Anda di halaman 1dari 202

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PROFIL POLA PENGELUARAN WISATAWAN ASING ALA


“BACKPACKER” DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat untuk Mencapai Gelar


Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:
DEVI PUTRI MARITHA
F0106029

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan Judul:

PROFIL POLA PENGELUARAN WISATAWAN ASING ALA

“BACKPACKER” DI YOGYAKARTA

Surakarta, 20 Juli 2010

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dangan baik oleh tim Penguji Skripsi Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,

guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Agustus 2010

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Sometimes, in life you don’t always feel like a winner, but


that doesn’t mean that you not win
(Lady Gaga)

Jangan pernah takut untuk tidak dicintai, selama kita masih mempunyai

banyak cinta untuk dibagi


(Oppie Andaresta)

Kita tidak pernah benar – benar kehilangan sesuatu karena kita


pun tidak pernah benar – benar memiliki sesuatu
(penulis)

Hanya ada dua jenis manusia di dunia, manusia penuntut


perubahan dan manusia pencipta perubahan
(Pandji Pragiwaksono)

Learn from the past, focus on the present and go forward to the
future bravely! Live, Learn, and Love
(@ihatequotes)

Tidak ada yang tidak mungkin kecuali makan kepalamu sendiri


(Tyas)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah SWT kupersembahkan karya ini untuk:

 Bapak Sumarwoto, SE dan Nyonya Dede Suyanti orang tuaku yang hebat

 Ramak dan Biyung my lovely Grandfather and Grandmother

 Yunitha Putri Dewi my beloved sister

 The Djogo’s big family and The Somo’s big family

 Mbak tuti and her son Reza for the very big support

 Mbak Susi and Family for the big help

 Bangsa dan negara ku Indonesia.

 Sahabat-sahabatku terkasih atas supportnya.

 Almamater dan teman-teman Ekonomi Pembangunan 2006.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT, berkat limpahan rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “PROFIL POLA PENGELUARAN WISATAWAN ASING

ALA ”BACKPACKER” DI YOGYAKARTA”.

Latar belakang pemilihan tema kepariwisataan pada penelitian ini adalah

karena dalam banyak literatur telah diungkapkan kontribusi sektor kepariwisataan

pada perekonomian. Dengan berkembangnya kemajuan teknologi dan informasi,

dan turunya biaya berwisata maka dewasa ini berwisata dengan cara murah atau

yang biasa disebut backpacking mulai muncul kembali.Akan tetapi, pada

kenyataanya segmen wisata ini masih dilirik sebelah mata oleh pemerintah

terutama di negara berkembang di Indonesia. Penelitian – penelitian di luar negeri

seperti di Malaysia dan Australia yang menghasilkan dampak pariwisata sektor ini

terhadap masyarakat lokal mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.

Penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pola

pengeluaran wisatawan asing ala backpacker di Yogyakarta serta karakteristiknya.

Selain itu, penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam

rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini

tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

karena itu, dengan segala kerendahan hati dan kebanggaan, penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak, baik instansi maupun perorangan yang dengan

caranya masing-masing telah membantu kelancaran penelitian ini. Tidak lupa,

peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. BRM. Bambang Irawan, M.Si., selaku pembimbing skripsi yang

dengan sabar telah membimbing, mengarahkan, memotivasi serta

meluangkan waktu dalam penyusunan ide dan penulisan skripsi ini.

2. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS.

3. Keluarga tercinta atas supportnya, my great parents Mr and Mrs.

Sumarwoto, SE and My sister Yunitha Putri Dewi.

4. Keluarga besar Djogo Dikromo dan Somo Pawiro untuk do’a dan bantuan

baik secara materiil dan non materiil.

5. The one and only gank busuk. Tyas ”the jendral”, kodex, Moer, Kurakura

Nindy, Superdijah, Shreek, Mila Onyeng, Rincex, Piyuth, Gitoet, Vita,

Poe, Cici, Wida & Rena ”the new member”. Onggho ”onyet”, Ucup

”yusuf”, Iyus. Thanks for all the AMAZING BUSUKNESS all this time,

will miss that so bad. And also for Ratih Rara, Farahita ”the model”, Poe

”ibu ibu rocker” akan sangat merindukan kalian, bertumpuk tumpuk di

sebuah kamar kos. Hehe.

6. Teman – teman di Fakultas Ekonomi UNS 2006 terutama EP HoliQ 2006.

You guys so ROCKKKKKK !!!!!

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara

langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga

terselesaikannya penelitian ini.

Kritik dan saran masih sangat penulis harapkan dari siapa saja yang peduli

dengan topik penelitian ini. Akhirnya besar harapan agar skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i


ABSTRAKSI ............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pariwisata ................................................................... 12
B. Jenis – jenis Pariwiasata .............................................................. 14
C. Pengertian Wisatawan .................................................................. 17
D. Tipologi Wisatawan ..................................................................... 17
E. Industri Dalam Pariwisata ............................................................ 21
1. Permintaan Dalam Industri Pariwisata ................................ 22
2. Penawaran Dalam Industri Pariwisata ................................ 26
F. Backpacker Dalam Pariwisata...................................................... 28
1. Sejarah dan Pengertian Backpacker ....................................... 28
2. Backpacker Tourism dan Pengembangan Ekonomi ............... 31
G. Penelitian Terdahulu .................................................................... 35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Ruang Lingkup ............................................................................ 38
B. Populasi dan Sample .................................................................... 38
C. Teknik Sampling ………………………………………………… 39
D. Sumber Data ................................................................................. 40
1. Data Primer ......................................................................... 40
2. Data Sekunder………………………………………. ........ 40
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 40
F. Metode Analisis Data …………………………………………… 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta ......................... 42
1. Geografis ................................................................................ 42
2. Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta .................................... 43
3. Penduduk…………………………………………………….. 45
4. Perekonomian Provinsi………………………………………. 46
5. Adat dan Budaya ……………………………………………. 47
6. Pendidikan……………………………………………………. 48
7. Pariwisata……………………………………………………… 50
8. Potensi Pariwisata DIY………………………………………... 52
B. Analisis Data dan Pembahasan ................................................... .. 54
1. Profil Tempat Penelitian ........................................................ .. 54
a. Candi Prambanan ............................................................... 55
b. Kraton Yogyakarta.............................................................. 57
c. Taman Sari ........................................................................ 59
d. Sosrowijayan ................................................................... 60
e. Prawirotaman................................................................... 60
2. Hasil Penelitian ...................................................................... 59
a. Karakteristik Demografik…………………………… 62
b. Karakteristik Perjalanan……………………………… 67
c. Opini responden terhadap komponen penawaran ……… 86
commit
d. Pola Pengeluaran to user
……………………………………….. 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Keinginan merekomendasikan Yogyakarta ……………. 139


f. Keinginan kembali ke Yogyakarta …………………….. 139
g. Pendapat Umum Responden …………………………… 141

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 144
B. Kendala Penelitian ………………………………………………. 146
C. Saran ............................................................................................. 147

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 151


LAMPIRAN ................................................................................................ 154

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.3 Perbandingan Komposisi Pengeluaran Antara

Wisatawan Konvensional dan Wisatawan Backpacker......... 6

Tabel 1.4 Perkembanga jumlah wisatawan DIY

2004 - 2008………………………………............................ 8

Tabel 4.1 Data Pengunjung Unit Taman Wisata Candi Prambanan

2005 s/d 2008 ....................................................................... 57

Tabel 4.2 Data Kunjungan Wisata di Kraton Yogyakarta ...............…. 59

Tabel 4.3 Data Kunjungan Wisatawan di Taman Sari........................... 60

Tabel 4.4 Karakteristik Demografik Responden ……………………... 62

Tabel 4.5 Karakteristik Demografik Responden

(Umur)...................... ...................................... ..................... 63

Tabel 4.6 Karakteristik Tingkat Pendidikan

Wisatawan......................................................... …….......... 63

Tabel 4.7 Negara Asal Wisatawan.........................................………... 64

Tabel 4.8 Latar Belakang Pekerjaan Wisatawan.................................. 65

Tabel 4.9 Karakteristik Perjalanan Wisatawan …….................…….. 66

Tabel 4.10 Intensitas Kunjungan Wisatawan .......................………… 67

Tabel 4.11 Transportasi Yang digunakan wisatawan.............. .......…… 68

Tabel 4.12 Rute Perjalanan Wisatawan ................................................... 69

Tabel 4.13 Destinasi Wisata di Indonesia yang ingin dikunjungi ……... 70


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.14 Destinasi Wisata yang direncanakan dikunjungi

di Yogyakarta ....................................................……......... 72

Tabel 4.15 Destinasi Wisata yang telah dikunjungi

di Yogyakarta ………………………..………........……… 75

Tabel 4.16 Akomodasi yang digunakan selama kunjungan

Wisata di Yogyakarta........ ……………....……........ ..... 78

Tabel 4.17 Tempat Makan yang digunakan selama kunjungan

Wisata di Yogyakarta ……………………….…..……….. 79

Tabel 4.18 Sumber Informasi Tentang Yogyakarta…………………… 80

Tabel 4.19 Sumber Informasi yang digunakan wisatawan untuk

Merencanakan wisatanya ..................... ………………........ 82

Tabel 4.20 Opini Responden Terhadap Bandara di Yogyakarta……….. 84

Tabel 4.22 Opini Responden Terhadap Stasiun Kereta

di Yogyakarta………………………………………………… 85

Tabel 4.24 Opini Responden terhadap Terminal Bus

di Yogyakarta………………………………………………….. 86

Tabel 4.26 Opini Responden Terhadap Jaringan Transportasi Lokal

di Yogyakarta………………………………………………….. 87

Tabel 4.28 Opini Responden Terhadap Pelayanan Kesehatan

di Yogyakarta………………………………………………… 88

Tabel 4.30 Opini Responden Terhadap Jaringan Telekomunikasi

di Yogyakarta………………………………………………. 90

Tabel 4.32 Opini Responden Terhadap Jaringan Listrik


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

di Yogyakarta………………………………………………. 91

Tabel 4.34 Opini Responden Terhadap Fasilitas Parkir

di Yogyakarta………………………………………………. 92

Tabel 4.36 Opini Responden Terhadap Infrastruktur

Di Yogyakarta………………………………………………. 93

Tabel 4.37 Opini Responden Terhadap atraksi Wisata “Landscape”

Di Yogyakarta……………………………………………….. 95

Tabel 4.39 Opini Responden Terhadap Atraksi Wisata “Mountain”

di Yogyakarta ……………………………………………….. 96

Tabel 4.41 Opini Responden Terhadap Atraksi Wisata Alam “Beach”

Di Yogyakarta …………………………………................... 97

Tabel 4.43 Opini Responden tentang Bangunan bersejarah dan Modern

di Yogyakarta ……………………………………………… 99

Tabel 4.45 Opini Responden Tehadap Built Atraction “Castles”

di Yogyakarta ………………………………………………. 100

Tabel 4.47 Opini Responden Terhadap Built Atraction Monument

di Yogyakarta ……………………………………………….. 101

Tabel 4.49 Opini Responden Tehadap Garden & Park yang ada

di Yogyakarta ……………………………………………….. 103

Tabel 4.51 Opini Responden Terhadap Objek Wisata Museum

di Yogyakarta ……………………………………………… 104

Tabel 4.53 Opini Responden Terhadap Theathers di Yogyakarta ……. 105

Tabel 4.55 Opini Responden terhadap Art & Craft di Yogyakarta ……. 106
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.57 Opini Responden Terhadap History di Yogyakarta ………... 107

Tabel 4.59 Opini Responden Terhadap Carnival di Yogyakarta ……… 108

Tabel 4.61 Opini Responden terhadap Atraksi Wisata Festival

di Yogyakarta ………………………………………………. 109

Tabel 4.63 Opini Responden Terhadap Infrastruktur

di Yogyakarta………………………………………………. 111

Tabel 4.64 Opini Responden Terhadap Akomodasi di Yogyakarta …… 112

Tabel 4.66 Opini Reponden Terhadap Bus Trans Jogja ……………….. 114

Tabel 4.68 Opini Responden Terhadap Transportasi Bus Umum

di Yogyakarta………………………………………………. 115

Tabel 4.70 Opini Responden Terhadap Transportasi Tradisional

di Yogyakarta………………………………………………. 116

Tabel 4.72 Opini Responden Terhadap Transportasi Taksi

di Yogyakarta …………………………………………… 117

Tabel 4.74 Opini Responden Terhadap Restoran di Yogyakarta…… 119

Tabel 4.76 Opini Responden Tentang Ketersediaan

Bank/Money Changer di Yogyakarta …………………….. 120

Tabel 4.78 Opini Responden terhadap Tourist Information Centre

di Yogyakarta …………………………………………….. 122

Tabel 4.79 Opini Responden Terhadap Retail Outlet yang Ada

di Yogyakarta …………………………………………… 123

Tabel 4.81 Opini Responden terhadap Guide di Yogyakarta ………. 124

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.83 Opini Responden Terhadap Infrastruktur

di Yogyakarta ……………………………………………. 126

Tabel 4.85 LOS Wisatawan Asing Ala Backpacker

di Yogyakarta ……………………………………………. 128

Tabel 4. 86 Budget Wisatawan Asing Backpacker Selama Kunjungan

di Yogyakarta ……………………………………………. 128

Tabel 4.87 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk

Akomodasi selama di Yogyakarta ……………………… 129

Tabel 4.88 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk

Shopping selama di Yogyakarta………………………….. 130

Tabel 4.89 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker

untuk Food & Beverages selama di Yogyakarta…………. 130

Tabel 4.90 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk

Sightseeing selama di Yogyakarta ……………………….. 131

Tabel 4.91 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker

untuk transportasi selama di Yogyakarta …………………. 132

Tabel 4.92 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk

Entertainment selama di Yogyakarta ……………………… 132

Tabel 4.93 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker

untuk lain – lain selama di Yogyakarta ……………………. 133

Tabel 4.94 Rata – rata Prosentase Pola Pengeluaran Wisatawan Asing

Ala Backpacker di Yogyakarta ……………………………. 134

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.95 Perbedaan Pola Konsumsi Antara Wisatawan Backpacker

di Yogyakarta dan Wisatawan Backpacker

Pada Umumnya …………………………………………… 135

Tabel 4.98 Keinginan Para Responden Untuk Kembali

Mengunjungi Yogyakarta …………………………………. 136

Tabel 4.97 Kesediaan Wisatawan Untuk Merekomendasikan Yogyakarta

Sebagai Salah Satu Destinasi Pariwisata

Terbaik di Indonesia……………………………………… 136

Tabel 5.1 Pola Pengeluaran Wisatawan Asing Ala Backpacker

di Yogyakarta……………………………………………. 145

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Backpacker numbers year on year growth

Australia 2006 …………………………………………... 4

Gambar 1.2 Backpacker visitor nights year on year growth

Australia 2006 …………………………………………… 5

Gambar 1.5 Grafik Perkembangan penggunaan akomodasi

Hotel Melati dan Hotel Bintang di DIY

tahun 2004 – 2008………………………………………… 9

Gambar 4.21 Opini Responden terhadap bandara di Yogyakarta …… 85

Gambar 4.23 Opini Responden terhadap Stasiun Kereta

di Yogyakarta ……………………………………………. 86

Gambar 4.25 Opini Responden terhadap Terminal Bus

di Yogyakarta…………………………………………….. 87

Gambar 4.27 Opini Responden terhadap Jaringan Transportasi Lokal

di Yogyakarta ……………………………………………. 88

Gambar 4.29 Opini Responden terhadap Pelayanan Kesehatan

di Yogyakarta……………………………………………... 89

Gambar 4.31 Opini Responden terhadap Jaringan Telekomunikasi

di Yogyakarta……………………………………………… 91

Gambar 4.33 Opini Responden terhadap Jaringan Listrik


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

di Yogyakarta……………………………………………… 92

Gambar 4.35 Opini Responden terhadap Fasilitas Parkir

di Yogyakarta……………………………………………….. 93

Gambar 4.38 Opini Responden terhadap Atraksi Wisata “Landscape”

di Yogyakarta ………………………………………………. 96

Gambar 4.40 Opini Responden terhadap Atraksi Wisata “Mountain”

di Yogyakarta……………………………………………….. 97

Gambar 4.42 Opini Responden terhadap Atraksi Wisata Pantai

di Yogyakarta…………………………………………. 98

Gambar 4.44 Opini Responden terhadap Bangunan Bersejarah dan Modern

di Yogyakarta ………………………………………… 100

Gambar 4.46 Opini Responden terhadap Built Attraction “Castels”

di Yogyakarta ………………………………………….. 101

Gambar 4.48 Opini Responden terhadap Built Attraction “Castels”

di Yogyakarta …………………………………………… 102

Gambar 4.50 Opini Responden terhadap Garden & Park

di Yogyakarta……………………………………………. 103

Gambar 4.52 Opini Responden terhadap Garden & Park

di Yogyakarta…………………………………………….. 105

Gambar 4.54 Opini Responden terhadap Theatres di Yogyakarta……… 106

Gambar 4.56 Opini Responden terhadap Art & Craft

di Yogyakarta ……………………………………………… 107

Gambar 4.58 Opini Responden terhadap History di Yogyakarta ………... 108


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.60 Opini Responden terhadap Carnival di Yogyakarta……….. 109

Gambar 4.62 Opini Responden terhadap Festival di Yogyakarta ……… 110

Gambar 4.65 Opini Responden terhadap Akomodasi di Yogyakarta……. 113

Gambar 4.67 Opini Responden terhadap Bus Trans Jogja

di Yogyakarta………………………………………………. 115

Gambar 4.69 Opini Responden terhadap Bus Umum di Yogyakarta……. 116

Gambar 4.71 Opini Responden terhadap Transportasi Tradisional

di Yogyakarta…………………………………………….. 117

Gambar 4.73 Opini Responden terhadap Transportasi Taksi

di Yogyakarta ……………………………………………. 118

Gambar 4.75 Opini Responden terhadap Restoran di Yogyakarta ……… 120

Gambar 4.77 Opini Responden terhadap Bank/Money Changer

di Yogyakarta ……………………………………………… 121

Gambar 4.79 Opini Responden terhadap Tourist Information Centre

di Yogyakarta ………………………………………………. 122

Gambar 4.81 Opini Responden terhadap Retail Outlet di Yogyakarta ….. 124

Gambar 4.83 Opini Responden terhadap Guide di Yogyakarta………… 125

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Demografik Responden .................. .......................... 156

Lampiran 2 Data Budget Responden............................ ......................... 169

Lampiran 5 Kuisioner Penelitian ........................................................... 210

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAKSI
PROFIL POLA PENGELUARAN WISATAWAN ASING ALA
“BACKPACKER” DI YOGYAKARTA

DEVI PUTRI MARITHA

NIM F0106029

Penelitian yang berjudul PROFIL POLA PENGELUARAN ASING ALA


“BACKPACKER” DI YOGYAKARTA ini bertujuan untuk (1) megetahui pola
pengeluaran backpackers di Yogyakarta, (2) mengetahui karakteristik sosio
demografik backpackers di Yogyakarta, (3) mengetahui karakteristik transportasi
dan travel para backpacker di Yogyakarta, (4) mengetahui sumber informasi yang
digunakan para backpacker yang berada di Yogyakarta dalam merencanakan
perjalananya.

Penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dari penyebaran


kuisioner dan wawancara terhadap responden. Sample dari penelitian ini sebanyak
200 orang, dan analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif yang
pengolahan data nya dibantu dengan SPSS versi 16.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa wisatawan backpacker di


Yogyakarta di dominasi oleh wanita (56%), dengan range umur antara 20 – 30
tahun (60%), mereka adalah pelajar/mahasiswa (22,5%) dengan tingkat
pendidikan S1(45,5%). Mereka adalah wisatawan dari Eropa (82,50%),
melakukan perjalanan secara individu (86,5%) dan menggunakan guidebook
untuk merencanakan perjalananya. Mereka tinggal di akomodasi murah (91,5%)
dan makan di restoran lokal (63%). Rata – rata lama tinggal mereka 4,57 hari
dengan budget rata – rata sebesar Rp.1,655,890,00. Mereka mengalokasikan
budget mereka untuk sightseeing (26,47%), akomodasi (25,22%), Food &
beverages (22,56%), Shopping (9,48%), transportasi (9,16%), entertaiment
(3,58%), dan lain- lain (3,53%).

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah ekspansi promosi
wisata ke negara – negara lain tidak fokus pada Eropa saja. Peningkatan
pelayanan wisata seperti TIC dan melengkapi informasi wisata untuk membuat
wisatawan merasa nyaman dan aman. Penambahan atraksi wisata, seperti karnaval
dan festival seni juga sangat diperlukan mengingat wisatawan asing backpacker di
Yogyakarta ini tidak fokus pada wisata belanja tetapi pada wisata budaya.

Kata kunci: Backpacker, Ekonomi Pariwisata, Dampak Pariwisata, Pola


commitYogyakarta,
Pengeluaran Wisatawan, to user Statistika deskriptif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

FOREIGN BACKPACKER TOURIST EXPENDITURE PATTERN


PROFILE IN YOGYAKARTA

DEVI PUTRI MARITHA

NIM F0106029

The research entitled Foreign Backpacker Tourist Expenditure Pattern


Profile in Yogyakarta has purposes (1) to know the foreign backpacker tourist
expenditure pattern in Yogyakarta, (2) to obtain a demographic profile of foreign
backpacker in Yogyakarta (3) to understand backpackers’ transportation and
travel characteristics in Yogyakarta (4) to know the source information that used
by backpacker to plan their trip.

This research uses uses primary data that is got from interview and
distribute questionnaire to the respondents. This research uses descriptive
statistics analysis. Statiscal data were then analysed using the SPSS version 16
software.

The result from this research based on quantitative analysis is that most of
the respondents were female (56%), with the age between 20 – 30 years old
(69%). Most of the respondents were student (22,5%) with the educational level
bachelor degree (45,5%). They were dominated by tourist from Europe
(82,50%).The tourist most used guidebook, internet, and recommendation for
their source information to plan their trip.Most of the tourists used cheap
accomodation (91,5%) and local restaurant (63%). Their LOS in Yogyakarta is
4,57 days. Average budget that they spent about Rp.1,655,890,00. Their average
allocate budget for acomodation (25,22%), Sightseeing (26,47%), Food &
Beverages (22,56%), Shopping (9,48%), entertainment (3,58%), others (3,53%).

suggestion that can be given more increase tourism service so that make
the tourist feel comfortable. Prepare information as complete as - wholy for
tourist. More stimulate promotion so that tourism impact more can spread to every
regency. Begin to pay attention to backpacker segment as one of [the] local
society economics contributor. Increasing tourism attraction also needed, like
carnival and festivel, because the backpacker tourist in DIY are not concern to
shopping but culture tourism,

Keywords: Backpacker, Tourism Impact, Expenditure Pattern, Descriptive


commit to user
Statistics
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pariwisata merupakan industri yang terus berkembang di dunia. Sejak lama

pariwisata bagi negara maju telah merupakan bagian dari kebutuhan hidup.

Kegiatan kepariwisataan bahkan sudah merupakan suatu aktivitas dan permintaan

yang wajar. Dengan berkembangnya waktu, kini kegiatan berwisata sudah bukan

merupakan hal yang mahal lagi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat

berwisata. Salah satu cara adalah dengan “backpacking”. Menurunya biaya

transportasi dan pertumbuhan media komunikasi melalui internet membuat minat

perjalanan wisata backpacking ini terus meningkat (Kompas, 17 Mei 2010).

Backpacking adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mencerminkan

sebuah bentuk dari perjalanan berwisata dengan biaya murah

(www.wikipedia.com). Orang yang melakukan perjalanan dengan cara ini biasa di

sebut backpackers. Berikut adalah beberapa definisi mengenai backpacker :

“A backpacker is a traveller who spent one night or more in


Backpacker/hostel accommodation.”( Bureau of Tourism Statistik Australia
tahun 2002)

“They are often traveller with their own intineraries, who drive themselves
or use public transport, stay in variety of accomodation, have few pre-
planed or pre-purchased trip feature. They visit for longer but with lower
daily expanditure, and “tend to visit many different parts of the country off
the main tourist track” (Hamilton 1998 dalam Markward 2008).

“ A backpacker is travellers who spend at least 30% of their visit to New


Zealand staying in backpacker/hostel type accomodatioan” (Ministry Of
commit to user
Tourism New Zealand,2005).
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

Sementara dalam Backpacker Market Handout Tourism Australia (2006)

backpacker didefinisikan sebagai wisatawan ber-budget ketat dan suka

berpetualang. Backpacker biasanya merupakan anak muda yang melakukan

perjalanan jauh yang mempunyai banyak tujuan dalam membangun dunia ( Noy

dalam Markward 2008). Kebanyakan penelitian tentang backpacker

mengindikasikan bahwa lebih dari 80% dari backpacker berusia kurang dari 30

tahun (Richard & Wilson dalam Markwad 2008).

Kemunculan istilah backpacker menggambarkan sebuah gaya berwisata

jangka panjang yang independen yang menumbuhkan semangat berwisata anak

muda seperti di Australia, New Zealand and Thailand. Backpacker juga turut

menumbuhkan industri backpacker itu sendiri (WTO, Tourism Market Trend

2005).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WYSE Travel Confederation

(sebuah organisasi dengan lebih dari 550 anggota mewakili sebuah komunitas

global dari youth travel, student travel, cultural exchange dan international

education specialists), backpacking dan youth travel adalah segmen pariwisata

yang paling cepat tumbuh sekitar 20% dari total wisatawan, dan menghasilkan

sekitar USD 109 milyar setiap tahun (Richard 2007 dalam Backpacking and Youth

Travel in South Afrika)

Studi mengenai backpacker dimulai ketika Cohen (1972) dalam Ian dan

musa (2005) membedakan antara non-institutionalized dan institutionalized

tourist. Bentuk – bentuk dari non-institutionalized tourist terus

berkembang.Bentuk tersebut adalah sebagai berikut :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

a. Drifters, explorers (Cohen 1972 dalam Ian dan Musa 2005);

b. Nomads (Cohen 1973 dalam Ian dan Musa 2005);

c. Youthful travelers (Teas 1974 dalam Ian dan Musa 2005);

d. Wanderers (Vogt 1976 dalam Ian dan Musa 2005);

e. Hitchhikers (Mukerji 1978 dalam Ian dan Musa 2005);

f. Tramping youth (Adler 1985dalam Ian dan Musa 2005)

g. And long-term budget travelers (Riley 1988 dalam Ian dan Musa 2005).

Akan tetapi, pada akhir dekade penelitian menyebut sebuah bentuk baru dari

cara perjalanan tersebut sebagai backpackers (Pearce 1990a, Loker 1993, and

Loker-Murphy and Pearce 1995 dalam Ian dan Musa 2005). Para backpacker itu

sendiri mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Melakukan perjalanan dalam waktu yang panjang, tidak mempunyai rencana

yang kaku (Cohen 1972,1973, 1982; Vogt 1976; Riley 1988 dalam Nathan,

Yonai dan Dalit 2006).

b. Keterbatasan pada dana yang akan mereka belanjakan (Teas 1974; Riley 1988

dalam Nathan, Yonai dan Dalit 2006)

c. Mereka makan di restoran murah, tidak tinggal di hotel yang mahal (Cohen

1972, 1973; Vogt 1976; Riley 1988; Pearce 1990a, Loker 1993, and Loker-

Murphy and Pearce 1995 dalam Nathan, Yonai dan Dalit 2006).

d. Mencari petualangan, keaslian, dan pengalaman yang mendalam (Nathan,

Yonai dan Dalit 2006)

Meskipun wisata ala backpacker sekarang ini sudah cukup berkembang,

akan tetapi pada kenyataanya backpacking masih belum dijadikan prioritas dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

perencanaan pariwisata, terutama di negara – negara Asia Tenggara (Lee Tzan Ian

and Ghazali Musa, 2005). Sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Australia.Di

Negara Australia, para backpackers tahun 2006 terhitung 11% dari total

wisatawan asing, atau sekitar 545,200 orang. Laju pertumbuhan backpackers

internasional di Australia rata – rata meningkat sekitar 3% selama 4 tahun

(Gambar 1.1). Lama tinggal pun juga meningkat sebanyak 5% (Gambar 1.2).

Wisata ala backpackers di Australia mampu menghasilkan 2.5 milyar dolar

Australia setiap tahunya (International Backpacker Market Australia, 2006).

Gambar 1.1
Backpacker numbers year on year growth Australia 2006

Sumber :International backpacker market

Gambar 1.2
Backpacker visitor nights year on year growth Australia 2006

Sumber :International backpacker market


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

Sementara itu penelitian di New Zealand menyebutkan bahwa pada tahun

2005 10,6 % dari total wisatawan adalah backpacker dan dengan total

pengeluaran 9,9% dari total pengeluaran wisatawan internasional. Para

backpacker ini menghasilkan USD 642 pada tahun 2005. Rata – rata lama tinggal

30,5 hari dan menghabiskan sebanyak NZD 2.766 per orang. Sepertiga dari

mereka tinggal lebih dari sebulan penuh. Sebagai perbandingan, wisatawan non

backpacker mempunyai rata – rata lama tinggal 19.3 hari dan menghabiskan NZD

2.993 per orang (Ministry Of Tourism ,2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Lee Tzan Ian dan Ghazali Musa (2005)

tentang backpackers asing di Malaysia menghasilkan pola konsumsi backpackers

di Malaysia serta karakteristiknya. Rata – rata pengeluaran wisatawan

backpackers di Malaysia setiap harinya sekitar USD 59,75. Rata – rata lama

tinggal wisatawan di Malaysia menurut Tourism Malaysia tahun 2004 adalah 6,0

hari, sedangkan menurut penelitian ini rata – rata lama tinggal backpacker di

Malaysia selama 19,5 hari. Perkiraan pengeluaran per orang dari wisatawan

backpacker tersebut adalah sebesar USD 1.165. Dalam penelitian yang dilakukan

oleh Lee Tzan Ian Ghazali Musa (2005) juga menyuguhkan perbedaan pola

pengeluaran antara wisatawan konvensional dan wisatawan backpacker secara

umum.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

Tabel 1.3
Perbandingan Komposisi Pengeluaran Antara Wisatawan Konvensional dan
Wisatawan Backpacker
Keterangan Wisatawan Konvensional Wisatawan Backpacker
(%) (%)
Accomodation 36,6 15,6
Local transportation 13,7 11,7
Food and beverages 17,3 25,7
Shopping 20,6 38,2
Others 11,8 8,8
Sumber : Uncovering The International Backpackers to Malaysia 2005

Dari tabel di atas, dapat dilihat perbedaan yang sangat jelas dalam pola

pengeluaran antara wisatawan konvensional dengan wisatawan backpacker.

Wisatawan konvensional menghabiskan 36,5 % dari anggaran mereka untuk

akomodasi, sementara wisatawan backpacker hanya 15,6 % saja. Wisatawan

backpacker lebih banyak menghabiskan biaya untuk berbelanja yaitu sebesar

38,2%.

Wisatawan ala backpacker lebih banyak melakukan pengeluaran pada

berbelanja dan makanan serta minuman. Jika dilihat dari komposisi tersebut,

justru wisatawan segmen backpacker lah yang dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat lokal. Karena mereka langsung bersentuhan dan berhubungan dengan

masyarakat lokal. Jika wisatawan konvensional memberikan 36,6% dari budget

mereka untuk para pemilik hotel berbintang, maka para backpaker justru

memberikan 38,2% dari budget mereka untuk para pedagang cindera mata, baju,

oleh – oleh, makanan, minuman, yang notabene masyarakat biasa.

Indonesia termasuk dalam rangkaian wisata backpacker Asia Tenggara yang

meliputi Thailand, Singapura, dan Malaysia (Lee Tze Ian and Ghazali Musa,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

2005). Melihat fenomena tersebut, sudah selayaknya Indonesia sebagai negara

yang terkenal dengan wisatanya mulai juga memperhatikan segmen wisata

backpacker. Berkembangnya dan munculnya kembali wisata ala backpackers

merupakan peluang bagus bagi Indonesia. Dengan keanekaragaman yang dimiliki

dan harga yang relatif terjangkau, Indonesia dapat memberikan surga bagi para

backpackers. Hampir di semua daerah tujuan wisata di Indonesia mempunyai

daerah khusus backpackers.

Virgies Travel Guide yang ditayangkan di Metro TV misalnya,

menghadirkan lima kampung backpacker terbaik di Indonesia dalam segmen top

five list pada episode 24 , Minggu 29 November 2008. Top five list tersebut

menghadirkan Popies Lane (Kuta, Bali) sebagai peringkat pertama, di susul oleh

Sosrowijayan (Yogyakarta), kemudian Jalan Jaksa (Jakarta Pusat) sebagai

peringkat ke tiga, dan peringkat keempat Monkey Forest (Ubud, Bali) dan posisi

terakhir di tempati oleh Prawirotaman (Yogyakarta).

Melihat komposisi lima kampung backpacker terbaik di atas, dapat dilihat

Yogyakarta mampu menempatkan dua daerah di jajaran top five list tersebut. DIY

sebagai daerah tujuan wisata ke dua setelah Bali, memang sudah seharusnya

selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam menyediakan sarana wisata bagi

wisatawanya. Bahkan, Yogyakarta baru-baru ini mendapatkan penghargaan

sebagai kota tujuan wisata terbaik tahun 2009 sehingga berhak mendapatkan ITA

(Indonesian Tourism Award) yang untuk pertama kalinya diadakan Departeman

Pariwisata dan Kebudayaan RI. Yogyakarta berhasil mengalahkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

Denpasar,Malang, Surabaya, Tana Toraja, Manado, Kutai Kertanegara, Badung

(Bali), Solo, dan Lombok Barat.

Pariwisata memang merupakan sektor andalan DIY dalam meningkatkan

pendapatan daerah. Dengan keanekaragaman budaya dan alam yang ada, sektor

pariwisata DIY mampu menyumbangkan pendapatan sebesar Rp.

56.712.059.189,93 terhadap PAD DIY tahun 2007. Walaupaun sempat mengalami

penurunan di tahun 2006, akan tetapi jumlah kunjungan wisata DIY kini sudah

kembali pulih.

Tabel 1.4
Perkembangan Wisatawan DIY tahun 2004 – 2008
(berdasarkan pemakaian akomodasi)
Tahun Hotel Melati Jumlah Hotel Bintang Jumlah
Wisnus Wisman Wisnus Wisman
2004 440.754 8.388 449.142 635.514 95.013 730.527
2005 428.147 11.215 439.362 539.302 92.273 631.575
2006 337.991 10.492 348.483 498.691 67.653 566.344
2007 558.304 17.281 575.585 587.893 85.943 673.836
2008 559.805 21.136 580.941 596.296 107.524 703.816
Sumber : Statistik Kepariwisataan 2008 Dinas Pariwisata Prov. DIY

Keterangan :
Wisman :Wisatawan Mancanegara
Wisnus : Wisatawan Nusantara

Pada tabel 1.4 tersebut, dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 terjadi

penurunan yang sangat besar yaitu sebesar 156.110 wisatawan. Hal ini

dikarenakan pada tahun 2006 DIY terkena bencana alam gempa bumi. Akan tetapi

di tahun 2007 jumlah kunjungan wisatawan mulai naik kembali dan bahkan

melebihi dari tahun sebelum terkena gempa.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

Dari data di atas (tabel 1.4) juga dapat dilihat bahwa sekitar 40 % dari para

wisatawan yang datang setiap tahunya memilih untuk menghabiskan kunjungan

mereka dengan menggunakan hotel Melati yang notabene lebih murah.

Perkembangan para peminat hotel ini pun juga realtif meningkat setiap

tahunya.Berikut perkembangan dari penggunaan akomodasi para wisatawan di

DIY dari 2004 – 2008 :

Gambar 1.5
Grafik Perkembangan penggunaan akomodasi Hotel Melati dan Hotel
Bintang di DIY tahun 2004 – 2008

Sumber : Data diolah dari statistik Kepariwisataan 2008 Dinas Pariwisata Prov
DIY

Jika kita lihat pada gambar 1.5 , tingkat pemilihan penggunaan hotel melati

oleh para wisatawan terus meningkat tiap tahunya. Bahkan ketika tahun 2006

penurunanya tidak setajam seperti yang terjadi pada hotel bintang. Dengan terus

berkembangnya ketersediaan tempat tinggal yang murah (ex : hotel melati,

pondok wisata) di Yogyakarta, serta dioperasikanya Bus Trans Jogja yang

semakin memudahkan dijangkaunya tujuan wisata dengan harga yang murah,

maka akan meningkatkan potensi minat para backpacker untuk mengunjungi

Yogyakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

Dengan segala potensi alam dan pencapaian yang telah di raih Yogyakarta,

bukan hal yang tidak mungkin mengembangkan backpacking tourism menjadi

salah satu sektor andalan pariwisata Yogyakarta. Oleh karena itu, melihat

besarnya sumbangsih backpacking tourism terhadap perekonomian lokal, maka

penelitian ini dibuat untuk dapat memberikan gambaran mengenai profil

keberadaan para wisatawan backpacker yang ada di Yogyakarta.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pembahasan dari skripsi ini akan

dibatasi pada pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah profil dan gambaran umum pola pengeluaran wisatawan asing

ala backpacker di Yogyakarta ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis jabarkan sebelumnya

maka tujuan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan karakteristik sosio demografik backpackers di

Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui dan karakteristik transportasi dan travel para

backpacker di Yogyakarta

3. Untuk mengetahui sumber informasi yang digunakan para backpacker

yang berada di Yogyakarta dalam merencanakan perjalananya

4. Untuk megetahui pola pengeluaran backpackers di Yogyakarta.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan gambaran yang memadai mengenai keberadaan dan potensi

minat backpacker di Yogyakarta

2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DIY

dalam membuat rencana pariwisata kedepanya.

3. Sebagai referensi peneliti lain dalam mengembangan penelitian tentang

potensi minat wisata backpacker.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional (Diarta &

Pitana 2009). Beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi dengen

tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai. Menurut UU

No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan

Pemerintah Daerah.

Secara etimologis kata periwisata berasal dari bahasa sansekerta, yaitu „pari‟

yang berarti banyak, berkali – kali, berputar – putar, dan „wisata‟ yang berarti

perjalanan atau berpergian. Sinonim dengan pengertian „tour‟ (perjalanan ke

tempat lain dengan sesuatu maksud dan dilakukan lebih dari 24 jam). Pengertian

yang lebih luas untuk kata „pariwisata‟ dapat dijabarkan sebagai berikut (Yoeti,

2001:xix) :

a. Wisata : perjalanan

b. Wisatawan : orang yang melakukan perjalanan

c. Pariwisata : perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke

tempat lain

d. Kepariwisataan : hal – hal yang berhubungan dengan pariwisata

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

Diarta dan Pitana (2009) merumuskan bahwa semua definisi tentang

pariwisata mengandung beberapa ciri pokok yaitu :

1. Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari satu

tempat ke tempat lainya.

2. Adanya unsur „tinggal sementara‟ di tempat yang bukan merupakan

tempat tinggal biasanya, dan

3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari

penghidupan/pekerjaan di tempat yang dituju.

Selanjutnya, Matthieson dan Wall (dalam Diarta & Pitana 2009)

mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen, yaitu :

1) A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata

2) A static elemen, yaitu singgah di daerah tujuan, dan

3) A consequential element, yaitu akibat dari dua hal di atas (khususnya

terhadap masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosia dan fisik

dari adanya kontal dengan wisatawan.

Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara

dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

kepergianya adalah berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi,

sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti

sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.

Istilah pariwisata berhubungan erat dengan perjalanan pariwisata, yaitu

sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang

menghasilkan upah (Yoeti, 2001:xix)

Dengan demikian dapat dikatakan dengan tujuan antara lain untuk

mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat

juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk

kesehatan, konvensi, keagamaan, dan keperluan usaha lainya. (Suwantoro,

1997:3-4).

B. Jenis – Jenis Pariwisata

Adapun jenis dan macam pariwisata adalah sebagai berikut ( Yoeti,

1985 :111) :

1. Menurut letak geografisnya dimana kegiatan pariwisata berkembang.

a. Pariwisata Lokal (local Tourism). Yaitu pariwisata setempat yang

mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas pada tempat tertentu

saja.

b. Pariwisata Regional (Regional Tourism). Yaitu kegiatan pariwisata yang

berkembang di suatu tempat atau daerah yang lingkupnya lebih luas dari

pariwisata lokal tetapi lebih sempit dari pariwisata nasional.

c. Pariwisata Nasional ( National Tourism).

Jenis pariwisata ini dibagi menjadi 2 yaitu :

1 Pariwisata Nasional dalam arti sempit yaitu kepariwisataan yang

berkembang dalam wilayah suatu negara dimana adalah seorang

yang melakukan perjalanan wisata adalah warga negara sendiri.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

2 Pariwisata nasional dalam arti luas yaitu kegiatan kepariwisataan

yang berkembang di suatu negara selain kegiatan wisatawan

domestik juga terdapat wisatawan asing.

d. Pariwisata Regional – Internasional (Regional – International Tourism).

Yaitu kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional

yang terbatas pada Negara tertentu seperti pariwisata ASEAN.

e. Pariwisata Internasional (International Tourism). Yaitu kegiatan

kepariwisataan yang berkembang di seluruh Negara.

2. Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran

a. Pariwisata aktif (In Bound Tourism). Yaitu pariwisata yang ditandai

dengan gejala masuknya wisatawan asing ke suatu negara yang

dikunjungi.

b. Pariwisata pasif (Out Going Tourism). Yaitu pariwisata yang ditandai

dengan gejala keluarnya wisatawan ke luar negeri atau ke suatu negara

asing yang dikunjungi.

3. Menurut alasan atau tujuan dari pelaksanaan wisata.

a. Pariwisata bisnis (Business Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana

pengunjung datang untuk tujuan usaha dagang, dinas, seminar,

simposium, dan lain – lain.

b. Vocational Tourism. Yaitu jenis pariwsata dimana pengunjung datang

dengan tujuan berlibur, cuti, dan sebagainya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

c. Widya Wisata ( Educational Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana

pengunjung datang dengan tujuan untuk melakukan studi atau

mempelajari ilmu pengetahuan.

4. Menurut waktu berkunjung

a. Pariwisata musiman (Seasional Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana

kegiatanya berlangsung pada waktu tertentu.

b. Occational Tourism. Yaitu pariwisata yang kegiatanya dihubungkan

dengan acara tertentu.

5. Menurut objeknya

a. Pariwisata Budaya ( Cultural Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana

motivasi orang untuk melakukan perjalanan wisata disebabkan karena

daya tarik seni budaya suatu tempat atau daerah.

b. Pariwisata Kesehatan (Recuperational Tourism). Yaitu jenis pariwisata

dimana orang yang melakukan perjalanan wisata adalah untuk

penyembuhan suatu penyakit.

c. Pariwisata komersial (Comercial Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana

orang dilibatkan dengan kegiatan – kegiatan dagang nasional maupun

internasional.

d. Pariwisata Olahraga (Sport Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana orang

yang melakukan perjalanan wisata bertujuan untuk menyaksikan suatu

pentas atau kegiatan olahraga.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

e. Pariwisata Politik (Political Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana orang

yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk menyaksikan suatu

peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara.

f. Pariwisata Agama (Religiaon Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana

orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk

menyaksikan atau menjalankan kegiatan keagamaan.

C. Pengertian Wisatawan

Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan yang dimaksud

dengan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Wisata itu sendiri adalah

kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau

mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu

sementara. Menurut International Union of office Travel Organization (IUOTO),

yang dimaksud wisatawan adalah setiap pengunjung yang tinggal paling sedikit

24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 6 bulan ditempat yang dikunjunginya dengan

maksud kunjungan antara lain :

a. Berlibur, rekreasi, dan olahraga

b. Bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, kunjungan dengan alas an

kesehatan, atau kegiatan keagamaan.

Sedangkan Yoeti (1982:130) menyimpulkan bahwa seseorang dikatakan

wisatawan apabila :

a. Perjalanan tersebut dilakkan lebih dari 24 jam

b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu saja


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

c. Orang yang melakukan tidak untuk mencari nafkah di tempat atau

Negara yang dikunjunginya

D. Tipologi Wisatawan

Wisatawan dapat diklasifikasikan dengan menggunakan berbagai dasar.

Menurut Murphy (1985) dalam Diarta & Pitana (2009) ,pada prinsipnya dasar –

dasar klasifikasi tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :

1) Berdasarkan interaksi ( Interactional Type)

Pada tipologi berdasarkan interaksi ini, penekannya pada sifat – sifat

interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal.

2) Berdasarkan Kognitif – Normatif ( Cognitive- Normative model)

Pada tipologi berdasarkan kognitif normatif lebih ditekankan pada motivasi

yang melatarbelakangi perjalanan.

Cohen (1972) mengklasifikasikan wisatawan atas dasar tingkat familiarsi

dari daerah yang akan dikunjungi, serta tingkat pengorganisasian perjalanan

wisatanya (Diarta & Pinata 2009). Atas dasar ini, Cohen menggolongkan

wisatawan ke dalam empat kelompok, yaitu :

1. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali

belum diketahuinya, yang berpergian dalam jumlah kecil.

2. Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur

perjalananya sendiri tidak mau mengikuti jalan – jalan wisata yang sudah

umum melainkan mencari hal yang tidak umum (off the beaten track).

Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standart lokal

dan tingkat interaksinya dengan masyarakat lokal juga tinggi.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

3. Individual Mass Tourism, yaitu wisatawan yang hanya mau menyerahkan

pengaturan perjalananya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah

tujuan wisata yang sudah terkenal

4. Organized Mass Tourism, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi

daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang sudah

ditemuinya di tempat tinggalnya, dan perjalanannya selalu dipandu oleh

pemandu wisata.

Sedangkan Smith (1977 dalam Diarta & Pitana 2009 ) mengklasifikasikan

wisatawan menjadi tujuh, yaitu :

1. Explorer, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi

secara intensif dengan masyarakat lokal, bersedia menerima fasilitas

seadanya.

2. Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan yang belum di

kenal, tetapi dengan pengaturan terlebih dahulu, dan bepergian dalam

jumlah yang kecil.

3. Off-Beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak ikut ke tempat

– tempat sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap

menerima fasilitas seadanya di tempat lokal.

4. Unusual, yaitu wisatawan yang dalam perjalananya sekali waktu juga

mengambil aktivitas tambahan, untuk mengunjungi tempat – tempat baru

atau melakukan kativitas yang agak beresiko. Meskipun dalam aktivitas

tambahanya bersedia menerima fasilitas apa adanya tetapi program

pokoknya tetap harus memberikan fasilitas standar.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

5. Incipient, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan secara individual

atau dalam kelompok kecil, mencari daerah tujuan wisata yang mempunyai

fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian (authenticity).

6. Mass, yaitu wisatawan yang berpergian ke daerah tujuan wisata dengan

fasilitas yang sama seperti di daerahnya, atau bepergian ke daerah tujuan

wisata dengan environmental bubble yang sama. Interaksi dengan

masyarakat lokal sangat kecil, terkecuali dengan mereka yang langsung

berhubungan dengan usaha pariwisata.

7. Charter, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan

lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk

bersantai/bersenang – senang. Mereka berpergian dalam jumlah besar dan

meminta fasilitas berstandar internasional.

Dalam pendekatan kognitif – normatif, Plog (1972) dalam Diarta & Pitana

(2009) mengembangkan tipologi wisatawan sebagai berikut :

1. Allocentric, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi tempat – tempat yang

belum diketahui, bersifat petualangan (adventure), memanfaatkan fasilitas

yang disediakan masyarakat lokal.

2. Psychocentric, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan

wisata yang sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan

negaranya sendiri. Mereka melakukan perjalanan wisata dengan program

yang pasti dan memanfaatkan fasilitas dengan standar internasional.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

3. Mid-centric, terletak diantara allocentric dan psychocentric

Berdasarkan perilaku wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, Gray

(1970) membedakan wisatawan menjadi dua, yaitu (Diarta & Pitana 2009) :

1. Sunlust tourist, adalah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah dengan

tujuan utama untuk beristirahat atau relaksasi. Wisatawan tipe ini

mengharapkan keadaan iklim, fasilitas, makanan, dan lain – lain yang sesuai

standar negara asalnya.

2. Wanderlust tourist, adalah wisatawan yang perjalanan wisatanya di dorong

oleh motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru, mengetahui

kebudayaan baru, ataupunn mengagumi keindahan alam yang belum pernah

dilihat. Wisatawan seperti ini lebih tertarik pada DTW yang mampu

menawarkan keunikan budaya atau pemandangan alam yang mempunyai

nilai pembelajaran tinggi.

E. Industri Dalam Pariwisata

Menurut UU No. 10 tahun 2009 tetntang kepariwisataan yang dimaksud

dengan Industri pariwisata adalah adalah kumpulan usaha pariwisata yang

saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi

pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Industri Pariwisata dapat dipandang sebagai sebuah sub-sistem dari

sistem pariwisata secara keseluruhan ( Diarta & Pitana 2009 ). Yoeti (2008)

membagi Industri pariwisata kedalam dua sisi yaitu sisi permintaan (demand)

dan penawaran (supply).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

1. Permintaan dalam Industri Pariwisata

Permintaan dapat diartikan sebagai hubungan fungsional yang

menunjukkan jumlah barang yang akan dibeli dengan harga tertentu pada

waktu tertentu (Yoeti : 2008). Permintaan (demand) dapat ditinjau dari dua sisi

yaitu sisi ekonomi dan psikologi. Sisi ekonomi menyangkut gejala – gejala

permintaan dalam hubunganya dengan keseluruhan faktor – faktor ekonomi,

sedangkan sisi psikologis meninjau persoalan ini dari sisi manusia dalam

menentukan pilihhanya untuk membeli sesuatu barang kebutuhanya.

Yoeti (2008) menyebutkan bahwa permintaan dalam industri pariwisata

dapat dibagi menjadi dua yaitu potential demand dan actual demand. Potential

demand adalah sejumlah orang yang berpotensi untuk melakukan perjalanan

wisata (karena memiliki waktu luang dan punya tabungan relatif cukup).

Sedangkan yang dimaksud dengan actual demand adalah orang – orang yang

sedang melakukan perjalanan wisata pada suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata)

tertentu.

Permintaan terhadap barang dan jasa industri pariwisata ditentukan oleh

faktor – faktor umum dan khusus. Berikut ini adalah hal – hal yang secara

umum mempengaruhi permintaan terhadap industri pariwisata (Yoeti, 2008):

a. Purchasing Power (Kekuatan Untuk Membeli)

Kekuatan/Kemampuan untuk membeli ini sangat bergantung pada

dispopable income yang erat kaitanya dengan standar hidup. Lebih dari 4/5

penduduk negara maju memiliki pendapatan per kapita relatif tinggi dan 20%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

nya berpotensi untuk melakukan perjalanan wisata ke negara – negara

berkembang (Yoeti, 2008).

b. Demographic Structure and Trend

Besarnya jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk akan

mempengaruhi permintaan terhadap produk industri pariwisata. Negara yang

memiliki penduduk banyak tetapi pendapatan per kapita kecil jelas memiliki

kesempatan kecil untuk melakukan perjalanan wisata. Faktor lain adalah

struktur usia penduduk. Penduduk yang masih muda dengan pendapatan rata –

rata relatif tinggi akan lebih besar pengaruhnya daripada penduduk yang

berusia tua (pensiunan) (Yoeti, 2008).

c. Social And Cultural Factors

Industrialisasi tidak hanya menghasilkan struktur pendapatan masyarakat

relatif tinggi, juga meningkatkan pemerataan pendapatan dalam masyarakat

sehingga memungkinkan orang mempunyai kesempatan untuk melakukan

perjalanan wisata untuk menghilangkan kejenuhan bekerja, menghilangkan

stress, sehingga melakukan rekreasi sudah merupakan keharusan (Yoeti, 2008).

Dengan meningkatnya waktu senggang dan adanya liburan yang dibayar

(paid vacation) membuat orang – orang berkecenderungan sering melakukan

perjalanan wisata ke DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang mereka inginkan

mencari pengalaman yang melihat negeri yang belum pernah dikunjungi

(Yoeti, 2008).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

d. Travel Motivation and Attitudes

Motivasi untuk melakukan perjalanan wisata sangat erat hubunganya

dengan kondisi sosial dan budaya masyarakatnya. Robert W. Macintosh dalam

Yoeti (2008) membagi motivasi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata

menjadi empat, yaitu :

1. Motivasi Fisik

Orang – orang melakukan perjalanan wisata, tujuanya untuk

mengembalikan keadaan fisik yang sudah lelah karena bekerja terus. Mereka

perlu beristirahat dan bersantai, melakukan kegiatan olahraga, agar sekembali

dari perjalanan wisata bergairah dan bersemangat kembali waktu masuk kerja.

2. Motivasi Kultural

Orang – orang tergerak hatinya untuk melakukan perjalanan wisata

disebabkan ingin melihat dan menyaksikan tingkat kemajuan kebudayaan suatu

bangsa, baik kebudayaan di masa lalu maupun apa yang sudah dicapainya

sekarang, di samping ingin melihat dan menyaksikan adat istiadat, kebiasaan

hidup (the way of life) suatu bangsa yang berbeda dengan apa yang dimiliki

negara lain.

3. Motivasi Personal

Orang – orang ingin melakukan perjalanan wisata karena adanya

keinginan untuk mengunjungi sanak keluarga yang sudah lama tidak bertemu

atau mencari kenalan atau teman yang sudah lama tak bertemu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

4. Motivasi Status dan Prestise

Ada orang – orang tertentu yang beranggapan dengan melakukan

perjalanan wisata dapat meningkatkan status dan prestise keluarga,

menunjukkan mereka memiliki kemampuan ketimbang orang lain.

e. Opportunities to travel and Tourism Marketing Intensity

Adanya intensif untuk melakukan perjalanan wisata sekarang ini akan

meningkatkan perjalanan wisatawan ke seluruh dunia. Kesempatan untuk

melakukan perjalanan wisata itu tidak hanya karena biaya perjalanan yang

ditanggung perusahaan, juga memberi kesempatan kepada keluarga ikut

melakukan perjalanan wisata, anak istri mendampingi suami dalam

berpartisipasi dalam suatu konferensi tertentu.

Sedangkan berikut ini adalah faktor – faktor yang menentukan

permintaan khusus terhadap DTW tertentu yang akan dikunjungi, yaitu (Yoeti,

2008):

a. Harga

Faktor harga sangat menentukan dalam persaingan antara sesama tour

operator. Sering terjadi, paket wisata untuk suatu DTW yang sama ditawarkan

dengan harga berbeda. Bila perbedaan dalam fasilitas tidak berbeda banyak,

biasanya calon wisatawan akan lebih suka memilih harga paket wisata yang

lebih murah. Hampir pada kebanyakan indutri jasa soal harga biasanya

masalah kedua untuk menentukan permintaan yang diinginkan. Yang penting

adalah kualitas harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan sesuai dengan

waktu yang diinginkan (Yoeti, 2008).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

b. Daya tarik wisata

Biasanya keputusan untuk melakukan perjalanan lebih banyak

menyangkut pemilihan DTW yang akan dikunjungi. Pemilihan DTW ini lebih

banyak ditentukan oleh daya tarik yang terdapat di DTW yang akan

dikunjungi, apakah sesuai dengan keinginan wisatawan/anggota rombongan

yang menjadi peserta tour (Yoeti, 2008).

c. Kemudahan berkunjung

Asesibilitas ke DTW yang akan dikunjungi banyak mempengaruhi

pilihan wisatawan. Biasanya wisatawan menginginkan tersedianya macam –

macam transportasi yang dapat digunakan dengan harga yang bervariasi. Biaya

transportasi akan mempengaruhi biaya perjalanan secara keseluruhan (Yoeti,

2008).

d. Informasi dan layanan sebelum kunjungan

Wisatawan biasanya ingin bila tersedia pre-travel service di DTW yang

mereka kunjungi. Keberadaan TIC ( Tourist Information Centre) pada DTW

juga sangat brepengaruh untuk membantu para wisatwan dalam menjalankan

rancangan perjalanan wisata mereka (Yoeti, 2008).

2. Penawaran Dalam Industri Pariwisata

Dalam ilmu ekonomi, penawaran (supply) diartikan sejumlah barang,

produk, atau komoditi yang tersedia dalam pasar yang siap untuk dijual kepada

konsumen yang membutuhkanya. Penawaran (supply) dapat juga diartikan

sejumlah produk yang akan dijual dengan beberapa kemungkinan harga.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

Pengertian penawaran dalam pariwisata meliputi semua macam produk

dan pelayanan/jasa yang dihasilkan oleh kelompok perusahaan industri

pariwisata sebagai pemasok, yang ditawarkan baik kepada wisatawan yang

datang secara langsung atau yang membeli melalui Agen Perjalanan (AP) atau

Biro Perjalanan Wisata (BPW) sebagai perantara (Yoeti, 2008).

Komponen penawaran pariwisata secara garis besar dapat

diklasifikasikan sebagai berikut (Yoeti, 2008) :

1. Infrastruktur

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah semua fasilitas yang

diperuntukkan bagi kepentingan umum (termasuk juga wisatawan yang

berkunjung) yang memungkinkan orang banyak merasa memperoleh

kemudahan, kenyamanan bila datang berdiam atau datang berkunjung pada

DTW tersebut (Yoeti, 2008). Beberapa komponen infrastruktur antara lain :

airport, railway station, bus station, electricity, parking area, telekomunication

network, health care, transportation network, dan sebagainya.

2. Atraksi Wisata

Atraksi Wisata ini dapat di bagi lagi menjadi (Yoeti, 2008):

a. Natural Attraction, antara lain terdiri dari : Landscape, Mountain,

Beaches, Flora, Fauna, dan sebagainya.

b. Built Attraction, antara lain terdiri dari : historic & modern building,

mosques, castles, monuments, gardens & parks dan sebagainya.

c. Cultural Attractions, antara lain terdiri dari: Museums, Theatres, Art &

Crafts, festivals, history, carnivals, dan sebagainya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

3. Superstruktur

Superstruktur adalah segala fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh

wisatawan selama bekunjung ke sebuah DTW. Berbeda dengan infrastruktur,

yang dimaksud dengan superstructure adalah semua perusahaan yang

sesungguhnya tidak begitu penting bagi mereka yang bukan wisatawan, akan

tetapi sangat berarti bagi wisatwan. Komponen yang termasuk dalam

supersructure adalah accomodation, restaurant, transportation equipment, TIC

(Tourist Information Centre) , Bank/MC, Retail Outlet, dan sebagainya (Yoeti,

2008).

F. Backpacker dalam pariwisata

1. Sejarah dan Pengertian backpacker

Menurut wikipedia, backpacking secara historis diartikan sebagai perjalanan

wisata yang berbiaya rendah. Bermula di tahun 1970an, pada awal mulanya

backpacker ini adalah mereka kaum hippie di benua Eropa yang melakukan dan

menikmati perjalanan jauh dalam rangka mencari Tuhan serta jati diri mereka

dalam interaksi mereka selama perjalanan dengan orang- orang di

sekitarnya.Terkadang perjalanan yang mereka lakukan sampai melintasi benua.

Karena perjalanan yang jauh, uang menjadi salah satu hal yang tidak pernah

cukup jika menggunakan transportasi yang mahal. Oleh karena itu umumnya para

backpacker mencari transportasi dengan biaya termurah dan penginapan termurah

yang bisa didapat. Perjalanan ala backpacker ini pada intinya terdapat tiga unsur ,

yaitu :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

a. Menikmati alam (menikmati perjalanan)

b. Mengenal diri sendiri

c. Menikmati komunikasi dengan sang pencipta.

Penelitian awal mengenai backpacker ini demulai ketika Cohen (1972)

membedakan wisatawan menjadi dua yaitu non-institutionalized dan

institutionalized (Markward 2008). Non-institutionalized tourist terdiri dari

drifter dan eksplorer yang menggambarkan tentang wisatawan dengan interaksi

dengan masyarakat lokal tinggi serta penggunaan fasilitas lokal. Sementara

Institutionalized tourist terdiri dari Individual Mass Tourism dan Organized Mass

tourism yang menggambarkan wisatawan dengan standar fasilitas tertentu.

Seiring dengan berkembangnya jaman, penelitian mengenai non-

institutionalized terus berkembang. Akan tetapi, pada akhir dekade penelitian

menyebut bentuk baru dari non-institutionalized tourist tersebut sebagai

backpackers hinga saat ini (Pearce 1990a, Loker 1993, and Loker-Murphy and

Pearce 1995 dalam Ian dan Musa 2005). Pearce mendifinisikan backpacker

sebagai wisatawan yang melakukan hal – hal di bawah ini :

a. Pemilihan dalam akomodasi yang murah

b. Interaksi sosial dengan wisatawan lain

c. Independen dan fleksibilitas dalam rencana wisata

d. Lama melakukan perjalanan wisata lebih dari wisatawan konvensional

e. Ketertarikan pada kegiatan informal

Mereka menggambarkan backpacker itu sebagai seorang wisatawan muda,

dengan budget yang terbatas, fleksible, independent, dan dengan perencanaan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

perjalanan yang terorganisir. Para backpacker ini mempunyai sedikit kontak

dengan industri pariwisata dan berusaha membagi gaya hidup mereka pada siapa

mereka berinteraksi. Para backpacker itu sendiri mempunyai karakteristik sebagai

berikut :

a. Melakukan perjalanan dalam waktu yang panjang, tidak mempunyai rencana

yang kaku (Cohen 1972,1973, 1982; Vogt 1976; Riley 1988 dalam Nathan,

Yonai dan Dalit 2006).

b. Keterbatasan pada dana yang akan mereka belanjakan (Teas 1974; Riley 1988

dalam Nathan, Yonai dan Dalit 2006)

c. Mereka makan di restoran murah, tidak tinggal di hotel yang mahal (Cohen

1972, 1973; Vogt 1976; Riley 1988; Pearce 1990a, Loker 1993, and Loker-

Murphy and Pearce 1995 dalam Nathan, Yonai dan Dalit 2006).

d. Mencari petualangan, keaslian, dan pengalaman yang mendalam (Nathan,

Yonai dan Dalit 2006)

Walaupun dari literatur – literatur tersebut membagi karakteristik tertentu

yang berbeda dari wisatawan institusional, mereka (backpacker) bukanlah

kelompok yang homogen. Faktanya karakteristik dari kelompok ini juga di susun

dari waktu ke waktu untuk mencerminkan perubahan nilai dari masyarakat.

2. Backpacker Tourism dan Pengembangan Ekonomi Lokal

Hubungan antara pariwisata dan pengembangan ekonomi dari sebuah negara

telah banyak di bahas dalam berbagai literatur seperti Hampton (1998), Hamzah

(1997), Jarvis (2004), Riley (1988), Scheyvens (2002), Spreitzhofer (2002) and

Visser (2004) dalam Ian dan Musa (2005).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

a. Dampak Ekonomi

Segmen wisata ala backpacker, mempunyai banyak dampak positif terutama

bagi perekonomian masyarakat lokal. Hampton (2009) memberikan beberapa

dampak ekonomi yang ditimbukan dari backpacker seperti di bawah ini :

a. Devisa dan Kebocoran ( Foreign Exchange and Leakages)

Meskipun jika dibandingkan dengan wisatawan konvensional

backpacker menghasilkan devisa yang lebih kecil, akan tetapi backpacker

lebih unggul dalam rata – rata lama tinggal (Longer Average Length of Stay )

sehingga backpacker mempunyai pengeluaran yang lebih tinggi di sebuah

negara per wisatawan. Wisatawan konvensional mengalami tingkat

kebocoran hingga 70% sedangkan backpacker hanya sekitar 30% (Hampton

2009).

b. Hubungan dengan Ekonomi Lokal (Lingkages with Local Economic)

Wisatawan konvensional lebih suka menggunakan barang – barang

impor (bermerk), akan tetapi backpacker menggunakan produk – produk

lokal (makanan,transportasi, dan sebagainya)(Hampton, 2009). Dengan kata

lain, segmen backpacker mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan

perkembangan ekonomi lokal dari pada wisatawan konvensional (Hampton

2009) .

b. Infrastruktur dan Kepemilikan

Sering menjadi perdebatan, bahwa backpacker hanya membutuhkan

infrastruktur yang “minimalis” yang berarti akan menjadikan investasi berkurang

(Ian dan Musa 2005). Riley (1998) dalam Ian dan Musa 2005 mengatakan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

“Thus, this category of traveler is not so concerned about amenities (e.g.


plumbing), restaurants (e.g. westernized food), and transportation (e.g. air
conditioning) geared specifically to the tastes of the mass tourist. If a budget
traveler place has an appeal to Western tastes (e.g.banana pancakes), it
requires minimal infrastructure”(Riley 1988 dalam Ian dan Musa 2005).

Infrastruktur yang biasa digunakan wisatawan konvensional biasanya

dibangun dengan investasi pihak asing. Sebaliknya, industri – industri kecil yang

digunakan oleh para backpacker biasanya didirikan/dimiliki oleh masyarakat lokal

dan memperkerjakan masyarakat lokal/keluarga mereka (Ian dan Musa 2005).

Itu berarti, ketika backpacker menggunakan fasilitas ini berarti para

backpacker ini ikut berkontribusi secara langsung terhadap pengembangan

ekonomi masyarakat lokal. Lebih jauh Hampton (2009) mengatakan walaupaun

infrastruktur yang digunakan wisatawan konvensinal lebih banyak menghasilkan

lapangan kerja langsung, akan tetapi mana yang lebih baik menjadi cleaning

service di Hotel berbintang atau memiliki sebuah guest house ? Industri Low

capital needs seperti ini akan lebih banyak memunculkan kepemilikan –

kepemilikan lokal. Biasanya penghasilan yang di dapat lenih tinggi dari pada

pertanian, perikanan, atau sektor informal lainya (Hampton, 2009).

Regina Scheyvens (2002) mengelompokkan menjadi dua kriteria bagaimana

backpacker dapat memfasilitasi pengembangan masyarakat lokal. Dua kriteria

tersebut adalah :

a) Economic Development Criteria

(1) Menghabiskan lebih banyak uang karena mempunyai waktu tinggal

yang lebih lama.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

(2) Lebih banyak destinasi wisata yang dikunjungi sehingga uang yang

dihabiskan menyebar ke area yang lebih luas, daerah yang lebih jauh,

daerah dengan ekonomi yang kurang bagus, atau daerah yang terasing.

(3) Lebih banyak menggunakan produk – produk lokal, misalnya makanan,

hotel murah (kepemilikan pada masyarakat lokal), transportasi, dan

sebagainya.

(4) Keuntungan ekonomi dapat lebih menyebar ke masyarakat bahkan

individu dengan modal yang kecil dan pelatihan (trainning) yang

sederhana akan tetapi akan menghasilkan produk barang dan jasa.

(5) Pemanfaatan sumber daya lokal dapat meminimalsasi barang – barang

impor, misalnya : penggunaan bambu untuk furniture hotel.

(6) Significant Multlipier Effect sebagai gambaran dari kemampuan sumber

daya lokal.

b) Non-Economic Development Criteria

(1) Perusahaan yang berhubungan dengan backpacker biasanya usaha kecil

sehingga dan kepemilikan dan kontrrol dapat dilakukan secara lokal.

(2) Masyarakat lokal dapat meningkatkan perekonomianya dengan

memiliki usaha mereka sendiri dan bukan hanya menjadi pekerja

rendah (ex : cleaning service) di perusahaan orang lain.

(3) Karena masyarakat lokal mengoperasikan usaha mereka sendiri,

masyarakat lokal dapat membentuk organisasi yang dapat

mepromosikan pariwisata lokal, memberikan masyarakat kekuatan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

dalam menegakan ketertarikan mereka dan juga untuk bernegoisasi

dengan pihak luar.

(4) Ketertarikan backpacker dalam berinteraksi dan belajar dari masyarakat

lokal dapat mendorong ke arah revitalisasi kebudayaan tradisional,

menghormati kepercayaan dari masyarakat, dan kebanggaan terhadap

aspek tradisional yang dimiliki oleh seseorang.

(5) Backpacker menggunakan lebih sedikit sumber daya , seperti lebih

memilih menggunakan shower dan kipas angin dari pada bath tub dan

AC, yang mana ini berarti lebih ramah lingkungan.

(6) Pelayanan dari masyarakat lokal akan dapat bersing dengan dominasi

perusahaan – perusahaan yang berhubungan dengan pariwisata oleh

pihak asing.

c. Backpacker dan pembangunan kembali perkotaan (urban redevelopment)

Permintaan akan infrastruktur yang “minimalis” tidak hanya berdampak

pada sisi permintaan di daerah pedesaan akan tetapi juga di daerah perkotaan.

Dibeberapa negara, backpacker dijadikan sebagai bahan untuk menciptakan

pembangunan kembali daerah- daerah tertentu dalam sebuah kota (Jevis 2004

dikutip dari Ian dan Musa 2005).

Di Indonesia sendiri juga sudah ada pusat – pusat backpacker di kota – kota

besar. Sebut saja Poppy Lane di Bali, Jl. Sosrowijayan di Yogyakarta, Jalan Jaksa

di Kota Tua Jakarta, Monkey Forest di Ubud, dan Prawirotaman di Yogyakarta.

Lebih jauh lagi di St. Kilda Melbourne sebuah kawasan run-down red ligth yang

telah bertransformasi menjadi pusat backpacker.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

G. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian tentang backpacker di Indonesia sendiri masih sangat langka.

Berbeda dengan di luar negeri. Penelitian – penelitian yang dijadikan acuan dalam

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ministry of tourism New

Zealand yang meneliti tentang permintaan dan penawaran terhadap akomodasi

backpacker di New Zealand tahun 2007. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa

backpacker menyumbang sebanyak 17% kapasitas akomodasi utama di tahun

2006. Ini menjadi termasuk 4 besar setelah holiday parks, hotels, dan motels.

Peneltian ini juga menghasilkan tingkat kepuasan para backpacker terhadap

akomodasi yang disediakan. Dari range 1 – 10 rata – rata tingkat kepuasan para

backpacker ini sekitar 7.5.

Penelitian lain mengenai backpacker didapat dari Tourism of Queensland

yang meneliti tentang International Backpacker Market tahun 2006. Dalam

penelitian tersebut dapat diketahui bahwa backpacker yang mengunjungi

Queensland sebesar 356,600 atau 65% dari total backpacker yang mengunjungi

Australia. Dengan rata – rata tinggal 33.3 malam. Dari penelitian ini dapat

diketahui adanya peningkatan jumlah backpacker internasional sebesar 10% dan

lama tinggal sebesar 27% selama 2005 – 2006. Dengan rata – rata para wisatawan

backpacker berumur 15 -24 tahun, dan sebagian besar mereka mengunjungi

Queensland untuk berlibur.

Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Departement Trade

and Industri Republic Of South Africa, tentang backpacker dan youth travel di

Afrika Selatan. Backpacker di Afrika Selatan didominasi oleh anak muda dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

range usia antara 21-30 tahun (70%).Sebagian besar para backpacker di SA

tinggal antara 20 -31 hari. Rata – rata pengeluran mereka adalah R 10 924.

Penelitian yang juga dijadikan acuan atau referensi dari penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh LEE TZE IAN and GHAZALI MUSA (2005)

yang berjudul Uncovering International Backpacker to Malaysia. Peneltian

tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sektor backpacker di

Malaysia. Karena sektor backpacker menjadi salah satu sektor yang masih belum

dioptimalkan dalam perencanaan pariwisata. Hasil penelitian tersebut berupa

mengenai profil demografik para backpacker internasioanl Malaysia, karakteristik

travel mereka, serta pola konsumsi para backpacker tersebut. Rata – rata

pengeluaran wisatawan backpackers di Malaysia setiap harinya sekitar USD

59,75. Rata – rata lama tinggal wisatawan di Malaysia menurut Tourism Malaysia

tahun 2004 adalah 6,0 hari, sedangkan menurut penelitian ini rata – rata lama

tinggal backpacker di Malaysia selama 19,5 hari. Perkiraan pengeluaran per orang

dari wisatawan backpacker tersebut adalah sebesar USD 1.165. Penelitian tersebut

menggunakan kuesioner dan menggunakan analisis statistika deskriptif.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup

Penelitian ini termasuk dalam kajian ekonomi kepariwisataan.

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk dalam kategori

penelitian dasar (basic research), yaitu penelitianyang terutama dilakukan

untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi

dalam konteks organisasi dan mencari metode untuk memecahkanya

(Sekaran, 2006 :10). Tujuan utama penelitian dasar adalah menghasilkan

lebih banyak pengetahuan dan pemahaman terhadap fenomena yang menarik

dan membangun teori – teori berdasarkan hasil penelitian (Sekaran, 2006:12).

Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti penelitian ini termasuk

kedalam penelitian deskriptif (descriptive research), yaitu merupakan

penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta – fakta saat ini dari suatu

populasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau

menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subjek yang

diteliti (Supomo dan Indriantoro, 2002 :26).

Lokasi penelitian ini dilaksanankan di Daerah Istimewa Yogyakarta

yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut Yogyakarta. Lingkungan

(setting) penelitian ini adalah lingkungan yang natural. Unit analisis yang

diteliti adalah tingkat individu. Dari sisi horison waktu, penelitian ini

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

termasuk studi satu tahap (one shot study), yaitu penelitian yang datanya

dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu.

B. Populasi dan Sample

Populasi adalah sekumpulan individu, peristiwa, atau hal-hal menarik

lainnya yang ingin diteliti (Sekaran, 2000:266). Dalam penelitian ini,

dikarenakan tidak adanya data yang jelas tentang jumlah wisatawan backpacker

di Yogyakarta, maka yang menjadi target populasi adalah para wisatawan asing

yang menggunakan akomodasi hotel Melati di Yogyakarta. Jumlah target

populasi sebanyak 21.136orang.

Sample adalah bagian dari populasi yang mencakup beberapa anggota

yang telah diseleksi dari populasi (Sekaran, 2000:267). Dikarenakan tidak

adanya data yeng jelas mengenai populasi wisatwan backpacker di DIY, dan

mengacu pada Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (2006;160) memberikan

pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut , ukuran sampel lebih dari 30

dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Mengacu pada

hal tersebut dan didasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh penulis, maka

dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 200 responden.

C. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi.

Dengan mempelajari sampel dan memahami karakteristik dari sampel pokok,

maka akan memungkinkan untuk menggenaralisasi karakteristik untuk elemen

populasi (Sekaran, 2006;123). Pengambilan sampel dilakukan pada lima tempat


commit to user
wisata di Yogyakarta, dengan mendasarkan pada hal – hal berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

1. Prawirotaman dan Sosrowijayan, daerah ini diambil didasarkan pada acara

Virgie‟s Travel Guide Metro TV yang menyatakan bahwa dua daerah ini

merupakan kantong backpacker di Yogyakarta (backpacker enclave).

2. Prambanan, Kraton Yogyakarta, Taman Sari, didasarkan pada 10 besar

tempat yang paling populer di Yogyakarta yang diambil dari

www.yogyes.com.

Sementara itu, untuk pengambilan sample dilakukan dengan non

probability sampling. Dalam penelitian ini pengambilan sampel sebagian

dilakukan menggunakan simple random sampling dan sisanya secara accidental

sampling. Perincian pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Untuk lokasi Kraton Yogyakarta di lakukan setiap hari Senin – Kamis pada

pukul 09.00 – 12.00 WIB. Pengambilan sample dilakukan secara random,

dengan jarak waktu antar responden 30 menit.

2. Lokasi Prambanan dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu dari pukul 09.00 –

16.00. Pengambilan sample secara random dengan jarak waktu antar

responden 1 jam.

3. Lokasi Taman Sari dilakukan pengambilan sample pada hari Senin – Kamis

pukul 13.00 – 16.00. Pengambilan sample secara random, dengan jarak waktu

antar responden 30 menit.

4. Untuk Lokasi Prawirotaman dan Sosrowijayan dilakukan pada minggu yang

berbeda. Hal ini dilakukan untuk memastikan responden bukanlah orang yang

sama dengan yang ditemui di tempat wisata. Dilakukan pada malam hari
commit to user
pada jam makan malam antara pukul 19.00 – 21.00. Pengambilan sample
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

dilakukan dengan menggunakan Accidental Sampling, yaitu mengambil

sample dengan menjadikan wisatawan asing backpacker yang ditemui dan

dianggap dapat dijadikan sebagai sample (Sugiyono 2004:77). Hal tersebut

dikarenakan sulitnya menemui responden di hotel tempat mereka menginap.

D. Sumber data

1. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui kuesioner dan

wawancara.

2. Data sekunder ( Data dari instansi maupun organisasi)

Yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan kebutuhan

akan kelengkapan data. Mencakup data kunjungan wisata dan lain – lain yang

mendukung penelitian.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner dan

wawancara yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis dan langsung kepada

para wisatawan backpacker yang mengunjungi Yogyakarta. Data yang didapat

merupakan data primer yang merupakan gambaran secara kuantitatif mengenai

keberadaan para backpacker di Yogyakarta.

F. Metode analisis data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistika
commit to user
deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisa yang berupa uraian atau
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

keterangan untuk membantu mendukung analisa kuantitatif. Analisa deskriptif

adalah analisis data dengan cara mengubah data mentah menjadi bentuk yang

lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan (Zikmund, 2000:436).

Stastitika deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan

data, serta penyajian hasil peringkasan.Data – data yang diperoleh dari hasil

sensus, survey dan pengamatan umumnya masih acak dan mentah (raw data).

Data – data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur dalam bentuk tabel,

presentasi grafis, sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogjakarta

1. Geografi

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di

wilayah Indonesia dan terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

Yogyakarta dibagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian

Timur Laut, Tenggara, Barat, dan Barat Laut dibatasi oleh wilayah Povinsi Jawa

Tengah yang meliputi :

a) Kabupaten Klaten disebelah Timur Laut

b) Kabupaten Wonogiri disebelah Tenggara

c) Kabupaten Purworejo di sebelah Barat

d) Kabupaten Magelang di sebelah Barat Laut.

Berdasarkan satuan fisiografis, Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari :

1 Pegunungan Selatan dengan luas :  1.656,25 km2 dengan ketinggian : 150 -

700 m

2 Gunung berapi Merapi dengan luas :  582,81 km2 dengan ketinggian : 80 -

2.911m

3 Dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulonprogo

dengan luas :  1215,62 km2 dengan ketinggian : 0 - 80 m

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

4 Pegunungan Kulonprogo dan Dataran Rendah Selatan dengan luas :  706,25

km2 dengan ketinggian : 0 - 572 m.

Posisi D.I. Yogyakarta yang terletak antara 7.33 - 8.12 Lintang Selatan

dan 110.00 - 110.50 Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km2 atau

0,17 % dari luas Indonesia (1.860.359,67 km2), merupakan provinsi terkecil

setelah Provinsi DKI Jakarta, yang terdiri dari :

a) Kabutapaten Kulonprogo, dengan luas 586,27 km2 (18,40 %)

b) Kabutapaten Bantul, dengan luas 506,85 km2 (15,91 %)

c) Kabutapaten Gunungkidul, dengan luas 1.485,36 km2 (46,63 %)

d) Kabutapaten Sleman, dengan luas 574,82 km2 (18,04 %)

e) Kota Yogyakarta, dengan luas 32,50 km2 (1,02 %).

2. Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta

Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang

mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan

Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan

Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar

Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman

didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II)

yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813.

Pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX

dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah

commit
Kasultanan Yogyakarta dan Daerah to user menjadi wilayah Negara RI,
Pakualaman
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

bergabung menjadi satu, mewujudkan satu kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Dalam

sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang strategis, sehingga pada

tanggal 4 Januari 1946 s/d tanggal 27 Desember 1949 pernah dijadikan sebagai

Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri

Sultan Hamengku Buwono X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri

Paduka Paku Alam IX, yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur dan Wakil

Gubernur Provinsi DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam

memelihara nilai-nilai budaya dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu

masyarakat Yogyakarta.

Pada hakekatnya, seni budaya yang asli dan indah, selalu terdapat didalam

lingkungan istana Raja dan di daerah-daerah sekitarnya. Sebagai bekas suatu

Kerajaan yang besar, maka Yogyakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang

tinggi dan bahkan merupakan pusat serta sumber seni budaya Jawa. Banyak

peninggalan seni-budaya yang masih dapat disaksikan di monumen dan candi-

candi, istana Sultan yang masih berkaitan dengan kehidupan istana. Kehidupan

seni budaya di Yogyakarta tampak masih berkembang pada kehidupan seni tari

dan kesenian lainnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

Nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta, terungkap pula pada bentuk

arsitektur rumah penduduk, dengan bentuk joglonya yang banyak dikenal

masyarakat di seluruh Indonesia. Seniman - seniman terkenal dan seniman besar

yang ada di Indonesia saat ini, banyak yang dididik dan digembleng di

Yogyakarta. Sederetan nama seperti Affandi, Bagong Kussudiharjo, Edhi Sunarso,

Saptoto, Wisnu Wardhana, Amri Yahya, Budiani, W.S. Rendra, Kusbini,

Tjokrodjijo, Basijo, Kuswadji K, Sapto Hudoyo, Ny. Kartika dan lain-lain

merupakan nama-nama yang ikut memperkuat peranan Yogyakarta sebagai Pusat

Kebudayaan.

Transportasi tradisional di DIY berupa :

 Andong: alat transportasi tradisional berupa kreta kayu dengan empat roda

yang ditarik satu atau dua ekor kuda, roda depan labih kecil dari pada roda

belakangnya, supirnya disebut Kusir.

 Becak: alat transportasi becak merupakan kendaraan umum di Yogyakarta,

beroda tiga dengan tempat duduk di depan dan pengayuh becaknya duduk

dibelakang.

3. Penduduk

Berdasarkan hasil proyeksi SUSPAS2005, tahun 2008 jumlah penduduk

propinsi DIY 3.468.502 jiwa dengan presentase jumlah penduduk laki – laki

50,19% dan penduduk perempuan 49,81% (DIY dalam Angka 2009). Dengan luas

wilayah 3.185,80 km2, kepadatan penduduk DIY mencapai 1089 jiwa/km2.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Komposisi kelompok umur di DIY di dominasi oleh kelompok umur

dewasa. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat sebanyak 35,51%. Kelompok umur

25-59 tahun tercatat sebanyak 51,75%. Kelompok umur 60 tahun ke atas

sebanyak 12,74%. Besarnya proporsi mereka yang berusia lanjut menandakan

tingginya harapan hidup penduduk DIY (DIY dalam Angka, 2009).

4. Perekonomian Provinsi

Nilai nominal PDRB Provinsi DIY atas dasar harga berlaku pada triwulan I

tahun 2010 mencapai Rp 11,05 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV

tahun 2009 yang mencapai Rp 10,90 triliun. Bila PDRB tersebut dinilai dengan

harga pada tahun dasar 2000, maka nilai riil PDRB triwulan I tahun 2010

mencapai Rp 5,28 triliun, meningkat 1,35 persen dibanding triwulan IV tahun

2009 yang mencapai sebesar Rp 5,21 triliun

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah

bruto terbesar pada triwulan I tahun 2010 adalah sektor pertanian yang mencapai

Rp 2,16 triliun, atau mempunyai kontribusi sebesar 19,54 persen terhadap total

PDRB. Kemudian, sektor perdagangan, hotel dan restoran memberi kontribusi

terbesar kedua, yaitu sebesar Rp 2,13 triliun. Sektor berikutnya yang memiliki

kontribusi lebih dari 10 persen adalah sektor jasa-jasa dan sektor industri

pengolahan, masing-masing mencapai Rp 2,05 triliun dan Rp 1,39 triliun.

Keempat sektor tersebut merupakan pemasok utama PDRB Provinsi DIY yang

sangat penting. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mempunyai nilai

tambah bruto terkecil sebesar Rp 76,37 miliar.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, keempat sektor utama di

ataspun memberikan nilai tambah bruto terbesar, berturut-turut sebagai berikut:

sektor pertanian sebesar Rp 1,22 triliun; sektor perdagangan, hotel dan restoran

Rp 1,05 triliun; sektor jasa-jasa Rp 819,09 miliar; dan sektor industri pengolahan

Rp 644,59 miliar. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mempunyai

nilai tambah bruto terkecil sebesar Rp 35,85 miliar

5. Adat dan Budaya

Daerah Istimewa Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawa. Seni

dan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat

Yogyakarta. Sejak masih kanak-kanak sampai dewasa, masyarakat Yogyakarta

akan sangat sering menyaksikan dan bahkan, mengikuti berbagai acara kesenian

dan budaya di kota ini. Bagi masyarakat Yogyakarta, di mana setiap tahapan

kehidupan mempunyai arti tersendiri, tradisi adalah sebuah hal yang penting dan

masih dilaksanakan sampai saat ini.

Peninggalan seni-budaya masih dapat disaksikan terpahat di monumen-

monumen peninggalan sejarah seperti candi-candi, istana Sultan dan tempat-

tempat lain yang masih berkaitan dengan kehidupan istana. Sebagian lain

tersimpan di museum-museum budaya. Disamping itu kehidupan seni budaya di

Yogyakarta tampak masih berkembang pada kehidupan seni tari dan kesenian

lainnya.

Kesenian yang dimiliki masyarakat Yogyakarta sangatlah beragam. Dan

kesenian-kesenian yang beraneka ragam tersebut terangkai indah dalam sebuah


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

upacara adat. Sehingga bagi masyarakat Yogyakarta, seni dan budaya benar-benar

menjadi suatu bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Kesenian khas di

Yogyakarta antara lain adalah kethoprak, jathilan, dan wayang kulit.Yogyakarta

juga dikenal dengan perak dan gaya yang unik membuat batik kain dicelup. ia

juga dikenal karena seni kontemporer hidup.

6. Pendidikan

Selain dikenal sebagai kota seni dan budaya, DIY juga terkenal sebagai kota

pelajar. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya institusi – institusi pendidikan yang

ada di Yogyakarta. Mulai dari yang murah hingga yang paling mahal dapat

ditemui di Yogyakarta. Banyaknya pilihan jenis pendidikan, membuat begitu

banyak pelajar/mahasiswa memilih Yogyakarta sebagai kota tujuan belajar.

Universitas negeri tertua pun berada di Yogyakarta, yaitu Universitas Gajah Mada

yang merupakan universitas favorit di Indonesia (Wikipedia,2009).

Antara awal tahun 1946 hingga akhir tahun 1949, selama lebih kurang 4

tahun, Yogyakarta menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia. Pada masa itu

para pemimpin bangsa Indonesia berkumpul di kota perjuangan ini. Seperti

layaknya sebuah Ibukota suatu Negara, Yogyakarta pun memikat kaum remaja

dari seluruh penjuru tanah air.

Mereka ingin dapat berpartisipasi dalam pembangunan negara yang baru

saja merdeka ini. Namun untuk dapat membangun suatu negara dengan baik

diperlukan tenaga-tenaga ahli, terdidik dan terlatih. Dan oleh karenanya,

Pemerintah RI kemudian mendirikan Universitas Gadjah Mada, universitas negeri

commit to user
pertama yang lahir di jaman kemerdekaan.
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya diikuti pula dengan pendirian akademi di bidang kesenian (Aka-

demi Seni Rupa Indonesia dan Akademi Musik Indo-nesia), serta sekolah tinggi di

bidang agama Islam (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri, sekarang UIN

Sunan Kalijaga)

Pada waktu-waktu selanjutnya, berbagai jenis lembaga pendidikan negeri

maupun swasta bermunculan di Yogyakarta, sehingga dapat dikatakan hampir

tidak ada cabang ilmu pengetahuan yang tidak diajarkan di kota ini. Hal ini telah

menjadikan Yogyakarta tumbuh sebagai kota pelajar dan pusat pendidikan. Sarana

mobilitas paling populer di kalangan pelajar dan mahasiswa, disamping sarana

transportasi umum yang banyak terdapat di Yogyakarta, umumnya mereka

menggunakan sepeda atau sepeda motor. Alat transportasi ini banyak

dipergunakan pula oleh para karyawan, pegawai, pedagang dan masyarakat luas.

Pagi hingga malam hari, sepeda dan sepeda bermotor selalu nampak hilir mudik

di sepanjang jalan, dan menjadikan Yogyakarta dikenal sebagai kota sepeda.

Menurut data BPS, pada tahun 2008, untuk jenjang TK (Taman Kanak –

Kanak) hingga SMA ( Sekolah Menengah Atas) tercatat 5.119 unit sekolah. Pada

jenjang SD ( Sekolah Dasar) pada tahun 2008 memiliki 2.025 sekolah dengan

jumlah siswa 307.317, dengan jumlah guru 23.545 orang. Untuk jenjang SMU

(Sekolah Menengah Umum) tercatat 208 sekolah dengan jumlah siswa 60.771

orang dan guru sebanyak 7.217 orang. Jenjang SMK ( Sekolah Menengah

Kejuruan) tercatat 194 unit sekolah, dengan jumlah siswa sebanyak 67.281 siswa

dengan jumlah guru 7.283 orang (DIY Dalam Angka, 2009).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

Pada jenjang perguruan tinggi negeri, DIY mempunyai 10 perguruan tinggi

dengan jumlah mahasiswa keseluruhan 86.024 dan jumlah dosen tetap sebanyak

4.355 orang. Sedangkan untuk perguruan tinggi swasta, DIY tercatat memiliki

sebanyak 117 institusi. PTS (Perguruan Tinggi Swasta) tersebut meliputi akademi

sebanyak 45.30%, sekolah tinggi sebanyak 29.06%, universitas sebanyak 15.38%,

politeknik sebanyak 6.84%, dan 3.24% institut. Jumlah mahasiswa keseluruhan

sebanyak 137.600 orang, dengan tenaga pengajar sebanyak 17.444 orang.

7. Pariwisata

Yogyakarta, di samping dikenal sebagai sebutan kota perjuangan, pusat

kebudayaan dan pusat pendidikan maka dengan kekayaan potensi pesona alam

dan budayanya sampai sekarang masih tetap merupakan daerah tujuan wisata

yang terkenal di Indonesia dan mancanegara (Statistik Kepariwisataan DIY 2008).

Dalam peta kepariwisataan nasional, potensi DIY menduduki peringkat kedua

setelah Bali. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa faktor yang menjadi

kekuatan pengembangan wisata di DIY.

Pertama, berkenaan dengan keragaman obyek. Dengan berbagai predikatnya,

DIY memiliki keragaman obyek wisata yang relatif menyeluruh baik dari segi

fisik maupun non fisik, di samping kesiapan sarana penunjang wisata. Sebagai

kota pendidikan, Yogyakarta relatif memiliki sumber daya manusia yang

berkualitas. Disamping itu, terdapat tidak kurang dari 70.000 industri kerajinan

tangan, dan sarana lain yang amat kondusif seperti fasilitas akomodasi dan

transportasi yang amat beragam, aneka jasa boga, biro perjalanan umum, serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

dukungan pramuwisata yang memadai, tim pengamanan wisata yang disebut

sebagai Bhayangkara Wisata.

Selain banyak dan beragamnya pesona objek dan daya tarik wisata , sarana

penunjang pariwisata yang lengkap juga menjadi salah satu faktor Yogyakarta

masih sangat diminati oleh wisatawan. Menurut data statistik kepariwisataan DIY

tahun 2008, data mengenai sarana penunjang wisata di DIY sebagai berikut :

a. Jumlah Biro Perjalanan Wisata, Cabang Biro Perjalanan Wisata dan Agen

Perjalanan Wisata sebanyak 254 buah.

b. Jumlah Restaurant Talam Gangsa dan Talam Selaka di Provinsi DIY

sebanyak 32 buah.

c. Jumlah Rumah Makan di Provinsi DIY tipe A, B, dan C sebanyak 505

buah.

d. Jumlah akomodasi hotel bintang di provinsi DIY tahun 2008 sebanyak 35

hotel dengan jumlah kamar 3.363.

e. Jumlah akomodasi hotel melati di provinsi DIY tahun 2008 sebanyak 385

hotel dengan jumlah kamar sebanyak 6.691 (belum termasuk pondok

wisata)

Potensi ini masih ditambah lagi dengan letaknya yang bersebelahan dengan

Propinsi Jawa Tengah, sehingga menambah keragaman obyek yang telah ada.

Kedua, berkaitan dengan ragam spesifisitas obyek dengan karakter mantap dan

unik seperti Kraton, Candi Prambanan, kerajinan perak di Kotagede. Spesifikasi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

obyek ini msih didukung oleh kombinasi obyek fisik dan obyek non fisik dalam

paduan yang serasi.

Kesemua faktor tersebut memperkuat daya saing DIY sebagai propinsi

tujuan utama (primary destination) tidak saja bagi wisatawan nusantara maupun

wisatawan mancanegara. Sebutan Prawirotaman dan Sosrowijayan sebagai

'kampung internasional' membuktikan kedekatan atmosfir Yogyakarta dengan

'selera eksotisme' wisatawan mancanegara.

Daerah Yogyakarta yang relatif aman dan nyaman serta dengan keramah

tamahan masyarakatnya terhadap siapapun, menjadikan Yogyakarta banyak

diminati wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta. Tak heran jika kunjungan

wisatawan terus meningkat setiap tahunya (tabel 1.2).

8. Potensi Pariwisata D.I Yogyakarta

Pariwisata D.I Yogyakarta masih bertumpu pada wisata budaya, sejarah,

dan pendidikan, dengan objek wisata utama candi, museum, kraton, dan

perguruan tinggi. Padahal jika kita lihat persebaran potensi wisata masih banyak

jenis wisata lain yang dapat ditemui di D.I Yogyakarta. Misalnya saja, wisata

alam dan minat khusus, wisata belanja (Artha, 2000 dikutip dati Laila Nagib).

Menurut RIPPD DIY jumlah semua objek dan daya tarik wisata (ODTW)

yang sudah diidentifikasi sebanyak 139 buah. Sebanyak 62 sudah berkembang, 46

sedang berkembang, dan sisanya sebanyak 31 belum berkembang (Laila Nagib,

n.d). Persebaran potensi wisata tersebut adalah sebagai berikut :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

a. Kota Yogyakarta mempunyai berbagai objek wisata seperti kraton,

museum, dan hasil kerajinan ( batik dan perak). Menurut data Statistik

kepariwisataan Propinsi DIY tahun 2008 tercatat sebanyak 17 objek

wisata yang sudah berkembang. Kota Yogyakarta mempunyai faktor

pendukung pariwisata yang lengkap yaitu akomodasi, transportasi,

pendidikan, bank, yang umumnya memang lebih terkonsentrasi di Kota

Yogyakarta dan Sleman.

b. Kabupaten Sleman (kurang lebih 9 Km dari kota Yogyakarta), mempunyai

potensi paling banyak. Dalam statistik kepriwisataan provinsi DIY tahun

2008 tercatat sebanyak 29 objek wisata yang sudah berkembang di

Kabupaten Sleman. Objek Wisata yang paling banyak dimiliki adalah

wisata sejarah dan alam seperti Candi Prambanan dan wisata gunung

(tracing merapi) dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti hotel

berbintang, hotel melati, sarana komunikasi dan transportasi yang

lengkap.

c. Kabupaten Bantul (sekitar 12 Km dari kota), tercatat mempunyai

sebanyak 7 objek wisata yang telah berkembang ( Data Statistik

Kepariwisataan Propinsi DIY, 2008). Akan tetapi dukungan fasilitas

terutama masalah akomodasi masih relatif kurang di daerah ini. Pada

umumnya para wisatawan yang datang ke Bantul akan tetapi menginap di

Yogyakarta.

d. Kabupaten Gunungkidul (sekitar 30 Km dari Kota), memiliki cukup

banyak potensi wisata alam. Menurut RIPPDA Kabupaten Gunungkidul,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

tercatat jumlah objek wisata pantai yang teridentifikasi sebanyak 46

buah. Akan tetapi yang sudah berkembang baru sekitar 5 buah. Dari data

Statistik Kepariwisataan DIY tahun 2008, tercatat kabupaten ini

mempunyai 7 objek wisata yang sudah berkembang. Daerah ini kurang

didukung dengan sarana akomodasi dan transportasi yang memadai.

e. Kabupaten Kulon Progo (sekitar 25 Km dari pusat Kota), juga memiliki

objek wisata alam yang cukup banyak. Dalam data Statistik

Kepariwisataan Provinsi DIY tahun 2008, terdapat sebanyak 14 buah

objek wisata yang berkembang. Beberapa objek wisata tersebut misalnya

Pantai Glagah, Sendang Sono, Waduk Sermo, dan sebaianya. Akan tetpai

selain lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota, objek wisata yang ada

di daerah ini belum di garap secara optimal sehingga belum dikenal luas

serta kurangnya fasilitas yang memadai.

B. Analisis Data dan Pembahansan

1 Profil Tempat Penelitian

Berikut adalah profil tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian,

yaitu dengan menyebarkan kuisioner dan wawancara. Penelitian dilakukan di

emapt daerah wisata yaitu Candi Prambanan, Kraton Yogyakarta, Taman Sari, Jl.

Prawirotaman, dan Jl. Sosrowijayan.

a) Candi Prambanan

Candi ini merupakan candi peninggalan Hindhu terbesar di Jawa

Tengah dan Daerah IstimewaYogyakarta ini terletak lebihkurang 17


commit to user
kilometer disebelah timur laut Yogyakarta. Komplek candi Prambanan
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

dibangun oleh Raja - raja Wamca (Dinasti ) Sanjaya pada abad ke 9 dan kini

merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap hari antara pukul 06.00

- 17.30. Komplek candi Prambanan terletak hanya beberapa ratus meter dari

jalan Raya Yogya - Solo yang ramai dilintasi kendaraan umum.

Candi Prambanan merupakan komplek percandian dengan candi induk

menghadap ke arah timur , dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai

gunungan pada wayang Kulit setinggi 47 meter. Agama Hindhu mengenal Tri

Murti yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta, Dewa Whisnu

sebagai Sang Pemelihara, Dewa Shiwa sebagai Sang Perusak. Bilik utama

dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha Dewa sehingga dapat

disimpulkan bahwa candi Prambanan merupakan candi Shiwa.

Candi Pramabanan atau Candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai

candi Roro Jonggrang berkaitan dengan Legenda yang menceriterakan

tentang seorang dara yang Jonggrang ( jangkung ) Putri Prabu Boko , Raja ini

membangun kerajaannya di atas bukit sebelah selatan komplek candi

Prambanan, bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan yang dihiasi

dengan relief cerita Ramayana yang dapat dinikmati dengan berperadaksina

( berjalan mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah kanan kita )

melalui lorong itu , ceritera berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang

terletak kiri ( sebelah selatan ) candi induk. Sedang pada pagar langkan candi

Whisnu yang terletak disebelah kanan (sebelah utara ) candi induk, terdapat

relief ceritera Kresna Dwipayana yang menggambarkan tentang kisah masa

kecil Prabu Khrisna sebagai penjilmaan ( titisan ) Dewa Whisnu dalam


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

membasmi keangkara murkaan yang hendak melanda dunia. Bilik candi

induk yang menghadap ke arah utara berisi patung Durga, permaisuri Dewa

Shiwa. tetapi umumnya masyarakat menyebut sebagai patung Roro

Jonggrang, yang sebelumnya tubuh hidup dari putri cantik itu yang dikutuk

oleh Ksatria Bandung Bondowoso , untuk melengkapi kesanggupannya

menciptakan seribu buah patung dalam waktu satu malam .

Candi Brahma dan candi Whisnu masing - masing hanya memiliki satu

buah bilik , yang ditempati oleh patung dewa - dewa yang bersangkutan.

Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang

berisi wahana atau kendaraan ketiga dewa tersebut, Ketiga dewa itu kini

dalam keadaan rusak dan hanya candi yang ditengah ( didepan candi Shiwa )

yang masih berisi patung seekor lembuyang bernama Nandi ( kendaraan dewa

Shiwa ) .

Patung Angsa sebagai kendaraan Brahma dan patung Garuda sebagai

kendaraan dewa Wishnu yang diperkirakan dulu mengisi bilik - bilik candi

yang terletak dihadapan candi kedua Dewa itu, kini telah hilang . Keenam

candi itu merupakan kelompok yang saling berhadap - hadapan , terletak pada

sebuah halaman berbentuk bujur sangkar , dengan sisi panjang 110 meter. Di

dalam halaman masih berdiri candi - candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit

dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di

sebelah Utara dan yang lain berdiri di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan

4 buah candi sudut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindhu sebagai halaman

paling sakral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222

meter, dan pada mulanya berisi candi - candi perwara sebanyak 224 buah

berderet -deret mengelilingi halaman dalam tiga baris. Diluar halaman tengah

ini masih terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi

sepanjang 390 meter.

Candi Prambanan juga masuk sebagai tujuan wisata utama bagi para

wisatawan nusantara maupun manca negara ketika mereka berkunjung ke

Yogyakarta. Berikut data kunjungan wisata di Candi Prambanan :

Tabel 4.1
Data Pengunjung Unit Taman Wisata Candi Prambanan
Tahun : 2005 s/d 2009
Tahun Wisnus Wisman
2005 888.687 75.637
2006 451.987 44.073
2007 549.997 74.590
2008 856.075 114.864
2009 922.967 130.395
Sumber :UPT Candi Prambanan

b) Kraton Yogyakarta

Dalam buku “Mengenal Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat”,

disebutkan bahwa Kraton Yogyakarta di bangun oleh Sri Sultan Hamengku

Buwono I pada tahun 1756 di wilayah Hutan Beringan. Nama tersebut

kemudian diabadikan menjadi nama pasar di pusat kota yaitu Pasar

Bringharjo.

Wilayah Kraton Yogyakarta membentang antara TUGU (batas utara)

dan Krapyak (batas selatan), commit to user Code (sebelah timur) dan Sungai
antara Sungai
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

Winongo (sebelah barat), antara Gunung Merapai dan Laut Selatan. Pusat

wilayah Kraton luasnya 14.000 m2 dengan dikelilingi tembok (benteng)

setinggi 4 meter dan lebar 3,5 meter.

Fungsi Kraton adalah Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1) Sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya

2) Sebagai pusat pemerintahan

3) Sebagai pusat kebudayaan dan pengembanganya

4) Pada jaman kemerdekaan, mulai dibuka untuk kepentingan umum, seperti

kegiatan pariwisata, kegiatan ilmu pengetahuan, serta kegiatan lain yang

ada hubunganya dengan kepentingan masyarakat.

5) Merupakan museum perjuangan bangsa, karena Yogyakarta dengan

Kratonya pernah digunakan sebagai tempat kegiatan perjuangan fisik

maupun kegiatan pemerintahan ketika ibukota Republik Indonesia berada

di Yogyakarta.

Kraton Yogyakarta mulai dibenahi pada pemerintahan Sri Sultah HB

VII dan mulai di buka secara umum secara bertahap oleh Sultan HB IX dan X.

Kraton merupakan salah satu tujuan utama bagi turis asing ketika berkunjung

ke Yogyakarta. Berikut data statistik kunjungan wisatawan asing tahun 2009

di kraton Yogyakarta:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.2
Data Kunjungan Wisatawan di Kraton Yogyakarta
Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah
Asing Domestik
2008 81.465 332.195 413.660
2009 97.560 372.706 470.266
2010 (Mei) 28.494 146.473 174.967
Sumber : Tepas Wisata Kraton Yogyakarta

c) Taman Sari

Taman sari terletak disebelah barat kawasan kraton masih dalam ruang

lingkup benteng istana. nama Taman sari ada yang mengartikan sebagai

sebuah taman yang sangat indah dan mempesona. Tamansari merupakan

istana air yang pada masanya berfungsi sebagai tempat rekreasi,

pesanggrahan dan benteng pertahanan bagi Sultan Istri Sulatan dan segenap

keluarga Keraton Yogyakarta. hal ini tampak dari adanya segaran yang

lengkap dengan perahunya, lorong-lorong bawah tanah, kolam pemandian

dan tempat ganti pakaian, kolam latihan berenang, ruang untuk menari, dapur

dan sebagainya.

Bangunan bersejarah ini mulai berdiri tahun pertengahan abad XVIII M

dan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I. Tempat

yang juga dikenal dengan Water Castle ini saat ini masih banyak menyisakan

kebesarannya. Konon secara simbolik taman sari dapat diartikan sebagai alat

penghubung yang secara tidak langsung menghubungkan lahir dan batin

antara sultan dan rakyatnya. Di sekitar Tamansari ini juga terdapat Kampung

Taman yang merupakan sentra kerajianan batik khususnya lukisan batik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

Berikut ini adalah data jumlah kunjungan wisatawan asing dan

domestik yang datang ke taman sari dari tahun 2008 hingga tahun 2010

(bulan Mei).

Tabel 4.3
Data Kunjungan Wisatawan Asing dan Domestik
Tahun 2008 – 2010 (Mei)
Tahun Asing Domestik Total
2008 21.931 69.314 91.245
2009 26.526 121.461 147.987
2010 (s/d Mei) 11.307 49.241 60.548
Sumber : UPT Taman Sari

d) Sosrowijayan

Sosrowojayan merupakan salah satu daerah yang dikenal sebagai

“kampung turis” di Yogyakarta. Pada tahun 1972 kawasan yang dekat dengan

stasiun kereta api tersebut hanya didiami beberapa penduduk. Mereka

membuka jasa penginapan murah bagi turis asing. Sebab, para wisman dapat

langsung beristirahat begitu keluar dari Stasiun Tugu. Tetapi, belakangan,

hampir semua rumah di kampung yang berada di ujung utara Jalan Malioboro

berubah fungsi menjadi losmen atau penginapan (liputan6 sctv, 31/10/2000)

Minat para turis mancanegara untuk tidur di kampung sempit tersebut

tak kunjung surut. Walaupun sejak 1987, berdiri Kampung Internasional

Prawirotaman. Bukan itu saja, banyaknya hotel besar di sekitar lokasi itu juga

tak terlalu mempengaruhi tingkat hunian kampung yang akrab dengan turis

backpacker. Menurut data Statistik Kepariwisataan DIY, pada tahun 2006

terdapat sekitar 22 hotel di Sosrowijayan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

e) Prawirotaman

Sama halnya dengan Sosrowijayan, Prawirotaman juga merupakan

sebuah daerah di Yogyakarta yang mendapatkan julukan sebagai “kampung

internasional”. Kampung Prawirotaman memiliki sederet penginapan

terjangkau yang kebanyakan masih dikelola oleh satu keturunan.

Prawirotaman sebagai sebuah kampung dikenal sejak abad ke-19, saat

seorang bangsawan kraton bernama Prawirotomo menerima hadiah sepetak

tanah dari kraton. Sejak awal, kampung ini memang mempunyai peran yang

tak kecil bagi Yogyakarta. Masa pra kemerdekaan, kampung ini menjadi

konsentrasi laskar pejuang. Pasca kemerdekaan, tepatnya tahun 60-an,

kampung ini dikenal sebagai pusat industri batik cap yang dikelola oleh

keturunan Prawirotomo. Sementara sejak tahun 70-an, seiring meredupnya

industri batik cap, para keturunan Prawirotomo banting setir ke jasa

penginapan dan Prawirotaman pun mulai dikenal sebagai kampung turis/

kampung internasional.

Selain penginapan, di kawasan ini juga terdapat fasilitas wisata lainnya

seperti agen tour travel, warnet dan wartel, cafe dan resto, hingga bookshop.

Di cafe dan resto yang tersedia, anda bisa menikmati banyak masakan khas

Jawa, Eropa, maupun paduan keduanya. Bookshop yang tersedia

menyediakan buku-buku bagus dengan harga yang lebih murah. Buku-buku

impor yang harganya bisa ratusan ribu bisa didapat dengan hanya

mengeluarkan Rp 35.000 - Rp 60.000 saja. Kadang, ada pula turis

commit
mancanegara yang mau bertukar to user
koleksi bukunya.
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

Data Statistik kepariwisataan DIY mengatakan pada tahun 2006

terdapat sebanyak 21 penginapan di daerah ini.

2 Hasil Penelitian

a) Karakteristik Demografik

Karakteristik demografik merupakan profil dari para wisatawan asing

yang dijadikan responden dari penelitian ini. Profil tersebut meliputi jenis

kelamin, umur, tingkat pendidikan, asal negara dan pekerjaan. Survey

dilakukan terhadap 200 responden, kemudian diolah dengan menggunakan

SPSS 16. Pengolahan data menggunakan statistika deskriptif. Berikut adalah

hasil olahan karakteristik demografik para responden:

Tabel 4.4
Karakteristik Demografik Responden
Jenis Kelamin Freq. Prosentase
(%)
Wanita 112 56
Pria 88 44
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Data pada tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar responden

adalah wanita yaitu sebanyak 56% (112 orang). Responden lelaki sebanyak

44.0% (88 orang).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.5
Karakteristik Demografik Responden (Umur)
Umur Freq. Prosentase
< 20 2 1,0
20 - 30 138 69,0
31 - 40 42 21,0
41 - 50 6 3,0
51 - 60 7 3,5
>60 5 2,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Data tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa para responden sebagian besar

berusia 20 – 30 tahun, yaitu sebanyak 138 orang (69%). Peringkat kedua

adalah usia 31 – 40 tahun, yaitu sebanyak 42 responden (21%). Reaponden

yang berusia antara 51 – 60 tahun sebanyak 7 orang (3,5%). Responden

dengan usia antara 41 – 50 tahun sebanyak 6 orang (3%). Responden yang

berusia di atas 60 tahun berjumlah 5 orang (2,5%). Sedangkan responden

yang berusia kurang dari 20 tahun berjumlah 2 orang (1%).

Tabel 4.6
Karakteristik Demografik Responden (Tingkat Pendidikan)
Tingkat
No. Frekuensi Prosentase
Pendidikan
1 SMA 22 11,0
2 S1 91 45,5
3 S2 66 33,0
4 S3 11 5,5
Lainya 10 5,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Untuk tingkat pendidikan, sebagian besar responden berlatar

pendidikan S1 sebanyak 91 orang (45,5%). Sementara untuk S2 sebanyak 66

orang (33%). Untuk tingkat commit to user 11 orang (5,5%). Tingkat SMA
S3 sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

sebanyak 22 orang (11%), dan untuk tingkat pendidikan lain sebanyak 10

orang (5%).

Tabel 4.7
Karakteristik Demografik Responden (Negara Asal Wisatawan)
No. Negara Asal Frekuensi Prosentase
1 Belanda 58 29,0
2 Jerman 28 14,0
3 Prancis 21 10,5
4 Inggris 18 9,0
5 Amerika 15 7,5
6 Belgia 10 5,0
7 Asia 8 4,0
8 Italia 7 3,5
9 Spanyol 5 2,5
10 Ireland 5 2,5
11 Switzerland 5 2,5
12 Australia 4 2,0
13 Lainya 16 8,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Wisatawan asing backpacker yang menjadi responden dalam penelitian

ini sebagian besar adalah wisatawan asing yang berasal dari Belanda

sebanyak 58 orang (29%). Peringkat kedua diduduki oleh wisatawan dari

Jerman sebanyak 28 orang (14%). Peringkat ketiga adalah wisatawan dari

Prancis berjumlah 21 orang (10,5%). Selanjutnya adalah wisatawan dari

Inggris sebanyak 18 orang (9%). Responden yang paling sedikit berasal dari

Australia yaitu sebanyak 4 orang (2%). Jika dikelompokan menurut benua,

maka wisatawan backpacker di Yogyakarta didominasi oleh wisatawan asal

Eropa (82%). Sedangkan wisatawan dari benua Amerika sebanyak 11%.

Sementara wisatawan backpacker dari Asia sebanyak 4%, wisatawan dari

commit
Australia sebanyak 2% dan lainya to user 1%.
sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.8
Karakteristik Demografik Responden
(Latar Belakang Pekerjaan Wisatawan)
No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Prosentase
1 Pelajar 45 22,5
2 Pebisnis 22 11,0
3 Guru/pendidik 19 9,5
4 Insinyur 15 7,5
5 Manajer 15 7,5
6 Pekerja seni 11 5,5
7 Pegawai swasta 11 5,5
8 Pegawai Negeri 8 4,0
9 Pensiunan 8 4,0
10 Teknisi 9 4,5
11 Dokter/pekerja medis 6 3,0
12 Pekerja Sosial/LSM 5 2,5
13 Entertainer 5 2,5
14 Akuntan 4 2,0
15 Peneliti 3 1,5
16 Disainer 3 1,5
17 Free Lance 2 1,0
18 Lainya 9 10,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Latar belakang pekerjaan para wisatawan asing yang dijadikan

responden sangat beragam. Sebagian besar para wisatawan ini adalah

pelajar/mahasiswa, yaitu sebanyak 45 orang (22,5%). Sementara pebisnis

menempati urutan ke dua yaitu sebanyak 22 orang (11%). Responden dengan

pekerjaan sebagai manajer sebanyak 16 orang (8%). Sedangkan responden

dengan pekerjaan sebagai pekerja seni berjumlah 11 orang (5,5%). Sementara

pekerjaan seperti guru, teknisi, entertainer, akuntan, free lance, insinyur,

pekerja sosial, pensiunan, peneliti, pegawai perusahaan, desainer,

dokter/pekerja medis masing – masing berjumlah di bawah 10 orang ( < 5%).


commit
Untuk pekerjaan lainya berjumlah 21 to user(10.1%).
orang
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

b) Karakteristik Perjalanan

Karakteristik perjalanan (travel characteristic) merupakan karakteristik

dari para responden ketika melakukan perjalanan ke Yogyakarta.

Karakteristik perjalanan ini meliputi dengan siapa mereka melakukan

perjalanan wisata, alat transportasi yang digunakan selama perjalanan wisata,

akomodasi yang digunakan, tujuan wisata, sumber informasi yang digunakan,

dan sebagainya. Berikut ini adalah hasil olahan data dengan dibantu

menggunakan SPSS :

a. Partner

Tabel 4.9
Karakterisktik Perjalanan Wisatawan Asing Ala Backpacker
Di Yogyakarta
No. Keterangan Frekuensi Prosentase
1 Sendiri 43 21,5
2 Teman/Rekan 130 65,0
3 Grup 3 1,5
4 Keluarga 24 12,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Dari hasil olahan data di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar para

responden melakukan perjalanan wisata ke Yogyakarta dengan teman/rekan,

yaitu sebanyak 130 orang (65%). Sementara responden yang berwisata

sendirian sebanyak 43 orang (21,5%).

Responden yang melakukan perjalanan wisata dengan keluarga

sebanyak 24 orang (12%). Responden yang melakukan perjalanan dengan

sebuah grup paling sedikit, yaitu sebanyak 3 orang (1,5%).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

b. Intensitas Kunjungan

Intensitas kunjungan disini adalah data yang menunjukan berapa kali

para responden tersebut telah mengunjungi Yogyakarta. Berikut hasil olahan

data :

Tabel 4.10
Tabel Intensitas Kunjungan Wisatawan Asing Ala Backpacker
Di Yogyakarta
Prosentase
No. Keterangan Frekuensi
(%)
1 Pertama Kali 183 91,5
2 Kedua 9 4,5
3 Ketiga 1 0,5
4 Lebih dari tiga kali 7 3,5
Total 200 100
Sumber: Data Penelitian

Dari hasil olahan data pada tabel 4.13 di atas dapat kita ketahui bahwa

sebagian besar para responden baru pertama kali mengunjungi Yogyakarta.

Sebanyak 183 responden (91,5%) mengatakan bahwa mereka baru pertama

kali mengunjungi Yogyakarta. Sementara 9 orang (4,5%) mengatakan ini

adalah kunjungan ke dua mereka. Sedangkan responden yang sudah

mengunjungi Yogyakarta sebanyak 3 kali hanya 1 orang (0,5%). Sebanyak 7

orang ( 3,5%) mengatakan sudah lebih dari tiga kali mengunjungi Yogyakarta.

c. Transportasi lokal

Bagian ini digunakan untuk mengetahui jenis transportasi lokal yang

sering mereka gunakan selama kunjungan mereka ke Yogyakarta. Dari sini

dapat kita ketahui apakah jaringan transportasi yang disediakan dapat

mendukung kunjngan para commit to user


wisatawan. Berikut adalah hasil olahan data
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

tentang penggunaan transportasi lokal oleh para wisatawan asing yang

menjadi responden :

Tabel 4.11
Tabel Jenis Transportasi Lokal yang Paling Sering Digunakan Oleh
Wisatawan Asing Ala Backpacker di Yogyakarta
No. Jenis Frekuensi Prosentase
Transportasi (%)
1 Bis Umum 24 12,0
2 Trans Jogja 56 28,0
3 Taxi 37 18,5
4 Becak 37 18,5
5 Motor 16 8,0
6 Lainya 30 15,0
Total 200 100,0
Sumber: Data Penelitian

Hasil olahan diatas menunjukkan bahwa penggunaan transportasi lokal

oleh para wisatawan lebih merata. Transportasi yang paling banyak

digunakan oleh para wisatawan adalah Bis Trans Jogja, yaitu sebanyak 56

orang (28%). Hal ini menunjukkan bahwa Bis Trans Jogja ini berperan sangat

penting dalam pengembangan kepariwisataan di Yogyakarta. Selain Trans

Jogja, kendaraan lokal yang sering digunakan adalah becak dan taksi.

Sebanyak masing – masing 37 orang (18,5%) mengatakan paling sering

menggunakan becak dan taksi selama kunjungan wisata di Yogyakarta.

Sementara untuk bis umum, sebanyak 24 orang (12%) yang

menggunakanya. Sebanyak 16 orang (8%), mengatakan lebih sering

menggunakn sepeda motor. Sisanya sebanyak 30 orang (15%) mengatakan

menggunakan jenis transportasi lain. Jenis transportasi lain tersebut dapat

berupa mobil pribadi, bis pariwisata, atau berjalan kaki.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

d. Tujuan Wisata

Bagian ini akan memperlihatkan rute perjalanan wisata para backpacker

yang berada di Yogyakarta serta tempat – tempat wisata yang akan

dikunjungi selama berada di Yogyakarta. Biasanya backpacker tidak hanya

mengunjungi satu wilayah saja. Berikut ini hasil olahan data tentang tujuan

wisata para backpacker :

Tabel 4.12
Tabel Rute Perjalanan Wisatawan Asing Ala Backpacker di Yogyakarta
Prosentase
No. Tujuan Frekuensi
(%)
1 Asia Tenggara 79 39,5
2 Indonesia 113 56,5
3 Hanya Yogyakarta 3 1,5
4 Lainya 5 2,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Dari hasil olahan di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

sedang melakukan perjalanan di Indonesia, yaitu sebanyak 113 orang (56,5%).

Sementara itu, responden yang mengatakan bahwa mereka sedang dalam rute

wisata Asia Tenggara sebanyak 79 orang atau sebesar 39,5%. Responden

yang hanya mengunjungi Yogyakarta sebanyak 3 orang (1,5%). Dan lainya

sebanyak 5 orang (2,5%)

1) Tujuan Wisata Selama di Indonesia

Dalam penelitian ini ditanyakan daerah mana saja yang akan mereka

kunjungi selama berada di Indonesia. Hal ini memungkinkan kita untuk

mengetahui persebaran wisatawan asing itu sendiri.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.13
Data Tujuan Wisata Yang Direncanakan Dikunjungi di Indonesia
No. Destinasi Frekuensi Prosentase
1 Bali 25 18,70
2 Bali & Lombok 16 11,90
3 Pulau Jawa & Bali 13 9,70
4 Jakarta & Bali 7 7,05
5 Sumatra & Bali 5 3,70
5 Pulau Jawa 4 3,00
6 Pulau Jawa, Bali, & Lombok 4 3,00
7 Bali & Gili 3 2,20
8 Bali, Lombok & Bromo 3 2,20
8 Jawa Timur & Bali 3 2,20
9 Papua 3 2,20
10 Sumatra & Gili 3 2,20
11 Bali, Lombok, & Flores 2 1,50
12 Bromo, Bali, & Gili 2 1,50
13 Bromo, Pangandaran, & Bali 2 1,50
14 Jakarta, Bali & Gili 2 1,50
15 Jakarta, Bali & Lombok 2 1,50
16 Jakarta, Bromo, Bali & Gili 2 1,50
17 Jakarta, Kalimantan 2 1,50
18 Pangandaran 2 1,50
19 Sumatra 2 1,50
20 Sumatra, Pulau Jawa, Bali, Flores, Komodo 2 1,50
21 Sumatra, Pulau Jawa, Bali, Lombok, Flores 2 1,50
22 Bali & Bandung 1 0,70
23 Bali, Bromo & Jakarta 1 0,70
24 Bali, Lombok & Bromo 1 0,70
25 Bali, Lombok, Flores, Komodo & Sumbawa 1 0,70
26 Bali, Lombok & Sulawesi 1 0,70
27 Bali, Maluku 1 0,70
28 Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi 1 0,70
29 Bandung 1 0,70
30 Bromo, Bali 1 0,70
31 Bunaken 1 0,70
32 Jakarta 1 0,70
33 Jakarta, Bali, Lombok, Papua 1 0,70
34 Jawa Timur, Bali, Lombok 1 0,70
35 Sulawesi 1 0,70
36 Sumatra, Bali, Sumba 1 0,70
37 Sumatra, Bali, Sumbawa, Flores 1 0,70
38 Sumatra, Solo 1 0,70
39 Sumatra, Sulawesi, Bali, Nussa 1 0,70
Total 134 100
Sumber : Data Penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa Bali masih menempati

urutan pertama sebagai destinasi wisata di Indonesia. Wisatawan asing

backpacker yang ingin mengunjungi Bali saja setelah Yogyakarta adalah

sebanyak 25 orang (18,70%). Sementara wisatawan yang ingin mengunjungi

Bali dan Lombok sebanyak 16 orang (11,90%). Sedangkan urutan ke tiga

ditempati oleh wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Jawa dan Bali yaitu

sebanyak 13 orang (9,70%).

Dari data di atas, dapat menunjukkan bahwa potensi wisata di Indonesia

masih belum berkembang optimal. Destinasi wisata yang dikunjungi masih

terpusat pada Bali saja. Sehingga perlu diadakan evaluasi dalam promosi

pariwisata di Indonesia terutama di daerah – daerah yang masih belum

optimal dalam pengembangan pariwisata.

2) Tujuan Wisata Selama di Yogyakarta

Selain daerah – daerah yang akan dikunjungi di Indonesia, penelitian ini

juga menanyakan tempat – tempat wisata yang direncanakan dikunjungi oleh

para wisatawan asing yang dijadikan responden. Hal ini dapat kita jadikan

ukuran apakah semua potensi wisata yang dimiliki oleh D.I Yogyakarta sudah

dapat dipromosikan secara optimal, atau hanya tempat – tempat tertentu saja

yang menjadi prioritas kunjungan wisata para wisatawan ini. Berikut ini

adalah daftar tempat – tempat wisata yang direncanakan oleh para responden

akan dikunjungi selama kunjungan wisatanya di Yogyakarta

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.14
Tempat Wisata yang Direncanakan Dikunjungi Selama Kunjungan Wisata
Di Yogyakarta
Prosentase
No. Tempat Wisata Frekuensi
(%)
1 2 3 4
1 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton 32 16,00
2 Borobudur, Prambanan, Kraton 23 11,50
3 Borobudur, Kraton 7 3,50
4 Borobudur, Prambanan 7 3,50
5 Borobudur, Prambanan, Kraton, Merapi 7 3,50
6 Borobudur, Prambanan, Merapi 7 3,50
7 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem 6 3,00
8 Borobudur 5 2,50
9 Borobudur, Prambanan, Kraton, Malioboro 5 2,50
10 Borobudur, Taman Sari, Kraton 5 2,50
11 Borobudur, Kraton, Merapi 4 2,00
12 Borobudur, Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem 4 2,00
13 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Vendenburg 3 1,50
14 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton 3 1,50
Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton,
15 3 1,50
Merapi
16 Borobudur, Prambanan,Taman Sari, Kraton, Merapi 3 1,50
17 Prambanan, Taman Sari, Kraton 3 1,50
18 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Imogiri 2 1,00
19 Borobudur, Kota Gede, Taman Sari, Kraton, Galeri Batik 2 1,00
20 Borobudur, Kraton, Bringharjo 2 1,00
21 Borobudur, Kraton, Kursus memasak, Kursus bahasa 2 1,00
22 Borobudur, Prambanan, Kraton, Bringharjo 2 1,00
23 Borobudur, Prambanan, Kraton, Malioboro, Museum 2 1,00
24 Borobudur, Prambanan, Taman Sari 2 1,00
25 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Malioboro 2 1,00
Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem,
26 2 1,00
Malioboro
27 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Ramayana Ballet 2 1,00
28 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Merapi 2 1,00
29 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Ramayana Ballet 2 1,00
30 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Kota Gede 2 1,00
31 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem, Malioboro 2 1,00
32 Prambanan, Taman Sari, Malioboro 2 1,00
33 Borobudur, Kota Gede, Kraton 1 0,50
34 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Museum 1 0,50
35 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Pantai, Ramayana Ballet 1 0,50
36 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Pasar Ngasem 1 0,50
37 Borobudur, Kota Gede, Museum 1 0,50
commit to user ……………………
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

Lanjutan ……

1 2 3 4
38 Borobudur, Kraton, Bringharjo, Vendenburg 1 0,50
39 Borobudur, Kraton, Galeri batik 1 0.50
40 Borobudur, Kraton, Kota Gede, Galeri seni, Galeri Batik 1 0,50
41 Borobudur, Kraton, Pasar Ngasem, Vendenburg, Museum 1 0,50
42 Borobudur, Prambanan, Kota Gede 1 0,50
43 Borobudur, Prambanan, Kota Gede, Kraton 1 0,50
44 Borobudur, Prambanan, Kota Gede, Kraton, Bringharjo 1 0,50
45 Borobudur, Prambanan, Kota Gede, Kraton, Merapi 1 0,50
46 Borobudur, Prambanan, Kraton, Bringharjo, Galeri seni 1 0,50
47 Borobudur, Prambanan, Kraton, Galeri batik 1 0,50
48 Borobudur, Prambanan, Pantai 1 0,50
49 Borobudur, Prambanan, Pasar Ngasem 1 0,50
50 Borobudur, Prambanan, Pasar Ngasem, Kraton 1 0,50
51 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Bringharjo 1 0,50
52 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Galeri batik 1 0,50
53 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Merapi 1 0,50
54 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Malioboro 1 0,50
55 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Museum 1 0,50
Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton, 1
56
Malioboro 0,50
57 Borobudur, Prambanan, Wayang Kulit, Ramayana Ballet 1 0,50
58 Borobudur, Ramayana Ballet, Wayang Kulit 1 0,50
59 Borobudur, Taman Sari, Bringharjo 1 0,50
60 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Galeri batik 1 0,50
61 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Malioboro 1 0,50
62 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Malioboro, Bringharjo 1 0,50
63 Borobudur, Taman sari, Kraton, Pasar Ngasem 1 0,50
64 Borobudur, Taman Sari, Merapi 1 0,50
65 Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem, Boko 1 0,50
66 Borobudur, Taman Sari, Merapi 1 0,50
67 Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem, Boko 1 0,50
68 Borobudur, Taman Sari, Merapi 1 0,50
69 Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem, Boko 1 0,50
70 Borobudur, Taman Sari, Merapi 1 0,50
71 Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem, Boko 1 0,50
72 Borobudur, Taman Sari, Merapi 1 0,50
73 Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem, Boko 1 0,50
74 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Malioboro 1 0,50
75 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Ramayana Ballet 1 0,50
TOTAL 200 100
Sumber : Data Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

Data pada tabel 4.14 di atas menunjukkan destinasi wisata yang

direncanakan oleh para wisatawan yang akan dikunjungi di Yogyakarta. Jika

kita lihat komposisi destinasi wisata tersebut, tujuan wisata para wisatawan

ini yang paling banyak adalah Kraton, Borobudur, dan Prambanan. Hal ini

menunjukkan belum maksimalnya potensi wisata di Daerah Istimewa

Yogyakarta. Tujuan wisata yang ingin didatangi masih seputar Sleman dan

Kota Yogyakarta saja dan belum menjangkau daerah – daerah lainya seperti

Kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo.

Untuk itu perlu adanya promosi wisata yang ekstra sehingga potensi

pariwisata DIY dapat berkembang maksimal dan persebaran wisatawan pun

merata di setiap kabupaten. Sehingga, dampak ekonomi pun dapat menyebar

dengan merata ke setiap daerah di DIY.

3) Tempat Wisata yang Telah Dikunjungi di Yogyakarta

Selain tempat yang direncanakan dikunjungi, dalam penellitian ini juga

di tanyakan kepada responden mengenai tempat – tempat wisata yang telah

mereka kunjungi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa salah satu ciri

dari backpacker itu adalah perencanaan yang fleksible. Untuk itu, pertanyaan

ini ditanyakan untuk mengetahui perbedaan antara perencaan dan

pelaksanaan para wisatawan backpacker ini selama kunjunganya di

Yogyakarta.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.15
Data Tempat Wisata Yang telah Dikunjungi Oleh Wisatawan Asing Ala
Backpacker di Yogyakarta
Prosentase
No. Tempat Wisata Frekuensi
(%)
1 2 3 4
1 Kraton 20 10,80
2 Kraton, Taman Sari 18 9,70
3 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton 12 6,50
4 Borobudur, Prambanan, Kraton 11 5,90
5 Borobudur, Prambanan 10 5,40
6 Prambanan 8 4,30
7 Kraton, Taman Sari, Pasar Ngasem 7 3,80
8 Borobudur, Kraton 6 3,20
9 Borobudur 5 2,70
10 Borobudur, Kraton, Galeri batik 4 2,20
11 Borobudur, Prambanan, Merapi 4 2,20
12 Borobudur, Taman Sari, Bringharjo 3 1,60
13 Prambanan, Kraton 3 1,60
14 Prambanan, Taman Sari, Kraton 3 1,60
15 Prambanan, Taman Sari, Malioboro 3 1,60
16 Borobudur, Kota Gede, Kraton 2 1,10
17 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Imogiri 2 1,10
18 Borobudur, Kraton, Kursus memasak, Kursus bahasa 2 1,10
19 Borobudur, Prambanan, Kraton, Malioboro 2 1,10
20 Borobudur, Prambanan, Kursus Batik 2 1,10
21 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Vendenburg 2 1,10
22 Kraton, Malioboro, Wayang Kulit 2 1,10
23 Kraton, Taman Sari, Malioboro 2 1,10
24 Kraton, Universitas batik 2 1,10
25 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem 2 1,10
26 Taman Sari 2 1,10
27 Taman Sari, Malioboro 2 1,10
28 Taman Sari, Pasar Ngasem, Malioboro 2 1,10
29 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Museum, Wayang Kulit 1 0,50
30 Borobudur, Kota Gede, Malioboro 1 0,50
31 Borobudur, Kota Gede, Museum, Wayang Kulit 1 0,50
32 Borobudur, Kraton, Kota Gede, Galeri seni, Galeri Batik 1 0,50
33 Borobudur, Kraton, Museum, Galeri batik 1 0,50
34 Borobudur, Kraton, Ramayana Ballet 1 0,50
35 Borobudur, Kraton, Taman Sari, Pasar Ngasem 1 0,50
36 Borobudur, Kursus Batik 1 0,50
37 Borobudur, Malioboro 1 0,50
commit to user ………………………….
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

Lanjutan …..

1 2 3 4
38 Borobudur, Prambanan, Kota Gede, Kraton 1 0,50
39 Borobudur, Prambanan, Kraton, Malioboro, Museum 1 0,50
40 Borobudur, Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem 1 0,50
41 Borobudur, Prambanan, Pasar Ngasem 1 0,50
42 Borobudur, Prambanan, Pasar Ngasem, Kraton 1 0,50
43 Borobudur, Prambanan, Taman Sari 1 0,50
44 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem, 1
Malioboro 0,50
45 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Vendenburg 1 0,50
46 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton 1 0,50
47 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton, 1
Malioboro 0,50
48 Borobudur, Prambanan,Taman Sari, Kraton, Merapi 1 0,50
49 Borobudur, Ramayana Ballet, Wayang Kulit 1 0,50
50 Borobudur, Taman Sari, Kraton 1 0,50
51 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Galeri batik 1 0,50
52 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Malioboro 1 0,50
53 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Malioboro, Bringharjo 1 0,50
54 Kraton, Malioboro 1 0,50
55 Kraton, Malioboro, Monumen 1 0,50
56 Kraton, Merapi 1 0,50
57 Kraton, Taman Sari, Museum 1 0,50
58 Kraton, Taman Sari, Wayang Kulit 1 0,50
59 Kraton, Taman Sari, Wayang Kulit, Malioboro 1 0,50
60 Kraton, Vendenburg 1 0,50
61 Malioboro 1 0,50
62 Museum 1 0,50
63 Pasar Ngasem 1 0,50
64 Prambanan, Kraton, Bringharjo 1 0,50
65 Prambanan, Kraton, Malioboro 1 0,50
66 Prambanan, Taman Sari 1 0,50
67 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Kota Gede 1 0,50
68 Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton 1 0,50
69 Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem 1 0,50
70 Taman Sari, Pasar Ngasem 1 0,50
TOTAL 186 100
Sumber : Data Hasil Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

Dari sebanyak 200 responden, hanya 186 responden yang memberikan

jawaban tentang destinasi wisata yang telah mereka kunjungi. Responden yang

mengatakan baru mengunjungi Kraton saja menempati urutan pertama yaitu

sebanyak 20 responden (10,80%) Sementara itu di urutan ke dua wisatawan yang

mengatakan telah mengunjungi Kraton dan Taman Sari sebanyak 18 responden

(9,70%). Responden yang telah mengunjungi Borobudur, Prambanan, Taman

Sari dan Kraton sebanyak 12 responden (6,50%). Sedangkan responden yang telah

mengunjungi Borobudur, Prambanan, dan Kraton sebanyak 11 responden (5,90%).

Responden yang mengatakan telah mengunjugi Borobudur dan Prambanan

sebanyak 10 responden (5,40%).

Secara garis besar, tempat wisata yang telah paling banyak dikunjungi

adalah Kraton, Prambanan, Borobudur, dan Taman Sari. Jika kita melihat kembali

pada tabel 4.14 dan 4.15 terdapat sedikit perbedaan dalam perencanaan destinasi

wisata yang kan dikunjungi dan destinasi wisata yang telah dikunjungi. Misalnya

saja dalam perencaan terdapat wisatawan yang menuliskan pantai sebagai salah

satu destinasi wisatanya, akan tetapi dalam tabel 4.15 belum kita temui. Hal lain

adalah dalam perencanaan kunjungan wisata (tabel 4.14) tidak ada wisatawan

yang menuliskan akan mengunjungi universitas batik, akan tetapi pada tabel 4.15

(No.24) kita menemukan ada wisatawan yang mengunjunginya. Beberapa

perbedaan tersebut menunjukan bahwa backpacker mempunyai rencana

perjalanan yang fleksibel, disesuaikan dengan kondisi riil daerah tjuan wisata dan

rekomendasi-rekomendasi yang mereka dapatkan dari wisatawan lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

e. Akomodasi yang Digunakan Selama Perjalanan Wisata di Yogyakarta

Bagian ini digunakan untuk memastikan bahwa mereka yang dijadikan

responden merupakan wisatawan backpacker. Salah satu karakteristik wisatawan

jenis ini adalah menggunakan jenis akomodasi yang murah selama perjalanan

wisata mereka. Berikut ini adalah hasil olahan data tentang jenis akomodasi yang

digunakan oleh para responden :

Tabel 4.16
Data Jenis Akomodasi yang Digunakan oleh Responden selama Kunjungan
Wisata di Yogyakarta
No. Jenis Akomodasi Frekuensi Prosentase
(%)
1 Akomodasi murah seperti : motel, 183 91,5
guesthouse, dll
2 Rumah teman/saudara 7 3,5
3 Hotel Besar 10 5
Total 200 100
Sumber : Data Hasil Penelitian

Lebih dari 90% wisatawan yang dijadikan responden menggunakan

akomodasi murah selama kunjungan wisatanya di Yogyakarta. Sementara itu

sebanyak 10 responden (5%) memilih menggunakan hotel besar dalam kunjungan

wisatanya. Sisanya, yaitu sebanyak 7 responden (3,5%) memilih tinggal di tempat

teman/saudara.

f. Tempat Makan malam dan Makan Siang

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa para wisatawan backpacker

cenderung lebih berinteraksi dengan masyarakat lokal. Mereka lebih banyak

menggunakan fasilitas – fasilitas yang berhubungan dengan masyarakat lokal.

Tentu saja ini berdampak baik terhadap perekonomian masyarakat lokal.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

Salah satu komponen penawaran pariwisata adalah ketersediaan

restoran/tempat makan. Untuk itu, bagian ini ditanyakan kepada para responden

untuk mengetahui tempat makan yang mereka gunakan selama kunjungan wisata

di Yogyakarta. Berikut adalah tabel hasil olahan data tetang restoran/tempat

makan yang mereka gunakan untuk makan malam dan makan siang :

Tabel 4.17
Data Tempat Makan Malam dan Makan Siang yang Digunakan Oleh Para
Wisatawan Asing Backpacker di Yogyakarta
No. Tempat Frekuensi Prosentase
(%)
1 Hotel/Motel/Guesthouse 16 8,0
2 Restoran/kafe 58 29,0
3 Restoran Lokal seperti Warung 126 63,0
Makan, Lesehan, dsb
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian

Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa sebanyak 126 responden atau

sekitar 63% dari responden, mengatakan mereka memilih untuk makan malam

ataupun makan siang di restoran lokal. Sebanyak 58 responden (29%) memilih

untuk makan malam/makan siang di restoran/kafe, dan sisanya sebanyak 16 orang

(8%) memilih makan malam/makan siang di hotel/motel/guesthouse dimana

mereka tinggal selama perjalanan wisata mereka.

g. Sumber Informasi

Untuk bagian sumber informasi ini, ada dua hal yang ditanyakan kepada

responden, yaitu:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

1. Sumber informasi dari mana mereka mengetahui tentang Yogyakarta

Pada bagian ini akan ditanyakan dari mana mereka mengetahui

Yogyakarta. Dari sisni dapat kita jadikan referensi sebagai penyusun promosi

pariwisata Yogyakarta kedepanya. Berikut adalah hasil olahan data tentang

sumber informasi para responden :

Tabel 4. 18
Tabel Sumber Informasi Tentang Yogyakarta
No. Sumber Informasi Frekuensi Prosentase
(%)
1 Guidebook 47 23,5
2 Guidebook, teman/keluarga 39 19,5
3 Teman/Keluarga 30 15,0
4 Internet, Guidebook, 29 14,5
teman/keluarga
5 Internet, Guidebook 16 8,0
6 Internet 11 5,5
7 Majalah, koran, Program TV 7 3,5
8 Agen Travel, Airlines, 2 1,0
Tourism Board
Total 200 100
Sumber : Data Hasil Penelitian

Dari hasil olahan data di atas dapat dilihat bahwa sebesar 23,5% dari para

responden mengetahui tentang Yogyakarta dari guidebook. Sebagian besar dari

mereka menggunakan Lonely Planet.

Selanjutnya sebanyak 19,5% dari para responden mengatakan mereka

mengetahui Yogyakarta dari guidebook dan teman/keluarga. Sementara itu, yang

mengatakan bahwa mereka mengetahui tentang Yogyakarta hanya dari

teman/keluarga saja sebesar 15%. Sebesar 14,5% dari responden mengatakan

mereka mengetahui tentang Yogyakarta dari internet, guidebook, dan

teman/keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

Responden yang mengetahui Yogyakarta hanya dari guidebook dan internet

sebesar 8%. Responden yang mengatakan mengetahui Yogyakarta hanya dari

internet saja sebesar 5,5%. Responden yang mengetahui tentang Yogyakarta dari

majalah, koran, dan program televisi sebesar 3,5%. Selanjutnya responden yang

mengetahui tentang Yogyakarta dari travel agent, airlines, dan tourism board

hanya sebesar 1%.

Dari hasil di atas, dapat kita ketahui bahwa peran dari internet dan

rekomendasi dari teman/keluarga sangat besar. Hal ini dapat dijadikan acuan

dalam penyusunan promosi pariwisata Yogyakarta selanjutnya.

2. Sumber informasi yang mereka gunakan dalam merencanakan/selama

kunjungan wisata mereka di Yogyakarta.

Pada bagian ini telah ditanyakan kepada para responden tentang sumber

informasi yang mereka gunakan untuk merencanakan wisata mereka selama di

Yogyakarta. Dari sini, nantinya dapat kita lihat apa sajakah yang mempengaruhi

para responden dalam menentukan tempat – tempat yang akan dikunjungi selama

mereka di Yogyakarta. Berikut ini adalah olahan data hasil kuisioner dan

wawancara yang telah dilakukan kepada 200 responden.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 19
Data Sumber Informasi yang Digunakan Para Responden Dalam
Merencanakan Tempat – Tempat yang akan Dikunjungi Selama
di Yogyakarta
No. Sumber Informasi Frekuensi Prosentase
(%)
1 Guidebook, rekomendasi 52 26,0
2 Internet, guidebook, rekomendasi 46 23,0
3 Guidebook 40 20,0
4 Internet, guidebook 37 18,5
5 Internet 10 5,0
6 Rekomendasi 7 3,5
7 Airlines, Travel Agent, Tourism 6 3,0
Board
8 Majalah, Koran, Program TV 1 0,5
9 Other 1 0,5
Total 200 100
Sumber : Data Hasil Penelitian

Dari hasil olahan pada tabel 4.19 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian

besar para responden menggunakan lebih dari satu jenis sumber informasi dalam

membuat rencana wisatanya. Sumber informasi yang paling banyak digunakan

oleh para responden adalah guidebook dan rekomendasi, yaitu sebanyak 52 orang

( 26%).

Selanjutnya responden yang menggunakan internet, guidebook, dan

rekomendasi sebanyak 46 orang (23%). Sedangkan responden yang hanya

menggunakan guidebook saja sebanyak 40 orang ( 20%). Sumber informasi

intenet dan guidebook digunakan oleh 37 responden (18,5%).

Responden yang hanya menggunakan internet saja untuk merencanakan

kunjunganya sebesar 10 orang (5%). Sementara yang hanya menggunakan

rekomendasi hanya sebanyak 7 orang (3,5%). Responden yang menggunakan

informasi dari airlines, travel agent dan tourism board sebanyak 6 orang (3%).
commit to user
Untuk responden yang menggunakan majalah, koran, serta program tv sebanyak 1
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

orang (0,5%). Dan untuk responden yang menggunakan sumber informasi lainya

sebanyak 1 orang (0,5%).

c) Opini Responden Terhadap Komponen Penawaran Pariwisata D.I.

Yogyakarta

Pada bagian ini akan disajikan mengenai pendapat para responden terhadap

komponen penawaran pariwisata yang ada di Yogyakarta. Dengan demikian, kita

dapat mengetahui apakah komponen penawaran pariwisata yang ada di

Yogyakarta sudah sesuai dengan harapan para reponden atau belum.

Komponen penawaran pariwisata yang ditanyakan kepada para responden

dibagi kedalam tiga bagian yaitu infrastruktur, atraksi wisata, dan yang terakhir

adalah fasilitas.

a. Infrastruktur

Infrastruktur merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam

sebuah penawaran pariwisata. Infrastruktur ini dibagi lagi menjadi :

1. Bandara (Airport)

2. Stasiun Kereta

3. Terminal/stasiun Bus

4. Jaringan Transportasi Lokal

5. Pelayanan Kesehatan

6. Jaringan Telekomunikasi

7. Listrik

8. Fasilitas Parkir kendaraan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

Berikut adalah data tanggapan responden terhadap komponen infrastruktur

yang ada di D.I. Yogyakarta hasil wawancara dan kuisioner yang telah diolah

dengan SPSS :

a) Bandara (Airport)

Tabel 4.20
Opini Responden Terhadap Bandara di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 19 9,5
2 Bagus 56 28,0
3 Cukup Bagus 40 20,0
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 80 40,0
Total 200 100
Sumber: Data Hasil Penelitian

Dari 200 responden, sebanyak 80 orang (40%) mengatakah mereka tidak tahu

mengenai bandara di Yogyakarta. Hal ini disebabkan mereka tidak menggunakan

pesawat terbang untuk sampai ke Yogyakarta.

Sementara itu sebanyak 56 responden (28%) mengatakan bahwa bandara

Yogyakarta bagus. Sebanyak 40 responden (20%) mengatakan cukup bagus.

Sebanyak 4 responden (2%) mengatakan bandara buruk dan 1 orang (0,5%)

mengatakan bandara di Yogyakarta sangat buruk.

Jika opini responden dikelompokkan dalam 3 opini yaitu bagus

(pengelompokkan dari cukup bagus, bagus, dan sangat bagus),

buruk(pengelompokkan dari buruk dan sangat buruk), dan tidak tahu, maka akan

di dapat hasil seperti diagram di bawah ini :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.21
Opini Responden terhadap Stasiun Kereta di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

b) Stasiun Kereta

Tabel 4.22
Opini Responden Terhadap Stasiun Kereta di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 7 3,5
2 Bagus 59 29,5
3 Cukup Bagus 30 15,0
4 Buruk 5 2,5
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 98 49,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian

Dari responden sebanyak 200 orang, sebanyak 98 orang (49%)

mengatakan tidak tahu mengenai stasiun kereta api. Seperti halnya bandara yang

sudah di bahas di atas, banyaknya alternatif kendaraan yang dapat dipakai untuk

mencapai Yogyakarta membuat para wisatawan punya banyak pilihan.

Sementara itu sebanyak 59 responden (29,5%) mengatakan bahwa stasiun

kereta di Yogyakarta bagus. Responden yang berpendapat bahwa stasiun kereta

di D.I.Yogyakarta sudah cukup bagus sebanyak 30 orang (15%). Sebanyak 5

responden (2,5%) berpendapat bahwa stasiun kereta Yogyakarta buruk. Untuk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

responden yang berpendapat bahwa stasiun kereta di D.I.Yogyakarta sangat

buruk sebanyak 1 orang (0,5%).

Jika opini responden dikelompokkan dalam 3 opini yaitu bagus

(pengelompokkan dari cukup bagus, bagus, dan sangat bagus),

buruk(pengelompokkan dari buruk dan sangat buruk), dan tidak tahu, maka akan

di dapat hasil seperti diagram di bawah ini:

Gambar 4.23
Opini Responden terhadap Stasiun Kereta di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

c) Terminal Bus

Tabel 4.24
Opini Responden terhadap Terminal Bus di D.I. Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 8 4,0
2 Bagus 48 24,0
3 Cukup Bagus 45 22,5
4 Buruk 8 4,0
5 Sangat Buruk 4 2,0
6 Tidak Tahu 87 43,5
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian

Masih seperti dua komponen sebelumnya, di bagian terminal bus ini pun
commit to user
masih didominasi oleh wisatawan yang tidak tahu yaitu sebanyak 87 orang
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

(43,5%). Sebanyak 48 responden (24%) berpendapat bahwa terminal bus di

Yogyakarta bagus. Sementara responden yang berpendapat terminal bus DIY

sudah cukup bagus sebanyak 45 orang (22,5%). Sebesar 4% responden atau

sebanyak 8 orang berpendapat bahwa terminal bus buruk, dan 4 responden (2%)

berpendapat terminal bus masih sangat buruk.

Jika opini responden dikelompokkan dalam 3 opini yaitu bagus

(pengelompokkan dari cukup bagus, bagus, dan sangat bagus),

buruk(pengelompokkan dari buruk dan sangat buruk), dan tidak tahu, maka akan

di dapat hasil seperti diagram di bawah ini:

Gambar 4.25
Opini Responden terhadap Terminal Bus di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

d) Jaringan Transportasi Lokal

Tabel 4.26
Opini Responden Terhadap Jaringan Transportasi Lokal
di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
1 Sangat Bagus 22 11,0
2 Bagus 74 37,0
3 Cukup Bagus 47 23,5
4 Buruk 12 6,0
5 Sangat Buruk 4 2,0
6 Tidak Tahu 41 20,5
Total commit to user 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

Sebanyak 74 responden (37%) berpendapat bahwa LTN (Local

Transportation Network) di D.I.Y sudah bagus. Sementara yang berpendapat LTN

sudah cukup bagus sebanyak 47 responden (23,5%). Sebesar 20,5% dari

responden (41 orang) mengatakan tidak tahu mengenai LTN di DIY.

Responden yang berpendapat LTN di DIY sangat bagus sebanyak 22

orang (11%). Sementara yangberpendapat bahwa LTN di DIY buruk sebanyak 12

orang (6%), dan sisanya sebesar 2% ( 4 orang ) berpendapat LTN di DIY masih

sangat buruk.

Jika di bagi dalam tiga opini, yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu, maka

diperoleh data berikut ini :

Gambar 4.27
Opini Responden terhadap Jaringan Transportasi Lokal di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

e) Pelayanan Kesehatan

Tabel 4.28
Opini Responden Terhadap Pelayanan Kesehatan di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
1 Sangat Bagus 1 0,5
2 Bagus 10 5,0
3 Cukup Bagus 21 10,5
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 3 1,5
6 Tidak Tahu 161 80,5
Total commit to user
200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

Dari data diatas, sebanyak 161 responden mengatakan tidak tahu tentang

pelayanan kesehatan di Yogyakarta. Hal ini disebabkan selama mereka melakukan

kunjungan wisata di DIY mereka belum atau tidak menggunakan jasa pelayanan

kesehatan.

Sementara itu, sebanyak 21 responden (10,5%) mengatakan bahwa

pelayanan kesehatan di DIY sudah cukup bagus. 10 responden (5%) berpendapat

pelayanan kesehatan di DIY bagus, sedangkan reponden yang berpendapat

pelayanan kesehatan sangat bagus hanya 1 responden (0,5%). Responden

yangberpendapat pelayanan kesehatan buruk sebanyak 4 responden (2%), dan

sisanya sebanyak 3 responden (1,5%) berpendapat pelayanan kesehatan di DIY

sangat buruk.

Setelah dilakukan pengelompokan opini ke dalam tiga opini yaitu bagus,

buruk, dan tidak tahu, diperoleh data pada gambar 4.29.

Gambar 4.29
Opini Responden terhadap Pelayanan Kesehatan di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

f) Jaringan Telekomunikasi

Tabel 4.30
Opini Responden Terhadap Jaringan Telekomunikasi
di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 12 6,0
2 Bagus 96 48,0
3 Cukup Bagus 41 20,5
4 Buruk 8 4,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 41 20,5
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian

Dari data di atas (tabel 4.30), dapat diketahui bahwa sebanyak 96 respoden

(48%) berpendapat bahwa jaringan telekomunikasi di DIY sudah bagus.

Sementara sebanyak 41 responden (20,5%) berpendapat jaringan telekomunikasi

di DIY sudah cukup bagus. Sebanyak 41 responden (20,5%) mengatakan tidak

tahu mengenai jaringan telekomunikasi di DIY.

Responden yang berpendapat bahwa jaringan telekomunikasi buruk sebanyak 8

responden (4%), sedangkan sisanya sebanyak 2 responden (1%) berpendapat

bahwa jaringan telekomunikasi di DIY masih sangat buruk.

Setelah dikelompokkan kedalam 3 opini (bagus, buruk, dan tidak tahu), maka

di peroleh data seperti pada gambar 4.31.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.31
Opini Responden terhadap Jaringan Telekomunikasi di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

g) Listrik

Tabel 4.32
Opini Responden Terhadap Jaringan Listrik di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 21 10,5
2 Bagus 71 35,5
3 Cukup Bagus 64 32,0
4 Buruk 28 14,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 14 7,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian

Sebanyak 71 responden (35,5%) berpendapat bahwa jaringan listrik di

DIY sudah bagus. Sedangkan yang berpendapat bahwa jaringan listrtik di DIY

cukup baik sebanyak 64 responden (32%). Responden yang mengatakan bahwa

jaringan listrik di DIY masih buruk sebanyak 28 orang (14%), dan 2 responden

(1%) mengatakan jaringan listrik di DIY masih sangat buruk. Sementara sisnya

sebanyk 14 responden (7%) mengatakan tidak tahu mengenai jaringan listrik di

DIY.

Pengelompokkan opini menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu

commit to user
menghasilkan data pada gambar 4.33.
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.33
Opini Responden terhadap Jaringan Listrik di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

h) Fasilitas Parkir

Tabel 4.34
Opini Responden Terhadap Fasilitas Parkir di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 1 0,5
2 Bagus 18 9,0
3 Cukup Bagus 11 5,5
4 Buruk 7 3,5
5 Sangat Buruk 7 3,5
6 Tidak Tahu 156 78,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian

Sebagian besar responden, yaitu sebanyak 156 responden (78%) mengatakan

tidak mengetahui mengenai keadaan fasilitas parkir di DIY. Sebanyak 18

responden (9%) berpendapat bahwa fasilitas parkir di DIY sudah bagus, dan 11

responden (5,5%) berpendapat bahwa fasilitas parkir di DIY sudah cukup bagus.

Sementara itu, sebanyak 7 responden (3,5%) berpendapat bahwa fasilitas

parkir di DIY masih buruk, sedangkan sisanya sebanyak 7 responden (3,5%)

berpendapat fasilitas parkir masih sangat buruk. Pengelompokkan opini responden

dalam tiga opini yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu menghasilkan data pada

gambar 4.35. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.35
Opini Responden terhadap Fasilitas Parkir di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

i) Kesimpulan opini responden terhadap keadaan infrastruktur di

Yogyakarta

Berikut ini adalah kesimpulan opini responden terhadap infrastruktur di

Yogyakarta. Untuk lebih menyederhanakan, maka opini di bagi kedalam tiga

opini, yaitu :

a) Bagus , yaitu pengelompokan dari opini cukup bagus, bagus, dan sangat

bagus.

b) Buruk, yaitu pengelompokan opini dari buruk dan sangat buruk.

c) Tidak tahu

Tabel 4.36
Opini Responden Terhadap Infrastruktur di Yogyakarta
No. Infrastruktur Opini
Bagus Buruk Tidak tahu
(%) (%) (%)
1 Bandara (Airport) 57,5 2,5 40,0
2 Stasiun Kereta 48,0 3,0 49,0
3 Terminal Bus 50,5 8,0 43,5
4 Jaringan Transportasi 71,5 8,0 20,5
Lokal
5 Pelayanan Kesehatan 16,0 3,5 80,5
6 Jaringan Telekomunikasi 74,5 5,0 20,5
7 Listrik 78,0 15,0 7,0
8 Fasilitas Parkir commit to user
15,0 7,0 78,0
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id

Dari pengelompokan opini pada tabel 4.36 di atas, dapat dilihat bahwa para

wisatawan backpacker di Yogyakarta sebagian besar berpendapat infrastruktur di

Yogyakarta sudah bagus dan tidak ada masalah dengan infrastruktur di

Yogyakarta. Responden yang menyatakan tidak tahu dikarenakan mereka tidak

mengetahui tentang komponen yang ditanyakan atau tidak mau memberikan

tanggapan terhadap komponen yang ditanyakan. Komponen infrastruktur yang

paling banyak mendapat tanggapan bagus dari para responden yaitu listrik

(78,0%), jaringan telekomunikasi (74,5%), jaringan transportasi lokal (71,5) dan

bandara (57,5). Sedangkan komponen yang paling banyak mendapat tanggapan

buruk adalah listrik (15,0%). Komponen yang paling banyak mendapat jawaban

tidak tahu adalah pelayanan kesehatan (80,5%) dan fasilitas parkir (78,0%).

Berikut ini adalah beberapa tanggapan mengenai komponen penawaran

pariwisata infrastruktur oleh para responden :

“Good infrastructure, good stop over city “(Bohm, Lea . 23, Jerman).

“Very nice people, easy to walk arround, feel safe” (Laura Pontoon, 23,
Inggris).

“I Have been 30 years ago here, Things changed very much to the better
end” (Scmidt Arthur, 67, Belanda).

“From tourist point of view, Yogyakarta is easy to acces, communication


is possible as people speak some english. I would recommend it to my
friends.” (Agnes Rethati, 33, Hungaria).

b. Atraksi Wisata

Dalam penelitian ini, juga ditanyakan opini responden terhadap atraksi

pariwisata yang ada di D.I. Yogyakarta. Atraksi wisata ini dibagi menjadi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id

1. Natural Atraction : Beach, mountain,landscape

2. Built Atraction : Modern & Historcal building, Castles, Monument,

Garden & Park.

3. Cultural Atraction : Museums, Theatres, Art & Crafts, festivals,

history, carnivals.

Yogyakarta merupakan tempat yang banyak meninggalkan kesan bagi para

wisatawanya.

Berikut ini adalah data hasil wawancara dan kuisioner dengan para

responden yang telah diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS:

1. Natural Atraction

1.1 Landscape

Tabel 4.37
Opini Responden Terhadap atraksi Wisata “Landscape”
di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 76 38,0
2 Bagus 79 39,5
3 Cukup Bagus 21 10,5
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 4 2,0
6 Tidak Tahu 16 8,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Olahan SPSS

Untuk natural atraction “landscape”, sebanyak 79 responden (39,5%)

berpendapat pemandangan Yogyakarta bagus. Sedangkan yang berpendapat

landscape DIY sangat bagus sebanyak 76 responden (38%).

Responden yang berpendapat landscape di DIY cukup bagus sebanyak 21

responden (10,5%). Selanjutnya commit


sebanyak masing - masing 4 responden (2%)
to user
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id

yang berpendapat bahwa landscape DIY buruk dan sangat buruk. Sementara

sisanya sebesar 16 responden menjawab tidak tahu mengenai landscape di DIY.

Pengelompokkan opini menjadi tiga opini yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu

menghasilkan data pada gambar 4.38.

Gambar 4.38
Opini Responden terhadap Atraksi Wisata “Landscape” di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

1.2 Mountain

Tabel 4.39
Opini Responden Terhadap Atraksi Wisata “Mountain” di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 46 23,0
2 Bagus 84 42,0
3 Cukup Bagus 10 5,0
4 Buruk 2 1,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 56 28,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian

Untuk atraksi wisata alam “mountain”, sebanyak 84 responden (42%)

berpendapat bahwa atraksi wisata alam”mountain‟ di DIY bagus. Sebanyak 46

responden (23%) berpendapat bahwa atraksi wisata “mountain” di DIY sangat

bagus.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id

Responden yang berpendapat bahwa atraksi wisata mountain di DIY cukup

bagus sebanyak 10 orang (5%). Sementara itu, sebanyak masing – masing 2

responden (1%) berpendapat bahwa mountain di DIY buruk dan sangat buruk.

Sisanya sebesar 56 responden (28%) mengatakan tidak tahu mengenai mountain

di DIY. Hal ini dikarenakan merekam tidak atau belum mengunjungi objek wisata

yang bersangkutan, sehingga belum atau tidak dapat memberikan pendapat.

Pengelompokan opini menjadi tiga opini (bagus, buruk, dan tidak tahu)

menghasilkan data pada gambar 4.40.

Gambar 4.40
Opini Responden terhadap Atraksi Wisata “Mountain” di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

1.3 Beach

Tabel 4.41
Opini Responden Terhadap Atraksi Wisata Alam “Beach” di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 9 4,5
2 Bagus 19 9,5
3 Cukup Bagus 13 6,5
4 Buruk 2 1
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 156 78
Total 208 100
Sumber : Data Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id

Dari hasil olahan pada tabel 4.41 di atas, sebagian besar dari para

responden tidak mengetahui tentang wisata alam pantai di DIY. Sebanyak 156

responden (78%) mengatakan mereka tidak mengetahui tentang wisata pantai di

DIY. Wisata pantai di DIY memang tidak cukup terkenal di kalangan wisatawan

asing. Hal ini terlihat dari planning para responden yang hanya sekitar 17

responden yang mencantumkan pantai dalam rencana kunjungan mereka selama

di DIY

Sementara itu, sebanyak 9 responden (4,5%) berpendapat bahwa pantai di

DIY sangat bagus. Sebanyak 22 responden (9,5%) berpendapat bahwa wisata

pantai di DIY bagus, dan sebanyak 13 responden (6,5%) berpendapat wisata

pantai di DIY cukup bagus. Responden yang berpendapat bahwa wisata pantai di

DIY buruk sebanyak 2 responden (1%). Sisanya sebanyak 1 responden (0,5%)

berpendapat bahwa wisata pantai di DIY masih sangat buruk. Gambar 4.42

menunjukkan opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga opini yaitu

bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.42
Opini Responden terhadap Atraksi Wisata Pantai di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id

2. Built Atraction

Built atraction ini terdiri dari beberapa komponen. Berikut adalah data

hasil wawancara dan kuisioner tentang opini para responden terhadap built

atraction yan ditawarkan di DIY.

2.1 Historic and Modern Building

Tabel 4.43
Opini Responden tentang Bangunan bersejarah dan Modern di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 71 35,5
2 Bagus 83 41,5
3 Cukup Bagus 30 15,0
4 Buruk 5 2,5
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 9 4,5
Total 200 100
Sumber: Data Penelitian

Dari 200 wisatawan asing backpacker yang dijadikan sample, sebanyak 83

responden (41,5%) berpendapat bahwa bangunan modern dan sejarah di DIY

bagus. Sementara sebanyak 71 responden (35,5%) berpendapat bangunan –

bangunan modern dn bersejarah di DIY sangat bagus. Responden yang

berpendapat bahwa bangunan modern dan bersejarah di DIY cukup bagus

sebanyak 30 orang (15%).

Dari total 200 responden, sebanyak 5 respoden (2,5%) berpendapat

bangunan – bangunan bersejarah dan modern di DIY buruk. Sebanyak 2

responden (1%) berpendapat bahwa bangunan di DIY sangat buruk, dan sisanya

sebanyak 9 responden (4,5%) mengatakan tidak tahu mengenai historical and

modern building di DIY. Responden yang mengatakan tidak tahu,dikarenakan


commit to user
mereka belum mengunjungi objek – objek wisata terkait. Gambar 4.44
perpustakaan.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id

menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu

bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.44
Opini Responden terhadap Bangunan Bersejarah dan Modern di
Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

2.2 Castles

Tabel 4.45
Opini Responden Tehadap Built Atraction “Castles” di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 51 25,5
2 Bagus 59 29,5
3 Cukup Bagus 18 9,0
4 Buruk 5 2,5
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 66 33,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Dari data olahan hasil wawancara dan kuisioner pada tabel 4.45 di atas,

dapat diketahui bahwa sebanyak 66 responden (33%) mengatakan tidak tahu

tentang built atraction “castles” di DIY. Hal ini dikarenakan mereka tidak

mengunjungi atau belum mengunjungi objek wisata yang bersangkutan.

Sementara itu, sebanyak 51 responden (25,5%) berpendapat bahwa built

atraction “castles” di DIY sangat


commit to user
bagus. Responden yang mengatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

objek wisata “castles” bagus sebanyak 59 responden (29,5%). Sebanyak 5

responden (2,5%) berpendapat bahwa built atraction “castles” di DIY masih

buruk. Sisanya sebanyak 1 orang responden (0,5%) berpendapat “castles” yang

dijadikan objek wisata di DIY masih sangat buruk. Gambar 4.46 menyuguhkan

data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk,

dan tidak tahu.

Gambar 4.46
Opini Responden terhadap Built Attraction “Castels” di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

2.3 Monument

Tabel 4.47
Opini Responden Terhadap Built Atraction Monument di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 30 15,0
2 Bagus 70 35,0
3 Cukup Bagus 37 18,5
4 Buruk 5 2,5
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 56 28,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Dari 200 responden, sebanyak 70 responden (35%) berpendapat bahwa

built atraction “monument” di DIY bagus. Sementara responden yang

commit
berpendapat bahwa atraksi wisata to userbagus sebanyak 30 orang (15%).
ini sangat
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

Responden yang berependapat bahwa atraksi wisata “monument” sudah cukup

bagus sebanyak 37 responden (18,5%).

Sebanyak 5 responden (2%) berpendapat bahwa atraksi wisata

“monument” masih buruk. Sementara sebanyak 2 responden (1%), berpendapat

bahwa atraksi wisata “monument” masih sangat buruk. Sisanya, sebanyak 56

responden (28%) mengatakan tidak tahu mengenai atraksi “monument” di DIY.

Sama seperti sebelumya, responden yang menyatakan tidak tahu dikarenakan

mereka memang tidak merencanakan mengunjungi monumen, atau memang

belum mengunjungi atraksi wisata “monument” di DIY. Gambar 4.48

menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu

bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.48
Opini Responden terhadap Built Attraction “Castels” di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

2.4 Garden & Park

Tabel 4.49
Opini Responden Tehadap Garden & Park yang ada di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 13 6,5
2 Bagus 46 23,0
3 Cukup Bagus 30 15,0
4 Buruk 12 6,0
5 Sangat Buruk 7 3,5
6 Tidak Tahu 92 46,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Sebagian besar dari para responden, yaitu sebnayak 92 responden (46%)

mengatakan tidak tahu tentang ketersediaan Garden & Park di DIY. Sementara

itu sebanyak 46 responden (23%) berpendapat bahwa Garden & Park di DIY

bagus. Responden yang berpendapat bahwa Garden & Park di DIY cukup bagus

sebanyak 30 responden (15%).

Sebanyak 12 responden (6%), berpendapat bahwa Garden & Park di DIY

masih buruk. Sisanya sebesar 7 responden (3,5%) berpendapat bahwa Garden &

Park di DIY masih sangat buruk. Gambar 4.50 menyuguhkan data opini

responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak

tahu.

Gambar 4.50
Opini Responden terhadap Garden & Park di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

2.5 Museum

Tabel 4. 51
Opini Responden Terhadap Objek Wisata Museum di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
1 Sangat Bagus 11 5,5
2 Bagus 56 28,0
3 Cukup Bagus 44 22,0
4 Buruk 21 10,5
5 Sangat Buruk 3 1,5
6 Tidak Tahu 65 32,5
Total 200 100
Sumber: Data Penelitian

Dari hasil olahan pada tabel 4.51 dapat diketahu bahwa sebagian besar

responden yaitu sebanyak 65 responden (32,5%) menyatakan tidak tahu mengenai

museum di Yogyakarta. Sementara itu, sebanyak 56 responden (28%) menyatakan

objek wisata museum di Yogyakarta bagus.

Responden yang berpendapat bahwa objek wisata museum di Yogyakarta

cukup bagus sebanyak 44 responden (22%). Sedangkan responden yang

menyatakan objek wisata museumdi Yogyakarta buruk sebanyak 21 responden

(10,5%). Sebanyak 11 responden (5,5%) menyatakan museum di Yogyakarta

sangat bagus, dan sisanya yaitu sebanyak 3 responden (1,5%) menyatakan

museum di Yogyakarta sangat buruk. Gambar 4.52 menyuguhkan data opini

responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak

tahu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.52
Opini Responden terhadap Garden & Park di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

2.6 Theatres

Tabel 4.53
Opini Responden Terhadap Theathers di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 7 3,5
2 Bagus 37 18,5
3 Cukup Bagus 18 9,0
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 0 0,0
6 Tidak Tahu 134 67,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian

Sama seperti pada poin Garden & Park dan museum, pada poin theatres

sebagian besar dari para responden, yaitu sebanyak 134 responden (67%)

mengatakan tidak mengetahui tentang theatres di DIY. Sedangkan responden

yang berpendapat theatres di DIY bagus sebanyak 37 responden (18,5%).

Responden yang berpendapat theatres di DIY sangat bagus sebanyak 7 responden

(3,5%). Sisanya sebanyak 4 responden (2%) berpendapat bahwa theatres di DIY

masih buruk. Gambar 4.54 menyuguhkan data opini responden yang telah

dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.54
Opini Responden terhadap Theatres di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

2.7 Art & Craft

Tabel 4.55
Opini Responden terhadap Art & Craft di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 67 33,5
2 Bagus 64 32,0
3 Cukup Bagus 36 18,0
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak tahu 28 14,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian

Dari 200 responden, sebanyak 67 orang (33,5%) berpendapat bahwa Art &

Craft di DIY sangat bagus. Sementara sebanyak 64 responden (32%) berpendapat

bahwa Art & Craft di DIY Bagus. Responden yang berpendapat bahwa Art &

Craft di DIY cukup bagus sebanyak 36 responden (18%).

Sebanyak 4 responden (2%) berpendapat bahwa Art & Craft di DIY buruk.

Hanya sebanyak 1 responden (0,5%) berpendapat bahwa Art & Craft di DIY

sangat buruk. Sedangkan sisanya sebanyak 28 responden (14%) mengatakan tidak

tahu mengenai Art & Craft di DIY. Gambar 4.56 menyuguhkan data opini

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id

responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak

tahu.

Gambar 4.56
Opini Responden terhadap Art & Craft di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

2.8 History

Tabel 4.57
Opini Responden Terhadap History di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 66 33,0
2 Bagus 73 36,5
3 Cukup Bagus 26 13,0
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 29 14,5
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian

Dari 200 wisatawan asing backpacker yang dijadikan responden, sebanyak

29 responden (14,5%) mengatakan tidak tahu mengenai sejarah Yogyakarta.

Selanjutnya sebanyak 73 responden (36,5%) berpendapat bahwa sejarah yang ada

di Yogyakarta bagus. Sementara responden yang berpendapat sejarah Yogyakarta

sangat bagus sebanyak 66 responden (33%). Responden yang beranggapan bahwa

sejarah Yogyakarta cukup bagus sebanyak 26 responden (13%).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id

Sejumlah 4 responden (2%) berpendapat bahwa sejarah Yogyakarta buruk.

Sisanya sebanyak 2 responden (1%) berpendapat sejarah Yogyakarta sangat

buruk. Gambar 4.58 menyuguhkan data opini responden yang telah

dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.58
Opini Responden terhadap History di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

2.9 Carnival & Festival

Tabel 4.59
Opini Responden Terhadap Carnival di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 3 1,5
2 Bagus 6 3,0
3 Cukup Bagus 9 4,5
4 Buruk 2 1,0
5 Sangat Buruk 0 0,0
6 Tidak Tahu 180 90,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian

Untuk poin Carnival ini, sebagian besar dari responden yaitu sebanyak

180 responden (90%) mengatakan tidak tahu mengenai carnival. Hal ini dapat

dimaklumi, dikarenakan penelitian ini dilakukan antara bulan Maret – Mei , yang

memang sedang sepi carnival. Sementara responden yang berpendapat bahwa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id

carnival sangat bagus sebanyak 3 responden (1,5%), dan responden yang

berpendapat carnival di Yogyakarta bagus sebanyak 6 responden ( 3%).

Sementara responden yang berpendapat bahwa carnival di DIY cukup

bagus sebanyak 9 orang (4,5%). Sisanya, responden yang berpendapat bahwa

carnival di Yogyakarta buruk sebanyak 2 responden (1%). Tidak satupun dari

responden mengatakan bahwa carnival DIY sangat buruk. Gambar 4.60

menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu

bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.60
Opini Responden terhadap Carnival di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

Tabel 4.61
Opini Responden terhadap Atraksi Wisata Festival di Yogyakarta
Opini Frekuensi Prosentase
No. (%)
1 Sangat Bagus 5 2,5
2 Bagus 11 5,5
3 Cukup Bagus 7 3,5
4 Buruk 1 0,5
5 Sangat Buruk 0 0
6 Tidak Tahu 176 88
Total 200 100
Sumber : Data Olahan SPSS

Sama halnya dengan bagian carnival, untuk festival sebagian besar

responden menjawab tidak tahu, yaitu sebanyak 176 responden (88%). Hal ini

dapt dimaklumi karena waktu ketika penelitian ini dilaksanankan yaitu bulan
commit to user
Maret – Mei, sedang sepi festival.
perpustakaan.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya sebanyak 11 responden (5,5%) berpendapat bahwa festival

yang diadakan di Yogyakarta bagus. Sementara itu, responden yangberpendapat

bahwa festival di Yogyakarta cukup bagus sebanyak 7 responden (3,5%). Sisanya

sebanyak 1 responden (0,5%) mengatakan bahwa festival di Yogyakarta buruk.

Tidak ada satupun dari responden yang berpendapat bahwa festival di Yogyakarta

sangat buruk. Gambar 4.62 menyuguhkan data opini responden yang telah

dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.62
Opini Responden terhadap Festival di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

3. Kesimpulan Opini Responden Terhadap Atraksi Wisata di Yogyakarta

Berikut ini adalah kesimpulan opini responden terhadap atraksi wisata di

Yogyakarta. Untuk lebih menyederhanakan, maka opini di bagi kedalam tiga

opini, yaitu :

a) Bagus , yaitu pengelompokan dari opini cukup bagus, bagus, dan sangat

bagus.

b) Buruk, yaitu pengelompokan opini dari buruk dan sangat buruk.

c) Tidak tahu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.63
Opini Responden Terhadap Infrastruktur di Yogyakarta
No. Atraksi Wisata Opini
Bagus Buruk Tidak tahu
(%) (%) (%)
1 Landscape 88,0 4,0 8,0
2 Mountain 70,0 2,0 28,0
3 Beach 20,5 1,5 78,0
4 Historic & Modern 92,0 3,5 4,5
Building
5 Castles 64,0 3,0 33,0
6 Monument 68,5 3,0 28,0
7 Garden & Park 44,5 9,5 46,0
8 Museum 55,5 12,0 32,5
9 Theatres 31,0 2,0 67,0
10 Art & Craft 83,5 2,5 14
11 History 81,5 3,0 14,5
12 Carnival 9,0 1,0 90,0
13 Festival 11,5 0,5 88
Sumber : Data Penelitian

Dari pengelompokan opini pada tabel 4.63 di atas, dapat dilihat bahwa para

wisatawan backpacker di Yogyakarta sebagian besar berpendapat atraksi wisata di

Yogyakarta sudah bagus. Atraksi wisata yang paling banyak mendapat tanggapan

bagus adalah : Historic & Modern Building, Landscape, Art & Craft, History,

Mountain, monument, castles, dan museum. Atraksi wisata yang paling banyak

mendapat opini buruk adalah museum (12,0%). Atraksi wisata yang paling

banyak mendapat opini tidak tahu dari responden adalah carnival, festival, pantai

dan theatres. Responden yang menyatakan tidak tahu dikarenakan mereka tidak

mengetahui tentang komponen yang ditanyakan atau tidak mau memberikan

tanggapan terhadap komponen yang ditanyakan.

Berikut ini adalah beberapa tanggapan responden mengenai atraksi wisata

yang ada di Yogyakarta :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id

“Very interesting place, will worth visiting, very good also as a basis for
visiting places of interest nearby (especialy borobudur & prambanan)
exelent public transport ( tran Jogja Bus)” (Sibylle Kapferer, 44, Austria)

“Nice city, very good attraction, good transport system” (Alex Little, 23,
Inggris)

“Interesting, cultural and exotic place with very nice natural and historical
places. especially Borobudur”( Nestor Munoz, 28, Spanyol)

“A lot of cultures in and arround the city that is worth visiting and gives a
good idea of the Central Java culture”.( Hiske, 28, Belanda)

c. Fasilitas

Komponen penawaran yang terakhir adalah fasilitas (superstucture).

Fasilitas di sini meliputi ketersediaan akomodasi, transportasi, restoran,

bank/money changer, TIC ( Tourist Information Centre), Retail Outlet, dan

Guide.

Dari bagian ini, nantinya dapat diketahui tanggapan para responden

terhadap penyediaan fasilitas – fasilitas tersebut, sehingga nantinya dapat

dijadikan acuan bagi perbaikan pelayanan pariwisata Yogyakarta. Berikut ini

adalah olahan data hasil wawancara dan kuisioner yang dilakukan terhadap 200

wisatawan asing backpacker yang dijadikan sample penelitian :

1. Akomodasi

Tabel 4.64
Opini Responden Terhadap Akomodasi di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
1 Sangat Bagus 50 25,0
2 Bagus 110 55,0
3 Cukup Bagus 37 18,5
4 Buruk 3 1,5
5 Sangat Buruk 0 0,0
6 Tidak tahu 0 0,0
Total commit to user
200 100,0
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id

Dari 200 wisatawan asing backpacker yang dijadikan responden, sebanyak

110 responden (55,0%) menyatakan bahwa penyediaan akomodasi di Yogyakarta

bagus. Sebanyak 50 responden (25,0%) menyatakan akomodasi di Yogyakarta

sangat bagus. Sementara itu responden yang berpendapat akomodasi yang tersedia

cukup bagus sebanyak 37 responden (18,5%). Sisanya sebanyak 3 responden

(1,5%) menyatakan bahwa akomodasi di Yogyakarta buruk. Gambar 4.65

menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu

bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.65
Opini Responden terhadap Akomodasi di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

2. Transportasi

Pada bagian ini akan ditanyakan kepada para responden tentang alat

transportasi yang disediakan untuk memperlancar dalam menjangkau tempat –

tempat tujuan wisata di DIY. Transportasi yang ditanyakan dalam penelitian ini

meliputi : Trans Jogja, Bus Umum, Alat Transportasi Tradisional, dan Taxi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 114
digilib.uns.ac.id

2.1. Trans Jogja

Tabel 4.66
Opini Reponden Terhadap Bus Trans Jogja
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 31 15,5
2 Bagus 74 37,0
3 Cukup Bagus 11 5,5
4 Buruk 3 1,5
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 79 38,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Sebanyak 79 responden (38.5%) menyatakan mereka tidak mengetahui

tentang trans jogja. Sementara itu, responden yang menyatakan Bus Trans Jogja

sudah bagus sebanyak 74 responden (37,0%). Responden yang menyatakan

bahwa Bus Trans Jogja sangat bagus sebanyak 31 responden (15,5%).

Dari 200 wisatawan asing yang dijadikan responden, sebanyak 11

responden berpendapat bahwa Bus Trans Jogja cukup bagus. Sementara itu,

sebanyak 3 responden (1,5%) menyatakan Bus Trans Jogja buruk, dan sebanyak 2

responden (1,0%) menyatakan Bus Trans Jogja sangat buruk. Gambar 4.67

menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu

bagus, buruk, dan tidak tahu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 115
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.67
Opini Responden terhadap Bus Trans Jogja di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

2.2. Bus Umum

Tabel 4.68
Opini Responden Terhadap Transportasi Bus Umum di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 6 3,0
2 Bagus 43 21,5
3 Cukup Bagus 29 14,5
4 Buruk 10 5,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 110 55,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Dari hasil olahan data di tabel 4.68 di atas, sebagian besar dari responden

yaitu sebanyak 110 orang (55%) mengatakan tidak tahu tentang Bus Umum yang

ada di Yogyakarta. Banyaknya responden yang menyatakan tidak tahu,

dikarenakan mereka tidak menggunakan atau belum menggunakan bus

umum,sehingga belum dapat berpendapat atau menilai.

Responden yang berpendapat bahwa fasilitas bus umum yang ada di DIY

bagus sebanyak 43 responden (21,5%). Sedangkan responden yang berpendapat

fasilitas bus umum sangat bagus sebanyak 6 responden (3%). Responden yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 116
digilib.uns.ac.id

berpendapat bahwa fasilitas bus umum cukup bagus sebanyak 29 responden

(14,5%).

Dari 200 wisatawan asing yang dijadikan responden, sebanyak 11 orang

(5,5%) menyatakan fasilitas bus umum di DIY buruk. Sedangkan responden yang

menyatakan fasilitas bus umum di DIY sangat buruk sebanyak 2 orang (1%).

Gambar 4.69 menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan

menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.69
Opini Responden terhadap Bus Umum di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

2.3. Alat Transportasi Tradisional

Tabel 4. 70
Opini Responden Terhadap Transportasi Tradisional di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 39 19,5
2 Bagus 60 30,0
3 Cukup Bagus 36 18,0
4 Buruk 6 3,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 57 28,5
Total 200 100
Sumber : Data Olahan SPSS

Tabel 4.70 memperlihatkan tanggapan para responden terhadap fasilitas

tranportasi tradisional yang adacommit to user Sebanyak 60 responden (30%)


Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id 117
digilib.uns.ac.id

berpendapat bahwa alat transportasi tradisional di DIY bagus. Sedangkan

responden yang tidak tahu sebanyak 57 responden (28,5%).

Responden yang berpendapat bahwa sarana transportasi tradisional di DIY

cukup bagus sebanyak 36 responden atau sekitar 18%. Sebanyak 8 responden

(4%) berpendapat sara transportasi tradisional di DIY buruk, dan sisanya sebesar

2 responden (1%) berpendapat bahwa sarana transportasi tradisional di DIY

sangat buruk. Gambar 4.71 menyuguhkan data opini responden yang telah

dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.71
Opini Responden terhadap Transportasi Tradisional di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

2.4. Taksi
Tabel 4.72
Opini Responden Terhadap Transportasi Taksi di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 18 9,0
2 Bagus 57 28,5
3 Cukup Bagus 36 18,0
4 Buruk 7 3,5
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 80 40,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 118
digilib.uns.ac.id

Dari data pada tabel 4.72, dapat dilihat bahwa sebanyak 80 responden

(40%) mengatakan bahwa mereka tidak tahu mengenai transportasi taksi di DIY.

Ini dapat disebabkan mereka tidak menggunakan transportasi taksi. Selanjutnya

sebanyak 57 responden (28,5%) mengatakan bahwa transportasi taksi di DIY

sudah bagus.

Responden yang berpendapat bahwa transportasi taksi di DIY cukup bagus

sebanyak 36 responden (18%). Sedangkan sebanyak 8 responden (4%)

berpendapat bahwa transportasi taksi di DIY masih buruk, dan sisanya sebanyak 2

responden (1%) berpendapat bahwa transportasi di DIY sangat buruk. Gambar

4.73 menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga

yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.73
Opini Responden terhadap Transportasi Taksi di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

3. Restoran

Restoran merupakan salah satu komponen pokok penawaran pariwisata.

Berikut ini adalah olahan data hasil wawancara dan kuisioner tentang tanggapan

200 wisatawan asing backpacker yang dijadikan sample terhadap fasilitas dan

ketersediaan restoran/tempat makan di DIY :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 119
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 74
Opini Responden Terhadap Restoran di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 53 26,5
2 Bagus 101 50,5
3 Cukup Bagus 32 16,0
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 8 4,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Dari 200 responden, sebanyak 101 responden (51%) berpendapat bahwa

restoran di DIY bagus. Sedangkan responden yang berpendapat bahwa resyoran di

DIY sangat bagus sebanyak 53 responden (26,5%). Sementara itu, sebanyak 32

responden (16%) berpendapat bahwa restoran/tempat makan yang ada di DIY

sudah cukup bagus.

Sebanyak 8 responden (4%) mengatakan tidak tahu mengenai

restoran/tempat makan di DIY. Responden yang berpendapat bahwa

restoran/tempat makan di DIY buruk sebanyak 4 responden (2%), dan sisanya

sebanyak 2 responden (1%) berpendapat restoran/tempat makan di DIY sangat

buruk. Gambar 4.75 menyuguhkan data opini responden yang telah

dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 120
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.75
Opini Responden terhadap Restoran di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

4. Bank/Money Changer

Salah satu komponen penawaran pariwisata yang penting adalah

ketersediaan bank/money changer. Berikut adalah tanggapan para responden

terhadap ketersediaan bank/money changer di DIY.

Tabel 4.76
Opini Responden Tentang Ketersediaan Bank/Money Changer di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentasi
(%)
1 Sangat Bagus 50 25,0
2 Bagus 82 41,0
3 Cukup Bagus 27 13,5
4 Buruk 1 0,5
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 39 19,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Dari tabel 4.76 di atas, dapat dilihat sebagian besar responden yaitu

sejumlah 82 responden (41%), berpendapat ketersediaan bank/money changer di

DIY bagus. Sedangkan responden yang berpendapat ketersediaan bank/money

changer di DIY sangat bagus sebanyak 50 responden (25%).

Sebanyak 39 responden (19,5%) mengatakan tidak tahu mengenai

commit to yang
bank/money changer di DIY. Responden user berpendapat bahwa bank/money
perpustakaan.uns.ac.id 121
digilib.uns.ac.id

changer di DIY buruk sebanyak 1 responden (0,5%). Hanya satu responden saja

yang beranggapan bank/money changer di DIY sangat buruk. Gambar 4.77

menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu

bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.77
Opini Responden terhadap Bank/Money Changer di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

5. TIC ( Tourist Information Center)

Peran TIC sangat penting bagi sebuah industri pariwisata dan juga bagi

para wisatawan itu sendiri. Walaupun sebagian besar para wisatawan sudah

menggunakan guidebook, akan tetapi terkadang guidebook tidak selalu up to date.

Untuk itu, keberadaan TIC sangat penting dalam sebuah destinasi pariwisata.

Berkut ini olahan data mengenai opini para responden terhadap keberadaan dan

pelayanan TIC di DIY :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 122
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.78
Opini Responden terhadap Tourist Information Centre di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 19 9,5
2 Bagus 48 24,0
3 Cukup Bagus 22 11,0
4 Buruk 41 20,5
5 Sangat Buruk 8 4,0
6 Tidak Tahu 62 31,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian

Dari 200 responden yang diberikan pertanyaan seputar TIC di DIY

sebanyak 62 responden (31%) menyatakan tidak tahu. Menurut mereka, mereka

tidak melihat atau menemukan TIC di DIY. Sebanyak 48 responden (24%)

berpendapat bahwa TIC di DIY bagus, akan tetapi sebanyak 41 responden

(20,5%) menyatakan bahwa di TIC di DIY buruk. Hal ini di dasari atas sulitnya

mereka menemukan TIC.

Responden yang berpendapat TIC di DIY cukup bagus sebanyak 22

responden (11%). Sedangkan yang berpendapat TIC sangat bagus sebanyak 21

responden (10,5%). Sebanyak 9 responden (4,5%) berpendapat bahwa TIC di DIY

sangat buruk. Gambar 4.79 menyuguhkan data opini responden yang telah

dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.

Gambar 4.79
Opini Responden terhadap Tourist Information Centre di Yogyakarta

commit to user
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id 123
digilib.uns.ac.id

6. Retail Outlet

Salah satu komponen dalam penawaran pariwisata adalah tersedianya

retail outlet. Retail outlet dalam bahasa sederhananya adalah tempat belanja yang

memungkinkan para wisatawan untuk membeli souvenir/oleh – oleh dari sebuah

destinasi wisata. Berikut adalah tanggapan responden mengenai keberadaan retail

outlet di DIY:

Tabel 4.80
Opini Responden Terhadap Retail Outlet yang Ada di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 18 9,0
2 Bagus 48 24,0
3 Cukup Bagus 45 22,5
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 83 41,5
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian

Dari data di atas (tabel 4.80), dapat dilihat sebanyak 83 responden (41,5%)

mengatakan tidak tahu mengenai retail outlet di DIY. Sedangakn responden yang

menganggap retail outlet di DIY bagus sebanyak 48 responden (24%).

Responden yang menganggap retail outlet di DIY cukup bagus sebanyak 48

responden (24%). Dari 200 responden, sebanyak 4 responden (2%) berpendapat

retail outlet di DIY buruk,dan sebanyak 2 responden (1%) beranggapan retail

outlet di DIY sangat buruk. Gambar 4.81 menyuguhkan data opini responden

yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 124
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.81
Opini Responden terhadap Retail Outlet di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

7. Guide

Guide juga merupakan unsur yang penting dalam sebuah destinasi wisata.

Kecakapan seorang guide dalam memberikan penjelasan mengenai keberadaan

suatu destinasi akan memberikan kesan tersendiri kepada wisatawan tersebut.

Berikut adalah tanggapan para responden terhadap guide yang ada di tempat –

tempat wisata di DIY.

Tabel 4.82
Opini Responden terhadap Guide di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 20 10,0
2 Bagus 70 35,0
3 Cukup bagus 18 9,0
4 Buruk 3 1,5
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 88 44,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian

Dari 200 responden, sebanyak 88 responden (43.8%) menyatakan tidak

tahu mengenai guide yang ada di DIY. Hal ini dapat diakibatkan karena para

wisatawan backpacker tidak selalu menggunakan guide, untuk menghemat biaya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 125
digilib.uns.ac.id

Sementara itu, sebanyak 70 responden (35%) berpendapat guide di DIY

bagus. Sebanyak 20 responden (10%), menyatakan guide di DIY sangat bagus.

Sedangkan responden yang menyatakan guide di DIY cukup bagus sebanyak 18

orang (9%).

Responden yang berpendapat bahwa guide di DIY buruk sebanyak 3

responden (1,5%). Sedangkan responden yang berpendapat guide di DIY sangat

buruk hanya satu orang responden (0,5%). Gambar 4.83 menyuguhkan data opini

responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak

tahu.

Gambar 4.83
Opini Responden terhadap Guide di Yogyakarta

Sumber : Data Penelitian

8. Kesimpulan Opini Responden Terhadap Fasilitas Pariwisata di

Yogyakarta

Berikut ini adalah kesimpulan opini responden terhadap atraksi wisata di

Yogyakarta. Untuk lebih menyederhanakan, maka opini di bagi kedalam tiga

opini, yaitu :

a) Bagus , yaitu pengelompokan dari opini cukup bagus, bagus, dan sangat

bagus.

commit
b) Buruk, yaitu pengelompokan opinitodari
userburuk dan sangat buruk.
perpustakaan.uns.ac.id 126
digilib.uns.ac.id

c) Tidak tahu.

Tabel 4.84
Opini Responden Terhadap Infrastruktur di Yogyakarta
No. Fasilitas Opini
Bagus Buruk Tidak tahu
(%) (%) (%)
1 Akomodasi 99,0 1,5 0,0
2 Bus Trans Jogja 58,0 2,4 38,5
3 Bus Umum 39,0 6,0 55,0
4 Alat Transportasi Tradisional 67,5 4,0 28,5
5 Taksi 55,5 4,5 40,0
6 Restoran 93,0 3,0 4,0
7 Bank/Money Changer 79,5 1,0 19,5
8 TIC 44.5 24,5 31,0
9 Retail Outlet 55,5 3,0 41,5
10 Guide 54,0 2,0 44,0
Sumber : Data Penelitian

Dari pengelompokan opini pada tabel 4.84 di atas, dapat dilihat bahwa para

wisatawan backpacker di Yogyakarta sebagian besar berpendapat bahwa fasilitas

pariwisata di Yogyakarta sudah bagus. Fasilitas pariwisata yang paling banyak

mendapat tanggapan bagus adalah: Akomodasi, Restoran/Warung, Bank/Money

Changer, Alat transportasi tradisional, Bus Trans Jogja, Taksi, Retail Outlet, dan

Guide. Fasilitas pariwisata yang paling banyak mendapat opini buruk adalah TIC

(24,5%). Fasilitas pariwisata yang paling banyak mendapat opini tidak tahu dari

responden bus umum, guide, retail outlet, dan taksi. Responden yang menyatakan

tidak tahu dikarenakan mereka tidak mengetahui tentang komponen yang

ditanyakan atau tidak mau memberikan tanggapan terhadap komponen yang

ditanyakan.

Berikut ini adalah beberapa tanggapan responden mengenai fasilitas

pariwisata yang ada di Yogyakartacommit


: to user
perpustakaan.uns.ac.id 127
digilib.uns.ac.id

“Yogya is a culturally interesting city where you can easily spend a few nice
days. I enjoyed my stay here. The tourist information could be improved
though. They couldn’t tell us anything besides what we already knew from
our guidebook (Lonely Planet). Information like bus map and timetables
would be very useful. Without it we have to use becak all the time” (Silke,
27, Jerman)

“Yogyakarta is really nice and there is much interesting to do.


Improvement ; Put more english translate expalnation” (Stefan Marche, 35,
Belgia)

“Manageable city, beautiful sights (in and outside city), easy transportation,
cheap accomodation and food. Some of the local try and take advantage of
tourist”( Alex Secora, 28, Amerika)
“Easy to get arround Yogyakarta, but need more information for doing
tourist activities without a travel agency. Example : take a becak to sultan
palace for puppet show. Pay Rp. 10.000,00 for becak and Rp. 17.000,00 for
puppet show and palace. Provide more daytime activity information. Very
friendly people, enjoy our stay” (Aarow Fargo, 33, Amerika).

d) Pola Pengeluaran Wisatawan asing ala Backpacker di Yogyakarta

Dalam penelitian ini, ditanyakan kepada para responden berapa banyak

budget yang mereka siapkan dan alokasi dana mereka. Sehingga, dari alokasi

tersebut nantinya dapat kita lihat bagaimanakah pola penngeluaran para

wisatawan ini. Selanjutnya dapat kita lihat sektor mana saja yang mendapat

alokasi paling besar. Semakin jauh, kita dapat melihat dampaknya terhadap

ekonomi masyarakat lokal DIY.

1) Lama Tinggal (LOS/Length Of Stay)

Setelah dilakukan wawancara dan penyebaran kuisioner kepada 200

wisatawan asing di DIY, di dapatkan data sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 128
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 85
Tabel LOS Wisatawan Asing Ala Backpacker di Yogyakarta
Prosentase
No. Lama Tinggal Frek
(%)
1 < 7 hari 172 86,0
2 7 – 13 hari 21 10,5
3 14– 20 hari 4 12,0
4 21 – 27 hari 3 1,5
4 >27 hari 0 0,0
Total 200 100,0
Rata – rata LOS 4,57 hari
Sumber : Data Penelitian

Dari hasil olahan data yang tersaji dalam tabel 4.85 di atas, dapat kita

lihat bahwa sebagian besar para wisatawan menghabiskan kurang dari 7 hari

untuk berkunjung ke Yogyakarta, yaitu sebanyak 172 responden (86,0%).

Rata – rata lama tinggal para wisatawan asing ala backpacker ini adalah

selama 4,57 hari.

2) Budget

Berikut ini adalah data hasil wawancara dan kuisioner terhadap 200

wisatawan yang telah diolah dengan SPSS :

Tabel 4. 86
Budget Wisatawan Asing Backpacker Selama Kunjungan di Yogyakarta
Prosentase
No. Range Budget Frek
(%)
1 < Rp. 1.000.000 28 14,00
2 Rp. 1.000.000 – < Rp. 2.000.000 131 65,50
3 Rp. 2.000.000 – <Rp. 3.000.000,00 7 3,50
4 Rp. 3.000.000,00 – <Rp. 4.000.000,00 7 3,50
5 Rp. 4.000.000,00 – <Rp.5.000.000,00 7 3,50
6  Rp. 5.000.000,00 5 2,50
Total 185 100
Rata – Rata Budget Rp. 1,655,890,00.
Sumber : Data Penelitian

Dari sebanyak 200 responden, hanya sebanyak 185 responden yang


commit
menuliskan budget mereka selama to user
di DIY. Para responden agak kesulitan dalam
perpustakaan.uns.ac.id 129
digilib.uns.ac.id

menuliskan budget mereka, karena mereka mengaku tidak begitu memperhatikan

masalah budget.

Olahan data pada tabel 4.86 di atas, manyajikan bahwa sebagian besar

alokasi budget berkisar antara Rp.1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00 yaitu sebanyak

65,50%. Sedangkan rata – rata budget para wisatawan asing para backpacker ini

adalah sebesar Rp. 1,655,890,00.

Berikut ini adalah alokasi budget para responden selama perjalanan wisata

di Yogyakarta :

i. Akomodasi

Tabel 4.87
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk Akomodasi
selama di Yogyakarta
Prosentase
No. Range budget Frek
(%)
1 < Rp. 100.000,00 6 3,0
2 Rp. 100.000 – < Rp. 500.000 130 65,0
3 Rp. 500.000 – < Rp.1.000.000 32 16,0
4 Rp. 1.000.000 – < Rp. 1.500.000 7 3,5
5 Rp. 1.500.000 – < Rp. 2.000.000 1 0,5
6  Rp. 2.000.000 1 0,5
Total 177 100,0
Rata – rata budget yang dihabiskan Rp. 435,056.50
Sumber : Data Penelitian

Dari tabel 4.87 di atas dapat dilihat bahwa dari 200 responden sebanyak 177

responden yang menjawab alokasi budget yang mereka habiskan untuk

akomodasi. Sebagian besar reponden, yaitu sebanyak 130 orang (65%)

menghabiskan budget untuk akomodasi antara Rp.101.000,00 – Rp. 500.000,00.

Rata – rata budget yang mereka habiskan untuk akomodasi adalah sebesar Rp.

435,056.00.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 130
digilib.uns.ac.id

ii. Berbelanja (Shopping)

Tabel 4.88
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk Shopping selama di
Yogyakarta
Prosentase
No. Budget Frek
(%)
1 < 100.000 11 5,5
2 100.000 – < 500.000 89 44,5
3 501.000 – < 1.000.000 9 4,5
4 1.001.000 – < 1.500.000 3 1,5
5  1.500.0000 2 1,0
Total 114 100
Rata – Rata budget Rp. 317,831.86
Sumber : Data Penelitian

Pada tabel 4.88 di atas, dapat dilihat bahwa dari 200 responden sebanyak

114 responden yang menjawab mengenai alokasi budget mereka untuk berbelanja.

Sebagian besar dari responden, yaitu sebanyak 89 responden (44,5%) menyatakan

menghabiskan budget antara 100.0000 – 500.000 untuk berbelanja selama

kunjungan wisata di Yogyakarta. Rata – rata budget yang dihabiskan untuk

berbelanja adalah sebesar Rp. 317,831.00.

iii. Food & Beverages

Tabel 4.89
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk Food & Beverages
selama di Yogyakarta
Prosentase
No. Budget Frek
(%)
1 < 100.000 2 1,0
2 100.000 – < 500.000 151 75,5
3 500.000 – < 1.000.000 24 12,0
4 1.000.000 – < 1.500.000 6 3,0
5  1.500.0000 0 0,0
Total 183 100
Rata – Rata budget Rp. 368,661.20
Sumber : Data Penelitian

Data pada tabel 4.89 di atas memperlihatkan budget para responden untuk
commit to user
food & beverages. Dari 200 responden, sebanyak 183 responden yang menjawab
perpustakaan.uns.ac.id 131
digilib.uns.ac.id

pertanyaan tentang budget untuk makanan & minuman selama kunjungan di

Yogyakarta.

Sebanyak 151 responden (75,5%) menyatakan menghabiskan budget antara

100.000 – 500.000 untuk food & beverages selama kunjungan di Yogyakarta.

Rata – rata budget yang dihabiskan adalah Rp. 368.661,00.

iv. Sightseeing

Tabel 4.90
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk Sightseeing selama
di Yogyakarta
Prosentase
No. Budget Frek
(%)
1 < 500.000 149 74,5
2 500.000 – < 1.000.000 31 15,5
3 1.000.000 – <1.500.000 3 1,5
4  1.500.000 0 0,0
Total 183 100
Rata – Rata budget Rp. 378,989.07
Sumber : Data Penelitian

Tabel 4.92 di atas menyajikan budget para wisatawan asing ala backpacker

untuk sightseeing (jalan – jalan) selama kunjungan wisata di Yogyakarta.

Sebagian besar para responden, yaitu sebanyak 149 orang (74,5%) menghabiskan

kurang dari Rp. 500.000,00 untuk sightseeing. Rata – rata budget yang dihabiskan

adalah sebesar Rp. 378,989.00.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 132
digilib.uns.ac.id

v. Transportasi

Tabel 4.91
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk transportasi selama
di Yogyakarta
Prosentase
No. Budget Frek
(%)
1 < 100.000 45 22,5
2 100.000 – <500.000 121 60,5
3 500.000 – < 1.000.000 10 5,0
4 1.000.000 – <1.500.000 1 2,0
5  1.500.000 0 0,0
Total 177 100
Rata – Rata budget Rp. 160,288.89
Sumber : Data Penelitian

Tabel 4.91 di atas menyajikan budget yang dihabiskan para responden untuk

transportasi selama kunjungan wisata di Yogyakarta. Sebagian besar responden

yaitu sebanyak 121 orang (60,5%) menyatakan mereka mengahbiskan budget

antara Rp. 100.000,00 – Rp. 500.000,00. Rata – rata budget yang dihabiskan

adalah sebanyak Rp. 160,288.00

vi. Entertainment

Tabel 4.92
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk Entertainment
selama di Yogyakarta
Prosentase
No. Budget Frek
(%)
1 < 100.000 15 7,5
2 100.000 – < 500.000 54 27,0
3 501.000 – < 1.000.000 4 2,0
4 1.001.000 – < 1.500.000 0 0,0
5  1.500.000 0 0,0
Total 73 100
Rata – Rata budget Rp. 180,625.00
Sumber : Data Penelitian

Dari 200 responden hanya sebanyak 73 responden yang menuliskan budget

untuk entertainment. Sebanyak 54 responden (27%) menyatakan budget untuk


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 133
digilib.uns.ac.id

entertainment selama di Yogyakarta antara Rp. 100.000,00 – Rp. 500.000,00.

Rata – rata budget untuk entertainment sebanyak Rp. 180.625,00.

vii. Budget untuk Lain – lain

Tabel 4.93
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk lain – lain
selama di Yogyakarta
Prosentase
No. Budget Frek
(%)
1 < 100.000 25 12,5
2 100.000 – < 500.000 51 25,5
3 500.000 – < 1.000.000 2 1,0
4 1.000.000 – < 1.500.000 0 0
5  1.500.000 0 0
Total 78 100
Rata – Rata budget Rp. 150,407.89
Sumber : Data Penelitian

Tabel 4.93 di atas menyajikan data budget para wisatawan untuk lain – lain.

Dari 200 responden hanya 78 responden yang menuliskan budget untuk lain –

lain. Sebanyak 51 responden (25,5%) menyatakan menghabiskan budget antara

Rp. 100.000,00 – Rp. 500.000,00. Sementara itu, rata – rata budget untuk lain –

lain adalah sebesar Rp. 150.407,00.

3) Expenditure Pattern (Pola Pengeluaran)

Pada bagian ini akan diulas mengenai hasil olahan data tentang alokasi dana

para wisatawan asing yang dijadikan responden dalam penelitian ini. Kepada para

responden ditanyakan berapa yang mereka habiskan atau alokasikan dari budget

mereka untuk akomodasi, belanja, makanan & minuman, jalan – jalan,

transportasi, hiburan, dan lain – lain. Berikut adalah hasil olahan data wawancara

dan kuisioner yang telah diolah dengan SPSS :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 134
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.94
Rata – rata Prosentase Pola Pengeluaran Wisatawan Asing Ala
Backpacker di Yogyakarta
Prosentase
No. Jenis Pengeluaran
(%)
1 Akomodasi 25,22
2 Shopping 9,48
3 Food & Beverages 22,56
4 Sightseeing 26,47
5 Transportasi 9,16
6 Entertainment 3,58
7 Others 3,53
Total 100,00
Sumber : Data Penelitian

Tabel 4.94 di atas, adalah rata – rata prosentase budget yang dihabiskan oleh

wisatawan asing ala backpacker selama kunjunganya di Yogyakarta. Prosentase

paling besar ditempati oleh sightseeing atau jalan – jalan mengunjungi objek –

objek wisata yang ada di Yogyakarta. Untuk seigthseeing, rata – rata budget yang

dikeluarkan adalah sebesar 26,47% dari total budget.

Posisi kedua ditempati oleh sektor akomodasi. Para wisatawan asing ala

backpacker ini rata – rata menghabiskan sebesar 25,22% dari budget mereka

untuk membayar akomodasi selama di Yogyakarta. Untuk food & beverages

menempati posisi ketiga yaitu rata – rata para wisatawan menghabiskan 22,56%

dari budget mereka.

Shopping menempati urutan ke empat dengan rata – rata prosentase sebesar

9,48% dari total budget. Sementara untuk transportasi, rata – rata para responden

menghabiskan sebesar 9,16% dari total budget mereka. Sedangkan untuk

entertainment sebesar 3,58% dan untuk budget lain – lain sebesar 3,53%.

Jika kita bandingan dengan tabel perbedaan pola pengeluaran antara


commit to user
wisatawan backpacker dan konvensional dalam Ian dan Musa (2005), maka
perpustakaan.uns.ac.id 135
digilib.uns.ac.id

terdapat perbedaan pola pengeluaran backpacker di Yogyakarta dengan

wisatawan backpacker pada umumnya. Wisatawan backpacker di Yogyakarta

tidak fokus pada wisata belanja, akan tetapi mereka lebih banyak menghabiskan

uangnya untuk wisata budaya (sightseeing).

Tabel 4.95
Perbedaan Pola Konsumsi Antara Wisatawan Backpacker di Yogyakarta
dan Wisatawan Backpacker Pada Umumnya
Keterangan Wisatawan Backpacker Wisatawan Backpacker
Yogyakarta Pada Umumnya
(%) (%)
Accomodation 25,22 15,6
Local transportation 9,16 11,7
Food and beverages 22,56 25,7
Shopping 9,48 38,2
Sightseeing 26,47 -
Entertainment 3,58 -
Others 3,53 8,8
Total 100 100
Sumber : Uncovering International Backpacker to Malaysia (2005) & Data
Skripsi
e) Keinginan Responden untuk Merekomendasikan dan Mengunjungi

Kembali Yogyakarta.

Melihat peran rekomendasi yang besar dalam mendatangkan wisatawan ke

sebuah destinasi wisata, maka dalam penelitian ini juga ditanyakan kepada para

responden apakah mereka mau merekomendasikan DIY ke teman/kerabat mereka.

Selain itu juga ditanyakan apakah mereka akan mengunjungi kembali DIY.

Berikut olahan data dengan menggunakan SPSS :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 136
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.96
Data Keinginan Para Responden Untuk Kembali Mengunjungi Yogyakarta
No. Keterangan Frekuensi Prosentase
(%)
1 Ya 98 49,0
2 Tidak 102 51,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Data pada tabel 4.96 di atas menunjukan bahwa sebanyak 98 responden

(49.0%) mengatakan akan mengunjungi kembali D.I. Yogyakarta suatu saat nanti.

Sedangkan sebanyak 102 responden (51.0%) mengatakan mereka tidak akan

mengunjungi D.I.Yogyakarta kembali. Hal tersebut dikarenakan mereka akan

lebih memilih mengunjungi tempat yang belum pernah mereka kunjungi dari pada

mengunjungi tempat yang sama berkali kali.

Tabel 4.97
Data Kesediaan Wisatawan Untuk Merekomendasikan Yogyakarta Sebagai
Salah Satu Destinasi Pariwisata Terbaik di Indonesia
No. Keterangan Frekuensi Prosentase
(%)
1 Ya 183 91,5
2 Tidak 17 8,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian

Dari sebanyak 200 responden, ketika ditanya apakah akan

merekomendasikan D.I.Y sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia

sebanyak 183 responden (91,5%) mengatakan mereka akan merekomendasikan

DIY. Sedangkan sebanyak 17 responden (8,5%) menyatakan tidak akan

merekomendasikan DIY. Hal ini didasari mereka yang belum banyak

mengunjungi destinasi – destinasi yang ada di Indonesia, sehingga belum dapat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 137
digilib.uns.ac.id

memutuskan. Alasan lain adalah menurut responden DIY belum masuk dalam

kategori destinasi wisata terbaik di Indonesia.

f) Pendapat Umum Responden Mengenai Pariwisata di Daerah Istimewa

Yogyakarta

Dalam penelitian ini, ditanyakan kepada responden mengenai pendapat

umum mereka seputar pariwisata di DIY. Hal ini dimaksudkan untuk dapat

menyaring saran, kesan, dan pesan dan juga komplain para wisatawan mengenai

kepariwisataan DIY. Hingga nantinya, dapat dijadikan acuan bagi pemerintah

untuk memperbaiki komponen – komponen penawaran pariwisata yang dinilai

belum baik dan menciptakan kenyamanan bagi para wisatawan.

Dari rangkuman pendapat umum para responden, dapat dikategorikan

menjadi dua hal, yaitu tentang kesan dan yang kedua adalah saran/keluhan tentang

pariwisata DIY. Berikut adalah ulasan mengenai pendapat umum para responden

di DIY.

a. Hal – hal yang menarik bagi responden

Dari opini yang telah di sampaikan oleh responden, terdapat beberapa hal

yang menarik dari D.I.Yogyakarta bagi para wisatawan. Hal – hal tersebut adalah:

1) Budaya dan Kesenian

Hal yang membuat banyak wisatawan asing terkesan adalah budaya yang

dimiliki oleh D.I. Yogyakarta. Budaya Jawa yang masih kental, dan kebudayaan

kraton yang masih tetap hidupp merupakan daya tarik tersendiri bagi para

wisatwan. Berikut ini adalah beberapa opini responden yang mengomentari

tentang budaya yang ada di D.I. Yogyakarta :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 138
digilib.uns.ac.id

“Interesting, cultural and exotic place with very nice natural and
historical places. especially Borobudur “.(Neztor Munoz, 28 tahun,
Spanyol)

“A lot of cultures in and arround the city that is worth visiting and gives
a good idea of the Central Java culture”.(Hiske, 28 tahun, Belanda).

“I’ve been in Bali before but Yogyakarta has surprised me. It’s
wonderful. People are really friendly and the city still has its traditional
space combined with a the modern facilities” ( Gisela Serraw, 27 tahun,
Spanyol).

“Nice combination of modern and historical cultural city”. (Nathalie, 27


tahun, Jerman)

“Amazing history and culture.”(Jack, 22 tahun, Ireland)

“I like Kraton and Prambanan visits, very interesting as history and


culture from other country. People are smiling a lots and very greatful. I
will need to think about the characteristic of athmosphere of the city :
quite versus stress.”(Sallus Laurent, 26 tahun, Belgia)

“I always enjoy visiting Central Java expecially Yogyakarta.” (J.F


Limahelu, 75 tahun, Belanda)

2) Keramahan Penduduk Lokal (Friendly People)

Hal lain yang membuat para wisatan terkesan dengan D.I.Yogyakarta adalah

keramahan masyarakat lokal. Masyarakat lokal yang ramah membuat mereka

nyaman dan merasa aman, terutama untuk para wisatawan wanita. Berikut ini

adalah beberapa opini mengenai kesan para wisatawan terhadap penduduk lokal

Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Very nice people, easy to walk arround, feel safe.” (Laura Pontoon,
21 tahun, Inggris).

”I am love here. The people are very friendly and I feel very safe. I’m
also enjoying the food. Thank
commit you.” (Nevenka Ristie, 29 tahun,
to user
Afrika Selatan)
perpustakaan.uns.ac.id 139
digilib.uns.ac.id

“I have Just only arrived, so far this seems like a nice place with
many interesting sites and friendly people.” (Francesco, 26 tahun,
Italia).

“Nice city, nice people.” (Marja de Hoop, 27 tahun, Belanda)

“Nice people made this city nice.” (Tjardo Schouten, 23 tahun,


Belanda)

3) Akses Transportasi yang Mudah dan Akomodasi yang Murah

Dalam opininya, para responden juga menyoroti aksesibilitas serta

akomodasi yang murah di DIY. Sebagian besar para responden mengatakan

bahwa sistem transportasi di DIY sangat bagus dan memudahkan mereka

dalam melakukan kunjungan wisata. Peran Trans Jogja sangat besar dalam hal

ini, karena dengan bus Trans Jogja ini, wisatawan asing akan dengan mudah

mencapai objek – objek wisata di Yogyakarta dan tentu saja dengan biaya yang

murah.

Selain itu para responden juga sangat senang dengan banyaknya tersedia

akmodasi yang murah dalam berbagai pilihan. Sehingga mereka dapat memilih

tempat menginap sesuai dengan keinginan mereka Berikut adalah beberapa

opini mengenai sistem transportasi dan ketersediaan akomodasi murah di

Yogyakarta.

“Very interesting place, will worth visiting, very good also as a basis for
visiting places of interest nearby (especialy borobudur & prambanan)
exelent public transport ( Trans Jogja Bus).”( Sibylle Kapferer, 44 tahun,
Austria)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 140
digilib.uns.ac.id

“From tourist point of view, Yogyakarta is easy to acces communication is


possible as people speak some english. I would recommend it to my
friends”(Agnes Rethati, 33 tahun, Hungaria).

”Nice city, very good attraction, good transport system”.(Alek Little, 23


tahun, Inggris)

“Nice city, pretty clean, easy to get arround.”(Renate Beyer, 24 tahun,


Amerika)

“Manageable city, beautiful sights (in and outside city), easy


transportation, cheap accomodation and food. Some of the local try and
take advantage of tourist.”(Alex Secora, 28 tahun, Amerika)

“Nice and Lively city annoying batik salesman though borobudur =


beautiful. A lots of accomdations for tourist = good.”(Annelien Moret, 25
tahun, Belanda)

“It is felt of interesting things to see, to do, nice


accomodation.”(Gwendoline Deneckere, 28 tahun, Belgia)

“Good infrastructure, good stop over city.”(Bohm, Lea, 26 tahun, Jerman)

4) Suasana Kota Yang Nyaman

Hal lain yang membuat para wisatawan senang dengan pariwisata DIY adalah

suasana kota yang nyaman dan relatif bersih. Berikut adalah beberapa tanggapan

para responden mengenai keadaan kota Yogyakarta :

“Nice city and good place to go exploring borobudur & prambanan.”


(Juliette, 23 tahun, Prancis)

“Beautiful and Clear City”.( Nils Massaid, 28 tahun, Jerman)

“Very interesting and clean city.” (Aline, 37 tahun, Prancis)


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 141
digilib.uns.ac.id

“Very Lively and Friendly city.” (Alexander Weber, 28 tahun, Jerman)

“Very nice city, better than Jakarta.” (Maece, 28 tahun, Belanda)

b. Hal – hal yang Menganggu kenyamanan Wisatawan

Dalam general opinion yang dituliskan para responden, ditulis pula

mengenai hal – hal yang menganggu mereka selama kunjungan wisata di

Yogyakarta. Ada pula beberapa saran yang coba mereka berikan menyangkut

tourism industri di Yogyakarta.Setelah dirangkum, terdapar beberapa poin yang

menganggu kenyamanan para wisatawan asing ini selama di Yogyakarta, yaitu :

1. Pedangang batik dan Tukang Becak yang Kurang Bersahabat

Meskipun para wisatawan menganggap bahwa penduduk lokal ramah dan

menyenangkan, hal itu tidak berlaku pada tukang becak dan para pemilik toko

batik. Seperti misalnya mereka tidak di antar ke tempat tujuan mereka , malah

justru ke toko batik, dan di paksa membeli dengan harga yang mahal. Pra tukang

becak ini nantinya akan mendapat komisi dari penjual batik tersebut. Hal – hal

semacam inilah yang membuat wisatawan tidak nyaman. Berikut beberapa opini

mengenai komplain mereka terhadap tukang becak dan pemilik toko batik :

“Very nice here, traditional impressions but batik Art seller are not
telling the truth.” (Christine Munch, 24 tahun, Jerman)

“Too much liar and scams, sell lots of same same same, we can not
trust in anyone But people are friendly and nice”. (Marus Furrer, 28
tahun, Switzerland)

“Nice city, friendly peole, but some sellers want to cheat on the
tourist.”(Kristina, 24 tahun, Jerman)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 142
digilib.uns.ac.id

“Very nice and interesting city, but to much people on the street who
want to sell something to you, or to offer you transport. Sometimes
really exhoosting for a western european to be spoken at every corner
from people who want to talk to you or to sell you something. We are
simply not used to that”.( Verena Scgaffer, 36 tahun, Austria)

“Only problem for travellers in Yogya is that it is hard to ask for


direction, because the person you ask may take you to gallery or
smething instead of where you want to go. But I like it here very much
overall and will came back soon.” ( Gwendalen Hare, 25 tahun,
Amerika)

2. Informasi Seputar Pariwisata yang Kurang

Hal lain yang membuat para wisatawan kurang nyaman adalah minimnya

informasi wisata yang dapat mereka temukan ketika di destinasi wisata. Peran

TIC di sini sangat besar sekali. Beberapa wisatawan mengeluhkan tidak dapat

menemukan TIC ketika berada di Yogyakarta. Adapula yang mengeluhkan TIC

tidak memberikan informasi yang berarti selain sama dengan apa yang mereka

baca di guidebook.

Selain hal di atas, beberapa wisatawan juga mengeluhkan kurang jelasnya

direction dalam bahasa inggris. Wisatawan juga menginginkan informasi yang

jelas mengenai rute dan jadwal bis berkut dengan tarif yang jelas, sehingga

mereka tidak tertipu dengan para tukang becak. Berikut ini beberapa saran yang

wisatawan tuliskan dalam opini mereka tentang informasi kepariwisataan di DIY :

“Yogya is a culturally interesting city where you can easily spend a few
nice days. I enjoyed my stay here. The tourist information could be
improved though. They couldn’t tell us anything besides what we
already knew from our guidebook (Lonely Planet). Information like bus
map and timetables would be very useful. Without it we have to use
becak all the time” (Silke, 27 Tahun, Jerman)

“Easy to get arround Yogyakarta,


commit to user
but need more information for doing
tourist activities without a travel agency. Example : take a becak to
perpustakaan.uns.ac.id 143
digilib.uns.ac.id

sultan palace for puppet show. Pay Rp. 10.000,00 for becak and Rp.
17.000,00 for puppet show and palace. Provide more daytime activity
information. Very friendly people, enjoy our stay.” (Aarow Fargo, 33
tahun, Amerika)

“More english introduction is needed.” (Celina, 30 tahun, Taiwan)

“Java people are friendly! Sight interesting – lots of history + culture.


Tourist info point not very visible on Jl. Malioboro. Double entrance to
Kraton and lack of info on shows not great, but gamelan and puppet
lovely !!” ( Claudia, 23 tahun, Inggris)

Walaupun terdapat banyak keluhan, secara keseluruhan para wisatawan ini

relatif dapat menikmati ketika berada di DIY. Akan tetapi, keluhan – keluhan di

atas dapat dijadikan bahan introspeksi bagi pelayanan pariwisata di DIY. Hingga

akhirnya wisatawan yang datang akanmerasa nyaman, dan akan mempromosikan

DIY.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 144
digilib.uns.ac.id

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari analisis data dan pembahasan pada BAB IV sebelumnya, kesimpulan

yang di dapat adalah sebagai berikut :

1 Wisatawan asing backpacker di Yogyakarta di dominasi oleh wanita yaitu

sebanyak 56% dengan range umur antara 20 -30 tahun (69%). Latar belakang

pekerjaan di dominasi oleh pelajar/mahasiswa (22,5%) dan tingkat

pendidikan paling banyak adalah S1 (45,5%). Para wisatawan backpacker ini

didominasi dari wisatawan Eropa yaitu Belanda (29%), Jerman (14%), dan

Prancis (10,5%).

2 Para wisatawan sebagian besar melakukan perjalanan wisata dengan

teman/patner (65%). Kunjungan ke Yogyakarta sebagian besar merupakan

kunjungan yang pertama (91,5%).

3 Selama berada di Yogyakarta, jenis transportasi yang paling banyak

digunakan adalah Trans Jogja (28%), becak (18,5%), dan taxi (18,5%). Para

wisatawan backpacker ini sebagian besar sedang melakukan rangkaian wisata

mengunjungi Indonesia (56,5%).

4 Sumber informasi para responden untuk mengetahui tentang Yogyakarta

sebagian besar dari guidebook (23,5%), guidebook & rekomendasi

teman/keluarga (19,5%), dan internet, guidebook, dan rekomendasi

teman/keluarga (14,5%).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 145
digilib.uns.ac.id

5 Sementara sumber informasi yang digunakan dalam merencanakan perjalanan

wisata selama di Yogyakarta sebagian besar responden menggunakan

guidebook & rekomendasi (26%). Responden yang menggunakan internet,

guidebook, dan rekomendasi (23%), guidebook saja (20%), internet dan

guidebook (18,5%).

6 Tujuan Wisata para wisatawan ini ketika di Indonesia masih di dominasi oleh

Bali (38,26%), Lombok (10,74%) dan Pulau Jawa (8,39%). Tujuan wisata

utama ketika berada di Yogyakarta adalah Kraton Yogyakarta (24,04%),

Borobudur (23,63%), dan Prambanan (20,05%).

7 Rata – rata lama tinggal para wisatawan di Yogyakarta selama 4.57 hari.

Para wisatawan backpacker sebagian besar memilih tinggal di akomodasi

yang murah (91,5%). Para backpacker ini juga lebih memilih menggunakan

restoran lokal/warung untuk makan selama kunjungan wisatanya di

Yogyakarta (63%).

8 Rata – rata budget para wisatan ini adalah Rp. 1,655,890,00. Berikut ini tabel

Pola Pengeluaran Wisatawan Asing Ala Backpacker di Yogyakarta:

Tabel 5.1
Pola Pengeluaran Wisatawan Asing Ala Backpacker di Yogyakarta
Prosentase
No. Jenis Pengeluaran
(%)
1 Akomodasi 25,22
2 Shopping 9,48
3 Food & Beverages 22,56
4 Sightseeing 26,47
5 Transportasi 9,16
6 Entertainment 3,58
7 Others 3,53
Total 100,00
Sumber : Data Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 146
digilib.uns.ac.id

9 Wisatawan asing backpacker di Yogyakarta mempunyai pola pengeluaran

yang berbeda dengan wisatawan backpacker pada umumnya, yang tercantum

dalam penelitian Lee Tze Ian and Ghazali Musa, (2005). Wisatawan

backpacker di Yogyakarta tidak fokus pada wisata belanja, akan tetapi wisata

budaya.

10 Hal – hal yang menarik bagi para wisatwan yang berkunjung ke Yogyakarta

adalah ;

a) Budaya dan Kesenian

b) Keramahan Masyarakat

c) Transportasi dan akomodasi yang mudah dan murah.

d) Kota yang nyaman dan aman

11 Hal – hal yang membuat ketidaknyamanan para wisatawan selama di

Yogyakarta adalah :

a) Tukang becak dan pedangan batik yang suka memaksa dan membohongi

para wisatawan.

b) Informasi yang kurang lengkap di Yogyakarta.

B. KENDALA PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menemukan beberapa kendala

yaitu :

1. Tidak adanya data yang pasti mengenai keberadaan backpacker di

Indonesia, terutama di Yogyakarta.

2. Keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh penulis.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 147
digilib.uns.ac.id

3. Pengambilan sample dilakukan pada bulan Maret – Mei, yang merupakan

low season, sehingga penulis sedikit menemui kesulitan untuk mencari

responden.

C. SARAN/REKOMENDASI

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah di dapat, maka

saran/rekomendasi yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Rekomendasi/Saran Untuk Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DIY

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa masalah utama dalam

pengembangan pariwisata di DIY, brikut adalah permasalahan utama dan

rekomendasi yang dapat diberikan :

a. Jika dilihat dari tempat – tempat yang dikunjungi oleh responden, maka

potensi wisata yang ada DIY masih terpusat pada Kota Yogyakarta dan

Sleman saja. Untuk itu diperlukan promosi yang lebih ekstra untuk dapat

memeratakan kunjungan wisatawan di Yogyakarta. Misalnya saja dengan

media internet, pemerintah dapat masuk ke dalam web – web yang sering

digunakan oleh para wisatawan dalam merencanakan kunjunganya. Salah

satunya adalah Lonely Planet, yang merupakan kitab bagi para pelancong

backpacker. Pemerintah dapat memasukkan link – link yang dapat

mempromosikan daerah – daerah lain di DIY sehingga tidak hanya

seputar Sleman dan Kota Yogyakarta.

b. Rekomendasi yang kedua adalah mengenai ekspansi promosi wisata. Hal

ini perlu dilakukan mengingat wisatawan yang datang ke Yogyakarta


commit to user
sebagian besar adalah wisatawan Eropa, sementara dari negara lainya
perpustakaan.uns.ac.id 148
digilib.uns.ac.id

masih sangat sedikit. Sehingga akan lebih efektif jika dinas pariwisata

DIY lebih memaksimalkan promosi wisata di Luar wilayah Eropa.

c. Rekomendasi kebijakan yang ke tiga adalah memperbanyak event budaya

dan kesenian di Yogyakarta. Mengingat bahwa wisatawan asing ala

backpacker di Yogyakarta ini tidak fokus pada wisata belanja melainkan

wisata budaya.

d. Masalah lain yang timbul dalam pariwisata Yogyakarta adalah mengenai

informasi yang kurang lengkap dan penjelasan bahasa inggris yang

kurang. Dalam hal ini, peran TIC sangat besar. Menempatkan TIC pada

tempat – tempat yang dapat dengan mudah dilihat turis adalah salah satu

solusi yangbisa ditawarkan. Misalnya saja TIC di Jl. Malioboro, letaknya

sangat tidak strategis, harusnya di tempatkan di lokasi yang lebih dapat

dengan mudah terlihat oleh para wisatawan. TIC ini sangat penting

mengingat kedinamisan acara – acara kepariwisataan. Terkadang mereka

hanya mengetahui apa yang ada di guidebook, padahal kita mempunyai

lebih dari itu.

e. Menempatkan kotak saran di setiap hotel dan destinasi wisata dapat

dilakukan demi meningkatkan pelayanan wisata di Yogyakarta,

mengingat peran rekomendasi sangat besar dalam mempengaruhi

keputusan para wisatawan dalam memilih Yogyakarta sebagai salah satu

destinasi wisata mereka.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 149
digilib.uns.ac.id

2. Rekomendasi/Saran Untuk Pemerintah

a. Pemerintah harus bisa menciptakan sinergi yang optimal antara

stakeholder dan pemerintah. Misalnya saja untuk peningkatan kualitas

sumber daya manusia, pemerintah bisa memberikan pelatihan gratis bagi

para pekerja hotel, sehingga kualitas pelayanan pariwisata di Yogyakarta

semakin bagus.

b. Perlu adanya evaluasi setiap tahun mengenai semua sketor pariwisata

terutama sektor – sektor pariwisata seperti backpacker. Misalnya

mengadakan sarasehan dengan para pemilik hotel melati, guide, pedagang,

pengelola tempat wisata, dan sebagainya. Hingga pada nantinya semua

keluhan dan kendala yang mereka hadapi akan dapat tersampaikan dan

mendapatkan solusi.

c. Perlunya pemerintah mengadakan evaluasi dan penelitian yang

berkelanjutan tentang para backpacker di Yogyakarta. Walaupun mereka

di cap sebagai wisatawan dengan sedikit uang, akan tetapi pada

kenyataannya justru para wisatawan inilah yang justru memberikan

dampak langsung kepada perekonomian lokal Yogyakarta. Dari segi

ekonomi misalnya, masih banyak yang dapat di gali dari wisata segmen ini

misalnya saja tentang backpacker dan penciptaan lapangan kerja. Dengan

penelitian yang berkelanjutan, nantinya akan dapat menciptakan alternatif

baru dalam pengembangan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 150
digilib.uns.ac.id

3. Rekomendasi/Saran Untuk Peneliti lain

a) Salah satu kendala yang dihadapi oleh penulis adalah penelitian yang

dilakukan ketika low season, yaitu antara bulan Maret – Mei. Karena

dilakukan pada saat low season, maka penulis mengalamikesulitan

dalam mencari responden. Untuk itu, penulis memberikan saran bagi

peneliti lain untuk melakukan penelitian disaat peak season, sehingga

akan lebih mudah dalam mencari responden.

b) Rekomendasi untuk peneliti lain yang ke dua adalah peneliti dapat

melakukan penelitian yang sama di daerah yang berbeda di Indonesia.

Sehingga nantinya dapat dibandingkan antara daerah yang satu dengan

yang lainya, dan dapat di jadikan acuan daerah lain dalam

mengembangkan sektor pariwisata mereka.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 151
digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Backpacker Market Handout Tourism (2006). Australia : Tourism of Queensland

Data Pengunjung Unit Taman Wisata Candi Prambanan.2009. Yogyakarta :UPT


Candi Prambanan

Data Kunjungan Unit Taman Sari .2010. Yogyakarta : UPT Taman Sari.

Data Kunjungan Wisata Kraton Yogyakarta.2010. Yogyakarta : Penghaeng Tepas


Pariwisata Kraton Yogyakarta.

Departement Trade and Industri Of South Africa.2009. Backpacking and Youth

Travel in South Africa. South Africa.

Developing better statistics and reports (2002). Buerau of Tourism Research.


Australia.

DIY dalam Angka 2009.Bappeda DIY.

Diarta, I Ketut & Pitana, I Gede.2009.Pengantar Ilmu Pariwisata.Yogyakarta:


Penerbit Andi

Fredy herianto, Mas.2009.Mengenal Kraton Yogyakarta


Hadiningrat.Yogyakarta : Warna Mediasindo

Gula, Honours.2006. Backpacking Tourism : Morally Sound Travel Or Neo-


Colonial Conquest?. Dalhousie University

Hampton, Mark.2009.Researching Backpacker Tourism : Changing Narrative.


Kent Business School Working Paper 194.University of Kent,
Canterbury.

Hampton, Mark.2009.Responsible Backpacker Tourism :Contadiction or


contribution ? Small-scale Tourism and Local impact in Shout-East
Asia. Kent Business of School. University of Kent, Canterbury.

Hannam, Kevin and Ateljevic, Irena.2008.Backpacker Tourism : Concept and

Profile.Tourism Cultural Change :13.

Huang, Feng Yi.2008. Western and Asian Backpackers in Taiwan: Behaviour,


Motivation and Cultural Diversity. Asian Tourism : Growth and
Change. Chapter 14 pg 171.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 152
digilib.uns.ac.id

Indiarto, Nur & Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.


Yogyakarta :BPFE Yogyakarta.

Kompas.17 Mei 2010. Jateng Perlu Garap Potensi “Backpacker”.


www.Kompas.com

Kompas 17 mei 2010.Tips Backpacking.Kompas.com

Lickorish, Leonard and Jenkins,Carson L.1997.An Introdution to Tourism.Great


Britain : Butterworth Heinemann.

Markward, Ane.2008. Backpacker : The Next Generation ?. Auckland University


of Technology. Auckland

Ministry of Tourism. (2005). Backpacker visitors to New Zealand

Ministry of Tourism. (2006). The international backpacker market

Murphie, Laurie.2000. The United Kingdom Backpacker Market :A Profile of


Potential and Existing Visitors to Australia. Tourism Program James
Cook University

Natan,Uriely and Yonay, Yuval and Dalit, Simchai.Backpacking experience : A


Type and Form Analysis. Annals of Tourism Research 29(2). Pg 519 –
537.

New Zealand, Ministry of tourism. 2006. Accomodation Backpacker Sector. From


world wide web Http://www.tourismresearch.govt.nz.

Overseas Development Institute.2000.Pro-Poor Tourism : Putting Poverty at The


heart of The Tourism Agenda. Natural Resource Perspectives No. 51.
London

Pearce,Philip, Murphy Eric, and Bymer, Eric. EVOLUTION OF THE


BACKPACKER MARKET AND THE POTENTIAL FOR AUSTRALIAN
TOURISM. Sustainable Tourism Cooperative Research Centre :
Australia

Prideraux, Bruce, 2001. Nature Corridors : A Strategy For Regional Tourism

Development in Indonesia?. ASEAN Journal on Hospitality and

Tourism , Vol 1. Pp. 23 – 24.

Rogerson,C.2007. Backpacking : An Opportunity For Tourism Development ?.


South African Geographical Journal. 89(2).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 153
digilib.uns.ac.id

Scheyvens, Regina.2002.Backpacker Tourism And Third World Development.


Annals of Tourism Research, Vol 29, No 1, pp.144-164

Sekaran, Uma. 2006. Research Methode For Business 4th edition. New York :
John Willey & Sons, Inc

Sorensen,Anders.2003.Backpacker Enthnography.Annals of Tourism Research,


Vol. 30, No. 4, pp. 847–867, 2003

Statistik Kepariwisataan DIY.2008. Badan Pariwisata Daerah Provinsi DIY.

Sugiyono.2004.Metode Penelitian Bisnis.Bandung : CV Alfabeta

Tourism North Teritori Asutralia.2009.Backpacker Torism Report


Period :Financial Year 2009 -09. Australia.

Tze Ian, Lee and Musa, Gazali. 2005. Uncovering International Backpacker To

Malaysia. Backpacker tourism, pg 139 – 143.

Undang – Undang No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan

Virgie‟s Travel Guide. 29 November 2009. Top Five List : Lima Kampung
Backpacker Terbaik di Indonesia. Metro TV. Episode 24

www.yogyes.com/sepuluh tempat terpopuler di Yogyakarta.

World Tourism Organization.2005. Tourism Market Trend

Yoeti, Oka A. 2008.Ekonomi Pariwisata : Introduksi, Informasi, dan Aplikasi.


Jakarta : Kompas.

Zikmud, W.G.2000. Business Research Metodh, 6th edition. USA : Thomson


South Western

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 154
digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN

commit to user
155

DATA REPONDEN PENELITIAN


No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan
1 Belanda Sibylle Kapferer F 44 S3 Pengacara
2 Belanda Laura Pontan F 23 S1 Asisten Pengajar
3 Belanda Bruce Smith M 30 S2 Pekerja Gudang
4 Belanda Wang Qin F 26 S1 Staf Perusahaan
5 Belanda Robert M 28 S1 Pekerja Seni
6 Belanda Thomas M 51 S2 Guru/Dosen
7 Belanda Fan Gui Yan F 28 S1 Staf Perusahaan
8 Belanda Frederic M 46 S2 Pensiunan
9 Belanda Josefien Hoving F 20 SMA Pelajar/Mahasiswa
10 Belanda Paola Olmos F 27 S1 Staf Perusahaan
11 Belanda Dora Ruhen F 24 Lainya Pelajar/Mahasiswa
12 Belanda Nils Massaide M 28 S2 Guru/Dosen
13 Belanda Schmidt Arthur M 67 S3 Pensiunan
14 Belanda Joy Turner F 40 S1 Guru/Dosen
15 Belanda Aline F 37 S2 Pegawai Negeri
16 Belanda Borja Cameron M 29 S1 Manajer
17 Belanda Pavel Jares M 29 S2 Manajer
18 Belanda Irene Burger F 30 S2 Guru/Dosen
19 Belanda Hedy Aardema F 21 SMA Pelajar/Mahasiswa
20 Belanda Girerd M 32 S2 Pebisnis
21 Belanda AAhsle Hulden F 29 S1 Speech therapist
22 Belanda Richard M 23 S2 Pelajar/Mahasiswa
156

No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan


23 Belanda Eunan D'neil M 27 S2 Entertainer
24 Belanda Margreet F 30 SMA Administrator
25 Belanda David Robert M 58 S2 Tekhnisi
26 Belanda Julliet F 23 S2 Pelajar/Mahasiswa
27 Belanda Tanging M 26 S2 Pebisnis
28 Belanda Annelien Morete F 25 SMA Dokter/pekerja medis
29 Belanda J.F Limahelu M 75 S3 Pensiunan
30 Belanda JEAN F 70 S3 Pensiunan
31 Belanda Zoe Palco F 25 S1 Entertainer
32 Belanda Naly M 33 S2 Manajer
33 Belanda Peter M 63 Lainya Pensiunan
34 Belanda Roewe Sybinga F 26 S2 Pelajar/Mahasiswa
35 Belanda Ian Diederiel M 20 SMA Pelajar/Mahasiswa
36 Belanda Sparenza Casa F 21 S1 Pelajar/Mahasiswa
37 Belanda Christine F 29 Lainya Ibu Rumah Tangga
38 Belanda Inger Dreyer F 56 SMA konsultan
39 Belanda Lauren Ziemba F 25 S1 Pekerja Seni
40 Belanda Chris Torrington M 29 S1 Pelajar/Mahasiswa
41 Belanda Steve Drewe M 55 SMA Manajer
42 Belanda Wayne M 35 S1 Free Lance
43 Belanda Angelo M 27 S2 Pekerja Seni
44 Belanda Rigel M 29 S1 Insinyur
45 Belanda David M 29 S1 Manajer
46 Belanda Susi Weiss F 24 Lainya Pelajar/Mahasiswa
157

No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan


47 Belanda Michela F 27 S2 Akuntan
48 Belanda Henry Simon M 26 S1 Pekerja Sosial/LSM
49 Belanda Raes Awelie F 25 S1 Computer Progammer
50 Belanda JOhn M 60 S3 Dokter/pekerja medis
51 Belanda Voinier Bernard M 60 SMA Pensiunan
52 Belanda Gwendalen Hare F 25 S1 Pekerja Seni
53 Belanda Agnes Rethali F 33 S1 Pelajar/Mahasiswa
54 Belanda Michele F 29 S1 Pelajar/Mahasiswa
55 Belanda Deasy F 40 S2 Pekerja Seni
56 Belanda Ann Hussaini F 41 S2 Pekerja Seni
57 Belanda Arma Kunic F 20 S2 Pelajar/Mahasiswa
58 Belanda Ico Oliviera M 27 S2 Pelajar/Mahasiswa
59 Belanda Daniella F 28 S2 Pebisnis
60 Jerman JOdien Trageser M 29 S2 Entertainer
61 Jerman Annie F 20 SMA Pelajar/Mahasiswa
62 Jerman Andrew M 44 SMA Pebisnis
63 Jerman Alexander Weber M 28 S2 Pelajar/Mahasiswa
64 Jerman Massoels Wim M 24 SMA Manajer
65 Jerman Alex Little M 23 S1 Pelajar/Mahasiswa
66 Jerman Katherine F 22 S1 Dietitian
67 Jerman Nestor Munos M 28 S2 Guru/Dosen
68 Jerman Hiske F 28 S1 Disainer
69 Jerman Michaua Austie F 27 S2 Pelajar/Mahasiswa
70 Jerman Bhouchier F 25 S2 Pelajar/Mahasiswa
158

No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan


71 Jerman Alberto MOreno M 27 S1 Insinyur
72 Jerman Pia F 27 S2 Pelajar/Mahasiswa
73 Jerman Fiaran M 30 Lainya Disainer
74 Jerman Nathalie F 27 Lainya Intern
75 Jerman Silke F 27 Lainya Insinyur
76 Jerman Renata Bayer F 24 S1 Guru/Dosen
77 Jerman Novenka Ristie F 29 S2 Guru/Dosen
78 Jerman Hiroshi M 39 S2 Tekhnisi
79 Jerman Paolo M 26 S1 Ahli Kimia
80 Jerman Paolo M 36 S2 Pegawai Negeri
81 Jerman Inge Banger F 35 S2 Pebisnis
82 Jerman Lilith F 29 S1 Pekerja Seni
83 Jerman Francesco M 26 S1 Manajer
84 Jerman Merel Van Oijen F 23 S1 Pelajar/Mahasiswa
85 Jerman Joseje Schouvour F 22 S1 Pelajar/Mahasiswa
86 Jerman Maece F 28 S1 Entertainer
87 Jerman STefaan M 22 S1 Insinyur
88 Prancis Jach M 22 S2 Pelajar/Mahasiswa
89 Prancis Martyin Vermeulen M 29 S1 Manajer
90 Prancis Anne Lisa Mudde F 20 SMA Pelajar/Mahasiswa
91 Prancis Masset Markus M 38 S2 Insinyur
92 Prancis Catharina F 23 S1 Pegawai perusahaan
93 Prancis Mariane Heesen F 27 S1 pebisnis
94 Prancis Bruce M 33 S2 Pebisnis
159

No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan


95 Prancis Jean Louis M 45 S3 Peneliti
96 Prancis Lise F 18 SMA Pelajar/Mahasiswa
97 Prancis Jean Baptiste Bing M 28 S2 Pekerja Sosial/LSM
98 Prancis Christine Munch F 24 S1 Pelajar/Mahasiswa
99 Prancis Roger Bertrand M 63 S3 Pensiunan
100 Prancis F 23 SMA Pelajar/Mahasiswa
101 Prancis H. Schowjenaars M 24 S1 Pebisnis
102 Prancis Orhan Iblisi M 29 S2 Insinyur
103 Prancis Alban Scia M 25 S3 Peneliti
104 Prancis Sjoerd Hiaven M 30 S3 Manajer
105 Prancis James Richardshon M 40 S2 Pegawai Negeri
106 Prancis Amy F 27 S1 Guru/Dosen
107 Prancis Christina Dollan F 19 S1 Pelajar/Mahasiswa
108 Prancis Marus Turrer F 28 S1 Manajer
109 Inggris Marja de Hoop F 27 S1 Pebisnis
110 Inggris Daniel Barreh M 33 S1 Pekerja Seni
111 Inggris Kim U Ryn F 24 S1 Pelajar/Mahasiswa
112 Inggris Khristina F 24 S1 Pelajar/Mahasiswa
113 Inggris eli F 27 Lainya Pelajar/Mahasiswa
114 Inggris Quentien Beglinger F 29 S1 Pegawai Negeri
115 Inggris Francisko M 27 S2 Administrator
116 Inggris Inga Vagel F 23 Lainya Pelajar/Mahasiswa
117 Inggris Jalda Shafier F 22 S1 Pelajar/Mahasiswa
160

No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan


118 Inggris Sallus Laurent M 29 S2 Insiyur
119 Inggris Rihon Maice Laure F 27 S2 Insinyur
120 Inggris Stefan Marche M 35 S2 Pegawai Negeri
121 Inggris Gwendoline F 28 S2 Administrator
122 Inggris Celine F 21 S1 Pegawai perusahaan
123 Inggris Zsofia Hamori F 28 S1 Pebisnis
124 Inggris Tjardo Scolten M 23 S1 Guru/Dosen
125 Inggris Gabriella Kiss F 30 S2 Guru/Dosen
126 Inggris Ymke Mandeks F 21 S1 Pelajar/Mahasiswa
127 Amerika Bhloe F 21 S2 Pegawai perusahaan
128 Amerika Stetam Rogger M 33 S2 Pebisnis
129 Amerika Hans Klok M 22 S1 Pelajar/Mahasiswa
130 Amerika Nikki Herts F 24 S1 Pelajar/Mahasiswa
131 Amerika Bohm Lea F 26 S2 Manajer
132 Amerika Denis M 28 S2 Insinyur
133 Amerika De groof M 34 SMA Pegawai Negeri
134 Amerika Nooyens Kim F 29 S2 guide
135 Amerika Verena Scaffter F 36 S2 Pekerja Seni
136 Amerika Maryn Peperkamp F 33 S2 Pekerja Sosial/LSM
137 Amerika Karin Elmann F 21 S1 Pelajar/Mahasiswa
138 Amerika Brad M 28 S1 pebisnis
139 Amerika Julia F 25 SMA Asisten
140 Amerika Jane Smith F 27 S1 Pekerja Seni
161

No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan


141 Amerika Dereck Brooke M 37 S2 Tekhnisi
142 Belgia martin Bourdun M 30 SMA Pekerja Seni
143 Belgia Sues F 35 S1 Free Lance
144 Belgia Heidy Clark F 21 S1 Guru/Dosen
145 Belgia Edgar John M 30 S1 Entertainer
146 Belgia Park Ju lee F 40 S1 Pekerja Sosial/LSM
147 Belgia Joseph Federick M 29 S1 Pebisnis
148 Belgia Jonathan M 40 S2 Tekhnisi
149 Belgia Daniella F 20 S1 Pelajar/Mahasiswa
150 Belgia Frank M 28 S1 Pebisnis
151 Belgia Jennifer Fargo F 33 S1 Pebisnis
152 Italia Alex Secord M 28 S1 Peneliti
153 Italia Stephanie Roe F 27 S2 Pelajar/Mahasiswa
154 Italia Aaron Fargo M 33 S1 Pelajar/Mahasiswa
155 Italia Sophie Moi F 29 S2 Insinyur
156 Italia Paul Grida M 37 S2 Pebisnis
157 Italia Kelly F 24 S1 Akuntan
158 Italia Jrene Trodeman F 41 S1 Pebisnis
159 Spanyol Rick Gaumes M 29 S1 Pensiunan
160 Spanyol Heleen vd Velk F 34 S1 Disainer
161 Spanyol Amette F 27 S1 Guru/Dosen
162 Spanyol Louise F 28 S1 Dokter/pekerja medis
163 Spanyol Verena F 25 S3 Dokter/pekerja medis
162

No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan


164 Ireland Julia F 25 S3 Dokter/pekerja medis
165 Ireland Olivia F 36 S2 Guru/Dosen
166 Ireland Steve M 15 Lainya Pelajar/Mahasiswa
167 Ireland Cerne F 22 S1 Pekerja Sosial/LSM
168 Ireland Celina F 30 S2 Dokter/pekerja medis
169 Switzerland Clara F 30 S2 Pebisnis
170 Switzerland Huga Camsbell M 36 S2 Pebisnis
171 Switzerland Maureen F 23 S1 Pelayan Restoran
172 Switzerland Eva F 21 S1 Pelayan toko
173 Switzerland Charelle Alciham F 26 S2 Pebisnis
174 Australia Gerbe Pord M 31 S1 Pelajar/Mahasiswa
175 Australia Martine Pool F 32 S2 Manajer
176 Australia de Rychel Lieme-yon M 21 S1 Pelajar/Mahasiswa
177 Australia Peder Fox M 31 S1 Guru/Dosen
178 Hungaria Sharon Dgusma F 24 S2 Politkus
179 Hungaria Steve Miller M 40 S2 Guru/Dosen
180 Hungaria Rutger Bwiskool M 32 S2 Insinyur
181 Korea Sylvia Boelhouwer F 32 S2 Free Lance
182 Korea Karin F 28 SMA Manajer
183 Singapura Eutjo Slageer M 35 SMA Manajer
184 Singapura Geralda F 34 S1 Asisten
185 Argentina Ema F 21 S1 Pelajar/Mahasiswa
186 Afrika Selatan Chris M 24 S1 Pegawai perusahaan
187 Austria Mitch Memala M 24 S1 Insinyur
163

No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan


188 Austria Richard M 24 S2 Insinyur
189 China David M 25 SMA Pebisnis
190 China Ame Laure Gassino F 27 S2 Akuntan
191 Jepang Claudia F 23 S1 Pegawai Negeri
192 Kanada Nathien M 28 S2 Insinyur
193 Kanada Justin M 28 S1 Guru/Dosen
194 Kanada Allie Gaffith F 20 SMA Panjaga Toko
195 Kanada Caitlinn Kaczowka F 21 SMA Pelajar/Mahasiswa
196 Meksiko Bas Straver M 27 S1 Manajer
197 Norwaygia Paola Reintjo F 28 S1 Administrator
198 Norwaygia Jacys F 29 S2 Pebisnis
199 Republik Ceko Gisela Serraw F 27 S2 Pegawai Negeri
200 Taiwan John Sukon M 54 S1 Insinyur
164

ALOKASI BUDGET WISATAWAN ASING ALA BACKPACKER DI YOGYAKARTA

No. Budget akomodasi Shopping FB sightseeing Transport Entertainment Others


(Rp.) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 4000000 25,00 0,00 12,50 12,50 25,00 0,00 25,00
2 1600000 31,25 6,25 31,25 12,50 6,25 0,00 12,50
3 1660000 21,69 0,00 36,14 30,12 6,02 0,00 6,02
4 1920000 21,88 0,00 31,25 15,63 15,63 10,42 5,21
5 1120000 35,71 0,00 10,71 44,64 8,93 0,00 0,00
6 1775000 14,08 22,54 28,17 16,90 7,04 11,27 0,00
7 1920000 21,88 0,00 31,25 15,63 15,63 10,42 5,21
8 948000 37,97 0,00 18,99 31,65 11,39 0,00 0,00
9 5000000 20,00 32,00 24,00 10,00 12,00 0,00 2,00
10 590000 20,34 0,00 20,34 50,85 8,47 0,00 0,00
11 1000000 30,00 0,00 15,00 30,00 10,00 0,00 15,00
12 500000 12,00 0,00 20,00 40,00 20,00 0,00 8,00
13 600000 10,00 16,67 16,67 41,67 10,00 0,00 5,00
14 750000 20,00 0,00 13,33 33,33 13,33 0,00 20,00
15 6400000 0,00 46,88 18,75 18,75 15,63 0,00 0,00
16 1540000 62,34 0,00 7,79 15,58 6,49 7,79 0,00
17 570000 26,32 0,00 21,05 26,32 8,77 13,16 4,39
18 1200000 18,75 20,83 25,00 29,17 6,25 0,00 0,00
19 1170000 10,26 17,09 17,09 25,64 8,55 8,55 12,82
165

Budget Akomodasi Shopping FB Sightseeing Transport Entertainment Others


No.
(Rp.) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
20 1000000 30,00 0,00 20,00 30,00 10,00 10,00 0,00
21 1000000 24,00 22,00 18,00 26,00 10,00 0,00 0,00
22 600000 0,00 0,00 16,67 66,67 16,67 0,00 0,00
23 900000 25,00 0,00 33,33 33,33 5,56 0,00 2,78
24 2000000 50,00 7,50 12,50 15,00 5,00 10,00 0,00
25 745000 14,09 0,00 24,16 40,27 8,05 13,42 0,00
26 700000 15,00 0,00 17,14 42,86 10,71 14,29 0,00
27 1500000 13,33 6,67 40,00 33,33 6,67 0,00 0,00
28 1510000 13,91 0,00 39,74 39,74 6,62 0,00 0,00
29 5000000 20,00 20,00 24,00 20,00 6,00 10,00 0,00
30 970000 24,74 8,25 30,93 30,93 5,15 0,00 0,00
31 1500000 40,00 0,00 20,00 20,00 20,00 0,00 0,00
32 2050000 48,78 0,00 14,63 12,20 4,88 0,00 19,51
33 600000 20,00 0,00 16,67 41,67 16,67 0,00 5,00
34 1500000 16,00 6,67 33,33 20,67 13,33 6,67 3,33
35 1575000 15,24 19,05 31,75 12,70 6,35 8,57 6,35
36 5860000 17,92 14,33 25,09 17,06 17,06 8,53 0,00
37 3500000 14,29 28,57 21,43 28,57 7,14 0,00 0,00
38 6500000 15,38 15,38 23,08 15,38 15,38 10,77 4,62
39 1000000 40,00 0,00 20,00 30,00 10,00 0,00 0,00
40 4860000 40,33 6,17 28,81 10,29 14,40 0,00 0,00
166

Budget Akomodasi Shopping FB Sightseeing Transport Entertainment Others


No.
(Rp.) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
41 2000000 20,00 10,00 22,50 20,00 10,00 0,00 17,50
42 790000 15,19 12,66 15,19 44,30 12,66 0,00 0,00
43 1230000 39,84 0,00 28,46 20,33 11,38 0,00 0,00
44 1000000 20,00 10,00 15,00 50,00 5,00 0,00 0,00
45 1000000 24,00 5,00 28,00 30,00 5,00 0,00 8,00
46 1000000 25,00 5,00 25,00 35,00 10,00 0,00 0,00
47 1000000 25,00 5,00 25,00 35,00 10,00 0,00 0,00
48 1500000 26,67 20,00 6,67 26,67 20,00 0,00 0,00
49 1700000 47,06 0,00 23,53 17,65 8,82 0,00 2,94
50 1200000 40,83 0,00 29,17 16,67 8,33 5,00 0,00
51 1500000 33,33 6,67 20,00 33,33 6,67 0,00 0,00
52 1500000 33,33 0,00 20,00 33,33 6,67 0,00 6,67
53 1500000 24,00 13,33 20,00 33,33 9,33 0,00 0,00
54 2000000 30,00 7,50 30,00 17,50 7,50 0,00 7,50
55 1200000 25,00 0,00 25,00 25,00 25,00 0,00 0,00
56 1190000 20,17 8,40 33,61 29,41 8,40 0,00 0,00
57 1800000 40,00 6,67 13,33 20,00 13,33 6,67 0,00
58 1200000 40,00 10,00 20,00 10,00 10,00 10,00 0,00
59 1000000 30,00 0,00 30,00 30,00 10,00 0,00 0,00
60 900000 26,67 0,00 17,78 44,44 11,11 0,00 0,00
61 1000000 40,00 10,00 15,00 25,00 10,00 0,00 0,00
62 700000 21,43 0,00 21,43 42,86 14,29 0,00 0,00
167

Budget Akomodasi Shopping FB Sightseeing Transport Entertainment Others


No.
(Rp.) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
63 850000 23,53 0,00 28,24 35,29 7,06 0,00 5,88
64 1400000 28,57 10,71 14,29 28,57 4,29 7,14 6,43
65 2400000 20,00 10,00 30,00 20,00 5,83 10,00 4,17
66 800000 9,38 21,88 30,00 25,00 7,50 6,25 0,00
67 1250000 14,40 14,40 31,20 16,00 8,00 8,00 8,00
68 730000 24,66 0,00 41,10 27,40 6,85 0,00 0,00
69 695000 21,58 8,63 32,37 28,78 8,63 0,00 0,00
70 550000 27,27 9,09 18,18 18,18 27,27 0,00 0,00
71 500000 50,00 0,00 20,00 20,00 10,00 0,00 0,00
72 1100000 27,27 0,00 27,27 27,27 9,09 0,00 9,09
73 1450000 20,69 3,45 41,38 20,69 6,90 0,00 6,90
74 1500000 40,00 10,00 20,00 20,00 10,00 0,00 0,00
75 2000000 20,00 0,00 20,00 50,00 10,00 0,00 0,00
76 2200000 68,18 0,00 4,55 22,73 0,00 4,55 0,00
77 1050000 14,29 9,52 28,57 28,57 9,52 9,52 0,00
78 2400000 10,00 0,00 25,00 40,00 5,00 0,00 20,00
79 1010000 14,85 9,90 35,64 29,70 9,90 0,00 0,00
80 1500000 16,67 8,00 23,33 26,67 10,00 5,33 10,00
81 1500000 20,00 3,33 28,00 26,67 2,00 5,33 14,67
82 1450000 34,48 6,90 17,24 27,59 3,45 3,45 6,90
83 980000 16,33 0,00 32,65 40,82 10,20 0,00 0,00
168

Budget Akomodasi Shopping FB Sightseeing Transport Entertainment Others


No.
(Rp.) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
84 5000000 26,00 4,00 10,00 20,00 20,00 20,00 0,00
85 700000 14,29 14,29 17,14 21,43 21,43 0,00 11,43
86 1300000 43,08 7,69 19,23 15,38 9,23 0,00 5,38
87 2000000 0,00 25,00 35,00 20,00 5,00 10,00 5,00
88 1800000 16,67 5,56 38,89 22,22 8,33 5,56 2,78
89 1600000 31,25 6,25 31,25 12,50 6,25 0,00 12,50
90 1000000 36,00 0,00 15,00 35,00 6,00 0,00 8,00
91 4200000 23,81 0,00 11,90 11,90 28,57 0,00 23,81
92 2025000 25,93 14,81 34,57 19,75 4,94 0,00 0,00
93 1500000 20,00 20,00 26,67 20,00 6,67 6,67 0,00
94 400000 25,00 0,00 12,50 37,50 12,50 12,50 0,00
95 1500000 33,33 0,00 26,67 26,67 3,33 3,33 6,67
96 1030000 16,50 9,71 19,42 43,69 7,77 2,91 0,00
97 920000 19,57 10,87 21,74 32,61 4,35 10,87 0,00
98 1500000 20,00 13,33 14,00 26,67 8,00 6,67 11,33
99 2000000 50,00 0,00 20,00 22,50 7,50 0,00 0,00
100 1475000 25,42 13,56 33,90 20,34 6,78 0,00 0,00
101 1400000 21,43 7,14 28,57 21,43 10,71 7,14 3,57
102 1190000 20,17 16,81 33,61 25,21 4,20 0,00 0,00
103 1500000 40,00 6,67 26,67 20,00 6,67 0,00 0,00
104 1600000 18,75 18,75 31,25 18,75 9,38 0,00 3,13
169

Budget Akomodasi Shopping FB Sightseeing Transport Entertainment Others


No.
(Rp.) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
105 1300000 16,15 0,00 16,15 32,31 6,46 15,38 13,54
106 1500000 10,67 33,33 8,00 16,67 10,00 13,33 8,00
107 1000000 12,00 0,00 40,00 25,00 10,00 0,00 13,00
108 1740000 24,14 5,75 40,23 22,99 6,90 0,00 0,00
109 2000000 8,50 60,00 10,00 5,00 10,00 2,50 4,00
110 1700000 52,94 0,00 23,53 17,65 2,94 2,94 0,00
111 2000000 8,50 60,00 10,00 5,00 10,00 2,50 4,00
112 2000000 50,00 15,00 15,00 15,00 5,00 0,00 0,00
113 1900000 52,63 10,53 15,79 15,79 5,26 0,00 0,00
114 1000000 37,50 0,00 37,50 12,50 12,50 0,00 0,00
115 1425000 26,32 14,04 28,07 14,04 10,53 7,02 0,00
116 600000 25,00 16,67 16,67 33,33 8,33 0,00 0,00
117 1000000 12,00 20,00 35,00 25,00 8,00 0,00 0,00
118 1430000 9,09 6,99 20,98 20,98 20,98 20,98 0,00
119 1000000 40,00 10,00 14,00 25,00 4,00 0,00 7,00
120 1500000 26,67 40,00 10,00 20,00 3,33 0,00 0,00
121 750000 33,33 0,00 26,67 26,67 6,67 6,67 0,00
122 600000 25,00 0,00 25,00 41,67 8,33 0,00 0,00
123 2000000 15,00 15,00 20,00 25,00 6,00 5,00 14,00
124 1500000 30,00 23,33 13,33 20,00 3,33 0,00 10,00
125 3500000 14,29 14,29 42,86 20,00 5,71 0,00 2,86
170

Budget Akomodasi Shopping FB Sightseeing Transport Entertainment Others


No.
(Rp.) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
126 1500000 26,67 6,67 26,67 26,67 6,67 0,00 6,67
127 4500000 22,22 22,22 22,22 11,11 11,11 11,11 0,00
128 1975000 15,19 25,32 15,19 25,32 7,59 6,33 5,06
129 1650000 30,30 18,18 18,18 12,12 9,09 12,12 0,00
130 2000000 17,50 10,00 35,00 15,00 12,50 10,00 0,00
131 1100000 0,00 36,36 22,73 36,36 4,55 0,00 0,00
132 1500000 0,00 13,33 25,00 26,67 6,67 16,67 11,67
133 3150000 15,87 47,62 15,87 6,35 6,35 7,94 0,00
134 2000000 30,00 20,00 22,50 20,00 5,00 2,50 0,00
135 2650000 37,74 18,87 18,87 18,87 5,66 0,00 0,00
136 1270000 18,90 15,75 22,05 27,56 15,75 0,00 0,00
137 2950000 25,42 16,95 33,90 16,95 6,78 0,00 0,00
138 1200000 0,00 33,33 20,83 37,50 4,17 0,00 4,17
139 1630000 29,45 18,40 24,54 21,47 6,13 0,00 0,00
140 2000000 18,00 10,00 30,00 25,00 10,00 0,00 7,00
141 930000 19,35 0,00 26,88 43,01 10,75 0,00 0,00
142 420000 16,67 0,00 23,81 47,62 11,90 0,00 0,00
143 1110000 13,51 45,05 9,01 27,03 5,41 0,00 0,00
144 930000 19,35 0,00 26,88 43,01 10,75 0,00 0,00
145 1250000 24,00 0,00 36,00 32,00 8,00 0,00 0,00
146 1160000 36,21 8,62 12,07 34,48 8,62 0,00 0,00
171

Budget Akomodasi Shopping FB Sightseeing Transport Entertainment Others


No.
(Rp.) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
147 1290000 37,98 0,00 27,13 27,13 7,75 0,00 0,00
148 1950000 25,64 5,13 25,64 20,51 7,69 5,13 10,26
149 3750000 32,00 5,33 20,00 26,67 6,67 5,33 4,00
150 1200000 10,00 15,00 20,00 30,00 5,00 10,00 10,00
151 1200000 10,00 15,00 20,00 30,00 5,00 10,00 10,00
152 1000000 27,00 12,00 15,00 40,00 6,00 0,00 0,00
153 2700000 44,44 22,22 3,70 18,52 3,70 3,70 3,70
154 2000000 50,00 15,00 10,00 20,00 5,00 0,00 0,00
155 2000000 50,00 15,00 10,00 20,00 5,00 0,00 0,00
156 1740000 48,28 3,45 13,79 17,24 5,75 5,75 5,75
157 1740000 48,28 3,45 13,79 17,24 5,75 5,75 5,75
158 980000 48,98 0,00 10,20 30,61 10,20 0,00 0,00
159 1950000 17,95 25,64 25,64 20,51 0,00 10,26 0,00
160 1950000 17,95 25,64 25,64 20,51 0,00 10,26 0,00
161 1000000 30,00 15,00 10,00 30,00 6,00 6,00 3,00
162 1000000 20,00 0,00 20,00 40,00 10,00 0,00 10,00
163 1000000 25,00 0,00 25,00 25,00 15,00 0,00 10,00
164 1430000 37,76 0,00 20,98 24,13 3,15 13,99 0,00
165 1430000 37,76 0,00 20,98 24,13 3,15 13,99 0,00
166 1000000 10,00 0,00 30,00 40,00 20,00 0,00 0,00
167 5200000 19,23 19,23 19,23 11,54 2,31 19,23 9,23
172

Budget Akomodasi Shopping FB Sightseeing Transport Entertainment Others


No.
(Rp.) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
168 1250000 32,00 0,00 32,00 32,00 4,00 0,00 0,00
169 1200000 25,00 0,00 25,00 41,67 8,33 0,00 0,00
170 1200000 25,00 0,00 25,00 41,67 8,33 0,00 0,00
171 1000000 28,00 0,00 30,00 25,00 12,00 0,00 5,00
172 690000 26,09 0,00 23,19 43,48 7,25 0,00 0,00
173 800000 25,00 0,00 15,00 50,00 10,00 0,00 0,00
174 690000 26,09 0,00 23,19 43,48 7,25 0,00 0,00
175 800000 25,00 0,00 15,00 50,00 10,00 0,00 0,00
176 1600000 28,13 0,00 31,25 21,88 9,38 0,00 9,38
177 1000000 15,00 15,00 15,00 30,00 10,00 10,00 5,00
178 1000000 15,00 15,00 15,00 30,00 10,00 10,00 5,00
179 6750000 44,44 8,89 17,78 17,78 8,89 2,22 0,00
180 4570000 30,63 5,47 21,88 26,26 13,13 2,63 0,00
181 1650000 5,45 3,64 3,64 7,27 36,36 36,36 7,27
182 1000000 16,00 0,00 20,00 35,00 10,00 0,00 19,00
183 2000000 20,00 10,00 20,00 20,00 7,50 10,00 12,50
184 980000 48,98 0,00 10,20 30,61 10,20 0,00 0,00
185 930000 19,35 0,00 26,88 43,01 10,75 0,00 0,00

Keterangan :
FB : Food &
Beverages
perpustakaan.uns.ac.id QUESTIONNAIRE digilib.uns.ac.id
“FOREIGN BACKPACKER TOURIST EXPENDITURE PATTERN
PROFILE IN YOGYAKARTA”
By: Devi Putri Maritha Student Of Economic Faculty UNS, SOLO, Central Java

Dear Mr/Mrs/Miss,

I am Devi Putri Maritha the student of economics Faculty UNS Solo, Central Java.
Now, I‟m conducting my research to finish my bachelor degree. So, if you don‟t
mind, I would like to ask you a favor to fill this questionnaire below based on
your experiences travel in Yogyakarta. I really appreciate if you could help me.
Thank you so much and I hope you have a great time in Yogyakarta.

A. IDENTITY

1. Name : ……………………………...
2. Sex : Female Male
3. Age :………………………………
4. E-mail Address : ……………………………...
5. Country of origin : ……………………..
a. Netherland f. England k. Other ………..
b. Germany g. Japan
c. French h. Malaysia
d. U.S.A i. Singapore
e. Australia j. South Korea
6. Education Level : ………………….
a. Doctoral Degree d. High school
b. Master Degree e. Other …………..
c. Bachelor Degre
7. Occupation/Job : ……………
a. Student g. Free Lance m. Technician
b. Businessman/woman h.Accountant n. Teacher
c. Government servant i. Doctor/medical worker o. Engineer
d. Designer j.Art worker p. NGO/social worker
e. Entertainer k. Researcher q. Company
staff
f. Manager l. Retired r. Other
………….

B. TRAVEL CHARACTERISTIC

8. With whom you do your trip to Yogyakarta ….?


a. Alone d. Family
b. Friends/patners e. Others ……….
c. Group
9. How many time have you beencommit to user
visit Yogyakarta …… ?
perpustakaan.uns.ac.id 174
digilib.uns.ac.id

a. First time d. third


b. Twice e. More than three times
10. What kind of local transportation mostly you used when you are in
Yogyakarta ?
a. Public Bus d. Pedicab (Becak) g. Others
…………..
b. Trans Jogja Bus e. Andong
c. Taxi f. Motorcycle
11. Please mention the places (tourist destinations) you planned to visit during
your trip in Yogyakarta ?
a. …………
b. …………
c. ………
d. ………
e. ………

12. Please mention the places (tourist destinations) you have already visited
during your trip in Yogyakarta ?
a. …………
b. …………
c. ………
d. ………
e. ………

13. How long you will stay at Yogyakarta ? Answer:………………days


14. Where are your destinations besides Yogyakarta :
a. South-East Asia
b. Someplaces in Indonesia, mention …………………..
c. Only Yogyakarta
d. Other ……………………….
15. What type of accomodations you stayed when you‟re in Yogyakarta ?
a. Budget accomodation like Hostel/motels/Guesthouse
b. Relatives/Friend‟s house
c. Big Hotel/stars hotel
16. Where are you usually having lunch and dinner during your visit at
Yogyakarta ?
a. In hotel/guesthouse/motel/hostel
b. Restaurant/café
c. Local restaurant like lesehan/warung makan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 175
digilib.uns.ac.id

17. You know about Yogyakarta from ………


a. Internet f. Newspapper
b. Guidebooks g. Airlines
c. friends/relatives h.TV Programme
d. Magazine i. Travel Agent
e. Tourism Board j. Others ………………..
18. What type of source of information you used for planning your trip to
Yogyakarta ?
a. Internet f. Newspapper
b. Guidebooks g. Airlines
c. Recomendation from friends/relatives h.TV Programme
d. Magazine i. Travel Agent
e. Tourism Board j. Others …………………..
19. Please give a check () to the number between 1 -6 that suitable with your
opinion about tourism services in Yogyakarta below.
Explanation :
1 = Very Good 3 = Good Enough 5 = Very Bad
2 = Good 4 = Bad 6 = Doesn‟t Know
Range Of Opinion
No Item Services
1 2 3 4 5 6
1. Infrastructures
a. Airport
b. Railway Station
c. Bus Station
d. Local Transportation Network
e. Health Care
f. Telekomunication network (internet, phone
network, etc)
g. Electricity
h. Parking Facilities
2. Attraction:
a. Landscape
b. Mountain
c. Beach
d. Historic and Modern Building
e. Castles (like taman sari, vandenburg, etc)
f. Monument
g. Garden & Park
h. Museum
i. Theatres
j. Art & Craft
k. History commit to user
l. Carnival
perpustakaan.uns.ac.id 176
digilib.uns.ac.id

m. Festival
4. Facilities :
a. Accomodations : Hotel/motel/guesthouse
b. Transportation equipments :
- Trans Jogja Bus,
- Public Bus
- Traditional transport : Becak, andong
- Taxi
c. Restaurants/Warungs
d. Bank/Money Changer
e. Tourist Information Centre
f. Retail Outlet
g. Guide

C. EXPENDITURE PATTERN
20. How much is your trip budget to visit Yogyakarta ?
Answer : ………………………………………….
21. How much you allocate your budget for :
a. Accomodation : ………………
b. Shopping :………………
c. Food &beverages :……………….
d. Sigthseeing :………………
e. Transportation :……………….
f. Entertainment :……………….
g. Others ………………..
22. Do you have a plan to visit Yogyakarta again ?
a. Yes b. No
23. Will you recommend Yogyakarta as one of the best tourism destinations in
Indonesia that must be visited to your friends/relatives?
a. Yes b. No

General opinion:
……………………………………………………………………………………

commit to user
…. Thank You …..
perpustakaan.uns.ac.id 177
digilib.uns.ac.id

commit to user

Anda mungkin juga menyukai