METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Model Pengembangan
Evaluation. Salah satu fungsi ADDIE menurut Rohman dan Amri (2013: 210) yaitu
C. Prosedur Pengembangan
1. Analisis
63
a. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum adalah telaah terhadap kurikulum yang digunakan dalam dunia
terkait kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini,
Analisis kebutuhan dan kesenjangan di sini adalah analisis terhadap kebutuhan dan
kelas, dalam hal ini adalah pembelajaran matematika. Analisis kebutuhan dan
dan permendikbud.
bahan ajar yang akan dikembangkan. Melalui analisis karakteristik siswa dapat
pelajaran dan observasi langsung terhadap siswa dalam suatu kelas ketika
64
VII D masing-masing sebanyak satu kali, yaitu pada tanggal 26 April 2017. Fokus
2. Desain/perancangan
Tahap desain merupakan kegiatan merancang konsep produk baru dalam hal ini
RPP dan LKS beserta instrumen penelitian. Kegiatan merancang yang peneliti
dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk materi Bangun Datar
65
e. Menyusun instrumen penelitian.
Instrumen penelitian yang akan disusun adalah instrumen tes berupa soal pretest
kegiatan pembelajaran, angket respon siswa, lembar penilaian RPP dan lembar
penilaian LKS.
3. Development (pengembangan)
berupa RPP dan LKS berdasarkan kebutuhan siswa saat ini yang telah
dibuat untuk empat kali pertemuan pada materi bangun datar segiempat. Sementara
LKS yang dikembangkan adalah LKS yang memuat sintak 5M dan dengan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Pada tahap ini juga dilakukan validasi dan revisi
mengevaluasi apakah perangkat tersebut layak dan siap untuk diuji cobakan.
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
berupa RPP dan LKS yang telah selesai dikembangkan. Tahap implementasi akan
dilaksanakan sebanyak enam pertemuan dimulai pada tanggal 15 Mei s/d 31 Mei
2017 dengan kegiatan yang akan dilaksanakan secara berturut-turut adalah pretest
66
kemampuan berpikir kreatif untuk materi bangun datar segiempat, pembelajaran
LKS 4 yang mempelajari tentang “Keliling dan Luas Belahketupat dan Layang-
telah dikembangkan dan diuji cobakan berhasil sesuai dengan harapan awal atau
67
mengetahui kepraktisan produk RPP. Sementara keefektifan perangkat
jalan Cik Di Tiro Nomor 29, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55223 pada siswa kelas VII di Semester Genap tahun ajaran
2016/2017.
Desain uji coba berupa produk dalam bentuk perangkat pembelajaran yaitu
RPP yang digunakan pada penelitian ini adalah RPP untuk pembelajaran
Matematika kelas VII materi Bangun Datar Segiempat dengan pendekatan saintifik
2) RPP pertemuan kedua untuk topik pembahasan “Keliling dan Luas Persegi dan
Persegipanjang”.
3) RPP pertemuan ketiga untuk topik pembahasan “Keliling dan Luas Jajargenjang
dan Trapesium”.
68
4) RPP pertemuan keempat untuk topik pembahasan “Keliling dan Luas
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam proses
pembelajaran untuk memahami konsep bangun datar segiempat serta untuk melatih
pada materi bangun datar segiempat. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dikembangkan
melengkapi RPP sehingga LKS berkaitan erat dengan RPP yang dirancang. LKS
yang akan disusun terdiri atas: 1) LKS 1 yang mempelajari tentang “Jenis-Jenis dan
persoalan tersebuat berbentuk soal uraian untuk bangun datar segiempat yang
terdiri atas persoalan matematika biasa dan persoalan kontekstual yang disusun
69
persegipanjang, beahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang).
2. Subjek Coba
Subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 1
Yogyakarta, yang diambil sebanyak satu kelas, yaitu kelas VII C yang terdiri atas
34 siswa.
3. Jenis Data
Terdapat dua jenis data yang akan diperoleh melalui penelitian ini, yaitu data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang menunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang
ada, baik keadaan, proses, peristiwa/kejadian, dan lainnya yang dinyatakan dalam
bentuk pernyataan atau kata-kata (Widoyoko, 2012: 18). Data kualitatif dalam
penelitian ini diperoleh dari masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan dari
dosen pembimbing, dosen ahli, dan siswa. Data tersebut digunakan untuk
perangkat pembelajaran.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa data nilai dalam bentuk angka sebagai hasil penilaian
berupa nilai kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan yang diambil dari lembar
70
penilaian RPP dan LKS, angket respon siswa, lembar observasi keterlaksanaan
4. Pengembangan Instrumen
berdasarkan tiga rumusan masalah yang telah ditetapkan di awal. Berdasarkan judul
dan rumusan masalah tersebut diuraikan lima unsur utama yang menjadi aspek/poin
kreatif, dan materi bangun datar segiempat. Masing-masing aspek dijabarkan atau
dibuat klasifikasi yang terdiri atas definisi/teori dari berbagai sumber yang diakhiri
penelitian apa saja yang hendak disusun. Dimulai dari aspek pertama, yaitu
perangkat pembelajaran. Aspek ini dituangkan dalam produk RPP, produk LKS,
lembar penilaian RPP dan LKS, angket respon siswa, dan pedoman wawancara
guru. Aspek yang kedua yaitu pendekatan saintifik, yang dituangkan dalam angket
pembelajaran. Aspek yang ketiga yaitu masalah open-ended yang dituangkan dalam
71
produk LKS, angket respon siswa, pedoman wawancara guru, lembar observasi
kreatif matematis. Aspek keempat adalah berpikir kreatif yang dituangkan dalam
angket respon siswa, pedoman wawancara guru, dan soal pretest dan posttest.
Terakhir adalah Materi Bangun Datar Segiempat yang dituangkan dalam butir-butir
soal pretest dan posttest yang masing-masing terdiri dari enam butir soal berbentuk
uraian.
suatu proses atau tahapan yang terangkum dalam suatu bentuk model yang menjadi
ADDIE. Model ini terdiri dari lima tahap diantaranya adalah analisis, desain,
5. Pengumpulan Data
a. Teknik Tes
instrumen tes yang terdiri dari seperangkat pertanyaan/soal untuk memperoleh data
mengenai kemampuan siswa terutama pada aspek kognitif (Eka dan Ridwan, 2015:
232).
Tes yang digunakan yaitu tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa dalam bentuk soal uraian. Pretest untuk mengukur kemampuan
72
perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Berdasarkan perolehan skor siswa
pada pretest dan posttest akan diketahui apakah kemampuan berpikir kreatif siswa
pada aspek kelancaran, keluwesan, dan keaslian meningkat atau tidak. Sementara
1) Metode Observasi
hal-hal yang terjadi di lapangan untuk memperoleh data, baik mengenai aspek
2) Metode angket
dijawabnya (Sugiyono, 2016 : 199). Metode angket dalam penelitian ini digunakan
73
3) Metode wawancara
kepada narasumber terkait informasi yang dibutuhkan, dalam hal ini yang menjadi
Yogyakarta. Data informasi yang diperoleh dari hasil wawancara akan digunakan
data dalam suatu penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menjawab rumusan
digunakan adalah instrumen tes dan nontes (Lestari dan Yudhanegara, 2015 : 163).
a. Instrumen tes
Instrumen tes yang digunakan ada dua, yaitu pretest dan posttest yang
74
mpenelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif pada aspek kelancaran,
Berdasarkan bentuknya, instrumen tes dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tes
subjektif dan tes objektif. Namun, dalam penelitian ini peneliti hendak
menggunakan tipe instrumen penilitian tes subjektif. Tes subjektif merupakan tes
yang berbentuk soal uraian (essay). Melalui tes ini siswa dituntut untuk menyusun
bahasa tulisan secara lengkap dan jelas (Lestari dan Yudhanegara, 2015: 138).
Maka dengan menggunakan instrumen tes berbentuk soal uraian, peneliti hendak
mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pretest dan posttest. Hasil
pembelajaran yang digunakan. Soal pretest dapat dilihat pada lampiran B.12
halaman 190, sedangkan soal posttest terdapat pada lampiran B.16 halaman 202.
digunakan sebagai alat untuk mengukur aspek afektif atau psikomotorik (Lestari
dan Yudhanegara, 2015: 169). Beberapa instumen non tes yang digunakan dalam
75
1) Lembar Penilaian Perangkat Pembelajaran
perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu RPP dan LKS. Lembar penilaian
Lembar penilaian RPP diisi oleh tiga dosen ahli untuk menilai kevalidan RPP
komponen RPP dalam Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Lembar penilaian RPP dapat dilihat pada
dengan syarat teknis. Empat aspek tersebut akan dinilai kevalidannya oleh tiga
dosen ahli. Lembar penilaian LKS dapat dilihat pada lampiran B.5 halaman 161.
dengan kriteria Sangat Kurang (SK), Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), dan Sangat
Baik (SB). Dasar penyusunan lembar penilaian ini mengacu pada instrumen lembar
siswa terhadap kepraktisan LKS yang dikembangkan dan digunakan dalam proses
76
pembelajaran. Kepraktisan LKS ditinjau dari aspek kelayakan isi, penyajian materi,
kelayakan bahasa, dan kegrafikan. Angket respon siswa menggunakan skala Likert
1 – 5 dengan lima alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju
(TS), Netral (N), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Dasar penyusunan angket
mengacu pada angket respon siswa yang disusun oleh Hasnan (2015) dan Yunita
(2014). Angket respon siswa dapat dilihat pada lampiran B.8 halaman 173.
yang terdiri dari pilihan ‘Ya’ atau ‘Tidak’. Digunakan untuk mengukur kepraktisan
RPP yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Lembar penilaian ini akan diisi
halaman 176.
e) Pedoman Wawancara
merupakan “instrumen non tes yang berupa serangkaian pertanyaan yang dipakai
77
7. Teknik Analisis Data
Data kualitatif dianalisis secara deskriptif kualitatif. Saran atau masukan dari dosen
pembimbing, dan dosen ahli digunakan sebagai bahan perbaikan pada tahap revisi
perangkat pembelajaran.
1) Kevalidan
lembar penilaian perangkat pembelajaran oleh tiga dosen ahli. Analisis kevalidan
1 ∑𝑛𝑖 𝑥
𝑥̅ = ×
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑛
Keterangan:
𝑥̅ = rata-rata
78
∑𝑛𝑖 𝑥 = jumlah perolehan skor tiap aspek
Keterangan:
𝑥̅ = rata-rata skor
Skor maksimal ideal adalah 5 dan skor minimal ideal adalah 1, maka didapatkan
79
Berdasarkan tabel 6 akan diketahui kualifikasi kevalidan perangkat pembelajaran
kualifikasi tingkat kevalidan yang diperoleh adalah baik. Sementara untuk penilaian
a) Menghitung total skor yang diperoleh dari hasil penilaian tiga dosen ahli.
pada tabel 7 yang diadaptasi dari pedoman penilaian Widoyoko (2009: 238)
menggunakan rumus pada tabel 5. Skor maksimal dan minimal pada skala
2) Kepraktisan
cara:
80
a) Tabulasi data skor hasil angket respon siswa dengan mengelompokkan butir-
butir pernyataan sesuai dengan aspek-aspek yang diamati. Tabel 8 berikut ini
1-5.
1 ∑𝑛𝑖 𝑥
𝑥̅ = ×
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑑 𝑛
Keterangan:
𝑥̅ = rata-rata
81
𝑥̅ ≤ 1,8 Tidak Baik
82
3) Keefektifan
analisis pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif siswa adalah sebagai
berikut:
a) Menghitung skor tiap butir soal berdasarkan pedoman penskoran yang telah
ditentukan.
b) Menjumlahkan skor tiap butir soal kemampuan berpikir kreatif, yaitu sebagai
berikut:
30
𝑛𝑘 = ∑ 𝑥𝑖
𝑖=1
Keterangan:
d) Menentukan nilai skor setiap aspek kemampuan berpikir kreatif siswa, dengan
rumus berikut.
i = 1, 2, 3
e) Memberikan kategori skor untuk kemampuan berpikir kreatif siswa pada setiap
83
Tabel 11. Kategori Hasil Skor Kemampuan Berpikir Kreatif
Rentan skor tes
No. kemampuan berpikir Kategori
kreatif
1 81 – 100 Sangat Baik
2 61 – 80 Baik
3 41 – 60 Cukup Baik
4 21 – 40 Tidak Baik
5 0 – 20 Sangat Tidak Baik
dikatakan efektif jika minimal kategori produk yang dicapai berdasarkan nilai
84