Anda di halaman 1dari 15

BAB II

SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH

2.1 Umum
Rancangan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus
dan komprehensif untuk keberhasilan sistem dan untuk menentukan
keefektifan dalam perencanaan sistem. Sebelum merancang suatu instalasi
listrik terlebih dahulu dilakukan penilaian dan survei lokasi. Rancangan
instalasi listrik harus pula berdasarkan persyaratan dasar yang telah
ditentukan dan memperhitungkan serta memenuhi proteksi untuk
keselamatan manusia / penghuni gedung dan keamanan gedung serta
peralatan-peralatan listrik didalamnya dari bahaya dan kerusakan yang bisa
ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik secara wajar.
Secara umum diketahui bahwa resiko utama pada instalasi listrik yaitu
akibat arus kejut listrik dan suhu berlebihan yang sangat mungkin
mengakibatkan kebakaran bahkan dapat mengakibatkan kerusakan peralatan
pada instalasi listrik. Oleh karena itu pada awal perancangan instalasi listrik
pada gedung baru harus dilengkapi proteksi dari kejut listrik, proteksi dari
efek termal, proteksi dari arus lebih, proteksi dari tegangan lebih yang
diakibatkan petir, proteksi dari tegangan kurang, pemisah dan penyaklaran.
Tindakan proteksi dapat diterapkan pada seluruh instalasi atau pada sub-
bagian instalasi yang dianggap perlu untuk menjamin tingkat keselamatan
serta mutu instalasi pada gedung.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
7

2.2 Distribusi Tenaga Listrik


Sistem distribusi tenaga listrik adalah bagian dari sistem tenaga listrik
yang terletak antara sistem transmisi atau sub transmisi sampai konsumen.
Sistem distribusi dapat dicatu oleh suatu transmisi yang merupakan
terinkoneksi dari banyak sumber pembangkit, atau dapat dicatu oleh satu
buah pembangkit saja. Sumber tenaga ini terletak didalam atau didekat area
beban yang dilayani oleh sistem distribusi tersebut. Sistem distribusi seara
umum dibagi menjadi tiga komponen yaitu :
1. Gardu distribusi
2. Jaringan distribusi primer
3. Jaringan distribusi sekunder.
Diagram sistem distribusi listrik di gedung bertingkat secara umum
diperlihatkan pada Gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 Diagram sistem distribusi listrik

http://digilib.mercubuana.ac.id/
8

2.2.1 Gardu Induk


Gardu distribusi atau gardu induk adalah suatu bangunan
instalasi listrik yang menjadi terminal ujung pelayanan tegangan
menengah dari perusahaan penyedia energi listrik.
Gardu yang diterapkan di gedung bertingkat biasanya dibuat
khusus di area tertentu dan terbuat dari beton. dan dari gardu distribusi
inilah suplai energi listrik kemudian di salurkan ke panel utama
tegangan menengah atau PUTM. Pada gambar 2.2 ditunjukan gardu
induk pada umumnya seperti dibawah :

Gambar 2.2 Gardu Induk


2.2.2 Transformator Step Down
Transformator adalah suatu peralatan listrik yang
dipergunakan untuk memindahkan daya atau energi listrik, dari suatu
bagian rangkaian ke rangkaian yang lain secara induksi dengan
tegangan dan arus berubah serta frekuensi tetap. Dan untuk
transformator step down yaitu pada tegangan output kumparan
sekunder yang lebih rendah dibandingkan dengan tegangan input pada
kumparan primer. Jenis transformator ini mempunyai lilitan primer
dengan sekunder yang kurang daripada pada lilitan kumparan primer.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
9

Perbandingan antara jumlah lilitan primer dengan sekunder,


menentukan perbandingan tegangan primer dengan sekunder dari
transformator, seperti pada gambar 2.3 penjelasan diagram
transformator dibawah.

Gambar 2.3 Gambar diagram Transformator


Perbandingan Lilitan = ....................................................(2.1)

Dengan :
Np = Jumlah lilitan primer
Ns = Jumlah lilitan sekunder
Vp = Tegangan Primer (volt)
Vs = Tegangan sekunder (volt)
2.2.3 Panel Distribusi
Ada banyak ragam fungsi gedung tipe highrises building. Dan
pada umumnya gedung bertingkat tipe highrises building ini
digunakan sebagai perkantoran, hunian (apartement), atau lainnya.
Fungsi yang berbeda ini menjadikan penamaan panel distribusi
masing–masing sering berbeda dan di lokasi yang berbeda terkadan
juga memiliki penamaan yang berbeda, tetapi pada umumnya panel-
panel distribusi yang ada di gedung bertingkat (highrises building)
adalah sebagai berikut :
a) MVMDP
b) LVDP
c) Panel distribusi tiap lantai
d) Panel khusus dari genset (emergency)
Dan dapat dilihat konfigurasi suplai daya listrik dalam gedung pada
gambar 2.4 dibawah.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
10

Gambar 2.4 Suplai daya listrik dari genset ke panel tegangan rendah

a. Panel Tegangan Menengah (MVMDP)


Panel tegangan menengah atau medium voltage main
distribution panel (MVMDP) ini juga biasa disebut dengan
cubicle. Berfungsi langsung untuk alat penghubung dan pemutus
antara tegangan menengah (TM) atau arus yang masuk ke trafo.
Didalam panel ini biasanya dilengkapi dengan arrester
petir sesuai dengan namanya, arrester adalah suatu alat
pelindung bagi peralatan tenaga listrik terhadap surja petir. Alat
pelindung ini berfungsi dengan cara membatasi surja tegangan
yang lebih dan mengalirkannya ke tanah.
Arrester di MVMDP harus bisa melewatkan surja arus ke
tanah tanpa mengalami kerusakan dan berlaku sebagai jalan
pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah
untuk dilalui arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan
lebih tinggi pada peralatan.
Di tiap cubicle biasanya dilengkapi dengan sistem yang
disebut dengan protection, metering, monitoring dan control unit
comprising (PMCU). Komponen ini adalah instrument
transformator tegangan dan trafo arus, relay proteksi, alat ukur
tegangan dan arus, relay tegangan, dan lampu indicator.
Transformator tegangan di dalam (PMCU) befungsi untuk

http://digilib.mercubuana.ac.id/
11

penurun tegangan menengah menjadi tegangan rendah untuk


besaran ukur sesuai alat ukur tegangan. Sedangkan transformator
arus di dalam (PMCU) berfungsi untuk menurunkan arus besar
menjadi arus yang lebih kecil pada tegangan rendah untuk
besaran ukur arus.
Supply daya listrik yaitu dari arah pembangkit listrik
gedung (generator set). digedung bertingkat, umumnya juga
masuk dari sisi incoming LVDP dengan tegangan rendah yang
sama dengan supply dari PLN yang telah diturunkan
tegangannya melalui trafo step down.
b. Panel Tegangan Rendah (LVDP)
Panel Utama Tegangan Rendah atau Low Voltage Main
Distribution Panel (LVDP) berfungsi menerima daya listrik dari
transformer atau genset/PKG untuk selanjutnya didistribusikan
ke panel-panel distribusi tegangan rendah. LVDP ini menerima
daya listrik dari Trafo atau PKG. Pembagian distribusi listrik ke
panel-panel distribusi tegangan rendah dari outgoing LVDP
menuju ke panel-Panel Sub Distribusi menggunakan jenis kabel
NYY yang selanjutnya mendistribusikan menuju panel distribusi.
c. Panel Distribusi Lantai
Panel distribusi lantai adalah panel yang menjadi pusat
sistem kelistrikan dari keseluruhan beban di tiap lantai gedung.
Menjadi tempat untuk kegiatan perawatan gedung (maintenance)
dan sebagai pengisolasi jika ada permasalahan kelistrikan pada
lantai yang diproteksi.
Untuk aplikasi di gedung bertingkat, supply energi listrik
akan dibagi lagi ke panel-panel ruangan kamar tidur hotel, panel
koridor ruangan maupun ke panel tata udara.
Letak panel distribusi umumnya didekat dengan akses jalan
keluar masuk antara lantai ke lantai yang lain, seperti dekat
dengan ruang lift atau di ruang panel lantai sehingga mudah
dijangkau dan mudah dalam pemeliharaannya.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
12

d. Panel Darurat (Emergency)


Panel darurat ini adalah panel distribusi tegangan rendah
seperti halnya panel distribusi, tetapi bedanya panel ini
pengaturannya tetap memiliki aliran daya listrik ketika aliran
daya listrik dari perusahaan penyedia listrik (PLN) diputus
karena kondisi darurat seperti contohnya terjadi kebakaran di
gedung.
Supply tenaga darurat biasanya dikhususkan pada tempat
evakuasi seperti di tangga kebakaran, sehingga panel ini sering
disebut sebagai panel utama darurat.
Ciri umum dari panel ini adalah dalam penggunaan
kabelnya terisolasi dengan bahan yang terbuat dari mineral. Di
pasaran disebut kabel tahan api atau fire resistenace cable ( FRC)
baik untuk incoming maupun outgoing ke beban-beban
emergency. Kabel FRC tersebut standarnya harus bisa tahan
terhadap api hingga suhu 600⁰C.

2.3 Komponen Distribusi dan Alat Proteksi dalam Panel


Pendistribusian tegangan rendah dari panel utama tegangan rendah
hingga sampai pada beban akhir sehingga dapat beroperasi dengan baik dan
normal maka perlu komponen-komponen listrik pendukung. Dari masing-
masing uraian diatas mengenai jenis panel-panel listrik tegangan rendah dan
tegangan menengah semua itu tidak dapat berfungsi jika tidak didukung
dengan komponen-komponen listrik.
Komponen listrik itu dapat berupa komponen untuk sistem penyaluran
tenaga listrik, sistem switching, sistem proteksi dan sistem monitoring.
Komponen-komponen listrik tersebut akan berfungsi dengan baik jika
direncanakan dan diperuntukan secara proporsional, diperhitungkan aspek
listris maupun mekanisnya. Pada sistem distribusi tegangan rendah pada
suatu gedung agar dapat operasional normal, maka perlu komponen listrik
yang memiliki kemampuan kerja baik, komponen tersebut diantaranya:

http://digilib.mercubuana.ac.id/
13

 Kabel penghantar
 Penghantar rel
 MCCB,MCB
 Kontaktor
Dalam suatu instalasi listrik gedung harus memenuhi aspek
kemudahan dalam operasional, kekuatan komponen dan kecepatan untuk
dioperasikan, jika ketiga aspek tersebut tidak dapat dipenuhi maka pasti
akan menghambat kelancaran dari operasional gedung tersebut.
2.3.1 Kabel / Penghantar
Menurut PUIL 2000 pasal 7.1.1 tentang persyaratan umum
penghantar, disebutkan “semua penghantar yang digunakan harus
dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan
penggunaannya, serta telah diperiksa dan diuji menurut standar
penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang
berwenang”. Pada instalasi dalam gedung biasanya menggunakan
kabel NYY, seperti gambar 2.5.

Gambar 2.5 Kabel tegangan rendah.


Dilihat dari jenisnya penghantar dibedakan menjadi kabel
instalasi, kabel tanah dan kabel fleksibel. Kabel instalasi ini digunakan
untuk instalasi penerangan, jenis kabel yang banyak digunakan untuk
instalasi rumah tinggal dan bangunan bertingkat yang pemasangannya
tetap yaitu NYY dan NYM. Kabel tanah biasanya dipasang di area
taman. Kabel tanah ini dapat berupa kabel tanah termoplastik tanpa
perisai maupun jenis thermoplastik berperisai. Sedangkan kable
fleksibel adalah kabel yang biasa dipakai di bagian lift. Berikut arti
lambang yang dimiliki kabel dapat dilihat Tabel 2.1:

http://digilib.mercubuana.ac.id/
14

Tabel .2.1. Nomenklatur kabel-kabel


NOMENKLATUR KETERANGAN CONTOH
selubung atau lapisan
NKRA,
A perlindungan luar bahan
NAKBA
serat (misalnya goni/jute)
selubung atau perlindungan
NAHKZAA,
AA luar dua lapis dari bahan
NKZAA
serat goni (jute)
NYBY,
B perisai dari pita baja ganda
NEKBA
penghantar konsentris
C NYCY
tembaga

penghantar konsentris pada


masing-masing inti, dalam
S NYCEY
hal kabel berinti banyak

penghantar konsentris pada


masing-masing inti, yang
CW dipasang secara berlawanan NYCWY
arah untuk kabel tegangan
nominal 0,6/1kV (1,2kV)
spiral anti tekanan pita
D
penguat non-magnetis
kabel dengan masing-masing
E NEKBA
intinya berselubung logam
F perisai kawat baja pipih NYFGbY
G spiral dari kawat baja pipih NYKRG
G isolasi karet/EPR NGA
isolasi karet butil dengan
2G daya tahan lebih tinggi N2GAU
terhadap panas
spiral pita baja (mengikuti F NYRGbY,
Gb
atau R) N2XSEYFGbY
lapisan penghantar di atas
NHKBA,
H isolasi, untuk membatasi
NHKRA
medan listrik
NKBA,
K selubung timbal
NAKBY
NKLY,
KL selubung aluminium
NAHKLY
selubung dari pita tembaga
KWK yang terpasang dan dilas NKWKZY
memanjang

http://digilib.mercubuana.ac.id/
15

NOMENKLATUR KETERANGAN CONTOH


perisai dari jalinan-kawat-
L NTRLA
baja-bulat (braid)
kabel dengan selubung timah
MK hitam untuk pemasangan MK
dalam kapal laut
kabel standar penghantar
N NYA, NYY
tembaga
kabel standar penghantar NAYFGbY,
NA
aluminium NAKBA
NF kabel udara berisolasi dipilin NF2X, NFAY
NI kabel bertekanan gas NIKLDEY
NO kabel bertekanan minyak NOKDEFOA
kabel dalam pipa bertekanan
NP NPKDvFSt2Y
gas
persiai-terbuka dari kawat-
NKROA
kawat baja
O Kabel berpenampang oval NYM-O
Kabel tanpa inti berwarna
NYFGbY-O
hijau kuning
jalinan (braid) dari kawat-
Q kawat baja berselubung-seng NYKQ
(zing-coated)
perisai dari kawat-kawat baja
R NYRGbY
bulat
dua lapisan dari kawat-kawat
RR NKRRGbY
baja bulat
perisai dari tembaga
pelindung listrik dari pita
S tembaga yang di balutkan N2XSY
pada semua inti kabel
bersama-sama
pelindung listrik dari pita
SE tembaga yang menyelubungi N2XSEY
masing-masing inti kabel
T tali penggantung dari baja
2X selubung isolasi dari XLPE NF2X, N2XSY
Y selubung isolasi dari PVC NYA
selubung isolasi dari
2Y
polyethylene
perisai dari kawat-kawat baja
Z yang masing-masing NKZZA
mempunyai bentuk “Z”

http://digilib.mercubuana.ac.id/
16

NOMENKLATUR KETERANGAN CONTOH


penghantar berisolasi dengan
NYMZ
beban-tarik
Z
Selubung logam dari pita
NYRUZY
seng
2.3.2 Penghantar Rel (Busbar)
Sistem rel yang dipakai pada panel induk 3 phasa digedung
bertingkat bisa disebut dengan “sistem 5 rel”. Tiga rel peruntukan
untuk penghantar 3 phasa masing masing R,S,T, satu rel diperuntukan
untuk hantaran netral, dan satu rel lagi diperuntukan hanataran
pentanahan (grounding), yang diletakan bagian bawah di dalam panel.
Sedangkan untuk rel phasanya dipasang pada bagian atas secara
mendatar.
Sehubungan dengan kapasitas pembebanan dari rel utama ini,
ukuran rel harus ditentukan dengan cermat. Sebagai dasar untuk
menentukan ukuran rel diantaranya : kondisi operasi normal dan rating
arusnya, kondisi hubung singkat (berupa panas yang terjadi karena
adanya hubung singkat) dan besarnya tegangan. Digambar 2.6
menunjukan sebuah penghantar rel (busbar).

Gambar 2.6 Penghantar rel (Busbar)

http://digilib.mercubuana.ac.id/
17

Dengan itu, data-data dari pabrik pembuat rel ini harus relevan dengan
standar desain panel yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
Hantaran rel untuk pentanahan secara listrik harus dihubungkan
ke keranga / badan panel dan ukurannya diperhitungkan agar mampu
di aliri oleh setiap arus hubung singkat yang mungkin terjadi.
2.3.3 Pemutus dan Proteksi (Circuit Breaker)
Saat ini pengaman atau pemutus arus listrik bentuk lebur sudah
mulai ditinggalkan karena tidak efektif dan praktis. Sehingga saat ini
hampir semua pengaman sudah menggunakan pengaman yang bisa
cepat segera digunakan lagi setelah terjadi gangguan seperti MCB &
MCCB masing masing dari pemutus tersebut bekerja secara otomatis
dan dapat bekerja kembali setelah terjadi gangguan asalkan arus
gangguan tidak melebihi kemampuan pemutusannya atau Breaking
Capacity-nya. Nilai breaking capacity dinyatakan dalam satuan kA.
MCB sering disebut juga sakelar mekanis yang mampu
menghubungkan, mengalirkan dan memutuskan arus pada kondisi
sirkit normal, dan mampu menghubungkan, mengalirkan untuk jangka
waktu tertentu dan memutuskan secara otomatis arus pada kondisi
sirkit tidak normal tertentu, seperti pada kondisi hubung pendek.
Sedangakan MCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah
alat pengamanan yang berfungsi juga sebagai pengamanan terhadap
arus hubung singkat dan arus beban berlebih.
MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat
disetting sesuai kebutuhan. Spesifikasi MCCB pada umumnya dibagi
dalam 2 parameter operasi yang terdiri dari :
a) Tegangan kerja, spesifikasi MCCB digambarkan sebagai berikut:
Ve = 250 V dan 600 V.
b) Arus kerja, spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai
berikut: 40 A – 2500 A.
Dan berikut dari bagian mekanisme circuit breaker dilihat pada gambar
2.7 seperti dibawah.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
18

Gambar 2.7 Bagian mekanisme circuit breaker.


Keterangan :
1. Terminal bagian atas (untuk line/source)
2. Solenoide
3. Actuator lever
4. Bimetal
5. Kontak tetap
6. Kontak bergerak
7. Pemadam percikan
8. Pengunci
9. Terminal bagian bawah (beban/load)
2.3.4 Kontaktor
Kontaktor adalah instrument elektromekanik yang dapat
berfungsi sebagai penyambung dan pemutus rangakaian, yang dapat
dikendalikan dari jarak jauh. Dan pergerakan kontak-kontaknya terjadi
karena adanya gaya elektromagnet.
Kontak-kontak pada kontaktor ada dua macam yaitu kontak
utama dan kontak bantu. Sedangkan menurut kerjanya, kontak-kontak
dibedakan menjadi dua yaitu normally open (NO) dan normally close
(NC). Dan dapat dilihat untuk bagian mekanisme kontaktor seperti
gambar 2.8 dibawah.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
19

(a) (b)
Gambar 2.8 kontaktor (a) Diagram mekanisme kontaktor, (b) Bagian
mekanisme kontaktor
Kontak NO adalah pada saat kontaktor tidak mendapat masukan
listrik kontak terbuka, sedangkan pada saat kontaktor mendapat aliran
listrik maka kontak akan tertutup. Sedangkan kontak NC adalah pada
saat kontaktor tidak mendapat aliran listrik kontak tertutup, sedangkan
pada saat kontaktor mendapat aliran listrik, kontak terbuka. Kontaktor
dalam sistem kelistrikan gedung hotel sering disebut dengan shunt trip.
Kontaktor tersebut digunakan pada pengontrolan pemutusan panel
beban yang tidak bersifat general atau (umum) dikarenakan kondisi
darurat (emergency), misalnya beban pada panel kamar hotel dan
panel-panel air conditioning.
2.3.5 ATS (Automatic Transfer Switch)
ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer Switch,
jika dipahami bedasarkan arti kata tersebut maka ATS adalah saklar
yang bekerja otomatis, namun kerja otomatisnya bedasarkan
memungkinkan jika sumber listrik dari PLN terputus atau mengalami
pemadaman maka saklar akan berpindah kesumber listrik yang
lainnya.
Automatic Transfer Switch merupakan rangkaian kontrol saklar
power inverter dengan PLN yang sudah full automatic. Alat ini
berguna untuk menghidupkan dan menghubungkan power inverter ke
beban secara otomatis pada saat PLN padam. Pada saat PLN hidup
kembali, alat ini akan memindahkan sumber daya ke beban dari power
inverter ke PLN. Pada gambar 2.9 dapat dilihat bentuk ATS
(Automatic Transfer Switch).

http://digilib.mercubuana.ac.id/
20

Gambar 2.9 . (ATS) Automatic Transfer Switch


Difungsikan secara otomatis untuk memindahkan daya sesuai
dengan kebutuhan tanpa menggunakan tenaga manusia untuk
mengoperasiannya. Beberapa jenis ATS dibedakan menurut kapasitas
daya yang dibutuhkan atau berdasarkan phasa dan ampere yang
melalui panel tersebut, namun untuk prinsip kerjanya sama. Pada
dasarnya pembuatan ATS adalah memainkan penalaran logika
matematika dengan merangkaikan beberapa alat seperti relay, timmer,
kontaktor, dan MCB. Alat-alat tersebut pada prinsipnya adalah sebagai
saklar ataupun pemutus hubungan.
Automatic transfer switch memiliki beberapa tipe varian, dengan
fitur yang lebih luas, dalam memilih transfer switch dalam penggunaan
yang spesifik secara tepat dibutuhkan pemahaman yang lebih
mendasar dan jelas akan kebutuhan dilokasi dan batasan dalam hal
instalasi.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai