DI SUSUN OLEH:
EKA SOFIYA MUNAWAROH
14901.07.20007
Mahasiswa
A. Definisi
1. Kehilangan
Kehilangan adalah suatu situasi actual maupun potensial yang dapat dialami individu
ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan,
atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan. Kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang
kehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan
mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. Setiap individu akan
berekasi terhadap kehilangan. Respons terakhir terhadap kehilangan sangat
dipengaruhi oleh respons individu terhadap kehilangan sebelumnya (Hidayat, 2019).
2. Berduka
Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal ini
diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing – masing orang dan didasarkan
pada pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya
(Hidayat, 2019).
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah :
a. Faktor genetik
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan didalam keluarga yang mempunyai riwayat
depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
permasalahan termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan (Hidayat, 2019).
b. Kesehatan jasmani
Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung
mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan
individu yang mengalami gangguan fisik (Prabowo, 2014).
c. Kesehatan mental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi
yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa
depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan
(Hidayat, 2019).
d. Pengalaman kehilangan dimasa lalu
Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kanak – kanak
akan mempengaruhi individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa
dewasa (Hidayat, 2019).
e. Struktur kepribadian
Individu dengan konsep yang negative, perasaan rendah diri akan menyebabkan
rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi
(Prabowo, 2014).
2. Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan.
Kehilangan kasih sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti: kehilangan
sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi :
a. Kehilangan kesehatan
b. Kehilangan fungsi seksualitas
c. Kehilangan peran dalam keluarga
d. Kehilangan posisi dimasyarakat
e. Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
f. Kehilangan kewarganegaraan (Prabowo, 2014).
C. Klasifikasi
1. Kehilangan
Terdapat 5 jenis kehilangan, yaitu:
a. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai, dan sangat bermakna atau orang
yang berarti merupakana salah satu jenis kehilangan yang paling mengganggu dari
tipe-tioe kehilangan. Kematian akan berdampak menimbulkan kehilangan bagi
orang yang dicintai. Karena hilangnya keintiman, intensitas dan ketergantungan dari
ikatan atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami/istri atau anak biasanya
membawa dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi (Nur
Halimah, 2016).
b. Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self) Bentuk lain dari kehilangan
adalah kehilangan diri atau anggapan tentang mental seseorang. Kehilangan ini
meliputi kehilangan perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri, kehilangan
kemampuan fisik dan mental, sersta kehilngan akan peran dalam kehidupan, dan
dampaknya. Kehilangan dari aspek diri mungkin sementara atau menetap, sebagian
atau seluruhnya. Beberapa aspek lain yang dapat hilang dari seseorang misalnya
kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh(Nur Halimah, 2016).
c. Kehilangan objek eksternal Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan benda
milik sendiri atau bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman
berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang tergantung pada
arti dan kegunaan benda tersebut (Nur Halimah, 2016).
d. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal Kehilangan diartikan dengan
terpisahnya individu dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan
latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara menetap.
Misalnya pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan proses
penyesuaian baru (Nur Halimah, 2016).
e. Kehilangan kehidupan/ meninggal Seseorang dapat mengalami mati baik secara
perasaan, pikiran dan respon pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada
kematian yang sesungguhnya. Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian
(Nur Halimah, 2016).
Tipe Kehilangan Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:
a. Kehilangan aktual atau nyata.
Kehilangan ini sangat mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain,
seperti hilangnya anggota tubuh sebahagian, amputasi, kematian orang yang
sangat berarti / di cintai.
b. Kehilangan persepsi
Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat
dibuktikan, misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan
perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.
2. Berduka
Menurut hidayat ( 2019) berduka dibagi menjadi beberapa antara lain:
a. Berduka normal, terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal terhadap
kehilangan. Misalnya kesedihan, kemarahan, menangis, kesepian, dan menarik diri
dari aktivitas untuk sementara.
b. Berduka antisipatif, yaitu proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan
dan kematian yang sesungguhnya terjadi. Misalnya, ketika menerima diagnosis
terminal, seseorang akan memulai proses perpisahan dan menyelesaikan berbagai
urusan di dunia sebelum ajalnya tiba.
c. Berduka yang rumit, dialami oleh seseorang yang sulit untuk maju ke tahap
berikutnya, yaitu tahap kedukaan normal. Masa berkabung seolah – olah tidak
kunjung berakhir dan dapat mengancam hubungan orang yang bersangkutan
dengan orang lain.
d. Berduka tertutup, kedukaan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara
terbuka. Contohnya kehilangan pasangan karena AIDS, anak mengalami kematian
orang tua tiri, atau ibu yang kehilangan anaknya dikandungan atau ketika bersalin.
D. Rentang respon
Respons berduka seseorang terhadap kehilangan dapat melalui tahap – tahap
berikut : Tahap pengingkaran – marah - tawar menawar – depresi – penerimaan.
DENIAL
DENIAL ANGER
ANGER BARGAINING
BARGAINING DEPRESI
DEPRESI ACCEPTANCE
ACCEPTANCE
A. Pengkajian
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi duka cita klien, apa
yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku. Beberapa
percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang mereka inginkan
dan rasakan adalah :
1. Persepsi yang adekuat tentang kehilangan
2. Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan
3. Perilaku koping yang adekuat selama proses
B. Diagnosa Keperawatan
1. Berduka
2. Harga diri rendah
C. Pohon Masalah
Harga Diri Rendah (Efek)
Kematian (Penyebab)
D. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Klien dapat memperluas kesadaran diri
2) Klien dapat mengeksplorasi perasaan diri terkait kehilangan dan berduka yang
dialaminya
3) Klien mampu menetapkan rencana yang realistic
4) Klien mampu untuk melakukan pendekatan budaya, agama, dan sosial untuk
menyelesaikan fase berduka
b. Tindakan keperawatan
SP 1 =
1) Perluas kesadaran diri melalui identifikasi pengalaman berduka
(mengidentifikasi kehilangan yang dialami, mengidentifikasi hubungan
dengan objek yang hilang, mengkaji reaksi awal terhadap kehilangan dan
mengkaji strategi koping yang digunakan oleh klien saat kehilangan terjadi)
2) Eksplorasi perasaan diri terkait kehilangan dan berduka yang dialami
3) Dorong penetapan rencana yang realistic
4) Dorong klien untuk melakukan pendekatan budaya untuk menyelesaikan
fase berduka
5) Buat kegiatan jadwal kegiatan Bersama klien
SP 2 =
1) Evaluasi kemampuan pertemuan pertama
2) Dorong klien untuk melakukan pendekatan agama untuk menyelesaikan fase
berduka
3) Buat jadwal kegiatan Bersama klien
SP 3 =
1) Evaluasi kemampuan pertemuan pertama dan ke dua
2) Dorong klien untuk melakukan pendekatan sosial untuk menyelesaikan fase
berduka
3) Buat jadwal kegiatan Bersama klien
SP 2 =
1) Evaluasi kemampuan pertemuan pertama
2) Mengajarkan untuk mengikuti pendekatan keagamaan
3) Latihan pendekatan keagamaan
SP 3 =
1) Evaluasi kemampuan pertemuan pertama dan kedua
2) Melatih keluarga untuk melakukan pendekatan social
3) Latih pendekatan sosial
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L. M. 2018. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dalami, E. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta: Trans
Info Media.
Damaiyanti, I. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa (Cetakan kedua ed.). Bandung: PT Refika.
Dermawan, D., & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep Dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Direja, & Surya, A. H. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: PT Nuha
Medika.
Kusumawati, F., & Hartono, Y. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Prabowo, E. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Yusuf, PK, R. F., & Nihayati, H. E. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.