Anda di halaman 1dari 15

KARYA TULIS ILMIAH SEJARAH LOKAL

“ MANSINAM SEBAGAI TEMPAT PENYEBARAN INJIL “

DISUSUN OLEH :

Nama : Ariance Cut Meutia Solagratia Simanullang

Kelas : XI – MIA 1

Asal Sekolah : SMA NEGERI 1 MANOKWARI

Guru Pembimbing : Antonita Istiani Nugroho, S. Pd.

SMA NEGERI 1 MANOKWARI

PROVINSI PAPUA BARAT

2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya : Mansinam Sebagai Tempat Penyebaran Injil

Peserta

i. Nama : Ariance Cut Meutia Solagratia Simanullang


ii. Kelas : XI – MIA 1
iii. Asal sekolah : SMA Negeri 1 Manokwari
iv. E-mail : manullangance@gmail.com

Guru Pembimbing

i. Nama : Antonita Istiani Nugroho, S. Pd.


ii. NIP :-

Manokwari, 31 Oktober 2019

Menyetujui,

Guru Pembimbing Peserta Lomba

Antonita I. Nugroho, S. Pd. Ariance C. M. S. Simanullang

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Manokwari

Lucinda P. Mandobar, M. Pd.


KATA PENGANTAR

Tiada kata selain memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kasih dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berjudul “ Mansinam Sebagi Tempat Penyebaran Injil “, guna
mengikuti Lomba Karya Ilmiah Sejarah Lokal.
Bagi saya, penyusunan karya ilmiah ini bukanlah hal yang mudah. Karena banyak
hambatan dalam proses pembuatan karya ilmiah ini, dikarenakan keterbatasan
kemampuan sayasendiri. Saya mendapat banyak bantuan, masukan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini, saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan
dukungannya.
Saya menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna.
Semoga dengan adanya karya tulis ini, memberikan banyak manfaat dan motivasi
bagi pembaca terutama bagi generasi muda. Dan kiranya, para pemuda bangsa dapat
memelihara dan melestarikan budaya local kita ini. Sekian dan terima kasih.

Manokwari, 31 Oktober 2019


Penulis,

Ariance C. M. S. Simanullang
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………….......
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………….....
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………
BAB II TELAAH PUSTAKA…………………………………………….
2.1 Landasan Teori……………………………………………………
2.2 Hipotesis…………………………………………………………..
2.3 Pemecahan Masalah………………………………………………
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………...
3.1 Asal Usul Nama Mansinam……………………………………….
3.2 Kehidupan Di Pulau Mansinam……………………………………
3.3 Sejarah Penyebaran Injil Di Tanah Papua…………………………
3.4 Misi Ottow dan Geissler Datang Ke Papua, Pulau Mansinam…….
BAB IV PENUTUP……………………………………………………….
4.1 Kesimpulan………………………………………………………..
4.2 Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
RIWAYAT PENULIS…………………………………………………….
LAMPIRAN
iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara tentang Papua bagi sebagian besar mayarakat Indonesia, semua


pandangan akan mengarah pada sejarah penyebaran injil yang terdapat di ujung
timur Indonesia, yaitu Mansinam. Pulau Mansinam adalah pulau yang terkenal
dengan sejarah masuknya injil di tanah Papua. Mansinam merupakan titik awal
dimulai pembangunan baik secara spiritual maupun material. Istilah “ pembangunan
“ disini menjelaskan bahwa proses perubahan yang dengan sengaja dilakukan secara
spiritual dan material.
Sebelum adanya penyebaran injil di Pulau Mansinam, masyarakat disana hidup
dalam kegelapan dosa, kejahatan terjadi dimana-mana. Pada tanggal 5 Februari
1855, dua misionaris bernama Ottow dan Geissler mulai merintis pelayanannya di
Pulau Mansinam. Dua orang ini tiba di Pulau Mansinam dengan membawa misi
penyebaran injil. Ottow yang tidak sempat melihat hasil yang telah mereka kerjakan.
Namun, pada batu nisannya tertulis kutipan dari Yohanes 20 : 29 : “ Berbahagialah
mereka yang tidak melihat, namun percaya”[Misi Holistik Masa Kini, hlm. 28].
Ottow memang tidak melihat hasil pekerjaannya, namun injil yang diberitakannya
bersama dengan Geissler tidak sia-sia. Uraian tersebut bisa menjadi dasar bagi kita
untuk menyempatkan diri dari kesibukan untuk mengingat perjuangan para
misionaris pada setiap tanggal 5 Februari. Namun, bukan hanya setiap 5 Februari,
melainkan kita juga harus menyempatkan diri untuk merenungkan injil Tuhan serta
mengingat perjuangan para misionaris yang datang ke Tanah Papua tepatnya di
Pulau Mansinam sebagai tanda terima kasih. Tentunya, setiap tahun pada tanggal 5
Februari , ribuan orang dari segala penjuru Papua datang ke tempat ini untuk
mengadakan perayaan memperingati kedatangan Ottow dan Geissler atau
memperingati masuknya injil di tanah Papua. Untuk kita yang tinggal di Tanah
Papua, religiositas harus dapat dikondisikan, agar tercermin dalam sikap
bermasyarakat. Misalnya, tidak melakukan kegiatan pada hari Tuhan atau hari
Minggu, baik yang ada di dalam maupun di luar Papua.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, saya merumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini, yaitu :
a. Bagaimana asal usul nama Mansinam?
b. Bagaimana kehidupan di Pulau Mansinam sebelum adanya injil?
c. Bagaimana sejarah penyebaran injil di Pulau Mansinam?
d. Apa alas an Ottow dan Geissler datang ke Papua, Pulau Mansinam ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penulisan karya tulis yang berjudul “ Mansinam Sebagai Tempat
Penyebaran Injil” adalah untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah sejarah lokal,
untuk lebih mengenal sejarah lokal Pulau Mansinam, untuk menambah wawasan
tentang sejarah penyebaran injil di Papua, supaya pembaca menyadari bahwa
pentingnya sejarah yang terdapat di tanah sendiri, dan untuk membangkitkan
semangat nasionalisme di kalangan generasi muda bangsa, agar selalu mengingat
sejarah penting di tempat kita sendiri.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai referensi untuk menciptakan rasa nasionalisme di kalangan generasi
muda.
2. Dapat memberikan inovasi baru bagi kalangan masyarakat terutama generasi
muda.
3. Meningkatkan kreativitas dan kepedulian terhadap tempat sejarah di tanah
Papua.
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pulau Mansinam adalah pulau yang terletak di ujung timur Indonesia yaitu Pulau
Papua tepatnya di Manokwari.

2.2 Hipotesis
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Asal Usul Nama Mansinam


Nama “Mansinam” mempunyai asal usul yang perlu kita ketahui. Nama asli dari
Pulau Mansinam adalah “ Manaswari “, sedangkan kampungnya adalah “ Mansinem
“ bukan Mansinam. Nama Mansinem sendiri ini adalah nama yang diambil dari
bahasa Biak, namun setelah masuknya Injil di Kampung Mansinem dan juga
dipengaruhi oleh sebutan nama dari bahasa Belanda, maka “ Mansinem “ berubah
nama menjadi” Mansinam “.[Sejarah Berdirinya STT Erikson – Tritt, Manokwari,
hlm. 13].

3.2 Kehidupan di Pulau Mansinam


Kehidupan mayarakat di Pulau Mansinam sebelum adanya injil, masih terikat dan
dipengaruhi dengan adat istiadat dan kepercayaan masyarakat terhadap kuasa-kuasa
gelap yang membuat masyakat pada saat itu masih banyak yang belum mengenal
Tuhan Yesus sebagai juruselamat mereka. Kepercayaan mereka yang begitu kuat
terhadap kuasa – kuasa gelap sehingga membuat mereka hidup dalam kegelapan
dosa. Dosa yang membuat kehidupan di Manokwari memiliki tingkat kejahatan
yang sangat tinggi, seperti kejahatan dimana-mana.
Meskipun injil Tuhan sudah masuk pada tahun 1855, namun sangat disayangkan
masyarakat di tempat tersebut masih banyak yang hidup dalam kegelapan. Butuh
proses yang cukup panjang dalam penyebaran injil, agar secara perlahan
memberikan dampak baik bagi tanah tersebut.Kehadiran dua misionaris membawa
banyak perubahan bagi masyarakat. Seperti dalam buku Jajar Merekah mengatakan :
“ Perkembangan pelayanan terjadi secara perlahan-lahan. Pertama-tama
perkembangan dapat dilihat dalam setiap orang papua pada waktu itu. Misalnya
kebiasaan untuk membunuh perlahan berubah menjadi sikap belas kasihan dan sikap
ketertutupan berubah menjadi keterbukaan terhadap orang luar”.[R. S, Fajar
Merekah Di Tanah Papua, hlm. 70].

3.3 Sejarah Penyebaran Injil di Pulau Mansinam


Sejarah penyebaran injil di Pulau Mansinam, Teluk Dore dimulai sejak datangnya
dua misionaris berkebangsaan Jerman. Pada tanggal 5 Februari 1855 Ottow dan
Geissler tiba di Pulau Mansinam dengan satu perkataan : ‘ Dalam nama Allah kami
menginjakkan kaki di tanah ini.’[ Sejarah Berdirinya STT Erikson – Tritt,
Manokwari, hl. 13].
Ottow dan Geissler mulai menyebarkan injil setelah tiba di Pulau Mansinam, yang
secara perlahan membawa perubahan bagi mayarakat di pulau tersebut. Sebagian
penduduk asli di pulau ini selalu bermusuhan dengan suku Numfor, yaitu suku yang
menduduki teluk Dore. Penduduk asli tidak lupa bahwa suku Numfor sudah merebut
tempat mereka tinggal. Terkadang ada orang asing yang berniaga di Pulau
Mansinam, tetapi dua misionaris ini tetap tinggal di pulau tersebut. Terkadang orang
yang tinggal di pulau tersebut berpikir untuk membunuh Ottow dan Geissler, karena
orang yang tinggal di pulau tersebut sangat tertutup terhadap orang asing yang
tinggal dt tempat mereka tinggal. Bisa dibayangkan situasinya pada saat itu tidak
gampang dihadapi oleh kedua misionaris tersebut. Namun, Ottow dan Geissler tidak
menyerah. Mereka terus berjuang untuk menyebarkan injil kepada suku yang tinggal
di pulau tersebut. Dalam pelayanannya, banyak tantangan yang mereka hadapi
selama dalam pelayanan, yakni dimana mereka mengalami penderitaan penyakit.
Suatu ketika, Geissler sakit hingga harus meninggalkan Pulau Mansinam.
Sedangkan Ottow tetap tinggal di Pulau Mansinam. Selama Ottow di pulau tersebut,
Ottow melakukan pendekatan dengan masyarakat disana melalui perdagangan. Pada
tanggal 12 Januari 1856, Geissler kembali ke Tanah Papua, Pulau Mansinam untuk
melanjutkan misi menyebarkan injil di tanah itu. Geissler yang memiliki
kemampuan sebagai tukang kayu mengajarkan suku Numfor cara membuat rumah.
Dan Ottow yang memiliki kemampuan menenun, Ia sebarkan sehingga suku Numfor
mengenal pakaian melalui cawat maupun koteka. Ottow dan Geissler juga
mempelajari bahasa lokal suku setempat dan mengajarkan suku Numfor untuk
membaca dan menulis. Pada awalnya, sangat sulit bagi suku tersebut untuk
memegang pensil, namun dengan kesabaran dua misionaris ini akhirnya suku
Numfor bias keluar dari kegelapan yang membuat mereka biasa membaca dan
menulis. Untuk penyebaran injil, Ottow dan Geissler melakukan penerjemahan ke
dalam bahasa melayu, sehingga mempermudah dalam penyebaran injil. Hal inilah
yang menjadi cikal bakal dalam mengenal ilmu pengetahuan.

3.4 Misi Ottow dan Geissler datang ke Papua, Pulau Mansinam


Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler adalah dua orang misionaris asal
Jerman yang datang ke Papua tepatnya di Pulau Mansinam untuk menyebarkan injil.
Ottow dan Geissler dikenal sebagai rasul-rasul pertama yang menyebarkan injil ke
tanah Papua di Pulau Mansinam, tepatnya tanggal 5 Februari 1855. Pengutusan
Ottow dan Geissler ke Pulau Mansinam bukan tanpa alas an. Pengutusan mereka
Papua tepatnya di Mansinam karena alas an ekonomi dan nasionalis, tetapi juga
dengan alas an misioner. Alasan tersebut berkaitan dengan kondisi objektif Tanah
Papua yang memiliki kekayaan dan sangat berguna bagi kepentingan Belanda.
Tentang alasan missioner yang mendorong dua misionaris ini datang ke Papua
ditentukan oleh pandangan terhadap tanah ini sendiri.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembahasan diatas adalah bahwa Pulau
Mansinam merupakan suatu tempat bersejarah sebagai tempat penyebaran injil di
pulau bagian timur Indonesia. 5 Februari tepatnya tanggal dimana dua orang
misionaris tiba di Pulau Mansinam menjadi hari besar bagi orang Papua yaitu Hari
Penyebaran Injil di Pulau Mansinam. Ottow dan Geissler ini telah membuat suatu
perubahan bagi Orang Papua yang dulunya belum mengenal injil dan yang masih
hidup dalam kegelapan dosa, tetapi sekarang mereka sudah mengenal injil dan sudah
hidup dalam terang Yesus Kristus.

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Pdt. Dr. George Rumbekwan, D. Th , Pdt. Dr. Federan Randa II, S. Th., M. Th.
2019. Sejarah Berdirinya STT Erikson-Tritt, Manokwari. Yogyakarta : Purna
Grafika.

Pdt. Dr. Rainer Scheunemann, Pdt. Dr. Sostenes Sumihe, Pdt. Dr. Karel Phil Erari,
Dr. Mathias Gemnafle. 2004. Misi Holistik Masa Kini. Jayapura : Program Pasca
Sarjana Teologi Sekolah Tinggi Teologi GKI “ I. S. Kijne “.

RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama Ariance Cut Meutia Solagratia Simanullang, yang dilahirkan


pada tanggal 5 Februari 2003 di Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam.

LAMPIRAN
 Patung setinggi 30 meter di puncak tertinggi Pulau Mansinam sebagai
pengingat bahwa Tuhan selalu mengasihi Papua.

 Makam Ottow dan Geissler.

 Patung Malaikat Mikail yang sedang mengalahkan iblis.


 Prasasti yang dibuat sebagai peringatan bahwa Mansinam adalah sebuah
objek wisata sejarah.

 Prasasti yang dibuat untuk mengenang jasa Ottow dan Geissler dalam
menyebarkan injil dan mengembangkan peradaban di Papua.
 Sebuah relief yang menceritakan perjalanan Ottow dan Geissler di Papua
yang berawal dari Pulau Mansinam.

Anda mungkin juga menyukai