pinjaman tersebut ternyata material bagi klien assurance
20 dan KAP, ancaman kepentingan pribadi yang terjadi mungkin dapat dikurangi ke tingkat
21 yang dapat diterima melalui penerapan pencegahan yang tepat. Pencegahan tersebut dapat
22 dilakukan dengan melibatkan Praktisi di luar KAP atau Jaringan KAP untuk menelaah
23 hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
24
25 290.127  Pinjaman atau penjaminan pinjaman yang diberikan oleh klien assurance
26 yang merupakan bank atau institusi sejenis kepada anggota tim assurance maupun
27 anggota keluarga langsungnya tidak akan menimbulkan ancaman terhadap independensi
28 jika pinjaman atau penjaminan tersebut diberikan berdasarkan prosedur, kondisi, dan
29 persyaratan yang lazim. Sebagai contoh, pinjaman kepemilikan rumah, pinjaman cerukan,
30 pinjaman kepemilikan kendaraan, dan pinjaman melalui penggunaan kartu kredit.
31
32 290.128  Sama halnya dengan pinjaman atau penjaminan pinjaman, simpanan atau
33 brokerage account milik anggota tim assurance atau KAP yang terdapat pada klien assurance
34 yang merupakan bank, broker, atau institusi sejenis, tidak menimbulkan ancaman terhadap
35 independensi jika simpanan atau brokerage account tersebut dibuat berdasarkan prosedur,
36 kondisi, dan persyaratan yang lazim.
37
38 290.129  Ketika anggota tim assurance atau KAP memberikan pinjaman kepada
39 klien assurance yang bukan merupakan bank atau institusi sejenis, atau memberikan
40 penjaminan pinjaman kepada klien assurance, ancaman kepentingan pribadi yang
41 dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang dapat
42 mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima, kecuali jika pinjaman atau
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 65


Standar Profesional Akuntan Publik

1 penjaminan tersebut tidak material, baik bagi anggota tim assurance atau KAP maupun
2 klien assurance.
3
4 290.130  Demikian pula, ketika anggota tim assurance atau KAP menerima pinjaman
5 dari, atau memiliki pinjaman yang dijamin oleh, klien assurance yang bukan merupakan
6 bank atau institusi sejenis, ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian
7 signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman
8 tersebut ke tingkat yang dapat diterima, kecuali jika pinjaman atau penjaminan tersebut
9 tidak material, baik bagi anggota tim assurance atau KAP maupun klien assurance.
10
11 290.131  Contoh-contoh yang diberikan pada paragraf 290.126–290.130 dari Kode
12 Etik ini berkaitan dengan hubungan pinjaman dan penjaminan pinjaman yang dilakukan
13 antara KAP dengan klien assurance. Dalam perikatan audit laporan keuangan, seluruh
14 ketentuan di atas harus diterapkan pada KAP, Jaringan KAP, dan klien audit laporan
15 keuangan.
16
17 Hubungan Bisnis yang Dekat dengan Klien Assurance
18 290.132  Hubungan bisnis yang dekat antara anggota tim assurance atau KAP dengan
19 klien assurance maupun manajemennya, atau antara KAP atau Jaringan KAP dengan klien
20 audit laporan keuangan, akan melibatkan kepentingan keuangan yang bersifat komersial
21 atau bersifat umum, serta dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan ancaman
22 intimidasi. Di bawah ini diberikan contoh-contoh dari hubungan tersebut:
23 (a) Memiliki kepentingan keuangan yang material dalam suatu usaha patungan (joint
24 venture) dengan klien assurance maupun pemilik pengendali, direktur, pejabat, atau
25 personel lainnya yang melakukan fungsi manajerial senior.
26 (b) Melakukan pengaturan atau perjanjian untuk menggabungkan satu atau lebih jasa
27 atau produk dari KAP dengan satu atau lebih jasa atau produk dari klien assurance,
28 serta memasarkan paket jasa atau produk tersebut dengan menggunakan nama kedua
29 pihak tersebut.
30 (c) Melakukan pengaturan atau perjanjian distribusi atau pemasaran dengan klien
31 assurance, dan KAP bertindak sebagai distributor atau fungsi pemasaran dari produk
32 atau jasa yang dihasilkan oleh klien assurance, atau sebaliknya.
33
34 Untuk klien audit laporan keuangan, tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi
35 ancaman terhadap independensi ke tingkat yang dapat diterima, kecuali jika kepentingan
36 keuangan yang terjadi tidak material dan hubungan tersebut tidak signifikan, baik bagi
37 KAP atau Jaringan KAP maupun klien audit laporan keuangan.
38 Untuk klien assurance selain klien audit laporan keuangan, tidak ada satu pun
39 pencegahan yang dapat mengurangi ancaman terhadap independensi ke tingkat yang dapat
40 diterima, kecuali jika kepentingan keuangan yang terjadi tidak material dan hubungan
41 tersebut secara jelas tidak signifikan, baik bagi KAP maupun klien assurance tersebut.
42
43

66 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 Oleh karena itu, pencegahan yang harus dilakukan agar KAP tetap dapat melaksanakan
2 perikatannya sehubungan dengan kedua situasi tersebut di atas adalah dengan melakukan
3 tindakan-tindakan sebagai berikut:
4 (a) Memutuskan hubungan bisnis dengan klien assurance;
5 (b) Mengurangi besaran hubungan bisnis sedemikian rupa sehingga kepentingan
6 keuangan setelahnya menjadi tidak lagi material dan hubungan tersebut secara jelas
7 menjadi tidak lagi signifikan; atau
8 (c) Menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance.
9 (d) Mengeluarkan personel yang bersangkutan dari tim assurance.
10
11 290.133  Dalam perikatan audit laporan keuangan, suatu hubungan bisnis yang
12 terjadi yang mengakibatkan KAP, Jaringan KAP, atau anggota tim assurance maupun
13 keluarga langsungnya, dan klien audit laporan keuangan maupun direktur, pejabat, atau
14 kelompok usahanya memiliki kepentingan yang sama pada suatu entitas selain Emiten,
15 tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi selama:
16 (a) Hubungan tersebut secara jelas tidak signifikan, baik bagi KAP atau Jaringan KAP
17 maupun klien audit laporan keuangan;
18 (b) Kepentingan yang dimiliki tidak material terhadap investor atau kelompok investor;
19 dan
20 (c) Kepentingan yang dimiliki tidak memungkinkan investor atau kelompok investor
21 untuk mengendalikan entitas selain Emiten tersebut.
22
23 290.134  Pembelian barang atau jasa dari klien assurance oleh anggota tim assurance,
24 KAP, atau Jaringan KAP tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi selama
25 transaksi tersebut dilakukan berdasarkan prosedur, kondisi, dan persyaratan yang lazim.
26 Namun demikian, transaksi tersebut mungkin memiliki sifat atau besaran yang sedemikian
27 rupa yang dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi. Jika ancaman yang terjadi
28 merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan
29 yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut
30 ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
31 (a) Menghapus atau mengurangi besaran transaksi;
32 (b) Mengeluarkan personel yang bersangkutan dari tim assurance;
33 (c) Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan transaksi tersebut dengan pihak yang
34 bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
35
36 Hubungan Keluarga dan Hubungan Pribadi dengan Klien Assurance
37 290.135  Hubungan keluarga dan hubungan pribadi yang terjadi antara anggota
38 tim assurance dengan karyawan tertentu (tergantung perannya dalam klien assurance),
39 direktur, atau pejabat klien assurance dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi,
40 ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi. Beragamnya situasi ancaman yang dapat
41 terjadi sehubungan dengan hubungan tersebut menyebabkan tidak dimungkinkannya
42 pengilustrasian setiap situasi ancaman dalam Seksi ini. Signifikansi setiap ancaman akan
43 tergantung dari sejumlah faktor, termasuk tanggung jawab personel dalam perikatan

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 67


Standar Profesional Akuntan Publik

1 assurance, kedekatan hubungan yang terjadi, dan peran anggota keluarga atau personel lain
2 dalam klien assurance. Sebagai akibatnya, terdapat beragam situasi yang harus dievaluasi
3 beserta pencegahan yang harus diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
4 yang dapat diterima.
5
6 290.136  Ketika anggota keluarga langsung dari anggota tim assurance merupakan
7 direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki
8 pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance,
9 atau yang berada dalam kedudukan tersebut selama periode yang tercakup dalam
10 perikatan, ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi demikian signifikan
11 mengingat kedekatan hubungan tersebut. Oleh karena itu, satu-satunya pencegahan
12 yang tepat untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima adalah dengan
13 mengeluarkan personel tersebut dari tim assurance. Jika penerapan pencegahan tidak
14 dilakukan, maka satu-satunya tindakan yang tepat adalah dengan mengundurkan diri
15 dari perikatan assurance. Sebagai contoh, dalam suatu perikatan audit laporan keuangan,
16 ketika suami atau istri dari anggota tim assurance merupakan karyawan klien audit laporan
17 keuangan yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas
18 penyiapan catatan akuntansi atau laporan keuangan, ancaman terhadap independensi
19 hanya dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan mengeluarkan personel
20 yang bersangkutan dari tim assurance.
21
22 290.137  Ancaman terhadap independensi dapat terjadi ketika anggota keluarga
23 langsung dari anggota tim assurance merupakan karyawan klien assurance yang dalam
24 kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas hal pokok dari perikatan
25 assurance. Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai
26 berikut:
27 (a) Kedudukan anggota keluarga langsung dari anggota tim assurance pada klien assurance;
28 dan
29 (b) Peran anggota tim assurance yang bersangkutan dalam perikatan assurance.
30
31 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
32 ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat
33 harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
34 yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
35 (a) Mengeluarkan anggota tim assurance yang bersangkutan dari tim assurance;
36 (b) Mengatur tanggung jawab anggota tim assurance sedemikian rupa, sehingga anggota
37 tim assurance yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang menjadi tanggung
38 jawab anggota keluarga langsungnya; atau
39 (c) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP untuk berkomunikasi
40 dengan pejabat senior KAP mengenai isu independensi dan objektivitas yang menjadi
41 perhatian mereka.
42
43

68 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 290.138  Ancaman terhadap independensi dapat terjadi ketika anggota keluarga


2 dekat dari anggota tim assurance merupakan direktur, pejabat, atau karyawan dari klien
3 assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas
4 informasi hal pokok dari perikatan assurance. Signifikansi setiap ancaman akan tergantung
5 dari faktor-faktor sebagai berikut:
6 (a) Kedudukan anggota keluarga dekat dari anggota tim assurance pada klien assurance;
7 dan
8 (b) Peran anggota tim assurance yang bersangkutan dalam perikatan assurance.
9
10 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
11 ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat
12 harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
13 yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
14 (a) Mengeluarkan anggota tim assurance yang bersangkutan dari tim assurance;
15 (b) Mengatur tanggung jawab anggota tim assurance sedemikian rupa, sehingga anggota
16 tim assurance yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang menjadi tanggung
17 jawab anggota keluarga dekatnya; atau
18 (c) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP untuk berkomunikasi
19 dengan pejabat senior KAP mengenai isu independensi dan objektivitas yang menjadi
20 perhatian mereka.
21
22 290.139  Sebagai tambahan, ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan,
23 atau ancaman intimidasi dapat terjadi ketika individu, yang merupakan anggota keluarga
24 selain anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari tim assurance, memiliki
25 hubungan dekat dengan anggota dari tim assurance, dan individu tersebut merupakan
26 direktur, pejabat, atau karyawan dari klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki
27 pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance. Oleh
28 karena itu, anggota tim assurance bertanggung jawab untuk mengidentifikasi individu
29 tersebut dan berkonsultasi sesuai dengan prosedur yang diterapkan oleh KAP.
30 Pengevaluasian signifikansi setiap ancaman yang terjadi dan pencegahan yang tepat
31 untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya sampai ke tingkat yang dapat
32 diterima mencakup pertimbangan terhadap hal-hal seperti tingkat kedekatan hubungan
33 dan peran individu dalam klien assurance.
34
35 290.140  Pertimbangan harus dilakukan atas ancaman kepentingan pribadi, ancaman
36 kedekatan, atau ancaman intimidasi yang terjadi dari hubungan pribadi atau hubungan
37 keluarga antara rekan atau karyawan KAP yang bukan merupakan anggota tim assurance
38 dengan direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya
39 memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan
40 assurance. Oleh karena itu, setiap rekan dan karyawan KAP bertanggung jawab untuk
41 mengidentifikasi hubungan tersebut dan melakukan konsultasi sesuai dengan prosedur
42 yang diterapkan oleh KAP. Pengevaluasian signifikansi setiap ancaman yang terjadi dan
43 pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 69


Standar Profesional Akuntan Publik

1 tingkat yang dapat diterima mencakup pertimbangan atas hal-hal seperti tingkat kedekatan
2 hubungan, interaksi personel yang bukan merupakan anggota tim assurance dengan
3 anggota tim assurance, kedudukan personel tersebut dalam KAP, dan peran personel
4 klien assurance tersebut.
5
6 290.141  Pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan dalam Seksi ini yang terkait
7 dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi tidak memengaruhi independensi
8 anggota tim assurance atau KAP selama KAP:
9 (a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan seluruh personelnya untuk
10 melaporkan sesegera mungkin kepada KAP mengenai pelanggaran yang terjadi
11 sebagai akibat dari perubahan status kepegawaian dari anggota keluarga langsung
12 atau keluarga dekatnya, atau hubungan pribadi lainnya yang dapat menimbulkan
13 ancaman terhadap independensi;
14 (b) Mengatur tanggung jawab tim assurance sedemikian rupa, sehingga personel KAP
15 yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab dari
16 personel klien assurance yang mempunyai hubungan pribadi dengannya, atau jika hal
17 ini tidak dimungkinkan, mengeluarkan personel KAP yang bersangkutan dari tim
18 assurance; dan
19 (c) Memberikan perhatian lebih dalam menelaah hasil pekerjaan personel KAP yang
20 bersangkutan.
21
22 290.142  Ketika terjadi pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan dalam
23 Seksi ini yang berkaitan dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi, KAP harus
24 mempertimbangkan penerapan pencegahan yang tepat. Pencegahan tersebut mencakup
25 antara lain:
26 (a) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
27 menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personel KAP yang bersangkutan,
28 atau untuk memberikan saran yang diperlukan; atau
29 (b) Tidak melibatkan personel KAP yang bersangkutan dalam pengambilan keputusan
30 yang substantif yang berkaitan dengan perikatan assurance.
31
32 Personel KAP yang Bergabung dengan Klien Assurance
33 290.143  Independensi anggota tim assurance atau KAP dapat terancam ketika direktur,
34 pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh
35 langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance, pernah menjadi
36 anggota tim assurance atau rekan KAP. Situasi seperti ini dapat menimbulkan ancaman
37 kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi, terutama ketika
38 hubungan yang signifikan tetap terjadi antara individu tersebut dengan KAP tempatnya
39 bekerja sebelumnya. Demikian pula, independensi dapat terancam ketika anggota tim
40 assurance mengetahui atau mempunyai alasan untuk menyakini kemungkinannya untuk
41 bergabung dengan klien assurance di kemudian hari.
42
43

70 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 290.144  Ketika anggota tim assurance, rekan, atau sebelumnya pernah menjadi
2 rekan dari KAP telah bergabung dengan klien assurance, signifikansi setiap ancaman
3 kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi yang terjadi akan
4 tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
5 (a) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance.
6 (b) Lingkup keterlibatan yang akan terjadi antara individu tersebut dengan tim
7 assurance.
8 (c) Lamanya jangka waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi menjadi
9 bagian dari tim asssurance atau KAP.
10 (d) Posisi sebelumnya dari individu tersebut dalam tim assurance atau KAP.
11
12 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
13 ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat
14 harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
15 yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
16 (a) Mempertimbangkan kelayakan atau kebutuhan untuk memodifikasi rencana kerja
17 perikatan assurance;
18 (b) Menugaskan tim assurance yang setidaknya memiliki pengalaman yang setara dengan
19 pengalaman individu tersebut untuk perikatan assurance selanjutnya;
20 (c) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
21 menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personel KAP yang bersangkutan,
22 atau untuk memberikan saran yang diperlukan; atau
23 (d) Menelaah pengendalian mutu perikatan assurance.
24
25 Umumnya seluruh pencegahan di bawah ini diperlukan untuk mengurangi ancaman
26 terhadap independensi ke tingkat yang dapat diterima:
27 (a) Individu yang bersangkutan tidak berhak atas keuntungan atau pembayaran dari KAP,
28 kecuali yang dilakukan berdasarkan suatu pengaturan atau perjanjian di muka dan
29 bersifat tetap (fixed pre-determined arragements). Selain itu, jumlah yang terutang
30 kepada individu tersebut tidak boleh signifikan.
31 (b) Individu yang bersangkutan tidak boleh lagi terlibat, atau memberikan kesan terlibat,
32 dalam kegiatan bisnis atau kegiatan profesional KAP.
33
34 290.145  Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance
35 yang melakukan perikatan assurance mengetahui atau mempunyai alasan untuk menyakini
36 kemungkinannya untuk bergabung dengan klien assurance di kemudian hari. Ancaman
37 terhadap independensi dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan
38 semua pencegahan sebagai berikut:
39
40
41 
Suatu proses yang dirancang untuk memberikan suatu evaluasi secara objektif (sebelum
42 dikeluarkannya laporan) atas pertimbangan signifikan yang dibuat dan kesimpulan yang diputuskan
43 oleh tim perikatan yang mendasari laporan tersebut.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 71


Standar Profesional Akuntan Publik

1 (a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan personel KAP untuk
2 memberitahukan sesegera mungkin kepada KAP mengenai negosiasi peluang kerja
3 pada klien assurance yang akan terjadi atau sedang berlangsung;
4 (b) Tidak melibatkan personel KAP tersebut dalam perikatan assurance. Selain itu, KAP
5 harus mempertimbangkan juga untuk menelaah secara independen pertimbangan
6 signifikan yang dibuat oleh personel KAP tersebut selama dalam perikatan
7 assurance.
8
9 Personel Klien Assurance yang Bergabung dengan KAP
10 290.146  Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, dan ancaman
11 kedekatan dapat terjadi ketika mantan pejabat, direktur, atau karyawan klien assurance
12 bergabung dengan KAP dan menjadi bagian dari tim assurance, sebagai contoh, ketika
13 anggota tim assurance harus menerbitkan laporan assurance atas informasi hal pokok atau
14 elemen laporan keuangan yang sebelumnya menjadi tanggung jawab mantan personel
15 tersebut.
16
17 290.147  Ketika anggota tim assurance sebelumnya merupakan direktur, pejabat,
18 atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung
19 dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance selama periode yang
20 tercakup dalam laporan assurance, ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi
21 demikian signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi
22 ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, anggota tim assurance
23 tersebut di atas tidak boleh dilibatkan dalam perikatan assurance.
24
25 290.148  Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, atau ancaman
26 kedekatan dapat terjadi ketika anggota tim assurance sebelumnya merupakan direktur,
27 pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh
28 langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance sebelum periode
29 yang tercakup dalam laporan assurance, sebagai contoh, ancaman dapat terjadi ketika tim
30 assurance harus mengevaluasi keputusan yang dibuat atau pekerjaan yang dilakukan oleh
31 anggota tim assurance tersebut di atas ketika masih menjadi bagian dari klien assurance.
32 Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
33 (a) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance.
34 (b) Lamanya waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi menjadi bagian
35 dari klien assurance; dan
36 (c) Peran individu tersebut dalam tim assurance.
37
38 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
39 ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat
40 harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
41 yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
42
43

72 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 (a) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau
2 untuk memberikan saran yang diperlukan; atau
3 (b) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata
4 kelola perusahaan, seperti komite audit.
5
6 Rangkap Jabatan Personel KAP sebagai Direktur atau
7 Pejabat Klien Assurance
8 290.149  Ketika rekan atau karyawan KAP juga merupakan direktur atau pejabat klien
9 assurance, ancaman telaah pribadi atau ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi
10 demikian signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi
11 ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Dalam perikatan audit laporan keuangan,
12 ketika rekan atau karyawan KAP atau Jaringan KAP juga merupakan direktur atau pejabat
13 klien audit laporan keuangan, ancaman yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga
14 tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang
15 dapat diterima. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat
16 melaksanakan perikatannya adalah dengan menolak untuk menerima atau melanjutkan
17 pelaksanaan, atau bahkan mengundurkan diri dari, perikatan assurance.
18
19 290.150  Kewajiban sebagai sekretaris perusahaan (corporate secretary) sangat
20 beragam, yaitu mulai dari kewajiban yang bersifat administratif, seperti mengelola sumber
21 daya manusia atau memelihara catatan akuntansi, hingga kewajiban lainnya, seperti
22 memastikan kepatuhan perusahaan pada ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
23 atau untuk memberikan saran mengenai tata kelola perusahaan.
24 Ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi dapat terjadi ketika personel KAP
25 merangkap jabatan sebagai sekretaris perusahaan klien assurance, karena situasi tersebut
26 dapat mengesankan hubungan yang dekat antara KAP dengan klien assurance.
27
28 290.151  Ketika rekan atau karyawan KAP atau Jaringan KAP juga merupakan
29 sekretaris perusahaan pada klien audit laporan keuangan, ancaman telaah pribadi atau
30 ancaman advokasi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satu pun
31 pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
32 Jika rangkap jabatan sebagai sekretaris perusahaan tersebut diperbolehkan oleh ketentuan
33 hukum atau peraturan dan praktik profesi yang berlaku, maka kewajiban dan fungsi
34 sebagai sekretaris perusahaan tersebut harus terbatas pada pekerjaan administratif yang
35 bersifat rutin dan formal, seperti penyiapan notulen rapat dan pemeliharaan catatan dan
36 dokumen yang diwajibkan.
37
38 290.152  Pada umumnya jasa administratif yang bersifat rutin dalam mendukung
39 fungsi kesekretariatan perusahaan maupun jasa advisory yang terkait dengan administrasi
40 kesekretariatan perusahaan yang diberikan kepada klien assurance tidak mengurangi
41 independensi selama manajemen klien assurance bertanggung jawab atas semua keputusan
42 yang relevan yang dibuat.
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 73


Standar Profesional Akuntan Publik

1 Keterkaitan yang Cukup Lama antara Personel Senior KAP dengan


2 Klien Assurance
3
4 Ketentuan Umum
5 290.153  Ancaman kedekatan dapat terjadi ketika personel senior yang sama
6 digunakan dalam perikatan assurance untuk suatu periode yang cukup lama. Signifikansi
7 setiap ancaman yang terjadi akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
8 (a) Lamanya personel tersebut sebagai anggota tim assurance;
9 (b) Peran personel tersebut dalam tim assurance;
10 (c) Struktur KAP; dan
11 (d) Sifat perikatan assurance.
12
13 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
14 ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat
15 harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
16 yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
17 (a) Merotasi personel tersebut dengan mengeluarkannya dari tim assurance;
18 (b) Melibatkan Praktisi lainnya yang bukan merupakan anggota tim assurance untuk
19 menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personel tersebut atau untuk
20 memberikan saran yang diperlukan; atau
21 (c) Melakukan penelaahan mutu internal secara independen.
22
23 Klien Audit Laporan Keuangan yang Merupakan Emiten
24 290.154  Penggunaan rekan perikatan atau personel KAP yang bertanggung jawab
25 atas pengendalian mutu yang sama atas perikatan audit laporan keuangan untuk suatu
26 periode yang cukup lama dapat menimbulkan ancaman kedekatan. Ancaman tersebut
27 sangat relevan dalam audit laporan keuangan Emiten. Oleh karena itu, pencegahan yang
28 tepat harus diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
29 Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
30 (a) Merotasi rekan perikatan dan personel KAP yang bertanggung jawab atas pengendalian
31 mutu perikatan setelah melaksanakan perikatannya, baik sebagai salah satu dari kedua
32 fungsi tersebut di atas maupun kombinasi dari keduanya, selama suatu periode yang
33 telah ditentukan sebelumnya, yang umumnya tidak lebih dari tujuh tahun; dan
34 (b) Tidak memperbolehkan personel yang dirotasi tersebut terlibat dalam perikatan
35 audit laporan keuangan tersebut hingga terlewatinya suatu periode tertentu sejak
36 keterlibatan terakhirnya (cooling-off period), yang umumnya dua tahun.
37
38 290.155  Ketika klien audit laporan keuangan menjadi Emiten, lamanya jangka waktu
39 yang telah dijalani oleh rekan perikatan atau personel KAP yang bertanggung jawab atas
40 pengendalian mutu perikatan harus dipertimbangkan dalam menentukan saat dirotasinya
41 personel tersebut. Namun demikian, personel tersebut tetap dapat melanjutkan fungsinya
42 sebagai rekan perikatan atau personel yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu
43 perikatan selama dua tahun berikutnya sebelum personel tersebut harus dirotasi.

74 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 290.156  Rekan perikatan dan personel yang bertanggung jawab atas pengendalian
2 mutu perikatan harus dirotasi setelah melaksanakan perikatan selama suatu periode
3 yang telah ditentukan sebelumnya. Namun demikian, toleransi atas jangka waktu rotasi
4 mungkin diperlukan dalam situasi-situasi tertentu, sebagai contoh:
5 (a) Ketika keberlanjutan dari personel tersebut dalam perikatan sangat penting bagi klien
6 audit laporan keuangan, seperti ketika terjadi perubahan besar atas struktur klien yang
7 terjadi pada saat yang sama dengan rotasi personel tersebut; dan
8 (b) Ketika rotasi tidak dimungkinkan atau bukan merupakan pencegahan yang tepat
9 sebagai akibat dari ukuran KAP.
10
11 Dalam hal ini, jika personel tersebut tidak dirotasi setelah suatu periode yang telah
12 ditentukan sebelumnya, maka pencegahan yang tepat harus diterapkan untuk mengurangi
13 ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
14
15 290.157  Ketika KAP hanya memiliki beberapa personel yang memiliki pengetahuan
16 dan pengalaman yang relevan sebagai rekan perikatan atau personel KAP yang bertanggung
17 jawab atas pengendalian mutu perikatan dalam audit laporan keuangan Emiten, rotasi
18 mungkin bukan merupakan pencegahan yang tepat. Dalam hal ini, KAP harus menerapkan
19 pencegahan yang lain untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
20 Pencegahan tersebut mencakup antara lain melibatkan Praktisi lainnya yang bukan
21 merupakan anggota tim assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan
22 atau untuk memberikan saran yang diperlukan. Praktisi lainnya tersebut dapat merupakan
23 seorang individu dalam KAP yang tidak terkait dengan tim assurance maupun seorang
24 individu dari luar KAP.
25
26 Pemberian Jasa Profesional selain Jasa Assurance
27 kepada Klien Assurance
28
29 Pendahuluan
30 290.158  Sejak dahulu, KAP atau Jaringan KAP telah memberikan berbagai jasa
31 profesional selain jasa assurance kepada klien assurance sesuai dengan kompetensi dan
32 keahliannya. Pada umumnya, klien assurance sangat memperoleh manfaat dari berbagai
33 jasa tersebut. Selain itu, pemberian jasa profesional selain jasa assurance seringkali
34 membantu tim assurance dalam memperoleh informasi mengenai bisnis dan kegiatan
35 usaha klien assurance yang berguna untuk perikatan assurance. Semakin luas pengetahuan
36 mengenai bisnis klien assurance, semakin baik pemahaman tim assurance atas prosedur dan
37 pengendalian yang terdapat pada klien assurance, serta risiko bisnis dan risiko keuangan
38 yang dihadapinya.
39 Namun demikian, pemberian jasa profesional selain jasa assurance dapat
40 menimbulkan ancaman terhadap independensi anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan
41 KAP, terutama hal-hal yang dapat memberikan kesan sebagai suatu ancaman (perceived
42 threats). Oleh karena itu, pengevaluasian signifikansi setiap ancaman yang dapat terjadi
43 dari pemberian jasa profesional selain jasa assurance harus dilakukan. Pada situasi tertentu,

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 75


Standar Profesional Akuntan Publik

1 ancaman tersebut dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan
2 menerapkan pencegahan yang tepat. Namun demikian, hal tersebut mungkin saja tidak
3 terjadi pada situasi lainnya, karena tidak tersedianya pencegahan yang tepat.
4
5 290.159  Pada umumnya, kegiatan-kegiatan di bawah ini dapat menimbulkan
6 ancaman kepentingan pribadi atau ancaman telaah pribadi yang demikian signifikan,
7 sehingga satu-satunya tindakan yang tepat adalah dengan menghindari kegiatan tersebut
8 atau menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance:
9 (a) Memberikan persetujuan, melaksanakan, atau menyelesaikan suatu transaksi, atau
10 mewakili klien assurance dalam melaksanakan suatu kewenangan atau bahkan memiliki
11 kewenangan untuk mewakili klien assurance dalam melaksanakan kewenangan
12 tersebut.
13 (b) Menentukan suatu pilihan rekomendasi yang harus diterapkan dari sejumlah usulan
14 rekomendasi yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP.
15 (c) Melaksanakan fungsi manajemen dengan melaporkan hal-hal yang relevan kepada
16 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
17
18 290.160  Contoh-contoh yang terdapat pada paragraf 290.166–290.205 dari Kode
19 Etik ini memberikan ilustrasi mengenai pemberian jasa profesional selain jasa assurance
20 kepada klien assurance. Potensi ancaman terhadap independensi akan sering terjadi ketika
21 jasa profesional selain jasa assurance diberikan kepada klien audit laporan keuangan.
22 Laporan keuangan (informasi hal pokok) dari suatu entitas memberikan informasi
23 keuangan mengenai transaksi dan kejadian yang memengaruhi entitas tersebut. Namun
24 demikian, informasi hal pokok dari perikatan assurance selain perikatan audit laporan
25 keuangan mungkin terbatas berdasarkan sifatnya.
26 Ancaman terhadap independensi dapat terjadi juga ketika KAP memberikan jasa
27 profesional selain jasa assurance yang terkait dengan informasi hal pokok dari perikatan
28 assurance selain perikatan audit laporan keuangan. Pada situasi tersebut, pertimbangan
29 harus dilakukan terhadap signifikansi keterlibatan KAP atau Jaringan KAP dengan
30 informasi hal pokok dari perikatan tersebut, yaitu mengenai ada tidaknya ancaman
31 telaah pribadi dan dapat tidaknya ancaman tersebut (jika ada) dikurangi ke tingkat
32 yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan yang tepat, atau harus tidaknya
33 perikatan tersebut ditolak. Ketika jasa profesional selain jasa assurance tidak terkait dengan
34 informasi hal pokok dari perikatan assurance selain perikatan audit laporan keuangan,
35 ancaman terhadap independensi umumnya merupakan ancaman yang secara jelas tidak
36 signifikan.
37
38 290.161  Kegiatan-kegiatan di bawah ini dapat menimbulkan juga ancaman telaah
39 pribadi atau ancaman kepentingan pribadi:
40 (a) Menyimpan aset milik klien assurance.
41 (b) Melakukan penyeliaan atas pelaksanaan kegiatan rutin karyawan klien assurance.
42
43

76 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 (c) Menyiapkan dokumen atau data pendukung transaksi, baik dalam bentuk elektronik
2 maupun bentuk lainnya, yang membuktikan terjadinya suatu transaksi (sebagai contoh,
3 pesanan pembelian, catatan waktu kerja untuk penggajian, dan pesanan penjualan).
4
5 Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
6 merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan
7 yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut
8 atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara
9 lain:
10 (a) Menetapkan pengaturan sedemikian rupa sehingga personel KAP atau Jaringan KAP
11 yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance tidak terlibat dalam perikatan
12 assurance;
13 (b) Melibatkan Praktisi lainnya untuk memberikan saran mengenai implikasi dari kegiatan
14 yang dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi tim assurance dan KAP;
15 atau
16 (c) Melakukan pencegahan yang relevan lainnya berdasarkan ketentuan hukum atau
17 peraturan dan praktik profesi yang berlaku.
18
19 290.162  Perkembangan terkini dalam bisnis, evolusi dalam pasar keuangan,
20 perubahan yang cepat dalam teknologi informasi, beserta dampaknya bagi manajemen dan
21 pengendalian, menyebabkan tidak dimungkinkannya untuk membuat suatu daftar lengkap
22 mengenai setiap situasi yang dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi dan
23 pencegahan yang tepat yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya
24 ke tingkat yang dapat diterima, dalam pemberian jasa profesional selain jasa assurance
25 kepada klien assurance. Namun demikian, pada umumnya KAP atau Jaringan KAP tetap
26 dapat memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance selama
27 ancaman terhadap independensi telah dikurangi ke tingkat yang dapat diterima.
28
29 290.163  Pencegahan-pencegahan di bawah ini dapat mengurangi ancaman ke
30 tingkat yang dapat diterima yang terjadi dari pemberian jasa profesional selain jasa
31 assurance kepada klien assurance:
32 (a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang tenaga profesional KAP atau
33 Jaringan KAP untuk membuat keputusan manajemen bagi klien assurance atau
34 mengambil tanggung jawab atas keputusan tersebut.
35 (b) Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan independensi dengan pihak yang
36 bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
37 (c) Menetapkan kebijakan mengenai tanggung jawab pengawasan dalam pemberian jasa
38 profesional selain jasa assurance bagi klien assurance.
39 (d) Melibatkan Praktisi lainnya untuk memberikan saran atas implikasi dari pelaksanaan
40 perikatan selain perikatan assurance terhadap independensi anggota tim assurance
41 dan KAP.
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 77


Standar Profesional Akuntan Publik

1 (e) Melibatkan Praktisi dari luar KAP untuk memberikan keyakinan mengenai aspek
2 khusus dari perikatan assurance.
3 (f) Memperoleh pernyataan dari klien assurance mengenai tanggung jawabnya atas hasil
4 pekerjaan yang dilakukan oleh KAP atau Jaringan KAP.
5 (g) Mengungkapkan sifat dan besaran imbalan jasa profesional kepada pihak yang
6 bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
7 (h) Membuat pengaturan sedemikian rupa sehingga personel KAP atau Jaringan KAP
8 yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance tidak terlibat dalam perikatan
9 assurance.
10
11 290.164  Sebelum KAP atau Jaringan KAP memutuskan untuk menerima suatu
12 perikatan untuk memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance,
13 pertimbangan harus dilakukan mengenai ada tidaknya ancaman terhadap independensi
14 yang dapat terjadi dari pemberian jasa profesional tersebut. Perikatan tersebut harus
15 ditolak jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak
16 signifikan, kecuali jika terdapat pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman
17 tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
18
19 290.165  Pemberian jasa profesional tertentu selain jasa assurance kepada klien audit
20 laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi yang demikian
21 signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman
22 tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Namun demikian, pemberian
23 jasa profesional tersebut kepada entitas, divisi, maupun unsur, akun, atau pos laporan
24 keuangan yang terpisah (discrete financial statement item) yang terkait dengan klien audit
25 laporan keuangan hanya diperbolehkan jika ancaman telah dikurangi ke tingkat yang
26 dapat diterima dengan membuat suatu pengaturan yang mewajibkan entitas, divisi, atau
27 unsur, akun, atau pos laporan keuangan yang terpisah tersebut diaudit oleh KAP lain, atau
28 meminta KAP atau Jaringan KAP lain untuk melakukan kembali pekerjaan jasa profesional
29 selain jasa assurance tersebut untuk memungkinkannya mengambil tanggung jawab atas
30 pemberian jasa profesional tersebut.
31
32 Penyiapan Catatan Akuntansi dan Laporan Keuangan
33 290.166  Membantu klien audit laporan keuangan dalam hal-hal tertentu, seperti
34 menyiapkan catatan akuntansi atau laporan keuangan, dapat menimbulkan ancaman
35 telaah pribadi ketika di kemudian hari laporan keuangan tersebut diaudit oleh KAP yang
36 menyiapkannya.
37
38 290.167  Manajemen klien audit laporan keuangan bertanggung jawab untuk
39 memastikan penyimpanan catatan akuntansi dan penyiapan laporan keuangan, walaupun
40 mereka dapat meminta bantuan KAP atau Jaringan KAP dalam hal tersebut. Ketika KAP
41 atau Jaringan KAP maupun personelnya yang memberikan bantuan tersebut membuat
42 juga keputusan manajemen, tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi
43

78 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, KAP atau Jaringan
2 KAP maupun personelnya tersebut tidak boleh melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait
3 dengan pembuatan keputusan manajerial, sebagai contoh:
4 (a) Menentukan atau mengubah ayat jurnal, klasifikasi akun atau transaksi, atau catatan
5 akuntansi lainnya tanpa persetujuan dari klien audit laporan keuangan;
6 (b) Memberikan persetujuan atas transaksi; dan
7 (c) Menyiapkan atau mengubah dokumen atau data pendukung transaksi (termasuk
8 keputusan mengenai asumsi penilaian).
9
10 290.168  Proses audit laporan keuangan melibatkan komunikasi yang ekstensif
11 antara KAP dengan manajemen klien audit laporan keuangan. Selama proses ini,
12 manajemen meminta dan menerima masukan mengenai hal-hal yang terkait dengan
13 audit laporan keuangan, seperti prinsip akuntansi dan pengungkapan laporan keuangan,
14 serta kesesuaian pengendalian dan metode yang digunakan dalam menentukan jumlah
15 tercatat aset dan kewajiban. Pemberian bantuan seperti ini masih diperbolehkan untuk
16 mendorong penyajian wajar laporan keuangan, dan tidak menimbulkan ancaman
17 terhadap independensi. Demikian pula, proses audit laporan keuangan dapat melibatkan
18 juga pemberian bantuan kepada klien audit laporan keuangan seperti dalam melakukan
19 rekonsiliasi akun, menganalisis dan mengakumulasi informasi untuk pelaporan kepada
20 regulator, menyiapkan laporan keuangan konsolidasian (termasuk penyesuaian laporan
21 keuangan klien assurance dengan kebijakan akuntansi grupnya atau standar pelaporan
22 lainnya seperti International Financial Reporting Standards), menyusun pengungkapan
23 laporan keuangan yang diharuskan, mengusulkan ayat jurnal penyesuaian, serta
24 memberikan bantuan dan saran dalam penyusunan laporan keuangan anak perusahaan.
25 Bantuan tersebut tidak mengancam independensi selama diberikan dalam situasi normal
26 dan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Seksi ini.
27
28 Ketentuan Umum
29 290.169  Contoh-contoh yang terdapat pada paragraf 290.170–290.173 dari Kode
30 Etik ini memberikan ilustrasi mengenai ancaman telaah pribadi yang dapat terjadi ketika
31 KAP terlibat dalam penyiapan catatan akuntansi atau laporan keuangan, yang selanjutnya
32 akan menjadi informasi hal pokok dari perikatan audit laporan keuangan yang dilakukan
33 oleh KAP.
34 Ancaman tersebut dapat terjadi juga ketika KAP atau Jaringan KAP terlibat dalam
35 penyiapan informasi hal pokok selain laporan keuangan dalam perikatan assurance, sebagai
36 contoh, ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP menyusun
37 dan menyiapkan informasi keuangan prospektif, serta kemudian KAP memberikan
38 keyakinan dan menerbitkan laporan assurance atasnya. Oleh karena itu, setiap KAP harus
39 mengevaluasi signifikansi setiap ancaman telaah pribadi yang terjadi dari pemberian jasa
40 profesional tersebut, dan jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang
41 secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan
42 diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 79


Standar Profesional Akuntan Publik

1 Klien Audit Laporan Keuangan selain Emiten


2 290.170  KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan jasa akuntansi dan pembukuan
3 yang bersifat rutin atau mekanis, termasuk jasa pemrosesan penggajian, kepada klien audit
4 laporan keuangan selain Emiten selama setiap ancaman telaah pribadi yang terjadi dapat
5 dikurangi ke tingkat yang dapat diterima. Contoh-contoh dari jasa profesional tersebut
6 adalah sebagai berikut:
7 (a) Mencatat transaksi yang klasifikasi akunnya telah ditentukan dan disetujui oleh klien
8 audit laporan keuangan;
9 (b) Membukukan transaksi ke dalam buku besar yang ayat jurnalnya telah ditentukan
10 dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan;
11 (c) Menyusun laporan posisi keuangan (neraca) saldo berdasarkan buku besar yang telah
12 disiapkan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan; dan
13 (d) Menyusun laporan keuangan berdasarkan informasi dari laporan posisi keuangan
14 (neraca) saldo yang telah disiapkan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan.
15
16 Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
17 merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan
18 yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut
19 ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
20 (a) Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personel KAP atau Jaringan
21 KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak terlibat dalam tim assurance;
22 (b) Menetapkan dan menerapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personel KAP
23 atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili klien
24 audit laporan keuangan dalam membuat keputusan manajerial;
25 (c) Mengharuskan klien audit laporan keuangan untuk bertanggung jawab dalam
26 meyiapkan dokumen pendukung transaksi;
27 (d) Mengharuskan klien audit laporan keuangan untuk bertanggung jawab dalam
28 menyiapkan dan menyetujui asumsi-asumsi dasar suatu transaksi;
29 (e) Memperoleh persetujuan dari klien audit laporan keuangan untuk setiap usulan ayat
30 jurnal atau perubahan lain yang memengaruhi laporan keuangan.
31
32 Klien Audit Laporan Keuangan yang Merupakan Emiten
33 290.171  Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit laporan
34 keuangan yang merupakan Emiten, termasuk jasa pemrosesan penggajian dan penyusunan
35 laporan keuangan atau informasi keuangan, yang dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan
36 laporan keuangan yang selanjutnya akan diaudit, dapat mengurangi, atau memberikan
37 kesan berkurangnya, independensi KAP atau Jaringan KAP. Karena tidak ada satu pun
38 pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima,
39 maka KAP atau Jaringan KAP harus menolak untuk memberikan jasa profesional tersebut,
40 kecuali ketika dalam keadaan darurat dan ketika jasa profesional tersebut merupakan
41 bagian dari suatu perikatan audit laporan keuangan yang diharuskan (statutory financial
42 statements audit). Dengan demikian, KAP atau Jaringan KAP tidak boleh memberikan
43

80 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 jasa profesional tersebut kepada klien audit laporan keuangan yang merupakan Emiten,
2 kecuali untuk beberapa keadaan yang dijelaskan di bawah ini.
3
4 290.172  Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan yang bersifat rutin atau
5 mekanis kepada suatu divisi atau anak perusahaan dari klien audit laporan keuangan yang
6 merupakan Emiten tidak akan memberikan kesan berkurangnya independensi KAP atau
7 Jaringan KAP terhadap klien audit laporan keuangan selama kondisi-kondisi di bawah
8 ini terpenuhi:
9 (a) Jasa profesional tersebut tidak melibatkan proses pemberian pertimbangan;
10 (b) Divisi atau anak perusahaan tersebut secara kolektif tidak material terhadap Emiten,
11 atau jasa profesional yang diberikan tersebut secara kolektif tidak material terhadap
12 divisi atau anak perusahaan tersebut;
13 (c) Imbalan jasa profesional bagi KAP atau Jaringan KAP yang diperoleh dari pemberian
14 jasa profesional tersebut secara kolektif tidak signifikan.
15
16 Jika jasa profesional tersebut tetap diberikan, maka semua pencegahan di bawah ini harus
17 diterapkan:
18 (a) KAP atau Jaringan KAP tidak boleh terlibat dalam fungsi manajerial atau pengambilan
19 keputusan manajerial.
20 (b) Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab atas hasil pekerjaan KAP atau
21 Jaringan KAP.
22 (c) Personel KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak
23 boleh terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan.
24
25 Keadaan Darurat
26 290.173  Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit laporan
27 keuangan dalam keadaan darurat maupun keadaan tidak biasa lainnya (yaitu ketika
28 penunjukan KAP atau Jaringan KAP lain untuk melaksanakan jasa profesional tersebut
29 dirasakan tidak praktis oleh klien audit laporan keuangan) dapat menimbulkan ancaman
30 terhadap independensi. Namun demikian, ancaman tersebut masih dapat diterima
31 selama:
32 (a) KAP atau Jaringan KAP tidak terlibat dalam fungsi manajerial atau pengambilan
33 keputusan manajerial;
34 (b) Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab atas hasil pekerjaan KAP atau
35 Jaringan KAP; dan
36 (c) Personel KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak
37 boleh terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan.
38
39 Pemberian Jasa Penilaian kepada Klien Audit Laporan Keuangan
40 290.174  Suatu penilaian (valuation) terdiri dari pembuatan asumsi-asumsi yang
41 terkait dengan perkembangan di masa yang akan datang, penerapan metodologi dan teknik
42 tertentu, atau kombinasi keduanya dalam menghitung suatu nilai atau rentang nilai dari
43 suatu aset, kewajiban, atau bisnis secara keseluruhan.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 81


Standar Profesional Akuntan Publik

1 290.175  Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
2 memberikan jasa penilaian kepada klien audit laporan keuangan yang selanjutnya akan
3 menjadi dasar penyusunan laporan keuangan yang akan diaudit oleh KAP tersebut.
4
5 290.176  Ketika jasa penilaian melibatkan penilaian atas hal yang material terhadap
6 laporan keuangan dan tingkat subjektivitas yang signifikan, tidak ada satu pun pencegahan
7 yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena
8 itu, KAP atau Jaringan KAP harus menolak untuk memberikan jasa penilaian tersebut,
9 atau sebagai tindakan alternatifnya, mengundurkan diri dari perikatan audit laporan
10 keuangan.
11
12 290.177  Melaksanakan jasa penilaian bagi klien audit laporan keuangan yang secara
13 terpisah maupun kolektif tidak material terhadap laporan keuangan, atau yang tidak
14 melibatkan tingkat subjektivitas yang signifikan, dapat menimbulkan ancaman telaah
15 pribadi terhadap independensi. Ancaman tersebut dapat dikurangi ke tingkat yang dapat
16 diterima dengan menerapkan pencegahan yang tepat. Pencegahan tersebut mencakup
17 antara lain:
18 (a) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam tim assurance untuk menelaah hasil
19 pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan;
20 (b) Mengonfirmasikan pemahaman dengan klien audit laporan keuangan mengenai asumsi
21 dan metodologi yang digunakan dalam penilaian, serta memperoleh persetujuan atas
22 penggunaannya;
23 (c) Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan mengenai tanggung
24 jawabnya atas hasil penilaian yang dilakukan oleh KAP atau Jaringan KAP; dan
25 (d) Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personel KAP atau Jaringan
26 KAP yang memberikan jasa penilaian tidak terlibat dalam perikatan audit laporan
27 keuangan.
28
29 Hal-hal di bawah ini harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi efektivitas
30 pencegahan:
31 (a) Luas pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan klien audit laporan keuangan
32 dalam mengevaluasi hal-hal yang terkait, serta besarnya keterlibatan mereka dalam
33 menentukan dan menyetujui pertimbangan atas hal-hal yang signifikan sehubungan
34 dengan pemberian jasa penilaian.
35 (b) Tingkat penerapan dari metodologi dan pedoman profesi yang telah ditentukan dalam
36 melaksanakan jasa penilaian.
37 (c) Untuk penilaian yang menggunakan standar atau metodologi yang telah ditentukan,
38 tingkat subjektivitas bawaan pada hal-hal yang menjadi perhatian.
39 (d) Keandalan dan luas data yang mendasari penilaian tersebut.
40 (e) Tingkat ketergantungan atas kejadian di masa yang akan datang dari hal-hal yang
41 dapat menciptakan volatilitas yang signifikan yang melekat pada jumlah-jumlah yang
42 terkait dalam penilaian tersebut.
43 (f) Luas dan kejelasan pengungkapan dalam laporan keuangan.

82 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 290.178  Pemberian jasa penilaian oleh KAP atau Jaringan KAP kepada klien audit
2 laporan keuangan dengan tujuan untuk pelaporan surat pemberitahuan pajak kepada
3 otoritas perpajakan, penghitungan jumlah kewajiban pajak terhutang, atau perencanaan
4 pajak, tidak menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap independensi, karena pada
5 umumnya penilaian tersebut merupakan subjek penelaahan yang dilakukan oleh pihak
6 eksternal, seperti otoritas perpajakan.
7
8 290.179  Ketika KAP atau Jaringan KAP melaksanakan jasa penilaian atas bagian
9 dari informasi hal pokok dari perikatan assurance selain perikatan audit laporan keuangan,
10 KAP harus mempertimbangkan setiap ancaman telaah pribadi yang dapat terjadi. Jika
11 ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan,
12 maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan
13 ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
14
15
16 Pemberian Jasa Perpajakan kepada Klien Audit Laporan Keuangan
17 290.180  KAP atau Jaringan KAP dapat diminta untuk memberikan jasa perpajakan
18 kepada klien audit laporan keuangan. Jasa perpajakan mencakup berbagai jasa, termasuk
19 jasa penelaahan atas ketaatan perpajakan, perencanaan perpajakan, pemberian pendapat
20 atas posisi perpajakan secara formal, dan bantuan dalam penyelesaian sengketa
21 perpajakan. Pada umumnya penugasan tersebut tidak menimbulkan ancaman terhadap
22 independensi.
23
24 Pemberian Jasa Audit Internal kepada Klien Audit Laporan Keuangan
25 290.181  Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
26 memberikan jasa audit internal kepada klien audit laporan keuangan. Jasa audit internal
27 dapat mencakup perluasan dari jasa audit laporan keuangan yang dilakukan berdasarkan
28 standar profesi yang berlaku, bantuan dalam pelaksanaan kegiatan audit internal, atau
29 outsourcing personel audit internal. Dalam mengevaluasi setiap ancaman terhadap
30 independensi, pengevaluasian atas sifat jasa audit internal harus dipertimbangkan. Untuk
31 tujuan ini, jasa audit internal tidak mencakup jasa audit operasional yang tidak terkait
32 dengan pengendalian akuntansi internal, sistem keuangan, atau laporan keuangan.
33
34 290.182  Pemberian jasa profesional yang melibatkan perluasan prosedur yang
35 diharuskan dalam melaksanakan audit laporan keuangan yang sesuai dengan standar
36 profesi yang berlaku tidak mengurangi independensi terhadap klien audit laporan keuangan
37 selama personel KAP atau Jaringan KAP tidak bertindak, atau tidak memberikan kesan
38 bertindak, dalam kapasitas yang menyerupai anggota manajemen klien audit laporan
39 keuangan.
40
41 290.183  Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
42 memberikan bantuan kepada klien audit laporan keuangan dalam melaksanakan kegiatan
43 audit internal atau outsourcing atas beberapa kegiatan audit internal tersebut. Ancaman

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 83


Standar Profesional Akuntan Publik

1 tersebut dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan memastikan terciptanya
2 pemisahan yang jelas antara pengelolaan dan pengendalian audit internal oleh manajemen
3 klien audit laporan keuangan dengan pelaksanaan audit internal oleh KAP atau Jaringan
4 KAP.
5
6 290.184  Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
7 melaksanakan bagian yang signifikan dari kegiatan audit internal klien audit laporan
8 keuangan. Oleh karena itu, KAP atau Jaringan KAP harus mempertimbangkan ancaman
9 tersebut sebelum menerima dan melaksanakan pekerjaan tersebut. KAP atau Jaringan
10 KAP harus menerapkan pencegahan yang tepat dan memastikan klien audit laporan
11 keuangan mengakui tanggung jawabnya dalam menetapkan, memelihara, dan memantau
12 sistem pengendalian internal.
13
14 290.185  Pencegahan-pencegahan di bawah ini harus diterapkan pada setiap situasi
15 untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima, yaitu dengan memastikan
16 terjadinya hal-hal di bawah ini:
17 (a) Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab atas kegiatan audit internal serta
18 dalam menetapkan, memelihara, dan memantau sistem pengendalian internal;
19 (b) Klien audit laporan keuangan menugaskan karyawan yang kompeten (dengan
20 mengutamakan karyawan pada tingkat manajemen senior) untuk bertanggung jawab
21 atas kegiatan audit internal;
22 (c) Klien audit laporan keuangan, komite audit, atau dewan komisaris memberikan
23 persetujuan atas lingkup, risiko, dan frekuensi pekerjaan audit internal;
24 (d) Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan menentukan
25 rekomendasi yang harus diterapkan dari sejumlah usulan rekomendasi.
26 (e) Klien audit laporan keuangan mengevaluasi kecukupan prosedur audit internal yang
27 dilakukan dan temuan yang diperoleh dari pelaksanaan prosedur tersebut dengan cara
28 antara lain mendapatkan dan menindaklanjuti laporan yang diberikan oleh KAP atau
29 Jaringan KAP; dan
30 (f) Melaporkan temuan dan rekomendasi yang diperoleh dari pelaksanaan audit internal
31 kepada komite audit atau dewan komisaris.
32
33 290.186  Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya pemberian
34 jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personel KAP atau Jaringan
35 KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan serta berada pada lini
36 pelaporan yang berbeda.
37
38 Pemberian Jasa Sistem Teknologi Informasi kepada
39 Klien Audit Laporan Keuangan
40 290.187  Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
41 memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang melibatkan
42 perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan yang digunakan untuk
43 menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian dari laporan keuangan.

84 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 290.188  Kemungkinan terjadinya ancaman telaah pribadi demikian signifikan ketika


2 KAP atau Jaringan KAP memberikan jasa profesional tersebut di atas kepada klien audit
3 laporan keuangan, kecuali jika KAP atau Jaringan KAP telah menerapkan pencegahan
4 yang tepat yang memastikan klien audit laporan keuangan untuk:
5 (a) Mengakui tanggung jawabnya dalam menetapkan dan memantau sistem pengendalian
6 internal;
7 (b) Menugaskan karyawan yang kompeten (dengan mengutamakan karyawan pada tingkat
8 manajemen senior) untuk bertanggung jawab atas setiap keputusan manajemen yang
9 terkait dengan perancangan dan penerapan system perangkat keras dan perangkat
10 lunak;
11 (c) Membuat semua keputusan manajemen yang terkait dengan proses perancangan dan
12 penerapan sistem teknologi informasi;
13 (d) Mengevaluasi kecukupan dan hasil dari perancangan dan penerapan sistem tersebut;
14 dan
15 (e) Bertanggung jawab atas pengoperasian sistem perangkat keras dan perangkat lunak
16 serta data yang digunakan dalam atau dihasilkan oleh sistem tersebut.
17
18 290.189  Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya pemberian
19 jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personel KAP atau Jaringan
20 KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan serta berada pada lini
21 pelaporan yang berbeda.
22
23 290.190  Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
24 memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang melibatkan
25 perancangan dan penerapan system teknologi informasi keuangan yang digunakan
26 untuk menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian dari laporan keuangan.
27 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
28 ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat
29 harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
30 menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
31
32 290.191  Pemberian jasa profesional oleh KAP atau Jaringan KAP yang melibatkan
33 penilaian, perancangan, dan penerapan pengendalian akuntansi internal dan pengendalian
34 manajemen risiko tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi selama personel
35 KAP atau Jaringan KAP yang terlibat dalam pemberian jasa profesional tersebut tidak
36 melaksanakan fungsi manajemen.
37
38 Penugasan Personel KAP atau Jaringan KAP yang Bersifat Sementara pada
39 Klien Audit Laporan Keuangan
40 290.192  Penugasan personel KAP atau Jaringan KAP pada klien audit laporan
41 keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi jika personel tersebut berada pada
42 suatu kedudukan yang dapat memengaruhi penyiapan akun-akun atau laporan keuangan
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 85


Standar Profesional Akuntan Publik

1 klien audit laporan keuangan. Pada praktiknya, bantuan tersebut dapat diberikan selama
2 personel tersebut tidak terlibat dalam:
3 (a) Membuat keputusan manajemen;
4 (b) Menyetujui atau menandatangani perjanjian atau dokumen serupa lainnya; atau
5 (c) Melaksanakan suatu tindakan berdasarkan pertimbangan sendiri yang mengikat klien
6 audit laporan keuangan.
7
8 Setiap situasi harus dianalisis secara saksama untuk mengidentifikasi ada tidaknya
9 ancaman yang dapat terjadi dan pencegahan yang harus diterapkan pada setiap situasi
10 untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
11 Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
12 (a) Tidak memperbolehkan personel KAP atau Jaringan KAP yang terlibat dalam
13 penugasan yang bersifat sementara tersebut terlibat dalam perikatan audit laporan
14 keuangan; dan
15 (b) Memastikan klien audit laporan keuangan bertanggung jawab dalam mengarahkan dan
16 menyelia kegiatan yang dilakukan oleh personel KAP atau Jaringan KAP tersebut.
17
18 Pemberian Jasa Penunjang Litigasi kepada Klien Audit Laporan Keuangan
19 290.193  Jasa penunjang litigasi mencakup antara lain menjadi saksi ahli, menghitung
20 estimasi kerugian atau jumlah piutang atau utang yang timbul dari litigasi atau sengketa
21 hukum lainnya, dan membantu pengelolaan dan pemerolehan kembali dokumen yang
22 terkait dengan perselisihan atau litigasi.
23
24 290.194  Pemberian jasa penunjang litigasi yang diberikan kepada klien audit
25 laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi ketika jasa profesional
26 tersebut mencakup estimasi hasil keputusan yang akan terjadi yang dapat memengaruhi
27 jumlah-jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Signifikansi setiap ancaman
28 akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
29 (a) Materialitas jumlah yang terkait dalam litigasi;
30 (b) Tingkat subjektivitas bawaan dari hal-hal yang menjadi perhatian dalam litigasi; dan
31 (c) Sifat perikatan jasa penunjang litigasi.
32
33 KAP atau Jaringan KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang terjadi
34 dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak
35 signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
36 menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
37 Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
38 (a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personel yang terlibat dalam
39 pemberian jasa profesional tersebut untuk mewakili klien audit laporan keuangan
40 dalam membuat keputusan manajerial;
41 (b) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan
42 untuk melaksanakan jasa professional tersebut; atau
43 (c) Melibatkan pihak-pihak lain yang relevan, seperti tenaga ahli independen.

86 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 290.195  Ketika tugas yang dilaksanakan oleh KAP atau Jaringan KAP melibatkan
2 kegiatan yang mewakili klien audit laporan keuangan dalam membuat keputusan manajerial,
3 tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman yang dapat terjadi ke
4 tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, KAP atau Jaringan KAP harus menolak untuk
5 memberikan jasa profesional tersebut kepada klien audit laporan keuangan.
6
7 Pemberian Jasa Hukum kepada Klien Audit Laporan Keuangan
8 290.196  Jasa hukum didefinisikan sebagai setiap jasa profesional yang disediakan
9 oleh tenaga profesional yang diperkenankan untuk berpraktik di pengadilan atau yang
10 memiliki pelatihan hukum yang dipersyaratkan dalam berpraktik. Jasa hukum mencakup
11 berbagai bidang, termasuk pemberian jasa kepada klien korporasi dan klien komersial,
12 sebagai contoh, bantuan dalam aspek-aspek yang berhubungan dengan perjanjian (contract
13 support), litigasi, penggabungan usaha dan akuisisi, serta bantuan sebagai penasihat
14 hukum internal perusahaan. Pemberian jasa hukum oleh KAP atau Jaringan KAP kepada
15 klien audit laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi dan ancaman
16 advokasi.
17
18 290.197  Ancaman terhadap independensi harus dipertimbangkan dengan melihat
19 sifat jasa profesional yang diberikan, terpisah tidaknya penyedia jasa dari tim assurance,
20 dan materialitas dari hal-hal yang menjadi perhatian, dalam kaitannya dengan laporan
21 keuangan entitas. Pencegahan-pencegahan yang dijelaskan pada paragraf 290.163 dari
22 Kode Etik ini dapat mengurangi ancaman terhadap independensi ke tingkat yang dapat
23 diterima. Jika ancaman terhadap independensi tidak dapat dikurangi ke tingkat yang
24 dapat diterima, maka satu-satunya tindakan yang tepat adalah dengan menolak untuk
25 memberikan jasa profesional tersebut atau mengundurkan diri dari perikatan audit laporan
26 keuangan.
27
28 290.198  Pemberian jasa hukum kepada klien audit laporan keuangan yang
29 melibatkan hal-hal yang diperkirakan tidak mempunyai pengaruh yang material atas
30 laporan keuangan tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi yang tidak dapat
31 diterima.
32
33 290.199  Jasa hukum yang membantu klien audit laporan keuangan dalam
34 melakukan suatu transaksi (sebagai contoh, bantuan dalam aspek-aspek yang berhubungan
35 dengan perjanjian, nasihat hukum, uji tuntas (due diligence) dalam bidang hukum, dan
36 restrukturisasi) dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi. Namun demikian, ancaman
37 tersebut dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan
38 yang tepat. Pemberian jasa profesional tersebut tidak mengurangi independensi selama:
39 (a) Anggota tim assurance tidak boleh terlibat dalam pemberian jasa profesional tersebut;
40 dan
41 (b) Klien audit laporan keuangan harus merupakan pihak yang membuat keputusan akhir
42 dari suatu masalah hukum, dan jasa profesional yang diberikan hanya merupakan
43 pelaksanaan dari keputusan yang telah dibuat tersebut.

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 87


Standar Profesional Akuntan Publik

1 290.200  Ketika KAP atau Jaringan KAP mewakili klien audit laporan keuangan
2 dalam mencari penyelesaian suatu perselisihan atau litigasi yang melibatkan jumlah-
3 jumlah yang material terhadap laporan keuangan, ancaman advokasi dan ancaman telaah
4 pribadi yang terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang
5 dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, KAP
6 atau Jaringan KAP harus menolak untuk memberikan jasa profesional tersebut kepada
7 klien audit laporan keuangan.
8
9 290.201  Ketika KAP atau Jaringan KAP diminta untuk memberikan jasa advokasi
10 bagi klien audit laporan keuangan dalam menyelesaikan suatu perselisihan atau litigasi
11 yang melibatkan jumlah yang tidak material terhadap laporan keuangan, KAP atau
12 Jaringan KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman advokasi dan ancaman
13 telaah pribadi yang terjadi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman
14 yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan
15 dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat
16 yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
17 (a) Menentukan kebijakan dan prosedur yang melarang personel KAP atau Jaringan
18 KAP yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili klien audit laporan
19 keuangan dalam membuat keputusan manajerial; atau
20 (b) Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance
21 untuk melaksanakan jasa profesional tersebut.
22
23 290.202  Bila terdapat penunjukan rekan maupun karyawan KAP atau Jaringan
24 KAP sebagai penasihat hukum internal oleh klien audit laporan keuangan, ancaman
25 telaah pribadi dan ancaman advokasi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga
26 tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang
27 dapat diterima. Pada umumnya kedudukan penasihat hukum internal dalam suatu entitas
28 berada pada tingkat manajemen senior dengan tanggung jawab atas masalah hukum
29 yang luas, dan oleh karena itu, tidak ada satu pun personel KAP atau Jaringan KAP yang
30 diperbolehkan untuk menerima penunjukan tersebut.
31
32 Pemberian Jasa Perekrutan Manajemen Senior kepada Klien Assurance
33 290.203  Perekrutan manajemen senior bagi klien assurance, seperti mereka yang
34 dalam kedudukannya dapat memengaruhi informasi hal pokok dari perikatan assurance,
35 dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, dan ancaman
36 intimidasi pada saat ini maupun di masa yang akan datang. Signifikansi setiap ancaman
37 tersebut akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
38 (a) Peran individu yang akan direkrut, dan
39 (b) Sifat jasa perekrutan yang diinginkan oleh klien assurance.
40
41 Pada umumnya KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan jasa profesional tersebut
42 melalui penelaahan atas kualifikasi profesional para pelamar dan pemberian saran
43 mengenai kesesuaian para pelamar dengan posisi yang tersedia. Selain itu, pada umumnya

88 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 KAP atau Jaringan KAP dapat menyusun daftar pelamar yang terpilih untuk diwawancarai
2 berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh klien assurance sebelumnya.
3 Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
4 merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan
5 yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut
6 ke tingkat yang dapat diterima. Pada situasi apa pun, KAP atau Jaringan KAP tidak
7 diperbolehkan untuk membuat keputusan manajemen dalam menentukan pelamar yang
8 terpilih, tetapi harus menyerahkannya kepada klien assurance.
9
10 Pemberian Jasa Keuangan Korporat kepada Klien Assurance
11 290.204  Pemberian jasa keuangan korporat (corporate finance) kepada klien
12 assurance (termasuk klien audit laporan keuangan) dapat menimbulkan ancaman advokasi
13 dan ancaman telaah pribadi. Dalam beberapa pemberian jasa keuangan korporat tertentu,
14 ancaman terhadap independensi yang terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satu
15 pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
16 Sebagai contoh, mempromosikan, menawarkan, atau menjadi penjamin emisi efek dalam
17 suatu penawaran umum saham bagi klien assurance, serta mewakili klien assurance dalam
18 menyetujui suatu persyaratan transaksi atau melakukan suatu transaksi merupakan hal
19 yang tidak sejalan dengan pemberian jasa assurance.
20
21 290.205  Pemberian jasa keuangan korporat lainnya kepada klien assurance
22 (termasuk klien audit laporan keuangan), sebagai contoh, membantu klien assurance
23 dalam: (i) mengembangkan strategi korporat, (ii) mengidentifikasi atau memperkenalkan
24 klien assurance kepada penyedia dana yang sesuai dengan kebutuhannya, dan (iii)
25 memberikan saran mengenai struktur pendanaan dan menganalisis dampak akuntansi
26 yang dapat terjadi dari usulan transaksi pendanaan tersebut, dapat juga menimbulkan
27 ancaman advokasi dan ancaman telaah pribadi. Namun demikian, ancaman tersebut
28 dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan yang
29 tepat yang mencakup antara lain:
30 (a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personel KAP atau Jaringan KAP
31 yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili klien assurance dalam
32 membuat keputusan manajerial;
33 (b) Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance
34 untuk melaksanakan jasa profesional tersebut; dan
35 (c) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang KAP atau Jaringan KAP untuk
36 mewakili klien assurance dalam menyetujui suatu persyaratan transaksi atau melakukan
37 suatu transaksi.
38
39 Imbalan Jasa Profesional
40
41 Imbalan Jasa Profesional–Suatu Besaran yang Relatif
42 290.206  Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika proporsi jumlah
43 imbalan jasa profesional yang diperoleh dari suatu klien assurance demikian signifikan

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 89


Standar Profesional Akuntan Publik

1 dibandingkan dengan jumlah keseluruhan imbalan jasa yang diperoleh oleh KAP atau
2 Jaringan KAP, yang menyebabkan ketergantungan KAP atau Jaringan KAP pada suatu
3 klien atau suatu grup klien assurance atau kekhawatiran atas hilangnya klien atau grup
4 klien assurance tersebut. Signifikansi setiap ancaman tersebut akan tergantung dari faktor-
5 faktor sebagai berikut:
6 (a) Struktur organisasi KAP atau Jaringan KAP; dan
7 (b) Tingkat kemapanan KAP atau Jaringan KAP.
8
9 Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
10 merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan
11 yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut
12 ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
13 (a) Mendiskusikan besaran dan sifat imbalan jasa profesional dengan pihak klien assurance
14 yang bertangggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit;
15 (b) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi ketergantungan KAP
16 atau Jaringan KAP pada suatu klien assurance;
17 (c) Melakukan penelaahan eksternal atas pengendalian mutu; dan
18 (d) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga, seperti badan pengatur profesi atau Praktisi
19 lainnya.
20
21 290.207  Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi juga ketika proporsi jumlah
22 imbalan jasa profesional yang diperoleh oleh seorang rekan KAP atau Jaringan KAP dari
23 suatu klien assurance demikian signifikan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan
24 imbalan jasa profesional yang diperoleh oleh rekan KAP atau Jaringan KAP tersebut.
25 Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
26 merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan
27 yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut
28 ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
29 (a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang memantau dan menerapkan pengendalian
30 mutu dari perikatan assurance; dan
31 (b) Mengikutsertakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan
32 assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau memberikan
33 saran yang diperlukan.
34
35 Imbalan Jasa Profesional yang Telah Lewat Waktu
36 290.208  Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika imbalan jasa profesional
37 dari klien assurance belum terlunasi untuk jangka waktu yang cukup lama, terutama ketika
38 bagian yang signifikan dari imbalan jasa profesional tersebut belum terlunasi sebelum
39 terbitnya laporan assurance berikutnya. Pada umumnya pelunasan imbalan jasa profesional
40 tersebut harus terjadi sebelum laporan assurance berikutnya diterbitkan. Pencegahan di
41 bawah ini dapat diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat
42 diterima:
43

90 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 (a) Mendiskusikan imbalan jasa profesional yang belum terlunasi dengan pihak klien
2 assurance yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
3 (b) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
4 menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang
5 diperlukan.
6
7 KAP juga harus mempertimbangkan mengenai kemungkinan imbalan jasa profesional
8 yang telah lewat waktu tersebut memberikan kesan sebagai suatu pinjaman yang diberikan
9 kepada klien assurance dan tepat tidaknya penunjukan kembali KAP sebelum terlunasinya
10 imbalan jasa profesional yang signifikan yang telah lewat waktu tersebut.
11
12 Besaran Imbalan Jasa Profesional
13 290.209  Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika KAP menerima perikatan
14 assurance dengan jumlah imbalan jasa profesional yang secara signifikan lebih rendah
15 dari jumlah yang dikenakan oleh KAP sebelumnya atau yang ditawarkan oleh KAP lain.
16 Ancaman tersebut tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima, kecuali jika:
17 (a) KAP dapat memastikan terpenuhinya alokasi waktu yang memadai dan tenaga
18 profesional yang kompeten dalam perikatan tersebut; dan
19 (b) KAP dapat memastikan ditaatinya semua standar, pedoman, dan prosedur pengendalian
20 mutu assurance.
21
22 Imbalan Jasa Profesional yang Bersifat Kontinjen
23 290.210  Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen merupakan imbalan
24 jasa profesional yang besarannya ditentukan berdasarkan hasil dari suatu transaksi atau
25 pekerjaan yang dilakukan. Untuk tujuan Seksi ini, suatu imbalan jasa profesional tidak
26 bersifat kontinjen jika imbalan jasa profesional tersebut telah ditetapkan oleh pengadilan
27 atau otoritas publik lainnya.
28
29 290.211  Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dalam perikatan assurance
30 dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan ancaman advokasi yang demikian
31 signifikan, sehingga tidak ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman
32 tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, KAP tidak diperbolehkan untuk
33 menetapkan imbalan jasa professional perikatan assurance yang besarannya bersifat
34 kontinjen atas hasil pekerjaan yang dilakukan atau atas informasi hal pokok dari perikatan
35 assurance.
36
37 290.212  Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dalam perikatan selain
38 perikatan assurance yang diberikan kepada klien assurance dapat menimbulkan juga
39 ancaman kepentingan pribadi dan ancaman advokasi. Tidak ada satu pun pencegahan
40 yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima ketika besaran
41 imbalan jasa profesional perikatan tersebut telah disepakati atau dipertimbangkan
42 selama pelaksanaan perikatan assurance. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 91


Standar Profesional Akuntan Publik

1 tepat adalah dengan menolak penetapan imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen.
2 Dalam penetapan imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen selain penetapan yang
3 diuraikan di atas, signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai
4 berikut:
5 (a) Kisaran jumlah imbalan jasa profesional yang dimungkinkan;
6 (b) Variabilitas imbalan jasa profesional;
7 (c) Dasar penentuan imbalan jasa profesional;
8 (d) Ada tidaknya penelaahan hasil dari suatu transaksi oleh pihak ketiga yang independen;
9 dan
10 (e) Dampak dari suatu kejadian atau transaksi terhadap perikatan assurance.
11
12 Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
13 merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan
14 yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut
15 ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
16 (a) Mengungkapkan besaran dan sifat imbalan jasa profesional kepada pihak klien
17 assurance yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit;
18 (b) Melibatkan pihak ketiga yang independen untuk menelaah atau menentukan besaran
19 imbalan jasa profesional final; atau
20 (c) Menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
21
22 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-tamahan Lainnya
23 290.213  Ancaman kepentingan pribadi dan ancaman kedekatan dapat terjadi ketika
24 anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP menerima hadiah atau bentuk keramah-
25 tamahan lainnya dari klien assurance. Ancaman tersebut demikian signifikan, sehingga tidak
26 ada satu pun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat
27 diterima, kecuali jika nilai hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya tersebut secara jelas
28 tidak signifikan. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat adalah dengan menolak
29 untuk menerima hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya tersebut.
30
31 Litigasi atau Ancaman Litigasi
32 290.214  Ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi dapat terjadi
33 ketika terjadi, atau kemungkinan terjadi, litigasi antara anggota tim assurance, KAP, atau
34 Jaringan KAP dengan klien assurance. Hubungan antara manajemen klien assurance
35 dengan anggota tim assurance harus bersifat terbuka dalam semua aspek kegiatan usaha
36 klien assurance. Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
37 dan manajemen klien assurance berada pada posisi yang saling berlawanan dalam suatu
38 litigasi yang dapat memengaruhi kesediaan manajemen klien assurance untuk bersikap
39 terbuka dalam semua aspek kegiatan usaha klien assurance. Signifikansi setiap ancaman
40 tersebut akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
41 (a) Materialitas litigasi;
42 (b) Sifat perikatan assurance; dan
43 (c) Terkait tidaknya litigasi dengan perikatan assurance sebelumnya.

92 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia


Independensi dalam Perikatan Assurance

1 KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman dan menerapkan pencegahan yang
2 tepat untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
3 tersebut mencakup antara lain:
4 (a) Mengungkapkan lingkup dan sifat litigasi kepada pihak klien assurance yang
5 bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit;
6 (b) Mengeluarkan personel KAP atau Jaringan KAP yang terlibat dalam litigasi dari tim
7 assurance; atau
8 (c) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
9 menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau memberikan saran yang
10 diperlukan.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia 93


Standar Profesional Akuntan Publik

94 Hak Cipta © 2011, Institut Akuntan Publik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai