Anda di halaman 1dari 4

Besaran 

dibagi  dalam  dua  kategori,  pertama,  besaran skalar  yaitu  besaran 


yang  hanya mempunyai  nilai/besar saja.  Kedua,  adalah  besaran  vektor,  yaitu 
besaran  Fisika yang  selain memiliki  nilai,  juga  bergantung  pada arah. Definisi ini
sebetulnya tidaklah cukup, karena arus listrik misalnya, memiliki nilai dan  juga arah,
akan  tetapi kuat-arus  bukanlah  besaran  vektor.  Dengan  demikian diperlukan 
definisi  yang  lebih  lengkap  untuk  vektor  sebagai  berikut  :  “Besaran  vektor
adalah  besaran  yang  memiliki  nilai  dan  arah  serta  dapat  memenuhi  aturan-
aturan  operasi matematika  vektor”.  Aturan-aturan  operasi   Matematika  untuk 
vektor  akan  dijelaskan dalam bagian berikutnya.
Dalam kehidupan sehari-hari  volume air, massa benda, temperatur, jumlah
mahasiswa, waktu, temperatur dll merupakan contoh-contoh besaran skalar yang
tidak bergantung arah dan hanya memiliki nilai/besar (magnitude),  artinya  dari  arah
manapun kita mengukurnya nilainya tetap sama, sedangkan hal-hal seperti kecepatan 
aliran  sungai,  gaya gravitasi,  medan  listrik  adalah beberapa  besaran  yang  tidak 
hanya mempunyai  nilai  tapi  juga bergantung  arah,  maksud  dari bergantung pada
arah adalah bahwa nilai dari besaran tadi dapat berubah pada arah yang berbeda.
Arah, dalam operasi  vektor  didefinisikan  lebih khusus adalah  sudut yang dibentuk 
terhadap  sumbu x positif atau arah  timur dengan arah  putaran  berlawanan  jarum 
jam  (Counter  Clock  Wise  /CCW).
Pengkategorian  besaran  ke  dalam  dua  jenis  ini  tidak  semata-mata  untuk  tujuan
klasifikasi,  akan tetapi  nantinya  sangat  berguna  dalam  perhitungan  dan  operasi
matematika, dan juga bermanfaat dalam menjelaskan sifat-sifat sebuah besaran
fisika. Dibandingkan  dengan  besaran  skalar,  besaran  vektor memiliki  banyak 
keunikan  dan kompleksitas  dalam  sifatnya,  sehingga  memerlukan  pembahasan 
tersendiri  yang (biasanya)  terangkum  dalam  suatu  kajian  ANALISIS  VEKTOR.

Hukum pertama Newton: Hukum Inertia


Hukum ini juga disebut Hukum Inertia atau Prinsip Galileo.
Formulasi alternatif:
 Setiap pusat massa benda tetap berada dalam keadaan istirahat, atau gerak
seragam lurus ke kanan, kecuali dipaksa berubah dengan menerapkan gaya ke
benda tersebut.
 Sebuah pusat massa benda tetap diam, atau bergerak dalam garis lurus
(dengan kecepatan, v, sama), kecuali diberi gaya luar.
1.Momen Gaya
Momen gaya pada suatu titik adalah hasil perkalian gaya dengan jarak tegak lurus
titik tersebut kegaris kerja gaya yang tegak lurus.
Momen gaya dapat dituliskan dalam persmaan berikut:
τ = r x F 
τ = ( r sin ө ) F atau 
= r (F sin ө)
r sin ө = d maka;
τ = F.d 
ket : F = gaya (N)

d = jarak gaya ke sebuah titik (m)


τ = momen gaya / torsi (Nm)Momen bukan salah satu bentuk energi melainkan
besaran vector.
Ini merupakan momen gaya yang searah dengan jarum jam yang akan bernilai positif
maka:
M=F.d

Ini merupakan momen gaya yang berlawanan dengan arah jarum jam maka akan
bernilai negative maka : M = - F . d

Jika pada sebuah benda bekerja beberapa gaya maka resultan mpmen gaya nya :
τ = Σ( F.d)

2. Pengertian Kopel dan Momen Kopel.


A. Kopel
Kopel ialah pasangan dua buah gaya yang sejajar , sama besar,tetapi berlawanan
arah.
B. Momen kopel 
Momen kopel adalah perkalian antara gaya dengan jarak antara kedua gaya tersebut.
M=F.d
Ket:M = Momen kopel (Nm)
Momen kopel yang searah dengan jarum jam akan bernilai positif. M = F . d
Momen kopel yang berlawanan arah dengan arah jarum jam akan bernilai negative.
M = -F . d
Apabila pada sebuah benda terdapat beberapa buah kopel yang sebidang maka
rsultan momen kopelnya merupakan jumlah aljabar dari masing-masing momen
kopel.
M = Σ(F . d)
Atau
M = F1d1 + F2d2 + F3d3 +……..

C. Sifat – sifat Momen Kopel


1. Sebuah kopel dapat di pindah – pindahkan baik pada bidang asalnya ataupun pada
bidang lain yang sejajar dengan bidang asalnya dengan besar dan arah putaran yang
tetap.

2. Resultan sebuah kopel M dengan sebuah gaya F yanfg sebidang merupakan sebuah
gaya yang besar dan arahnya sama dan gaya F semula tetapi garis kerjanya akan
bergeser sejauh 

Statika merupakan ilmu yang mempelajari semua benda yang tetap, yang statis. Ilmu
Statika merupakan bagian dari bidang ilmu mekanika teknik. Dalam ilmu statika
dipelajari segala sesuatu yang tidak bergerak (atau yang tidak akan bergerak). Hal ini
berbeda dengan ilmu dinamik, dalam ilmu dinamik diterangkan semua yang
bergerak. Akan tetapi, kedua bagian bidang ilmu tersebut mempunyai persamaan,
yaitu gaya dan gerak (pergerakan).

Dalam ilmu statika, terdapat persyaratan khusus mengenai pergerakan, yaitu


pergerakan v = 0, hal ini berarti bahwa pokok bahasan yang ditinjau adalah hanya
bekerja dengan gaya-gaya yang tidak bergerak, atau dengan kata lain keadaan
pergerakan sama dengan nol.

Kondisi tersebut terjadi apabila semua gaya yang bekerja atau semua gaya yang
membebani suatu benda dan gaya-gaya dalam keadaan seimbang. Sebagai contoh
gaya-gaya yang bekerja pada tangkai pengungkit (dengan jarak antara gaya dan
benda = momen) saling menutupi, sehingga semua gaya seimbang.
Oleh karena itu, ilmu statika disebut juga ilmu keseimbangan gaya. Keseimbangan
pada mulanya tidak ada dan apabila keseimbangan itu tercapai, segera akan
terganggu lagi. Atau dapat pula terjadi perubahan dalam keseimbangan, yang
diakibatkan oleh daya tarik bumi (dalam ilmu statika disebut berat sendiri), oleh
beban yang dikenakan pada benda/konstruksi bangunan itu serta oleh kekuatan alam,
sebagai contoh air hujan, salju, angin dan perubahan suhu.

Anda mungkin juga menyukai