Anda di halaman 1dari 26

GIS UTILIZATION CONFIGURATION

FOR MINE REHABILITATION


INFORMATION SYSTEMS
No. Doc: HSE/WS/07/07/2015/01 HSE PLAN Rev.: - Date: 07/07/2015

BAGIAN 1
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP


Project Health Safety and Environment Plan ini dibuat untuk pekerjaan
GIS Utilization/Configuration For Mine Rehabilitation Informayion Systems
di PT. Vale Indonesia. Adapun tujuan dari pembuatan Project HSE Plan ini
adalah agar pelaksanaan kegiatan kerja di PT. Vale Indonesia tetap dalam
lingkup Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
yang dimiliki kontraktor, untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja
maupun orang lain yang berada di tempat kerja, proses produksi yang efisien
dan perlindungan lingkungan
1.2 GLOSSARY
Perusahaan : PT Vale Indonesia
Kontraktor : PT Waindo SpecTerra
ERP : Emergency Response Plan/ Rencana Keadaan Darurat
ERT : Emergency Response Team/ Tim Tanggap Darurat
HSE : Health, Safety and Environment
HSE PLAN : Health, Safety and Environmental Plan
MEDEVAC : Medical Evacuation
1.3 REFERENSI
1. Manual Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan kontraktor
2. Prosedur K3L dan Instruksi Kerja K3L
3. Pedoman Kesehatan, Lingkungan dan Keselamatan Konraktor, Draft
Tender No 00002214, PT Vale Indonesia.

1
GIS UTILIZATION CONFIGURATION
FOR MINE REHABILITATION
INFORMATION SYSTEMS
No. Doc: HSE/WS/07/07/2015/01 HSE PLAN Rev.: - Date: 07/07/2015

1.4 PROFIL KONTRAKTOR


PT Waindo SpecTerra merupakan perusahaan nasional bergerak di
bidang jasa konsultan dalam memberikan solusi pengelolaan sumberdaya
alam baik darat maupun laut yang didukung oleh teknologi digital.
PT Waindo SpecTerra didirikan pada tahun 1995 dengan komitmen
tinggi terhadap kualitas layanan dan telah berkembang menjadi 5 (lima) unit
usaha;
1. Pemetaan Digital (Photogrammetry, Remote Sensing, GIS, GPS)
2. Pengelolaan Sumber Daya Alam
3. Pengembangan Software dan Aplikasi
4. Data dan Software Provider
5. Training Centre

Secara berkala dan berkelanjutan, Waindo SpecTerra mengembangkan


diri dan berinvestasi dalam teknologi baru. Penguasaan teknologi di bidang
GIS (Geographic Information System), RS (Remote Sensing) dan GPS
(Global Positioning System) yang terpadu dengan teknologi komunikasi
merupakan layanan andalan dalam memberikan solusi pengelolaan
sumberdaya alam kepada mitra kerja sesuai dengan tuntutan era globalisasi
ini.
Layanan konsultan yang telah kami kembangkan dan merupakan
produk unggulan kami antara lain ;
1. Pemotretan Udara
a. Pemotretan Udara Large Format
b. Pemotretan Udara Format Medium (M/SFAP)
c. Pembuatan Peta Digital dengan Softcopy-Photogrammetry
2. Image Processing
a. High Resolution Satellite (Ortho-IKONOS & Ortho-Quickbird)
b. Medium Resolution (SPOT, ASTER, Landsat, dll)

2
GIS UTILIZATION CONFIGURATION
FOR MINE REHABILITATION
INFORMATION SYSTEMS
No. Doc: HSE/WS/07/07/2015/01 HSE PLAN Rev.: - Date: 07/07/2015

3. Teknologi Informasi
a. Sistem Informasi Manajemen Berbasis GIS
b. Sistem Informasi Sumber Daya Alam berbasis GIS
c. Pemetaan detail perencanaan jaringan komunikasi
d. Aplikasi GIS dan Remote Sensing untuk pengembangan kawasan
e. Sistem Informasi berbasis Web /WebGIS
f. Sistem Informasi Pertanahan
4. Pemetaan digital
a. Pembuatan Peta Dasar
b. Pembuatan Peta Tematik
c. Survey Topografi
d. Survey Hidrografi
1.5 PROFIL PEKERJAAN
Nama Pekerjaan : GIS Utilization/Configuration For Mine
Rehabilitation Information Systems.
No Pengadaan : 00002214
Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Ruang Lingkup :
1. Melakukan pengelompokan data berdasarkan wilayah site dan waktu
2. Image processing meliputi penajaman foto udara, koreksi geometri
dan penyusunan metadata
3. Deleniasi block revegetasi dari foto udara. Pesawat tanpa awak atau
disebut juga UAV (Unmanned Air Vehicle) dilengkapi kamera
multispektral untuk merekam foto udara.
4. Analisis indeks kerapatan vegetasi untuk identifikasi reklamasi
tambang yang berhasil

3
GIS UTILIZATION CONFIGURATION
FOR MINE REHABILITATION
INFORMATION SYSTEMS
No. Doc: HSE/WS/07/07/2015/01 HSE PLAN Rev.: - Date: 07/07/2015

BAGIAN II
KEBIJAKAN DAN TUJUAN STRATEGIS

2.1 KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN MANAJEMEN


Kepemimpinan dan Komitmen dan Manajemen K3L PT Waindo SpecTerra
dapat dilihat di Lampiran 1.
2.2 KEBIJAKAN K3L
Kebijakan K3L PT Waindo SpecTerra dapat dilihat di Lampiran 2.
2.3 KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT-OBATAN TERLARANG
Kebijakan Alkohol dan Obat-obatan terlarang PT Waindo SpecTerra dapat
dilihat di Lampiran 2.
2.4 KEBIJAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Kebijakan Alat Pelindung Diri (APD) PT Waindo SpecTerra dapat dilihat di
Lampiran 2.
2.5 KEBIJAKAN KESELAMATAN TRANSPORTASI
Kebijakan Transportasi PT Waindo SpecTerra dapat dilihat di Lampiran 2.
2.6 TUJUAN DAN SASARAN K3L
Agar pelaksanaan HSE benar-benar dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan perencanaan, maka PT Waindo SpecTerra akan bersungguh-
sungguh dalam melaksanakan jasa-jasa yang dimaksudkan dan melakukan
tindakan-tindakan proactive dan preventive demi tercapainya Zero Accident.
Adapun target- target yang ingin dicapai selama proyek berlangsung adalah:
 Tidak ada kejadian fatal (No fatality)
 Tidak ada waktu kerja hilang (No Lost Time Injury)
 Tidak ada kejadian perawatan medis (No medical Treatment Case)
 Tidak ada kejadian P3K (No First Aid Injury)
 Tidak ada kejadian kecelakaan kendaraann (No Motor Vehicle Accident)
 Tidak ada kerusakan lingkungan (No environmental damage).

4
GIS UTILIZATION CONFIGURATION FOR MINE REHABILITATION
INFORMATION SYSTEMS

No. Doc: HSE/WS/07/07/2015/01 HSE PLAN Rev.: - Date: 07/07/2015

HSE OBJECTIVE & TARGET


GIS UTILIZATION CONFIGURATION FOR MINE REHABILITATION INFORMATION SYSTEMS
No. Objective Measurement Methode Target Action Strategi
1. Tidak ada kejadian fatal Angka kematian Pelatihan, Promosi K3L
No fatality Number of fatality 0 HSE Training, HSE Promotion
2. Tidak ada waktu kerja hilang Angka Waktu Kerja Hilang Pelatihan, Promosi K3L
No Lost Time Injury Number of Loss Time Training, HSE Promotion

FR: Juml. Kecelakaan x 1,000,000


Jumlah Jam Kerja 0 HSE
SR: Jum. Hari Kerja Hilang x 1000,000
Jumlah Jam Kerja
3. Tidak ada kejadian perawatan medisAngka kesakitan Inspeksi, Pelatihan, Promosi K3L
No medical Treatment Case Number of illhealth 0 HSE Inspection, Training, HSE Promotion
4. Tidak ada kejadian P3K Angka kejadian P3K Inspeksi, Pelatihan, Promosi K3L
No First Aid Injury Number of First Aid Injury 0 HSE Inspection, Training, HSE Promotion
5. Tidak ada kejadian kecelakaan Angka kejadian kecelakaan Pelatihan Berkendara, Inspeksi,
kendaraan Number of Motor Vehicle Accident 0 HSE Promosi K3L
No Motor Vehicle Accident Safety Driving/ Riding
6. Tidak kerusakan lingkungan Angka kejadian kerusakan lingkungan Training, Inspection,
Pelatihan, HSEInspeksi
Promosi K3L,
No environmental damage Number of environment damage 0 HSE Training, HSE Promotion, Inspection
PT WAINDO SPECTERRA – PT VALE INDONESIA

5
BAGIAN III
ORGANISASI DAN SUMBER DAYA
3.1 STRUKTUR ORGANISASI K3L

PT VALE INDONESIA BOD CONTRACTOR (JAKARTA)


G. Haryuatmanto
HSE Coordinator
Dra. Lissa Rukmi Utari,
Rina Marliana
DESS.

Project Manager
R. Yustiono

HSE Representative
Erizal

HSE Officer
Field Coordinator Daniawati

Team Work

6
GIS UTILIZATION CONFIGURATION
FOR MINE REHABILITATION
INFORMATION SYSTEMS
No. Doc: HSE/WS/07/07/2015/01 HSE PLAN Rev.: - Date: 07/07/2015

BAGIAN IV
SISTEM MANAJEMEN K3L

4.1 PENATAAN LEGAL DAN PERSYARATAN HSE LAINNYA


Seluruh pekerja PT Waindo SpecTerra harus mematuhi peraturan HSE
yang berlaku di tempat kerja. Field Coordinator dan/atau HSE Representatif
minimum sekali dalam 3 bulan mengakses perusahaan untuk memastikan
peraturan HSE yang ada merupakan peraturan yang terbaru. Sedangkan,
Undang – Undang terkait untuk pekerjaan ini diantaranya adalah:
1. UU Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4.2 IDENTIFIKASI DAN EVALUASI BAHAYA
Indentifikasi bahaya potensial, penilaian resiko dan pengendalian resiko
dalam suatu pekerjaan merupakan hal yang penting dalam menerapkan
Management Keselamatan dan Kesehatan kerja dan Lingkungan (SMK3L)
sehingga resiko mencapai tingkat yang dapat diterima (tolerable risk) demi
menuju terciptanya tempat dan praktek kerja yang aman bagi para pekerja.
PT Waindo SpecTerra akan melakukan evaluasi secara terus menerus
terhadap setiap pekerjaan dengan tujuan mengurangi resiko dalam bekerja
dengan membuat Job Safety Analysis (JSA). Prosedur Identifikasi bahaya
kontraktor untuk pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 3. Sedangkan
Form Job Safety Analysis dan Form identifikasi bahaya yang dibuat
kontraktor dapat dilihat pada Lampiran 4.

7
GIS UTILIZATION CONFIGURATION
FOR MINE REHABILITATION
INFORMATION SYSTEMS
No. Doc: HSE/WS/07/07/2015/01 HSE PLAN Rev.: - Date: 07/07/2015

4.3 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


1. Manajer Proyek
Adapun tugas dan tanggung jawab Project Manager terkait K3L di
pekerjaan GIS Utilization For Mine Rehabilitation Information Systems
adalah:
a. Memimpin dan mengkoordinator semua jenis kegiatan K3L
b. Memastikan bahwa semua karyawan lapangan diperiksa
kesehatannya dan mampu secara fisik sebelum bekerja di site
project .
c. Memastikan bahwa semua peralatan keselamatan yang dibutuhkan
telah tersedia
d. Memastikan bahwa semua karyawan lapangan mengetahui
prosedur dan metode kerja berdasarkan prinsip K3L di site project
e. Menyediakan pelatihan yang terkait dengan pekerjaan jika
dibutuhkan
f. Memberikan dukungan dan bantuan yang dibutuhkan untuk
menjamin efektivitas program K3L
2. HSE Coordinator
HSE Coordinator merupakan bagian untuk memantau kinerja K3L di
office PT Waindo SpecTerra. Adapun tugas dan tanggung jawab HSE
Coordinator proyek GIS Utilization For Mine Rehabilitation Information
Systems di PT. Vale Indonesia adalah:
a. Menyusun program K3L untuk di site project
b. Menerapkan program K3L dan pedoman kesehatan dan
keselamatan kerja di site project
c. Menghadiri dan memimpin pertemuan K3L

8
GIS UTILIZATION CONFIGURATION
FOR MINE REHABILITATION
INFORMATION SYSTEMS
No. Doc: HSE/WS/07/07/2015/01 HSE PLAN Rev.: - Date: 07/07/2015

d. Menyediakan jasa konsultasi bagi karyawan terkait masalah K3L


di lapangan
e. Menindak lanjuti hasil temuan inspeksi/ audit di lapangan
f. Menyiapkan pelatihan terkait pekerjaan dan K3L
g. Memonitor, mendata dan melaporkan kegiatan-kegiatan K3L
h. Menjadi contact persons bagi pihak terkait.
3. HSE Representatif
a. Menyusun program K3L di site project bersama HSE Coordinator
b. Menyediakan konsultasi K3L untuk karyawan di site project
c. Memonitor, melaporkan kegiatan K3L di site project
d. Membuat dokumentasi program K3L dam membuat statistik K3L
4. HSE Officer
a. Menyusun program K3L bersama HSE Representatif dan HSE
Coordinator
b. Menyediakan konsultasi K3L untuk karyawan
c. Memonitor, melaporkan kegiatan K3L dan membuat dokumentasi
program K3L dan membuat statistik K3L
5. Personel / Team Work
a. Bekerja dengan aman dan selamat
b. Bertanggung jawab untuk mematuhi semua peraturan K3L
c. Bertanggung jawab untuk melaporkan setiap bahaya atau praktek
berbahaya yang terdapat di tempat kerja.
d. Mematuhi semua peraturan perusahaan, baik peraturan PT Waindo
SpecTerra ataupun PT Vale Indonesia.
e. Bertanggung jawab untuk mencari bantuan jika tidak yakin
bagaimana melaksanakan suatu kegiatan atau tugas dengan aman.

9
GIS UTILIZATION CONFIGURATION
FOR MINE REHABILITATION
INFORMATION SYSTEMS
No. Doc: HSE/WS/07/07/2015/01 HSE PLAN Rev.: - Date: 07/07/2015

10
4.4 KOMUNIKASI DAN KONSULTASI K3L
1. SAFETY INDUCTION
Safety Induction dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesadaran
pekerja terhadap aspek K3L di lingkungan kerja. Safety induction
diberikan oleh Manajemen PT Waindo SpecTerra untuk
menginformasikan kepada pekerja lapangan mengenai gambaran lokasi
pekerjaan, rute evakuasi darurat, peraturan perusahaan, bahaya di tempat
kerja, menjelaskan mengenai Job desk dan pekerjaan yang akan
dilakukan, mensosialisasikan Job Safety Analysis (JSA), serta
mensosialisasikan mengenai cara kerja aman dan Alat Pelindung Diri
(APD) yang wajib digunakan. Form Safety Induction, HSE Meeting dan
Tool Box Meeting dapat dilihat pada Lampiran 5.
2. TOOL BOX MEETING
Tool Box Meeting atau Safety Briefing dilakukan dengan tujuan
meningkatkan kesadaran pekerja terhadap aspek K3L di lingkungan kerja.
Tool box meeting/ safety briefing diberikan oleh Field Coordinator atau
HSE Representatif setiap akan melakukan pekerjaan (daily). Tool Box
Meeting/ Safety Briefing juga bertujuan untuk menginformasikan
mengenai bahaya di tempat kerja, mensosialisasikan Job Safety Analysis
(JSA) , cara kerja yang aman serta Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib
digunakan dan lain sebagainya
3. HSE MEETING
HSE Meeting adalah salah satu sarana komunikasi mengenai topik
HSE sekaligus sebagai sarana komunikasi yang dihadiri oleh Project
Manager, Field Coordinator, HSE Representati dan tim proyek. HSE
Meeting dilaksanakan minimal sekali dalam sebulan. Hasil dari kegiatan
ini adalah informasi mengenai masalah penting terkait K3L serta
tindakan-tindakan perbaikan yang harus dilakukan terkait dengan K3L.
Selain itu, kegiatan Safety Meeting juga membantu memastikan bahwa
semua karyawan mengetahui peraturan dan standar perusahaan, bahaya
dan resiko yang berkaitan dengan pekerjaan termasuk penanganan limbah

11
dan penanganan bahan berbahaya (jika tersedia), informasi mengenai jalur
evakuasi, dan mengetahui semua hal terkait sistem keselamatan dan
kesehatan kerja dan Lingkungan perusahaan.
4. KONSULTASI K3L
Konsultasi K3L dapat dilakukan pada setiap tahapan pekerjaan,
khususnya untuk setiap kegiatan yang berbahaya atau yang memiliki
potensi bahaya di areal kerja.
4.5 ORIENTASI DAN PELATIHAN K3L
Semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini harus terlatih dan
memiliki keterampilan K3L yang sesuai dengan persyaratan perusahaan dan
kontraktor. Personil yang bergabung dalam proyek ini harus diberikan
Orientasi K3L dan mengetahui Organisasi proyek, peraturan dan kebijakan
K3L, bahaya dan resiko di tempat kerja, praktek kerja aman, cara pelaporan
kejadian kecelakaan, prosedur K3L, Emergency Response Plan dan lain
sebagainya.
Kontraktor akan memastikan bahwa personil telah mendapatkan
pelatihan yang dibutuhkan terkait K3L ataupun pekerjaannya. Rencana
pelatihan juga dibuat oleh kontraktor selama proyek berlangsung. Adapun
pelatihan K3L yang telah diberikan kontraktor kepada beberapa personil
terkait diantaranya adalah pelatihan Pemadam Kebakaran, Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Pelatihan Mengemudi Aman.

4.6 PENGENDALIAN OPERASIONAL


1. KESELAMATAN TRANSPORTASI
a. Keselamatan Transportasi Darat
 Semua kendaraan yang digunakan dilokasi kegiatan harus
dioperasikan dengan baik dan benar

12
 Semua pengemudi kendaraan harus memiliki Surat Izin Mengemudi
(SIM) dan telah mendapatkan izin mengemudi kendaraan kontraktor
 Semua kendaraan harus memiliki jaminan asuransi
 Sebelum memakai kendaraan, pengemudi harus memeriksa kendaraan
sesuai dengan form inspeksi kendaraan yang dimiliki PT Waindo
SpecTerra demi tercapainya keselamatan berkendara. Form inspeksi
kendaraan harian dan catatan kilometer harus diisi pengemudi yang
dapat dilihat pada Lampiran 6.
 Kendaraan perusahaan tidak diperkenakan untuk mengangkut
penumpang selain pekerja tanpa ada izin dari petugas yang berwenang
 Semua rambu-rambu batas kecepatan harus dipatuhi dengan baik.
Adapun batas kecepatan maksimum kendaraan adalah:
- Di Dalam Lokasi Pekerjaan : 40 km/ jam
- Di Dalam Kompleks : 25 km/ jam
- Di Jalan Raya : 80 km/ jam
- Di Jalan Berdebu : 30 km/ jam

2. BEKERJA DI LAPANGAN
 Pengendalian operasional saat bekerja di lapangan mengacu kepada
peraturan dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan
 Pekerja harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai
kebutuhan
 Pekerja di lokasi minimum harus menggunakan safety helmet, safety
shoes dan safety glass dalam melaksanakan pekerjaan atau sesuai
dengan persyaratan/ ketentuan perusahaan
 Pekerja wajib mematuhi peraturan K3L yang berlaku di lokasi kerja
 Pekerja memastikan lokasi kerja dalam keadaan aman sebelum
melaksanakan pekerjaan
 Berkoordinasi dengan perusahaan bila bekerja pada daerah-daerah
yang berbahaya yang telah ditetapkan oleh pemberi kerja

13
 Dilarang membawa hewan peliharaan
 Dilarang berburu dan memancing dilokasi proyek
 Saat menggunakan tangga, pastikan tangga dalam keadaan aman

3. KESELAMATAN LISTRIK
 Matikan peralatan listrik setelah tidak digunakan
 Pastikan kabel dan konektor dalam kondisi baik dan sesuai untuk
peruntukannya
 Kabel penghubung selalu dalam kondisi teratur dan rapi, bila berada
di lantai pastikan kabel penghubung tersebut tidak menghalangi jalan
 Komputer dan asesoris yang digunakan dengan spesifikasi yang dapat
diatur posisinya untuk pengguna

4. PENCAHAYAAN
Pekerja yang bekerja pada lokasi pencahayaan yang buruk, harus
menggunakan alat bantu penyinaran yang sesuai.

5. PENGANGKUTAN DAN PENGANGKATAN PERALATAN


 Dalam melakukan pengangkutan dan pengepakan benda harus
dipastikan dala kondisi yang aman dan dilakukan sesuai dengan
peraturan yang berlaku (bahan berbahaya dan beracun)
 Lakukan cara mengangkat benda dengan benar/ ergonomis
 Pastikan lalu lintas aman pada saat dilakukan pemindahan
peralatan

6. LARANGAN MEROKOK
Kontraktor mengikuti persyaratan dan ketentuan perusahaan
mengenai larangan merokok di area dilarang merokok. Adapun area yang

14
dimaksud adalah ada tempat penyimpanan minyak mentah atau bahan
bakar, pemrosesan gas dan peralatan kompresi dan pemisahan atau
peralatan perawatan. Merokok juga dilarang di dalam kendaraan
operasional, pesawat dan kendaraan operasional lainnya. Merokok hanya
diperbolehkan di tempat yang ditunjuk boleh merokok.

7. OBAT-OBATAN TERLARANG DAN MINUMAN BERALKOHOL


Sesuai dengan kebijakan terkait larangan terhadap Alkohol dan
Obat-obatan terlarang PT Waindo SpecTerra dan persyaratan PT Vale
Indonesia.

8. IZIN KERJA
Pembuatan Surat Izin Kerja Aman (SIKA) akan mengikuti aturan
perusahaan.

9. MASUK AREA PERUSAHAAN


 Field Koordinator dan atau/ HSE Representatif harus memeriksa dan
memastikan bahwa area kerja dalam keadaan aman/ selamat. Dan jika
tidak, segera melaporkan setiap kemungkinan keadaan tidak
aman/selamat kepada perusahaan.
 Semua pekerja harus mematuhi persyaratan dan ketentuan K3L
perusahaan
 Hanya pekerja yang terlibat dalam pekerjaan ini yang diizinkan masuk
kedalam area perusahaan.
 Tanda pengenal/ id-card harus dipakai selama bekerja.

10. STOP WORK AUTHORITY


 Semua pekerja berhak atau memiliki wewenang untuk menghentikan
pekerjaan jika ditemui adanya bahaya mendesak (imminent haxard)

15
terhadap orang, harta benda dan lingkungan dengan
menginformasikan alasan yang jelas dan dilaporkan kepada Field
Coordinator, HES & Company Representative serta perusahaan.
 PT Waindo SpecTerra menyediakan Stop Card sebagai alat
kewenangan untuk menghentikan pekerjaan yang dilakukan oleh
rekan kerja maupun kondisi lapangan yang dinilai berbahaya dan
menimbuikan resiko.
 Semua pekerjaan yang dihentikan akan dilaksanakan kembali setelah
dinilai oleh semua pihak tidak akan menimbulkan bahaya dan resiko
tinggi serta sudah ada kesepakatan dari semua pihak yang
berkepentingan.

4.7 ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Demi kesehatan dan keselamatan ditempat kerja, semua personil yang
bekerja di lapangan diharuskan memakai APD yang sesuai dengan jenis
pekerjaan. APD yang akan disediakan oleh PT Waindo SpecTerra sesuai
dengan resiko atau bahaya ditempat kerja, seperti :
 Safety Helmet
 Safety Gloves
 Safety Shoes
 Safety Vest/ Pakaian Kerja
4.8 PROGRAM KESEHATAN KERJA
Kontraktor akan memastikan bahwa personil sehat/ fit untuk melakukan
pekerjaan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan
dilakukan sebelum memulai pekerjaan (pra-placement).

4.9 LINDUNGAN LINGKUNGAN


 Semua pekerja wajib mencegah terjadinya tumpahan minyak dan
bahan kimia lainnya (jika tersedia)

16
 Semua pekerja dilarang untuk merusak flora, fauna dan sumber-
sumber daya atau aset alam lainnya
 Semua pekerja dilarang untuk berburu, mengganggu atau
menangkap burung, ikan atau binatang asli lainnya dan memancing
ditempat-tempat yang dilarang.
 Limbah dari kegiatan kontraktor dibuang ditempat yang ditentukan
(pekerjaan hanya menghasilkan limbah rumah tangga)
 Field Coordinator dan setiap pekerja wajib menjamin bahwa semua
parit, lubang, galian dan rintangan lainnya diberi pembatas dan bila
diperlukan diberi tanda-tanda atau lampu-lampu peringatan.
 Personil yang selesai melakukan pekerjaan untuk menata kerapihan
agar tempat kerja tetap dalam keadaan bersih, aman dan nyaman.

4.10 RENCANA TINDAKAN DARURAT


1. JENIS KEADAAN DARURAT
a. Kebakaran
Jika terjadi kebakaran, kontraktor akan melakukan tindakan sesuai
dengan prosedur/ diagram alir tanggap darurat kebakaran adalah:
 Bila menemukan api, segera berteriak atau memberikan
informasi tanda api
 Bila mampu dan aman, lakukan pemadaman api dengan
menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
 Bila tidak mampu dan aman, segera informasikan kepada
pihak yang berwenang.
Sedangkan untuk memproteksi terjadinya kebakaran, kontraktor
menyediakan:
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis dry chemical
powder untuk memadamkan kebakaran kelas A, B dan C
 Pelatihan pemadam kebakaran, khususnya untuk Emergency
Response Team (ERT)

17
b. Kecelakaan Kerja
 Memberikan bantuan Medis awal (First Aid) dan memberikan
fasilitas-fasilitas yang disediakan jika terjadi kecelakaan.
 Mencari bantuan medis yang terdekat, yaitu di site project
 Pekerja segera melaporkan kecelakaan kepada Field Coordinator
PT Waindo SpecTerra.
 Melakukan investigasi kecelakaan, sesuai dengan persyaratan
Kontraktor dan Perusahaan
 HSE Representatif harus membuat laporan kecelakaan, laporan
hasil pemeriksaan dokter dan laporan investigasi kecelakaan
kepada perusahaan dan kontraktor
c. Bencana Alam (gempa bumi)
 Jangan panik dan tetap tenang serta fokus
 Bila berada didalam ruangan, berdiri di sudut ruang/bangunan,
atau berlindung di bawah meja untuk sementara waktu
 Menjauhlah dari kaca atau barang yang menempel di dinding
(seperti jam atau papan tulis) agar barang tersebut tidak melukai
anda
 Jika anda terjebak, laporkan posisi anda dengan menghubungi
ERT.

d. Gangguan Masyarakat
 Jika terjadi huru-hara, karyawan melaporkan kepada field
Coordinator/ HSE Representatif/ Emergency Commander
 Field Coordinator/ HSE Representatif/ Emergency Commander
akan melakukan penilaian terhadap situasi yang terjadi, pekerja
harus menunggu koordinasi dari pihak perusahaan
 Sambil menanti keadaan, semua pekerja bersiap siaga untuk
melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan.

18
2. PROSEDUR EVAKUASI DARURAT
Prinsip dari MEDEVAC Procedure adalah:
Tahap 1: Jika keadaan darurat terjadi di lingkup tempat kerja. Semua
personel harap berkumpul di titik kumpul/ muster point. Sedangkan first
aider/ ERT menanggulangi kejadian darurat.
Tahap 2: Jika tahap 1 tidak dapat ditangani. ERT menghubungi fasilitas
kesehatan seperti Rumah Sakit terdekat.
Tahap 3: Jika keadaan darurat tidak dapat ditangani, baik oleh ERT
ataupun oleh fasilitas kesehatan terdekat. ERT meminta bantuan kepada
tim di Jakarta/ mengikuti prosedur evakuasi darurat fasilitas kesehatan
terkait.
Bagan Alir Medical Evacuation dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

19
Bagan 1. Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran

FIRE

BacK To Work if recovered


Close Person Try to Engtinguish

Yes

No HSE Rep/
Can be Handled ERT Can be Handled

Yes No

Fire Fightner
ERT/ HSE Reps

No
Need MEDEVAC
BacK To Work if recovered

Yes

Hospital

Bagan 2. Medical Evacuation Procedure


INJURY/ILLNESS

20
First Aid
Can be Handled

Back To Work

Hospital
Puskesmas Pejaten Barat

HSE Rep.
Erizal
Yes

No
MINOR INJURY
HSE Company Project Manager
Rina Marliana R. Yustiono
Daniawati
MAJOR INJURY

Berikut Contact Number saat terjadi Keadaan Darurat:

Nama Posisi No. Kontak


R.Yustiono Project Manager 081212412827
Erizal Safety Culture 08129565079
Mahfuz Djamaludin Programmer 081310100255
Bondan Dewanto Field Data Enumerator 08118202289

21
Luwin Eska Darwini Field Data Enumerator 085313472275
Rina Marliana HSE Coordinator 087888260517
Daniawati HSE Officer 081291274035

PT Waindo SpecTerra - 021- 7986405


Office
PT Vale Indonesia - 021- 5249100

4.11 PELAPORAN DAN INVESTIGASI KECELAKAAN


Semua insiden, nearmiss, kecelakaan harus dilaporkan kepada HSE
Coordinator di Jakarta. HSE Representatif dibantu dengan Field
Koordinator akan melakukan investigasi kecelakaan dan membuat laporan
mengenai kejadian dan atau kecelakaan yang terjadi.
HSE Representatif akan menginformasikan kepada bagian HSE di
Jakarta baik secara tertulis/ email ataupun dengan melalui lisan/ telepon.
Tindakan korektif/ rekomendasi perbaikan wajib untuk dilakukan segera
dan ditinjau secara intensif serta diinformasikan kepada setiap personil
untuk mencegah terjadinya kejadian/kecelakaan yang serupa. Form
Pelaporan Kejadian Kecelakaan dapat dilihat pada Lampiran 8.

4.12 PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN


1. KINERJA K3L
Project manager bersama HSE Representatif dan HSE Company
memantau dan menganalisa pencapaian Tujuan dan Sasaran K3L,
tindakan perbaikan dalam hasil inspeksi, jam kerja dan angka
kecelakaan dan membuat laporan kinerja K3L untuk perusahaan dan
kontraktor.
2. INSPEKSI K3L
Untuk memastikan program-program K3L berjalan sesuai rencana
dan efektif demi mencapai tujuan K3L, maka kontraktor akan

22
melakukan inspeksi K3L. Kegiatan inspeksi K3L dilakukan untuk
menemukan suatu masalah dan menaksir jumlah risiko sebelum terjadi
accident dan kerugian lain yang dapat muncul di tempat kerja. Field
Koordinator dan HSE Representatif minimal melakukan inspeksi K3L
sekali setiap bulannya. Sedangkan setiap pekerja diwajibkan untuk
melakukan inspeksi/ pengecekan terhadap lingkungan, peralatan dan
perilaku setiap akan memulai pekerjaan. Adapun Inspeksi K3L yang
dimaksud, meliputi:
a. Inspeksi Peralatan Kerja
Inspeksi ini dilakukan setiap hari (daily) selama periode operasi
dengan tujuan memeriksa/ menguji apakah peralatan dalam keadaan
baik atau tidak. Adapun peralatan kerja yang dimaksud adalah
sebagaimana dalam bagian deskripsi peralatan kerja.
b. Inspeksi lingkungan kerja
Inspeksi ini dilakukan setiap hari (daily) atau sebelum melakukan
pekerjaan dengan tujuan untuk memeriksa apakah lingkungan kerja
dalam kondisi aman atau tidak, dan apakah di lingkungan kerja
terdapat bahaya yang dapat mengganggu pekerja.
c. Inspeksi Alat Pelindung Diri (APD)
Inspeksi APD dilakukan pada pekerja di lapangan dengan maksud
memeriksa apakah pekerja sudah menggunakan APD yang tepat.
d. Inspeksi kendaraan bermotor.
Semua kendaraan bermotor dilakukan pemeriksaan kendaraan setiap
hari menggunakan checklist kendaraan dan melakukan pencatatan
kilometer kendaraan.
3. EMERGENCY RESPONSE TEAM
Adapun tanggung jawab dari Emergency Response Team pada pekerjaan
ini adalah:
a. First Aider:
o Memberikan pertolongan pertama dan perawatan pada korban

23
o Memberikan informasi tindak lanjut kepada pihak
berkepentingan lainnya (Project Manager, HSE Representatif
dsb) terkait kondisi korban
o Jika cedera/ kesakitan tidak dapat di obati/ ditangani, segera
larikan korban ke rumah sakit terdekat
b. Emergency Representatif/ Emergency Commander
o Menginformasikan dan berkoordinasi dengan first aider dan
rumah sakit tentang situasi medis.

EMERGENCY RESPONSE TEAM

Emergency Commander

R. Yustiono

Fire Prevention Evacuation Savior Document/ Data

Luwis Eska Darwini Bondan Dewanto Mafuz Djamaludin

Equipment Interference First Aider

Erizal Daniawati

24
4.13 PENGENDALIAN REKAMAN
HSE Company dan HSE Representatif akan memelihara rekaman yang
berkaitan dengan HSE sesuai dengan Prosedur Pengendalian Dokumen.
4.14 TINJAUAN MANAJEMEN
Project Manager bersama dengan HSE & Company Representative
memantau dan menganalisa pencapaian Tujuan dan Sasaran HES Proyek
setiap bulan, tindakan perbaikan dan pencegahan dan membuat laporannya
kepada Perusahaan dan Kontraktor. Manajemen juga dapat melakukan
peninjauan program K3L yang telah disusun dan dapat dilihat pada
Lampiran 9.

25
26

Anda mungkin juga menyukai